Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Budidaya Perikanan. Tampilkan semua postingan

Tepung Ikan

Ikan pada umumnya lebih poly dikenal daripada output perikanan lainnya, lantaran jenis tersebut paling poly ditangkap dan dikonsumsi. Ikan sangat baik digunakan menjadi bahan pangan, karena poly menggandung komponen-komponen yg diperlukan oleh tubuh. Seperti protein, lemak, sedikit karbohidrat, vitamin, & garam-garam mineral. Protein merupakan komponen terbesar sehabis air, maka ikan adalah sumber protein hewani yg sangat potensial (Hadiwiyoto, 1993).

Tepung ikan merupakan salah satu bahan baku sumber protein hewani yang dibutuhkan dalam komposisi makanan ternak dan ikan. Kandungan protein tepung ikan memang relatif tinggi. Protein hewani tersebut disusun oleh asam-asam amino esensial yang kompleks, diantaranya asam amino Lisin dan Methionin. Disamping itu, juga mengandung mineral Calsium dan Phospor serta vitamin B kompleks khususnya vitamin B12 (Murtidjo, 2001).
Tepung ikan

Tepung ikan (fish meal) merupakan salah satu produk pengawetan ikan dalam bentuk kering, lalu digiling sebagai tepung. Bahan standar tepung ikan umumnya merupakan ikan-ikan yg kurang irit, output sampingan penangkapan dari penangkapan selektif, glut ikan (ikan yg melimpah) dalam animo penangkapan dan residu-residu pabrik pengolahan ikan misalnya pabrik pengalengan & pembekuan tepung ikan & minyak ikan. Menurut Irawan (1995), bisnis pengolahan tepung ikan sangat menguntungkan bagi pengusaha ikan, karena residu-sisa ikan yg dibuang percuma bisa dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan tepung. Salah satu syarat pembuatan tepung ikan merupakan tersedianya bahan mentah yang relatif & bahkan hiperbola dan harganya murah.

Mutu tepung ikan yg didapatkan tergantung pada jenis & kesegaran bahan mentah yang diolah, & juga teknologi pengolahannya. Untuk menerima tepung ikan bermutu baik perlu dikembangkan teknologi pengolahan dengan cara konvensional yang sudah lazim dipakai dalam industri tepung ikan.

Tepung ikan merupakan salah satu bahan standar pakan yang poly mengandung protein. Protein ikan diperlukan lantaran selain gampang dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama menggunakan pola asam amino yang masih ada dalam tubuh ternak. Pada umumnya, para peternak menambahkan tepung ikan dalam formula pakan ternak buat merangsang pertumbuhan daging ternak mereka (Zalniati, 2005).

Alur proses pembuatan tepung ikan

Keterangan :

  1. Penyortiran : dilakukan untuk memisahkan antara bahan baku yang bagus, setengah bagus dan yang tidak bagus
  2. Perebusan : dilakukan untuk menghilangkan lemak-lemak yang mengganggu proses selanutnya, dan bakteri-bakteri yang tidak berguna. Dilakukan dengan cara : bahan baku dimasukan ke alat perebus selama 2 menit untuk menghilangkan lemak, kemudian bahan baku tersebut diangkat dan dilanutkan pross selanjutnya
  3. Pencacahan : Tahap dilakukan guna mencacah bahan baku yang telah mengalami proses perebusan untuk dicacah menjadi potongan-potongan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
  4. Pengeringan : Dilakukan guna mengeringkan bahan baku yang telah mengalami proses pencacahan
  5. Penggilingan : Dilakukan guna menggiling bahan baku yang telah dikeringkan dan hasil proses ini adalah tepung ikan yang sesuai dengan ukuran yang diinginkan
  6. Pengepakan : Dilakukan pengepakan tepung ikan selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo/gudang.

Penjelasan lebih lengkap tentang Cara Pembuatan Tepung Ikan bisa dipandang disini :

  1. Cara Membuat Tepung Ikan : Pemasakan Ikan
  2. Cara Membuat Tepung Ikan : Pengepresan Ikan
  3. Cara Membuat Tepung Ikan : Pengeringan Tepung Ikan
  4. Cara Membuat Tepung Ikan : Penggilingan dan Mutu Tepung Ikan

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan dan Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Pemasakan Ikan

Pemasakan bertujuan buat mengkoagulasikan protein, sehingga memudahkan termin pengepresan buat mengeluarkan air & lemak. Hal tadi disebabkan menggunakan mengkoagulaskan protein, sebagian besar berdasarkan air terikat akan terbebas demikian jua menggunakan deposit lemak, sehingga memudahkan pengeluaran air dan lemak (Ilyas, 1985).

Proses pemasakan pada metode konvensional menggunakan mesin pemasak (cooker) berbentuk silinder berselubung yang didalamnya terdapat Conveyor screw sebagai alat untuk aliran bahan. Pemasakan menggunakan uap (steam) secara terus menerus yang diperoleh dari mesin uap (Boiler).

Sebelum dilakukan proses pemasakan, Boiler dipanaskan terlebih dahulu untuk menghasilkan Steam/uap panas yang kemudian dialirkan kedalam mesin pemasak (cooker). Setelah uap mencapai 2 Bar (1,01325 bar = 1 atm) dan suhu mencapai 100˚C maka kecepatan cooker dapat diatur yang disesuaikan dengan kualitas bahan baku dan temperatur cooker. Apabila temperatur mencapai 100˚C dan uap 2-4 Bar serta kualitas bahan baik maka kecepatan cooker dapat dipercepat, dan apabila kualitas bahan agak membusuk (restant) maka jalannya cooker diperlambat. Kecepatan cooker maksimal mencapai 23 rpm. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasakan pada suhu 100˚C dan uap 3 Bar sekitar 10-15 menit.

Permasalahan yang sering terjadi adalah suplai uap dan suhu cooker sering menurun (<90˚C) serta menumpuknya bahan baku yang mengakibatkan kualitas bahan menjadi menurun, Hal tersebut menyebabkan proses pemasakan menjadi lebih lama. Proses pemasakan yang kurang sempurna menyebabkan kadar TVN meningkat dan pemasakan yang terlalu lama menyebabkan protein akan terdenaturasi yang mengakibatkan hilangnya kandungan protein dalam bahan.

Pemasakan merupakan termin yang paling kritis dalam pembuatan tepung ikan, karena jika terlalu matang akan menyulitkan pengepresan yang disebabkan bahan standar terlalu lunak. Perebusan yg kurang matang cairannya sulit buat dikeluarkan lantaran bahan baku masih keras.

Pada saat ini penggunaan tepung ikan sebagai pakan hewan maupun ternak semakin terkenal . tepung ikan adalah suatu produk padat kering yang dihasilkan sebagai dengan jalan mengeluarkan sebagaian besar cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang dikandung didalam tubuh ikan. Tepung ikan sebagai bahan pakan ternak dan ikan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani dibuat dari sisa-sisa olahan (limbah) atau kelebihan hasil penangkapan dalam memaksimalkan pemanfaatan ikan yang pada akhirnya juga memaksimalkan nilai ekonomis sisa olahan dan kelebihan hasil tangkapan tersebut. Bahan mentah yang sebaiknya dipakai adalah ikan yang tidak berlemak (lean fish) untuk mengurangi kemungkinan terjadinya oksidasi lemak yang akan menyebabkan rancidity.

Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat dilakukan pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan alat berbentuk sekrup. Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada suhu 95˚C sampai 100˚C dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung ikan, menggunakan suhu 95˚C.

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan & Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Pengepresan Ikan

Pada tahap pressing terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan berada pada tabung yg berlubang, hal tadi dilakukan untuk meningkatkan tekanan menggunakan bantuan sekrup. Selama proses pressing, kadar air menurun berdasarkan 70% menjadi 50% & minyak menurun lebih kurang 4 %. Setelah dilakukan penyaringan buat memisahkan material kasar & material yang padat, lalu material yang padat dan keras ini dilakukan pressing semetode terus-menerus & disentrifugasi untuk memindahkan minyak. Minyak yang disuling merupakan minyak yang dapat dimanfaatkan dan dipakai pada industri pembuatan minyak goreng dan mentega.

Bagian cair berdasarkan proses pressing liquor dikenal menggunakan nama stickwater yg berisi material yg sudah dihancurkan yg beratnya lebih kurang 9% berdasarkan total padatan. Material terbentuk balik dampak penguapan stickwater hingga berbentuk sirup yg terdiri menurut 30 sampai 50 % padatan & kadang-kadang dijual sebagai ikan padat yg dilarutkan. Pada umumnya produk hasil pressing liquor apabila dipress pulang & dikeringkan maka akan berbentuk tepung.

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan dan Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

Fungsi Pakan Bagi Ikan

Fungsi utama pakan dalam ikan adalah buat menghasilkan tenaga yang digunakan buat menopang pertumbuhan & perkembangan ikan. Pakan tersebut bisa diperoleh berdasarkan pakan alami juga pakan buatan. Secara generik, ikan memanfaatkan protein menjadi asal energi primer, sang karena itu, komponen utama yg harus tersedia waktu membuat pakan buatan merupakan protein.

Namun demikian, pakan nir hanya berfungsi menjadi penghasil tenaga, sehingga ketersediaan komponen lain pada pembuatan pakan ikan jua sangat penting. Beberapa fungsi krusial pakan buat menopang pertumbuhan & perkembangan ikan antara lain:

1. Fungsi Pakan Ikan Sebagai Pengobatan

Pada dasarnya, ikan yang memperoleh kecukupan nutrisi dari pakan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai akan tumbuh dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pakan akan membantu terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan. Sistem ketahanan tubuh tersebut akan menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan penyakit, dan sangat dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila pakan yang dikonsumsi berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan dengan baik dan dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang baik pula.
Ilustrasi ikan yang sehat

dua. Fungsi Pakan Ikan Untuk Membentuk Warna Tubuh

Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung dalam pakan buatan dan dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya ikan hias. Pakan buatan yang digunakan untuk membentuk warna tubuh pada ikan jika dilihat dari komponen bahan penyusunnya tidak beda jauh dengan pakan buatan lainnya, hanya pada pakan buatan ditambahkan pigmen atau penghasil warna.
Warna ikan discuss yang cerah

Secara fisik pakan buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah dibedakan dengan pakan protesis biasa, karena pakan buatan yang diperkaya menggunakan pigmen biasanya memiliki warna yang khas, merah atau hijau. Selain itu, kabar yang menjelaskan adanya tambahan pigmen biasanya jua tertera dalam bungkus. Ikan yg diberi pakan menggunakan kandungan pigmen yg proporsional akan memiliki warna tubuh yg lebih cemerlang dan tajam.

Tiga. Fungsi Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Cita Rasa

Cita rasa sangat mempengaruhi selera konsumen. Ikan yang memiliki cita rasa buruk atau kurang enak biasanya tidak disuukai konsumen. Cita rasa daging ikan ini sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dimakan ikan itu sendiri. Ikan selain mendapatkan pakan dari pemberian pakan tambahan, juga mendapatkan pakan dari pakan alami. Kualitas pakan alami sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan masing-masing. Setiap lingkungan perairan memiliki kandungan dan kualitas pakan alami yang berbeda-beda. Dengan demikian, ikan yang memperoleh pakan alami dari suatu lingkungan perairan akan memiliki oroma dan citarasa yang berbeda dibanding dengan ikan sejenis yang memperoleh pakan alami dari lingkungan perairan lain. Demikian pula jika ikan yang ditangkap pada suatu lingkungan perairan akan memiliki aroma dan cita rasa yang berbeda jika dibandingkan dengan ikan sejenis yang ditangkap pada lingkungan perairan yang sama tetapi pada musim yang berbeda.
Daging ikan

Dengan asumsi tersebut di atas, pembuatan pakan protesis usahakan pula mempertimbangkan komponen yang mensugesti cita rasa daging ikan yang dihasilkan. Sebagai contoh, hadiah pakan ikan di Amerika yg berupa tepung darah, mempunyai cita rasa yg tidak selaras dengan ikan di Israel yang diberi pakan berupa bungkil kacang tanah. Demikian juga dengan ikan di Jepang yang diberi pakan berdasarkan kepompong ulat sutra memiliki cita rasa daging ikan berbeda menggunakan ikan di kedua negera tadi. Namun cita rasa daging ikan pada ketiga negara tersebut ternyata memiliki cita rasa daging ikan yang lebih lezat dibanding dengan cita rasa daging ikan pada Indonesia yg diberi pakan pellet.

4. Fungsi Pakan Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi

Pengangkutan hormon reproduksi menuju organ reproduksi pada ikan sangat dipengaruhi oleh kinerja sistem endokrin. Sistem endokrin dan sistem hormon ditunjang oleh kualitas pakan ikan. Sehingga, kualitas pakan ikan yang baik harus mampu menunjang kerja organ tubuh ikan, termasuk kinerja kedua sistem hormon tersebut. Kinerja sistem endokrin yang optimal akan mempercepat proses pematangan gonad atau pematangan kelamin ikan. Jika proses pematangan gonad bisa berlangsung lebih cepat, maka proses reproduksi pun bisa dipercepat. Dengan demikian, salah satu fungsi dari pakan ikan adalah untuk mempercepat proses reproduksi pada ikan.
Pemijahan ikan Koi

Penambahan vitamin, terutama vitamin E ternyata bisa merangsang pematangan gonad. Vitamin E diketahui mempunyai fungsi buat mencegah oksidasi EPA (eikosapentanoic acid). EPA diubah menjadi prostaglandin yg berperan dalam meningkatkan kecepatan pematangan gonad. Bersama menggunakan vitamin A yang berperan menjadi antioksidan, penambahan vitamin E pula akan menaikkan fungsi PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang diharapkan dalam proses pembentukan hormon. Selain itu, beberapa jenis bahan pembuatan pakan ikan yg bisa meningkatkan kecepatan proses pematangan gonad diantaranya, udang, cumi-cumi, kerang, dan kepiting yg masih segar.

5. Fungsi Pakan Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak

Secara umum, ikan memenuhi kebutuhan energinya dari protein. Dengan kata lain, ikan lebih mudah untuk mencerna protein untuk mengganti energinya dibanding dengan mencerna karbohidrat maupun lemak. Kondisi ini tentu saja bagi petani pembudidaya ikan kurang menguntungkan, mengingat biaya untuk memenuhi kebutuhan protein lebih mahal. Bagi pembudidaya ikan, protein yang diberikan pada ikan melaui pakan akan lebih baik digunakan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Sementara itu, energi yang digunakan diperoleh dari pemberian lemak atau karbohidrat.
Ikan sedang makan

Para ahli sudah melakukan aneka macam upaya penelitian buat menaikkan daya cerna ikan terhadap lemak & karbohidrat buat memenuhi kebutuhan energinya. Sehingga protein yang diberikan & harus disediakan menggunakan porto yg mahal bisa digunakan secara optimal buat menopang pertumbuhan ikan.

Dari output penelitian tadi, keliru satu bahan yg bisa dipakai buat menaikkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak buat memenuhi kebutuhan energinya adalah asam bile. Asam bile merupakan cairan yg didapatkan sang hati. Senyawa ini banyak mengandung garam natrium dan garam kalium. Dalam proses pencernaan lemak, ke 2 jenis garam ini akan menurunkan tegangan permukaan lemak dan mengubah bentuk lemak sebagai bola-bola kecil (micelle). Lemak berbentuk bola-bola mini ini nisbi larut dalam air (membangun emulsi) sehingga gampang diserap sang tubuh.

Upaya lain untuk menaikkan daya cerna ikan terhadap lemak juga bisa dilakukan dengan penambahan lesitin. Lesitin adalah lemak yang mengandung gliserol dan asam fosfat. Senyawa ini banyak terdapat pada otak, kedelai, biji bunga matahari, jagung, dan kuning telur. Selain menjadi asal lemak, lesitin pula berfungsi buat menstabilkan lemak pada saluran pencernaan. Dengan kandungan gliserol yg tinggi, lesitin gampang dicerna oleh ikan.

Penambahan mikroba jenis eksklusif pula diketahui dapat meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak & karbohidar. Selain menguraikan lemak sehingga mudah dicerna sang ikan, mikroba pula dapat membantu pencernaan karbohidrat & protein. Beberapa pabrik pakan telah menggunakan jenis mikroba yang dapat mempertinggi pencernaan lemak & karbohidrat menggunakan menambahkannya pada formulasi pakan ikan.

Sumber : Modul pembuatan pakan ikan buatan, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Pengeringan Tepung Ikan

Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering pribadi dan alat pengering nir eksklusif. Tepung usahakan nir dipanaskan dalam suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air yg cepat mengakibatkan keadaan ikan mendingin, semetode normal produk dipanaskan pada suhu 100?C.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam tepung ikan. Metode konvensional menggunakan alat pengering dryer. Tepung basah yang keluar dari Squeezer masuk kedalam dryer melalui screw berjalan. Panas yang digunakan berasal dari uap yang dialirkan melalui pipa yang terhubung ke Boiler. Alat pengeringan berbentuk seperti drum atau terowongan yang dipasang horisontal. Suhu pengeringan yang dibutuhkan antara 98˚-100˚C dan tekanan uap 4-6 bar.
Salah satu alat pengering tepung ikan

Proses pengeringan berlangsung selama dua jam berdasarkan awal proses produksi. Pengeluaran tepung berdasarkan dryer dilakukan secara bertahap. Sebelum dikeluarkan menurut dryer, dilakukan pengecekan terlebih dahulu dengan cara membuka pintu dryer paling ujung lalu tepung diambil dan diuji secara sensoris. Ciri-ciri tepung yang telah bisa dikeluarkan yakni butiran tepung tidak menggumpal & tekstur tepung lebih halus.

Pengujian lain adalah menggunakan alat MC (moisture contents) meter . Apabila kadar air mencapai (11% maka proses pengeluaran dari dryer dihentikan. Pengeluaran selanjutnya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Pengeringan yg kurang paripurna mengakibatkan kadar air masih nisbi sangat tinggi, hal tadi menyebabkan tepung gampang mengalami proses oksidasi yg dapat mengakibatkan ketengikan & tumbuhnya kutu dalam saat penyimpanan. Menurut Hutuely, dkk. (1988), pengeringan bertujuan buat mengurangi kadar air hingga batas eksklusif, dimana perkembangan mikroorganisme maupun aktivitas enzim-enzim dapat terhambat atau terhenti. Semakin usang ketika pengeringan, kadar air semakin turun.

Tepung yang berbau tengik menandakan bahwa kualitas tepung ikan sudah menurun, demikian juga dengan kandungan gizinya. Tepung yang terlalu kering akan mengurangi rendemen. Pada saat pengeluaran tepung ditambahkan antioksidan sebanyak 150 ml/1 ton bahan baku. Menurut Murtdjo (2001), antioksidan merupakan suatu senyawa organik fenolis yang dipergunakan sebagai bahan baku makanan ternak. Antioksidan mempunyai kesanggupan untuk menghambat proses oksidasi secara langsung maupun tidak langsung. Jenis antioksidan yang sering digunakan adalah Xantoquin.

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan & Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Penggilingan Tepung Ikan dan Mutu Tepung Ikan

Langkah terakhir yang dilakukan dalam pembuatan tepung ikan adalah penggilingan buat memecahkan gumpalan-gumpalan atau partikel berdasarkan tulang & dilakukan pengemasan tepung ikan buat selanjutnya dilakukan penyimpanan pada pada silo. Dari loka industri pengolahan tepung ikan, tepung ikan yg sudah siap jual kemudian ditransportasikan.

MUTU TEPUNG IKAN

Tepung ikan yg bermutu baik harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: butiran-butirannya agak seragam, bebas menurut sisa-residu tulang & benda-benda asing lainnya (Moeljanto dalam Taufik, 1996). Tepung ikan yang baik merupakan tepung ikan yg berkadar protein tinggi yaitu diatas 60% & mengandung kadar lemak rendah antara tiga%-7%. Lemak yg terlalu tinggi akan menyebabkan tepung ikan gampang tengik sehingga menyebabkan mutu pakan rendah. Tepung ikan yang memenuhi syarat di atas merupakan tepung ikan rucah yaitu bisa menyamai tepung ikan impor (Puspitasari, 2005).

Menurut Murtidjo (2001), sinkron standar kualitas FAO, maka tepung ikan yg berkualitas baik harus memenuhi persyaratan menjadi berikut:

  1. Tepung ikan harus merupakan partikel-partikel yang dapat melewati saringan Tyler nomor 8.
  2. Tepung ikan memiliki warna terang, keputihan, abu-abu, sampai cokelat muda.
  3. Tepung ikan memiliki kandungan protein lebih dari 50%.
  4. Tepung ikan memiliki kandungan lemak 2,5%-5%.
  5. Tepung ikan memiliki kandungan air sekitar 6%.

Tepung ikan

Mutu tepung ikan yg dihasilkan menggunakan cara konvensional mudah buat dikontrol, lantaran seluruh termin-termin pengolahan & kondisinya dapat diatur dengan baik. Pada metode konvensional pula bisa dihindarkan adanya penundaan yg terjadi di antara tahap-tahap pengolahan yg umumnya terjadi dalam cara sederhana (Ilyas, dkk., 1985).

Menurut kompiang (1985), tepung ikan dipakai pada ransum pakan berfungsi menjadi asal protein/asam amino essential, sang karena itu persyaratan yg harus dipenuhi diantaranya:

  1. Kadar protein yang tinggi dan mudah dicerna, dimana kesediaan asam amino tinggi.
  2. Kadar air tidak melebihi 10%.
  3. Kadar lemak tidak melebihi 8% dan penambahan antioksidan sangat dianjurkan.
  4. Bebas dari kontaminasi, terutama jamur, bakteri-bakteri penyebab penyakit.

Pengolahan tepung ikan menggunakan cara konvensional mutunya lebih baik dibandingkan dengan mutu tepung ikan yang diolah dengan metode semi konvensional juga cara tradisional, karena cara konvensional membentuk tepung ikan yang kadar proteinnya lebih tinggi & kadar lemaknya lebih rendah. (Erlina, dkk., 1988).

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan & Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

Budidaya Ikan Koki

Ikan mas hias (Carassius auratus) adalah ikan air tawar dari familia Cyprinidae dan ordo Cypriniformes. Ikan ini adalah salah satu ikan yang pertama kali berhasil didomestikasi, dipelihara, dan dibudidayakan manusia. Kini ikan mas hias atau kadang disebut secara singkat sebagai ikan mas, adalah salah satu ikan hias akuarium yang paling populer. Varietas Carassius auratus yang telah didomestikasi dan menampilkan mutasi tubuh bersirip ekor ganda dan berbentuk memampat bulat disebut ikan maskoki.

Ikan mas koki
Sebagai salah satu anggota keluarga ikan mas (yang juga termasuk ikan koi dan karper krusia), ikan mas hias adalah versi domestikasi budidaya dari ikan spesies Carassius auratus yang aslinya tidak terlalu berwarna yang habitat aslinya di Asia timur. Ikan ini pertama kali dipelihara di Tiongkok lebih dari seribu tahun yang lalu, dan sejak itu beberapa ras berbeda telah dikembangkan. Ikan mas hias memiliki variasi yang luar biasa, seperti perbedaan ukuran, bentuk tubuh, susunan sirip, dan warna (berbagai kombinasi warna antara lain putih, kuning, jingga, merah, cokelat, dan hitam).

Berikut video cara pembenihan ikan mas koki :

Sumber :Youtube

Semoga Bermanfaat...

Mengenal Ikan Mas Rajadanu

Penyediaan benih ikan yg bermutu merupakan salah satu kebutuhan primer pada mempertinggi produktivitas usaha budidaya ikan air tawar .Benih ikan bermutu yang didapatkan oleh Balai-Balai Penelitian perlu dikembangkan penyebarluasannya pada wilayah.

Hasil kajian adaptasi ikan mas strain Rajadanu yang dilaksanakan oleh IPPTP Mataram, kerjasama dengan Balitkanwar Sukamandi pada TA. 1996/1997 diketahui daya adaptasi dan laju pertumbuhannya lebih baik dari Majalaya yang sudah lama dikenal di NTB. Selain itu dari segi rasa tidak berbeda dengan Majalaya. Melihat kenyataan tersebut Balai Benih Ikan (BBI) Batukumbung mengembangkan pembenihan Rajadanu dan pada awal Pebuari 1998 benih Rajadanu telah berhasil diproduksi. Kajian Pembesaran Rajadanu hasil pembenihan tersebut telah dilaksanakan di kolam BBI Batukumbung dan di sawah (minapadi) di desa Teratak Lombok Tengah TA. 1999/2000, menunjukkan bahwa daya adaptasi Rajadanu yang dipelihara di kolam cukup tinggi dengan kelangsungan hidup (SR) mencapai 75%, produktivitas sebesar 5.050 t/ha, masa pemeliharaan 3 bulan. Pada pemeliharaan di sawah (minapadi legowo), tingkat kelangsungan hidup mencapai 73%, dengan produktivitas rata-rata 204 kg/ha, masa pemeliharaan 60 hari.
Ikan mas strain Rajadanu

BIOLOGI IKAN MAS RAJADANU

Rajadanu termasuk bangsa (ordo) Cypriniformes, sub bangsa Cyprinoidei, suku (family) Cyprinoidea, sub suku Cyprininae, marga (genus) Cyprinus dan jenis (species) Cyprinus carpio, strain Rajadanu.

Ciri-karakteristik morfologi:

  1. Bentuk badan memanjang dengan perbandingan panjang total dan tinggi badan 3,5 : 1.
  2. Badan bersisik penuh dengan ukuran sisik normal.
  3. Punggung berwarna hijau keabu-abuan, makin kearah perut warna sisik semakin memutih dan sampai perut berwarna putih.

POTENSI BIOLOGI

1. Sifat reproduksi induk:

  • Kematangan induk : betina : umur 1,5 – 2 tahun, dengan bobot 2-3 kg; jantan : umur 0,5 -1 tahun dengan bobot 0,6 - 1 kg.
  • Diameter telur :1,3 – 1,6 mm
  • Fekunditas/ kg induk: 148.000 151.000 butir.
  • Derajat penetasan : 85 – 93 %
  • Panjang larva : 4 – 7 mm.

Dua. Kebiasaan makan

Ikan mas Rajadanu termasuk pemakan segala (hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan). Makanannya berupa jasad hewan atau tanaman yang umumnya hidup didasar perairan. Hewan dasar tersebut misalnya Cacing, Siput, dll. Ikan mas Rajadanu makan dengan cara mengambil lumpur, menghisap bagian-bagian yang dapat dicerna & sisanya akan dimuntahkan. Ikan mas Rajadanu menaruh daya adaptasi dan laju pertumbuhan yg tinggi menggunakan hadiah pakan buatan.

Tiga. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah fungsi menurut metoda budidaya yang di terapkan, padat penebaran, mutu dan jumlah pakan, mutu air dan kompetisi. Hasil kajian pada kolam BBI Batukumbung, benih ukuran 5-8 cm (lima-10 gram) menggunakan kepadatan 10 ekor/m2, diberikan pakan komersial 3-5% dari berat individu dalam saat tiga bulan bisa mencapai 73,29 gr per ekor. Sementara hasil kajian minapadi menggunakan cara tanam jajar legowo, benih ukuran lima-8 cm menggunakan kepadatan 5000 ekor/ha, dalam saat 60 hari pemeliharaan dapat mencapai 33,87 gram per ekor.

Sumber : Lembar keterangan pertanian (Liptan) IP2TP Mataram No. 06/Liptan/2000

Semoga Bermanfaat...

Persiapan Pembenihan Ikan Patin

Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami (Rochimah,1980). Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).

Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish (Zonevelt,1991). Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau patin bangkok (Jawa), dan ikan juara (Anonymous, 1990)
Ikan Patin (Pangasius pangasius). [sumber]

Pemeliharaan ikan merupakan adalah bagian menurut kegiatan onn farm, dimana kegiatan pemeliharaan yang baik akan membuat ikan yang berkualitas tinggi dan menaruh keuntungan yang aporisma bagi pelaksana budidaya.

Pertumbuhan ikan ditentukan sang faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yg herbi ikan itu sendiri seperti umur, & sifat genetik ikan yang mencakup keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan makanan & ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yg berkaitan menggunakan lingkungan tempat hidup ikan yg meliputi sifat ekamatra & kimia air, ruang mobilitas dan ketersediaan kuliner dari segi kualitas dan kuantitas ( Mudjiman, 1998).

Kegiatan pemeliharaan ikan dalam budidaya perikanan sangat erat menggunakan kegiatan-kegiatan lainnya misalnya ; manajemen pakan, manajemen kualitas air, pemantauan pertumbuhan & pemantauan kesehatan. Oleh karenanya dalam bahan ajar ini akan dibahas mengenai hal-hal tersebut sehingga kegiatan budidaya bisa menaruh output yang maksimal .

PEMBENIHAN IKAN PATIN

1. Kolam Indukan

Luas kolam ditentukan oleh seberapa banyak jumlah induk dan intensitas dalam pengolahannya, misalnya untuk 100 kilogram induk sebaiknya dipelihara di dalam kolam dengan luas kira-kira 500 m2 , persyaratan memilih kolam jenis ini jika anda hanya mengandalkan sumber pakan alami ditambah dedak.
Kolam induk ikan patin. [sumber]

Tetapi jika pakan yang akan diberikan berupa pelet maka buat 100 kilogram induk bisa dipelihara pada dalam kolam menggunakan luas antara 150 hingga dengan 200 m2 saja. Kolam usahakan memiliki bentuk persegi panjang, dinding samping kolam sanggup ditembok, tetapi buat jenis kolam tanah sebaiknya dinding samping dilapisi anyaman bambu.

Dua. Kolam Pemijahan

Kolam tempat memijahkan bisa di kolam tanah atau berupa bak tembok atau pun akuarium, jumlah induk yang hendak dipijahkan memengaruhi besarnya ukuran atau luas kolam. Misalnya untuk 1 ekor induk yang mempunyai berat 3 kilogram sebaiknya ditempatkan pada kolam dengan luas 18 meter persegi yang sudah dilengkapi dengan kira-kira 18 buah ijuk.
Kolam pemijahan ikan patin. [sumber]

3. Penetasan Telur

Biasanya dari akuarium, semakin banyak indukan maka semakin banyak akuarium yang harus disediakan.
Akuarium penetasan telur ikan patin. [sumber]

4. Kolam Pendederan

Untuk kolam tempat pendederan sebaiknya dibuatkan kolam berbentuk 4 persegi, buatkanlah saluran (kemalir) pada dasar kolam dan buatkan juga kubangan di daerah saluran pengeluaran. Saluran kemalir dan kubangan dibuat dengan tujuan untuk mengumpulkan benih pada saat panen tiba.
Bak/Kolam pendederan ikan patin. [sumber]

lima. Pemilihan Bibit Ikan Patin Yang Bagus

Memilih Bibit Ikan Patin sanggup dari berdasarkan proses pemeliharan di kolam sejak kecil atau adalah output berdasarkan tangkapan di alam , pilihlah induk yang berasal dari kawanan ikan patin yg sudah dewasa sebagai akibatnya diharapkan kita mendapatkan induk yg ideal dan mempunyai kualitas yg rupawan.

6. Seleksi Induk

Kriteria induk betina

  • Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram.
  • Secara visual induk sudah mempunyai perut yang membesar pada daerah anus.
  • Bila diraba perut induk patin akan terasa empuk, lembek dan tipis.
  • Ada pembengkakan dan timbul warna merah di daerah kloaka.
  • Akan keluar beberapa butir telur jika daerah kloaka ditekan.

Perbedaan induk jantan dan betina ikan patin. [sumber]

Kriteria induk jantan

  • Induk sudah mempunyai usia diatas 2 tahun.
  • Induk sudah mempunyai berat antara 1,5 sampai dengan 2 kilogram
  • Seperti halnya pada induk betina, bila diraba induk jantan mempunyai perut yang lembek dan tipis.
  • Jika diurut sambil ditekan induk jantan akan mengeluarkan cairan berupa sperma yang berwarna putih.
  • Pada bagian kelamin Induk jantan ada pembengkakan dan mempunyai warna merah tua sebagai tanda bahwa induk siap dikawinkan.

7. Perawatan Induk

Lakukanlah pemeliharaan secara khusus terlebih dahulu terhadap induk ikan patin yang telah dipilih untuk dipijahkan, pemeliharan bisa dilakukan di dalam sangkar yang terapung, berikanlah makanan special terhadap induk yaitu makanan yang kaya akan protein. Makanan induk bisa dibuat dari bahan-bahan yang bisa dibeli dan tersedia banyak dipasaran seperti :  Bahan-bahan berupa pakan ayam yang mengandung 35 persen tepung ikan di dalamnya,  dedak halus dengan komposisi 30 persen, menir beras dengan komposisi 25 persen, tepung kedelai dengan komposisi 10 persen, dan tambahan vitamin atau mineral sebesar 0,5 persen.

Untuk materi Teknik Pembenihan Ikan Patin silahkan baca pada Pembenihan Ikan Patin

Semoga Bermanfaat...

Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal

Pembenihan Ikan Patin

Pemijahan adalah proses pertemuan antara ikan jantan dan betina buat melakukan pembuahan telur sang spermatozoa yang terjadi diluar tubuh atau secara eksternal. Menyatakan bahwa pemijahan adalah galat satu faktor penentu keberhasilan ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam proses pembenihan antara lain, pengadaan induk yg mencakup karantina dan perawatan induk. Hal itu bertujuan buat memilih induk yg berkualitas baik. Biasanya induk-induk yg asal dari alam mempunyai kualitas yg kurang baik sehingga perlu dilakukan karantina & perawatan buat menaikkan kualitas induk.

Pemijahan ikan patin umumnya dilakukan dengan teknik kawin suntik karena induk patin sulit terangsang buat memijah apabila dengan perlakuan secara alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan menyuntikkan larutan hipofisa dicampur menggunakan ovaprim. Biasanya, teknik ini diikuti menggunakan teknik pengurutan (stripping) agar telur tidak berceceran & mampu ditetaskan di pada akuarium.

Pemijahan ikan Patin siam (Pangasius hypopthalamus) dilakukan menggunakan cara pemijahan buatan yaitu menggunakan menyuntikan hormon perangsang yg dari dari kelenjar hipofisa LH-RH-A atau hCG atau hormon sintetis menggunakan brand dagang ovaprim. Penyuntikkan dilakukan dengan tujuan buat merangsang pemijahan yang sudah matang gonad, ikan patin sulit dipijahkan secara alami lantaran keadaan lingkungan yang nir sesuai.

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN PATIN

Pemijahan ikan patin mengalami kesulitan dalam animo kering karena ikan patin mempunyai norma memijah dalam trend penghujan. Untuk mengatasi hal tadi maka dilakukan penyuntikan menggunakan memakai hormon yg tidak sama. Penyuntikan dengan memakai hormon bertujuan buat merangsang perkembangan gonad dan ovulasi secara lebih cepat dalam animo kering. Hormon yg biasa digunakan adalah hCG dari penyuntikan pada induk betina, hCG dipakai dalam penyuntikan pertama dengan dosis 500 IU/kg

Penyuntikan induk ikan patin. [sumber]

Penyuntikan ke 2 menggunakan menggunakan ovaprim 0,6 ml/kg. Penyuntikan induk jantan cukup menggunakan ovaprim dengan satu kali penyuntikan memakai takaran 0,2 mililiter/kg.

Keesokan harinya ikan patin siap buat dipijahkan atau dilakukan fertilisasi menggunakan cara pencampuran sperma menggunakan telur. Alat - indera yg dibutuhkan berupa peralatan pemijahan (baskom plastik), kain lap, tisu rol.

Sebelum dilakukan striping pada induk betina, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma dari induk jantan dengan cara melakukan pemijatan dari perut ke bawah. Usahakan sperma tidak terkena air dengan terlebih dahulu dilakukan pengeringan dengan menggunakan tisu.
Striping sperma induk jantan. [sumber]

Sedangkan induk betina distriping buat mendapatkan telur lalu telur yg dihasilkan dimasukkan kedalam mangkok plastik. Setelah itu telur yg didapat ditambah menggunakan sperma dan encerkan menggunakan memakai larutan fisiologis (NaCl). Tujuan berdasarkan pengenceran ini adalah buat mempertahankan daya hidup spermatozoa dalam waktu yang relatif lama .

Striping telur induk betina. [sumber]

Telur dan sperma harus diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Selanjutnya telur dan sperma segera dibawa ke tempat penetasan, dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam kemudian menggoyang - goyangkan wadah secara perlahan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali, banyak dan lamanya pencucian dilakukan tergantung dari kondisi telur tersebut, semakin lengket telur maka semakin banyak dan lama pencucian. Kemudian telur ditebarkan pada bak fiber berukuran 4 x 2 x 0,5 m3 yang dilengkapi hapa didalamnya dengan ukuran 2 x 1 x 0,3 m3 secara merata agar tidak terjadi penumpukan telur.
Pencampuran sel telur dan sperma ikan patin. [sumber]

TEKNIK PENETASAN TELUR IKAN PATIN

Fertilisasi Merupakan proses masuknya spermatozoa ke dalam telur ikan melalui lubang mikrofil yang terdapat pada chorion dan selanjutnya akan terjadi perubahan pada telur dalam proses pembuahan. Telur ikan dan sperma mempunyai zat kimia yang terbentuk dalam proses pembuahan. Zat tersebut adalah gamone. Gamone yang dikeluarkan sel telur disebut gynamone 1 dan gynamone 11. Setelah telur dibuahi sampai dengan menetas maka akan terjadi proses embriologi (masa pengeraman).
Akuarium sebagai salahsatu media penetasan telur ikan patin. [sumber]

Lama penetasan telur ikan sehabis ditebar didalam bak fiber yg di lengkapi hapa yaitu selama 35 - 40 jam selesainya pembuahan. Pada keesokan paginya dihitung jumlah telur yg terbuahi buat menerima nilai menurut Fertility Rate (% FR). Pada sore harinya dilakukan penghitungan terhadap telur-telur yang telah menetas buat mengetahui daya tetas telur (% HR). Selanjutnya itu dilakukan pemeliharaan larva.

TEKNIK PERAWATAN LARVA IKAN PATIN

Pemeliharaan larva pasca penetasan telur dilakukan pada hapa penetasan telur yang dialiri air & dilengkapi menggunakan aerasi yg nir terlalu kencang agar larva tidak teraduk. Pemeliharaan larva pada happa dilakukan selama 1 hari tanpa diberi pakan, karena larva pada saat itu masih memanfaatkan kuning telur yang terdapat dalam tubuh larva itu sendiri.

Larva ikan patin mulai membutuhkan makan menurut luar selesainya cadangan makanannya yang berupa yolk suck sudah habis. Pada fase ini larva ikan patin bersifat kanibal. Larva yang berumur 2 hari diberi pakan berupa artemia hingga berumur 7 hari lalu dilanjutkan dengan hadiah cacing sutera sampai berumur 14 hari. Pada perkembangan larva membutuhkan lingkungan yg kaya oksigen. Fluktuasi suhu yg akbar perlu dihindari selama stadia larva buat mencegah terjadinya tertekan. Perubahan suhu yg besar dapat mematikan larva.

Secara morfologi, benih telah memiliki kelengkapan organ tubuh meskipun dalam ukuran yang sangat kecil dan berwarna agak putih. Setelah larva berumur 3 hari selanjutnya benih ditebar pada bak pemeliharaan. Benih yang ditebar dalam kondisi sehat, hal ini dapat diketahui dari gerakannya yang lincah dan bersifat agresif  terhadap makanan.
Benih ikan patin. [sumber]

Telur yang telah dibuahi akan menetas sebagai larva sesudah 35-40 jam. Larva dipelihara 1 hari pada hapa penetasan & tidak perlu diberi pakan tambahan, karena kuning telur dalam larva baru akan habis dalam ketika larva berumur 1 hari. Setelah berumur 2 hari, selanjutnya larva dipindahkan ke dalam bak fiber yg ukuran lebih akbar, & dilakukan penyiphonan secara rutin, hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa pakan dan kotoran buat mencegah hama dan penyakit yang akan ada.

Semoga Bermanfaat...

Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal

Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pengangkutan Ikan

Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai  dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidup ikan.

Ada beberapa faktor yang mensugesti keberhasilan pada pengangkutan ikan, diantaranya :

A. Faktor Fisik

1. Suhu air

Ikan tergolong pada golongan fauna berdarah dingin, sehingga suhu tubuhnya akan menyesuaikan menggunakan suhu lingkungan dimana suhu air akan menghipnotis cepat tidaknya proses metabolisme. Pengangkutan menggunakan mempertahankan suhu 14oC-16oC bisa ditempuh menggunakan ketika pengangkutan yang lebih usang yaitu 65,5 jam sedangkan ikan yg diangkut dengan mempertahankan suhu 25oC-27oC hanya dapat ditempuh menggunakan saat pengakutan 27,6 jam.

Suhu yang optimal pada pengangkutan menggunakan sistem ini adalah pada suhu 20oC lantaran pada suhu ini kegiatan ikan telah dapat berkurang sebagai akibatnya proses metabolisme nerkurang & penggunaan oksigen bisa dihemat, jika terjadi kenaikan suhu sekitar 10oC maka penggunaan oksigen akan terjadi dua kali lipat lebih poly.

2. Derajat keasaman (pH)

Perubahan & goncangan pH akan sangat menghipnotis ikan-ikan yg berukuran mini dibandingkan ikan yang berukuran akbar. PH yg cocok buat pengangkutan benih merupakan 6-7,9 & dengan mempertahankan pH yg misalnya ini maka proses metabolisme akan berjalan normal. Dalam proses pengangkutan dapat dipastikan bahwa nilai pH akan menurun, menurunnya kadar pH ditimbulkan lantaran kandungan CO2 didalam media semakin meningkat. Jika penurunan pH hingga dibawah 4 maka akan menyebabkan ikan yang diangkut akan meninggal.

3. Oksigen terlarut

Kekurangan oksigen adalah salah satu faktor yang menyebabkan kematian dalam ikan dalam pengangkutan, karena oksigen adalah salah satu syarat primer buat kehidupan ikan budidaya. Dalam kegiatan pengangkutan benih kandungan oksigen nir boleh kurang berdasarkan 2 ppm. Pada media pengangkutan dengan suhu 20oC maka usahakan kandungan oksigen pada wadah pengangkutan sebanyak lima ppm.

Kelarutan oksigen pada air tergantung berdasarkan tekanan, suhu dan kadar garam. Ketiga faktor tersebut saling keterkaitan satu sama lain dimana makin tinggi tekanan maka makin tinggi juga kelarutan oksigen dalam air sedangkan meningkat suhu atau kadar garam maka kelarutan oksigen makin rendah. Sehingga buat menjaga agar ikan yang diangkut tetap sehat maka jika sudah menempuh waktu yang relatif lama maka usahakan wadah pengangkutan (tertutup) diberi oksigen murni.

4. Karbondioksida

Karbondioksida terbentuk dalam wadah pengangkutan merupakan menjadi output menurut kegiatan pernapasan. Pada pengangkutan yg menggunakan sistem terbuka terdapat proses pengeluaran CO2 keudara bebas menurut air sedangkan pengangkutan sistem tertutup nir ada, walaupun kenaikan CO2 yg tinggi pada air bisa dilakukan dengan cara penambahan O2 murni pada air pengangkutan.

Faktor Biologi

1. Air sebagai media

Dalam pegangkutan terdapat 3 jenis air media yang bisa dipakai yaitu :

  • Air suling, yaitu air yang telah mengalami penyulingan sehingga air ini kurang tepat untuk media pegangkutan karena kandungan mineral dalam air pegangkutan akan sangat sedikit.
  • Air saring, yaitu air yang berasal dari sumber/kolam pembenihan yang masih bersih yang belum mengalami pencemaran baik secara kimia maupun secara biologi yang kemudian disaring untuk dibuang kotorannya. Jenis air ini adalah jenis air yang paling baik digunakan untuk pegangkutan.
  • Air biasa, air yang berasal dari sumber benih, tetapi tidak dilakukan penyaringan terlebih dahulu. Kandungan bahan organik dalam air ini akan sangat tinggi sehingga air ini kurang baik jika digunakan untuk media pegangkutan, hal ini dikarenakan dengan kandungan bahan organik yang tinggi maka akan terjadi persaingan dalam memanfaatkan oksigen antara bahan organik dengan benih yang diangkut.

2. Ukuran dan jumlah ikan

Jumlah ikan, ukuran dan waktu yang akan ditempuh selama pengangkutan harus diketahui karena ini menyengkut dengan banyaknya oksigen terlarut yang dibutuhkan selama pengangkutan,  sehingga dapat  menekan kematian serendah mungkin selama proses pengangakutan. dalam pengankgutan benih ikan, lama ataupun waktu yang diperlukan harus diperhitungkan, karena hal ini akan sangat berpengaruh terhadap penggunaan oksigen yang tersedia.

3. Kesehatan ikan

Dalam pengangkutan benih ikan, kesehatan harus diperhatikan baik berdasarkan penangkapan benih, pemberokan sampai dengan penanganan selesainya hingga di tempat tujuan.

Penangkapan benih wajib dilakukan dengan hati-hati dan memakai alat tangkap yang halus buat mengurangi stres dan menghindari terjadinya luka ataupun sisik tanggal yg bisa sebagai tempat berkembangnya penyakit.

Kondisi benih yang akan diangkut sebaiknya pada keadaan sehat dan segar. Benih-benih ikan yang terjangkit penyakit, luka dan syarat tubuh yg sudah lemah wajib dibuang. Hal ini buat mencengah terjadinya kematian dalam waktu pangangkutan yg akhirnya dapat mempercepat buruknya kualitas air dalam wadah pengangkutan.

Semoga Bermanfaat...

Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal

Manajemen Pakan Pada Budidaya Perikanan

Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan  (feeding rate) perhari yang ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan.

Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh ukuran ikan dimana sebakin besar ikan maka feeding-ratenya semakin kecil, tetapi jumlah pakan hariannya semakin besar, maksud dari pernyataan ini yaitu semakin besar ikan jumlah pakan yang diberikan sebenarnya semakin kecil namun jumlah pakan yang diberikan perhari akan semakin besar, hal ini bertentang dengan pemberian pakan untuk skala pembenihan dimana feeding-rate pakan yang diberikan akan semakin besar hal ini karena ikan yang masih kecil membutuhkan pakan dalam jumlah yang cukup besar untuk memperlancar pertumbuhan jaringan-jaringan tubuhnya.
Pemberian pakan ikan. [sumber]

Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah pemberian pakan yang akan diberikan kepada ikan peliharaan setiap harinya, tetapi yang terpenting adalah suhu air, berukuran ikan, & kualitas air selain itu terdapat beberapa faktor lainnya. Suhu air yg rendah akan menghipnotis proses metabolisme didalam tubuh ikan sebagai akibatnya dalam batas-batas suhu air terendah kadang-kadang ikan nir mau makan. Demikian pula bila kandungan oksigen terlarut pada air rendah maka nafsu ikan menggunakan sendirinya akan berkurang. Sehingga bila prosentase pakan yg diberikan cukup tinggi maka kemungkinan akbar akan menghipnotis kualitas air tempat pemeliharaan ikan tadi.

Secara terencana jumlah pakan harian ikan diubahsuaikan menggunakan pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi. Untuk imformasi bobot rata-rata dan populasi ikan akan diperoleh apa apabila dilakukan aktivitas pemantauan ikan dengan cara sampling, sang karena itu menggunakan sendirinya penyesuaian pakan ditetapkan setelah proses sampling.

Kegiatan sampling pada ikan-ikan tertentu bukan hanya untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan juga berfungsi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan yang dipelihara sehingga dapat diambil kepastian bahwa ikan yang dipelihara perlu atau tidak dilakukan pemisahan ukuran atau yang disebebut dengan kegiatan grading. Kegiatan grading ini sangat  perlu dilakukan jika kita membudidayakan jenis ikan yang memiliki sifat kanibalisme atau pada ikan pemakan daging.

Pakan buatan yang diberikan harus berkualitas tinggi, karena larva membutuhkan pakan buat membantu pembentukan jaringan-jaringan tubuhnya maka pakan yang diberikan wajib mengandung kandungan protein yang relatif poly disamping kandungan gizi lainnya. Dan yg sangat penting buat diperhatikan menurut pakan buatan merupakan daya cerna yang tinggi sebagai akibatnya pakan protesis itu mudah sekali dicerna oleh burayak atau larva ikan tadi.

Untuk biota yg dipelihara pada wadah pemeliharaan (baik ikan ataupun udang) yg bersifat nokturnal (aktif dalam malam hari) maka usahakan jumlah pakan yg diberikan lebih banyak pada sore hari akan biota yg bersifat nokturnal akan mencari makan pada malam hari sedangkan buat pagi hari dan siang hari biota tadi akan bersembunyi sang karena itu jumlah kuliner sore hari usahakan lebih banyak berdasarkan kuliner pagi hari.

Konversi pakan diartikan sebagai kemampuan spesies akuakultur membarui pakan menjadi daging, sama halnya menggunakan FCR (feed conversion ratio) yang merupakan ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan buat membentuk 1 kg daging ikan kultur.

Nilai konversi pakan sangat tergantung dari kebiasaan makan, ukuran ikan yang kita pelihara, kualitas air (baik itu kandungan oksigen pada air, kandungan amonia, pH dan sebagainya) jua tergantung berdasarkan kualitas dan kuantitas pakan yg diberikan.

Mengenai frekuensi pemberian pakan kepada ikan setiap harinya, belum didapatkan data-data lengkap. Namun dalam penentukan frekuensi pakan ini ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan. Pada umumnya ukuran ikan yang masih kecil akan lebih sering diberikan pakan perharinya dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar. Sebagai contoh untuk ikan mas yang berukuran burayak frekuen pemberian pakan dilakukan sebanyak 6 sampai 7 kali dalam sehari sedangkan  untuk ikan mas yang berukuran lebih besar pemberian pakan dilakukan 2 sampai 3 kali sehari.

Frekuensi hadiah pakan dalam ikan sangat penting buat diperhatikan lantaran akan berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi dan efisiensi pakan. Menurut NCR (1977) & Hickling (1971), frekuensi anugerah pakan perlu diperhatikan supaya penggunaan pakan lebih efisiensi. Frekuensi hadiah pakan dipengaruhi diantaranya oleh spesies, ukuran ikan serta faktor-faktor yg mensugesti nafsu makan ikan. Ketiga faktor tadi sangat berkaitan satu dengan yg lainnya, dimana semakin kecil ikan yang diberi makan makin seringkali frrekuensi hadiah pakannya, hal ini berhubungan dengan kapasitas & laju pengosongan lambung, makin cepat ketika untuk megosongkan lambung maka makin banyak frekuensi pemberian pakan yang diperlukan. Setelah mengalami pengurangan isi lambung nafsu makan beberapa jenis ikan akan meningkat balik jika tersedia kuliner, oleh karena itu frekuensi pemberian pakan buat benih akan tidak sama dengan frekuensi anugerah pakan buat ikan dewasa.

METODE PEMBERIAN PAKAN IKAN

Teknik pemberian pakan dalam ikan bervarisi, tetapi teknik yang paling fundamental buat penyebaran pakan ke dalam kolam mencakup penaburan sedikit demi sedikit (spreinkling), penghamburan (broadcasting) & secara mekanik. Teknik penaburan sedikit demi sedikit adalah metode tradisional, dengan metode ini pakan harian yang diberikan dilemparkan kedalam kolam dengan genggaman tangan selama priode tiga sampai 4 jam pada pagi hari dan priode yang serupa pada sore hari.

Pemberian pakan dalam kegiatan pembenihan yaitu pada ketika perawatan larva-benih dilakukan menggunakan cara memberikan pakan yg sudah dibuat adonan pasta yg dibuat bola-bola mini seperti kelereng/gundu, hal ini dilakukan karena jenis pakan yg diberikan berupa tepung ikan atau pellet yg diameternya sangat kecil sedangkan benih ikan belum efektif buat mengambil pakan yang ada dipermukaan air. Dalam pemberiannya maka tepung ikan terlebih dahulu diberi air hangat secukupnya, buat adonan kemudian bentuk bulatan mini , tebar bulatan pakan tersebut pada pojok/pojok kolam atau wadah, hadiah dilakukan secara bertahap karena anugerah pakan dalam larva/benih dipandang dari taraf kekenyangan (adlibitum).

PENANGANAN DAN PENYIMPANAN PAKAN DI LOKASI BUDIDAYA

Hal-hal yg perlu diperhatikan pada penanganan & penyimpanan pakan dilokasi budidaya adalah menjadi berikut :

  1. Berikan pakan secara hati-hati dan secermat mungkin dalam memilihnya seperti, dapatkan pakan yang benar-benar baru doproduksi yang memenuhi standar kegizian dan fisik, belilah pakan untuk waktu 4 – 6 minggu saja.
  2. Sewaktu pakan diangkut dan ditangani lindungilah pakan itu dari kelembaban, panas dan sinar matahari langsung.
  3. Simpanlah pakan ditempat yang sejuk, ternaungi, kering dan berventilasi
  4. Hindari pemberian pakan yang bulukan (dicemari kapang ) atau rusak/busuk yang ditandai oleh warna abu-abu, biru atau hijau pada pelet, asam atau apak, berbau lapuk, pakan yang telah basah dan pelet yang mengumpal atau menyatu.

Untuk pakan yang berbentuk basah (emulsi, suspensi) usahakan nir kita simpan, melainkan kita habiskan dalam satu kali gunakan. Apabila terpaksa dapat kita simpan pada ruangan dingin (lemari es) itupun jangan terlalu usang, relatif antara 2-tiga hari saja. Sebab bila terlalu lama mutunya akan merosot atau menurun & akan berpengaruh jelek terhadap kehidupan burayak atau benih yang kita beri makan pakan tadi.

Makanan kering (pelet, remah, tepung) dapat kita simpan lebih usang tetapi namun supaya dalam ketika penyimpanan tidak mengalami kerusakan, maka kadar airnya wajib rendah antar 10-12 persen. Dengan kandungan kadar air yg cukup rendah & penyimpanan yg baik kuliner kemarau bisa disimpan pada waktu 1 ? Dua bulan

Semoga Bermanfaat...

Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal

Hewan Air Dari Zaman Purba Yang Hidup Sampai Sekarang

Berikut adalah fauna - hewan air yang bertahan hidup dari zaman purba hingga sekarang masih dapat dipandang. Mereka sudah berhasil beradaptasi berdasarkan zaman ke zaman.

1. Udang Tadpole (Lepidurus apus)

Hewan ini hidup pada air tawar dengan kedalaman 10 - 100 cm. Panjang tubuhnya 4,2 - 6 cm, diperkirakan telah ada sejak 70 tahun yang lalu.
Lepidurus apus

2. Kepiting Tapal Kuda (Tachypleus gigas)

Hidup diperairan dangkal dan kawasan mangrove. Memiliki panjang tubuh 60 cm serta lebarnya 25 cm, itu merupakan ukuran tubuh pada saat dewasa. Diperkirakan telah ada sejak 360 juta tahun yang lalu.
Tachypleus gigas

3. Ikan Sturgeon

Ikan ini hidup pada perairan tawar, dengan ukuran 2 - 3,5 meter yang diperkirakan telah ada sejak 245 juta tahun yang lalu.
Ikan Sturgeon

4. Ikan Palmas/Belut Dinosaurus (Polypterus senegalus)

Ikan ini hidup pada perairan tawar di wilayah tropis Afrika. Mempunyai ukuran sekitar 35,5 cm, diperkirakan telah ada sejak 100 juta tahun yang lalu.
Polypterus senegalus

5. Sea Lamprey (Petromyzon marinus)

Ikan yang seperti belut ini hidup pada perairan asin/laut namun ada juga yang hidup pada perairan tawar. Ikan lamprey mempunyai ukuran panjang 120 cm yang hidup sebagai parasit. Ikan ini sanggup hidup sampai kedalaman 4000 meter. Diperkirakan telah ada sejak 360 juta tahun yang lalu.
Petrimyzon marinus

6. Ikan Coelacanth

Ikan purba ini hidup pada air laut, merupakan salahsatu hewan yang terancam punah. Mempunyai panjang sekitar 1,2 meter. Diperkirakan telah ada sejak 66 juta tahun yang lalu.
Ikan Coelacanth

7. Lancet Fish

Ikan lancet hidup di lautan pada kedalaman 1,8 km. Memiliki panjang tubuh 215 cm - 2 meter. Diperkirakan telah ada sejak 250 juta tahun yang lalu.
Ikan Lancet

8. Nautilus

Hewan yang berbentuk seperti keong ini hidup di lautan pada kedalaman 800 meter. Memiliki ukuran 25 cm - 2,5 meter. Diperkirakan telah ada sejak 500 juta tahun yang lalu.
Nautilus

9. Frilled Shark (Chlamydoselachus anguineus)

Ikan hiu unik ini hidup di lautan dengan kedalaman 1,57 km. Hewan ini memiliki panjang sekitar 2 meter. DIperkirakan telah ada sejak 100 juta tahun yang lalu.
Chlamydoselachus anguineus

10. Hiu Goblin

Ikan hiu yang memiliki moncong panjang ini hidup pada kedalaman 1,3 km di perairan lautan. Memiliki panjang 3 - 4 meter, diperkirakan telah ada sejak 125 juta tahun yang lalu.
Ikan Hiu Goblin

Sumber :Ikan Purba

Semoga Bermanfaat...

Mengenal Jenis Lobster dan Karakteristiknya

Lobster atau biasa diklaim udang karang atau udang barong. Secara morfologi lobster mempunyai tubuh yang beruas-ruas seperti udang pada umumnya. Tubuh lobster terdiri atas 2 bagian primer yaitu bagian kepala yg dianggap cephalotoraxdan bagian badan yang diklaim abdomen. Pada bagian badan berbentuk ruas-ruas yg dilengkapi menggunakan 5 pasang kaki renang dan sirip ekor yg berbentuk seperti kipas. Hal inilah yang membedakan lobster menggunakan udang dalam umumnya.

Habitat alami lobster adalah tempat terumbu karang di perairan pantai menurut yang dangkal sampai 100 meter pada bawah bagian atas bahari. Di Indonesia, daerah terumbu karang yang merupakan perairan hidup lobster seluas lebih kurang 67.000 km?. Habitat lobster pada Indonesia tersebar di perairan daerah Sumatera Barat, timur Sumatera, selatan & utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Selat Malaka, timur Kalimantan, barat Kalimantan, selatan Kalimantan, utara & selatan Sulawesi, serta Maluku dan Papua, terutama Laut Arafuru. Berdasarkan wilayah penyebarannya, lobster dikelompokkan sebagai beberapa jenis.

Continental Species Spiny Lobster

Lobster grup ini hayati di perairan karang pantai yg dangkal.

1. Scalopped Spiny Lobster ( Panulirus homarus )

Bagian punggung pada tubuhnya didominasi oleh warna kehijauan atau coklat kemerahan dan terdapat bintik-bintik besar dan kecil berwarna kuning terang.
Scalopped Spiny Lobster ( Panulirus homarus )

2. Pronghorn Spiny Lobster ( Panulirus penicillatus )

Bagian badan berwarna hijau tua dan hijau kehitaman dengan warna coklat yang melintang di setiap ruas badannya. Lobster jenis ini banyak ditemukan tidak jauh dari pantai.
Pronghorn Spiny Lobster (Panulirus penicillatus)

Coral Species Spiny Lobster

Lobster kelompok ini hayati pada perairan pantai juga lepas pantai namun agak pada.

1. Long Legged Spiny Lobster ( Panulirus longipes )

Bagian tubuh lobster ini memiliki warna dasar kecokelatan dengan kebiruan pada antenanya.
Long Legged Spiny Lobster (Panulirus longipes)

2. Painted Spiny Lobster ( Panulirus versicolor )

Pada bagian punggungnya berwarna hijau bening dengan semburat merah kecokelatan.
Painted Spiny Lobster (Panulirus versicolor)

3. Ornate Spiny Lobster ( Panulirus ornatus )

Badannya berwarna hijau kebiruan berbelang – belang dengan warna hitam dan kuning pada kaki-kakinya.
Ornate Spiny Lobster (Panulirus ornatus)

Oceanic Species Spiny Lobster

Lobster gerombolan ini hidup dalam perairan bahari tanggal.

1. Mud Spiny Lobster ( Panulirus polyphagus )

Tubuhnya memiliki warna dasar cokelat dengan warna putih melintang di setiap ruas badannya.
Mud Spiny Lobster (Panulirus polyphagus)

Karakteristik Lobster

Jenis kelamin lobster bisa ditemukan pada antara kaki jalannya. Alat kelamin jantan lobster terletak diantara kaki jalan kelima berbentuk lancip & menonjol keluar. Sedangkan alat kelamin betina lobster terletak diantara kaki jalan ketiga berbentuk 2 lancipan.

Lobster memiliki karakteristik yg wajib diketahui pembudidaya buat mendukung keberhasilan usahanya.

1. Nocturnal

Lobster merupakan organisme nocturnal yaitu organisme yang melakukan aktivitasnya dalam malam hari. Lobster akan beraktivitas pada malam hari terutama buat makan. Pada waktu siang hari, lobster akan istirahat pada bebatuan karang.

Dua. Moulting

Lobster dapat berganti kulit atau moulting seperti jenis organisme berkarapas lainnya. Proses pergantian kulit ini umumnya dalam ketika fase pertumbuhan dan pertambahan berat tubuhnya. Pada waktu moulting, lobster akan melakukannya pada loka persembunyian tanpa makan & tidur. Proses ini umumnya berlangsung selama 1-dua minggu.

3. Kanibalisme

Pakan yang disukai lobster yaitu banyak sekali jenis kepiting, moluska, & ikan. Pada waktu mereka kekurangan pakan, mereka dapat memangsa sesamanya atau bersifat kanibalisme.

4. Daya tahan

Pada umumnya, udang dapat bertahan hidup pada perairan yang mempunyai salinitas yang fluktuatif. Namun lobster sangatlah sensitif terhadap perubahan salinitas dan suhu. Dalam bisnis budidaya, sangat perlu memperhatikan kualitas airnya jangan sampai terjadi fluktuatif yang sangat tinggi terhadap salinitas dan suhunya.

Sumber : Lobster

Semoga berguna...

Cara Membuat Probiotik Dengan Bahan Baku Murah

Probiotik adalah formasi bakteri baik yang bisa membantu metabolisme ikan sebagai lebih baik serta bisa membantu menjaga kualitas air sebagai media hayati ikan. Saat ini dipasaran beredar banyak sekali probiotik menggunakan aneka macam merk. Harga probiotik dipasaran bervariasi dari mulai menurut harga puluhan ribu sampai ratusan ribu.

Dimasyarakat pembudiaya ikan sendiri berkembang teknik - teknik membuat probiotik menggunakan bahan - bahan yg ada disekitar kita sebagai akibatnya lebih murah.

Berikut salahsatu teknik menciptakan probiotik memakai bahan - bahan yang terdapat disekitar kita.

BAHAN

1. Yakult 2 botol

dua. Nanas matang 1 buah (jika ukuran besar ) atau dua butir (bila berukuran kecil)

3. Air 15 liter

4. Gula merah 500 gram

ALAT

1. Panci besar

dua. Blender

tiga. Kompor

4. Pengaduk menurut kayu

lima. Saringan

6. Jerigen kapasitas 25 liter

CARA PEMBUATAN

1. Blender nanas hingga hancur.

Dua. Saring memakai saringan sampai betul - betul terambil sarinya.

Tiga. Campurkan sari butir nanas menggunakan air & gula merah pada panci, kemudian aduk rata.

4. Panaskan campuran tadi hingga mendidih.

Lima. Angkat lalu dinginkan adonan bahan sampai benar - betul dingin.

6. Campuran yakult 2 botol dengan larutan nanas aduk rata.

7. Masukkan kedalam jerigen, tutup rapat serta difermentasikan selama 4 - lima hari.

CARA PENGGUNAAN

Larutan yg telah jadi bisa digunakan dalam pakan ikan (pelet) dengan dosis 50 ml/kg pakan, didiamkan selama 15 mnt atau hingga probiotik meresap pada pakan lalu dapat diberikan ke ikan.

Sumber : Pengalaman langsung

Semoga bermanfaat...

Budidaya Azolla Mycrophyla

Azolla adalah nama tumbuhan paku-pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air. Bentuk Azolla adalah sudut segitiga polygonal dan mengambang di permukaan air secara individu atau bergerombol. Diameter tanaman berkisar antara 0,3 – 1 inchi (1-2,5 cm) bagi spesies kecil seperti Azolla pinnata, sampai 6 inchi (15 cm) atau lebih bagi Azolla nilotica, Azolla filiculoides yang di kembangkan di Hawai awal abad ke-20. Lingkungan ideal bagi Azolla adalah kolam-kolam berisi air segar atau daerah berair/lembab berlumpur.

Selengkapnya dapat dicermati dalam tayangan berikut :

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Ikan Non Infeksi (Lingkungan) Pada Budidaya Ikan

Penyakit ikan dampak lingkungan tak jarang mngakibatkan kerugian yg serius, lantaran kematian yg terjadi secara singkat & umumnya mematikan seluruh populasi ikan seperti umbalan diwaduk, blooming plankton, & keracunan limbah.

Berikut beberapa penyakit ikan yang disebabkan oleh lingkungan :

1. Ikan tercekik (Kekurangan Oksigen)
Ikan yang kekurangan oksigen

Umum terjadi dikolam atau perairan generik (waduk) menjelang pagi akbibat populasi fitiplankton yang tinggi, & kurang cahaya mentari yang usang.

PENGENDALIAN : Penggantian air, meningkatkan difusi oksigen (penggunaan kincir, aerasi), padat tebar disesuaikan dengan daya dukung kolam.

2. Keracunan Nitrit
Ikan yang mengalami keracunan nitrit (menyerang pada sistem pernafasan ikan)

Nitrit asal berdasarkan metabolisme protein pakan, disebut juga penyakit darah coklat, ntrit bersifat toksik ? 0,5 ppm, nitrit masuk ke insang sehingga sel darah merah tidak sanggup membawa oksigen, ikan lemas, loncat ? Loncat, berkumpul di dekat air masuk, insang berwarna kecoklatan.

PENGENDALIAN :Meningkatkan kelautan oksigen, penggantian air baru, penggunaan probiotik pereduksi N (Nitrobacter, Nitrosomonas)

3. Keracunan Amoniak
Ikan yang keracunan amoniak
 Daya racun amoniak tergantung pH dan suhu air, semakin tinggi pH air atau suhu, maka makin tinggi daya racun amoniak, gejalanya ikan terlihat lemas, meloncat, berkumpul disaluran masuk air.

PENGENDALIAN :Meningkatkan kelautan oksigen, mengurangi jumlah pakan terbuang, penggantian air baru, penggunaan probiotik pereduksi N (Nitrobacter, Nitrosomonas).

4. Emboli gas (Gas Bubble Disease)
Ikan yang terserang emboli gas

Kondisi gas yg kelewat jenuh (N, O2, CO2) dalam tubuh ikan sehingga terjadi gelembung udara dalam jaringan & darah ikan, ikan sulit bernafas, mata menonjol. Terjadi karena kenaikan suhu yang berlangsung cepat, blooming algae, tekanan air.

PENGENDALIAN : Menghindari hal-hal pemicu kelautas gas berlebih, aerasi yang kuat, memindahkan ikan sakit ke air yang normal.

5. Fluktuasi Suhu Air Yang Ekstrem
Ilustrasi suhu yang ekstrem

Ikan tidak mampu menyesuaikan diri pasa perubahan suhu yg cepat yg mengakibatkan stres bahkan kematian mendadak.

PENGENDALIAN : Menjaga kestabilan suhu pada kisaran optimum (25 – 32 derajat Celcius).

6. Limbah Polutan
Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai

Berasal berdasarkan pestisida, insektisida, polutan limbah industri, limbah rumah tangga, dapat memicu tertekan bahkan kematian massal.

PENGENDALIAN : Memasang filter air, memindahkan ikan ke kolam yang airnya normal.

7. Malnutrisi (Kekurangan Nutrisi)

Jarang menunjukkan gejala yang khusus

PENGENDALIAN : Pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan yang dipelhara (karnivora, herbivora, omnivora), menambahkan vitamin/mineral.

8. Penyakit Dari Genetis
Ikan yang mengalami kecacatan pada tubuhnya

Akibat perkawinan sekerabat (in breeding) yang berlangsung terus menerus. Pertumbuhan lambat (kuntet), lebih gampang terserang penyakit, organ tubuh nir sempurna.

PENGENDALIAN :Hindari perkawinan sekerabat

Semoga Bermanfaat...