Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label nelayan. Tampilkan semua postingan

Kearifan Lokal dalam Mengelola Laut dan Pesisir di Indonesia

Pengelolaan sumberdaya pesisir & laut melalui penguatan kearifan lokal merupakan suatu kegiatan atau aktifitas stakeholders dalam memanfaatkan segala yang terdapat pada pesisir & bahari, khususnya sumberdaya ikan, terumbu karang, dan mangrove menggunakan cara-cara yang ramah lingkungan buat kesejahteraan hayati insan. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut pula mencakup aspek upaya atau bisnis stakeholders dalam mengganti ekosistem pesisir dan bahari buat memperoleh manfaat aporisma dengan mengupayakan transedental produksi & mengklaim kelestarian sumberdaya tadi.

Aspek kearifan lokal pada pengelolaan sumberdaya pesisir & laut tadi termanifestasikan dalam kegiatan atau kegiatan yang ramah lingkungan karena kearifan lokal itu sendiri merupakan berbagai gagasan berupa pengetahuan dan pemahaman rakyat setempat terkait interaksi insan dengan alam pada mengelola sumberdaya pesisir dan laut yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, & bernilai baik. Kearifan lokal pula menyangkut keyakinan, budaya, norma kebiasaan & etika yang baik tentang interaksi manusia menggunakan alam (sumberdaya pesisir & laut) menjadi suatu komunitas ekologis.

Berikut adalah model Kearifan Lokal Dalam Mengelola Laut dan Pesisir pada Indonesia :

1. Hukum Adat Laot Di Aceh

Hukum norma laut pada Aceh merupakan aturan adat yang berlaku pada masyarakat nelayan diwilayah masing-masing. Nelayan atau pengusaha perikanan bahari didaerah melakukan bisnis penangkapan ikan pada daerah hukum norma tadi wajib tunduk dalam aturan norma yang berlaku didaerah itu (hak ulayat bahari). Selengkapnya silahkan baca :

a.Hukum Adat Laot Aceh Bagian 1

b.Hukum Adat Laot Aceh Bagian 2.
Logo Lembaga Hukum Adat Laut

dua. Tradisi Lilifuk Di Nusa Tenggara Timur

Kata lilifuk dari berdasarkan Bahasa Dawan (Bahasa Suku Timor), yaitu kata ?Nifu? Yg merupakan kolam. Dinamai demikian karena sesungguhnya lilifuk adalah suatu cekungan di permukaan dasar perairan pantai yang digenangi air dalam saat surut tertinggi. Selengkapnya silahkan baca :

a. Hukum Adat Lilifuk Di Nusa Tenggara Timur

b. Nilai - Nilai Yang Terkandung Pada Hukum Adat Lilifuk

c. Tahapan Penyelesaian Masalah atau Perkara Adat Dalah Hukum Adat Lilifuk
Persiapan Tradisi Lilifuk

tiga. Tradisi Awig - Awig Di Nusa Tenggara Barat

Awig-awig merupakan anggaran yg dibentuk menurut konvensi rakyat buat mengatur kasus tertentu dengan maksud memelihara ketertiban dan keamanan pada kehidupan rakyat. Awig-awig ini mengatur perbuatan yang boleh dan yang tidak boleh, hukuman serta orang atau lembaga yg diberi wewenang oleh rakyat untuk menjatuhkan saksi. Selengkapnya silahkan baca :

a. Hukum Adat Awig - Awig Di Nusa Tenggara Barat

b. Peran Awig - Awig Bagi Masyarakat
Tradisi Awig - Awig Banyak Diterapkan di Daerah Bali dan Nusa Tenggara Barat

4. Tradisi Hadingmulung Di Nusa Tenggara Timur

Hadingmulung merupakan sebuah kearifan lokal masyarakat hukum adat Kerajaan Baranusa dalam melakukan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut dengan melakukan sistem pengaturan pemanfaatan yang diatur secara berkala. Selengkapnya silahkan baca Hadingmulung, Kearifan Lokal di Perairan Alor Nusa Tenggara Timur.
Kondisi Alam Yang Terjaga Melalui Penerapan Tradisi Hadingmulung

lima. Tradisi Mane'e Di Sulawesi Utara

Tradisi mane’e merupakan tradisi upacara adat masyarakat pesisir kepulauan talaud, yang berisi kegiatan menangkap ikan secara tradisional yang dilakukan setahun sekali pada waktu yang telah di tentukan. Selengkapnya silahkan baca Tradisi Mane'e Di Sulawesi Utara .
Tradisi Mane'e

6. Tradisi Sasi Di Maluku

Sasi dapat diartikan sebagai larangan untuk mengambil hasil sumberdaya alam tertentu sebagai upaya pelestarian demi menjaga mutu dan populasi sumberdaya hayati (hewani maupun nabati) alam tersebut. Selengkapnya silahkan baca Hukum Adat Sasi Di Maluku.
Tradisi Sasi di Maluku

7. Tradisi Bameti dan Balobe Di Maluku Tengah

Kegiatan bameti dilakukan hampir pada semua negeri di pulau Saparua, apalagi pada negeri-negeri yang memiliki hamparan pantai yang luas. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat air meti (air surut) dan lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan dan biasanya pada saat musim timur di mana ikan banyak dan gelombang besar. Selengkapnya silahkan baca Tradisi Bameti dan Balobe Di Maluku Tengah .
Penggunaan Tombak Pada Tradisi Bameti dan Balobe

8. Tradisi Huhate di Nusa Tenggara Timur

Huhate sebenarnya mirip seperti joran yang dipakai kebanyakan nelayan, namun masih sangat tradisional. Tangkai pancingnya menggunakan bambu khusus yang lentur, kemudian kail yang tidak berkait diikat pada seutas tali. Pada kail Huhate biasanya diberi bulu ayam atau potongan tali rafia sehingga menyamarkannya dari penglihatan ikan. Tak lupa diberi pemberat untuk memudahkan pemancing mengarahkan kailnya ke laut. Apabila tidak menggunakan pemberat, kemungkinan besar kail akan melayang tak karuan karena angin. Selengkapnya silahkan baca Tradisi Menangkap Ikan Dengan Teknik Huhate Di Larantuka .
Penangkapan Ikan Menggunakan Alat Tangkap Huhate

9. Tradisi Petik Laut Di Banyuwangi

Sebagai wujud rasa syukur dan juga hormat kepada alam, beberapa warga di Indonesia kerap melakukan tradisi sesaji kepada laut. Pada bulan-bulan tertentu nelayan atau penduduk di pesisir pantai melakukan larung sesaji ke lautan. Salah satu tradisi larung sesaji yang cukup terkenal di Indonesia adalah Petik Laut. Selengkapnya silahkan baca Tradisi Petik Laut Di Banyuwangi .
Tradisi Petik Laut Di Banyuwangi

Diolah dari banyak sekali asal

Semoga Bermanfaat...

Bubu : Alat Tangkap Ikan Yang Ramah Lingkungan

Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan penghadang “ guiding barriers “.

Jenis - Jenis Bubu :

  1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots).: Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan.
    Bubu yang dipasang didasar laut
  2. Bubu Apung (Floating Fish Pots): Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan.
  3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots) : Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan.

Disamping ketiga bubu yang disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis bubu yg lain seperti :

  1. Bubu Jermal : Termasuk jermal besar yang merupakan perangkap pasang surut (tidal trap).
  2. Bubu Ambai.: Disebut juga ambai benar, bubu tiang, termasuk pasang surut ukuran kecil.
  3. Bubu Apolo.:Hampir sama dengan bubu ambai, bedanya ia mempunyai 2 kantong, khusus menangkap udang rebon.

  • Badan (body): Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.
  • Mulut (funnel): Berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tidak dapat keluar.
  • Pintu: Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan

Hasil Tangkapan Bubu

Hasil tangkapan bubu tergantung pada jenis alat  tangkap bubu itu sendiri. Adapun jenisnya yaitu udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, ikan torani, ikan terbang (flying fish).

Alat Bantu Penangkapan Yang Digunakan Pada Bubu

  1. Umpan: Umpan diletakkan di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang dibuat disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yg menjadi tujuan penangkapan.
  2. Rumpon: Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan.
  3. Pelampung: Penggunaan pelampung membantu dalam pemasangan bubu, dengan tujuan agar memudahkan mengetahui tempat-tempat dimana bubu dipasang.
  4. Perahu: Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut (daerah tempat pemasangan bubu).
  5. Katrol: Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada pengoperasian bubu jermal.

Sumber : Materi Pelatihan Penangkapan Ikan

Semoga Bermanfaat...

Alat - Alat Penolong Diatas Kapal (2)

4. Inflatable Life Craft

Merupakan rakit apung yang dapat ditiup secara otomatis dengan menggunakan zat asam arang di dalam satu tabung yang diletakkan dibagian luar dari lantainya. Banyaknya zat asam arang harus cukup untuk mengisi ruang bagian yang melintang dan bagian penyangganya. Penyangga tersebut bila terisi oleh asam arang secara otomatis akan menaikan tendanya. Berat sebuah rakit ini yang berkapasitas 20 orang bila disimpan dalam peti adalah sekitar 95 kg dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi adalah 1,50 x 0,60 x 0,45 meter dan dalam keadaan menggelembung ukurannya sekitar 4,90 x 3,05 x 1,40 meter.
Inflatable Life Craft
PersyaratanInflatable Life Craft

  1. Peniupan harus secara otomatis dan cepat dengan pelaksanaan sederhana
  2. Dilengkapi dengan tali penahan melalui sisi luar dan diikat pada sambungan tali pengaman
  3. Dengan mudah dapat dibalik bila akan membalik bagian atas ke bawah
  4. Diberi warna pada bagian luar (jingga) yang tertutup ganda hingga yang berada didalam cukup terlindung
  5. Pada keadaa mengelembung harus dalam keadaan tegak, dan mempunyai stabilitas yang cukup baik dalam segala posisi
  6. Mempunyai ruangan yang cukup untuk jumlah orang yang diijinkan. Jumlah orang yang diijinkan harus dituliskan pada rakit penolong (luas lantai untuk tiap orang paling sedikit 37,2 cm
  7. Diberi perlengkapan untuk dapat dipakai naik dari air kedalam rakit
  8. Daya apung, lantai, lengkung penyangga harus cukup menyangga jumlah orang yang diijinkan

lima. Life Boat (Sekoci)

Konstruksi yang khusus sehingga pergerakannya bisa dengan dayung, layar maupun secara mekanik. Ukuran sekoci sebaiknya dicantumkan, bersama-sama dengan jumlah penumpang yang diijinkan, initial surveyor dan tanggal pemeriksaan
Sekoci
Peraturan Penyimpanan Sekoci

  1. Mampu diluncurkan secara aman dan cepat ke air meski dalam kondisi yang tidak menguntungkan
  2. Masing-masing harus mampu diluncurkan ke air tanpa mengikutsertakan penurunan alat-alat yang lain
  3. Memungkinkan untuk menaikkan penumpang-penumpang secara cepat.

Sekoci dibagi sebagai 2 bagian yakni :

1. Sekoci Penolong

Merupakan sekoci dengan bentuk terbuka yang dilengkapi menggunakan peti-peti udara buat memperbesar daya apung.

Sekoci penolong dibagi menjadi :

  • Sekoci penolong berdayung : Jenis sekoci paling kecil dan sederhana, dilengkapi dayung 9 pasang (kanan-kiri); Hanya boleh diisi dengan penumpang sebanyak 60 orang.
Sekoci penolong berdayung
  • Sekoci bermotor klas A : Mesinnya harus relatif kuat buat melarikan sekoci dengan penumpang penuh, dengan kecepatan 6 knot dalam air yang hening; Bahan bakar relatif untuk berlayar terus menerus selama 24 jam; Harus mempunyai jeda tempuh paling sedikit 144 mil; Mampu membawa penumpang paling sedikit 100 orang & paling poly 150 orang.
  • Sekoci bermotor klas B : Mesinnya harus cukup kuat untuk melarikan sekoci dengan penumpang penuh, dengan kecepatan 4 knot dalam air yang tenang; Bahan bakar cukup untuk berlayar terus menerus selama 12 jam; Harus mempunyai jarak tempuh paling sedikit 48 mil; Mampu membawa penumpang paling sedikit 60 orang dan paling banyak 100 orang
Sekoci Bermotor Klas B
  • Sekoci penolong berbaling-baling dengan gerakan mekanis (flamming patent) : Punya cukup tenaga untuk dapat mengolah gerak dengan cepat dan bebas dari lambung kapal setelah diturunkan diair; Harus dapat mempertahankan haluannya, dalam keadaan cuaca laut buruk; Mempunyai kecepatan 4 knot dalam air tenang; Alat penggerak harus dapat ditanggani orang-orang yang tidak terlatih dan dapat segera digerakkan setelah berada dalam air (walaupun sekoci sudah kemasukan air); Harus diberi peralatan agar baling-baling dapat digerakkan mundur.

Dua. Sekoci Biasa/Pekerja

Merupakan sekoci terbuka dengan bentuk muka lancip serta belakang yg homogen, tanpa dilengkapi alat buat memperbesar daya apun

Sumber : Materi Pelatihan BST

Semoga Bermanfaat...

Penerangan Diatas Kapal

Menurut Convention on The International Regulation For Preventing Collisions At Sea, 1972. Penerangan diatas kapal berupa lampu - lampu operasi yang diletakkan sepanjang kapal sesuai dengan keperluan pada berbagai ruangan yang berada diatas kapal seperti di main deck, deck house, dan sebagainya. Lampu - lampu diatas kapal ada juga yang disebut lampu navigasi yaitu lampu - lampu kapal yang harus dipasang pada waktu kapal berlayar diantara matahari terbit dan terbenam, sedemikian rupa sehingga jenis kapal, letak dan arah kapal dapat diketahui.

Untuk kapal yang sedang melakukan aktivitas dalam malam hari diharuskan memakai penerangan antara lain :

1. Penerangan Tiang

Menggunakan lampu warna putih yang diletakkan diatas sumbu tengah muka belakang kapal yang memperlihatkan cahaya tetap dengan busur cakrawala sebesar 225. Untuk kapal dengan panjang > 50 m harus mempunyai dua penerangan tiang, dimana letak lampu pada tiang belakang harus lebih tinggi dari tiang depan .
Lampu Penerangan Tiang

2. Penerangan Lambung

Menggunakan dua lampu dengan warna yang berbeda Merah untuk lambung kiri dan Hijau untuk lambung kanan. Keduanya harus memperlihatkan cahaya tetap/terus-menerus dengan busur cakrawala 112,5˚ dan dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cahaya lurus ke depan sampai 22,5˚ di belakang arah melintang pada sisi yang bersangkutan. Untuk kapal yang berukuran < 20 m, penerangan lambung boleh dipadukan pada satu lentera yang dipasang diatas di muka belakang kapal.
Lampu Penerangan Lambung Kapal

3. Penerangan Buritan

Penerangan pada buritan dengan menggunakan lampu warna putih yang memperlihatkan warna tetap meliputi busur cakrawala 135˚. Dipasang sedemikian rupa sehingga memperlihatkan cahaya 67,5˚ lurus kebelakang pada masing-masing sisi kapal.

4. Penerangan Tunda

Penerangan ini memakai warna kuning yang memiliki karakteristik yang sama dengan penjelasan buritan & dipasang di atas penerangan buritan.

5. Penerangan Keliling

Penerangan ini memperlihatkan penjelasan permanen meliputi busur cakrawala sebesar 360? & umumnya digunakan apabila kapal sedang melakukan aktivitas

6. Penerangan Cerlang

Penerangan dengan menggunakan cahaya yang berkedip-kedip dengan interval waktu 120 kedipan/menit. Penerangan-penerangan tersebut mempunyai intensitas atau daya tampak yang berbeda-beda sehingga mempunyai jarak jangkau minimal penerangan kapal yang berbeda-beda pula. Daya tampak penerangan sebesar x mil, artinya bahwa penerangan tersebut harus sudah kelihatan pada batas minimal x mil.

Sumber : Materi Pelatihan Penangkapan Ikan

Semoga Bermanfaat...

Bahan Alat Penangkap Ikan Dari Serat Alami Tumbuhan

Serat tumbuhan (Vegetable fibers) umumnya terdiri menurut selulosa (cellulose) Contoh serat yg tergolong pada serat tanaman antara lain adalah Katun (cotton), linen, jute, flax, ramie, sisal, & hemp. Serat selulosa digunakan pada pembuatan kertas & sandang.

Kategori Serat Tumbuhan

1. Serat Bijian

Serat bijian dikumpulkan dari pembungkus biji seperti : kapas(cotton) dan kapuk. Contoh serat bijian yang masih digunakan saat ini adalah serat yang berasal dari kapas dan kapuk. Serat ini memiliki kekuatan putus yang lebih besar dibanding dengan serat tumbuhan lainnya.
Kapas

Serat Katun

Benang dan Rope Katun
Kapuk

Serat Kapuk dan Benang Kapuk

2. Serat Daunan

Serat daunan (Leaffiber) adalah serat yang dikumpulkan menurut serat daunan seperti pandan, sisal & agave.

Pohon Sisal

Tanaman Agave

tiga. Serat Kulit Pohon

Serat kulit (Skinfiber) adalah serat yang dikumpulkan dari bagian kulit luar (bast) batang Contoh serat kulit ini adalah jute, kenaf, hemp, ramie, rattan, termasuk pohon pisang.
Jute Putih (Choorcorus capsularis)

Serat Kenaf, Benang Kenaf dan Jaring Kenaf

Pohon dan Batang Hemp

Pencari Rotan dan Bubu Rotan

4. Serat Pohonan

Serat pohonan adalah serat yg berasal berdasarkan kulit atau btg tanaman seperti jerami padi, Jerami gandum, ilalang, termasuk btg bambu.

Benang Dari Pohon Pisang

Jaring berdasarkan kulit waru

Sumber : Materi Bahan Alat Tangkap Ikan, Yusrizal

Semoga Bermanfaat...

Bahan Alat Penangkap Ikan : Serat Alami dan Serat Buatan

Bahan indera penangkap ikan merupakan mencakup seluruh bahan yg digunakan buat membangun sebuah indera penangkap ikan, baik yang terbuat dari serat alami, serat buatan, metal, maupun kompon, termasuk jua bahan yg digunakan sebagai sarana penunjang buat mengumpulkan ikan sebelum ditangkap.

Bahan indera penangkap ikan asal menurut serat alami & serat protesis.

Serat Alami

Serat alami merupakan serat yang terbuat berdasarkan bahan alami tanpa melalui proses kimia atau transformasi. Bagian?Bagian tumbuhan yg bisa dipakai menjadi bahan indera penangkap ikan adalah dari bijian, bast, daun, & buah.

Perlakuan yang diberikan hanya ditujukan untuk membuang serat‐serat yang tidak berguna, atau dilakukan proses perebusan, perendaman, penyamakan dan pengawetan, baik untuk melemaskan sehingga bahan tersebut mudah untuk dianyam atau dipintal maupun memperpanjang usia pakainya.   Sebagai contoh bahan tali yang terbuat dari kulit pohon waru harus direndam di dalam lumpur selama 5 – 6 hari, baru seratnya dapat digunakan.
Skema Klasifikasi Serat Alami

Sifat Serat Alami

  • Mudah membusuk
  • Terdiri dari staple fibres
  • Tidak dipengaruhi oleh sinar ultra violet
  • Tidak seberapa kuat
  • Menyerap air
  • Tidak mencair
  • Harganya murah

Serat Buatan

Serat buatan (man mad fiber) atau dikenal juga menggunakan serat sintetis. Sintetis merupakan suatu teknologi buat suatu proses kimia dimana elemen-elemen kimia atau subtansi dasar digabung melalui suatu proses yg rumit sebagai akibatnya terbentuk produk akhir yg betul-benar baru menggunakan penggunaan yang baru jua.

Serat protesis secara sintetis terbuat menurut subtansi dasar misalnya phenol, benzene, acetylene, prussic acid, chlorine, sang karenanya disebut ?Synthetic fiber?.

Kelebihan serat sintetis dibandingkan menggunakan serat alami buat bahan alat penangkapan ikan adalah menjadi berikut :

  • Tidak membusuk
  • Memiliki kekuatan putus yang jauh lebih besar
  • Sedikit menyerap air
  • Densitas (specific gravity) yang lebih rendah
  • Ukuran diameter serat dapat diatur
  • Lebih tahan terhadap gesekan
  • Tidak terpengaruh oleh asam, alkalis, garam atau produk minyak (bensin, minyak tanah, minyak pengencer cat)

Sumber : Bahan Ajar Bahan Alat Penangkap Ikan : Supardi Ardidja

Semoga Bermanfaat...

Bahan Alat Penangkap Ikan Dari Serat Alami Hewani

Serat hewani (Animalfiber) umumnya sebagian besar  terdiri  dari  protein, yang  secara   langsung dapat digunakan adalah sutra (silk), bulu (hair/fur) atau dikenal dengan nama wool. Serat hewani yang umum diggunakan adalah yang berasal dari bulu.

Ulat Sutera dan Proses Pemintalan
Benang Sutera

Sumber : Materi Bahan Alat Tangkap Ikan, Yusrizal

Semoga Bermanfaat...

Bahan Alat Penangkap Ikan Dari Serat Buatan

Serat protesis (man mad fiber) atau dikenal pula dengan serat sintetis. Sintetis merupakan suatu teknologi untuk suatu proses kimia dimana elemen-elemen kimia atau subtansi dasar digabung melalui suatu proses yg rumit sehingga terbentuk produk akhir yg betul-benar baru menggunakan penggunaan yang baru juga.

Serat buatan secara sintetis terbuat dari subtansi dasar seperti phenol, benzene, acetylene, prussic acid, chlorine, oleh karenanya disebut “synthetic fiber”.

Tahapan Pembuatan Serat Sintetis

Klust (173) menjelaskan bahwa tahapan pembuatan serat pada prabrik secara umum melalui 5 tahapan, yaitu :

  1. Penyediaan bahan baku
  2. Pembentukan  macro-molecules yang diperoleh dari  suatu proses kimia
  3. Polymerisasi (polymerization atau polycondensation)
  4. Pengubahan substansi menjadi serat dengan memilin lelehannya
  5. pemintalan serat untuk membentuk benang, sekaligus meningkatkan kekuatan putusnya.

Skema   proses  pembuatan  tali  dari  serat  alami  (hemp) sampai menjadi produk tali (Taito Synthetic Rope).
Skema proses pembuatan tali dari serat alami sampai menjadi produk tali

Skema  proses  pembuatan  tali  dari  sintetis  sampai menjadi produk tali (Taito Synthetic Rope).

Istilah - istilah

  1. Hackling : Proses membuang serat-serat yang keluar dari benang
  2. Silvering : Proses mengubah warna dari coklat kusam menjadi keperak-perakan
  3. Spinning : Proses memilin serat menjadi yarn
  4. Stranding : Proses memintal yarn menjadi twine atau rope
  5. Closing : Proses menggulung rope menjadi coil
  6. Inpection : Proses pengujian kualitas mutu
  7. Product : Hasil akhir berupa rope
  8. Joining : Proses penggabungan sejumlah serat untuk dipilin menjadi yarn
  9. Twisting : Proses pemintalan yarn menjadi strand
  10. Finishing : Proses pemintalan strand menjadi twine untuk pembuatan rope, dan proses penyimpulan pada pembuatan webbing
  11. Heat setting : Proses pendinginan dan pengencangan pintalan pada rope
Mesin pemroses bahan standar dan Mesin pemintal benang

Mesin pembuat tali anyam dan Mesin pembuat webbing grascel

Mesin pembuat webbing yang disimpul dan Proses pengencangan webbing

Contoh kemasan benang jaring

Kemasan benang nilon

Kemasan benang cotton

Kemasan benang PE

Berbagai macam sifat bahan dalam pembuatan BAPI :

  1. Berat jenis yang sesuai
  2. Kecepatan tenggelam
  3. Daya tahan terhadap tarikan
  4. Daya tahan terhadap gesekan
  5. Daya tahan terhadap pembusukan
  6. Elastisitas/kekenyalan
  7. Daya tahan terhadap pengaruh air laut