Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tepung Ikan

Ikan pada umumnya lebih poly dikenal daripada output perikanan lainnya, lantaran jenis tersebut paling poly ditangkap dan dikonsumsi. Ikan sangat baik digunakan menjadi bahan pangan, karena poly menggandung komponen-komponen yg diperlukan oleh tubuh. Seperti protein, lemak, sedikit karbohidrat, vitamin, & garam-garam mineral. Protein merupakan komponen terbesar sehabis air, maka ikan adalah sumber protein hewani yg sangat potensial (Hadiwiyoto, 1993).

Tepung ikan merupakan salah satu bahan baku sumber protein hewani yang dibutuhkan dalam komposisi makanan ternak dan ikan. Kandungan protein tepung ikan memang relatif tinggi. Protein hewani tersebut disusun oleh asam-asam amino esensial yang kompleks, diantaranya asam amino Lisin dan Methionin. Disamping itu, juga mengandung mineral Calsium dan Phospor serta vitamin B kompleks khususnya vitamin B12 (Murtidjo, 2001).
Tepung ikan

Tepung ikan (fish meal) merupakan salah satu produk pengawetan ikan dalam bentuk kering, lalu digiling sebagai tepung. Bahan standar tepung ikan umumnya merupakan ikan-ikan yg kurang irit, output sampingan penangkapan dari penangkapan selektif, glut ikan (ikan yg melimpah) dalam animo penangkapan dan residu-residu pabrik pengolahan ikan misalnya pabrik pengalengan & pembekuan tepung ikan & minyak ikan. Menurut Irawan (1995), bisnis pengolahan tepung ikan sangat menguntungkan bagi pengusaha ikan, karena residu-sisa ikan yg dibuang percuma bisa dimanfaatkan menjadi bahan pembuatan tepung. Salah satu syarat pembuatan tepung ikan merupakan tersedianya bahan mentah yang relatif & bahkan hiperbola dan harganya murah.

Mutu tepung ikan yg didapatkan tergantung pada jenis & kesegaran bahan mentah yang diolah, & juga teknologi pengolahannya. Untuk menerima tepung ikan bermutu baik perlu dikembangkan teknologi pengolahan dengan cara konvensional yang sudah lazim dipakai dalam industri tepung ikan.

Tepung ikan merupakan salah satu bahan standar pakan yang poly mengandung protein. Protein ikan diperlukan lantaran selain gampang dicerna, juga mengandung asam amino dengan pola yang hampir sama menggunakan pola asam amino yang masih ada dalam tubuh ternak. Pada umumnya, para peternak menambahkan tepung ikan dalam formula pakan ternak buat merangsang pertumbuhan daging ternak mereka (Zalniati, 2005).

Alur proses pembuatan tepung ikan

Keterangan :

  1. Penyortiran : dilakukan untuk memisahkan antara bahan baku yang bagus, setengah bagus dan yang tidak bagus
  2. Perebusan : dilakukan untuk menghilangkan lemak-lemak yang mengganggu proses selanutnya, dan bakteri-bakteri yang tidak berguna. Dilakukan dengan cara : bahan baku dimasukan ke alat perebus selama 2 menit untuk menghilangkan lemak, kemudian bahan baku tersebut diangkat dan dilanutkan pross selanjutnya
  3. Pencacahan : Tahap dilakukan guna mencacah bahan baku yang telah mengalami proses perebusan untuk dicacah menjadi potongan-potongan sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan
  4. Pengeringan : Dilakukan guna mengeringkan bahan baku yang telah mengalami proses pencacahan
  5. Penggilingan : Dilakukan guna menggiling bahan baku yang telah dikeringkan dan hasil proses ini adalah tepung ikan yang sesuai dengan ukuran yang diinginkan
  6. Pengepakan : Dilakukan pengepakan tepung ikan selanjutnya dilakukan penyimpanan di dalam silo/gudang.

Penjelasan lebih lengkap tentang Cara Pembuatan Tepung Ikan bisa dipandang disini :

  1. Cara Membuat Tepung Ikan : Pemasakan Ikan
  2. Cara Membuat Tepung Ikan : Pengepresan Ikan
  3. Cara Membuat Tepung Ikan : Pengeringan Tepung Ikan
  4. Cara Membuat Tepung Ikan : Penggilingan dan Mutu Tepung Ikan

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan dan Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBENIHAN IKAN NILA SALIN (Oreochronis sp.)

SUMBER:

DUB-DJPB, 2014. Leaflet Analisa Usaha Pembenihan Ikan Nila Salin (Oreochronis sp.) di download dari website Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada laman http://www.djpb.kkp.go.id/download/Leaflet%20Analisa%20Usaha%20Ikan%20Nila%20Salin-Pembenihan-desain%20ambi.pdf

#Tag : Nila

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Pemasakan Ikan

Pemasakan bertujuan buat mengkoagulasikan protein, sehingga memudahkan termin pengepresan buat mengeluarkan air & lemak. Hal tadi disebabkan menggunakan mengkoagulaskan protein, sebagian besar berdasarkan air terikat akan terbebas demikian jua menggunakan deposit lemak, sehingga memudahkan pengeluaran air dan lemak (Ilyas, 1985).

Proses pemasakan pada metode konvensional menggunakan mesin pemasak (cooker) berbentuk silinder berselubung yang didalamnya terdapat Conveyor screw sebagai alat untuk aliran bahan. Pemasakan menggunakan uap (steam) secara terus menerus yang diperoleh dari mesin uap (Boiler).

Sebelum dilakukan proses pemasakan, Boiler dipanaskan terlebih dahulu untuk menghasilkan Steam/uap panas yang kemudian dialirkan kedalam mesin pemasak (cooker). Setelah uap mencapai 2 Bar (1,01325 bar = 1 atm) dan suhu mencapai 100˚C maka kecepatan cooker dapat diatur yang disesuaikan dengan kualitas bahan baku dan temperatur cooker. Apabila temperatur mencapai 100˚C dan uap 2-4 Bar serta kualitas bahan baik maka kecepatan cooker dapat dipercepat, dan apabila kualitas bahan agak membusuk (restant) maka jalannya cooker diperlambat. Kecepatan cooker maksimal mencapai 23 rpm. Waktu yang dibutuhkan dalam proses pemasakan pada suhu 100˚C dan uap 3 Bar sekitar 10-15 menit.

Permasalahan yang sering terjadi adalah suplai uap dan suhu cooker sering menurun (<90˚C) serta menumpuknya bahan baku yang mengakibatkan kualitas bahan menjadi menurun, Hal tersebut menyebabkan proses pemasakan menjadi lebih lama. Proses pemasakan yang kurang sempurna menyebabkan kadar TVN meningkat dan pemasakan yang terlalu lama menyebabkan protein akan terdenaturasi yang mengakibatkan hilangnya kandungan protein dalam bahan.

Pemasakan merupakan termin yang paling kritis dalam pembuatan tepung ikan, karena jika terlalu matang akan menyulitkan pengepresan yang disebabkan bahan standar terlalu lunak. Perebusan yg kurang matang cairannya sulit buat dikeluarkan lantaran bahan baku masih keras.

Pada saat ini penggunaan tepung ikan sebagai pakan hewan maupun ternak semakin terkenal . tepung ikan adalah suatu produk padat kering yang dihasilkan sebagai dengan jalan mengeluarkan sebagaian besar cairan dan sebagian atau seluruh lemak yang dikandung didalam tubuh ikan. Tepung ikan sebagai bahan pakan ternak dan ikan untuk pemenuhan kebutuhan protein hewani dibuat dari sisa-sisa olahan (limbah) atau kelebihan hasil penangkapan dalam memaksimalkan pemanfaatan ikan yang pada akhirnya juga memaksimalkan nilai ekonomis sisa olahan dan kelebihan hasil tangkapan tersebut. Bahan mentah yang sebaiknya dipakai adalah ikan yang tidak berlemak (lean fish) untuk mengurangi kemungkinan terjadinya oksidasi lemak yang akan menyebabkan rancidity.

Ketika ikan dipanaskan, sebagian besar air dan minyak akan hilang. Air dan minyak ini juga dapat hilang pada saat dilakukan pengepresan. Alat pemanas yang saat ini banyak digunakan berbentuk silinder uap air yang tertutup dimana ikan dipindahkan menggunakan alat berbentuk sekrup. Jika pemanasan kurang, maka hasil pressing nantinya tidak memuaskan dan pemanasan yang terlalu berlebihan dapat menyebabkan ikan terlalu halus untuk dipress. Bahan baku ikan segar tidak dilakukan pengeringan selama tahap proses pemanasan. Pemanasan biasanya dilakukan pada suhu 95˚C sampai 100˚C dalam waktu 15 sampai 20 menit. Beberapa perusahaan yang bergerak dalam pembuatan tepung ikan, menggunakan suhu 95˚C.

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan & Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

BUDIDAYA IKAN PATIN KOLAM DALAM

SUMBER:

DUB-DJPB, 2014. Leaflet Budidaya Ikan Patin Kolam Dalam di download dari website Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada laman http://www.djpb.kkp.go.id/download/Patin%20kolam%20dalam.pdf

#Tag : Patin

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Pengepresan Ikan

Pada tahap pressing terjadi pemindahan sebagian minyak dan air. Ikan berada pada tabung yg berlubang, hal tadi dilakukan untuk meningkatkan tekanan menggunakan bantuan sekrup. Selama proses pressing, kadar air menurun berdasarkan 70% menjadi 50% & minyak menurun lebih kurang 4 %. Setelah dilakukan penyaringan buat memisahkan material kasar & material yang padat, lalu material yang padat dan keras ini dilakukan pressing semetode terus-menerus & disentrifugasi untuk memindahkan minyak. Minyak yang disuling merupakan minyak yang dapat dimanfaatkan dan dipakai pada industri pembuatan minyak goreng dan mentega.

Bagian cair berdasarkan proses pressing liquor dikenal menggunakan nama stickwater yg berisi material yg sudah dihancurkan yg beratnya lebih kurang 9% berdasarkan total padatan. Material terbentuk balik dampak penguapan stickwater hingga berbentuk sirup yg terdiri menurut 30 sampai 50 % padatan & kadang-kadang dijual sebagai ikan padat yg dilarutkan. Pada umumnya produk hasil pressing liquor apabila dipress pulang & dikeringkan maka akan berbentuk tepung.

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan dan Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

TEKNIK VALUASI EKONOMI PESISIR DAN LAUT MELALUI PENDEKATAN EKOSISTEM

KEANEKARAGAMAN HAYATI LAUT

Salah satu potensi penting dari pesisir dan laut adalah potensi keanekaragaman hayatinya. Keanekaragaman hayati (biodiversity) yang merupakan perpajangan diri istilah biological diversity merupakan pengistilahan dari seluruh mahluk hidup tingkat tinggi (hewan dan tumbuhan) maupun tingkat rendah (mikroorganisme) serta seluruh komponen lingkungan fisik, biologi dan ekologi.  Istilah ini juga menggambarkan kekayaan organisma hidup yang ada pada suatu kawasan tertentu.  Di dunia terdapat lebih dari 1,75 juta jenis dari organisme yang diketahui dan ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan pengkategorian penemuan jenis sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.  Sampai saat ini pun penggolongan jenis dari organisme belum sepenuhnya mengungkapkan seluruh jenis hewan, tumbuhan dan mikroorganisme yang ada di dunia.

Gambar 1. Ikan

Sumber: http://maruf.Wordpress.Com/2006/03/20/ keanekaragaman-biologi-bahari

Nilai keanekaragaman biologi wajib dikenali & dipelajari. Daerah konservasi wajib dikelola dan pola penggunaan asal daya alam harus dipertegas. Pertama-tama kita wajib mengumpulkan seluruh informasi. Survei-survei harus dapat memilih distribusi tempat asal pada dalam daerah perlindungan & menyediakan berita inventarisasi flora & fauna. Proses ini membutuhkan kerjasama antar pemerintah, universitas, LSM, & rakyat setempat. Pemantapan struktur kelembagaan penting buat melatih taksonomis dan parataksonomis kelautan yang dibutuhkan, & buat menciptakan & menjaga koleksi referens. Satu kemungkinan merupakan membentuk sentra daerah di mana inventarisasi bisa dikelola, parataksonomis dapat dilatih, materi untuk bioteknologi bisa dikumpulkan, & acara pendidikan masyarakat dapat dibuat & dijalankan. Pusat ini berperan krusial pada menyebarkan & menyediakan alternatif praktek pengrusakan sumber daya alam (Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, 2003).

TEKNIK VALUASI

Teknik penilaian fungsi dan manfaat keanekaragaman hayati pesisir dan laut dapat dipilih mulai dari yang berbasis pada market price, surrogate price, atau constructed market price. Penilaian berbasis pada harga pasar, misalnya terkait dengan manfaat dan fungsi langsung dari keanekaragaman hayati, seperti nilai kontrak pemanfaatan buah mangrove untuk farmasi, nilai penerimaan industri turis dari pemanfaatan amenity services dari ekosistem mangrove (Nunes et al., 2003 dalam Kusumastanto et al., 2006).

PERKIRAAN MANFAAT EKOSISTEM PESISIR DAN LAUT

·      Nilai kegunaan dan non kegunaan hutan mangrove di Indonesia US$ 2,3 miliar (GEF/UNDP/IMO 1999).

·      Nilai ekonomi terumbu karang Indonesia diperkirakan sekitar US$ 567 juta (GEF/UNDP/IMO 1999).

·      Nilai padang lamun sebesar US$ 3.858,91/ha/tahun (Bapedal dan PKSPL-IPB 1999).

·      Nilai ekologi dan ekonomi sumberdaya rumput laut di Indonesia sekitar US$ 16 juta (GEF/UNDP/IMO 1999).

·      Nilai manfaat ekonomi potensi sumberdaya ikan laut di Indonesia sebesar US$ 15,1 miliar (Dahuri 2002).

·      Manfaat sosial ekosistem pesisir dan laut diwujudkan dalam penyediaan sumber penghidupan dan pekerjaan bagi jutaan penduduk di wilayah tersebut.

·      Ekosistem pesisir dan laut merupakan penghubung antara berbagai pulau dan gugus pulau kecil di Indonesia (fungsi sosial politik sebagai jembatan Nusantara)

·      Nilai jasa lingkungan: (a) sebagai penyerap karbon (rumput laut) diperkirakan senilai US$ 180/ha/tahun; (b) pelindung pantai dari erosi (mangrove); dll.

SUMBER:

http://student.Ut.Ac.Id/

Fungsi Pakan Bagi Ikan

Fungsi utama pakan dalam ikan adalah buat menghasilkan tenaga yang digunakan buat menopang pertumbuhan & perkembangan ikan. Pakan tersebut bisa diperoleh berdasarkan pakan alami juga pakan buatan. Secara generik, ikan memanfaatkan protein menjadi asal energi primer, sang karena itu, komponen utama yg harus tersedia waktu membuat pakan buatan merupakan protein.

Namun demikian, pakan nir hanya berfungsi menjadi penghasil tenaga, sehingga ketersediaan komponen lain pada pembuatan pakan ikan jua sangat penting. Beberapa fungsi krusial pakan buat menopang pertumbuhan & perkembangan ikan antara lain:

1. Fungsi Pakan Ikan Sebagai Pengobatan

Pada dasarnya, ikan yang memperoleh kecukupan nutrisi dari pakan dengan kualitas dan kuantitas yang memadai akan tumbuh dengan baik dan tidak mudah terserang penyakit. Pakan akan membantu terciptanya sistem ketahanan tubuh pada ikan. Sistem ketahanan tubuh tersebut akan menciptakan imunitas atau kekebalan terhadap serangan penyakit, dan sangat dipengaruhi oleh sistem hormonal. Sementara mekanisme sistem hormonal sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dikonsumsi. Dengan demikian, apabila pakan yang dikonsumsi berkualitas baik, maka sistem hormonal juga akan berjalan dengan baik dan dengan sendirinya akan terbentuk sistem ketahanan tubuh yang baik pula.
Ilustrasi ikan yang sehat

dua. Fungsi Pakan Ikan Untuk Membentuk Warna Tubuh

Salah satu fungsi pakan bagi ikan adalah sebagai pembentuk warna tubuh atau pigmen. Biasanya fungsi pakan tersebut terkandung dalam pakan buatan dan dimanfaatkan dalam kegiatan budidaya ikan hias. Pakan buatan yang digunakan untuk membentuk warna tubuh pada ikan jika dilihat dari komponen bahan penyusunnya tidak beda jauh dengan pakan buatan lainnya, hanya pada pakan buatan ditambahkan pigmen atau penghasil warna.
Warna ikan discuss yang cerah

Secara fisik pakan buatan yang diperkaya dengan pigmen mudah dibedakan dengan pakan protesis biasa, karena pakan buatan yang diperkaya menggunakan pigmen biasanya memiliki warna yang khas, merah atau hijau. Selain itu, kabar yang menjelaskan adanya tambahan pigmen biasanya jua tertera dalam bungkus. Ikan yg diberi pakan menggunakan kandungan pigmen yg proporsional akan memiliki warna tubuh yg lebih cemerlang dan tajam.

Tiga. Fungsi Pakan Ikan Untuk Meningkatkan Cita Rasa

Cita rasa sangat mempengaruhi selera konsumen. Ikan yang memiliki cita rasa buruk atau kurang enak biasanya tidak disuukai konsumen. Cita rasa daging ikan ini sangat dipengaruhi oleh kualitas pakan yang dimakan ikan itu sendiri. Ikan selain mendapatkan pakan dari pemberian pakan tambahan, juga mendapatkan pakan dari pakan alami. Kualitas pakan alami sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan masing-masing. Setiap lingkungan perairan memiliki kandungan dan kualitas pakan alami yang berbeda-beda. Dengan demikian, ikan yang memperoleh pakan alami dari suatu lingkungan perairan akan memiliki oroma dan citarasa yang berbeda dibanding dengan ikan sejenis yang memperoleh pakan alami dari lingkungan perairan lain. Demikian pula jika ikan yang ditangkap pada suatu lingkungan perairan akan memiliki aroma dan cita rasa yang berbeda jika dibandingkan dengan ikan sejenis yang ditangkap pada lingkungan perairan yang sama tetapi pada musim yang berbeda.
Daging ikan

Dengan asumsi tersebut di atas, pembuatan pakan protesis usahakan pula mempertimbangkan komponen yang mensugesti cita rasa daging ikan yang dihasilkan. Sebagai contoh, hadiah pakan ikan di Amerika yg berupa tepung darah, mempunyai cita rasa yg tidak selaras dengan ikan di Israel yang diberi pakan berupa bungkil kacang tanah. Demikian juga dengan ikan di Jepang yang diberi pakan berdasarkan kepompong ulat sutra memiliki cita rasa daging ikan berbeda menggunakan ikan di kedua negera tadi. Namun cita rasa daging ikan pada ketiga negara tersebut ternyata memiliki cita rasa daging ikan yang lebih lezat dibanding dengan cita rasa daging ikan pada Indonesia yg diberi pakan pellet.

4. Fungsi Pakan Ikan Untuk Mempercepat Reproduksi

Pengangkutan hormon reproduksi menuju organ reproduksi pada ikan sangat dipengaruhi oleh kinerja sistem endokrin. Sistem endokrin dan sistem hormon ditunjang oleh kualitas pakan ikan. Sehingga, kualitas pakan ikan yang baik harus mampu menunjang kerja organ tubuh ikan, termasuk kinerja kedua sistem hormon tersebut. Kinerja sistem endokrin yang optimal akan mempercepat proses pematangan gonad atau pematangan kelamin ikan. Jika proses pematangan gonad bisa berlangsung lebih cepat, maka proses reproduksi pun bisa dipercepat. Dengan demikian, salah satu fungsi dari pakan ikan adalah untuk mempercepat proses reproduksi pada ikan.
Pemijahan ikan Koi

Penambahan vitamin, terutama vitamin E ternyata bisa merangsang pematangan gonad. Vitamin E diketahui mempunyai fungsi buat mencegah oksidasi EPA (eikosapentanoic acid). EPA diubah menjadi prostaglandin yg berperan dalam meningkatkan kecepatan pematangan gonad. Bersama menggunakan vitamin A yang berperan menjadi antioksidan, penambahan vitamin E pula akan menaikkan fungsi PUFA (polyunsaturated fatty acid) yang diharapkan dalam proses pembentukan hormon. Selain itu, beberapa jenis bahan pembuatan pakan ikan yg bisa meningkatkan kecepatan proses pematangan gonad diantaranya, udang, cumi-cumi, kerang, dan kepiting yg masih segar.

5. Fungsi Pakan Ikan Untuk Perbaikan Metabolisme Lemak

Secara umum, ikan memenuhi kebutuhan energinya dari protein. Dengan kata lain, ikan lebih mudah untuk mencerna protein untuk mengganti energinya dibanding dengan mencerna karbohidrat maupun lemak. Kondisi ini tentu saja bagi petani pembudidaya ikan kurang menguntungkan, mengingat biaya untuk memenuhi kebutuhan protein lebih mahal. Bagi pembudidaya ikan, protein yang diberikan pada ikan melaui pakan akan lebih baik digunakan untuk menopang pertumbuhan dan perkembangan ikan. Sementara itu, energi yang digunakan diperoleh dari pemberian lemak atau karbohidrat.
Ikan sedang makan

Para ahli sudah melakukan aneka macam upaya penelitian buat menaikkan daya cerna ikan terhadap lemak & karbohidrat buat memenuhi kebutuhan energinya. Sehingga protein yang diberikan & harus disediakan menggunakan porto yg mahal bisa digunakan secara optimal buat menopang pertumbuhan ikan.

Dari output penelitian tadi, keliru satu bahan yg bisa dipakai buat menaikkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak buat memenuhi kebutuhan energinya adalah asam bile. Asam bile merupakan cairan yg didapatkan sang hati. Senyawa ini banyak mengandung garam natrium dan garam kalium. Dalam proses pencernaan lemak, ke 2 jenis garam ini akan menurunkan tegangan permukaan lemak dan mengubah bentuk lemak sebagai bola-bola kecil (micelle). Lemak berbentuk bola-bola mini ini nisbi larut dalam air (membangun emulsi) sehingga gampang diserap sang tubuh.

Upaya lain untuk menaikkan daya cerna ikan terhadap lemak juga bisa dilakukan dengan penambahan lesitin. Lesitin adalah lemak yang mengandung gliserol dan asam fosfat. Senyawa ini banyak terdapat pada otak, kedelai, biji bunga matahari, jagung, dan kuning telur. Selain menjadi asal lemak, lesitin pula berfungsi buat menstabilkan lemak pada saluran pencernaan. Dengan kandungan gliserol yg tinggi, lesitin gampang dicerna oleh ikan.

Penambahan mikroba jenis eksklusif pula diketahui dapat meningkatkan kemampuan ikan dalam mencerna lemak & karbohidar. Selain menguraikan lemak sehingga mudah dicerna sang ikan, mikroba pula dapat membantu pencernaan karbohidrat & protein. Beberapa pabrik pakan telah menggunakan jenis mikroba yang dapat mempertinggi pencernaan lemak & karbohidrat menggunakan menambahkannya pada formulasi pakan ikan.

Sumber : Modul pembuatan pakan ikan buatan, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

PEMBESARAN IKAN BAWAL BINTANG DI KARAMBA JARING APUNG (KJA)

SUMBER:

DUB-DJPB, 2014. Leaflet Pembesaran Ikan Bawal Bintang di Karamba Jaring Apung (KJA) di download dari website Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada laman http://www.djpb.kkp.go.id/download/leaflet%20Ikan%20bawal%20bintang.pdf

#Tag : Bawal

CARA MEMBUAT TEPUNG IKAN : Pengeringan Tepung Ikan

Ada dua jenis alat pengering, yaitu alat pengering pribadi dan alat pengering nir eksklusif. Tepung usahakan nir dipanaskan dalam suhu yang sangat tinggi, karena penguapan air yg cepat mengakibatkan keadaan ikan mendingin, semetode normal produk dipanaskan pada suhu 100?C.

Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam tepung ikan. Metode konvensional menggunakan alat pengering dryer. Tepung basah yang keluar dari Squeezer masuk kedalam dryer melalui screw berjalan. Panas yang digunakan berasal dari uap yang dialirkan melalui pipa yang terhubung ke Boiler. Alat pengeringan berbentuk seperti drum atau terowongan yang dipasang horisontal. Suhu pengeringan yang dibutuhkan antara 98˚-100˚C dan tekanan uap 4-6 bar.
Salah satu alat pengering tepung ikan

Proses pengeringan berlangsung selama dua jam berdasarkan awal proses produksi. Pengeluaran tepung berdasarkan dryer dilakukan secara bertahap. Sebelum dikeluarkan menurut dryer, dilakukan pengecekan terlebih dahulu dengan cara membuka pintu dryer paling ujung lalu tepung diambil dan diuji secara sensoris. Ciri-ciri tepung yang telah bisa dikeluarkan yakni butiran tepung tidak menggumpal & tekstur tepung lebih halus.

Pengujian lain adalah menggunakan alat MC (moisture contents) meter . Apabila kadar air mencapai (11% maka proses pengeluaran dari dryer dihentikan. Pengeluaran selanjutnya membutuhkan waktu sekitar 30 menit.

Pengeringan yg kurang paripurna mengakibatkan kadar air masih nisbi sangat tinggi, hal tadi menyebabkan tepung gampang mengalami proses oksidasi yg dapat mengakibatkan ketengikan & tumbuhnya kutu dalam saat penyimpanan. Menurut Hutuely, dkk. (1988), pengeringan bertujuan buat mengurangi kadar air hingga batas eksklusif, dimana perkembangan mikroorganisme maupun aktivitas enzim-enzim dapat terhambat atau terhenti. Semakin usang ketika pengeringan, kadar air semakin turun.

Tepung yang berbau tengik menandakan bahwa kualitas tepung ikan sudah menurun, demikian juga dengan kandungan gizinya. Tepung yang terlalu kering akan mengurangi rendemen. Pada saat pengeluaran tepung ditambahkan antioksidan sebanyak 150 ml/1 ton bahan baku. Menurut Murtdjo (2001), antioksidan merupakan suatu senyawa organik fenolis yang dipergunakan sebagai bahan baku makanan ternak. Antioksidan mempunyai kesanggupan untuk menghambat proses oksidasi secara langsung maupun tidak langsung. Jenis antioksidan yang sering digunakan adalah Xantoquin.

Sumber : Modul Pembuatan Tepung Ikan & Pemanfaatannya, BPPP Tegal.

Semoga Bermanfaat...

PENGOLAHAN IKAN KERING

PENDAHULUAN

Ikan kering adalah produk ikan yg paling gampang pembuatannya. Jeroan & sisik ikan dibuang, lalu dijemur atau dikeringkan dengan indera pengering. Ikan ukuran kecil bisa langsung dikeringkan.

Ikan kering mempunyai aroma yg relatif berbeda menggunakan ikan segar. Terjadinya oksidasi lemak mengakibatkan ikan kemarau memiliki aroma yang khas.

BAHAN: Ikan

PERALATAN

1)    Pisau. Alat ini digunakan untuk membuang sisik dan jeroan, serta untuk membelah ikan yang berukuran besar. Pisau yang digunakan hendaknya tajam, tipis dan terbuat dari logam stainless steel.

2)    Sikat ikan. Alat ini digunakan untuk menyikat sisik sehingga lepas dari kulit ikan.

3)    Talenan. Alat ini digunakan sebagai alas pada saat mengiris ikan.

4)    Pengering. Alat ini digunakan untuk mengeringkan irisan daging. Pengering dapat berupa alat penjemur sederhana atau berupa alat pengering yang berbahan bakar (minyak, kayu bakar, atau arang) bertenaga listrik atau bertenaga cahaya matahari.

CARA PEMBUATAN

1) Proses Pendahuluan

a.     Proses pendahuluan dilakukan terhadap ikan berukuran sedang dan besar. Ikan berukuran kecil atau teri (panjang kurang dari 10 cm) tidak memerlukan proses pendahuluan. Ikan hanya perlu dicuci (jika kotor), kemudian dapat langsung dikeringkan.

b.    Ikan berukuran sedang dan besar (panjang lebih dari 15 cm) perlu diberi proses pendahuluan, yaitu penyiangan, pembelahan, dan filleting.

Dua) Penyiangan

a.     Mula-mula sisik disikat dari ekor mengarah ke kepala dengan sikat ikan tanpa melukai dagingnya. Kemudian dicuci, dan sisik yang tertinggal dibuang

b.    Bagian di bawah insang dipotong tanpa menyebabkan kepala ikan terpotong.

c.     Kemudian perut ikan dibelah dari anus ke arah insang tanpa melukai jeroannya.

d.    Perut yang sudah terbelah dibuka. Jeroan dan insang dibuang.

e.    Bagian dalam perut disikat dengan ujung pisau untuk membuang sisa-sisa darah.

f.      Setelah itu, ikan dicuci sampai bersih.

3) Pembelahan

Ikan yg dikeringkan sebaiknya dibelah agar bagian atas menjadi luas sehinga waktu pengeringan lebih singkat.

a.      Ikan ukuran sedang. Ikan dibelah pada bagian perut. Pembelahan dimulai dari kepala ke arah ekor tanpa menyebabkan bagian punggung terpotong.

b.    Ikan ukuran besar

? Mula-mula ikan dibelah dalam baian perut. Pembelahan dimulai dari bagian bawah insang ke arah ekor tanpa menyebabkan bagian punggung terbelah.

? Setelah itu ikan dibalik. Ikan dibelah pada bagian perut. Pembelahan dimulai dari ketua ke arah ekor tanpa menyebabkan bagian punggung terpotong. Dengan demikian masih ada 2 belahan, & bagian atas ikan semakin luas, dan ikan semakin tipis. Hal ini memungkinkan ikan lebih cepat kering.

4) Filleting

Filleting adalah penyayatan daging rusuk secara membujur sehingga menghasilkan daging tanpa tulang. Filleting tidak selalu harus dilakukan. Proses ini hanya dilakukan jika produk ikan yang dikehendaki berupa sayatan yang bebas tulang.

a. Filleting ikan ukuran sedang

-    Ikan diletakkan di atas talenan. Kepala ikan menghadap ke kanan dan perut menghadap ke arah pekerja (jika pekerja bukan kidal). Bagian bawah insang diiris melintang sampai menyentuh tulang belakang.

-    Daging diiris dari arah sayatan tadi mengarah ke ekor. Mata pisau diusahakan menyentuh tulang belakang, tapi tidak sampai melukainya.

-    Ikan dibalikkan, dan prosedur b di atas diulangi. Irisan yang diperoleh disebut fillet.

-    Jika perlu, tulang rusuk pada fillet dapat diiris dan dibuang.

b. Filleting ikan ukuran besar

-    Ikan diletakkan di atas talenan. Perut menghadap ke atas, dan kepala mengarah ke kanan. Kepala dipotong mengikuti alur tulang rahang.

-    Ikan disayat dari arah kepala menuju ekor seperti gambar dibawah ini. Mata pisau harus menyentuh tulang belakang tanpa melukai tulang tersebut.

-    Ikan dibalik, sehingga kepala menghadap ke kiri. Kemudian dilakukan penyayatan seperti No. b diatas. Irisan daging yang diperoleh disebut fillet.

-    Jika perlu, tulang rusuk pada fillet dapat diiris dan dibuang.

Lima) Pengeringan

a. Pengeringan ikan ukuran mini

Ikan ukuran mini dijemur atau dikeringkan menggunakan indera pengering hingga kadar air pada bawah 7%. Selama penjemuran atau pengeringan, ikan perlu dibalik-pulang sebagai akibatnya pengeringan lebih cepat & merata.

B. Pengeringan ikan ukuran sedang & besar

-    Ikan yang telah dibelah, atau fillet dijemur di bawah sinar matahari, atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadar air di bawah 7%.

Khusus untuk ikan atau fillet yang cukup besar, pengeringan dilakukan dengan berbagai cara:

-    Bahan dijemur atau dikeringkan dalam posisi tergantung.

-    Bahan dijemur atau dikeringkan dalam posisi tergeletak di atas tampah atau rak pengering.

-    Bahan dijepit dengan anyaman kawat tahan karat agar diperoleh produk kering yang datarnya permukaanya.

-    Penyimpanannya. Ikan atau fillet yang benar-benar kering dapat dikemas di dalam kantong plastik, kemudian si-seal dengan rapat.

-    Daging yang kurang kering (kadar air di atas 8%) tidak dapat dikemas di dalam wadah yang tertutup rapat.

SUMBER:

http://www.Ristek.Go.Id

Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Industri Sumatera Barat