Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Penyakit. Tampilkan semua postingan

Penyakit Ikan Non Infeksi (Lingkungan) Pada Budidaya Ikan

Penyakit ikan dampak lingkungan tak jarang mngakibatkan kerugian yg serius, lantaran kematian yg terjadi secara singkat & umumnya mematikan seluruh populasi ikan seperti umbalan diwaduk, blooming plankton, & keracunan limbah.

Berikut beberapa penyakit ikan yang disebabkan oleh lingkungan :

1. Ikan tercekik (Kekurangan Oksigen)
Ikan yang kekurangan oksigen

Umum terjadi dikolam atau perairan generik (waduk) menjelang pagi akbibat populasi fitiplankton yang tinggi, & kurang cahaya mentari yang usang.

PENGENDALIAN : Penggantian air, meningkatkan difusi oksigen (penggunaan kincir, aerasi), padat tebar disesuaikan dengan daya dukung kolam.

2. Keracunan Nitrit
Ikan yang mengalami keracunan nitrit (menyerang pada sistem pernafasan ikan)

Nitrit asal berdasarkan metabolisme protein pakan, disebut juga penyakit darah coklat, ntrit bersifat toksik ? 0,5 ppm, nitrit masuk ke insang sehingga sel darah merah tidak sanggup membawa oksigen, ikan lemas, loncat ? Loncat, berkumpul di dekat air masuk, insang berwarna kecoklatan.

PENGENDALIAN :Meningkatkan kelautan oksigen, penggantian air baru, penggunaan probiotik pereduksi N (Nitrobacter, Nitrosomonas)

3. Keracunan Amoniak
Ikan yang keracunan amoniak
 Daya racun amoniak tergantung pH dan suhu air, semakin tinggi pH air atau suhu, maka makin tinggi daya racun amoniak, gejalanya ikan terlihat lemas, meloncat, berkumpul disaluran masuk air.

PENGENDALIAN :Meningkatkan kelautan oksigen, mengurangi jumlah pakan terbuang, penggantian air baru, penggunaan probiotik pereduksi N (Nitrobacter, Nitrosomonas).

4. Emboli gas (Gas Bubble Disease)
Ikan yang terserang emboli gas

Kondisi gas yg kelewat jenuh (N, O2, CO2) dalam tubuh ikan sehingga terjadi gelembung udara dalam jaringan & darah ikan, ikan sulit bernafas, mata menonjol. Terjadi karena kenaikan suhu yang berlangsung cepat, blooming algae, tekanan air.

PENGENDALIAN : Menghindari hal-hal pemicu kelautas gas berlebih, aerasi yang kuat, memindahkan ikan sakit ke air yang normal.

5. Fluktuasi Suhu Air Yang Ekstrem
Ilustrasi suhu yang ekstrem

Ikan tidak mampu menyesuaikan diri pasa perubahan suhu yg cepat yg mengakibatkan stres bahkan kematian mendadak.

PENGENDALIAN : Menjaga kestabilan suhu pada kisaran optimum (25 – 32 derajat Celcius).

6. Limbah Polutan
Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai

Berasal berdasarkan pestisida, insektisida, polutan limbah industri, limbah rumah tangga, dapat memicu tertekan bahkan kematian massal.

PENGENDALIAN : Memasang filter air, memindahkan ikan ke kolam yang airnya normal.

7. Malnutrisi (Kekurangan Nutrisi)

Jarang menunjukkan gejala yang khusus

PENGENDALIAN : Pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi ikan yang dipelhara (karnivora, herbivora, omnivora), menambahkan vitamin/mineral.

8. Penyakit Dari Genetis
Ikan yang mengalami kecacatan pada tubuhnya

Akibat perkawinan sekerabat (in breeding) yang berlangsung terus menerus. Pertumbuhan lambat (kuntet), lebih gampang terserang penyakit, organ tubuh nir sempurna.

PENGENDALIAN :Hindari perkawinan sekerabat

Semoga Bermanfaat...

Penanganan Hama Ikan

Hama adalah organisme pengganggu yang bisa memangsa, membunuh & menghipnotis produktivitas ikan, baik secara pribadi maupun secara bertahap.

Hama terdiri berdasarkan :

1. Predator (Pemangsa)

dua. Kmpetitor (Pesaing)

tiga. Pengganggu

HAMA IKAN PREDATOR

1. Yuyu / Kepiting
Yuyu /Kepiting

Penanganan : Perencanaan kolam, menangkap dan membunuhnya, menaburkan sekam padi pada lubang yuyu.

2. Ikan Gabus
Ikan gabus

Penanganan : Pengeringan kolam, pemasangan saringan inlet, penangkapan langsung, meracun ikan gabus pada saat persiapan kolam : akar tuba (rotenone) 10 kg/ha, biji teh (saponin) 150-200 kg/ha, tembakau (nikotin) 200 – 400 kg/ha.

3. Belut dan Ular
Belut

Penanganan : Menjaga kebersihan kolam, penembokan pematang, penangkapan langsung, meracun belut/ular pada saat persiapan kolam : akar tuba (rotenone) 10 kg/ha, biji teh (saponin) 150-200 kg/ha, tembakau (nikotin) 200 – 400 kg/ha.

4. Burung
Burung

Penanganan : Pengawasan kolam, menutup area kolam dengan jaring, memberi penghalang dari pita kaset

5. Kini - Kini (Larva capung)
Larva capung

Penanganan : Hindari penggunaan pupuk kandang berlebih, memasang saringan pada inlet, penangkapan langsung pada malam (fototaksis positif),  kurangi padat tebar benih, penyemprotan minyak tanah diatas permukaan air.

6. Ucrit (Larva cybister)
Ucrit

Penanganan : Hindari penggunaan pupuk kandang berlebih, memasang saringan pada inlet, penangkapan langsung pada malam (fototaksis positif),  kurangi padat tebar benih, penyemprotan minyak tanah diatas permukaan air

7. Bebeasan (Notonecta)
Bebeasan

Penanganan : Hindari penggunaan pupuk kandang berlebih, memasang saringan pada inlet, penangkapan langsung pada malam (fototaksis positif),  kurangi padat tebar benih, penyemprotan minyak tanah diatas permukaan air.

Berikut materi penanganan hama ikan dalam bentuk tertayang :

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Ikan Bintik Putih (White Spot)

Penyakit white spot merupakan salah satu penyakit ikan yang sering menyerang ikan diwilayah tropis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoaIchthyophthirius multifiliis.Ichthyophthirius multifiliis adalah protozoa bersilia yang menyebabkan "Ich" atau "penyakit white spot." Penyakit ini merupakan masalah besar untuk aquarists dan produsen ikan komersial di seluruh dunia. Ichthyophthirius merupakan penyakit penting dari ikan tropis. Penyakit ini menular dan menyebar dengan cepat dari satu ikan ke ikan yang lain. Hal ini dapat menjadi parah ketika sekelompok ikan berkumpul banyak. Hal ini disebabkan parasit yang menyebabkan penyakit ini mampu membunuh dalam  jumlah besar ikan dalam waktu singkat. diagnosis dan pengobatan dini sangat penting untuk mengendalikan Ich dan mengurangi kerugian kematian ikan.

KLASIFIKASIIchthyophthirius multifiliis

Ikan yang terinfeksi dengan Ich mungkin memiliki bintik putih pada kulitnya. Karena  penampilan ini, Ich disebut penyakit white spot. Kulit ikan juga terlihat bergelombang. Bentuk dewasa dari parasit yang besar (sampai 1 mm) dan dapat dilihat tanpa pembesaran. Ich sering menyebabkan ikan berlendir dalam jumlah yang besar yang berasal dari peluruhan kulit mereka, penampilan yang menyerupai jamur bila dilihat dari jarak di dalam air. Dalam beberapa kasus Ich parasit dapat hadir hanya pada insang dan bukan pada kulit.

Klasifikasi/Taxonomi :

Kingdom : Protista

Phylum         : Ciliophora

Class         : Oligohymenophorea

Order : Hymenostomatida

Family : Ichthyophthiriidae

Genus : Ichtyophthirius

Spesies         : multifilis

Ikan yang terserang penyakit white spot [sumber]

Di bawah mikroskop, Ich tampak seperti bola dan bergerak dengan  gerakan bergulir, menggunakan rambut kecil yang disebut silia yang menutupi seluruh parasit. Motilitasnya sering dibandingkan dengan amuba. Pada bagian tengah organisme dewasa memiliki inti berbentuk C. Tahap infektif kecil tidak memiliki inti berbentuk C, dan mereka bergerak kaku di dalam air, karena berlawanan dengan air, bergerakan menggulung-gulung hingga dewasa. Dalam stadium in feksi lanjut, Ich ditemukan meringkuk di bawah lendir dan diatas lapisan sel-sel (epitel) di insang atau kulit. Ich sangat sulit untuk diobati karena lapisan pelindung lendir dan sel host yang melindungi parasit. Pengobatan yang tepat adalah penting untuk membantu mencegah pembentukan infeksi lanjutan.

Ichtyopthirius multifiliis [sumber]

SIKLUS HIDUP

Ichthyophthirius multifiliis adalah parasit protozoa yang biasanya ditularkan ke dalam kolam dengan ikan yang bersifat carrier, hewan lain, atau manusia. Parasit ini didapat dari sungai atau aliran air  yang digunakan sebagai sumber air untuk kolam. Ketika Ich dewasa meninggalkan ikan yang terinfeksi, itu disebut tomont. Tomont menempel pada dasar tambak atau permukaan lain dan membentuk kista berdinding tipis. Dalam kista, tomont membelah berkali-kali, membentuk sebanyak 2.000 tomites kecil. Ketika tomites yang dilepaskan dari kista ke dalam air, mereka memanjang dan menjadi theronts. theronts ini (juga disebut swarmers) berenang ke host ikan dan menembus epitel ikan dan menumbus kelenjar,  kekuatan berenang ini disebabkan oleh silia. Jika mereka tidak menemukan host ikan dalam satu atau dua hari mereka biasanya mati. Ini membuat Ich sebagai parasit obligat; ia harus memiliki sejumlah ikan untuk bertahan hidup. Begitu mereka menembus ikan mereka disebut sebagai trophonts. Trophonts hidup dalam sel  ikan host dan menjdi dewasa, sementara itu ia melindungi dari terhadap perlakuan kimia di bawah lendir atau epitel. Hanya theront dan tomont tahap sensitif terhadap perawatan di dalam air.

Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk Ich menyelesaikan siklus hidupnya adalah bergantung pada temperatur. Ich umum menginfeksi ikan antara 68o dan 77oF (20o ke 25oC), namun infeksi yang terjadi biasanya pada suhu dingin (Serendah 33o F, 1oC). Biasanya, Ich tidak dapat bereproduksi dengan baik pada suhu air di atas 85o F (30oC), sehingga parasit biasanya tidak menimbulkan masalah di bulan musim panas yang hangat. Namun, dalam kasus di Florida tengah, Ich bertanggung jawab untuk membunuh ikan di 92o F (33o C). Untuk melengkapi siklus hidupnya, Ich membutuhkan kurang dari 4 hari (pada suhu lebih tinggi dari 75o F atau 24oC) untuk lebih dari 5 minggu (pada suhu lebih rendah dari 45o F atau 7oC).

Siklus hidupIchtyopthirius multifiliis

GEJALA KLINIS

Tanda klasik dari infeksi "Ich" adalah kehadiran bintik-bintik putih kecil di kulit atau insang. Lesi ini terlihat seperti lecet kecil di kulit atau sirip ikan. Sebelum munculnya bintik-bintik putih, ikan dapat menunjukkan tanda-tanda iritasi, berkedip, kelemahan, kehilangan nafsu makan, dan penurunan aktivitas. Jika parasit hanya hadir pada insang, bintik-bintik putih akan tidak terlihat sama sekali, tetapi ikan akan mati dalam jumlah besar. Pada ikan ini, insang akan terlihat pucat dan sangat bengkak. bintik-bintik putih tidak boleh digunakan sebagai satu-satunya alat diagnosi, karena penyakit lain mungkin memiliki penampilan yang sama. Gill dan kulit kerokan harus diambil ketika tanda-tanda pertama dari penyakit diamati. Jika organisme "Ich" terlihat, ikan harus diobati segera karena ikan yang berat terinfeksi mungkin tidak akan bertahan lama dalam masa pengobatan.

PATOGENESA

Lapisan atas sel-sel insang, epitel, bereaksi terhadap invasi Ich hingga menebal, dan ini akan  menghamabt aliran oksigen dari air ke darah melauli insang. Lipatan dari insang, lamellae, juga menjadi cacat, mengurangi transfer oksigen. Organisme Ich yang meliputi insang juga menyebabkan penyumbatan mekanis Transfer oksigen. kondisi ini  menekankan ikan dengan menghalangi pernafasan.

Lapisan epitel pada insang mungkin akan terpisah & menyebabkan hilangnya elektrolit, nutrisi & cairan menurut ikan, sebagai akibatnya sulit buat ikan buat mengatur konsentrasi air pada tubuhnya. Infeksi sekunder sang bakteri & fungi pula lebih gampang menyerang saat ikan mengalami infeksi ich.

Sedangkan dalam kulit, cara penyerangan parasit ini dengan menempel dalam lapisan lender bagian kulit ikan, parasit ini akan menghisap sel darah merah dan sel pigmen pada kulit ikan. Ikan yang terjangkit parasit ini menampakan gejala sebagai berikut produksi lendir yang hiperbola, adanya bintik-bintik putih (white spote), frekuensi pernafasan semakin tinggi, dan pertumbuhan terhambat.

DIAGNOSIS

Diagnosis "Ich" mudah dikonfirmasi oleh pemeriksaan mikroskopis pada kulit dan insang. Kerok beberapa bintik-bintik putih dari ikan yang terinfeksi, kemudian rekatkan pada objek glass dengan beberapa tetes air dan tutup dengan cover glass. Jika itu parasit dewasa yang besar, akan terlihat berwarna gelap (karena tebal silia meliputi seluruh sel), dan memiliki tapal kuda berbentuk inti yang kadang-kadang terlihat di bawah 100 x pembesaran . Parasit dewasa bergerak  perlahan dengan cara berguling, tanda ini  mudah dikenali. Untuk bentuk-bentuk yang belum matang (tomites) berukuran lebih kecil, tembus, dan bergerak cepat. Tomites mirip protozoa parasit lain yang disebut Tetrahymina. Tetrahymina biasanya tidak memerlukan pengobatan, sehingga penting untuk mengenali perbedaan antara dua parasit. Jika hanya tomites dilihat, siapkan slide kedua dan amati lebih teliti untuk parasit dewasa untuk mengkonfirmasi diagnosa. Pengamatan dari organisme tunggal adalah cukup untuk membuat pengobatan yang diperlukan.

A) Prasit Ich dewasa, B) Tomites atau Parasit Ich yang belum dewasa, C) Parasit Tetrahymena menyerupai tomites

Sumber : 1) Robert M. Durborow, Andrew J. Mitchell and M. David Crosby. 1998. .(White Spot Disease). Southern Regional Aquaculture Center. 2) Ruth Francis-Floyd and Peggy Reed. Ichthyophthirius multifiliis (White Spot) Infections in

Fish. The Institute of Food and Agricultural Sciences (IFAS)

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Ikan Saprolegnia (Penyakit Kapas)

Salah satu kelompok jamur yang sering menyerang ikan air tawar adalah Saprolegnia sp. Saprolegnia sp merupakan penyebab penyakit saproligniasis. Penyakit ini dikenal dengan nama fish mold yang dapat menyerang ikan dan telur ikan.

KLASIFIKASI

Saprolegnia sp termasuk ke dalam

Subdivisi : Zygomycotina / Zygomycetes

Kelas : Oomycetes

Ordo : Saprolegniales dan kelompok fungi non septat.
Ikan yang terkena jamur saprolegnia

Jamur ini bereproduksi secara seksual (spora~oospora) dan juga aseksual (antheridia dan oogonia) yang mengalami kematangan. Jamur ini menyerang sebagian besar ikan air tawar, umumnya ikan mas, tawes, gabus, gurami, nila, dan lele. Selain itu, juga menyerang ikan kakap yang dipelihara di salinitas rendah.
Bentuk fisik jamur saprolegnia

GEJALA KLINIS

Gejala klinis serangan Saprolegnia sp antara lain ikan dan telur yang terserang dapat diketahui dengan mudah karena terlihat benang putih yang kasat mata, terjadi peradangan, granuloma, bagian yang diserang ditumbuhi misellium seperti kapas (white cotton growth), serta dapat menyebabkan kematian akibat masalah osmosis atau respirasi yang berat pada kulit dan insang.
Siklus hidup jamur saprolegnia

BIO-EKOLOGI

Memiliki hifa yang panjang & tidak bersepta, hidup dalam ekosistem air tawar namun terdapat yg bisa hidup pada salinitas 3 promil.

  1. Tumbuh optimum pada suhu air 18-26 oC. Reproduksi secara aseksual, melalui hifa fertil untuk memproduksi spora infektif.
  2. Menginfeksi semua jenis ikan air tawar dan telurnya.
  3. Serangan bersifat kronis hingga akut, dapat mengakibatkan kematian hingga 100%.

PENGENDALIAN

Menaikkan dan mempertahankan suhu air ? 28 oC dan/atau penggantian air baru yang lebih tak jarang.

Pengobatan bisa dilakukan dengan cara perendaman menggunakan :

  1. Kalium Permanganate (PK) pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit.;
  2. Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60 menit;
  3. Methylene Blue pada dosis 3-5 ppm selama 24 jam.

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB KKP

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Ikan Trichodiniasis (Penyakit Gatal)

Trichodina sp merupakan jenis Protozoa penyebab penyakit trichodiniasis (penyakit gatal). Trichodina sp memiliki berbentuk bundar seperti cawan atau topi yang berukuran 50-100 µm. Secara mikroskopis, Trichodina sp terlihat seperti lingkaran transparan dengan sejumlah silia. Trichodina sp dan Cyclochaeta sp merupakan spesies yang sama, sebab bentuknya tidak berbeda. Namun, ada juga

peneliti yang memisahkannya menjadi dua genus dari Keluarga Urceolaridae.

Biasanya Trichodina sp menyerang pada bagian kulit, sirip, kepala, dan insang sehingga menyebabkan iritasi. Gejala-gejala klinis ikan yang terserang Trichodina sp antara lain terdapat bintik-bintik putih terutama di bagian kepala dan punggung, nafsu makan hilang dan ikan menjadi sangat lemah, produksi mucus bertambah sehingga tubuh ikan tampak mengkilap, sering dijumpai terjadinya pendarahan dan warna tubuh kusam, memperlihatkan gejala flashing yang memantulkan cahaya, serta sering menggosok-gosokkan tubuh ke pinggiran dan dasar wadah, atau benda keras di sekelilingnya.

KLASIFIKASI

Klasifikasi berdasarkan parasit Trichodina sp. Dari Kabata (1985), merupakan sebagai berikut:

Filum               : Protozoa

Subfilum         : Ciliophora

Class                : Ciliata

Ordo                : Petrichida

Famili              : Trichodinidae

Genus              : Trichodina

Bentuk protozoa Trichodina

GEJALA KLINIS

  1. Warna tubuh pucat, nafsu makan menurun, kurus, gelisah dan lamban.
  2. Menggosok-gosokkan badan pada benda di sekitarnya (gatal).
  3. Frekwensi pernapasan meningkat dan sering meloncat - loncat.
  4. Mengakibatkan iritasi dan luka pada kulit ikan karena struktur alat penempel yang keras (chitin)
  5. Iritasi sel epitel kulit, produksi lendir berlebih sehingga berwarna kecoklatan atau kebiruan.
  6. Sirip rusak, menguncup atau rontok.
Ikan yang terserang Trichodina

BIO-EKOLOGI

Protozoa berdasarkan golongan ciliata, berbentuk bundar , simetris & terdapat pada ekosistem air tawar, payau dan bahari.

  1. Trichodina spp. berukuran 45-78 μm, Trichodinella (24-37 μm) dan Tripartiella (lebih dari 40 μm).
  2. Memiliki cincin dentikel berupa cakram yang berfungsi sebagai alat penempel.
  3. Inang parasit adalah semua benih ikan air tawar, payau dan laut. Menginfeksi organ kulit, sirip dan insang ikan yang baru menetas hingga umur 1 bulan.
  4. Kelompok parasit ini umumnya lebih bersifat komensalis dari pada parasitik sejati, karena hanya memakan sel-sel kulit ikan yang mati/hancur.
  5. Kematian ikan yang diakibatkannya bisa mencapai 50% dari total populasi, terutama akibat infeksi sekunder oleh bakteri dan/atau cendawan.
Trichodina menginfeksi insang ikan

PENGENDALIAN

  1. Mempertahankan kualitas air terutama stabilisasi suhu air ≥ 29oC
  2. Mengurangi kadar bahan organik terlarut dan/atau meningkatkan frekwensi pergantian air
  3. Ikan yang terserang trichodiniasis dengan tingkat prevalensi dan intensitas yang rendah, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman beberapa jenis desinfektan, antara lain:
  • Larutan garam dapur (untuk ikan air tawar) pada konsentrasi 500-10.000 ppm (tergantung jenis dan umur ikan) selama 24 jam.
  • Air tawar (untuk ikan air laut) selama 60 menit, dilakukan pengulangan setiap hari
  • Larutan Kalium Permanganate (PK) pada dosis 4 ppm selama 12 jam
  • Larutan formalin pada dosis 200 ppm selama 30-60 menit dengan aerasi yang kuat, atau pada dosis 25-50 ppm selama 24 jam atau lebih
  • Larutan Acriflavin pada dosis 10-15 ppm selama 15 menit
  • Glacial acetic acid 0,5 ml/L selama 30 detik setiap 2 hari selama 3 – 4 kali
  • Copper sulphate 0,0001 mg/L selama 24 jam atau lebih, diulang setiap 2 hari sekali
  • Hidrogen peroxide (3%) 17,5 ml/L selama 10 menit, diulang setiap 2 hari

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB KKP

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Ikan Lernea (Cacing Jangkar)

Parasit ini merupakan penyebab penyakit lerneasis. Penyakit lerneasis disebabkan oleh Lernea sp yang lebih dikenal dengan nama cacing jangkar (anchor worm). Sebenarnya, Lernea sp tidak termasuk golongan cacing, akan tetapi jenis udang renik yang berbentuk bulat panjang seperti cacing dan memiliki cengkeraman seperti jangkar sehingga disebut cacing jangkar. Jenis Lernea banyak ditemukan menyerang ikan air tawar, yaitu dari spesies Lernea cyprinacea. Lernea sp biasanya melekat di insang, tubuh, ataupun sirip dan merupakan parasit eksternal yang sering dijumpai pada ikan mas hias dan ikan air tawar lainnya. Selain Lernea sp, terdapat Crustacea lainnya seperti Ergasilus sp dan Argulus sp yang juga menyerang ikan air tawar ataupun laut.

KLASIFIKASI

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Classis: Maxillopoda

Ordo: Cyclopoida

Familia: Lernaeidae

Genus: Lernaea

Spesies: Lernaea sp

Parasit Lernea

BIO-EKOLOGI

Parasit ini dikenal sebagai cacing jangkar (anchor worm) :
Siklus hidup lernea

  1. Menempel ke tubuh ikan dengan “jangkar” yang menusuk dan berkembang di bawah kulit.
  2. Badan parasit dilengkapi dengan dua buah kantung telur akan terlihat menggantung di luar tubuh ikan.
  3. Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini, terutama yang berukuran benih.
  4. Pada tingkat infeksi yang tinggi dapat mengakibatkan kasus kematian yang serius.

GEJALA KLINIS

Gejala klinis serangan Lernea sp antara lain ikan yang terserang mengalami luka pada tubuhnya dan terlihat jelas cacing jangkar yang menempel dengan kuat pada bagian badan, sirip, insang, dan mata, pembengkakan, sisik terkelupas, dan necrosis, penurunan berat tubuh, perkembangan gonad terhambat, terdapat ulcer (borok), mengalami kesulitan bernafas, dan sangat memungkinkan serangan

sekunder dari bakteri atau jamur infeksius lainnya.
Ikan yang terserang lernea

PENGENDALIAN

  1. Pengendapan dan penyaringan air masuk.
  2. Pemusnahan ikan yang terinfeksi dan pengeringan dasar
  3. kolam yang diikuti dengan pengapuran.
  4. Perendaman dengan :
  • Larutan formalin pada 250 ppm selama 15 menit.
  • Larutan Abate pada dosis 1 ppm (akuarium) dan 1,5 ppm (kolam)
  • Larutan Dichlorvos 0,2 mg/L selama 24 jam atau lebih, setiap minggu selama 4 minggu berturut-turut

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB KKP

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Argulosis (Kutu Ikan)

Argulus sp adalah salah satu parasit eksternal yang paling popular dan banyak ditemukan menyerang ikan. Argulus sp merupakan kutu ikan penyebab penyakit argulosis atau juga dikenal dengan istilah penyakit kutu ikan (fish louse).

Parasit Argulus sp mempunyai tubuh berbentuk pipih dan pada bagian dorsalnya dilindungi oleh karapas yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dimana bagian karapas sedikit dapat digerakkan ke bawah menyerupai sayap. Argulus sp melakukan penempelan pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) dan dapat menyesuaikan cengkeramannya dengan kecepatan gerak ikan sehingga tidak mudah lepas.

Beberapa spesies Argulus sp yang terkenal yang menginfeksi komoditas perikanan antara lain A. indicus, A. siamensis, dan A. foliaceus. Gejala klinis serangan Argulus sp antara lain iritasi akibat gigitan dan racun yang diinjeksikan, kehilangan keseimbangan dan melompat-lompat keluar air, ikan sangat kurus karena disengat dan dihisap darahnya, produksi mucus berlebihan, sisik terkuak dan kadang-kadang terlepas, muncul titik darah di bekas gigitan, rongga tubuh berisi cairan kekuningan, kulit pecah dan borok, serta ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada daerah pinggiran atau dasar wadah dan benda-benda keras di sekelilingnya.

KLASIFIKASI

BIO-EKOLOGI

  1. Parasit ini dikenal sebagai “kutu ikan” dan penghisap darah, berbentuk datar, dan lebih nampak seperti piring.
  2. Melukai tubuh ikan dengan bantuan enzim cytolytic, selain pada kulit, kutu ini juga sering dijumpai di bawah tutup insang ikan.
  3. Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini.
  4. Pada intensitas serangan yang tinggi, ikan dewasapun dapat mengalami kematian karena kekurangan darah.
Ikan yang terkena Argulus

GEJALA KLINIS

  1. Secara visual parasit ini tampak seperti kutu yang menempel pada tubuh ikan, disertai dengan pendarahan di sekitar tempat gigitannya.
  2. Iritasi kulit, hilang keseimbangan, berenang zig-zag, melompat ke permukaan air dan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras yang ada di sekitarnya.
Siklus hidup argulus

PENGENDALIAN

  1. Pengeringan dasar kolam yang diikuti dengan pengapuran.
  2. Perendaman dapat dilakukan dengan :
  • Larutan Dylox pada dosis 0,25 ppm selama 24 jam atau lebih di kolam.
  • Larutan Amonium Klorida (NH4Cl) pada dosis 1,0 - 1,5% selama 15 menit, atau garam dapur pada dosis 1,25% selama 15 menit.
  • Larutan Dichlorvos 0,2 mg/L selama 24 jam atau lebih, setiap minggu selama 4 minggu berturut-turut.
  • Garam dapur 500 – 1000 ppm selama 24 jam atau lebih, diulang setiap minggu selama 4 kali pemberian.
  • Potassium permanganate (PK) 2-5 mg/L selama 24 jam atau lebih.

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB KKP

Semoga Bermanfaat...

Penggunaan Vaksin Pada Ikan

Budidaya ikan tak lepas dari beberapa kendala yg wajib dilalui & dipecahkan. Salah satu penghambat dalam budidaya perikanan merupakan adanya penyakit yg menyerang ikan. Cara penanganan ikan yg sakit (atau pengendalian penyakit) bisa menggunakan pencegahan maupun pengobatan.

Obat dan antibiotika efektif pada pengobatan penyakit parasitikdan bakterial, namun antibiotika mengakibatkan masalah, diantaranya resistensi bakteri, residu antibiotika di ikan (buat keamanan pangan) & residu antibiotika pada perairan yg mengakibatkan kerusakan lingkungan. Karena itulah beberapa produk perikanan Indonesia pada tolak pasar Uni Eropa karena terdapat sisa antibiotik.

Cara yg paling murah & efisien pada pengendalian penyakit merupakan dengan pencegahan. Mencegah timbulnya penyakit dapat dengan pengelolaan lingkungan, penggunaan pakan yg tepat mutu, tepat jumlah,& tepat pemberiannya. Salahsatu cara pencegahan yang kini sudah mulai diaplikasikan merupakan dengan cara mengakibatkan kekebalan tubuh.

Gerakan Vaksinasi Ikan
Kekebalan pada ikan dapat ditimbulkan baik dengan menggunakan vaksin maupun dengan menggunakan imunostimulator lain. Prinsip dasar vaksinasi yaitu memasukkan vaksin/antigen kedalam tubuh ikan sehingga antigen tersebut merangsang system imun tubuh ikan untuk memproduksi antibodi(kekebalan specifik). Dengan hanya 1 atau dua kali pemberian vaksin biasanya daya tahan tubuh/kekebalan akan bertahan sampai akhir masa pemeliharaan ikan. Vaksinasi memiliki beberapa keunggulan, yaitumampu menggantikan antibiotik, tidak ada dampak negatifpada ikan, tanpa residu berbahaya, tidak membuat patogen resisten, serta bisa diterima pasar (ekspor). (sumber)

Mengapa VAKSINASI IKAN..??

Dalam budidaya oerikanan faktor yang diperlukan buat memperoleh kemungkinan pencapaian Survival Rate (SR) tertinggi, yaitu:

  1. Nutrisi yang baik
  2. Benih berkualitas yang baik
  3. Cara penanganan dan budidaya yang baik
  4. Diterapkan manajemen kesehatan
  5. Vaksin merupakan metode terbaik untuk meningkatkan SR dan keuntungan budidaya ikan.

Apa itu VAKSIN..?

Suatu produk biologi yang terbuat berdasarkan mikroorganisme, komponen tersebut yg sudah dilemahkan, dimatikan atau direkayasa genetika dan bermanfaat untuk merangsang kekebalan tubuh secara aktiv.

Persyaratan VAKSIN yang ideal

Penggunaan vaksin pada ikan budidaya wajib memperhatikan beberapa faktor sebagai akibatnya dalam penggunaan vaksin akan sempurna guna dan manfaat. Adapun persyaratan vaksin yg ideal merupakan menjadi berikut :

  1. Aman bagi ikan, lingkungan air dan konsumen
  2. Vaksin harus spesifik untuk pathogen tertentu
  3. Vaksin harus dapat melindungin ikan dalam waktu yang lama minimal satu siklus produksi
  4. Mudah didapat, mudah diterapkan dan ekonomis
  5. Terdaftar di Kementerian Kelautan dan Perikanan

Pertimbangan dalam melakukan VAKSINASI IKAN

  1. Spesies ikan
  2. Status sistem imun
  3. Siklus produksi dan siklus hidup
  4. Penyakit apa yang akan dikendalikan
  5. Kapan wabah penyakit biasa terjadi
  6. Tingkat  teknologi yang diterapkan
  7. Lingkungan (temperature)
  8. Faktor-faktor stress
  9. Nutrisi

Metode VAKSINASI IKAN

  1. Perendaman
  2. Media Pakan
  3. Penyuntikan

Hal-hal yang perlu diketahui saat aplikasi VAKSIN pada ikan, antara lain :

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan V AKSINASI IKAN :

  1. Pemberian vaksin pada ikan melalui teknik yang direkomendasikan misalkan melalui penyuntikan, perendaman atau melalui pakan.
  2. Untuk pemberian vaksin yang memiliki proteksi yang relatif singkat (beberapa hari atau minggu) harus diperlukan vaksinasi ulang (booster).
  3. Pemberian vaksin harus mempertimbangkan umur/ukuran ikan yang rentan terhadap jenis penyakit yang menjadi target untuk dicegah, serta saat/musim muncul penyakit tersebut.
  4. Perhatikan dan ikuti prosedur transportasi, penyimpanan dan pemberian vaksin sesuai dengan yang direkomendasikan.

  1. Bila pemberian vaksin melalui perendaman atau pakan sebaiknya ikan telah berumur 1 minggu atau lebih
  2. Pemberian vaksin dengan penyuntikan maka ukuran jarum suntik harus disesuaikan dengan ukuran ikan
  3. Ikan harus dalam kondisi sehat (tidak sakit/stress)
  4. Suhu air relatif hangat (diatas 25ºC) karena respon antibodi ikan akan lebih cepat
  5. Air yang digunakan untuk aplikasi vaksin dan pemeliharaan harus bebas dari polutan

Perbandingan Keunggulan dan Kelemahan metode VAKSINASI IKAN

Beberapa VAKSIN IKAN yg digunakan buat akuakultur di Indonesia

Aplikasi VAKSINASI IKAN

* TEKNIK PERENDAMAN

Penggunaan Vaksin KV3 untuk pencegahan penyakit Koi Herves Virus (KHV)
Vaksin KV3 untuk penyakit Koi Herves Virus

  1. Pilih ikan yang akan divaksin adalah hanya ikan mas yang dalam kondisi sehat, dengan bobot minimal 10 gr/ ekor dan umur minimal 3 bulan sejak menetas.
  2. Jumlah ikan yang akan divaksin sebanyak 250 – 300 Kg atau sekitar 25.000 – 30.000 ekor ( @ 10 gr ) per 100 ml vaksin KV 3 ( per botol ).
  3. Siapkan bak metal/ fiberglass/kolam keramik untuk proses vaksinasi dengan kapasitas  minimal  1500 liter.
  4. Isi dengan  air sumur atau air tampungan hujan ( lebih baik yang sudah diendapkan lebih dahulu ) sebanyak 1000 liter.
  5. Jaga parameter kondisi air dengan kisaran suhu 200C - 250C.
  6. Gunakan aerator, water pump dan es balok jika diperlukan untuk menjaga kestabilan parameter air
  7. Siapkan vaksin KV 3 beku 100 ml di dalam wadah freezer/ ice cooler.
  8. Masukan benih ikan mas yang sudah dipersiapkan untuk divaksin sebanyak 250- 300 Kg atau sekitar  25.000 – 30.000 ekor ( @ 10 gr )  ke dalam bak vaksinasi tersebut.
  9. Pelarutan vaksin dilakukan dengan cara memasukan botol vaksin yang dalam keadaan beku,  lalu buka tutupnya dan langsung masukan ke dalam tangki vaksinasi sambil digoyang2kan hingga larut seluruhnya.
  10. Laksanakan proses vaksinasi selama 45 - 60 menit sejak seluruh vaksin larut.
  11. Jaga parameter kondisi air agar tetap stabil selama proses vaksinasi ( suhu 200C - 250C, kandungan oksigen terlarut 6 ppm, ph 6,8 – 7,4 ).
  12. Setelah selesai proses vaksinasi 45 - 60 menit, pindahkan benih ikan mas  tersebut  ke bak penampungan.
  13. Larutan bekas rendaman masih dapat digunakan 1 kali lagi dengan jumlah ikan yang sama.
Teknik vaksinasi ikan menggunakan perendaman

* TEKNIK PENYUNTIKAN

Penggunaan Vaksin Anti Aeromonas dan Vaksin Streptococcus
Vaksin untuk Aeromonas

  1. Teknik ini cocok untuk calon induk atau induk ikan.
  2. Aplikasi dapat dilakukan secara intraperitoneal (i.p)/ bagian perut atau intramuskuler (i.m)/ bagian otot.
  3. Dosis yang diberikan adalah 0.1-0.2 ml/kg bobot ikan.

Pemberian vaksin menggunakan teknik penyuntikan

* TEKNIK ORAL (PEMBERIAN PAKAN)

Pemberian vaksin dengan teknik oral (pemberian pakan)

  1. Larutkan progol dalam air hangat, 2-3 gr progol dengan 1 gelas air. Fungsinya sebagai perekat.
  2. Campurkan dengan vaksin 3 ml
  3. Campurkan ke dalam pakan untuk 1kg pakan
  4. Dikering anginkan dan siap diberikan ke ikan
  5. Pemberian vaksin melalui pakan dilakukan selama 5 hari berturut-turut

sumber : Astuti, SP. Aplikasi Vaksin. Laboratorium Kesehatan Ikan & Lingkungan Balai Pengembangan Teknologi Perikanan & Kelautan

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Parasit Pada Ikan (2)

4. Penyakit ikan yang disebabkan olehLernaea sp

Lernaea sp
Deskripsi generik :

  • Dapat dilihat secara visual menempel pada ikan
  • Bentuk seperti jarum dengan kait yang menancap pada daging
  • Berkembang biak dengan cara bertelur

Tanda Penyakit :

  • Pada ikan yang terserang, terlihat ada jarum di permukaan tubuhnya
  • Kurang nafsu makan, daya tahan tubuh menurun
  • Pendarahan pada lokasi infeksi

Ikan yang terserang Lernaea sp
Pengendalian :

Pencegahan dengan cara penyemprotan kolam

5. Penyakit ikan yang disebabkan olehArgulus sp

Argulus sp

Deskripsi Umum :

  • Dikenal dengan nama Kutu Ikan
  • Bentuk bulat
  • Menempel pada tubuh inang

Tanda Penyakit :

  • Terlihat secara visual menempel pada permukaan tubuh ikan
  • Bekas gigitan terjadi pendarahan dan sisik terkelupas
Ikan yang terserang Argulus sp

Pengendalian :

  • Filterisasi
  • Abate : 10 gram/100 liter air

6. Penyakit ikan yang disebabkan olehOodinium sp

Oodinium sp
Deskripsi generik :

  • Bentuk bulat atau lonjong
  • Diameter: 20-100 um
  • Menginfeksi permukaan tubuh dan insang

Tanda Penyakit :

  • Kerusakan pada kulit
  • Kehilangan warna tubuh
  • Pendarahan dan peradangan

Pengendalian :

Garam 1.000-dua.000 ppm-24 jamv (1.000-dua.000 gram/1 m3 air)

7. Penyakit ikan yang disebabkan olehMyxosporea

Myxospora

Beberapa jenis Myxosporea yang menyerang ikan air tawar Myxobolus koi, Myxobolus artus dan Thellohanellus sp .

Deskripsi generik :

  • Menginfeksi insang (M.koi dan Thellohanellus) dan daging (M. artus).
  • Termasuk jenis protozoa yang berspora

Pengendalian :

Pencegahan menggunakan pengapuran

Sumber : materi training budidaya ikan

Semoga Bermanfaat...

Penyakit Parasit Pada Ikan (1)

Parasit adalah organisme yang hidup pada organisme lain dan mendapat keuntungan dari hasil simbiosenya sedangkan inang dirugikan.

Penyakit Parasit merupakan Penyakit yg disebabkan oleh organisme pengganggu (parasit).

Cara penularan penyakit parasitik :

  • Melalui air.
  • Melalui kontak atau gesekan secara langsung dengan ikan yang terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan-ikan yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika padat penebaran terlalu tinggi.
  • Melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan disterilkan dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit.
  • Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar

Ciri-karakteristik ikan terjangkit parasit :

  • Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan.
  • Nafsu makan mulai berkurang
  • Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air.
  • Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba.
  • Selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat).
  • Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor.
  • Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas.
  • Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja.
  • Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan.

Berikut beberapa penyakit yg disebabkan sang Parasit :

1. Penyakit Bintik Putih yang disebabkan oleh parasitIchthyophthirius multifiliis

Parasit Ichthyophthirius multifiliis
Deskripsi generik :

  • Bercilia sebagai alat penggerak.
  • Bentuk bulat.
  • Menginfeksi permukaan tubuh (antara epidemis, dan dermias) serta insang.
  • Ciri khusus : macronucleus berbentuk seperti tapal kuda.

Tanda Penyakit :

  • Bintik Putih
  • Berenang lambat
  • Tergeletak didasar perairan

Pengendalian :

  • Suhu 28 - 32 derajat celcius.
  • Menggunakan garam dengan dosis 2 kg/m kubik.

2. Penyakit yang disebabkan olehChillodonella sp
Parasit Chillodonella sp

Deskripsi generik :

  • Bentuk Lonjong.
  • Menginfeksi permukaan tubuh (antara epidemis, dan dermias) serta insang.

Tanda Penyakit :

  • Gerakan lamban
  • Warna tubuh pucat
  • Kulit teriritasi
Ikan yang terserang parasit Chillodonella sp

Pengendalian :

Garam 1.000-2.000 ppm selama 24 jam (1.000-2.000 gr/1 m3 air)

3. Penyakit yang disebabkan olehMonogenea (cacing/lintah)
Parasit Monogenea

Beberapa jenis Monogenea yang sering menginfeksi: D actylogyrus sp, Gyrodactylus sp.

Deskripsi generik :

Menyerang insang ( D actylogyrus sp dan Gyrodactylus sp) serta permukaan tubuh (Gyrodactylus sp)

Tandan Penyakit :

  • Warna tubuh pucat
  • Kondisi ikan lemah
  • Megap-megap
Contoh insang ikan yang terserang parasit Monogenea

Lanjutan...

Penyakit Bakterial Pada Ikan

Bakteri adalah mikroorganisme yang berukuran sangat mini . Di lingkungan budidaya umumnya melayang bebas di air, melekat pada jaring, flora & binatang air.

Penyebab Penyakit Bakterial :

  • Stress karena kepadatan, mutu pakan dan kondisi air kurang baik
  • Luka akibat infeksi parasit
  • Polusi bahan organik dan sirkulasi air kurang memadai
  • Luka fisik selama pengangkutan

Gejala Klinis Ikan Terserang Penyakit Bakterial :

  • Gerakan ikan lemah
  • Produksi lendir berkurang setelah ikan yang terinfeksi mengeluarkan lendir yang berlebihan
  • Timbul  pendarahan pada tempat infeksi
  • Luka (ulcer) pada tempat infeksi
  • Beberapa bakteri menyebabkan rontok pada insang dan sirip
  • Timbul Ascites (semacam benjolan)
  • Bengkak pada perut dan mengeluarkan cairan kuning darah  (dropsy)
  • Mata menonjol (exophthalmos)

Beberapa jenis penyakit dalam ikan yg ditimbulkan oleh bakteri :

1. Penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini sangat berbahaya karena  dapat menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Infeksi biasanya berkaitan dengan kondisi stress akibat: kepadatan, malnutrisi, penanganan, infeksi parasit, air lewat subur, oksigen rendah, kualitas air yang buruk, fluktuasi suhu air yang ekstrim, dll.

Serangan bersifat akut, & apabila kondisi lingkungan terus merosot, kematian yg disebabkan bisa mencapai 100%

Ikan yang terserang penyakit Aeromonas

Deskripsi umum :

Biasanya diawali menggunakan luka lantaran penanganan & kondisi kualitas air

Gejala klinis :

  • Borok (ulcer)
Ikan yang mengalami borok akibat bakteri Aeromonas

  • Dropsy/kembung
Ikan yang mengalami kembung akibat bakteri Aeromonas

  • Iritasi sirip
Ikan yang mengalami iritasi sirip akibat bakteri Aeromonas

  • Sisik menguak

Pengendalian :

  • Immunostimulan
  • Desinfektan
  • Vaksinasi

2. Penyakit yang disebabkan oleh Edwardsiella ictaluri
Ikan yang terserang bakteriEdwardsiella ictaluri

Gejala Klinis :

  • Tubuh lemah
  • Menggantung di permukaan
  • Gerakan memutar

Pengendalian :

  • Immunostimulan
  • Pengapuran (50-100 gr/m2) pada saat persiapan lahan

3. Penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus sp

Ikan yang terkena serangan bakteri Strptococcus sp
Gejala Klinis :

  • Mata menonjol
  • Warna tubuh hitam/melanosis
  • Gerakan memutar

Pengendalian :

  • Immunostimulan
  • Desinfektan Vaksinasi

Sumber : Materi Pelatihan Budidaya Perikanan

Semoga Bermanfaat...