Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Pemasaran Hasil Produk Perikanan

A. DEFINISI PASAR

Dalam kehidupan sehari-hari, seorang mendefinisikan pasar nir terlepas menurut peran orang tersebut dalam pasar. Apakah ia menjadi pembuat, lembaga pemasaran atau sebagai konsumen.

Definisi pasar bagi produsen adalah sebagai tempat untuk menjual barang atau jasa yang dihasilkan.

Bagi lembaga pemasaran, pasar merupakan tempat untuk melakukan aktifitas usaha dengan melaksanakan fungsi - fungsi pemasaran tertentu sehingga lembaga pemasaran mendapatkan keuntungan.

Konsumen mendefinisikan pasar sebagai tempat untuk membeli barang atau jasa sehingga konsumen tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
Kegiatan pemasaran hasil perikanan.

B. DEFINISI PEMASARAN

Ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain adalah :

1. Dahl dan Hammond (1977).Pemasaran digambarkan sebagai urutan, langkahlangkah atau tahapan-tahapan yang merupakan gerakan produksi dari satu titik produksi sampai titik konsumsi akhir.

2. Hanafiah dan Saefuddin (1986). Pemasaran merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan, menjaga dan meningkatkan nilai dan kegunaan dari barang dan jasa. Kegunaan yang

sanggup diciptakan sang kegiatan pemasaran mencakup penciptaan & peningkatan nilai kegunaan loka, ketika & kepemilikan.

3. Rifianto (1989). Pemasaran adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan atau penambahan kegunaan daripada barang dan jasa dengan tujuan untuk menempatkan barangbarang ke konsumen akhir. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan pemasaran yang dilihat

berdasarkan arus barang yang meliputi beberapa proses, yaitu pengumpulan (konsentrasi), pengimbangan (equalisasi) dan penyebaran (dispersi).

3. Downey dan Erikson (1989). Pemasaran merupakan ilmu yang menelaah terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomis melalui lembaga pemasaran kepada konsumen.

4. Philip Kotler dan Gary Amstrong (1990). Pemasaran merupakan suatu usaha dengan menggunakan pasar untuk melakukan pertukaran yang bertujuan untuk memenuhi keinginan manusia.

5. Bell (1996). Pemasaran merupakan bagian manajemen yang diterapkan secara strategis dalam perencanaan, pengaturan dan pengawasan dengan motivasi untuk mencapai keuntungan dengan jalan memenuhi kebutuhan konsumen secara baik dengan melakukan integrasi usaha ke belakang (backward inkage) maupun integrasi ke depan (forward linkage). Integrasi usaha ke belakang pada umumnya bertujuan untuk menjamin ketersediaan bahan baku, sedangkan integrasi ke depan lebih menekankan aspek pemasaran. Integrasi usaha ini dapat dilakukan melalui kegiatan pengolahan, pendirian lembaga keuangan dan penjualan dalam suatu sistem pemasaran.

C. PEMASARAN HASIL PERIKANAN

Sebagai proses produksi yang komersial, maka pemasaran output perikanan adalah kondisi mutlak yang diperlukan pada pembangunan perikanan. Sistem pemasaran yg berfungsi dengan baik, ditunjukkan melalui harga, kecendrungan konsumen terhadap satu jenis komoditas & nilai ekonomi yg menyertai kecendrungan tersebut.

Peranan pemasaran output perikanan pada mempertahankan produksi sangat penting sekali lantaran :

  1. Keberhasilan dalam mengatur pola produksi tergantung pada sistem pemasaran yang efektif untuk menjembatani permasalahan yang kompleks dalam kaitannya dengan permintaan dan penawaran pada sistem pemasaran.
  2. Pengetahuan pasar yang terperinci tentang dimana, kapan dan berapa jumlah produk yang dapat dijual adalah penting dalam menentukan produk perikanan mana yang akan dikembangkan.

Dalam pemasaran hasil perikanan, perludiperhatikan ciri-karakteristik dari produk perikanan yaitu (Hanafiah dan Saefuddin, 1986) :

  1. Produk perikanan bersifat musiman. Produksi hasil perikanan hanya dapat dihasilkan pada musim-musim tertentu, jauh berbeda dengan produk-produk industri yang dapat dihasilkan setiap waktu. Tetapi sekarang dengan teknologi yang baru sudah mulai dikembangkan usaha-usaha produksi dengan harapan hasilnya akan mampu memenuhi permintaan konsumen. Salah satu usaha peningkatan produksi di bidang perikanan adalah usaha budidaya seperti peternakan dan pembesaran ikan.
  2. Produk perikanan tidak bisa dihasilkan di sembarang tempat. Produk hasil perikanan hanya dihasilkan di daerah-daerah yang berhubungan dengan wilayah perairan, baik perairan laut maupun perairan darat. Produksi yang dilakukan oleh nelayan dan petani ikan terpencar di daerah-daerah dimana perairan, tanah dan iklimnya memberi kemungkinan cocok untuk berproduksi dan kadang-kadang lokasinya sangat jauh dari pusat-pusat konsumsi atau pasar. Dengan tidak dapat diproduksi disembarang tempat, maka diperlukan juga aktifitas pengangkutan dan pendistribusian yang tepat untuk mengantarkan produk perikanan dari daerah produsen ke daerah konsumen.
  3. Produk perikanan bersifat segar dan mudah rusak. Kesegaran produk perikanan yang dihasilkan nelayan atau petani ikan biasanya tidak dapat bertahan lama setelah ditangkap, hal itu mengakibatkan produk tersebut harus dijual secepatnya. Apabila terjadi keterlambatan dalam penanganan produk segar ini, maka akan menurunkan kualitas dan mutu sehingga dikhawatirkan harganya pun akan menjadi turun. Dengan sifat mudah rusak, maka perlu menjadi perhatian yang serius baik nelayan maupun lembagalembaga pemasaran yang ikut terlibat didalamnya.
  4. Jumlah atau kualitas hasil perikanan dapat berubah-ubah. Jumlah dan kualitas dari hasil perikanan tidak selalu tetap, tetapi berubah-ubah dari tahun ke tahun. Ada tahun-tahun dengan jumlah dan kualitas hasil perikanan baik dan ada pula tahun-tahun dengan jumlah dan kualitas hasil perikanan merosot, karena sangat tergantung pada keadaan cuaca serta kondisi perairan.
  5. Produk perikanan merupakan bahan dasar. Berbagai produk perikanan sebagian besar merupakan bahan dasar, yang dapat diproses lebih lanjut menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Berbagai usaha untuk memperoleh nilai tambah dapat dilakukan, apalagi jika dikaitkan dengan penyerapan tenaga kerja misalnya dalam bentuk agroindustri perikanan dengan pertimbangan mana yang lebih menguntungkan dan mempunyai prospek pasar yang lebih baik. Pemasaran hasil perikanan meliputi berbagai aktivitas yang dilakukan mulai dari pengadaan sarana produksi, produksi, pengolahan pasca panen serta bagaimana pemasaran bisa dilakukan. Tanpa kegiatan pemasaran maka produk perikanan yang dihasilkan akan menjadi barang yang tidak bermanfaat.

Pemasaran hasil perikanan mempunyai sejumlah karakteristik, antara lain adalah (Hanafiah & Saefuddin, 1986) :

  1. Sebagian besar dari hasil perikanan berupa bahan makanan yang dipasarkan diserap oleh konsumen akhir secara relatif stabil sepanjang tahun, sedangkan penawarannya sangat tergantung kepada produksi yang sangat dipengaruhi oleh iklim.
  2. Pada umumnya pedagang pengumpul memberi kredit (advanced payment ) kepada produsen sebagai ikatan atau jaminan untuk dapatmemperoleh bagian terbesar dari hasil perikanan dalam waktu tertentu.
  3. Saluran pemasaran hasil perikanan umumnya terdiri dari produsen (petani ikan), pedagang perantara sebagai pengumpul, grosir (wholesaler ), pedagang eceran, dan konsumen (industri pengolahan atau konsumen akhir).
  4. Pergerakan hasil perikanan berupa bahan makanan dari produsen sampai konsumen pada umumnya meliputi proses pengumpulan, pengimbangan, dan penyebaran, dimana proses pengumpulan merupakan proses yang terpenting.
  5. Kedudukan terpenting dalam pemasaran hasil perikanan terletak pada pedagang pengumpul karena berhubungan dengan fungsinya sebagai pengumpul dari daerah produksi yang terpencar-pencar, skala produksi kecilkecil, dan produksinya bersifat musiman.

Sumber : Emmy Lilimantik. Definisi Pasar, Pemasaran dan Pemasaran Hasil Perikanan. Universitas Lambung Mangkurat Kal-Sel.

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN MAANVIS

Beberapa jenis ikan hias air tawar yang banyak disukai oleh para kolektor pada luar negeri antara lain ; Tetra, Maanvis, Diskus, Cupang, Severum, Balck Ghost, dan banyak lagi. Peluang ini sekaligus adalah tantangan bagi para pembudidaya dan pengusaha Indonesia buat lebih menaikkan ekspor ikan hiasnya.

Saat ini, ekspor ikan hias berdasarkan tahun ke tahun memberitahuakn kenaikan yang signifikan. Jika dilihat menurut volume ekspor tahun 1998 berjumlah hanya 192 ton dan pada tahun 2002 berjumlah 3.513 ton yang berarti kenaikan per tahun homogen-rata sekitar 343,6 % ( Dirjen Perikanan Budidaya, Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003 ).

Dengan data & keterangan yang ada, sanggup diartikan bahwa komoditas ikan hias ini masih sanggup dipacu lagi pengembangannya. Untuk itu, guna mencapai keinginan yang kita inginkan yakni menyumbangkan devisa menurut sector perikanan budidaya, maka cara yang perlu kita lakukan adalah menggunakan menaikkan kesehatan ikan yg kita budidayakan sehingga produksinya meningkat.

Kata maanvis asal dari bahasa Belanda yg berarti ?Ikan Bulan? Karena bentuknya yg seperti bulan purnama. Didunia internasional, ikan ini dikenal menggunakan nama ?Angel fish? Atau ?Ikan Bidadari? Karena gerakannya yang lemah gemulai menggunakan sirip yang panjang, tipis, & halus dan bisa bergetar seperti selendang bidadari. Ikan ini pula seringkali dijuluki ?The Queen of Aquarium? Karena bentuknya yg sangat indah seperti anak panah dan sifatnya yang hening sehingga sangat digemari menjadi ikan hias akuarium.

Klasifikasi

Sistematika Ikan Maanvis adalah menjadi berikut :

? Ordo : Perchomorphidei

? Subordo : Percoidea

? Famili : Cichlidae

? Genus : Pterophyllum

? Spesies : Pterophyllum scalare

Morfologi Ikan Maanvis

Maanvis mempunyai bentuk tubuh pipih ( gepeng ) misalnya bentuk anak panah. Sirip perut & punggung membentang lebar kearah ekor sehingga nampak menciptakan busur berwarna gelap transparan. Di bagian dadanya terdapat dua buah sirip yang panjangnya menjuntai hingga ke ekor. Dikalangan pembudidaya ikan hias, sirip dada yg berwarna keputihan ini diberi nama selempang alias dasi lantaran bentuknya yang nir menyerupai sirip.

Tubuhnya yang latif itu dibalut oleh dasar keperakan mengkilat hingga hijau keabuan. Pada kepala permukaan tersapu warna cokelat kehitaman menyusur hingga ke punggung. Sementara rona kombinasinya merupakan hitam kecokelatan yg memotong di 3 bagian yaitu bagian ekor, tengah, dan mata. Panjang tubuh maksimal antara 12 ? 15 centimeter.

Habitat dan Kebiasaan Hidup

Ikan Maanvis merupakan bukan ikan hias orisinil Indonesia tetapi dari dari Amerika Selatan yakni menurut dataran Orinocu & Sungai Amazon. Di tempat asli aslinya, ikan ini dijumpai pada perairan damai dan poly ditumbuhi tanaman air menggunakan suhu 23 ? 28 oC & pH berkisar antara 6,lima ? 7,0. Maanvis termasuk kedalam golongan ikan pemakan segala (omnivore) serta bersifat pendamai sebagai akibatnya dapat dipelihara bersama ikan-ikan yang memiliki gerakanlamban. Seperti umumnya ikan berdasarkan keluarga Cichlidae, Maanvis pun mempunyai sifat sayang terhadap keturunannya. Begitu sayangnya, terkadang beliau tega menyantap anak-anaknya apabila ia merasa ada yg mengganggu keselamatannya.

Persiapan Sarana Pemijahan

Ada beberapa tempat yg dapat digunakan sebagai loka pemijahan Ikan Maanvis, diantaranya kolam atau bak semen, dan akuarium. Apabila menggunkan bak semen, ukurannya 100 x 100 x 80 centimeter. Namun jika menggynkan akuarium bisa dipakai ukuran 100 x 75 x 50 centimeter atau 60 x 40 x 40 centimeter. Tempat pemijahan sebaiknya diletakkan dalam lokasi yang terhindar dari kebisingan serta diusahakan suasananya relatif gelap sesuai menggunakan sifat ikan ini yg menyukai suasana sepi & damai.

Karena Maanvis mempunyai sifat menempelkan telurnya, maka pada pada loka pemijahan wajib disediakan benda atau indera sebagai media untuk menempelkan telur. Benda ini bisa berupa pecahan botol, pipa paralon, atau benda lain yg permukaannya licin. Bisa jua berdasarkan jenis flora air yg berdaun panjang dan bertenaga ( bisa jua diganti dengan potongan daun pisang yang relatif lebar ). Sebelum digunakan, seluruh indera ini dicuci ersih terlebih dahulu. Setelah dibersihkan, lalu wadah pemijahan diisi air setinggi 30 centimeter menggunakan suhu air 23 ? 26 oC & pH 6,8 ? 7. Air menjadi media pemijahan maupun pemeliharaan wajib selalu bersih & kualitasnya terjaga.

Pemilihan Induk Pada pemilihan induk Ikan Maanvis, perbedaan antara jantan & betina kurang terlihat kentara. Oleh karenanya, hal termudah yang dapat dilakukan merupakan dengan cara memilih induk Maanvis yg sudah berpasangan berdasarkan sekumpulan induk yang dipelihara yang lalu dipisahkan & ditempatkan pada wadah pemijahan.

Pada umur yg sama, ukuran ikan jantan lebih akbar dengan perutnya yg pipih dan bagian ketua yg juga akbar mempunyai benjolan mini (kadang nir tampak jelas) yang terletak antara ujung ekspresi dan sirip punggung. Sedangkan Maanvis betian, sekalipun ukurannya lebih mini tetapi perutnya agak menonjol menggunakan bentuk ketua yang relative mini dan umumnya menbentuk garis lurus antara ekspresi & sirip punggung.

Ikan Maanvis mulai dewasa dan siap kawin jika umurnya telah mencapai 7 ? 12 bulan menggunakan berukuran tubuh anatar 6 ? 8 centimeter. Ikan yg mijah umumnya selalu bersama-sama kemanapun pulang (berkejar-kejaran).

Proses Pemijahan

Untuk membentuk suasana tentram dalam waktu pemijahan, usahakan dalam dinding akuarium ditempel kertas berwarna gelap. Apabila memakai bak semen, maka dalam bagian atas air bak tadi mampu diberi tumbuhan air yg mengapung seperti eceng gondok (Echornia crassipes). Hal ini dilakukan sinkron menggunakan sifat Ikan Maanvis yg getol hayati ditempat gelap. Baru setelah itu induk yg sudah berpasangan dapat dilepaskan ke pada wadah pemijahan.

Proses pemijahan umumnya terjadi pada malam hari ketika suasana hening & sepi. Induk betina segera akan meletakkan telur dalam media yg sudah disediakan sebagai akibatnya keesokan harinya tampak telur yg menempel pada media tadi.

Penetasan Telur

Setelah menetas, umumnya induk Ikan Mannvis akan menjaga & merawat telurnya dengan cermat secara bergantian. Kelompok telur yg inheren dalam daun atau benda lain dibersihkan menggunakan ekspresi sambil mengkipas-kipaskan siripnya agar telur-telur tersebut memperoleh aliran air yang segar. Pada kondisi ini usahakan induk jangan dikagetkan, karena jika itu terjadi sanggup jadi induk Maanvis akan memakan telurnya lantaran sayangnya induk kepada keturunannya.

Untuk menghindari terjadinya hal tadi diatas, alangkah lebih baiknya telur-telur tersebut diangkat & ditetaskan pada tempat tersendiri. Telur akan menetas pada waktu dua ? Tiga hari pada suhu 25 ? 28 oC. Larvanya akan menggantung dalam bagian atas daun dengan perantaraan seutas benang halus yang dihasilkannya. Dua atau tuga hari lalu anak Maanvis terlihat telah mulai berenang sendiri.

Pendederan Persediaan kuning telur dalam umur tiga ? 4 hari telah habis & anakan Maanvis sudah aktif berenang. Keadaan seperti ini merupakan saat-ketika yg rawan pada bisnis budidaya Maanvis. Oleh karena itu harus segera mendapat perlakuan sebaik-baiknya yg umumnya dipindah ke wadah pendederan misalnya bak semen yg berukuran 2 x dua m dengan kepadatan 300 ekor.

Semenjak hari pertama hingga hari ke tujuh, benih diberi pakan berupa infusorea atau rotifera. Awal minggu kedua diberi naupli artemia atau kutu air halus hasil saringan, kemudian cacing sutera atau pakan protesis berbentuk tepung halus. Pemberian pakan ini dilakukan sedemikian rupa sebagai akibatnya nir masih ada residu pakan di dasar wadah yg dapat mengakibatkan perubahan kualitas air pada wadah budidaya. Pemeliharaan termin pertama ini biasanya diakhiri menggunakan aktivitas seleksi.

Pembesaran

Pembesaran Maanvis dapat dilakukan pada kolam atau bak semen berukuran dua x 2 m dengan kepadatan tergantung dalam berukuran ikan. Biasanya kepadatan sesudah pendederan dikurangi menjadi 100 ? 150 ekor. Benih untuk pembesaran ini umumnya sudah berumur tiga ? 4 minggu. Tandanya artinya sirip-siripnya sudah lengkap. Pakan yang diberikan berupa kutu air akbar, cacing sutera, ataupun cacing darah.

Biasanya dalam usia dua bulan dan dewasa, ikan ini telah tahan terhadap perubahan kualitas air. Tetapi demikian, pergantian air usahakan dilakukan secara rutin. Ini disebabkan sirip dadanya yang panjang misalnya dasi sangat mudah rusak bila terjangkit penyakit. Apabila telah rusak maka nilai jualnya pun hilang (menurun). Pada berukuran 3,lima cm atau berumur sekitar 3 bulan, Maanvis sudah dapat dijual.

PENYAKIT MAANVIS DAN CARA PENANGGULANGANNYA

Seperti yang telah disebutkan pada bab sebelumnya bahwa volume ekspor ikan hias (keliru satunya Maanvis) menurut tahun ke tahun mengalami peningkatan yg signifikan. Kondisi yang seperti ini menaruh peluang bagi pembudidaya ikan hias di Indonesia buat lebih menaikkan produksinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan buat menerima produksi yang tinggi adalah menggunakan cara menaikkan kesehatan ikan Maanvis yang kita budidayakan. Maka menurut itu terlebih dahulu kita harus mengetahui apa itu penyakit ikan dan hal apa saja yg dapat mengakibatkan timbulnya penyakit dalam ikan. Penyakit ikan merupakan segala sesuatu yg dapat mengakibatkan gangguan dalam ikan. Penyakit ikan ini adalah galat satu hambatan yg acapkali dihadapi oleh para pembudidaya ikan yang bisa menyebabkan kerugian dalam berproduksi. Timbulnya penyakit pada ikan disebabkan sang ketidak-serasian antara beberapa factor, antara lain : kondisi lingkungan, syarat ikan itu sendiri, & organisme patogen. Serangan penyakit dapat terjadi pada setiap tahapan dalam kehidupan Ikan Maanvis mulai berdasarkan telur sampai Maanvis mencapai berukuran dewasa. Apabila konflik penyakit ini tidak segera ditangani akan mengakibatkan kerugian bagi para pembudidaya ikan khususnya ikan hias. Untuk mengurangi taraf kerugian serta buat menaikkan produksi Ikan Maanvis ini, maka perlu dilakukan penanggulangan yg lebih dini terhadap kemungkinan timbulnya penyakit pada Ikan Maanvis.

Adapun penyakit yg tak jarang menyerang Ikan Maanvis diantaranya ; penyakit fungi, penyakit fin rot, white spot, sisik atau kulit kotor dan penyakit ketua berlubang.

Jamur

Penyakit ini disebabkan sang fungi Achlya atau Saprolegnia. Biasanya menyerang saat Maanvis masih dalam bentuk telur. Gejala agresi ditandai menggunakan perubahan warna pada telur yg akhirnya telur tidak dapat menetas.

Fin Rot

Penyakit Fin Rot sering disebut juga dengan penyakit Columnaris yang disebabkan sang bakteri Flexybacter columnaris atau Cytophaga columnaris dengan tanda-tanda serangan menjadi berikut :

- Tidak ada nafsu makan

- Infeksi dalam kulit ketua, badan, dan bagian tubuh ikan

- Pendarahan dalam sirip

- Sirip pecah, gripis, bahkan putus dan putih di ujungnya

White Spot

Sering juga disebut penyakit bintik putih. Disebabkan sang protozoa Ichthyophthyrius multifiliis. Gejala yang paling terlihat jelas merupakan banyaknya bintik puti yg inheren diseluruh bagian atas tubuh ikan serta ikan selalu berenang dipermukaan air menggunakan gerakan tutup insang yg nisbi cepat. Selain itu juga seringkali menggosokkan tubuhnya ke benda disekitarnya yang umumnya membuahkan luka.

Sisik atau Kulit Kotor

Penyakit ini umumnya disebabkan oleh Tricodina. Ditandai menggunakan produksi lendir yang berlebih, kulit mengelupas & berwarna putih, tejadi pembengkakan, dan terkadang menggeletak di dasar karena lemas.

Kepala Berlubang

Penyebabnya merupakan Hexamita, dengan tanda-tanda agresi terdapat lubang kecil di badan atau di kepala & terdapat bagian tersebut mengeluarkan lendir berbentuk benang, gerakannya pasif dan pucat & akhirnya kurus.

Cara Penanggulangan

Ada dua cara yang bisa dilakukan pada menanggulangi kemungkinan timbulnya timbulnya penyakit dalam Ikan Maanvis yakni tindakan pencegahan & pengobatan.

Pencegahan

Pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dan paling dianjurkan pada menanggulangi timbulnya penyakit pada Ikan Maanvis. Pada prinsipnya, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu perlindungan & prevensi.

A. Proteksi

Yang dimaksud dengan perlindungan adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan yang seoptimal mungkin supaya bisa mendukung kehidupan ikan sebagai akibatnya ikan tidak mengalami stress. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam menciptakan kondisi lingkungan yg optimal bagi kehidupan Ikan Maanvis merupakan sebagai berikut :

- Kualitas air

Sumber air yang digunakan buat budidaya Ikan Maanvis diusahakan seminimal mungkin mengandung jasad patogen. Begitu pun dengan loka penampungan air wajib selalu pada kondisi bersih.

- Pakan

Dalam proses pemberian pakan dalam Ikan Maanvis wajib memperhatikan kualitas & kuantitas menurut pakan itu sendiri. Jika pakan yg diberikan adalah pakan buatan, yang harus diperhatikan merupakan masa kadaluarsa & kemungkinan pakan tadi sudah ditumbuhi jamur akibat penyimpanan yang kurang sempurna. Namun bila memakai pakan alami, maka yang harus diperhatikan adalah kebersihan & proses kulturnya. Selain itu juga jumlah pakan wajib sinkron dengan takaran yang telah ditetapkan.

- Survey terjadwal

Salah satunya menggunakan melakukan monitoring secara rutin terhadap Ikan Maanvis yg kita budidayakan. Hal ini dilakukan guna mengetahui tanda-tanda awal jika Maanvis terserang penyakit sebagai akibatnya dapat diambil tindakan yang lebih dini.

- Seleksi ukuran

Kegiatan ini dilakukan jika telah terjadi perbedaan berukuran ikan yang terlalu majemuk supaya tidak terjadi persaingan pada hal mendapatkan makanan, oksigen ataupun ruang mobilitas.

B. Prevensi

Prevensi yaitu mengkondisikan ikan seoptimal mungkin sehingga mampu bertahan terhadap agresi patogen. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini antara lain:

- Memberikan vaksin terhadap ikan yg kita budidayakan guna menaikkan daya tahan / kerja anti body didalam tubuhnya.

- Hindari terjadinya stres karena akan mengakibatkan terjadinya penurunan system kekebalan tubuh ikan sebagai akibatnya ikan akan mudah terjangkit oleh penyakit. Salah satu karakteristik Ikan Maanvis yang stres dapat dicermati berdasarkan perubahan rona tubuhnya.

- Pengaturan padat tebar.

Kepadatan Maanvis yang kita pelihara wajib diatur sedemikian rupa. Apabila dalam satu wadah kita tebar terlalu padat, maka kemungkinan terjadinya goresan antar tubuh ikan akan semakin tinggi sebagai akibatnya menyebabkan Maanvis terluka dan gampang terjangkit penyakit.

Dengan dilakukannya aktivitas pencegahan ini diperlukan Maanvis yg kita budidayakan akan tetap sehat & selalu tampil prima yg ditandai dengan berenangnya yg aktif sebagai akibatnya tampak anggun apabila dipajang pada akuarium

Pengobatan

Tindakan pengobatan merupakan cara lain terakhir yg kita pilih. Kegiatan pengobatan dilakukan jika Maanvis yang dipelihara telah benar-benar terserang penyakit. Organisme penyakit bisa menyerang pada setiap tahapan dalam kehidupan Ikan Maanvis mulai berdasarkan beliau masih berbentuk telur hingga Maanvis mencapai berukuran dewasa.

Untuk detail, mengenai penyakit dalam ikan maanvis & cara pengobatannya dapat ditinjau dalam table berikut ini :

Tabel Penyakit ikan Maanvis dan cara pengobatannya

DAFTAR PUSTAKA

Daelami Deden A.S. Agar Ikan Sehat. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.

Daelami Deden A.S. Usaha Pembenihan Ikan Hias Air Tawar. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.

Ganis L.R. & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Maanvis Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Lesmana Darti S dan Iwan Darmawan. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Jakarta : Penebar Swadaya, 2001.

Lesmana Darti S. Mencegah & Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Jakarta : Penebar Swadaya, 2003.

Sukadi Fatuchri. Ikan Hias Air Tawar & Prospeknya. Dirjen Perikanan Budidaya, 2003.

Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.

#Tag :

Penyusunan Proposal Kewirausahaan Perikanan Yang Baik

Untuk menunjang program pengembangan iklim kewirausahaan bagi masyarakat pelaku utama & pelaku usaha mini di bidang perikanan, maka dibutuhkan poly kabar, pengetahuan, keterampilan, & pengalaman kewirausahaan yang harus diberikan. Salah satu keterampilan yg diperlukan dapat dikuasai sang masyarakat dalam bidang kewirausahaan adalah keterampilan pada menyusun proposal rencana bisnis.

Keterampilan menyusun proposal planning usaha krusial buat dikuasai oleh warga pelaku primer dan pelaku usaha mini di bidang perikanan sebagai peserta acara kewirausahaan lantaran 3 alasan, yaitu :

  1. Proposal usaha merupakan representasi pengetahuan dan penguasaan masyarakat pelaku utama dan pelaku usaha kecil terhadap usaha yang akan dijalankan;
  2. Proposal usaha merupakan representasi asumsi terhadap prospek usaha;
  3. Proposal usaha merupakan tolok ukur dan panduan untuk melaksanakan kegiatan usaha.

Dengan pertimbangan tersebut di atas, maka modul penyusunan proposal usaha pada bidang perikanan ini menjadi salah satu kelengkapan materi aktivitas training buat pengembangan kewirausahaan rakyat pelaku utama dan pelaku usaha kecil di bidang perikanan.Tujuannya adalah untuk dipakai sebagai :

  1. Salah satu standar acuan penyusunan proposal usaha untuk program kewirausahaan bagi pelaku utama dan pelaku usaha kecil bidang perikanan;
  2. Kelengkapan evaluasi kelayakan rencana usaha yang diusulkan oleh masyarakat dalam rangka program kewirausahaan;
  3. Standar acuan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan usaha masyarakat pada program kewirausahaan.

FORMAT PROPOSAL Penulisan proposal usaha/bisnis harus memenuhi syarat-syarat tertulis dan format tertentu. Misalnya:

  1. Ukuran kertas : A4
  2. Warna sampul : putih
  3. Font : 12 point
  4. Huruf : Times New Roman

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PROPOSAL

  1. Halaman Sampul
  2. Halaman Pengesahan
  3. Pendahuluan terdiri dari : a) Judul Kegiatan: diuraikan secara singkat dan jelas jenis kegiatan/usaha yang akan dilakukan. b) Status Usaha: jelaskan status usaha yang akan dilakukan, usaha baru atau pengemangan. c) Rasional Kegiatan: uraikan secara jelas alasan yang melatarbelakangi dipilihnya kegiatan usaha yang akan dilakukan. d) Tujuan Kegiatan: uraikan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan usaha yang akan dilakukan.
  4. Metode Pelaksanaan Usaha : a) Produk: uraikan jenis produk (barang/jasa) yang akan dijual, karakteristik produk, kualitas dan kuantitas produk yang ditawarkan. b) Bahan Baku: uraikan jenis bahan baku yang akan digunakan untuk produksi, tingkat ketersediaan bahan baku, prosedur perolehan bahan baku; c) Proses produksi: uraikan alur proses produksi, teknologi yang digunakan, keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan, jumlah tenaga kerja yang terlibat. d) Pemasaran: uraikan dengan jelas kategori/kelas dan perkiraan jumlah konsumen yang dibidik, strategi pemasaran yang dilakukan, sebutkan daerah cakupan pemasaran lokal/regional/nasional. e) Tempat produksi: uraikan dengan jelas alamat tempat usaha dilakukan, jelaskan karakteristik tempat usaha, uraikan pula pengaruhnya terhadap prospek usaha.
  5. Target Output : a) Target produk: uraikan jenis produk (barang/jasa) yang akan dijual, karakteristik produk, kualitas dan kuantitas yang akan ditawarkan. b) Target konsumen: uraikan jenis dan jumlah calon sasaran yang ditargetkan akan menjadi konsumen. c) Target pendapatan: uraikan jumlah pendapatan yang ingin dicapai.
  6. Rencana Anggaran : a) Rencana Biaya Usaha: jelaskan secara rinci rancangan usaha yang akan dilakukan, perhitungan pembiayaan bahan, tenaga kerja, alat produksi, harga jual, dan prediksi aliran khas. b) Rancangan pengembangan dan investasi: uraikan rencana pendapatan yang akan diperoleh dan akan dugunakan untuk pengembangan modal usaha, jumlah rupiah yang dapat disetor untuk pengembalian modal.
  7. Jadwal Pelaksanaan : uraikan jadwal perincian kegiatan, durasi waktu yang dibutuhkan dan waktu pelaksanaan dalam minggu atau bulan, dan besarnya volume pekerjaan serta besaran biaya yang dibutuhkan.
  8. Organisasi Pelaksana : a) Personil: uraikan nama, kualifikasi dan diskripsi tugas dari personil yang terlibat dalam pelaksanaan usaha. b) Pendamping; uraikan nama, kualifikasi personil/lembaga pendamping, peran tugas pendamping yang diharapkan.
  9. Potensi Khusus : a) Peluang komersil: uraikan peluang komersil dari produk yang akan dijual/ditawarkan. b) Peluang patent atau Haki; uraikan peluang produk yang akan dibuat untuk memperoleh patent atau Haki. c) Peluang legalitas: uraikan peluang untuk memperoleh legalitas usaha.
  10. Lampiran : a) Denah lokasi usaha. b) Surat jaminan pendamping.

CARA MENANGKAP PELUANG BISNIS PERIKANAN YANG BAIK

Peluang usaha pada bidang perikanan yang terdapat saat ini sangat luas jika kita bisa melihatnya secara jeli, oleh karena itu kita harus bisa memanfaatkan peluang tadi secara bijaksana. Salah satu cara buat merogoh peluang bisnis yg terdapat tadi adalah menggunakan membuat perencanaan usaha. Perencanaan usaha dibentuk supaya kita dapat melihat peluang yang ada tadi bisa menghasilkan keuntungan atau nir.

Perencanaan bisnis umumnya dituangkan pada bentuk proposal usaha.Proposal bisnis ini bisa berfungsi sebagai indera dalam mencari rekan/kawan/partner usaha seperti investor, sponsor, ataupun menjadi wahana buat menyakinkan pihak klien terhadap jasa atau produk yg ditawarkan.

Membuat proposal bisnis yang sukses harus mempunyai keterampilan spesifik, nir semua orang bisa membuat proposal bisnis menggunakan baik dan sahih dan menarik.Proposal bisnis yg kurang menarik umumnya kurang menerima respon yg baik berdasarkan investor ataupun pelanggan. Dengan menyusun proposal usaha menggunakan baik dan benar maka kita telah melakukan perencanaan terhadap peluang usaha yang kita jalani

Sumber : Modul Pelatihan Kewirausahaan

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN OSCAR

Sistematika

Ordo : Percomorpjoidei

Famili : Cichlidae

Genus : Astronotus

Spesies :Astronotus acellatus, Cuvier

Oscar termasuk dalam golongan Cichlidae yang memiliki karakteristik:

Susunan duri-duri keras dalam farink

Mempunyai satu lubang hidung pada setiap sisi moncongnya

Badannya selalu memanjang dan pipih ke samping

Kepalanya nisbi besar dengan moncong lebar & tumpul

Linea lateralis terpotong sebagai 2 bagian.

Morfologi

Ikan Oscar mempunyai bentuk tubuh yg mirip dengan ikan nila, dia mempunyai ketua yg akbar dengan mulutnya lebar, bergerigi, relatif meruncing, & terletak pada tengah (terminal). Sirip punggung (dorsal fin) berbentuk lebar yang ujungnya bersebrangan menggunakan sirip dada (pectoral fin), serta ujung sirip punggung dan sirip anus meruncing relatif tumpul. Sirip ekornya berbentuk bulat (rounded).

Tubuhnya dilapisi rona dasar bervariasi, akan namun lebih sering ditemukan Oscar yang memiliki rona dasar hijau zaitun gelap atau coklat tua dengan coretan dan bintik-bintik tidak beraturan pada bagian sisi yang asal menurut sisik yang berwarna kuning keemasan atau kemerah-merahan. Ikan jantan mempunyai beberapa tanda merah menyala pada tutup insang & dekat daerah perut di samping. Kecerahan warna ikan ini sering berganti-ganti tergantung dalam syarat ikan. Ikan ini mempunyai konvoi yang gesit karena ditunjang menggunakan bentuk badan yang langsing, pipih ke samping (compressed).

Tingkah Laku

Ikan oscar termasuk ikan yg cerdas, lantaran ikan ini mudah mengenali pemiliknya. Selain itu, bisa kita ketrahui bahwa ikan ini pula sensitif terhadap gerakan, intesnsitas cahaya, & irama akan namun ikan ini juga memiliki norma menghambat atau mengganggu ornamen-ornamen yg terdapat pada pada akuarium.

Ikan oscar dewasa termasuk ikan buas, lantaran ia memiliki norma memakan ikan-ikan yg berukuran kecil terlebih bila ikan itu bukan menurut famili yg sama dengannya. Ikan oscar bisa hayati rukun bila dipelihara menggunakan ikan berdasarkan Famili Chiclidae lainnya yg mempunyai berukuran tubuh sama dengannya.

Makanan

Makanan yg biasa diberikan pada ikan oscar sangat variatif seperti ikan-ikan kecil, jentik nyamuk, ataupun potongan-rabat ikan lainnya. Akan namun, buat membentuk ikan oscar yg mempunyai kualitas warna yg baik, maka usahakan kuliner yang diberikan dalam ikan ini adalah kuliner yang mengandung zat chitine. Jenis kuliner yg mengandung zat chitine kebanyakan adalah makanan alami berupa hewan-hewan yg memiliki cangkang misalnya kutu air, udang kali, rayap, & lain-lain.

Reproduksi

Ikan oscar dapat dipijahkan sehabis mencapai berukuran panjang 15 cm menggunakan lebar 10 centimeter. Telur output pemijahan akan ditempatkan sang induk oscar dalam substrat yg mempunyai bagian atas licin misalnya kaca, porselin, ataupun pecahan genting, dan selanjutnya akan dijaga oleh induk sampai telur tadi menetas.

Ikan oscar bisa bertelur setiap 10 hari sekali menggunakan jumlah telur sekitar 1000-3000 buah per induk. Sepasang induk oscar bisa dipijahkan sampai lima ekspresi dominan pemijahan atau sampai berumur 7 tahun. Semakin tua umur ikan oscar, maka kuantitas telur yg dihasilkannyapun akan semakin menurun.

Persiapan Sarana Pemijahan

Bak Pemijahan

Sarana pemijahan yang acapkali digunakan untuk memijahkan ikan oscar merupakan berupa bak semen menggunakan ukuran 2 x dua x 0,lima m. Sebelum dipakai, bak pemijahan dipersiapkan terlebih dahulu menggunakan melakukan kegiatan pembersihan bak berdasarkan kotoran & sampah-sanpah. Jika bak yg akan digunakan adalah bak yang baru dibentuk, maka usahakan bak tersebut direndam menggunakan air sumur selama 4 minggu menggunakan perlakuan setiap dua minggu sekali bak dikuras. Setelah itu lakukan penjemuran terhadap bak pemijahan, hal ini dilakukan selain buat menaruh rangsangan terhadap oscar, pula buat membunuh bibit penyakit yang diperkirakan bersarang pada bak.

Setelah bak pemijahan disiapkan, selanjutnya air dimasukan ke dalam bak dengan ketinggian 25-30 cm. Sumber air yg bisa digunakan merupakan air sumur ataupun air PAM, akan namun air tersebut perlu diendapkan selama 12-24 jam.

Substrat (Penempel Telur)

Telur ikan oscar bersifat adhesiv, ialah telur memerlukan tempat buat melekat (substrat). Jenis substrat yg biasa dipakai pada pemijahan ikan oscar adalah berupa batu yg mempunyai permukaan datar ataupun bahan lain yg memiliki bagian atas licin, misalnya pecahan genting, porselin, kaca ataupun pipa paralon.

Sebelum dimasukan ke dalam bak pemijahan, substrat yg akan dipakai usahakan dicuci dahulu untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel agar nir mengganggu telur. Jumlah substrat yang dimasukan diadaptasi menggunakan jumlah induk oscar yg akan dipijahkan. Untuk setiap pasangan induk oscar yg akan dipijahkan, relatif diberikan substrat 1 saja, & substrat tadi kita simpan pada bagian sudut bak. Ukuran substrat yang ideal umumnya merupakan 15 x 20 cm atau 20 x 20 centimeter.

Pemasukan Induk

Ikan oscar dapat dipijahkan dengan perbandingan induk jantan & betina 1 : 1. Jumlah induk oscar yg akan dipijahkan, usahakan disesuaikan menggunakan berukuran bak pemijahan 2 x dua m dapat dimasukan induk sebanyak 4 pasang.

Proses Pemijahan

Proses pemijahan pada ikan oscar dimulai dengan gerakan-gerakan lincah dari induk jantan buat memikat induk betina, lalu kedua induk akan mencari tempat yang dipercaya cocok & membersihkannya. Setelah itu, induk betina akan mulai mengeluarkan telurnya pada bagian atas substrat, dan induk jantan akan langsung mengeluarkan spermanya buat membuahi telur-telur tadi.

Telur-telur output pemijahan tadi, akan dijaga oleh ke 2 induk, akan namun sering jua terjadi induk oscar memakan telur-telurnya kembali karena ia kekurangan kuliner. Oleh karena itu untuk mencegah hal itu terjadi, maka sebaiknya telur-telur tadi kita pindahkan ke loka lain buat ditetaskan.

Penetasan Telur

Telur-telur output pemijahan sebaiknya pada tetaskan di dalam wadah terpisah menggunakan bak pemijahan. Wadah yang biasa dipakai merupakan akuarium yang diisi air dengan tinggi 6-8 cm. Akuarium tersebut kita tempatkan dalam loka yang terlindung berdasarkan hujan & panas yg berlebihan. Akuarium penetasan usahakan di aerasi buat memenuhi kebutuhan oksigen terlarut bagi telur.

Gelembung udara yg didapatkan oleh aerator jangan terlalu akbar, hal ini bertujuan agar telur nir terganggu.

Dalam waktu tiga hari, telur-telur yg kita tetaskan umumnya telah mulai menetas. Larva ikan oscar nir langsung kita beri makan, lantaran beliau masih mempunyai kantung kuning telur menjadi asal makanannya. Pada umur 4 hari benih telah mulai diberi makanan alami berupa kutu air. Benih yang bisa didapatkan menurut sepasang induk merupakan 1000-3000 ekor.

Perawatan

Larva yang telah menetas selanjutnya kita pelihara pada pada akuarium penetasan sampai berumur 1 bulan. Selama pemeliharaan, ketinggian air pada akuarium ditingkatkan secara bertahap setiap 7 hari sekali yaitu menurut 6 centimeter menjadi 10 centimeter, 15 cm dan 20 cm.

Setelah berumur 1 bulan, benih-benih tadi kita pelihara pada bak berukuran 4 m2 dengan kepadatan 250 ekor per m2. Selama pemeliharaan, benih di beri makanan berupa kutu air ataupun cacing sutera. Makanan diberikan sebesar 2-3 kali sehari secara adlibitum.

Penyakit & Gejala Serangannya

Penyakit yang biasa menyerang ikan oscar secara kentara bisa ditinjau pada tabel 1.

Tabel 1. Penyakit dan Gejala Serangan Pada Ikan Oscar

Pengendalian Penyakit

Usaha pengendalian penyakit yg seringkali menyerang ikan oscar bisa dilihat secara kentara di pada tabel dua.

Tabel dua. Pengendalian Penyakit Pada Ikan Oscar

DAFTAR PUSTAKA

Afriantio, Eddy & Evi Liviawati. Pengendalian Hama & Penyakit Ikan. Kanisius. Yogyakarta : 1993

Daelami, Deden. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta :2001

Hakim A.R. & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Oscar Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/_u96_MMNGtog/R0aDjJ7avVI/AAAAAAAAAGk/s773tHO38oE/s400/Ocellatus.jpg&imgrefurl=http://uplixs-fish.blogspot.com/2007/11/oscar.html&h=257&w=388&sz=38&tbnid=QE2gTkHEfv_eOM:&tbnh=90&tbnw=136&zoom=1&usg=__jOMO3teBbgMwkC7t4WPH3NSfqy8=&docid=uLqxf6Moe9_QMM&hl=id&sa=X&ei=d36IUZuDKsX_rQfvlIGoAQ&sqi=2&ved=0CDMQ9QEwAg&dur=2980

Susanto, Heru. Oscar. Penebar Swadaya. Jakarta : 1993

#Tag :

Cara Pemeliharaan Mangrove

Keberhasilan aktivitas penanaman sangat ditentukan oleh kegiatan pemeliharaan flora. Dilain pihak, keberhasilan aktivitas pemeliharaan dipengaruhi oleh berhasil/tidaknya pada menyebabkan kesadaran rakyat buat terlibat dan melakukannya secara berdikari.

1. Penyiangan & Penyulaman

Penyiangan/penebasan dilakukan terhadap tumbuhan pengganggu (gulma). Kegiatan Penyiangan/penebasan gulma ini harus mendapat perhatian khusus dalam pemeliharaan apabila penanaman dilakukan pada daerah terbuka dan lokasinya lebih ke arah darat (kadar lumpurnya tipis). Lokasi seperti ini sangat cepat ditumbuhi piyai (Acanthus ilicifolius) atau paku-pakuan (Acrosthicum aereum).

Selain itu, perhatian khusus juga harus dilakukan jika penanaman di lakukan pada areal bekas piyai atau paku-pakuan. Piyai atau paku-pakuan akan sebagai pesaing bagi bibit/benih mangrove yang baru ditanam. Pakupakuan atau piyai sesudah ditebang pada ketika yg tidak terlalu lama sekitar lima bulan akan tumbuh balik , terutama di isu terkini hujan.

Pemeliharaan tumbuhan dengan menebang piyai/pakis - pakisan disekitar tanaman

Pemeliharaan dilakukan dengan cara penebasan piyai atau pakis-pakisan secara teratur sampai bibit/benih mangrove yg ditanam sebagai besar & cukup kuat bersaing dengan piyai atau pakis-pakisan ini.

Penyulaman dilakukan apabila ada tumbuhan yang mati. Penyulaman dapat dilakukan dengan benih atau bibit. Penyulaman sebaiknya dilakukan menggunakan bibit yg umurnya sama menggunakan flora yang mangkat agar umur tegakan permanen seragam. Cara penyulaman sama menggunakan cara penanaman.

2. Perlindungan tumbuhan

Ketam/kepiting

Penanaman pada wilayah pertambakan atau bekas tambak umumnya seringkali diganggu oleh ketam/kepiting. Ketam/ kepiting ini umumnya menyerang tumbuhan mangrove hingga berumur 1 tahun. Caranya dengan menggigit batang anakan mangrove secara melingkar sebagai akibatnya suplai makan terputus. Akibatnya usang-kelamaan flora akan meninggal.

Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan ini. Pertama, bibit/benih mangrove ditanam lebih banyak atau rapat-rapat di daerah yang sering diganggu ketam/kepiting. Harapannya sebagian dari bibit/benih ini akan lolos dari gangguan dan dapat tumbuh dengan baik. Kedua, benih ditanam sekaligus dua dan rapat dalam satu lubang. Dengan demikian ketam tidak dapat memanjat dan mengigit benih yang rapat ini. Ketiga, membungkus bibit/benih dengan bambu yang telah dilubangi ruas dalamnya dan diperuncing bagian bawahnya. Cara yang ketiga ini akan menambah pekerjaan dan hasilnya belum begitu efektif.

Perlindungan tumbuhan berdasarkan ketam/kepiting : (a) penanaman yg kedap, (b) penanaman dua benih pada satu lubang, (c) bibit/benih yg dibungkus menggunakan bambu

Kambing

Gangguan lain yang seringkali merusak flora mangrove adalah kambing. Kambing ini umumnya memakan tanaman yang sudah berdaun sampai kepangkal daun. Akibatnya tanaman tidak dapat membuat daun kembali dan mangkat .

Cara buat mengatasi gangguan kambing ini merupakan menggunakan membuat konvensi diantara rakyat apakah kambing dikandangkan atau menentukan wilayah penggembalaan & kambing wajib digembala atau diikat diareal tadi. Cara lain menggunakan me-nanam bibit/benih di daerah diluar jangkauan kambing, yaitu tempat yg selalu tergenang air atau selalu berlumpur.

Serangga

Hama serangga yang sering menyerang tanaman mangrove dikenal dengan “scale insect” dan kutu lompat (Mealy bug). Ciri-ciri serangan hama ini daun menjadi kuning dan kemudian rontok kemudian tanaman menjadi mati. Cara mengatasinya dengan pemusnahan tanaman yang terkena serangan hama ini.

Manusia

Dampak kerusakan terhadap tanaman yang diakibatkan oleh manusia dapat lebih besar dan luas dibandingkan dengan ketiga yang disebut diatas. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat merusak tanaman antara lain :
Bentuk aktivitas manusia yang dapat merusak tanaman : (a) orang ygang menjala ikan, (b) menyudu ikan, (c) mencari kepiting

a. Menjala ikan

Bibit/benih mangrove tersangkut & tercabut sewaktu jala diangkat dari air. Selain itu, si penjala secara nir sengaja bisa menginjak bibit/benih.

B. Menyudu udang

Alat sudu dapat mencabut benih yg ditanam jika penyuduan dilakukan disekitar tumbuhan. Selain itu, si penyudu dapat mencabut bibit/benih bila merasa terganggu sewaktu melakukan penyuduan atau secara nir sengaja menginjak bibit/benih bila penyuduan dilakukan malam hari.

C. Mencari kepiting

Kegiatan mencari kepiting pada siang hari dengan membongkar lubang kepiting dapat mencabut bibit/benih, sedangkan kegiatan mencari kepiting pada malam hari dapat mengakibatkan tanaman terinjak secara tidak sengaja oleh pencari kepiting.

Sumber : http://konservasi-laut.blogspot.co.id/2011/08/cara-pemeliharaan-mangrove.html

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN PLATY CORAL

Dalam menbudidayakan ikan hias ini perlu diperhatikan akan adanya kemungkinan negatif seperti terserang penyakit. Jika ikan hias sudah terjangkit panyakit maka tidak akan lagi terlihat keindahan & kecantikan pada ikan hias ini. Oleh karena harus adanya pencegahan & pengobatan baik menggunakan obat ? Obat kimiawi maupun obat ? Obat alami.

Apabila ini tidak segera ditanggulanggi bukan sekedar hilangnya keindahan & kecantikan akan hias tadi namun juga akan mensugesti turunnya taraf produksi yg dicapai sehingga akan mengakibatkan kerugian bagi para pembudidaya ikan hias platy koral.

Klasifikasi

Plati koral merupakan salah satu jenis ikan hias air tawar yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Phyllum : Chordata

Sub Phyllum : Vertebrata

Class : Pisces

Sub Class : Teleostei

Ordo : Cyprinodontoidei

Sub Ordo : Poecilioidei

Famili : Poecilidae

Sub Famili : Poecilinae

Genus : Xyphophorus

Spesies : Xyphophorus maculatus

Asal : Mexico sampai Guatemala

Nama inggris : Platy

Nama lain : Koral plati

Morfologi

Ikan plati koral popular dikalangan warga menjadi ikan hias yang mudah beranak, & mempunyai pasaran rupawan. Dari namanya maculates yang berarti bintik atau burik mungkin sebagian orang menganggapnya sebagai ikan yang memiliki rona berbintik-bintik. Anggapan tadi agaknya agak melenceng karena dalam kenyataannya ikan ini mempunyai warna merah mulus. Muliutnya terletak diujung moncong (terminal). Bentuk badannya apabila dilihat dari belakang atau dari depan, pipih kesamping (compressed). Dengan verbal yg berbentuk runcing sepintas kemudian plati koral ini mirip ketupat. Untung saja ekornya berbentuk membulat, sampai menolong plati koral dari sebutan si ketupat.

Pada gonopodiumnya nir terdapat jangkar seperti halnya platy pedang, demikian pula ekornya nir dihiasi menggunakan pedang. Sirip punggung berbentuk biasa saja, membulat. Warna dasar badannya kekuninganhingga coklat zaitun menggunakan satu atau lebih bintik hitam pada batang ekor. Pada badannya terkadang dilewati dua atau 5 butir garis melintang yg terlihat kurang jelas. Sirip dada, perut, ekor nir berwarna, transparan. Pada batang ekor kadang-kadang pinggirannya berwarna biru atau kehijauan

Habitat

Di alam aslinya plati poly sekali di temukan pada kolam, rawa payau, dan beberapa perairan tergenang lainnya. Karena merupakan ikan hias, plati ini pula hayati pada akuarium. Di akuarium, ikan ini dapat hidup tenang beserta kawannan ikan berdasarkan famili lain. Agar ikan tersebut dapat hidup kondusif dan hening, sebaiknya di akaurium itu masih ada tumbuhan air dasar misalnya Hydrilla & tumbuhan yang mangapung seperti eceng gondok yang telah bersih berdasarkan lumpur dan telur ? Telur siput. Salah satu guna berdasarkan flora tersebut adalah sebagai tempat persembunyian anak ? Anak plati koral menurut sergapan induknya. Suhu yg pada senangi antara 20 hingga 25 derajat celcius. Habitatnya di air tawar.

Penyebaran

Daerah asalnya adalah Meksiko hingga Guatemala, namun sudah menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Indonesia terdapat di kolam rawa payau dan beberapa perairan tawar tergenang lainnya.

Pembenihan

Ikan platy koral berkembang biak dengan cara bertelur. Pemijahan berlangsung secara massal. Perbandingan antara jantan & betina adalah 1:dua. Platy jantan akan mengejar & menanduk-nanduk betina. Setelah 4-7 hari, akan terlihat anak-anak ikan yg bersembunyai di dasar bak atau akuarium yang telah di beri tanaman air. Pada waktu platy koral berumur 1-dua bulan sporadis terserang penyakit. Tatapi bila terserang penyakit cukup diberikan garam dapur dengan takaran kurang lebih 0,5-10gr/l air, atau dapat pula memakai bahan alami seperti tapak liman dengan takaran 10 lbr ambil ekstratnya buat 10 liter air.

Pembesaran

Pada pembesaran ikan platy koral seringkali terlihat adanya penyakit. Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan memakai obat blitz inc dengan dosis 1 tetes buat setiap liternya. Bisa jua dengan memakai bahan alami seperti kulit buah delima, dosisi yang dipakai yaitu 10-15 gr kulit butir kemudian direbus.

Penyakit guppy

Ikan yg terserang penyakit ini umumnya malas berenang & cenderung mengapung dipermukaan air. Terlihat adanya bintik-bintik putih terutama dibagian sirip, tutup insang, dan ekor yg diikuti dengan bengkak-bengkak & banyak mengeluarkan lendir & warna badan berubah sebagai pucat. Kulit kelama-lamaan akan terkelupas lantaran tak jarang menggosok-gosokkan tubuhnya atau kebenda keras sehingga tingkah laris berenang menjadi abnormal. Pada serangan sering ikan poly mati. Penyakit ini menyerang ikan yg kondisinya menurun, contohnya ikan yang baru datang menurut jauh atau kurang pakan, juga ikan yang hidup pada air yg kualitasnya tidak baik.

Penyakit Kutu Ikan

Gejala ? Gejala pada penyakit kutu ikan adalah gejala yang disebabkan adalah parisit ini inheren dan menyerang kulit & sirip menggunakan 2 pengait (sueker) yang tajam sampai masuk kekulut menembus kedaging, menghisap darah & cairan didalam tubuh ikan. Ikan acapkali mengosok-gosokan badan kedinding bak atau kolam & melompat-lompat. Pada daerah yg terinfeksi, dapat terjadi bercak merah hingga kehitaman dan kadang disertai infeksi sekunder bahteri atau jamur.

Pencegahan dan Pengobatan Tabel 1. Pencegahan & Pengobatan

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf, 2003, Budidaya Ikan Hias Air Tawar Untuk Ekspor, PT AgroMedia Pustaka, Jakarta

Dalimartha, setiawan, 2003, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Puspa Swara, Jakarta.

Irawan, Agus, 2004, Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan, CV.Aneka Solo, Solo

Lesmana, D.S, 2002, Mencegah & Menanggulangi Penyakit Ikan Hias, Penebar Swadaya, Jakarta

Rahmawati Y. & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Ikan Platy Koral Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

#Tag :

Destuctive Fishing

Pengertian Destructive Fishing

Destructive fishing merupakan kegiatan mall praktek dalam penangkapan ikan atau pemanfaatan sumberdaya perikanan yang secara yuridis menjadi pelanggaran hukum. Secara umum, maraknya destructive fishing disebabkan oleh beberapa faktor ; (1) Rentang kendali dan luasnya wilayah pengawasan tidak seimbang dengan kemampuan tenaga pengawas yang ada saat ini (2) Terbatasnya sarana dan armada pengawasan di laut (3) Lemahnya kemampuan SDM Nelayan Indonesia dan banyaknya kalangan pengusaha bermental pemburu rente ekonomi (4) Masih lemahnya penegakan hukum (5) Lemahnya koordinasi dan komitmen antar aparat penegak hukum.

Bentuk Destructive Fishing

Komponen destructive fishing, yaitu :

  1. Penangkapa ikan dengan bahan peledak dan bahan kimia seperti : bom (dengan bahan berupa pupuk (cap matahari, beruang,obor), bius (kalium cianida – KCn) dan Tuba (akar tuba).
    Penangkapan ikan menggunakan bom

  2. Penangkapan ikan dengan trawl (pukat harimau). Pukat harimau (trawl) merupakan salah satu alat penangkap ikan yang digunakan oleh nelayan. Alat ini berupa jaring dengan ukuran yang sangat besar, memilki lubang jaring yang sangat rapat sehingga berbagai jenis ikan mulai dari ikan berukuran kecil sampai dengan ikan yang berukuran besar dapat tertangkap dengan menggunakan jaring tersebut. Cara kerjanya alat tangkap ditarik oleh kapal yang mana menyapu ke dasar perairan. akibat penggunaan pukat harimau secara terus menerus menyebabkan kepunahan terhadap berbagai jenis sumber daya perikanan.
    Penangkapan ikan dengan menggunakan trawl
  3. Penangkapan ikan dengan Racun Sianida, Pembiusan. Bahan beracun yang sering dipergunakan dalam penangkapan ikan, seperti sodium atau potassium sianida. Penangkapan dengan cara ini dapat menyebabkan kepunahan jenis-jenis ikan karang, misalnya ikan hias, kerapu (Pinephelus spp.), dan ikan napoleon (Chelinus). Racun tersebut dapat menyebabkan ikan besar dan kecil menjadi "mabuk" dan mati. Disamping mematikan ikan-ikan yang ada, sisa racun dapat menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan terumbu karang, yang ditandai dengan perubahan warna karang yang berwarna warni menjadi putih yang lama kelamaan karang menjadi mati. Indikatornya adalah karang mati, memutih, meninggalkan bekas karang yang banyak akibat pengambilan ikan di balik karang.
    Penangkapan ikan dengan pembiusan

Jenis Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) Untuk Destructive Fishing

Berdasarkan temuan yg ditemukan terhadap pelaku destructive fishing bahan-bahan yang acapkali digunakan adalah :

Bahan Beracun :

  1. Potasium Cianida digunakan untuk penangkapan ikan didaerah karang, bahan ini biasa digunakan tukang mas.
  2. Racun hama pertanian seperti merek Dexon, Diazino, Basudin, Acodan digunakan untuk penangkapan ikan air tawar di sungai atau perairan umum, bahan ini sering digunakan didaerah transmigrasi dan masyarakat lain disekitar perairan umum.
  3. Deterjen digunakan untuk penangkapan ikan didaerah karang.
  4. Akar Tuba digunakan untuk penangkapan ikan didaerah karang.
  5. Tembakau digunakan untuk penangkapan ikan didaerah karang.

Bahan Berbahaya :

  1. Belerang korek api seperti merek Diponegoro, Segi tiga ungu digunakan untuk penangkapan ikan teri dan ikan karang.
  2. Pupuk urea seperti merek matahari, tiga obor dan tengkorak digunakan untuk penangkapan ikan didaerah karang dan permukaan. Bahan ini bersama korek api diatas diracik sebagai bahan peledak diisi dalam botol korek api sebagai sumbu bahan peledak.
  3. Aliran listrik (strom) digunakan untuk penangkapan ikan di sawah, kali-kali kecil dan daerah genangan air.

Sumber : http://mukhtar-api.blogspot.sg/2008/09/destructive-fishing-di-perairan.html

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN SEPAT MUTIARA

Sama halnya menggunakan ikan air tawar yang lain, dalam budidaya sepat mutiara selalu terdapat hambatan-kendala yg tidak diduga-duga kedatangannya. Hambatan yang dapat menyebabkan kerugian dalam usaha budidaya ikan ini, terjadinya infeksi penyakit dalam ikan peliharaan.

Untuk mengantisipasi terjadinya agresi penyakit pada sepat mutiara, tulisan ini akan membahas secara sederhana tentang langkah-langkah pencegahan dan pengobatan penyakit pada sepat mutiara, & jua cara pemijahannya.

Dengan dilakukannya pencegahan dan pengobatan penyakit ini, diperlukan produksi ikan Sepat mutiara bisa ditingkatkan yg dalam akhirnya pendapatan petani pembudidaya sepat mutiara dapat meningkat juga.

Sistematika Sepat Mutiara

Ordo : Percomorphoidei

Sub ordo : Anabantoidea

Famili : Anabantidae

Genus : Trichogaster

Spesies : Trichogaster leeri

Penyebaran dan Morfologi

Penyebaran ikan ini mencakup daerah Sumatra, Kalimantan, Malaya sampai Siam. Ikan ini juga memiliki ciri-karakteristik badan yang memanjang menggunakan rabat pipih ke samping (Compressed), lisan kecil & moncong meruncing. Sirip dubur (anal) sangat panjang misalnya benang, sirip perut lebar menggunakan jari-jari sebelah belakang menonjol ke luar.

Jenis ini memiliki warna dasar badan sawo matang menggunakan sisi badannya berwarna lebih pucat yang dihiasi bintik-bintik berwarna kelabu, terkadang berwarna kehijauan misalnya mutiara di semua tubuhnya.

Beberapa bagian berdasarkan sirip anal berwarna merah & sisi badannya terpotong horizontal oleh garis hitam yg memanjang mulai berdasarkan mulut sampai pertengahan batang ekor & satu bintik hitam pada akhir garis tadi.

Sepat mutiara bisa mencapai ukuran 12,lima cm & telah sanggup dipijahkan setelah berukuran 10 centimeter. Ikan ini tergolong ikan yang memijah dalam sarang busa yang dibangun oleh induk jantan. Sepat jenis ini bisa dijumpai pada perairan yang kecil, genangan air yang damai, dan rawa-rawa.

Tempat Pemijahan

Ikan sepat mutiara tergolong ikan yang gampang dipijahkan, asalkan lingkungannya memadai. Untuk itu, dapat dipakai aquarium dengan ukuran 50?30?30 cm. Pada aquarium dibuat beberapa loka yang gelap sebagai loka persembunyian dan jua sebagai loka memijah. Untuk menciptakan bagian-bagian yg gelap dalam aquarium, bisa diberi enceng gondok yg berakar rimbun pada aquarium.

Untuk kebutuhan air, dapat dipakai air sumur & air bersih lainnya, yg sebelumnya diendapkan sehari semalam. Suhu air diusahakan 27 ? 28 oC dan PH 6 ? 7, dan dasar aquarium diberi pasir bersih.

Memilih Induk

Induk jantan mempunyai sirip punggung yang panjang dan lancip serta dilengkapi menggunakan hiasan warna merah pada leher dan perut. Warna merah ini akan semakin menyala dalam ketika ikan ini birahi. Sedangkan ikan betina mempunyai sirip bundar & pendek.

Induk sepat mutiara usahakan berumur lebih dari 7 bulan dengan ukuran minimal 7,5 centimeter. Untuk persyaratan, induk yang dipilih harus sehat, nir stigma dan gerakannya lincah. Induk jantan dan betina buat ad interim dipisah pemeliharaannya, & selama pemeliharaan diberi makan jentik nyamuk.

Pemijahan

Setelah aquarium selesai disiapkan, ikan sepat mutiara telah bisa dipijahkan. Induk jantan dan betina dimasukkan secara berpasangan di dalm aquarium pemijahan. Setelah menyesuaikan diri induk jantan pribadi menciptakan sarang busa dan nir mau didekati oleh pasangannya. Sarang busa yg dibentuk tidak terlalu tebal dan luasnya ? 15 ? 20 cm.

Setelah terselesaikan pembuatan sarang busa, induk jantan eksklusif menghampiri induk betina, dan pribadi memijah di bawah sarang busanya. Induk betina bisa membuat telur ? 1.000 buah telur. Setelah telur habis dikeluarkan, induk betina langsung diangkat berdasarkan telurnya.

Induk jantan dibiarkan permanen berada beserta telurnya, dia akan menghampiri sarang busa & merusak sarang busa yang telah digunakan memijah menggunakan cara menyemprotkan pasir yang dipungut berdasarkan dasar loka pemijahan. Telur-telur yang nir terbuahi, akan rontok & mengendap di dasar aquarium. Proses ini sangat membantu fekunditas telur lainnya, karena telur-telur yg tidak terbuahi nir membusuk dan tidak sebagai sarana tumbuhnya fungi yang dapat Mengganggu telur-telur yang lain. Hal ini bisa memperkecil agresi fungi, lantaran media tumbuhnya tidak ada.

Telur akan menetas dua ? 3 hari setelah pembuahan, dan kuning telur akan habis setelah 4 hari. Pada waktu ini wajib disediakan makanan yang sesuai dengan bukaan mulut benih, umumnya Infusoria. Benih dipelihara ? Dua minggu, selanjutnya telah sanggup dipindah ke tempat pembesaran. Pada waktu kuning telur sudah habis, induk jantan telah mampu dipindah ke loka lain.

Penyakit yg menyerang sepat mutiara, nir jauh tidak sama dengan penyakit yg menyerang ikan lainnya. Penyakit bisa ditimbulkan sang serangan parasit (virus, jamur, bakteri, protozoa & bangsa udang renik), selain itu bisa jua disebabkan oleh kualitas air & pakan yang tidak baik. Namun, penyakit yg tak jarang menyerang sepat mutiara merupakan parasit golongan bakteri, cacing, fungi.

Untuk menghindari terjadinya agresi penyakit, perlu dilakukan pencegahan sebelum terjadi & pengobatan apabila ikan telah menerangkan tanda-indikasi terjangkit penyakit, serta pemusnahan semua ikan jika agresi penyakit tidak mampu diatasi lagi.

Pencegahan Serangan Penyakit

Untuk mencegah serangan penyakit dalam bisnis budidaya Ikan Sepat mutiara dapat dilakukan menggunakan beberapa cara, antara lain : dekontaminasi peralatan, dekontaminasi aquarium, & dekontaminasi ikan itu sendiri.

Dekontaminasi Peralatan

Semua peralatan yang akan dan telah digunakan wajib dibersihkan, supaya kuman-kuman yg melekat dalam peralatan tadi mangkat & ikan nir terserang sang kuman tersebut.

Dekontaminasi alat-alat dapat dilakukan dengan cara merendam semua alat-alat ke pada larutan PK dosis rendah (tiga ? 20 mg/l) selama 30 menit.

Dekontaminasi Aquarium

Aquarium yang akan dipakai buat pemeliharaan & pemijahan dibersihkan terlebih dahulu. Pembersihan aquarium bisa dilakukan dengan cara pembersihan & penjemuran aquarium. Selain itu dapat digunakan obat kimia Kalium Permagnat (PK) 20 mg/l dengan cara merendam aquarium dengan larutan tersebut, lalu dijemur.

Dekontaminasi ikan

Ikan juga perlu diberi perlakuan agar nir sebagai penyebab timbulnya wabah penyakit. Dekontaminasi ikan dilakukan dengan teknik karantina ikan menggunakan cara memelihara ikan pada wadah spesifik selama waktu eksklusif. Dengan cara ini dapat diketahui apakah ikan terkena serangan penyakit atau nir dan segera diambil langkah pengamanannya.

Ikan pula bisa diberi imunisasi & vaksinasi. Pemberian imunisasi & vaksinasi bisa mempertinggi kekebalan tubuh ikan terhadap infeksi penyakit. Pemberiannya dengan cara penyuntikan dan pelapisan menggunakan pakan.

Penanganan Ikan yang Sakit

Identifikasi Penyakit

Secara generik, sepat mutiara yg terinfeksi penyakit menerangkan tanda-pertanda sebagai berikut :

Penyakit yang disebabkan oleh senyawa beracun pada pada air umumnya sulit buat diidentifikasi, karena dampak dari senyawa beracun ini terhadap ikan nisbi cepat, namun dapat pribadi diambil tindakan buat mengatasinya.

Penggantian Air dan pembersihan Aquarium

Langkah ini adalah keliru-satu cara untuk mengatasi agresi penyakit yg ditimbulkan sang senyawa beracun atau kualitas air aquarium yang kurang memadai.

Ikan yg terdapat secepatnya dipindah ke tempat yang lain yg nir mengandung senyawa beracun. Untuk aquariun yg sudah dicuci, kemudian dijemur buat lebih memastikan bahwa aquarium sudah steril.

Pengobatan ikan yang Terinfeksi Parasit

Tabel 1. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Parasit

Uraian:

a. Gyrodactylus sp.

Organisme ini termasuk kelas Trematoda. Gyrodactylus sp. Menyerang kulit & sirip ikan. Ikan yang terserang akan menjadi kurus & kulitnya tidak kelihatan bening lagi. Sirip ekor sering rontok dan tutup insang tidak bisa menutup dengan paripurna. Ikan juga seringkali menggosok-gosokkan badannya menggunakan sengaja dalam dasar dan dinding aquarium.

? Pengobatan menggunakan bahan kimia

Ikan dapat direndam dalam larutan Methylene blue (1 gr/100 cm3 air), larutan garam dua,lima % selama 10 ? 15 mnt.

? Pengobatan menggunakan bahan alami

Dapat digunakan kulit akar Mengkudu (Morinda citrifolia L.). Kulit akar ini mengandung unsur kimia Soranjidiol yang bisa berguna sebagai obat cacing. Kulit akar yang digunakan ? 150 gr : 0,2 liter air (buat ekstrak), lalu ekstrak ini dicampur ke dalam air ? 30 liter air dan ikan direndam pada dalamnya. Perlakuan ini diteruskan hingga ikan sembuh.

Tabel 2. Pengobatan ikan yang Terinfeksi Bakteri

Uraian:

b. Bakteri Flexybakter columnaris

Bakteri ini tidak memiliki plagella sehingga dapat bergerak meluncur menggunakan membengkokkan badannya. Penyebarannya melalui ikan ke ikan & genre air. Kasus penyerangannya seringkali terjadi dalam suhu 18 ? 20 oC.

Infeksi yang ditimbulkan masih ada pada kulit ketua, badan bagian belakang, insang, dan badan bagian lainnya. Gejalanya dapat menyebabkan ikan kehilangan nafsu makan, masih ada bintik putih & lalu menjadi merah lantaran pendarahan serta insang dan sirip rontok sampai tinggal tulang.

? Pengobatan menggunakan bahan kimia

Ikan direndam ke dalam larutan Copper sulfat (CuSO4) 500 ppm atau PK dua ? 4 ppm selama 1 ? 2 menit. Pengobatan dengan PK apabila belum menerangkan hasil, berarti dosis perlu ditambah menjadi 4,6 dan seterusnya.

? Pengobatan menggunakan bahan alami

Untuk obat alami, bisa dipakai rimpang kencur yg diambil ekstraknya. Rimpang kencur yang dibuat ekstrak ? 100 gram : 0,2 liter air, kemudian ekstrak ini dicampur dengan 30 liter air aquarium. Ikan yg sakit direndam di pada larutan tadi. Perlakuan ini dilanjutkan sampai ikan benar-benar sembuh.

Rimpang kencur ini mengandung unsur kimia yang beragan, diantaranya merupakan Alkohol. Kandungan kimia ini dapat melemahkan serangan bakteri Flexybakter dalam ikan.

Tabel 3. Pengobatan ikan yg Terinfeksi Jamur

Uraian:

c. Jamur Saprolegnia sp.

Serangan jamur ini akan semakin tinggi jika suhu air menurun dan ikan mengalami stres. Ikan yang terjangkit jamur ini bisa diketahui dengan gampang, karena ada sekumpulan benang halus misalnya kapas sebagai akibatnya dianggap White cottony growth. Kumpulan benang ini seringkali terlihat dibagian kepala, tutup insang, dan disekitar sirip. Sedangkan telur yg terjangkit akan terlihat misalnya kapur.

? Pengobatan menggunakan bahan kimia

Untuk telur yg terserang, bisa direndam pada larutan Malachite green 5 ppm selama 1 jam. Untuk ikan yg terjangkit dapat pula direndam pada larutan ini menggunakan konsentrasi yg sama.

? Pengobatan menggunakan bahan alami

Ikan & telur yg terjangkit fungi ini sanggup direndam dalam air yg sudah dicampur dengan ekstrak lengkuas. Untuk ekstrak digunakan rimpang lengkuas ? 100 gr : 0,dua liter air, kemudian dilarutkan ke pada air ? 30 liter. Lengkuas ini mempunyai kandungan kimia yang bisa mengobati penyakit jamur (anti jamur). Perlakuan seperti ini setiap hari sampai ikan sembuh.

Tabel 4. Pengobatan ikan yg Terinfeksi Trichodina spp

Uraian: d. Trichodina spp.

Trichodina bisa menyebabkan penyakit gatal (trichodiniasis). Bagian yang diserang terutama kulit, sirip & insang. Gejala yang disebabkan diantarnya ikan kehilangan nafsu makan, gerakan melemah, produksi lendir bertambah dan dalam tubuh bagian luar acapkali terjadi pendarahan.

? Pengobatan menggunakan bahan kimia

Ikan yg terjangkit dapat direndam dalam larutan garam (NHCl) 30 ppm selama 1 jam.

? Pengobatan menggunakan bahan alami

Ikan yg terinfeksi Trichodina bisa diberi terafi menggunakan cara perendaman ikan ke pada larutan ekstrak Lengkuas 100 gram : 0,2 liter air(buat ekstrak) yg lalu dilarutkan ke dalam 30 liter air. Perlakuan ini dilanjutkan hingga ikan sembuh.

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto E. & Evi Liviawati? Pengendalian Hama & Penyakit Ikan?. Kanasius. Yogyakarta 2000.

Azmi & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Sepat Mutiara Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Daelami, Deden A.S ? Agar Ikan Sehat?. Penebar Swadaya. Jakarta 2001.

Lingga, P dan Heru Susanto? Ikan Hias Air Tawar?. Penebar Swadaya. Jakarta 1989.

Wijayakusuma, Hembing. H.M, Setiawan Dalimarta dan A.S. Wrian? Tanaman Berkhasiat Obat di Indonesia?. Pustaka Kartini. Jakarta.

Www. Dkp.Go.Id. ?Penyakit Ikan?. 2005.

#Tag :

Mengenal Bubu Gurita

Penangkapan gurita yg umum dilakukan di Indonesia umumnya hanya dilakukan menggunakan cara memakai tombak, yg dilakukan menggunakan cara sembari menyelam. Alat tangkap yang secara spesifik digunakan buat menangkap gurita boleh dikatakan masih belum ada. Sebagai citra, di bawah ini dijelaskan tentang konstruksi, metode operasi animo penangkapan dan wilayah penangkapan dengan menggunakan Bubu Gurita, yang bisa dijadikan menjadi acuan sebelum melakukan bisnis penangkapan menggunakan bubu gurita.

KONSTRUKSI

Untuk bubu keramik, lebar mulut (pintu masuk) 15-25 cm, tinggi 30-40 cm, diameter bawah 15-20 cm dan berat antara 1-1.5 kg. Untuk bubu yang memakai  cangkang kerang, dapat memakai cangkang kerang dari jenis Scaparca Subcrenata, Rapana thomasiana yang ukuran panjangnya antara 15-20 cm atau jenis cangkang kerang lain dengan ukuran yang hampir sama. Tali pelampung, tali pemberat dan tali utama memakai tali berdiameter 15 mm sedangkan tali cabang berdiameter 10 mm. Jarak antara satu bubu dan bubu lainnya antara 8-12 m, panjang tali utama disesuaikan dengan banyak sedikitnya jumlah bubu yang digunakan, sedangkan untuk tali pelampung disesuaikan dengan kedalaman.

METODE OPERASI

Metode pengoperasian berdasarkan bubu gurita pada prinsipnya hampir sama menggunakan pengoperasian bubu lainnya hanya saja pada pengoperasian bubu nir menggunakan umpan. Lama perendaman tergantung nelayan yang mengoperasikannya sinkron menggunakan pengalaman tapi umumnya antara dua-3 hari. Pemasangan dan pengangkatan bubu dilakukan setiap hari pada pagi hari.

Pemasangan bubu di daerah penangkapan dipasang satu demi satu kemudian diuntai dengan jarak satu dengan lainnya antara 6-10 m. Dalam satu set bubu biasanya dipasang antara 20-30 buah bubu atau tergantung dari kapasitas perahu, bubu yang tersedia dan kemampuan nelayan yang mengoperasikannya.
Metode pengoperasian bubu gurita

ALAT BANTU PENANGKAPAN

Alat bantu penangkapan dapat memakai gardan yang dibuat dari bambu, kayu atau besi.

JENIS HASIL TANGKAPAN

Jenis gurita seperti Ocellated octopus, Octopus ocelatus, Octopus vulgaris dan jenis Octopus dofleini.

PERAHU DAN NELAYAN

Pengoperasian bubu dapat dilakukan dengan mernpergunakan perahu tanpa motor atau bahtera motor tempel dengan jumlah nelayan berkisar antara 1-dua orang.

UMPAN

Dalam pengoperasian bubu gurita tidak menggunakan umpan.

MUSIM PENANGKAPAN

Musim penangkapan disesuaikan menggunakan trend keberadaan gurita pada wilayah penangkapan masing-masing. Pada trend memijah, gurita akan lebih gampang buat memasuki bubu daripada trend selesainya memijah, gurita susah buat memasuki bubu.

DAERAH PENANGKAPAN

Daerah penangkapan merupakan daerah penangkapan yg mempunyai dasar perairan lumpur berpasir, berarus kecil menggunakan kedalaman antara lima-40 m. Daerah penangkapan yg berarus cepat nir cocok buat pengoperasian bubu gurita.

PEMELIHARAAN ALAT

Pemeliharaan alat harus dilakukan secara rutin. Semakin higienis semakin gampang gurita buat memasuki bubu.

PENGADAAN ALAT DAN BAHAN

Bahan & indera untuk pembuatan bubu gurita bisa dicari di toko kelontong atau mencari cangkang kerang.

Sumber : Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN RED PHANTOM

Tingkat kesehatan ikan sangat tergantung dari syarat lingkungannya. Kondisi lingkungan bisa memicu timbulnya penyakit pada antaranya kesalahan dalam pemberian pakan, perubahan syarat air, perubahan pencahayaan, & getaran.

Tindakan buat menjaga agar syarat ikan pada akuarium tetap sehat menjadi sangat penting karena bila ikan sudah terlanjur mengalami gangguan penyakit maka resiko yang akan ditanggung sanggup jadi malah lebih akbar. Tindakan buat menjaga supaya kondisi ikan di akuarium tetap sehat lebih utama dilakukan jika pemeliharaannya buat tujuan komersial.

Red phantom tetra adalah nama populer menurut spesies Megalamphodus sweglesi atau seringkali diklaim ?Swelegs? Tetra. Ikan ini adalah salah satu spesies diantara lebih dari 1.300 spesies golongan Characoid & termasuk jenis modern dalam Characin. Dari golongan Characoid, ordo Characiformes memiliki kemiripan dengan ordo Cypriniformes.

SISTEMATIKA

Sistematika menurut ikan Red Phantom tetra adalah sebagai berikut :

? Ordo : Cypriniformes

? Sub ordo : Characoide

? Famili : Characidae

? Sub-keluarga : Cheirodontinae

? Genus : Megalamphodus

? Spesies : Megalamphodus sweglesi

Ikan ini memiliki sirip punggung lebih panjang agak runcing buat jantan & lebih pendek & relatif bulat, masih ada bulat hitam pada perut buat jantan tidak terlalu kentara & untuk betina kentara, perut dalam ikan jantan tidak buncit & pada betina lebih buncit.

HABITAT

Daerah penyebaran red phantom merupakan Amazon dekat Leticia, Kolombia. Ikan ini memiliki kebiasaan berenang pada tengah-tengah air, berkembang biak menggunakan bertelur, dan cenderung hidup secara berkelompok misalnya halnya ikan jenis tetra lainnya. Dalam satu kelompok sanggup terdiri dari 7 ekor atau lebih. Panjang aporisma pertumbuhan yg dapat dicapai merupakan 4 centimeter.

Berdasarkan sistematika tadi, bisa diketahui bahwa red phantom termasuk ikan yang mempunyai rahang & bergigi, mempunyai tulang belakang, & mempunyai tulang ekor.

Persiapan Calon Induk

Salah satu keberhasilan usaha pengembangbiakan red phantom adalah penyediaan induk yg berkualitas mengagumkan. Untuk itu pemilihan calon induk menjadi keliru satu aktivitas yg sangat memilih dalam pengembangbiakan red phantom.

? Pemilihan calon induk

Sebaiknya induk, yang dipilih ikan yg sehat, gerakkannya normal dan memenuhi persyaratan pada hal umur. Perbedaan jenis kelamin jantan dan betina sangat kentara terlihat sesudah ikan berumur 6 bulan atau ukuran L (large), yaitu selesainya panjang tubuhnya mencapai tiga centimeter.

? Perbandingan induk jantan

Red phantom termasuk golongan ikan yg dikembangbiakan secara massal, bukan secara berpasangan. Di dalam akuarium bisa dipasangkan sejumlah induk dengan perbandingan induk jantan dan

? Perawatan calon induk

Calon induk yang telah dipilih kemudian dipelihara pada dalam akuarium sampai siap buat dipijahkan. Bila pada pada jumlah poly, calon induk jua sanggup dipelihara pada kolam. Calon induk ini diberi pakan berupa cancing sutera 2 kali sehari.

? Peneluran

Red phantom akan memijah pada malam hari dan telur-telurnya akan menempel pada sarang buatan. Pada waktu pemijahan pertama kali perlu dibantu secara manual, yaitu dengan mengurut perlahan-lahan bagian perut hingga keluar telur lebih kurang tiga-4 butir. Red phantom akan bertelur setiap hari secara bergantian. Telur yang didapatkan diambil kemudian dipindahkan ke akuarium penetasan.

? Penetasan Telur dipindahkan ke akuarium penetasan dengan panjang 100 cm, lebar 50 cm, & tinggi 20 centimeter. Pemindahan telur dilakukan menggunakan donasi pipet yang pipa kacanya sudah diganti dengan selang plastik. Telur yang akan menetas akan berwarna coklat belia, sedangkan yg nir menetasa berwarna putih. Jika terdapat telur yang nir menetas, akuarium ditambahkan metil biru dan tetrasiklin agar telur yang tidak menetas ini tidak sebagai musuh, baik bagi burayak maupun artemia.

Pembesaran

Pada pembesaran red phantom meliputi beberapa kegiatan yaitu :

? Pemberian pakan

Didalam kegiatan pembesaran, burayak diberi pakan cacing sutera. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pukul 09.00 pagi & 15.00 sore. Jumlah pakan yg diberikan yaitu antara 3-4 g buat satu akuarium yg berisi kurang lebih 500 ekor burayak buat sekali hadiah pakan. Selain itu burayak jua sanggup diberi pakan kutu air.

? Seleksi anak

Seleksi anak mulai dilakukan pada ketika ikan berumur kurang lebih 1 bulan ( panjang tubuh mendekati 1 centimeter ). Seleksi ini dilakukan berdasarkan besar kecilnya berukuran tubuh ikan. Ikan yang sudah mempunyai berukuran yg seragam dipisahkan ke akuarium yg lain.

? Perawatan

Setiap 3 hari sekali air akuarium diganti. Pada waktu pengantian air ini sekaligus juga dilakukan pembersihan dasar akuarium, menggunakan memakai pipa penyedot. Setelah itu akuarium ditambahkan air lagi yg sudah diendapkan semalam. Setiap hari syarat ikan pula wajib dipantau, apabila masih ada ikan yg mempunyai norma menyimpang atau terdapat gannguan kesehatan, segeralah dipisahkan.

MENGENDALIKAN PENYAKIT

Tingkat kesehatan ikan sangat tergantung dalam kondisi lingkungannya. Kondisi lingkungan yang dapat memicu timbulnya penyakit di antaranya kesalahan dalam anugerah pakan, perubaha kondisi air.

White Spot (Bintik Putih)

Penyakit ini pula dikenal dengan penyakit Ich. Penyakit ini sangat cepat menyebar terutama pada akuarium atau kolam yang padat komunitasnya. Penyakit ini ada lantaran kondisi air yg buruk, pemberian pakan yg hiperbola, & suhu air yang terlalu rendah.

Ikan red phantom biasa terserang penyakit ini mulai berdasarkan umur 4-6 minggu sampai dengan berukuran M (1-dua bulan) & L (6-7 bulan).

Gejala Serangan

? Gerak insang cepat

? Ikan menggesek-gesekkan badannya

? Terdapat bercak putih dibadan, sisik, sirip & ekor

? Ikan kehilangan nafsu makan

? Biasanya ikan yang terkena penyakit ini akan menyendiri

Penyebab ? Adapun penyebab dari penyakit ini adalah protozoa Ichthyopthirius multifiliis

Tabel Penyakit White Spot

Pengobatan

? Secara kimia

Bila red phantom terserang penyakit ini maka sebaiknya akuarium diberikan Blitz-icht sebanyak 10 tetes dan tetrasiklin sebesar 0,lima sendok teh.

? Secara alami

Berikan ramuan mahkota ilahi, adapun bahan yg dipakai adalah :

- Cangkang mahkota tuhan sebesar 50 iris

- Air tiga gelas

- Daun ketapang sebanyak 5 lbr

Cara membuatnya : Rebus cangkang mahkota dewa sebesar 50 iris menggunakan 3 gelas air sampai tersisa kurang lebih satu gelas. Didalam merebus ramuan tersebut bisa dibubuhi daun ketapang sebanyak 5 lembar buat menaruh output yang optimal.

Cara memakai :

Campurkan air hasil rebusan ke pada 50 liter air kolam atau akuarium. Ulangi metode pengobatan herbal tadi sampai kondisi ikan membaik.

Pencegahan ? Ambil 3 butir mahkota ilahi

? Tusuk-tusukkan sekujur buah mahkota dewa menggunakan memakai garpu hingga semua tubuh butir terlubang.

? Masukkan butir mahkota ilahi yang telah ditusuk-tusuk kedalam 50 liter air

? Biarkan buah tadi pada dalam akuarium selama saru minggu

? Ganti air akuarium & ganti juga mahkota ilahi menggunakan yang baru.

DAFTAR PUSTAKA

Harmanto, Ning. Menggempur Penyakit Hewan Kesayangan dengan Mahkota Dewa. 2004. Penebar Swadaya. Jakarta

Wahyuni, S, Fauzi, A. Ikan Hias Air Tawar Red Phantom Tetra. 2000. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wahyudi & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Red Phantom Tetra Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

#Tag :