Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Patin. Tampilkan semua postingan

ANALISA USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN

Ikan patin (Pangasius spp.) merupakan salah satu komoditi perikanan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Permintaan lokal dan ekspor ikan Patin semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sebagai salah satu primadona perikanan air tawar, masyarakat mulai melakukan budidaya pembesaran patin karena produksinya dari alam semakin menurun. Wilayah produsen ikan patin di Indonesia meliputi Sumatera, seluruh wilayah provinsi di Kalimantan dan Jawa.

Beberapa alasan dari para pengusaha dalam menjalankan bisnis pembenihan ikan patin, antara lain karena 1) harga benih patin nisbi baik & stabil; dua) secara ekonomis menguntungkan; tiga) permintaan pasar akan benih patin tergolong tinggi; 4) teknologi pembenihan ikan patin sudah dikuasai; & 5) syarat alam/potensi sumber daya & ekologi daerah mendukung.

A. Pemilihan Pola Usaha

Pemilihan pola bisnis dipakai kriteria minimal bahwa bisnis tersebut bersifat hemat & bankable, baik dari segi jumlah & berukuran benih yang dijual dan harganya sinkron menggunakan harga pasar yang berlaku waktu ini.

Pola usaha yg dipilih pada pembenihan ikan patin merupakan :

1. Produksi benih kategori PIIA (ukuran 1-2 inchi) minimal adalah 110.000 ekor per-siklus dengan 8 siklus per-tahun atau produksi dan penjualan benih >880.000 ekor per-tahun. Benih tersebut adalah benih patin kelas sebar hasil pemeliharaan di dalam bak larva dan atau kolam pendederan. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi benih ukuran 1-2 inchi tersebut sekitar 25-35 hari per-siklus, sedangkan produksi 8 siklus per-tahun disebabkan karena induk patin betina mempunyai frekuensi tingkat kematangan gonad yang rendah pada musim kemarau.

Dua. Induk yang diperlukan buat memproduksi benih yang demikian adalah kurang lebih 1-2 ekor induk betina menggunakan berat tiga-5 kg per-ekor dan dua-5 ekor induk jantan dengan berat 2-4 kg per-ekor. Dengan memakai pakan protesis berprotein tinggi (28-35%), satu induk betina ukuran tadi dapat membentuk telur (fekunditas) lebih kurang 150-500 ribu buah setiap pemijahan dan dapat dipijahkan lebih kurang 2-3 kali pada setahun menggunakan umur produktif 2-3 tahun.

Tiga. Dalam menjaga kontinuitas produksi maka jumlah indukan secara holistik berkisar antara 1:1,5-2. Disamping itu, minimal tersedia 6-10 pasang induk pada syarat usia produktif buat memulai usaha.

4. Penetasan telur hasil pemijahan dapat menggunakan tali atau corong, dengan rata-rata tingkat keberhasilan penetasan (hatching rate) dan sintasan/kelangsungan

hidup (survival rate) masing-masing adalah 70%.

B. Aspek Keuangan

Komponen & Struktur Biaya

Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha pembenihan ikan patin dibedakan menjadi dua, yaitu porto investasi dan biaya operasional.

SUMBER:

DUB-DJPB, 2012. Leaflet  Analisa Usaha Pembenihan Ikan Patin. http//dub.djpb.kkp.go.id Direktorat Usaha Budidaya, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Jakarta.

#Tag : Patin

BUDIDAYA IKAN PATIN

Budidaya ikan patin (Pangasius hypopthalmus) mulai berkembang pada tahun 1985. Tidak seperti ikan mas dan ikan nila, pembenihan Patin Siam agak sulit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami. Pemijahan Patin Siam hanya bisa dilakukan secara buatan atau lebih dikenal dengan istilah kawin suntik (induce breeding).

Di setiap tempat, nama patin berbeda-beda. Di Vietnam, Patin Siam disebut Ca Tre Yu, di Kamboja disebut Trey Pra. Dalam Bahasa Inggeris, Patin Siam disebut Catfish, River Catfish, atau Striped Catfish. Sedangkan di Indonesia, selain dinamakan ikan patin disebut juga jambal siam, atau lele bangkok (Jawa), dan ikan juara (Sumatra dan Kalimantan).

Pematangan Gonad pada kolam tanah

Pematangan gonad ikan patin dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam berukuran 100 m2; keringkan selama 2 ? 4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam; isi air setinggi 50 ? 70 cm & alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk berukuran 3 ? 5 kg; beri pakan tambahan berupa pellet tenggelam sebanyak tiga persen/hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.

Pematangan pada bak tembok

Pematangan gonad ikan patin pula mampu dilakukan pada bak. Caranya, siapkan bak tembok berukuran panjang 8 m, lebar 4 m & tinggi 1 m; keringkan selama dua ? 4 hari; isi air setinggi 60 ? 80 centimeter & alirkan secara kontinyu; masukan 50 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak tiga %/hari. Catatan : induk jantan dan betina dipelihara terpisah.

Seleksi

Seleksi induk ikan patin dilakukan dengan melihat tanda-indikasi pada tubuh. Tanda induk betina yang matang gonad : perut gendut; gerakan lamban dan lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, lubang kelamin kemerahan, relatif membengkak & berbintik putih. Usahakan waktu seleksi mengangkap ikan lebih menurut satu, sebagai cadangan.

Pemberokan

Pemberokan induk patin dilakukan di bak selama semalam. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 4 m, lebar tiga & tinggi 1 m; keringkan selama dua hari; isi dengan air bersih dengan tinggi 40 ? 50; masukan 5 ? 8 ekor induk; centimeter dan biarkan mengalir selama pemberokan. Catatan : Pemberokan bertujuan buat membuang residu pakan pada tubuh dan mengurang kandungan lemak. Karena itu, selama pemberokan tidak diberi pakan tambahan.

Penyuntikan dengan ovaprim

Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, tangkap induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,6 ml ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan bagian punggung induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 - 12 jam.

Catatan : penyuntikan dilakukan 2 kali, menggunakan selang waktu 6 jam. Penyuntikan pertama sebanyak 1/tiga takaran menurut takaran total (atau 0,dua ml/kg induk) & penyuntikan kedua sebesar 2/tiga dosis total (atau 0,4 mililiter/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua menggunakan takaran 0,2 mililiter/kg induk jantan.

Penyuntikan dengan hypopisa

Penyuntikan bisa pula dengan larutan kelenjar hypopisa ikan mas. Caranya, tangkap induk betina yg sudah matang gonad; siapkan 2 kg ikan mas ukuran 0,5 kg buat setiap kilogran induk betina; pangkas ikan mas tersebut secara vertikal tepat di belakang tutu insang; pangkas bagian ketua secara horizontal sempurna pada bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan kelenjar hipofisa tadi ke pada gelas penggerus & hancurkan; masukan 1 cc aquabides & kocok hingga rata; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke bagian punggung induk betina; masukan induk yang telah disuntik ke bak lain & abaikan selam 10 ? 12 jam.

Catatan : penyuntikan dilakukan dua kali, dengan selang saat 6 jam. Penyuntikan pertama sebesar 1/3 dosis dari takaran total (atau 0,6 kg ikan mas/kg induk betina) & penyuntikan kedua sebesar dua/tiga takaran total (atau 1,4 kg ikan mas/kg induk betina). Induk jantan disuntik satu kali, berbarengan penyuntikan kedua menggunakan dosis 0,6 mililiter/kg induk jantan.

Pengambilan sperma

Pengambilan sperma dilakukan setengah jam sebelum pengeluaran telur. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; lap sampai kemarau; bungkus tubuh induk dengan handuk mini ; pijit ke arah lubang kelamin; tampung sperma ke pada mangkuk plastik atau cangkir gelas; campurkan 200 cc Natrium Clhorida (larutan fisiologis atau inpus); kocok sampai homogen. Catatan : pengeluaran sperma dilakukan sang 2 orang. Satu orang yang memegang ketua & memijit dan satu orang lagi memegang ekor dan mangkuk plastik. Jaga agar sperma tidak terkena air.

Pengeluaran telur

Pengeluaran telur dilakukan sesudah 10 ? 12 jam sehabis penyuntikan, tetapi 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan 3 butir baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk menggunakan sekup net; keringkan tubuh induk menggunakan handuk mini atau lap; kemasan induk menggunakan handuk dan abaikan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala sang satu orang dan pegang bagian ekor oleh yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur sang pemegang kepala; tampung telur pada baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; kocok sampai homogen dengan bulu ayam; masukkan Natrium chrorida & aduk hingga rata; buang cairan itu supaya telur-telur bersih dari darah; telur siap ditetaskan.

Penetasan di akuarium

Penetasan telur ikan patin dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan 20 buah akuarium ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 30 cm; pasang tiga buah titik aerasi untuk setiap akuarium dan hidupkan selama penetasan; tebarkan tebar secara merata ke permukaan dasar akuarium; 2 – 3 hari kemudian buang sebagian airnya dan tambahkan air baru hingga mencapai ketinggian semula; 2 hari kemudian beri pakan berupa naupli artemia secukupmnya; lakukan panen pada hari ke tujuh dengan menggunakan gayung plastik; larva ini siap ditebar ke kolam penederan I.

Pendederan I di kolam

Pendederan I ikan patin dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan selama 4 ? 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir menggunakan lebar 40 cm & tinggi 10 centimeter; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 cm dan rendam selama lima hari (air nir dialirkan); tebar 50.000 ekor larva pada pagi hari; selesainya 2 hari, beri 1 ? 2 kg tepung pelet atau pelet yang sudah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sesudah berumur tiga minggu.

Pendederan I pada bak tembok

Pendederan I ikan patin bisa pula dilakukan pada bak tembok & plastik. Caranya : siapkan bak tembok atau plastik ukuran panjang 3 m, lebar 1 m m & tinggi 0,6 m; keringkan selama dua hari; pasang lima buah 7 butir titik aerasi; pasang 4 butir pemanas air; masukan 100.000 larva output dari loka penetasan; beri pakan berupa naupli artemia sampai hari ketujuh; siphon setiap hari (bersihkan dengan selang) residu naupli artemia yang tidak tergoda; beri pakan cincangan cacing rambut yang sudah dicuci dengan air bersih; siphon setiap hari cacing yg tidak tergoda; panen selesainya berumur 3 minggu; seleksi benih-benih tadi menggunakan ayakan seleksi. Benih yg dipanen ukuran 0,5 ? 1,0 inchi.

Pendederan II

Pendederan ke 2 jua dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 500 m2; keringkan 4 ? 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir menggunakan lebar 40 centimeter dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 centimeter dan rendam selama lima hari (air tidak dialirkan); tebar 30.000 ekor benih hasil pendederan I (telah diseleksi); beri dua ? 4 kg tepung pelet atau pelet yg telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan selesainya berumur sebulan.

Pendederan III

Pendederan ketiga dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 500 m2; keringkan 4 ? 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan dua karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 centimeter dan rendam selama lima hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor hasil berdasarkan pendederan II (sudah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet kecil (spesifik lele); panen benih dilakukan sebulan lalu.

Pembesaran

Pembesaran ikan patin dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam ukuran 500 m2; perbaiki seluruh bagiannya; tebarkan 6 - 8 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 - 60 cm dan rendam selama 5 hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi menurut pendederan III; beri pakan 3 persen setiap hari, 3 kg pada awal pemeliharaan & bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen setelah dua bulan. Sebuah kolam dapat membuat ikan konsumsi berukuran 125 gr sebanyak 400 ? 500 kg.

Pembesaran pada keramba jaring apung lapis pertama

Pembesaan ikan patin sanggup juga dilakukan di kolam jaring apung (KJA). Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis pertama; masukan 300 kg benih hasil pendedera III yg sudah diseleksi; beri pelet setiap hari secara adlibitum (beri ketika lapar & hentikan sesudah kenyang; lakukan panen sesudah tiga bulan. Sebuah keramba jaring apung dapat meghasilkan ikan konsumsi sebesar 1,5 ? Dua ton.

Pembesaran di keramba jaring apung lapis kedua

Pembesaan ikan sanggup jua dilakukan pada kolam jaring apung (KJA) lapis kedua. Pembesaran ini tidak sebagai komoditas primer, tetapi menjadi komoditas sampingan. Caranya, siapkan sebuah kolam jaring apung lapis ke 2; masukan 200 kg benih output pendederan III yang sudah diseleksi; selama pemeliharaan tidak diberi pakan tambahan, namun hanya memanfaatkan pakan residu ikan mas; Panen dilakukan selesainya 3 bulan. Sebuah kolam jaring aung bisa meghasilkan ikan konsumsi sebesar 400 - 500 kg.

SUMBER:

http://bdp-unhalu.Blogspot.Com

http://agusrochdianto.Wordpress.Com

http://ebookbrowsee.net

#Tag : Patin

BUDIDAYA IKAN PATIN KOLAM DALAM

SUMBER:

DUB-DJPB, 2014. Leaflet Budidaya Ikan Patin Kolam Dalam di download dari website Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada laman http://www.djpb.kkp.go.id/download/Patin%20kolam%20dalam.pdf

#Tag : Patin