Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Penyakit Jamur Saprolegnia Pada Ikan

Infeksi fungi dalam ikan dalam akuarium umumnya ditimbulkan sang fungi menurut genus Spaprolegnia & Achyla. Jamur umumnya hanya akan menyerang jaringan luar tubuh ikan yg rusak menjadi dampak luka atau penyakit lain. Jamur bisa juga menyerang telur ikan. Selain karena luka, kehadiran jamur bisa jua ditimbulkan atau dipicu oleh syarat air akuarium yang tidak baik, baik secara fisik juga kimia. Ikan-ikan berusia tua diketahui sangat rentan terhadap infeksi fungi. Pada waktu ini, dengan banyaknya fungisida (obat anti fungi), maka serangan fungi sedikit banyak akan dapat ditangani menggunakan lebih gampang.

Deskripsi umum :

Achlya sp. Dan Saprolegnia sp. Dapat menginfeksi telur & ikan.

Gejala Klinis :

  • Adanya hypha (benang-benang putih/coklat seperti kapas)
  • Terjadi pada ikan yang terluka atau telur

Sumber : Materi training budidaya perikanan

Semoga bermanfaat...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA BELUT

Sebagai lauk, belut merupakan jenis ikan yang banyak disukai bahkan dirumah makan Padang goreng dan dendeng belut adalah hidangan yang banyak digemari, dan bahkan pada lembaga international pun belut adalah asal protein hewani yg dianjurkan . Berikut ini perbandingan kandungan Gizi Belut dibanding dengan sumber gizi lain seperti telur & daging sapi.

Tabel 1. Perbandingan zat gizi pada belut, telur & daging sapi

Dalam forum international dianjurkan belut menjadi asal gizi ikan pernah dipromosikan pemasarannya pada ? Kongres Gizi Asia III ? Di Hotel Indonesia Jakarta dalam lepas 7 ? 10 Oktober 1980.

Klasifikasi

Dalam ilmu pengetahuan belut ini termasuk jenis ikan darat/air tawar yg diklasifikasikan :

Class : Pisces

Sub Class : Teleoski

Ordo : Syunbrnchoidae

Famili : Syubranchidae

Genus : Fluta

Spesies : Fluta alba

Jenis ikan yg nir memiliki sirip atau anggota lain untuk beranjak, tidak memiliki sisik, dan kulitnya licin mengeluarkan lendir, mata kecil tertutup kulit, gigi runcing mini berbentuk kerucut.

Habitat

Ikan ini lebih menyukai hayati didalam Lumpur atau genangan air tawar yang tidak mengalir & nir betah kena cahaya & ikan ini jua sanggup hayati pada air menggunakan kadar oksigen yg sangat rendah. Lantaran belut mempunyai indera pernapasan tambahan yakni berupa kulit tipis berlendir yang masih ada dirongga ekspresi, alat ini

Hal lain yang sangat menarik perhatian pada belut adalah kelaminnya yang hemaphrodit, yang mana belut yang berumur belia merupakan berjenis kelamin betina (berukuran ? 10-30 centimeter) sementara yg jantan berukuran lebih panjang lagi (ukurannya diatas 30 cm). Pada dasarnya belut punya kebiasaan makan bersifat Carnivora atau pemakan daging, dimasa mini suka makan jasad renik menurut jenis zooplankton atau zoobenthos. Belut dewasa memakan jenis binatang yang lebih besar lagi seperti larva serangga, cacing , jentik, siput bahkan benih ikan mini .

Secara alami belut berkembang biak setahun sekali, akan tetapi menggunakan masa perkawinan yang panjang, yakni mulai dari isu terkini penghujan sampai kepada trend kemarau, perkawinan terjadi dalam malam hari menggunakan suhu ? 20?C, umumnya telur yg sudah dibuahi akan dijaga sang belut jantan dalam sarang hingga menetas & akan menetas setelah 9 ? 10 hari. Untuk keperluan induk diharapkan 2 macam berukuran belut yang tidak sama umur, yakni; ? Belut yang panjangnya antara 20 ? 30 cm, ini merupakan belut betina yang siap kawin. ? Belut yg panjangnya telah lebih dari 40 centimeter, ini merupakan belut yang berfungsi sebagai pejantan, berfungsi buat mengambil oksigen berdasarkan udara bebas sedangkan insang merogoh oksigen berdasarkan dalam air.

Belut merupakan binatang air yg digolongkan dalam gerombolan ikan. Berbeda dengan kebanyakan jenis ikan lainnya, belut bisa hayati dalam lumpur menggunakan sedikit air. Binatang ini mempunyai dua sistem pernapasan yg sanggup membuatnya bertahan dalam kondisi tadi. Jenis belut yg paling banyak dikenal di Indonesia merupakan belut sawah (Monopterus albus). Di beberapa loka dikenal juga belut rawa (Synbranchus bengalensis). Perbedaan belut sawah & belut rawa yang paling mencolok merupakan postur tubuhnya. Belut sawah tubuhnya pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa lebih panjang & ramping.

Terdapat 2 segmen bisnis budidaya belut yaitu pembibitan dan pembesaran. Pembibitan bertujuan buat membuat anakan. Sedangkan pembesaran bertujuan buat menghasilkan belut hingga berukuran siap konsumsi. Kali ini alamtani akan menguraikan tentang budidaya pembesaran belut pada kolam tembok. Mulai menurut pemilihan bibit hingga pemanenan. Semoga bermanfaat.

Memilih bibit belut

Bibit buat budidaya belut mampu didapatkan dari hasil tangkapan atau output budidaya. Keduanya memiliki kekurangan & keunggulan masing-masing. Bibit hasil tangkapan memiliki beberapa kekurangan, seperti berukuran yang nir seragam & adanya kemungkinan syok lantaran metode penangkapan. Kelebihan bibit output tangkapan adalah cita rasanya lebih legit sebagai akibatnya harga jualnya lebih baik.

Kekurangan bibit hasil budidaya harga jualnya umumnya lebih rendah menurut belut tangkapan. Sedangkan kelebihannya ukuran bibit lebih seragam, bisa tersedia dalam jumlah poly, dan kontinuitasnya terjamin. Selain itu, bibit output budidaya memiliki daya tumbuh yg relatif sama lantaran umumnya berasal berdasarkan induk yg seragam. Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara memijahkan belut jantan dengan betina secara alami. Sejauh ini di Indonesia belum ada pemijahan buatan (misalnya injeksi hormon) buat belut. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang pembibitan, silahkan baca kiat sukses pembibitan belut. Bibit yang baik untuk budidaya belut hendaknya memiliki kriteria berikut: Ukurannya seragam. Ukuran bibit yang seragam dimaksudkan buat memudahkan pemeliharaan dan menekan risiko kanibalisme atau saling memangsa.

Gerakannya aktif & lincah, tidak loyo.

Tidak cacat atau luka secara fisik.

Bebas dari penyakit.

Budidaya belut buat segmen pembesaran umumnya menggunakan bibit belut berukuran panjang 10-12 cm. Bibit sebanyak ini memerlukan waktu pemeliharaan sekitar tiga-4 bulan, hingga siap konsumsi. Untuk pasar ekspor yg menghendaki ukuran lebih akbar, ketika pemeliharaan mampu mencapai 6 bulan.

Menyiapkan kolam budidaya belut

Budidaya belut sanggup dilakukan dalam kolam permanen juga semi permanen. Kolam permanen yg sering dipakai diantaranya kolam tanah, sawah, dan kolam tembok. Sedangkan kolam semi permanen diantaranya kolam terpal, drum, tong, kontainer plastik dan jaring. Kali ini kita akan membahas budidya belut di kola tembok. Kolam tembok relatif lebih bertenaga, umur ekonomisnya bisa bertahan sampai lima tahun. Bentuk dan luas kolam tembok sanggup dibentuk aneka macam macam, diadaptasi dengan keadaan ruang & kebutuhan. Ketinggian kolam berkisar 1-1,25 meter. Lubang pengeluaran dibentuk dengan pipa yg agak akbar buat memudahkan penggantian media tumbuh. Untuk kolam tembok yg masih baru, sebaiknya dikeringkan terlebih dahulu selama beberapa minggu. Kemudian direndam menggunakan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa, atau pelepah pisang. Lakukan pencucian minimal 3 kali atau hingga bau semennya hilang.

Media tumbuh buat budidaya belut

Di alam bebas belut tak jarang dijumpai pada perairan berlumpur. Lumpur merupakan loka perlindungan bagi belut. Dalam kolam budidaya pun, belut membutuhkan media tumbuh berupa lumpur. Beberapa material yg mampu dijadikan bahan membuat lumpur/media tumbuh antara lain, lumpur sawah, kompos, humus, pupuk sangkar, sekam padi, jerami padi, pelepah pisang, dedak, tanaman air, & mikroba dekomposer. Komposisi material organik dalam media tumbuh budidaya belut tidak terdapat patokannya. Sangat tergantung dengan norma dan pengalaman. Pembudidaya bisa meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang gampang didapatkan. Berikut ini salah satu alternatif langkah-langkah menciptakan media tumbuh buat budididaya belut: Bersihkan & keringkan kolam. Kemudian letakkan jerami padi yang sudah dirajang dalam dasar kolam setebal kurang lebih 20 centimeter. Letakkan pelepah pisang yg telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami. Tambahkan adonan pupuk sangkar (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah humus setebal 20-25 centimeter, pada atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna buat memicu pertumbuhan biota yg sanggup menjadi penyedia kuliner alami bagi belut. Siram lapisan media tumbuh tersebut dengan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, misalnya larutan EM4. Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 centimeter. Biarkan media tumbuh selama 1-dua minggu agar terfermentasi paripurna. Alirkan air higienis selama tiga-4 hari dalam media tumbuh yg sudah terfermentasi tadi buat membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras supaya tidak erosi.

Langkah terakhir, genangi media tumbuh tadi dengan air bersih. Kedalaman air lima cm berdasarkan bagian atas. Pada kolam tadi sanggup diberikan flora air seperti eceng gondok. Jangan terlalu padat. Dari proses di atas dihasilkan lapisan media tumbuh/lumpur setebal lebih kurang 60 centimeter. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk ditebar.

Karena belut memiliki beberapa keistimewaan mulai berdasarkan sex dan perkembangbiakan dan tempat / tempat asal hayati yang berada pada tanah menggunakan membuat lobang / sarang , menyebabkan ikan ini ( belut ) sulit terinfeksi oleh penyakit juga hama, bahkan belut merupakan Pest, Competitor dan menjadi Predator bagi ikan ikan air tawar lainnya. Sampai waktu ini belum terdapat surat keterangan / literature yg mengindentifikasi tentang Hama & Penyakit yang menyerang belut, & tidak jarang terjadi hama/predator sebangsa atau jenis crusteceae yang berfungsi menjadi patogen pembawa penyakit sebagai makanan empuk bagi ikan ini (belut).

Dari output pengamatan pengalaman dilapangan penyebab kematian belut mendadak atau belut mengalami kematian yang cepat, disebabkan hanyalah lantaran factor perlakuan/penanganan saat penangkapan atau panen, yang menyebabkan belut seringkali tertekan (penurunan system kekebalan tubuh), hilangnya ekuilibrium serta produksi Mucus dalam tubuh yang tidak normal.

TINDAKAN PREVENTIF UNTUK MENCEGAH KEMATIAN BELUT

Tabel 2

DAFTAR PUSTAKA

B. Sarwono, 1987. Budidaya Belut dan Sidat Seri Perikanan XVIII/77/87. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Departemen Pertanian, 1984. Penyakit Ikan Air Tawar sang Badan Pendidikan Latihan & Penyuluhan Pertanian, Jakarta.

Gufri & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Belut Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Http://pkbmbilmi.Wordpress.Com/2010/08/19/meencerdaskan-anak-dengan-mengkonsumsi-belut/ R.H.Simanjuntak B.Sc.1988. Budidaya Belut. Penerbit Bhratara Karya Aksara Jakarta 1988.

#Tag :

Pencegahan Penyebaran Penyakit Ikan

Dalam bisnis budidaya ikan air tawar, menjaga ikan agar permanen sehat adalah galat satu kunci sukses budidaya. Banyak hal yg bisa dilakukan buat menjaga kekebalan & daya tahan tubuh ikan, namun dalam prinsipnya pencegahan dapat dilihat berbagai pendekatan lingkungan, inang dan pathogen.

Upaya pencegahan penyakit ikan dapat dimulai dari induk ikan tersebut dengan cara Membuat program peningkatan kualitas induk melalui seleksi/breeding/transgenik dalam rangka memproduksi induk unggul dan tahan penyakit, serta pemberian suplemen seperti vaksin, imunostimulan, probiotik dan pakan sehat (Vit C, mikronutrien).

Pada benih ikan upaya pencegahan penyakit dapat dilakukan menggunakan cara hadiah Vaksin, Suplemen dan penaganan/handling yg sempurna dalam waktu pengangkutan, penebaran, hadiah pakan juga dalam waktu panen.

Dalam upaya pengendalian penyakit terdapat dua cara takni secara eksternal/Ofensif & internal/defensif.

1. Secara Eksternal/Ofensif: Menekan resiko infeksi pathogen

  • Desinfektan
  • Garam krosok
  • Abate
  • Fitofarmaka (daun pepaya, badotan,…)
  • Probiotik (menekan bakteri merugikan): utk lingkungan

dua. Secara Internal/Defensif: bertahan (meningkatkan daya tahan/kekebalan tubuh)

  • Vaksin: hydrovac utk Aeromonas hydrophila
  • Vitamin C atau multi vitamin dan mineral
  • Immunostimulan: ragi, chromium yeast, fitofarmaka (bawang putih, meniran, mengkudu)
  • Rekayasa Genetik: gen MHC (Major Histocompatibility Complex) materi genetik spesifik untuk daya tahan terhadap penyakit)

Bahan yang dapat digunakan untuk mempertinggi daya tahan & kesehatan ikan :

  1. Vaksin : Memberikan kekebalan tubuh melalui pembentukan antibodi spesifik
  2. Imunostimulan : Merangsang kekebalan non-spesifik, misal: aktivitas fagositosis (sel pembunuh kuman)
  3. Vitamin C untuk ikan : Mencegah kelainan tulang pd benih, Meningkatkan ketahanan thd penyakit, Mengurangi pengaruh stress, Mempercepat penyembuhan luka, Mempercepat pertumbuhan.
  4. Probiotik : Meningkatkan kecernaan (daya cerna)

Sumber : Materi Pelatihan Budidaya Perikanan

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BARONANG

Usaha budidaya ikan Baronang sangat menarik dan perlu dikembangkan buat menaikan tingkat hayati nelayan dan mencukupi kebutuhan protein.

Taksonomi

Ikan Baronang bagi rakyat nelayan adalah ikan yang berbisa karena duri-duri dalam sirip bisa menyengat sehingga mengakibatkan rasa sakit. Mereka kenal beberapa jenis sehingga namanya bhineka satu menggunakan lainnya. Ikan ini memiliki bentuk yang lebar menggunakan indikasi-pertanda khusus, sirp punggung (dorsal fin) terdiri berdasarkan 13 duri keras (spine) & 10 jari lemah (rays), kecuali siganus gutatus yang memiliki 13 hingga 17 butir. Sirip dubur (anal fin) terdiri berdasarkan 7 buah & 9 jari lemah.

Klasifikasi berdasarkan GAGLER et al. (1962) merupakan:

- Kelas : Ostheichhyies

- Ordo : Perciformes

- Sub Ordo : Acanturoidei

- keluarga : Siganidae

- Genus : Siganus

- Species : Siganus spp

PROSES PEMBENIHAN IKAN BARONANG

Ikan Baronang (siganus spp) mempunyai trend berpijah antara bulan Januari hingga dengan September tergantung dalam species dan tempetnya. Di Singapore dan Philippine Siganus caniliculatus memijah antar bulan Januari sampi menggunakan bulan April (LAM 1974 dan MONACOP,1937). Sedangkan di pulau, iksn ini memijah antara bulan Maret sampi dengan bulan Juli. Di teluk Banten pemijahan ini terjadi dalam bulan Januari hingga februari dan Juli-Agustus. Tetapi George (1972) menemukan bahwa, sampai bulan September terdapat ikan yang memijah pada tempat yang sama.

Beberapa peneliti sependapat bahwa,saat memijah sangat di pengaruhi sang fase bulan Di alam ikan memijah lebih kurang bulan baru, demikian jua pemijahan alami yg terjadi didalam teknik percobaan.

Pemijahan Alami

Induk-induk ikan yang matang telur output pembesaran dalam kurungan terapung dipindahkan kedalam bak-bak pemijahan. Perbandingan induk jantan dan betina yg ideal adalah 1:1, dewngan berat 1 sampai 1,lima kg/ekor. Induk ikan umumnya memijah pada bulan gelap, antar lima-9 hari sehabis bulan gelap bulan gelap dan ketika memijah lebih kurang petang menjelang malam

Fekunditas

Ikan Baronang mempunyai fekunditas yang nisbi tinggi jumlah telur yang pada kandung tergantung pada besarmya ikan. Siganus canaliculatus yg panjang totalnya antara 11-14 centimeter mempunyai telur sebanyak 300.000-400.000 buah Monacop, 1937 & LAM, 1974). Siganus vermiculatus mempunyai telur sebesar 300.000 butir Popper, 1976). Pemijahan rangsangan yg dilakukan terhadap ikan siganus canaliculatus yang panjangnya 22-25 centimeter mengeluarkan telur sebanyak 210.000-460.000 butir (Tanaka & Basyari, 1981). Telur dalam ovary ikan yang ukuran 22-27 cm, yaitu sebanyak 200.000-1.300.000 b utir (Tanaka dan Basyari 1981).

Pemeliharaan Larva

Telur akan menetas 22-24 jam setelah pembuahan, dalam suhu air 26-29oc. Larva ikan ini sangat peka terhadap perubahan perubahan fisik dan kimia air, misalnya salinitas, suhu, kadar oksigen terlarut, amoniak & kandungan kimia lainya, sebagai akibatnya penanganan terhadap kualitas air sangat diutamakan agar larva yg sudah menetas sebagai sehat & mempunyai rasio kelangsungan hidop yg tinggi. Untuk itu pada perlukan persiapan-persiapan yana mantap sebelum terjadi penetasan. Suhu air yang ideal antara 26-30oc. Suhu air akan mempengaruhi terhadap laju metabolisme pada tubuh ikan sehingga pertumbuhan ikan pun akan terpengaruh. Jika suhu air lebih rendah maka pertumbuhan akan terhambat, jika suhu air terlalu tinggi larva akan mengalami stress dan meningkatkan mortalitas. Hindari perubahan suhu secara mendadak khususnya saat prgantian air pH air selalu dikontrol, paling kurang dua kali dalam sehari. Dari hasil penelitian menandakan bahwa, nilai ph 7,6-8,0 adalah cukup baik untuk pertumbuhan larva ikan Baronang.

Oksigen terlarut setidak-tidaknya 4 ppm, dengan taraf kejenuhan lebih mini berdasarkan 100% & kadar nitrat harus dibawah 0,5 ppm Salinitas yg umum buat pemeliharaan adalah sekitar 30-31%. Khusus buat ikan Baronang (siganus spp). Larva yang berumur 1-20 hari berada dalam salinitas 25-28perseno sedang dalam umur 20-30 hari berada dalam 28-30%o dan diatas umur 30 hari menyukai salinitas diatas 30 o/oo.

Pakan Dan Cara Pemberiannya

Ikan Baronang merupakan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivora), hal ini menggunakan morfologi berdasarkan gigi & saluran pencernaannya yaitu, mulutnya mini mempunyai gigi seri dalam masing- masing rahang & memiliki permukaan yg luas. Di alam ikan beronanang dewasa memakan jenis rumput bahari yaitu padina sp, cladophropsis, Gelidium. Sedang Baronang juwana lebih menyukai algae. Berbeda dengan ikan Baronang yang hidup diperairan bebas, ikan Baronang yg tertangkap dan dibudidayakan mampu memakan makanan apa saja yang pada berikan. Jenis makanan yg diberikan nir hanya tergolong tumbuhan saja namun jua makanan buatan seperti pellet, tepung tapioka, tepung ikan, & daging ikan dan moluska, slada dan kangkung.

Larva ikan Baronang biasanya pada beri pakan yg terdiri dari phytoplankton yang generik pada berikan adalah : chlorella sp, Tetrsselmes suecia, Pheo dacthylum dan jenis zooplankton yg diberikan merupakan rotifera, Nauplius, Artemia, Copepoda. Dari beberapa macam jenis jasad pakan tadi tidak diberikan dalam saat yang bersamaan melainkan disusun dari jadwal yg eksklusif sinkron dengan perkembangan mulutnya.

Setelah larva berumur 15-17 hari, dimana perkembangan larva memiliki tahapan-tahapan yg diadaptasi menggunakan perkembangan larva, yaitu perkembangan lebar verbal dan perkembangan pencernaanya. Berbeda menggunakan ikan Baronang dewasa, tahapan-tahapan yang dilakukan adalah jumlah pakan yang wajib disesuaikan dengan berat ikan. Sedang dalam larva, berukuran dan jenis jasad pakan yang wajib di sesuaikan dengan perkembangan mulutnya. Setelah larva berumur 15-17 hari, dimana perkembangan ekspresi telah semakin membesar, dalam ketika itu pakan ditambah menggunakan artemia. Tiga hari kemudian yaitu pada hari ke-20, copepoda (Tignopus sp) ditambahkaqn walaupun jasad pakan lain masih tersisa dalam tangki. Pada minggu ketiga sudah bisa diberikan daging udang, atau daging ikan yg dicincang. Biasanya larva berenang setelah berumur 3-4 hari mulutnya mulai terbuka, dalam ketika itu mereka aktif mencari makanan. Oleh karenanya kuliner alami (phyto dan zooplankton) harus tersedia sebelum larva membuka mulutnya. Pada umur 0-lima hari jenis kuliner yang diberikan adalah larva bivalva dengan jumlah 2-lima ekor/mililiter. Sedangkan rotofera yg dinokulasi sebelumnya mempunyai kepadatan lima-10 ekor/ml. Pada hari ke 20-30 densitas rotifera dijaga agar tetap dalam densitas 50 ekor/mililiter. Naupli & copepoda dibubuhi dengan densitas 0,5ekor/mililiter, pada ketika larva berumur 15-30 hari. Pada hari ke 20-35 densitas naupli dan copepoda ditingkatkan menjadi 1-dua ekor/ml. Daging udang yang dicincang dapat pada berikan selesainya hari ke 20. Pada hari 35-60 makanan yg diberikan merupakan daging udang /ikan yg dicincang seanyak 80-100% menurut bobot berat larva, dan jumlah tadi adalah jumlah total pada satu hari (4-lima kali sehari). Pada saat ini perlu dilakukan sampling. Untuk mengetahui berat rata-rata larva dan sehubungandengan penentuan jumlah pakan.

PENANGANAN PENYAKIT

Pada umumnya penyakiy menyerang ikan Baronang ditimbulkan oleh homogen parasit yang menyerang bagian insang. Parasit ini dikenal denagan nama monogenetic trematoda. Serangan berat parasit ini bisa mengakibatkan gangguan pada system pernafasan sebagai akibatnya pada akhirnya ikan yang terserang akan meninggal kekurangan oksigen. Pada species Siganus spinus yg tertangkap diGuam pernah ditemukan homogen parasit yg dikenal dengan nama microcotyl mouwei penyakit ini pula diketahui menyerang siganus fucencesis yang tertangkap di jepang iksn beronag yg pada pelihara dal;am jaring keramba apung.

Diagnosa Gejala Penyakit

Untuk mengetahui jenis penyakit dan cara pencegahanya diharapkan diua tahapan diagnosa yaitu diagnosa klinik dan diagnaosa laboratorium. Disgnosa klinik dapat dilakukuan dilapangan dan mata telanjang, serts memakai alat-alat sederhana misalnya pinset, gunting dan mikrokoskop. Dan buat memilih nama ilmiah parasit, bentuk & jennisnya dapat dilakukan dilaboratorium

Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan pada melakukan diagnosa klinik yaitu : - Melihat ketidaknormalan menurut ikan yg dibudidayakan

- Mengumpulkan data

- Mengambil sample dan membawanya ke laboratorium

- Mencari data biologi sample dan mengamati organ-organ tubuh ikan

- Periksa pulang & lakukan diagnosda ulang.

Gejala penyakit pada ikan yg dibudidayakan bisa dicermati atau amati secara mata telanjang apa jika; ada kelainan tingkah laku yaitu galat satu atau beberapa ikan keluar dari kelompoknya & cara berenangnya miring.

Pencegahan Ikan Sakit

Pencegahan ikan sakit bisa pada bagi atas 2 langkah yaitu :

1. Berdasarkan teknik budidaya ; tindakan-tindakan yg wajib dilakukan diantaranya adalah : menghentikan anugerah pakan pada ikan, mengubah pakan dengan jenis yg lain, mengelompokan ikan sebagai grup-grup yang kepadatanya/densitasanya rendah & mungkin ikan-ikan dipanen

2. Berdasarkan terapi kimia Hal-hal yg perlu diperhatikan pada tahap ini merupakan : di tengelamkan dalam tempat budidaya, disebarkan pada permukaan , & dicampurkan pada pakan.

Pada ikan Baronang umumnya poly kedapatan parasit jenis monogenetic trematoda pada bagian insang. Parasit ini dapat dilakukan dengan menggunakan dipterex (organo posfgat, Dylox, Masoten, Negevau).

Pencegahan Penyakit

Untuk mencegah agar ikan yg dibudidaya tidak terkena penyakit dapat dilakukan langkah-langkah misalnya berikut : Menjaga jebersihan loka budidaya, menjaga lingkungan/tidak ternoda sang limbah industri dan bahan-bahan kimia lainya dan menaruh jenis pakan yg tidak terkontaminasi dengan jamur.

DAFTAR PUSTAKA

Basyari, A. & E Danakusumah, 1985, Sub Balai Penelitian Budidaya Pantai Bojonegoro Serang.

Basyari, A. & Tanaka. H, 1985. Pengaruh prbedaan kandungan protein dalam diet pada Budidaya Laut Lampung.

Tumurang A & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Baronang Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Https://www.Faunadanflora.Com/panduan-lengkap-cara-budidaya-ikan-baronang-bagi-pemula/

#Tag :

Alat - Alat Penolong Diatas Kapal (1)

Keselamatan awak kapal adalah hal yang sangat perlu diperhatikan pada pelayaran. Oleh karenanya, perlengkapan keselamatan harus sudah tersedia pada loka yg ditentukan saat terjadi kecelakan.

Berikut beberapa alat-alat penolong diatas kapal jika terjadi kecelakaan :

1. Life Jackets
Life Jackets

StandarLife Jackets :

  1. Terbuat dari gabus sintetis yang biasanya dinamakan styrophom
  2. Pemakaiannya harus benar-benar aman melingkar ke badan dengan mengikatkan pitanya
  3. Sebaiknya dicap pada salah satu sisi dengan nama khusus yang tebal hurufnya (< 1 inchi) serta pada sisi lain dengan merek dagang dalam huruf yang lebih kecil harus mampu menyangga orang dewasa minimal 15 kg selama 24 jam dan untuk anak-anak seberat 7,5 kg
  4. Harus dibuat sedemikian rupa sehingga menghilangkan semua kemungkinan dalam pemakaian yang salah, kecuali dapat dipakai dari sisi luar maupun dalam
  5. Harus dapat menahan kepala, sehingga muka korban yang tidak sadar akan tetap berada di atas air
  6. Harus dapat digunakan untuk memutar tubuh dengan aman pada saat masuk ke air, dengan badan miring ke belakang (tidak tertelungkup)
  7. Kekuatan dan efisiensi pengoperasiannya tidak dapat dipengaruhi oleh pengaruh minyak atau bahan minyak lainnya
  8. Harus diberi warna yang dapat dilihat dengan jelas pada saat berada di air
  9. Harus dilengkapi dengan sebuah peluit yang disyahkan, yang diikat erat dengan sebuah tali

2. Life Bouy

Life Buoy

Umumnya digunakan buat orang yg tercebur ke laut, jumlahnya tergantung pada tipe dan panjang kapal. Terbuat menurut gabus padat & dibungkus dengan terpal. Pada keempat tempat diberi ban kain yang menjadi ikatan bagi tali pegangan yg terbuat menurut tali manila ataupun nylon.

Life Bouy tidak terdapat standart penandaan kecuali cap tanggal inspeksi. Di cat pada 2 rona, yaitu merah dan kuning atau putih

BagianLife Buoy :

  1. Sebuah pelampung juga dilengkapi dengan tali pendek untuk mengikatkan lampu kalsium, baterai dan lampu elektrik.
  2. Lampu kalsium terdiri dari sebuah kaleng yang berisi karbit yang akan menyala sewaktu terkena air dengan sinar kuning serta mengeluarkan asap putih (untuk menunjukkan posisi pelampung saat malan hari).
    Lampu kalsium
  3. Lampu kalsium ini mampu menyala dengan terang selama 40 menit dan lampu elektrik mampu menyala selama 8 jam.

Persyaratan Life Buoy :

  1. Harus dibuat dari gabus yang padat atau bahan lain yang sama yang diakui oleh pemerintah
  2. Harus dapat menyangga beban besi paling sedikit seberat 14,5 kg dalam air tawar selama 24 jam
  3. Harus tahan terhadap minyak atau hasil-hasil minyak lainnya
  4. Harus mempunyai warna yang mudah diliat di laut
  5. Nama kapal dan pelabuhan induk pada pelampung tersebut harus ditulis dengan huruf kapital untuk menunjukkan bahwa pemiliknya adalah kapal yang tertulis tersebut
  6. Pelampung penolong yang diisi dengan rumput kering, sisa-sisa gabus atau yang daya apunya tergantung dari ruangan udara yang perlu ditiup, tidak boleh digunakan
  7. Harus dilengkapi dengan tali-tali pegangan yang diikat disekeliling pelampung dengan kuat, dan pada sebuah kapal paling sedikit terdapat sebuah pelampung penolong yang dilengkapi dengan tali buangan yang teraping dengan panjang minimal 27,5 m
  8. Dilengkapi lampu yang menyala secara otomatis
  9. Pelampung penolong boleh berbentuk lingkaran penuh atau tapak kuda (U). Untuk lingkaran dalam pelampung yang berbentuk lingkaran penuh paling sedikit 45 cm. pelampung yang berbentuk tapal kuda harus diberi penguat sedemikian rupa sehingga bagian yang terbuka akan tetap berukuran 35-40 cm

3. Life Craft

Dibuat sedemikian rupa dengan bentuk atas dan bawah yang sama sehingga dalam keadaan darurat dapat dilemparkan kedalam air secara cepat dan aman. Rakit penolong merupakan peti - peti kayu yang kuat dan didalamnya ditempatkan tabung-tabung udara sebagai daya apungnya. Pada sisi rakit harus diberi tali pegangan serta tali penahan sepanjang paling sedikit 10 meter dan berat rakit tidak boleh lebih dari 160 kg. Biasanya ditandai dengan tanda departemen perbuhungan, inisial surveyor dan tanggal pemeriksaannya termasuk jumlah kapasitas penumpang yang bisa dimuat.
Life Craft

Rakit penolong disimpan di salah satu dek menggunakan posisi menjadi berikut :

  1. Menyebar sepanjang kapal, dekat tepi dek agar mudah diluncurkan
  2. Dapat dijangkau dengan mudah dan cepat
  3. Bebas dari daerah yang panas
  4. Bebas dari lalu lintas
  5. Bebas dari penyebab kebakaran dan tali temali
  6. Bebas dari gantungan-gantungan
  7. Bebas dari minyak atau bahan perusak lainnya

Bagian - Bagian dari Life Craft

Cara menggunakan Life Craft

Cara Membetulkan Life Craft yang terbalik

Lanjutan...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BETUTU

Ikan betutu mempunyai kemiripan dengan ikan gabus lantaran sepintas memang terdapat keserupaan, baik bentuk maupun sifatnya. Jika diamati, antara keduanya memiliki disparitas yg cukup mencolok yaitu ikan betutu bisa bertahan bejam-jam tanpa bergeser menurut tempatnya dan tak jarang disebut menggunakan ikan malas. Oleh karena itu, ad interim para ahli menduga bahwa ika betutu masuk dalan keluarga besar Eleotridae yg mempunyai korelasi menggunakan kelurga Gobioidea (satu keluarga menggunakan ikan gabus). Apabila dipandang sepintas, tampang betutu relatif seram, bentuk mukanya cekung dengan ujung kepala picak (gepeng), matanya yang akbar menonjol keluar dan bisa digerak-gerakkan & mata lebar, tebal dengan gigi kecil tajam. Cukuplah beralasan orang menyebutnya sebagai ikan hantu.

Klasifikasi & Morfologi

Menurut penjabaran menurut taksonomi yang dikemukakan ahli ikan Singapura, Lie Siauw Foey (1968), Ikan Betutu digolongkan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Fylum : Chordata

Super-class : Pisces

Ordo : Perciformes

Sub-ordo : Gobioidea

Family : Eleotridae

Genus : Oxyeleotris Species : Oxyeleotris marmorata. Blkr

Nama Lokal : bloso, ikan malas (Jawa); bakut, ikan hantu (Kalimantan); bakut, beluru, bakutut (Sumatra); ketutu, belantok, batutu, ikan hantu (Malaysia); pla bu sai (Thailand); ca bong tuong (Vietnam); soon hock (Cina).

Nama Internasional : Marbled goby, Sand goby

Ciri-karakteristik morfologi spesifik yg dimiliki sang ikan betutu (Oxyeleotris marmorata. Blkr) merupakan menjadi berikut :

1. Bentuk badan memanjang, bagian depan silindris dan bagian belakang pipih

2. Kepala rendah, mata akbar yg bisa berkiprah & verbal lebar

tiga. Sisik sangat kecil-mini , halus & lembut sehingga tampak hampir tidak bersisik

4. Warna badan kecoklatan sampai gelap menggunakan bercak- bercak hitam (seperti batik) menyebar ke seluruh tubuh

lima. Bagian ventral berwarna putih/terang

6. Tubuh ikan betina umunmnya lebih gelap menurut dalam jantan

7. Panjang maksimum 50 centimeter & dapat mencapai berat tujuh kg/ekor

Habitat & Penyebaran

Habitat betutu tersebar luas, meliputi perairan-perairan tawar didaerah beriklim tropis/subtropis. Betutu menyukai loka yg arusnya tenang & agak berlumpur misalnya rawa , danau atau muara sungai. Ikan ini getol sekali membenamkan dirinya didalam lumpur. Betutu tersebar di daerah Asia Tenggara misalnya Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Filipina, Indonesia (Sumatera, Kalimantan & Jawa), hingga kepulauan Fiji di Pasifik.

Tingkah Laku & Kebiasaan Makan

Ikan ini hidup didasar perairan, hanya sekali-kali saja menyembul ke bagian atas. Tempat relatif gelap, terlindung dibalik batu-batuan atau tanaman air sangat disukainya sebagai tempat berlindung & tempat mengintip mangsa dan melangsungkan proses pemijahan . Apabila hari menjelang malam, betutu seringkali terlihat menyembulkan moncongnya pada atas permukaan air, disekitar loka persembunyiannya. Jenis kuliner yang disantapnya berubah menggunakan bertambahnya umur. Ikan dewasa umumnya memangsa ikan lain, udang-udangan (crustacea) dan serangga air (insekta), ad interim juvenilnya yg masih muda memakan kutu air (daphnia, cladocera dan copepoda), jentik-jentik serangga & rotifera. Pada stadia larva, betutu pula memakan plankton botani (ganggang) & plankton hewani berukuran renik.

PEMBUDIDAYAAN IKAN BETUTU

Kunci utama yg mesti pada kuasai adalah pembenihan karena ketersediaan benih merupakan hal absolut. Penyediaan benih yg selama ini masih mengandalkan kemurahan alam, sebetulnya telah bisa dilakukan secara terkendali. Dengan teknik yang sederhana (alami) pun, benih betutu bisa di produksi secara massal hasil-output percobaan menaruh citra mengenai prospek produksi benih betutu sebagai sesuatu yg cukup mudah & tidak membutuhkan kapital terlalu akbar. Hanya saja, lantaran ikan ini belum terlalu populer maka masih sporadis pembudidaya yg mencoba mengusahakan pembenihannya. Pembudidayaan betutu sedikitnya menyangkut dua termin yakni produksi benih & pembesaran. Tahap produksi juga pembesaran bisa dilakukan terpadu atau pun terpisah, tergantung dalam ketersediaan unsur produksi.

Produksi Benih

Dari praktek yg sudah dilakukan para pengumpul ikan, benih betutu umumnya diperoleh berdasarkan alam dan siap ditebarkan lebih lanjut di kolam pembesaran sampai sebagai ikan berukuran konsumsi. Namun, benih betutu hasil tangkapan ini tidak dapat diandalkan karena secara jumlah juga ukuran tentu saja nir mencukupi. Untuk itulah pengadaan benih dengan pemijahan perlu diupayakan. Dalam termin produksi benih, kegiatan yg dilakukan antara lain menyangkut; pemeliharaan induk atau calon induk hingga siap memijah, pemijahan induk-induk ikan yg membentuk telur, penetasan telur & perawatan larva (burayak) hingga sebagai benih.

Pembesaran

Kegiatan pembesaran mencakup pemeliharaan benih berdasarkan ukuran 50 gr sampai menjadi ikan konsumsi. Kegiatan ini membutuhkan saat kira-kira 8 ? 10 bulan. Data tentang usaha pembesaran betutu masih sangat sedikit lantaran budidaya ikan ini belum popular & jika pun terdapat masih sebatas penelitian para ahli. Pembesaran betutu dikolam sanggup dilakukan secara polikultur bersama ikan-ikan lain, contohnya karper. Usaha pembesaran sistem monokultur telah dicoba jua di wilayah Kalimantan Timur. Pembesaran menggunakan sistem monokultur ini di kerjakan pada keramba apung. Hasil panennya cukup memberikan harapan, dapat mencapai 30- 40 kg /m3/tahun. Tetapi, sayangnya kelanjutan bisnis ini tidak terlalu lancar. Salah satu penyebabnya merupakan nir tersedianya benih secara teratur, padahal ikan ini mempunyai prospek pasar yg relatif baik. Teknik pembesaran di dalam keramba dan hampang ternyata sangat prospektif karena bisa dilakukan pada huma relatif sempit menggunakan produksi yg relatif tinggi.

PENYAKIT IKAN BETUTU

Penyakit yang menyerang ikan betutu merupakan hubungan yg sangat kompleks antara lingkungan, organisme patogen & penanganan budidaya itu sendiri. Apabila kondisi ikan & lingkungan memungkinkan berkembangnya organisme penganggu, maka ikan akan mudah terjangkit oleh penyakit. Misalnya, air loka budidaya kotor, penuh sampah, keruh air sporadis diganti, dasar dan tepi kolam terlalu kasar/tajam sehingga menyebabkan luka dalam ikan. Luka-luka pada tubuh ikan memungkinkan basil-basil penyakit melakukan pentrasi kedalam tubuh ikan.

Penyakit dalam ikan dapat pula terjadi karena nutrisi pakan yang diberikan kurang, bak kuantitas juga kualitasnya. Kondisi lingkungan yg nir memenuhi kondisi pula bisa menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit, contohnya suhu air dan pH air yang tidak cocok bagi kehidupan ikan. Secara sederhana, proses terjadinya penyakit dapat dilihat dalam Gambar 2.

Pencegahan penyakit pada ikan betutu bisa dilakukan menggunakan cara menjadi berikut : 1. Pemberian pakan yang cukup, baik kuantitas juga kuantitasnya

2. Sanitasi kolam secara teratur, minimal tiga bulan sekali

tiga. Melakukan penggantian air kolam sesering mungkin, apabila mungkin setiap hari air kolam diganti menggunakan cara dialiri

4. Menjaga kebersihan kolam agar nir terdapat otoran atau sampah yang dapat mengundang bibit penyakit

lima. Ikan yg telah terjangkit penyakit diambil dan dimusnahkan

6. Penyakit yang acapkali menyerang ikan betutu & pengobatannya, sebagai berikut :

DAFTAR PUSTAKA

http://www.Bbatjambi.Co.Id/index1.Php?Act=betutu

Mulyono, D. 2001. Budidaya Ikan Betutu. Kanasius. Yogyakarta.

Komarudin, Ujang. 2000. Betutu; Pemijahan Secara Alami & Induksi, Pemeliharaan di Kolam, Keramba & Hampang. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kurniawan R. Dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Betutu Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Https://www.Isw.Co.Id/single-post/2017/02/09/Ikan-Betutu-Si-Malas-Berharga-Mahal

#Tag :

Bubu : Alat Tangkap Ikan Yang Ramah Lingkungan

Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang berupa jebakan, dan bersifat pasif. Bubu sering juga disebut perangkap “ traps “ dan penghadang “ guiding barriers “.

Jenis - Jenis Bubu :

  1. Bubu Dasar (Ground Fish Pots).: Bubu yang daerah operasionalnya berada di dasar perairan.
    Bubu yang dipasang didasar laut
  2. Bubu Apung (Floating Fish Pots): Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan.
  3. Bubu Hanyut (Drifting Fish Pots) : Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan.

Disamping ketiga bubu yang disebutkan di atas, terdapat beberapa jenis bubu yg lain seperti :

  1. Bubu Jermal : Termasuk jermal besar yang merupakan perangkap pasang surut (tidal trap).
  2. Bubu Ambai.: Disebut juga ambai benar, bubu tiang, termasuk pasang surut ukuran kecil.
  3. Bubu Apolo.:Hampir sama dengan bubu ambai, bedanya ia mempunyai 2 kantong, khusus menangkap udang rebon.

  • Badan (body): Berupa rongga, tempat dimana ikan-ikan terkurung.
  • Mulut (funnel): Berbentuk seperti corong, merupakan pintu dimana ikan dapat masuk tidak dapat keluar.
  • Pintu: Bagian tempat pengambilan hasil tangkapan

Hasil Tangkapan Bubu

Hasil tangkapan bubu tergantung pada jenis alat  tangkap bubu itu sendiri. Adapun jenisnya yaitu udang kualitas baik, seperti Kwe (Caranx spp), Baronang (Siganus spp), Kerapu (Epinephelus spp), Kakap ( Lutjanus spp), kakatua (Scarus spp), Ekor kuning (Caeslo spp), Ikan Kaji (Diagramma spp), Lencam (Lethrinus spp), udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, tembang, japuh, julung-julung, torani, kembung, selar, ikan torani, ikan terbang (flying fish).

Alat Bantu Penangkapan Yang Digunakan Pada Bubu

  1. Umpan: Umpan diletakkan di dalam bubu yang akan dioperasikan. Umpan yang dibuat disesuaikan dengan jenis ikan ataupun udang yg menjadi tujuan penangkapan.
  2. Rumpon: Pemasangan rumpon berguna dalam pengumpulan ikan.
  3. Pelampung: Penggunaan pelampung membantu dalam pemasangan bubu, dengan tujuan agar memudahkan mengetahui tempat-tempat dimana bubu dipasang.
  4. Perahu: Perahu digunakan sebagai alat transportasi dari darat ke laut (daerah tempat pemasangan bubu).
  5. Katrol: Membantu dalam pengangkatan bubu. Biasanya penggunaan katrol pada pengoperasian bubu jermal.

Sumber : Materi Pelatihan Penangkapan Ikan

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BLACK GHOST

Dengan banyaknya pembudidaya yang memelihara black ghost maka dibutuhkan warta tentang ikan hias ini. Dalam budidaya ikan, agresi penyakit adalah masalah dan aspek yg sangat krusial. Artinya penanggulangan penyakit & hama pula harus sebagai pengetahuan bagi pembudidaya yg ingin membudidayakan ikan hias ini. Sebab agresi penyakit dapat menyebabkan kerugian ekonomis. Agar para pembudidaya ikan hias ini sanggup mencegah dan mengatasi serangan penyakit yang terjadi pada ikan peliharaanya, maka perlu dibekali pengetahuan mengenai jenis penyakit & teknik penanggulangannya.

Klasifikasi

Dalam rapikan nama internasional, black ghost memiliki sistematika menjadi berikut:

Kerajaan : Pisces

Filum : Chordata

Subfilum : Vertebrata

Superkelas : Agnatha ( jawless fishes )

Kelas : Osteichtyes ( bony/teleost fishes)

Subkelas : Actinopterygii Superordo : Teleostei

Ordo : Cypriniformes (carp)

Subordo : Gymnotoidei (electric eels)

Famili : Apteronotidae

Genus : Apteronotus

Spesies : Apteronotus albifrons

Sumber : Bernhard Grzimek, 1973

Ciri-Ciri Morfologi

Dari sistematika di atas, terlihat bahwa black ghost termasuk ikan bertulang belakang, mempunyai rahang, dan berduri poly. Kelompok subordo Gymnotoidei dicirikan dengan tubuh yg licin, memanjang, & berbentuk misalnya belut. Sekujur tubuh ikan black ghost berwarna hitam kelam. Sirip dada & sirip perut menyatu. Sirip yg menyatu ini memanjang berdasarkan dada sampai ke pangkal ekor. Pada waktu berenang atau ada genre air, sirip ini berkibar-kibar sebagai akibatnya mengakibatkan daya tarik tersendiri. Sirip ekor mengeras seperti lidi dan masih ada bulat berwarna putih dengan jumlah kadang-kadang 1, 2, atau tiga dalam bagian ekor. Bentuk tubuhnya tampak seperti lembaran daun pisang. Ikan ini senang menggunakan loka yg relatif gelap atau remang-remang & akan bersembunyi apabila terdapat lubang, terutama pada siang hari. Garis pungung dalam jantan sedikit pendek berdasarkan betina. Selain itu, sirip ekor dalam betina lebih sempit menurut jantan.

Habitat

Black ghost memiliki sifat yg hening, baik & nir senang mengganggu ikan yang lain. Aktivitas ikan ini lebih banyak dilakukan pada malam hari (nokturnal) sebagai akibatnya pada siang hari ikan ini lebih suka bersembunyi di bebatuan, daun-daunan, akar tumbuhan, atau benda lainnya di dasar sungai.

Penyebaran

Black ghost (Apteronotus albifrons) berasal menurut wilayah Brazil, Amerika Selatan & bersifat hewan pemakan daging. Habitat aslinya mempunyai suhu 25-280 C; pH 6,5-7,0 ; & kekerasan 6-100 dH. Black ghost yg berasal menurut Brazil ini akan berkembang dengan baik dalam suhu air sekitar 260 C. Suhu perairan di Indonesia berkisar antara 26-270 C sehingga ikan ini bisa berkembang biak dalam umumnya pada negeri ini.

Cara Budidaya Ikan Black Ghost

Bagi anda yg tertarik menggunakan ikan hias unik ini dan ingin membudidayakannya tak perlu risau, lantaran permintaan akan ikan black ghost tidak pernah sepi alias poly sekali permintaannya. Selain itu, budidaya ikan ini terbilang mengiurkan, karena buat penjualan ikan berumur dua bulan saja sudah memperoleh penghasilan yg menjanjikan. Adapun cara budidaya ikan black ghost akan dijelaskan dibawah ini :

Persiapan Aquarium

Cara budidaya ikan black ghost terbilang mudah, sama mudahnya menggunakan cara budidaya ikan leel di kolam beton, yg pertama wajib dilakukan adalah menyiapkan sangkar atau aquarium menjadi tempat tumbuh dan berkembang biak. Siapkan aquarium menggunakan berukuran 100 x 40 x 40 cm (atau sesuai keiinginan), menggunakan ukaran tersebut dapat di isi 10 ekor indukan. Jangan lupa untuk menaruh peralatan tambahan misalnya aerator, filter, tempat penempatan telur yg bisa berupa pakis (umumnya dipakai buat menaman anggrek).

Penggunaannya pakis yaitu menggunakan cara ditumpuk, lalu diberikan sekat berupa rabat lidi agar terdapat cela. Tumpuk pakis memakai batu agar sanggup karam, ini dikarenakan ikan black ghost sangat senang meletakan telurnya di sela-sela batu atau kayu. Selain memasang perlengkapan tersebut, buat cara budidaya ikan black ghost diharapkan adanya tambahan aksesoris lain, misalnya kayu dengan warna hitam (akar bakau), atau mampu juga memakai bebatuan berwarna hitam. Aksesoris ini berfungsi sebagai loka bersmbunyi black ghost pada waktu siang hari. Tidak disarankan buat menggunakan aksesoris berwarna terperinci atau mencolok, lantaran penglihatan ikan jenis ini tak begitu bertenaga pada menahan cahaya atau warna -rona cerah, contohnya warna merah dan rona kuning.

Pemberian Air

Setelah aquarium telah siap, langkah berikutnya merupakan mengisinya menggunakan air. Untuk air, nir bisa asal-asalan, karena ikan black ghost membutuhkan air jernih dengan pH 6 hingga 7 & suhu 26 ? 27 derajat celcius. Maka itu, air usahakan diganti setiap lima hari sekali dengan memakai air tanah yg sebelumnya sudah diendapkan selama 24 am dengan aerator. Bila kesulitan menemukan air tanah, anda mampu juga memakai air PAM, jika memakai air PAM sebelum dimasukkan ke dalam aquarium usahakan diendapkan terlebih dahulu selam 3 hari.

Pemilihan Indukan

Salah satu kunci sukses cara budidaya ikan black ghost yaitu pemilihan indukan. Indukan yang baik dibutuhkan sanggup menghasilkan anakan yg baik pula. Sebelum memilih indukan, sebaiknya ketahui ciri-ciri jantan & betinanya, buat mengetahuinya relatif mudah semudah cara budidaya ikan ramirezi, berikut ciri-cirinya : Untuk indukan jantan akan memiliki dagu yg lebih panjang. Badan lebih panjang, dengan ukuran mencapai 30 centimeter. Sedangkan untuk sang betina mempunyai dagu lebih pendek dari pada si jantan. Badannya lebih pendek, dengan berukuran kisaran 15-23 cm. Indukan yang baik untuk ikan black ghost adalah lebih menurut 1 tahun. Indukan yang baik merupakan ikan black ghost dengan keadaaan sehat, tak cacat serta nir terkena organisme penyakit pada tubuhnya.

Pembenihan Ikan Black Ghost

Pembenihan ikan black ghost tidak sama menggunakan cara mengatasi sifat kanibaliesme pada ikan lele, buat pebenihan ikan setan hitam ini sanggup dilakukan menggunakan dua cara, yaitu menggunakan pembenihan masal & pembenihan berpasangan. Jika menentukan pembenihan masal maka lakukan langkah-langkah misalnya ini :

Gunakan kolam spesifik atau mampu memanfaatkan bak fiber menggunakan berukuran dua,lima x 1,lima x 0,5 m (panjang x lebar x tinggi). Disisi 20 ekor indukan. Satu kolam tersebut harus memakai perbandingan jantan dan betina sebanyak 8 :12. Isi kolam menggunakan air bersih setinggi 30 centimeter. Cara ke 2 yaitu menggunakan pemijahan secara berpasangan, langkah ini berbeda menggunakan cara budidaya ikan mujair di kolam terpal, berikut step by step nya :

Umumnya pembenihan menggunakan cara berpasangan memerlukan aquarium berukuran 100 x 50 x 40 centimeter (panjang x lebar x tinggi). Satu aquariumnya di isi menggunakan 7 ekor indukan. Untuk perbandingannya yaitu tiga indukan jantan dan 4 indukan betina. Atau bisa jua menggunakan sistem 5 ekor indukan dengan perbandingan dua jantan serta 3 betina. Isi kolam dengan air higienis dengan tinggi 30 centimeter. Saat proses pembenihan berlangsung, ingat memberikan tempat buat persembunyian. Tak perlu pusing, anda sanggup menyiapkan pralon dengan ukuran akbar sinkron menggunakan ukuran sang indukan black ghost. Jangan lupa buat memberikan tempat penempelan telur dan melengkapi aquarium menggunakan aerator.

Penetasan serta Pemeliharaan Larva

Umumnya proses penetasa ikan hias dilakukan di loka terpisah dengan indukannya, bila sudah terlihat adanya telur yg melekat pada pakis atau tempat peneluran maka segera pidahkan ke loka penetasan. Aquarium buat penetasa sanggup memakai ukuran panjang 80 cm, lebar 60 cm, tinggi 40 cm menggunakan ketinggian air 30 cm. Gunakan tambahan 4 butir titik aerasi di setiap aquariumnya, hidupkan selama proses penetasan berlangsung. Telur akan mulai netas pada rentan waktu 3 hingga 4 hari. Saat menetas larva akan bersembunyi di balik sela-sela pakis. Setelah 4 hari berlalu, maka anakan ikan black ghost telah bisa diberikan pakan berbentuk naupli artemi lebih kurang dua minggu lamanya. Untuk 2 minggu berikutnya telah bisa diberikan pakan utama ikan black ghost berupa jentik nyamuk, cacing, atau bisa jua menggunakan cacing merah, jangan lupa buat mencacah sampai halus. Proses penetasa sampai pemeliharaan anakan berlangsung selama satu bulan. Setelah satu bulan berlangsung anakan ikan black ghost sudah sanggup pada tebar kedalam kolam atau loka pembesaran. Pembenihan

Black ghost berkembangbiak dengan cara bertelur. Telur-telur dimuntahkan & kemudian diletakkan pada suatu benda, misalnya batu dan akar tanaman . Ikan betina akan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian disusul ikan jantan mengeluarkan sperma. Setelah itu telur akan menetas pada ketika 3-4 hari. Kita wajib waspada pada tahap ikan telah mencapai ukuran 1-tiga inchi. Karena pada termin ini penyakit white spot rentan menyerang. Pada umumnya, pembudidaya memberi garam buat ikan yang sakit. Tetapi, buat benih yang berukuran kurang berdasarkan 2 inchi tidak disarankan buat menggunakan pengobatan dengan cara memberi garam karena black ghost nir mempunyai sisik.

Pembesaran

Pada pembesaran sporadis ditemukan penyakit. Namun bila terjadi stress pada ikan, maka diberikan metil biru 1% agar benih permanen sehat karena metil biru mengandung antibiotik.

White Spot

Black ghost termasuk ikan yang relatif sensitif terhadap agresi penyakit. Namun, galat satu penyakit yang paling tak jarang menyerangnya adalah penyakit bintik putih (white spot). Black ghost yang terserang penyakit ini ditandai menggunakan adanya bintik putih dalam tubuhnya. Serangan white spot pada black ghost gampang diketahui lantaran warna bintik putih tampak mencolok di atas rona tubuhnya yang hitam. Penyakit white spot acapkali kali menyerang ikan black ghost yang suhu airnya dingin dan padat tebar yg tinggi. Parasit ini seringkali dijumpai secara berkelompok pada lapisan lendir kulit & lapisan insang. Lantaran warnanya yg putih, maka penyakitnya dianggap bintik putih. Penyakit ini sulit diberantas pada termin parasiter, parasit ini terbungkus selaput sel lendir ikan, sehingga larutan obat tidak bisa meresap ke pada parasit tanpa merusak selaput lendir ikan. Satu-satunya jalan merupakan memutus rantai hidupnya. Parasit ini akan melepaskan diri menurut tubuh ikan setelah 8 hari melekat.

Gejala awal penyakit white spot dapat ditandai dengan adanya bintik-bintik putih dalam tubuh ikan. Biasanya bagian yg diserang adalah ketua dan insang. Ikan yg terjangkit tampak malas beraktivitas & tak jarang menggosok-gosokkan badannya ke dasar kolam. Gejala agresi lebih lanjut bintik putih dapat menjadi bisul lalu pecah.

Pencegahan & Pengobatan

Tabel 1. Pencegahan & pengobatan

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf dan Tim Lentera. 2004. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar buat Ekspor. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Dalimartha, Setiawan. 2004. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Puspa Swara. Jakarta.

http://blackghostdiscus.files.wordpress.com/2009/12/black-ghost-knife-fish1.jpg&imgrefurl=http://sofyanblackghostdiscus.wordpress.com/2012/03/04/4/&h=260&w=390&sz=35&tbnid=TYXOkPmCgoz5GM:&tbnh=90&tbnw=135&zoom=1&usg=__daOgW6IHisnI2V2GLVBMKeF13s8=&docid=GC9LPQCuNmtk1M&hl=id&sa=X&ei=OVh8UcbWC8qUrgf48YC4DA&sqi=2&ved=0CDEQ9QEwAQ&dur=422

Indriani, YH dan Amin Mahmud. 2001. Ikan Hias Air Tawar Black Ghost. Penebar Swadaya. Jakarta.

Irawan, Agus. 2004. Menanggulangi Hama dan Penyakit Ikan. C.V. Aneka. Solo.

Lesmana, DS. 2003. Mencegah dan Menanggulangi Penyakit Ikan Hias. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lesmana, DS dan Iwan D. 2001. Budi Daya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.

Mardiyah A dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Black Ghost Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

https://ilmubudidaya.com/cara-budidaya-ikan-black-ghost

#Tag :

Alat - Alat Penolong Diatas Kapal (2)

4. Inflatable Life Craft

Merupakan rakit apung yang dapat ditiup secara otomatis dengan menggunakan zat asam arang di dalam satu tabung yang diletakkan dibagian luar dari lantainya. Banyaknya zat asam arang harus cukup untuk mengisi ruang bagian yang melintang dan bagian penyangganya. Penyangga tersebut bila terisi oleh asam arang secara otomatis akan menaikan tendanya. Berat sebuah rakit ini yang berkapasitas 20 orang bila disimpan dalam peti adalah sekitar 95 kg dengan ukuran panjang, lebar dan tinggi adalah 1,50 x 0,60 x 0,45 meter dan dalam keadaan menggelembung ukurannya sekitar 4,90 x 3,05 x 1,40 meter.
Inflatable Life Craft
PersyaratanInflatable Life Craft

  1. Peniupan harus secara otomatis dan cepat dengan pelaksanaan sederhana
  2. Dilengkapi dengan tali penahan melalui sisi luar dan diikat pada sambungan tali pengaman
  3. Dengan mudah dapat dibalik bila akan membalik bagian atas ke bawah
  4. Diberi warna pada bagian luar (jingga) yang tertutup ganda hingga yang berada didalam cukup terlindung
  5. Pada keadaa mengelembung harus dalam keadaan tegak, dan mempunyai stabilitas yang cukup baik dalam segala posisi
  6. Mempunyai ruangan yang cukup untuk jumlah orang yang diijinkan. Jumlah orang yang diijinkan harus dituliskan pada rakit penolong (luas lantai untuk tiap orang paling sedikit 37,2 cm
  7. Diberi perlengkapan untuk dapat dipakai naik dari air kedalam rakit
  8. Daya apung, lantai, lengkung penyangga harus cukup menyangga jumlah orang yang diijinkan

lima. Life Boat (Sekoci)

Konstruksi yang khusus sehingga pergerakannya bisa dengan dayung, layar maupun secara mekanik. Ukuran sekoci sebaiknya dicantumkan, bersama-sama dengan jumlah penumpang yang diijinkan, initial surveyor dan tanggal pemeriksaan
Sekoci
Peraturan Penyimpanan Sekoci

  1. Mampu diluncurkan secara aman dan cepat ke air meski dalam kondisi yang tidak menguntungkan
  2. Masing-masing harus mampu diluncurkan ke air tanpa mengikutsertakan penurunan alat-alat yang lain
  3. Memungkinkan untuk menaikkan penumpang-penumpang secara cepat.

Sekoci dibagi sebagai 2 bagian yakni :

1. Sekoci Penolong

Merupakan sekoci dengan bentuk terbuka yang dilengkapi menggunakan peti-peti udara buat memperbesar daya apung.

Sekoci penolong dibagi menjadi :

  • Sekoci penolong berdayung : Jenis sekoci paling kecil dan sederhana, dilengkapi dayung 9 pasang (kanan-kiri); Hanya boleh diisi dengan penumpang sebanyak 60 orang.
Sekoci penolong berdayung
  • Sekoci bermotor klas A : Mesinnya harus relatif kuat buat melarikan sekoci dengan penumpang penuh, dengan kecepatan 6 knot dalam air yang hening; Bahan bakar relatif untuk berlayar terus menerus selama 24 jam; Harus mempunyai jeda tempuh paling sedikit 144 mil; Mampu membawa penumpang paling sedikit 100 orang & paling poly 150 orang.
  • Sekoci bermotor klas B : Mesinnya harus cukup kuat untuk melarikan sekoci dengan penumpang penuh, dengan kecepatan 4 knot dalam air yang tenang; Bahan bakar cukup untuk berlayar terus menerus selama 12 jam; Harus mempunyai jarak tempuh paling sedikit 48 mil; Mampu membawa penumpang paling sedikit 60 orang dan paling banyak 100 orang
Sekoci Bermotor Klas B
  • Sekoci penolong berbaling-baling dengan gerakan mekanis (flamming patent) : Punya cukup tenaga untuk dapat mengolah gerak dengan cepat dan bebas dari lambung kapal setelah diturunkan diair; Harus dapat mempertahankan haluannya, dalam keadaan cuaca laut buruk; Mempunyai kecepatan 4 knot dalam air tenang; Alat penggerak harus dapat ditanggani orang-orang yang tidak terlatih dan dapat segera digerakkan setelah berada dalam air (walaupun sekoci sudah kemasukan air); Harus diberi peralatan agar baling-baling dapat digerakkan mundur.

Dua. Sekoci Biasa/Pekerja

Merupakan sekoci terbuka dengan bentuk muka lancip serta belakang yg homogen, tanpa dilengkapi alat buat memperbesar daya apun

Sumber : Materi Pelatihan BST

Semoga Bermanfaat...

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN CORYDORAS

Corydoras termasuk cat fish. Asalnya menurut Amerika Selatan yg lalu menyebar kedaerah lain secara alami juga lantaran campur tangan manusia melalui transportasi. Penyebarannya mulai berdasarkan Brasil, Uruguay, Argentina, Venezuela, Kolombia, dan Trinidad. Hingga ketika ini poly dibudidayakan di dunia, termasuk Indonesia.

Di Indonesia, kegiatan budidaya ikan ini poly dilakukan pada Jakarta & pada Jawa Barat (terutama Bekasi, Parung Bogor, dan Sukabumi). Selain itu, daerah yg lain misalnya Kalimantan, Sulawesi sudah mulai mengembangkannya.

Corydoras menjadi ikan hias memiliki daya tarik buat dinikmati. Dengan bentuk yg relatif menawan dan warna yang variatif, telah cukup menunjukan daya tariknya sebagai ikan hias ditinjau berdasarkan gerakannya, Corydoras menarik lantaran lincah. Tingkah lakunya yang senang bergerombol di dasar wadah menyebabkan ikan ini bisa dipelihara bersama-sama menggunakan ikan hias lain yg hidupnya di bagian tengah dan permukaan air sebagai akibatnya ke kontrasan penampilan sebagai lebih menarik. Tetapi, nir terutup kemungkinan Corydoras hanya dipelihara sendirian tanpa jenis ikan lainnya. Untuk hal ini, sebaiknya ikan dipelihara pada jumlah yang nisbi banyak dengan berukuran relatif seragam.

Sistematika dan Morfologi

Corydoras tergolong pada ordo siluriformes & keluarga Callicthidae. Nama corydoras sendiri menurut nama genusnya, ini masih ada lebih kurang seratus spesiesnya memiliki cirri spesial masing-masing. Adapun sistematika jenis ikan ini menurut Hoedeman (1975) menjadi berikut.

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Sub kelas : Actinopterygii

Ordo : Siluriformes

Sub ordo : Siluroidei

Famili : Callichthyidae

Genus : Corydoras

Sementara cirri-karakteristik morfologi berdasarkan genus corydoras antara lain tubuhnya pendek dan gemuk, punggung melengkung pada banding perut, kedua sisi ikan pada lengkapi menggunakan lempengan seperti tulang yang tersusun pada 2 baris, dan dalam rahang atas & bawah terdapat dua pasang kumis. Ukuran tubuh ikan ini berkisar 2,lima-12 cm menggunakan ukuran dominan lima-7.

Kebisaan Hidup dan Berkembang Biak

Di tempat asal aslinya, corydoras termasuk ikan omnifora atau ikan pemakan segala, termasuk ikan pemakan bangkai (scavenger), dan bisa jua diklaim pemakan dasar (bottom feeder). Sementara dilingkungan pemeliharaan, ikan ini umumnya dapat memakan segala jenis kuliner yang diberikan. Akan tetapi, corydoras cenderung lebih menyukai pakan alami berupa cacing-cacingan ukuran mini .

Kisaran suhu air tegantung ketinggian loka dan daerah ditemukannya, yaitu kurang lebih 10-120 C di wilayah subtropis & hingga 320 C di daerah tropis. Ada juga corydoras yang dapat hayati pada daerah yg sedikit asam, yaitu pH 5,3-6,7 dan kesdahan lima-10 dH. Walaupun demikian, corydoras masih dapat hidup & berpijah dalam kondisi yang bervariasi.

Semua jenisnya hayati pada perairan, tetapi terkadang naik dengan cepat dipermukaan air buat merogoh oksigen menurut udara. Bila berada pada tengah perairan tanahnya ikan sudah dewasa & siap memijah. Tetapi, terkadang tingkah laku ini bukan menandakan indikasi-tanda siap memijah, melainkan pertanda-tanda sakit.Beberapa jenis ikan ini ditemukan hidup menciptakan coloni atau bergerombol. Mereka merogoh kuliner berdasarkan dasar peraiaran yang berlumpur atau berpasir dan berdasarkan tanaman air atau dedaunan di dalam air.

Corydoras hayati pada wilayah rawa atau tempat yang kurang suplai airnya. Pada saat miskin oksigen, mereka dapat memepergunakan ususnya buat alat pernapasan.Bahkan pada waktu animo kering, corydoras ditemukan dalam keadaan tertutup lumpur & akan kembali segar saat trend hujan. Biasanya waktu awal demam isu penghujan tersebut corydoras siap memijah pulang.

Di daerah asal aslinya, umumnya corydoras dapat memijah segera setelah musim kemarau, sementara dilingkungan pemeliharaan, kegiatan memijah ikan ini sanggup berlangsung sepanjang ekspresi dominan. Pemijahan basanya memerlukan beberapa hari karena telurnya keluar secara persial. Artinya, Kematangan telur dan ovulasi tidak bersamaan, namun telur dimuntahkan secara bertahap. Jumlah telur yang keluar umumnya tebanyak dalam hari ke 2 dan ketiga bertelur.

Tingkah laris berpijah pada corydoras dikenal ada 2 posisi induk, yaitu posisi T dan posisi S. Posisi T adalah posisi menurut induk betina & posisi S adalah posisi dari induk jantan. Artinya, saat berpijah verbal betina mendekati bagian genital jantan sebagai akibatnya membangun alfabet T, sedangkan jantan melngkung menciptakan alfabet S. Dengan posisi tersebut maka betan bisa mengumpulkan spermajantan pada mulutnya tadi sperma jantan akan dimuntahkan bersamaan dengan pada keluarkannya telur-telur dari tubuhnya & di tempelkan dalam subtrat (penempel telur). Dengan demikian, telur-telur tersebut akan terbuahi.

PEMBENIHAN CORYDORAS

Pembenihan adalah aktivitas budidaya buat menerima benih. Pembenihan ini mencakup aktivitas pemijahan, penentasan telur,dan perawatan benih serta pendederan. Pemijahan sendiri merupakan proses perkawinan induk jantan & betina sampai membuat telur yang telah di buahi. Perkawinan dapat terjadi jikalau ke 2 induk telah relatif umur, atau matang kelamin dan syarat lingkungan mendukang. Sampai hari ke -3, telur akan menetas menjadi larva. Larva-larva ikan wajib di rawat dan di dederkan sampai sebagai benih yg siap dibesarkan. Rangkaian proses tersebut wajib dilakukan lantaran larva sangat peka terhadap penyakit. Adapun tahapan pemijahan dan pembanihan corydoras sebagai berikut.

Wadah pemijahan

Ada beberapa wadah yang bisa di pakai buat pemijahan corydoras, yaitu bak semen, bak faibergalas, bak kayu yang dibungkus plastik, dan akuarium.

Sarana pelengkap pemijahan

Selain sarana primer berupa wadah pemijahan, pula pada perlukan sarana pelengkap lain agara proses pemijahan corydoras bisa berlangsung dengan baik. Adapun saran pelengkap yg wajib pada sediakan antara lain subtrat penempel telur dan penyuplai oksigen.

Diperlukan subtrat penempel telir lantaran corydoras memilki sifat betelur yg adesif atau menempelkan telurnya padabenda-benda pada sekitarnya. Ada beberapa bahan yg dapat digunakan menjadi subtrat penempel telur yaitu potongan pipa, keramik, rabat kaca, atau bahan lain yg nir mudah busuk.

Sarana pelengkap lain yg diharapkan pemijahan ialah penyuplai oksigen. Untuk itu, air medianya perlu selalu pada suplai menggunakan oksigen. Adapun kelengkapan buat menyuplai oksigen antara lain blower atau aerator, selang, & batu aerasi.

Pemilihan dan pengelolaan induk.

Corydoras mulai bisa di pijahkan minimal umur 8 bulan atau berukuran sekitar 6-7 centimeter. Ikan jantan mempunyai bentuk tubuh seperti torpedo bagian dari belakang insang meruncing hingga ke ekor. Utbuh iakn jantan ini lebih langsing & ukurannya lebih mini dari betina. Sirip dorsalnya tampak lebih runcing. Sedangkan ikan berina bertubuh lebih besar dibanding jantan & perutnya tampak membundar karena berisi telur.

Calon induk hasil seleksi di pelihara secara terpisah hingga siap dijadikan induk. Pemisahn induk betina dan jantan dapt dilakukan dalam wadah tertentu, namun jua dapat dilakukan pada wadah pemijahan. Tetapi secara generik pemijahn dapat dilakukan secara masal pada bak semen.

Selama pemeliharaan tadi, calon induk di beri pakan brprotein tinggi buat mendukung kuantitas & kualitas air. Akan tetapi, jenis pakannya perlu pada sesuaikan menggunakan kebiasaa makan.Dari corydoras. Oleh karena corydoras bersifat bottom feeder maka kan lebih baik kalu pada beri pakan alami misalnya tubifex maupun bentuk pakan berupa butiran atau pelet yan gtenggelam dosisi pakan protesis relatif 3-lima% berdasarkan berat total induk.

Selain diberi pakan, induk ikan wajib diberi perllakuan obat-obatan secara periodik. Tujuan nya agar ikan selalu dalam keadaan sehat selam proses pemijahan Obat yg bisa dipakai berupa anti parasit misalnya formalin atau anti bakteri misalnya oksitetrasiklin. Perlakuan ini dilakukan setiap 2 minggu atau sebulan sekali. Walaupun telah diberi perlakuan,

Penetasan telur dan perawatan benih.

Subtrat yang berisi telur dimasukan pada wdah penetasan. Umumnya wadah penetasan berupa akuarium ukuran 40 centimeter x 60 centimeter x 40 centimeter. Tinggi airnya kurang lebih 20-25 cm.Air medianya perlu di beri obat methyline blue 5% dengan dosis 15 tetes larutan per 20 liter air buat mencegah agresi fungi.

Telur akan menetas sebagai benih mulai hari ke-tiga. Semntara subtrat yg telur?Telurnya dudah menetas haurs segera diambil & dicuci. Pencucian ini di maksudkan untuk menghilangkan residu telur yang nir menetas & membersihkan fungi yg terdapat.

Benih yg sudah menetas tidak langsung diberi pakan karena memebawa kuning telur sebagai makanannya. Mulai hari ke-3, pakan sudah harus diberikan & kualitas air pada perhatikan lantaran waktu ini benih sangat peka terhadap penyakit. Jika terserang penyakit , semua benih akan mengalami kematian.

Pakan pertama yg disarankan buat benih corydoras berupa nauplius artemia. Sayangnya pakan jenis ini relatif mahal sebagai akibatnya sebagai cara lain bisa di berikan pakan Brachionius sp. Dengan catatan bahwa kultur pakan alami tesebut haurs dilakukan secara rutin dan continu.

Lama Pergantian air dilakukan setiap hari buat menjaga kualitasnya. Kualitas air yang kurang baik akan menjadikan proses pamijahan terganggu. Pergantian air bisa dilakukan dengan cara menyipon 1-tiga hari sekali.

Setelah memijah selama dua bulan, induk perlu dipelihara secara terpisah selama 2 minggu sebelum dicampur balik untuk dipijahkan. Tujuannya supaya kodisi tubuhnya permanen baik waktu berpijah.

Corydoras umumnya mengeluarkan telurnya secara persial Oleh karena itu, setiap hari dapat ditemukan telur melekat pad subtrat. Setiap induk sanggup membentuk 200-500 butir telur.

Pemijahan bisanya terjadi menjelang pagi atau dalam pagi hari. Saat berpijah ikan perlu kenyamanan. Keberhasilan ikan memijah dapat diamat pada subtrat telur yang telah ditempeli telur berwarna bening. Apabila telurnya putih, berarti pemijahan gagal.

Subtrat yang di tempeli telur diambil & dipindahkan kedalam wadah penetasan telur. Caranya artinya subtrat diangkat dan pribadi di pindahkan ke bak penetasan telur.

Pendederan.

Pendederan adalah tahapan meliharaan benih corydoras sehabis pada rawat pada akuarium selama 7-10 hari. Pendederan ini dilakukan hingga benih ukuran kurang lebih 1,75 cm atau selama 1-1,5 bulan

Selama pemeliharaan, corydoras akan lebih poly meamanfaatkan dasar perairan. Padat penebaran jangan terlalu tinggi cukup lebih kurang 1.000-dua.000 ekor/ m2. Apabila kepadatannya terlalu tinggi, ikan akan bersaing memperoleh pakan.

Tinggi air mediapun jangan terlalu tinggi, yaitu lebih kurang 10 centimeter. Hal ini ditimbulkan ikan seringkali naik kepermukaan air buat merogoh oksigen menurut udara. Pakan yg dipakai selam masa pendederan ini adalah cacing sutra. Dosisnya 10% menurut bobot total ikan.

Untuk menunjang penambahan jumlah oksigen terlarut pada perlukan alat-alat berupa blower atau aerator dan instalasinya seperti paralon, batu aerasi, selang aerasi, pemenas, dan filter. Parealon dipakai buat mengalirkan udara berdasarkan blower atau aerator ke air. Sematara filter bisa digunakan jika kondisi air relatif keruh.

PEMBESARAN CORYDORAS

Kegiatan akhir budidaya corydoras merupakan pembesaran. Kegiatan pembesaran adalah pemeleharaan ikan hingga mencapai ukuran yang dikehendaki pasar. Ada tiga berukuran ikan output pembesaran yg siap pada pasarkan, yaitu ukuran S (1,75-2,00 cm), Ukuran M (dua,5-tiga.0 cm), & ukuran L(lebih dari 3 cm). Permintaan pasar tebesar merupakan berukuran M dengan ukuran rata-homogen dua,5 cm.

Pada kegiatan pembesaran ini membutuhkan saat lebih usang dibanding pembenihan dan pendederan. Waktu yg diharapkan larva sebagai berukuran S kurang lebih 1-1,5 bulan, berdasarkan berukuran S ke M kurang lebih 1-1,5 bulan, dari berukuran M ke L sekitar 1,5-2 bulan.

Wadah pembesaran dan sarananya

Wadah pembesaran ini sama misalnya pada kegiatan pembenihan, akuarium bisa dibuat sendiri sinkron harapan budidaya. Ukuran wajib lebih akbar dibanding wadah pemijahan lantaran digunakan buat keleluasan mobilitas ikan. Ketebalan kacanya harus sinkron menggunakan ukran akuarium. Sebagai pedoman, Ketebalan kaca buat akuarium ukuran 40 centimeter x 60 centimeter x 50 centimeter adalah 5 mm. Ketebalan kaca perlu diperhatikan anugerah pakan lebih kurang 7-10 hari menggunakan takaran 1/tiga sendok makan buat setiap akuarium.

Kualitas air selama pemeliharaan benih wajib permanen stabil sehingga perlu dilakukan pergantian air. Air yang bening lebih pada sukai benih corydoras, & residu pakan, kotoran yang terdapat didasar harus selalu dibuang.

Pemasukan benih.

Ketekunan, kesabaran, dan ketelatenan dalam mengelola pembudidayaan corydoras akan menunjang keberhasilan uasaha yg dilakukan.Penanganan yang halus atau lembut sangat pada butuhkan. Perlakuan yang kasar akan menyebabakan terjadinya agresi penyakit. Luka biasanya terjadi dampak penangan yang kurang hati-hati atau kasar.

Pemasukan benih kedalam bak pembesaran pun wajib dilakukan secara hati-hati. Gunakan serokan supaya ikan tidak tergores dan tidak menyababkan luka. Ikan yang baru diserok usahakan ditempatkan dahulu pada sebuah baskom sebelum dimasukan pada wadah pembesaran.

Setelah benih berada dalam baskom tambahkan baskom tersebut secara perlahan ke da;am wadah pembesaran buat diaklimatisasi dan adaptasi suhu air. Ini wajib dilaukan lantaran suhuair di wadah pemeliharaan usang tidak sama demgam suhu air di wadah baru apabila langsunmg dimasukkan kedalam wadah pembesaran, ikan tidak tahan dengan suhu air yang baru. Proses aklimatisasi & adaptasi cukup kurang lebih satu jam. Selanjutnya okan di dalam baskom dibiarkan keluar sendiri ke wadah pembesaran.

Perawatan

Setelah dimasukkan pada wadah pembesaran, ikan wajib dirawat dengan baik supaya kondisinya menjadi baik. Ikan sangat membutuhkan pakan buat hidupnya baik pakan alami juga pakan protesis. Beberapa jenis pakan alami yg akan diberikan diantaranya cacing sutera dan cacing dara. Tetapi, corydoras sangat menyukai cacing sutera dinbanding cacing darah ad interim pakan buatan dapat diberikan secukupnya saja.

Pemberian cacing sutera pada keadaan higienis, selesainya dinbersihkan diberi perlakuan obat ? Obatan agar terbebbas menurut hama dan organisme dan penyebab penyakit. Caranya artinya pakan alami direndam pada antibioti oksiteterasiklin lima-10 ppm. Pembersihan lumpur diklakukan menggunakan cara mencucinya secukupnya saja namun harus dkontrol secra rutin ketersediaanya agar ikan dapat memperoleh pakan sewaktu ?Ketika.

Selain pakan. Air merupakan media pemeliharaan ikan yang harus sealu diperhatiakn kualitas juga kuantitasnya. Kiarena itu aktivitas pengisian air perlu dilakukan dengan mengubah air berarti kualitasnya dapat diperbaharui.

Penggantian air dapat dilakukan sinkron kebutuhan, sebaiknya sehari sekali. Namun, ketika 2-tiga hari sekali masih mendukung kualitas air, tergantung kondisinya. Kotoran yang berada didasar perairan adalah pertanda terhadap kualitas air media sehingga akan memepengaruhi kondisi air terutama kandungan amoniaknya.

Jenis Penyakit Infeksi

Penyakit infeksi merupakan penyakit yg di sebabkan oleh serangan organisme patogen misalnya parasit, bakteri, virus, dan jamur. Jenis penyakit ini bisa dilihat dalam tabel 1.

DAFTAR PUSTAKA

Kembuan B.S. Dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Corydoras Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Liviawaty & Eddy Afrianto, Pengendalian Hama & Penyakit Ikan, Yogyakarta, Kanisius, 1992.

Mudjiutami Endang, Ikan Hias Air Tawar Corydoras, Jakarta, Penebar Swadaya,2000.

Wijayakusuma, Setiawan Dalimartha dkk Tanaman Berkhasiat Obat Indonesia IV, Jakarta, Pustaka Kartini, 1999.

#Tag :