Cara Memproduksi Fillet Ikan (1)
Potensi ekspor fillet ikan ke beberapa negara, terutama ke Amerika dan Eropa diperkirakan akan berkembang terus sinkron dengan permintaan pada negara-negara tersebut yang makin semakin tinggi. Sementara itu potensi bahan baku di Indonesia cukup banyak buat dimanfaatkan.
Produk ini lebih rentan terhadap kontaminasi dan penurunan mutu berdasarkan pada produk ikan utuh. Konsekuensinya, penanganan & pengolahan membutuhkan ekstra perhatian yg melebihi komoditas olahan lain. Penerapan rantai dingin serta sanitasi & higiene yg ketat adalah persyaratan primer supaya memperoleh produk yg memenuhi persyaratan yg sudah ditentukan.
BAHAN DAN ALAT
Bahan Baku
Ikan air laut maupun tawar yang berukuran sedang dengan bentuk bulat atau pipih, misalnya : lele, kakap, nila, ikan sebelah, pari, dan lain-lain.
Jenis ikan yang dapat digunakan untuk membuat fillet ikan |
Jenis ikan yg dipakai sebagai bahan mentah buat pengolahan fillet ikan beragam, baik ikan bahari atau ikan air tawar yang umumnya berukuran sedang, dengan bentuk ikan yg badannya bundar juga yg pipih.
Bahan mentah harus betul-betul segar, tidak hanya untuk memperoleh produk yang bermutu tinggi tetapi juga untuk kemudahan dalam operasi pem-fillet-an. Ikan disiangi sesegera mungkin setelah tertangkap, karena bila sekali darahnya mulai beku maka daging akan mengalami diskolorasi sehingga mustahil mendapatkan fillet putih dan menarik.
Bahan mentah disimpan dengan syarat yang baik buat mempertahankan mutu sampai saatnya dilakukan pem-fillet-an. Sortasi bahan mentah perlu dilakukan buat memisahkan ikan yg tidak layak diolah, baik ikan yg kesegarannya sudah menurun maupun ikan yang cacat atau terkotori sang bahan-bahan yang mempengaruhi penerimaan produk.
Peralatan
- Pisau. Pisau yang digunakan untuk penyayatan fillet umumnya berbentuk panjang dan ramping. Kadang-kadang untuk pengulitan fillet lebih disukai pisau fillet yang sudah usang sehingga bentuknya lebih tipis dan ramping. Jenis-jenis pisau lainnya juga harus tersedia sesuai dengan jenis pekerjaan seperti membuang sirip, memotong tulang belakang, dan lain-lain.
Pisau fillet - Pengasah pisau. Pisau untuk memfillet ikan harus tajam agar sayatan daging ikan permukaannya halus. Pisau harus diasah dalam dua tahap. Pengasahan pertama dengan gerinda atau batu asah guna memperoleh bentuk sudut dan ujung yang dikehendaki lalu pengasahan kedua dengan pengasah batang baja bulat yang bergerigi halus. Pengasah baja sangat sering digunakan pada waktu kerja.
Pengasah pisau - Talenan. Terbuat dari papan kayu atau lebih baik lagi papan komposit (sejenis plastik) karena mudah dibersihkan dari pada papan kayu.
Talenan - Meja. Meja pem-fillet-an harus dibuat dengan konstruksi dari aluminium atau baja tahan karat pada permukaannya dan mudah dibersihkan. Bagian tengah dari meja harus lebih rendah dari permukaan meja kerja dan harus mempunyai lubang penirisan.
Meja Stainless Steel - Pakaian kerja. Pakaian pelindung selama kerja dalam pemfilletan maupun pengepakan harus dikenakan untuk mengurangi kontaminasi dan menjaga kebersihan seperti apron yang berlapis karet, topi dan sepatu boot.
Lanjutan...
ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN LELE BERSAMA SELADA
Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.
Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.
Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).
Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari pesisir hingga pegunungan.
Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Lele Bersama Selada sebagai berikut:
NO. | URAIAN | VOLUME | SATUAN | HARGA SATUAN | JUMLAH |
1. | INVESTASI | ||||
a. | Pembuatan/pembelian wadah budidaya |
- Kolam Terpal 4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
1
buah
400.000
400.000
b.
Peralatan
- Mesin Pompa Air (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
1
buah
150.000
150.000
- Pipa PVC 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
6
batang
15.000
90.000
- Knee 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
12
buah
4.000
48.000
- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
30
buah
7.500
225.000
- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
45
kg
9.000
405.000
JUMLAH 1 (INVESTASI)
1.318.000
2.
BIAYA TETAP
a.
Penyusutan Wadah Budidaya
- Kolam Terpal 4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
4
bulan
16.667
66.667
b.
Penyusutan Peralatan
- Mesin Pompa Air (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
12.000
48.000
- Pipa PVC 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
2.500
10.000
- Knee 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
1.050
4.200
- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
4
bulan
9.375
37.500
- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
11.250
45.000
c.
Gaji Tenaga Kerja
4
orang/bulan
100.000
400.000
d.
Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)
4
bulan
20.000
80.000
JUMLAH 2 (BIAYA TETAP)
691.367
3.
BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)
a.
Benih
- Benih Ikan Lele; Ukuran 3 - 5
2.000
ekor
150
300.000
- Benih Selada
20
unit
5.000
100.000
c.
Pakan
- Pakan Pabrik
280
kg
8.500
2.380.000
d.
Bahan-bahan habis pakai
- Probiotik
1
liter
25.000
25.000
- Molase dan obat-obatan ikan
2
paket
50.000
100.000
- Media filter
20
unit
7.500
150.000
JUMLAH 3 (BIAYA OPERASIONAL)
3.055.000
4.
BIAYA TOTAL (TETAP + VARIABEL)
3.746.367
- Lele = Rp. 3.095.667
- Selada = Rp. 550.700
5.
PENERIMAAN
- Panen Lele (Size 7 - 10)
220
kg
15.000
3.300.000
- Panen Selada (3 bln x 2 musim x 30 unit x 2 kg)
360
kg
3.000
1.080.000
JUMLAH 5
4.380.000
6.
KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)
633.633
- Lele = Rp. 204.333
- Selada = Rp. 529.300
7.
KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)
1.033.633
8.
ANALISA-ANALISA
IKAN LELE
- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)
Rp./satuan
14.071
- R/C ratio = (penerimaan/biaya total)
-
1,1
- B/C ratio = (keuntungan/biaya total)
-
0,1
- Payback Period = (investasi/keuntungan)
kali usaha
3
- Net Interest Margin
= keuntungn/penerimn x 100)
%
19
SELADA
- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)
Rp./satuan
1.530
- R/C ratio = (penerimaan/biaya total)
-
2,0
- B/C ratio = (keuntungan/biaya total)
-
1,0
- Payback Period = (investasi/keuntungan)
kali usaha
1
- Net Interest Margin = keuntungn/penerimn x 100)
%
49
Sumber:
BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.
http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.
https://www.google.co.id/search
Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Mengenal Tumbuhan Lamun
Lamun (seagrass) merupakan Angiospermae (Spermatophyta), berbiji satu (monokotil) yang hidup terendam di laut. Mengkolonisasi suatu daerah melalui penyebaran buah (propagule) yang dihasilkan secara seksual (dioccious). Umumnya membentuk padang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau cahaya matahari. Hidup di perairan dangkal & jernih di kedalaman 2-12 m dengan sirkulasi air yang baik. Tumbuh pada substrat berlumpur sampai berbatu, dominan tumbuh di substrat lumpur-berpasir.
Morfologi Lamun
- Umumnya memiliki bentuk morfologi luar yang hampir sama:
- Terdiri dari 3 bagian utama: daun, rimpang (rhizome) & akar.
- Tumbuh tegak, berdaun tipis, & memiliki sistem perakaran menjalar. Memiliki rimpang (rhizoma) berbuku-buku yang tumbuh mendatar di dalam sedimen. Akar tumbuh pada buku rimpang.
- Tunas berbatang pendek & muncul dari buku-buku rimpang.
- Dengan rimpang & akar lamun dapat menancapkan dirinya dengan kokoh pada sedimen hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus.
Bentuk Vegetatif Lamun
Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua marga mempunyai rimpang yang berkembang baik & bentuk daun memanjang (linear) atau sangat panjang berbentuk seperti ikat pinggang (strap shaped), kecuali pada Halophila.
Oleh karena itu lamun umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen. Meskipun demikian bentuk pertumbuhan, sistem percabangan & struktur anatomi lamun memperlihatkan keanekaragaman.
Daun Lamun
- Daun lamun tipis berbentuk pita, lidi, atau lonjong panjang antara 2–220 cm. Pada daun terdapat saluran-saluran air & bentuk pertumbuhannya monopodial.
- Lamun yang mempunyai daun berbentuk pita: Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, H. uninervis, Thalassia hemprichii, & Thalassodendron cilliatum.
- Lamun yang mempunyai daun berbentuk lonjong: Halophila minor/ovata, H. ovalis, & H. spinilosa.
- Ukuran daun terbesar dimiliki Enhalus acoroides dengan panjang 70–220 cm & lebar 0,7–2,5 cm. Jenis lain mempunyai panjang tidak lebih dari 40 cm.
Habitat Lamun
Daerah muara/estuari bersalinitas cukup tinggi & selalu tergenang air pada saat surut atau daerah pasut terendah sampai subtidal di kedalaman sampai 40 m selama mosih ada sinar matahari.
Perairan dangkal (2-12 m) yang jernih & cohaya matahari dapat menembus sampai dasar serta sirkulasi air yang baik.
Substrat pasir, pasir‑lumpuran, lumpur‑pasiran, lumpur lunak,fragmen karang, atau berbatu. Padang lamun yang luas lebih sering ditemukan di substrat lumpur-pasiran yang tebal antara hutan mangrove dan terumbu karang.
Habitat Lamun di Pantai |
Sebaran Lamun
Tergantung pada luas rataan terumbu & daerah intertidal. Secara vertikal, lamun dapat tumbuh mulai dari permukaan laut s/d kedalaman 40-90 m, di mana cahaya matahari masih dapat menembus dengan tingkat energi yang masih memadai untuk fotosistensis.
Kerapatan Lamun
Kerapatan jenis lamun per luas dipengaruhi oleh:
- Kedalaman, kecerahan air, & tipe substrat. Lamun yang tumbuh di tempat yang lebih dalam & berair jernih mempunyai kerapatan yang lebih tinggi daripada yang tumbuh di tempat dangkal & berair keruh. Lamun di substrat lumpur & pasir kerapatannya lebih tinggi daripada lamun yang tumbuh di subtrat karang mati.
- Perbedaan morfologi.
- Struktur komunitas. Kepadatan lamun dapat mencapai 4000 tumbuhan/m2.
Kelompok Lamun
Berdasarkan karakter vegetatif lamun dikelompokkan dalam 6 kategori (den Hartog, 1967):
A. Herba: percabangan monopodial
Daun panjang/berbentuk ikat pinggang & memiliki saluran udara.
Daun elip, bulat telur, tombak (lanceolate)/panjang, rapuh, tanpa saluran udara.
- Parvozosterid, daun panjang & sempit (Halodule, Zostera)
- Magnozosterid, daun panjang tidak lebar (Zostera, Cymodocea, & Thalassia)
- Syringodiid, daun bulat atau seperti lidi dengan ujung runcing (subulate): Syringodium.
- Enhalid, daun panjang kaku seperti kulit (leathery linear) atau berbentuk ikat pinggang (coarse strap shape) (Enhalus, Posidonia & Phyllospadix).
- Halophilid (Halophila)
B. Bekayu: percabangan simpodial
- Amphibolid (Amphibolis, Thalassodendron & Heterozostera)
Sumber : Ekosistem Lamun
Semoga Bermanfaat...
ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN NILA BERSAMA SELADA
Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.
Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.
Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).
Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari pesisir hingga pegunungan.
Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Nila Bersama Selada sebagai berikut:
NO. | URAIAN | VOLUME | SATUAN | HARGA SATUAN | JUMLAH |
1. | INVESTASI | ||||
a. | Pembuatan/pembelian wadah budidaya |
- Kolam Terpal 4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
1
buah
400.000
400.000
b.
Peralatan
- Mesin Pompa Air (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
1
buah
150.000
150.000
- Pipa PVC 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
6
batang
15.000
90.000
- Knee 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
12
buah
4.500
54.000
- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
30
buah
7.500
225.000
- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
45
kg
9.000
405.000
JUMLAH 1 (INVESTASI)
1.324.000
2.
BIAYA TETAP
a.
Penyusutan Wadah Budidaya
- Kolam Terpal 4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
4
bulan
16.667
66.667
b.
Penyusutan Peralatan
- Mesin Pompa Air (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
12.000
48.000
- Pipa PVC 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
2.500
10.000
- Knee 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
1.050
4.200
- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
4
bulan
9.375
37.500
- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
11.250
45.000
c.
Gaji Tenaga Kerja
4
orang/bulan
100.000
400.000
d.
Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)
4
bulan
20.000
80.000
JUMLAH 2 (BIAYA TETAP)
691.367
3.
BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)
a.
Benih
- Benih Ikan Nila; Ukuran 3 - 5
1.500
ekor
75
112.500
- Benih Selada
30
unit
5.000
150.000
c.
Pakan
- Pakan Pabrik
125
kg
8.500
1.062.500
d.
Bahan-bahan habis pakai
- Probiotik
1
liter
25.000
25.000
- Obat-obatan ikan
1
paket
50.000
50.000
- Media filter
20
unit
7.500
150.000
JUMLAH 3 (BIAYA OPERASIONAL)
1.550.000
4.
BIAYA TOTAL (TETAP + VARIABEL)
2.241.367
- Nila = Rp. 1.540.667
- Selada = Rp. 550.700
5.
PENERIMAAN
- Panen Nila (Size 7 - 10)
100
kg
16.000
1.600.000
- Panen Selada (3 bln x 2 musim x 30 unit x 2 kg)
360
kg
3.000
1.080.000
JUMLAH 5
2.680.000
6.
KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)
438.633
- Nila = Rp. 59.333
- Selada = Rp. 529.300
7.
KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)
838.633
8.
ANALISA-ANALISA
IKAN NILA
- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)
Rp./satuan
15.407
- R/C ratio = (penerimaan/biaya total)
-
1
- B/C ratio = (keuntungan/biaya total)
-
0
- Payback Period = (investasi/keuntungan)
kali usaha
9
- Net Interest Margin = keuntungn/penerimn x 100)
%
5
SELADA
- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)
Rp./satuan
1.530
- R/C ratio = (penerimaan/biaya total)
-
2,0
- B/C ratio = (keuntungan/biaya total)
-
1,0
- Payback Period = (investasi/keuntungan)
kali usaha
1
- Net Interest Margin = keuntungn/penerimn x 100)
%
49
Sumber:
BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.
http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.
https://www.google.co.id/search
Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Fungsi Padang Lamun
FUNGSI PADANG LAMUN
Secara ekologi fungsi lamun menjadi berikut :
- Produsen detritus & zat hara (produsen primer).
- Membentuk lingkungan berupa padang lamun yang menjadi salah satu ekosistem terkaya & paling produktif.
- Pendaur unsur hara.
- Mengikat sedimen & menstabilkan substrat lunak dengan sistem perakaran yang padat & saling menyilang.
- Dapat menjaga & memelihara stabilitas pantai pesisir & lingkungan ekosistem estuaria.
- Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, & memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini.
- Merupaken tempat tinggal & tempat berlindung banyak jenis biata dari pemangsa.
- Merupakan komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan dasar keranjang, pengisi kasur, atap rumbai, pupuk, penyaring limbah, bahan kertas & pakan ternak.
- Sebagai tudung pelindung bagi biota padang lamun dari sengatan matahari.
Pemanfaatan Padang Lamun
- Tempat kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan & tiram.
- Tempat rekreasi atau pariwisata.
- Sumber pupuk hijau
BIOTA YANG HIDUP DI PADANG LAMUN
- Crustacea : Crustacea paling banyak ditemukan di padang lamun, terdiri atas: Amphipoda (terutama Gammaridae), udang (Macrura), kepiting (Brachyura), & kumang (Anomura); serta Stomatopoda.
- Echinodermata : Echinodermata yang sering hadir di padang lamun adalah Asteroidea (Protoreaster nodosus, Protoreaster lincki, Pentaceraster sp., Echinaster luzonicus, Linckia laevigata, Culcita novaeguineae, & Nardoa tuberculata)), Echinoidea (Tripneustes gratilla, Astropyga radiata, Temnopleurus toreumaticus, Echinothrix calamaris, Diadema setosum, & Mespilia globosus.), Holothuroidea, Ophiuroidea, & Crinoidea.
- Molusca : Mollusca penghuni padang lamun umunya Gastropoda, Pelecypoda, & Cephalopoda dan hidup di karang mati, yang hidup di padang lamun hanya sedikit seperti Pyrene versicolor, Strombus labiatus, S. luhuanus, & Cymbiola verpestilio.
- Meiofauna : Taksa meiofauna yang umum dijumpai pada sedimen adalah Nematoda, Foraminifera, Copepoda, Ostracoda, Turbellaria, & Polychaeta.
- Ikan : Jenis-jenis ikan tipikal padang lamun di antaranya adalah Syngnathoides biaculeatus, Novaculichthys sp., Pervagor sp. & Centrogenys vaigiensis.
Biota yang hidup di padang lamun |
Rantai makanan di padang lamun |
Sumber : Materi Ekosistem Laut
Semoga Bermanfaat...
ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN BERSAMA POKCAY
Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.
Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.
Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).
Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari pesisir hingga pegunungan.
Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin Bersama Pokcay sebagai berikut:
Sumber:
BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.
http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.
https://www.google.co.id/search
Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Membuat Dendeng Ikan
Dendeng ikan merupakan produk pangan semi basah yang berkadar air antara 20 hingga 40 %. Dendeng ikan termasuk olahan tradisional yg memakai rempah-rempah pada proses produksinya, & produknya relatif populer dikalangan rakyat.
Dalam pembuatan dendeng, bumbu & rempah-rempah bermanfaat buat membentuk aroma, rasa yg spesial dan daya awet eksklusif pada ikan. Bumbu ini pula berfungsi buat Mengganggu pertumbuhan mikroba.
Jenis ikan sebagai bahan mentah dendeng ikan nir selektif, bahkan hampir seluruh jenis ikan dapat dibentuk dendeng.
Bumbu & rempah-rempah yg dipakai merupakan garam, gula (gula merah atau gula pasir), bawang merah, bawang putih, jahe, ketumbar, jinten & lengkuas/laos. Penggunaan rempah dapat dalam bentuk hasil gilingan atau tumbukan halus bersama ampasnya atau dalam bentuk ekstraknya. Ekstrak rempah-rempah dapat dibuat dengan cara membubuhkan air kepada hasil gilingannya kemudian diambil cairan yang mengandung sari rempah-rempah tersebut.
Di pasaran, dendeng ikan dikenal pada kategori dendeng cantik dan dendeng asin, hal ini cara pembuatannya sama, hanya penambahan gula yg berbeda.
PERSIAPAN
1. Bahan Baku Ikan
- Ikan Kecil seperti tembang, japuh, lemuru udang dan lain-lain ; dibuang sisiknya jika bersisik, potong kepala dan buang isi perut, belah bagian perut hingga membentuk kupu-kupu, buang duri punggung sampai mendekati ekor.
Ikan Lemuru - Ikan besar seperti tongkol, larak/remang, manyung, dll ; ikan diambil bagian dagingnya saja (difillet) kemudian diiris / disayat dengan ukuran sesuai yang dikehendaki.
Ikan Tongkol
2. Pembuatan Larutan Garam
Larutan garam dibuat menggunakan konsentrasi 20 %, yaitu 10 liter air buat melarutkan 2 kg garam. Banyaknya larutan yang digunakan disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diolah, menggunakan catatan bahwa semua ikan yang akan diolah wajib terendam dalam larutan garam.
3. Pembuatan Bumbu
- Bumbu-bumbu yang akan digunakan dibersihkan, kemudian diambil dengan Prosentase bumbu berdasarkan berat ikan setelah disiangi dan dicuci.
- Kemudian bumbu dihaluskan, dan disesuaikan penggunaannya (untuk dendeng keropok/rempah atau dendeng ekstrak).
PROSES PENGOLAHAN
1. Penggaraman
Ikan output penyiangan dimasukkan ke dalam larutan garam (20 %) dan direndam selama 15 ? 30 mnt. Lama penggaraman sangat tergantung dari tingkat keasinan produk yg dikehendaki. Hasil penggaraman ditiriskan beberapa mnt, & ikan siap buat dibacem.
Dua. Pembaceman
Lama pembaceman 8 – 16 jam
- Dendeng bumbu/keropok : Ikan hasil penggaraman yang telah ditiriskan, ditata dalam wadah menggunakan bagian kulit menghadap keatas. Kemudian taburi dengan bumbu, demikian seterusnya berlapis-lapis antara ikan & bumbu. Bagian teratas diberi penutup dan pemberat.
3. Pengeringan
- Ikan hasil pembaceman ditata di atas para-para dengan bagian tidak berkulit mengahadap ke atas.
- Untuk dendeng bumbu keropok, setelah pembaceman dan ditata di atas para-para ditaburi dengan ketumbar halus.
- Lama penjemuran 12 jam, jika panas terik ; 8 jam hari pertama dan 4 jam hari berikutnya.
- Hasil penjemuran dibiarkan dingin sebelum dikemas.
Sumber : Materi Pengolahan Ikan BPPP Tegal
Semoga Bermanfaat...
ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN MAS BERSAMA SELADA
Akuaponik secara sederhana bisa diartikan menjadi sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) & Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yg mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman .
Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.
Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air dampak limbah budidaya (sisa pakan & metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan sang akar sebagai asal nutrien bagi tumbuhan. Akibat berdasarkan prosedur tersebut maka air yg digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sebagai akibatnya nir perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yg hilang akibat penguapan).
Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari pesisir hingga pegunungan.
Untuk memberikan citra tentang peluang pengembangan akuaponik, maka bisa dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Mas Bersama Selada sebagai berikut:
NO. | URAIAN | VOLUME | SATUAN | HARGA SATUAN | JUMLAH |
1. | INVESTASI | ||||
a. | Pembuatan/pembelian wadah budidaya |
- Kolam Terpal 4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
1
butir
400.000
400.000
b.
Peralatan
- Mesin Pompa Air (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
1
butir
150.000
150.000
- Pipa PVC 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
6
btg
1lima.000
90.000
- Knee 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
12
butir
4.500
54.000
- Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)
30
butir
7.500
22lima.000
- Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)
45
kg
9.000
40lima.000
JUMLAH 1 (INVESTASI)
1.324.000
2.
BIAYA TETAP
a.
Penyusutan Wadah Budidaya
- Kolam Terpal 4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)
4
bulan
16.667
66.667
b.
Penyusutan Peralatan
- Mesin Pompa Air (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
12.000
48.000
- Pipa PVC 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
dua.500
10.000
- Knee 1/2" (JUE = 3 tahun = 36 bulan)
4
bulan
1.050
4.200
- Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)
4
bulan
9.375
37.500
- Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)
4
bulan
11.250
4lima.000
c.
Gaji Tenaga Kerja
4
orang/bulan
100.000
400.000
d.
Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)
4
bulan
20.000
80.000
JUMLAH 2 (BIAYA TETAP)
691.367
tiga.
BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)
a.
Benih
- Benih Ikan Mas; Ukuran 3 - 5
1.500
ekor
75
11dua.500
- Benih Selada
30
unit
lima.000
150.000
c.
Pakan
- Pakan Pabrik
125
kg
8.500
1.06dua.500
d.
Bahan-bahan habis pakai
- Probiotik
1
liter
2lima.000
2lima.000
- Obat-obatan ikan
1
paket
50.000
50.000
- Media filter
20
unit
7.500
150.000
JUMLAH 3 (BIAYA OPERASIONAL)
1.550.000
4.
BIAYA TOTAL (TETAP VARIABEL)
2.241.367
- Mas = Rp. 1.540.667
- Selada = Rp. 550.700
5.
PENERIMAAN
- Panen Mas (Size 7 - 10)
100
kg
16.000
1.600.000
- Panen Selada (3 bln x 2 musim x 30 unit x 2 kg)
360
kg
tiga.000
1.080.000
JUMLAH 5
2.680.000
6.
KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)
438.633
- Mas = Rp. 59.333
- Selada = Rp. 529.300
7.
KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)
838.633
8.
ANALISA-ANALISA
IKAN MAS
- Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)
Rp./satuan
15.407
- R/C ratio = (penerimaan/biaya total)
-
1
- B/C ratio = (keuntungan/biaya total)
-
0
- Payback Period = (investasi/keuntungan)
kali usaha
9
- Net Interest Margin = keuntungn/penerimn x 100)
%
5
SELADA
- Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)
Rp./satuan
1.530
- R/C ratio = (penerimaan/biaya total)
-
2,0
- B/C ratio = (keuntungan/biaya total)
-
1,0
- Payback Period = (investasi/keuntungan)
kali usaha
1
- Net Interest Margin = keuntungn/penerimn x 100)
%
49
Sumber:
BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air & Lahan. Bogor, Balai Penelitian & Pengembangan Budidaya Air Tawar.
Http://pusluh.Kkp.Go.Id/mfce/page-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.
Https://www.Google.Co.Id/search
Sutrisno, dkk. 201tiga. Teknologi Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Membuat Ikan Peda
Ikan Peda merupakan keliru satu produk hasil pengawetan makanan yang diolah menggunakan teknik pengawetan secara fermentasi dan pengaraman. Ikan peda umumnya dibuat berdasarkan ikan kembung wanita (Rasterliger neglectus). Dikenal dua macam ikan peda yaitu ikan peda merah (peda siam) & ikan peda putih. Ikan peda merah (ikan peda Siam) dibentuk dari ikan kembung ber?Kadar lemak tinggi dan nir disiangi & ikan peda putih dibentuk dan ikan kem?Bung yg berkadar lemak rendah dan disiangi. Lkan peda dibentuk secara bertahap yaitu pertama melalui proses penggaraman & dilanjutkan dengan proses fermentasi buat pembentukan bau khas peda yg luar biasa.
BAHAN BAKU
1. Ikan
Kesegaran ikan sangat mempengaruhi mutu hasil akhir, maka ikan yang akan diolah menjadi peda harus segar karena ikan yang sudah busuk akan menghasilkan peda bermutu rendah dan akan membahayakan kesehatan.
Ikan Kembung |
Pada dasarnya semua jenis ikan dapat diolah menjadi peda, akan tetapi umumnya ikan yg digunakan menjadi bahan baku peda adalah ikan kembung (Restrelliger spp). Dipasaran dikenal dua jenis peda yaitu peda merah, yg dibentuk dari ikan kembung betina (Restrelliger Neglegtus) dan peda putih yg dibentuk berdasarkan ikan kembung jantan (Restrelliger Kanagorta)
dua. Garam
Garam yang digunakan harus mempunyai kemurnian tinggi, artinya mengandung garam NaCl tinggi minimal 98%. Bila garam yang digunakan mengandung garam-garam calsium dan magnesium lebihd ari 1% maka akan menghasilkan peda yang kurang baik.
Garam |
3. Fermentasi
Peda adalah salah satu produk olahan tradisional yg dibuat dengan cara fermentasi. Fermentasi merupakan proses penguraian daging ikan oleh enzym, akan memberikan hasil yg menguntungkan. Proses feremntasi seupa menggunakan pembusukan namun fermentasi ini menghasilkan zat-zat yang menaruh rasa dan aroma yang spesifik. Terjadinya fermentasi diharapkan kondisi-kondisi menjadi berikut :
- Suasana lembab
- Adanya oksigen dalam jumlah terbatas / semi aerob)
- Adanya garam
TEKNIK MEMBUAT PEDA
1. Bahan
- Ikan kembung 10 Kg
- Garam 2,5 Kg
dua. Alat
- Bak / pan platik / ember
- Pendil / peti
- Timbangan
- Rak penirisan
- Merang / daun pisang kering
- Pemberat (kayu, batu)
3. Cara Membuat
- Cuci ikan ikan dan timbang beratnya untuk menentukan banyaknya garam yang digunakan. Umumnya garam yang digunakan 25 – 30 % dari berat ikan
- Campurkan ikan dan garam kemudian susun ikan dalam bak / pan plastik selapis demi selapis dengan diselingi garam
- Pada permukaan paling atas diberi lapisan garam lebih tebal (± 1 cm), tutup dengan penutup dari papan / tampah dan beri pemberat. Simpan di tempat yang bersih dan sejuk selama 3 – 6 hari.
- Bongkar ikan, kemudian cuci dengan air bersih, dan tiriskan pada rak peniris.
- Jemur / angin-anginkan sampai ikan kelihatan kesat / padat
- Lumuri ikan dengan garam dan susun berlapis dalam pendil / peti yang telah dialasi merang atau daun pisang kering.
- Tutuplah bagian atas dengan merang / daun pisang kering dan diberi pemberat diatasnya.
- Pada saat pengepakan harus rapat, jangan sampai oksigen masuk.
- Simpan di tempat yang bersih selama 10 s/d 15 hari. Untuk proses fermentasi sampai tercium bau peda.
Sumber : Materi Pengolahan Ikan BPPP Tegal
Semoga Bermanfaat...
MENGENAL DAN MELESTARIKAN PENYU
Penyu adalah kura-kura bahari yg ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu telah ada semenjak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yg kemudian) atau seusia menggunakan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yg ukuran panjang badan enam meter, & Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa sekarang.
Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yg memberinya ketangkasan berenang pada dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di pada air, sesekali fauna gerombolan vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sekali waktu naik ke bagian atas air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas menggunakan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang relatif jauh menggunakan waktu yg tidak terlalu usang. Jarak 3.000 kilometer bisa ditempuh 58 - 73 hari.
Penyu adalah kura-kura bahari yg ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu telah ada semenjak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yg kemudian) atau seusia menggunakan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yg ukuran panjang badan enam meter, & Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa sekarang.
Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yg memberinya ketangkasan berenang pada dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di pada air, sesekali fauna gerombolan vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sekali waktu naik ke bagian atas air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas menggunakan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang relatif jauh menggunakan waktu yg tidak terlalu usang. Jarak 3.000 kilometer bisa ditempuh 58 - 73 hari.
Penyu mengalami daur bertelur yang majemuk, menurut 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya pada bahari, betina sekali waktu mampir ke daratan buat bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi berdasarkan insan dan asal bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yg berjumlah ratusan itu, pada lubang yg digali menggunakan sepasang tungkai belakangnya. Pada waktu mendarat buat bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun bunyi bisa membuat penyu mengurungkan niatnya dan balik ke bahari, pula penyu memakai magnetism bumi sebagai donasi buat balik ke kampung halamannya waktu waktu masih sebagai tukik, dan balik saat telah dewasa buat bertelur.
Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yg ditemukan di kurang lebih kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada loka kelahirannya.
Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dimuntahkan sang seekor penyu betina, paling poly hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil hingga ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun nir memperhitungkan faktor perburuan sang manusia & pemangsa alaminya seperti kepiting, burung & tikus pada pantai, dan ikan-ikan akbar begitu tukik tadi menyentuh perairan pada.
Sumber:
BPSPL, 2017. Mari Kita Lestarikan Penyu. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Penyu