Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Mengenal Tumbuhan Lamun

Lamun (seagrass) merupakan Angiospermae (Spermatophyta), berbiji satu (monokotil) yang hidup terendam di laut. Mengkolonisasi suatu daerah melalui penyebaran buah (propagule) yang dihasilkan secara seksual (dioccious). Umumnya membentuk padang luas di dasar laut yang masih dapat dijangkau cahaya matahari. Hidup di perairan dangkal & jernih di kedalaman 2-12 m dengan sirkulasi air yang baik. Tumbuh pada substrat berlumpur sampai berbatu, dominan tumbuh di substrat lumpur-berpasir.

Morfologi Lamun

  1. Umumnya memiliki bentuk morfologi luar yang hampir sama:
  2. Terdiri dari 3 bagian utama: daun, rimpang (rhizome) & akar.
  3. Tumbuh tegak, berdaun tipis, & memiliki sistem perakaran menjalar. Memiliki rimpang (rhizoma) berbuku-buku yang tumbuh mendatar di dalam sedimen. Akar tumbuh pada buku rimpang.
  4. Tunas berbatang pendek & muncul dari buku-buku rimpang.
  5. Dengan rimpang & akar lamun dapat menancapkan dirinya dengan kokoh pada sedimen hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus.

Bentuk Vegetatif Lamun

Bentuk vegetatif lamun memperlihatkan tingkat keseragaman yang tinggi. Hampir semua marga mempunyai rimpang yang berkembang baik & bentuk daun memanjang (linear) atau sangat panjang berbentuk seperti ikat pinggang (strap shaped), kecuali pada Halophila.

Oleh karena itu lamun umumnya dianggap sebagai kelompok tumbuhan yang homogen.  Meskipun demikian bentuk pertumbuhan, sistem percabangan & struktur anatomi lamun memperlihatkan keanekaragaman.

Daun Lamun

  1. Daun lamun tipis berbentuk pita, lidi, atau lonjong  panjang antara 2–220 cm. Pada daun terdapat saluran-saluran air & bentuk pertumbuhannya monopodial.
  2. Lamun yang mempunyai daun berbentuk pita: Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Halodule pinifolia, H. uninervis, Thalassia hemprichii, & Thalassodendron cilliatum.
  3. Lamun yang mempunyai daun berbentuk lonjong: Halophila minor/ovata, H. ovalis, & H. spinilosa.
  4. Ukuran daun terbesar dimiliki Enhalus acoroides dengan panjang 70–220 cm & lebar 0,7–2,5 cm. Jenis lain mempunyai panjang tidak lebih dari 40 cm.

Habitat Lamun

Daerah muara/estuari bersalinitas cukup tinggi &  selalu tergenang air pada saat surut atau daerah pasut terendah sampai subtidal di kedalaman sampai 40 m selama mosih ada sinar matahari.

Perairan dangkal (2-12 m) yang jernih & cohaya matahari dapat menembus sampai dasar serta sirkulasi air yang baik.

Substrat pasir, pasir‑lumpuran, lumpur‑pasiran, lumpur lunak,fragmen karang, atau berbatu. Padang lamun yang luas lebih sering ditemukan di substrat lumpur-pasiran yang tebal antara hutan mangrove dan terumbu karang.

Habitat Lamun di Pantai

Sebaran Lamun

Tergantung pada luas rataan terumbu & daerah intertidal. Secara vertikal, lamun dapat tumbuh mulai dari permukaan laut s/d kedalaman 40-90 m, di mana cahaya matahari masih dapat menembus dengan tingkat energi yang masih memadai untuk fotosistensis.

Kerapatan Lamun

Kerapatan jenis lamun per luas dipengaruhi oleh:

  1. Kedalaman, kecerahan air, & tipe substrat. Lamun yang tumbuh di tempat yang lebih dalam & berair jernih mempunyai kerapatan yang lebih tinggi daripada yang tumbuh di tempat dangkal & berair keruh. Lamun di substrat lumpur & pasir kerapatannya lebih tinggi daripada lamun yang tumbuh di subtrat karang mati.
  2. Perbedaan morfologi.
  3. Struktur komunitas. Kepadatan lamun dapat mencapai 4000 tumbuhan/m2.

Kelompok Lamun

Berdasarkan karakter vegetatif lamun dikelompokkan dalam 6 kategori (den Hartog, 1967):

A. Herba: percabangan monopodial

Daun panjang/berbentuk ikat pinggang & memiliki saluran udara.

Daun elip, bulat telur, tombak (lanceolate)/panjang, rapuh, tanpa saluran udara.

  • Parvozosterid, daun panjang & sempit (Halodule, Zostera)
  • Magnozosterid, daun panjang tidak lebar (Zostera,  Cymodocea, & Thalassia)
  • Syringodiid, daun bulat atau seperti lidi dengan ujung runcing (subulate): Syringodium.
  • Enhalid, daun panjang kaku seperti kulit (leathery linear) atau berbentuk ikat pinggang (coarse strap shape) (Enhalus, Posidonia & Phyllospadix).
  • Halophilid (Halophila)

B. Bekayu: percabangan simpodial

  • Amphibolid (Amphibolis, Thalassodendron & Heterozostera)

Sumber : Ekosistem Lamun

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN NILA BERSAMA SELADA

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.

Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Nila Bersama Selada sebagai berikut:

NO.

URAIAN

 VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

1

buah

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

1

buah

150.000

150.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

6

batang

15.000

90.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

12

buah

4.500

54.000

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

30

buah

7.500

225.000

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

45

kg

9.000

405.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.324.000

2.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

12.000

48.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

2.500

10.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1.050

4.200

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

9.375

37.500

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

11.250

45.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

4

bulan

20.000

80.000

JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

691.367

3.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Nila; Ukuran 3 - 5

1.500

ekor

75

112.500

- Benih Selada

30

unit

5.000

150.000

c.

Pakan

- Pakan Pabrik

125

kg

8.500

1.062.500

d.

Bahan-bahan habis pakai

- Probiotik

1

liter

25.000

25.000

- Obat-obatan ikan

1

paket

50.000

50.000

- Media filter

20

unit

7.500

150.000

JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

1.550.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP + VARIABEL)

2.241.367

- Nila = Rp. 1.540.667

- Selada = Rp. 550.700

5.

PENERIMAAN

- Panen Nila (Size 7 - 10)

100

kg

16.000

1.600.000

- Panen Selada  (3 bln x 2 musim x 30 unit x 2 kg)

360

kg

3.000

1.080.000

JUMLAH   5

2.680.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

438.633

- Nila = Rp. 59.333

- Selada = Rp. 529.300

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

838.633

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN NILA

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

15.407

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

9

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

5

SELADA

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

1.530

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

2,0

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

1,0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

1

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

49

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

https://www.google.co.id/search

Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Fungsi Padang Lamun

FUNGSI PADANG LAMUN

Secara ekologi fungsi lamun menjadi berikut :

  1. Produsen detritus & zat hara (produsen primer).
  2. Membentuk lingkungan berupa padang lamun yang menjadi salah satu ekosistem terkaya & paling produktif.
  3. Pendaur unsur hara.
  4. Mengikat sedimen & menstabilkan substrat lunak dengan sistem perakaran yang padat & saling menyilang.
  5. Dapat menjaga & memelihara stabilitas pantai pesisir & lingkungan ekosistem estuaria.
  6. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, & memijah bagi beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di lingkungan ini.
  7. Merupaken tempat tinggal & tempat berlindung banyak jenis biata dari pemangsa.
  8. Merupakan komoditas yang banyak digunakan sebagai bahan dasar keranjang, pengisi kasur, atap rumbai, pupuk, penyaring limbah, bahan kertas & pakan ternak.
  9. Sebagai tudung pelindung bagi biota padang lamun dari sengatan matahari.

Pemanfaatan Padang Lamun

  1. Tempat kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan & tiram.
  2. Tempat rekreasi atau pariwisata.
  3. Sumber pupuk hijau

BIOTA YANG HIDUP DI PADANG LAMUN

  1. Crustacea : Crustacea paling banyak ditemukan di padang lamun, terdiri atas: Amphipoda (terutama Gammaridae), udang (Macrura), kepiting (Brachyura), & kumang (Anomura); serta Stomatopoda.
  2. Echinodermata : Echinodermata yang sering hadir di padang lamun adalah Asteroidea (Protoreaster nodosus, Protoreaster lincki, Pentaceraster sp., Echinaster luzonicus, Linckia laevigata, Culcita novaeguineae, & Nardoa tuberculata)), Echinoidea (Tripneustes gratilla, Astropyga radiata, Temnopleurus toreumaticus, Echinothrix calamaris, Diadema setosum, & Mespilia globosus.), Holothuroidea, Ophiuroidea, & Crinoidea.
  3. Molusca : Mollusca penghuni padang lamun umunya Gastropoda, Pelecypoda, & Cephalopoda dan  hidup di karang mati, yang hidup di padang lamun hanya sedikit seperti Pyrene versicolor, Strombus labiatus, S. luhuanus, & Cymbiola verpestilio.
  4. Meiofauna : Taksa meiofauna yang umum dijumpai pada sedimen adalah Nematoda, Foraminifera, Copepoda, Ostracoda, Turbellaria, & Polychaeta.
  5. Ikan : Jenis-jenis ikan tipikal padang lamun di antaranya adalah Syngnathoides biaculeatus, Novaculichthys sp., Pervagor sp. & Centrogenys vaigiensis.
Biota yang hidup di padang lamun

Rantai makanan di padang lamun

Sumber : Materi Ekosistem Laut

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN BERSAMA POKCAY

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.

Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin Bersama Pokcay sebagai berikut:

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

https://www.google.co.id/search

Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Membuat Dendeng Ikan

Dendeng ikan merupakan produk pangan semi basah yang berkadar air antara 20 hingga 40 %. Dendeng ikan termasuk olahan tradisional yg memakai rempah-rempah pada proses produksinya, & produknya relatif populer dikalangan rakyat.

Dalam pembuatan dendeng, bumbu & rempah-rempah bermanfaat buat membentuk aroma, rasa yg spesial dan daya awet eksklusif pada ikan. Bumbu ini pula berfungsi buat Mengganggu pertumbuhan mikroba.

Jenis ikan sebagai bahan mentah dendeng ikan nir selektif, bahkan hampir seluruh jenis ikan dapat dibentuk dendeng.

Bumbu & rempah-rempah yg dipakai merupakan garam, gula (gula merah atau gula pasir), bawang merah, bawang putih, jahe, ketumbar, jinten & lengkuas/laos. Penggunaan rempah dapat dalam bentuk hasil gilingan atau tumbukan halus bersama ampasnya atau dalam bentuk ekstraknya. Ekstrak rempah-rempah dapat dibuat dengan cara membubuhkan air kepada hasil gilingannya kemudian diambil cairan yang mengandung sari rempah-rempah tersebut.

Di pasaran, dendeng ikan dikenal pada kategori dendeng cantik dan dendeng asin, hal ini cara pembuatannya sama, hanya penambahan gula yg berbeda.

PERSIAPAN

1. Bahan Baku Ikan

  • Ikan Kecil seperti tembang, japuh, lemuru udang dan lain-lain ; dibuang sisiknya jika bersisik, potong kepala dan buang isi perut, belah bagian perut hingga membentuk kupu-kupu, buang duri punggung sampai mendekati ekor.
    Ikan Lemuru
  • Ikan besar seperti tongkol, larak/remang, manyung, dll ; ikan diambil bagian dagingnya saja (difillet) kemudian diiris / disayat dengan ukuran sesuai yang dikehendaki.
    Ikan Tongkol

2. Pembuatan Larutan Garam

Larutan garam dibuat menggunakan konsentrasi 20 %, yaitu 10 liter air buat melarutkan 2 kg garam. Banyaknya larutan yang digunakan disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diolah, menggunakan catatan bahwa semua ikan yang akan diolah wajib terendam dalam larutan garam.

3. Pembuatan Bumbu

  • Bumbu-bumbu yang akan digunakan dibersihkan, kemudian diambil dengan   Prosentase bumbu berdasarkan berat ikan setelah disiangi dan dicuci.
  • Kemudian bumbu dihaluskan, dan disesuaikan penggunaannya (untuk dendeng keropok/rempah atau dendeng ekstrak).

PROSES PENGOLAHAN

1. Penggaraman

Ikan output penyiangan dimasukkan ke dalam larutan garam (20 %) dan direndam selama 15 ? 30 mnt. Lama penggaraman sangat tergantung dari tingkat keasinan produk yg dikehendaki. Hasil penggaraman ditiriskan beberapa mnt, & ikan siap buat dibacem.

Dua. Pembaceman

Lama pembaceman  8  –  16  jam

  • Dendeng bumbu/keropok : Ikan hasil penggaraman yang telah ditiriskan, ditata dalam wadah menggunakan bagian kulit menghadap keatas. Kemudian taburi dengan bumbu, demikian seterusnya berlapis-lapis antara ikan & bumbu. Bagian teratas diberi penutup dan pemberat.

  • Dendeng ekstrak : Cara pembaceman sama seperti di atas, namun bumbu yg digunakan berupa ekstrak bumbu yg mengandung gula dan penambahannya juga sama berlapis-lapis menggunakan ikan.

  • 3. Pengeringan

    • Ikan hasil pembaceman ditata di atas para-para dengan bagian tidak berkulit mengahadap ke atas.
    • Untuk dendeng bumbu keropok, setelah pembaceman dan ditata di atas para-para ditaburi dengan ketumbar halus.
    • Lama penjemuran 12 jam,  jika panas terik ; 8 jam hari pertama dan 4 jam hari berikutnya.
    • Hasil penjemuran dibiarkan dingin sebelum dikemas.

    Sumber : Materi Pengolahan Ikan BPPP Tegal

    Semoga Bermanfaat...

    ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN MAS BERSAMA SELADA

    Akuaponik secara sederhana bisa diartikan menjadi sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) & Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yg mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman .

    Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

    Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air dampak limbah budidaya (sisa pakan & metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan sang akar sebagai asal nutrien bagi tumbuhan. Akibat berdasarkan prosedur tersebut maka air yg digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sebagai akibatnya nir perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yg hilang akibat penguapan).

    Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

    Untuk memberikan citra tentang peluang pengembangan akuaponik, maka bisa dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Mas Bersama Selada sebagai berikut:

    NO.

    URAIAN

    VOLUME

    SATUAN

    HARGA SATUAN

    JUMLAH

    1.

    INVESTASI

    a.

    Pembuatan/pembelian wadah budidaya

    - Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

    1

    butir

    400.000

    400.000

    b.

    Peralatan

    - Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

    1

    butir

    150.000

    150.000

    - Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

    6

    btg

    1lima.000

    90.000

    - Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

    12

    butir

    4.500

    54.000

    - Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)

    30

    butir

    7.500

    22lima.000

    - Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)

    45

    kg

    9.000

    40lima.000

    JUMLAH  1 (INVESTASI)

    1.324.000

    2.

    BIAYA TETAP

    a.

    Penyusutan Wadah Budidaya

    - Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

    4

    bulan

    16.667

    66.667

    b.

    Penyusutan Peralatan

    - Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

    4

    bulan

    12.000

    48.000

    - Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

    4

    bulan

    dua.500

    10.000

    - Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

    4

    bulan

    1.050

    4.200

    - Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)

    4

    bulan

    9.375

    37.500

    - Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)

    4

    bulan

    11.250

    4lima.000

    c.

    Gaji Tenaga Kerja

    4

    orang/bulan

    100.000

    400.000

    d.

    Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

    4

    bulan

    20.000

    80.000

    JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

    691.367

    tiga.

    BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

    a.

    Benih

    - Benih Ikan Mas; Ukuran 3 - 5

    1.500

    ekor

    75

    11dua.500

    - Benih Selada

    30

    unit

    lima.000

    150.000

    c.

    Pakan

    - Pakan Pabrik

    125

    kg

    8.500

    1.06dua.500

    d.

    Bahan-bahan habis pakai

    - Probiotik

    1

    liter

    2lima.000

    2lima.000

    - Obat-obatan ikan

    1

    paket

    50.000

    50.000

    - Media filter

    20

    unit

    7.500

    150.000

    JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

    1.550.000

    4.

    BIAYA TOTAL (TETAP VARIABEL)

    2.241.367

    - Mas = Rp. 1.540.667

    - Selada = Rp. 550.700

    5.

    PENERIMAAN

    - Panen Mas (Size 7 - 10)

    100

    kg

    16.000

    1.600.000

    - Panen Selada  (3 bln x 2 musim x 30 unit x 2 kg)

    360

    kg

    tiga.000

    1.080.000

    JUMLAH   5

    2.680.000

    6.

    KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

    438.633

    - Mas = Rp. 59.333

    - Selada = Rp. 529.300

    7.

    KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

    838.633

    8.

    ANALISA-ANALISA

    IKAN MAS

    - Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)

    Rp./satuan

    15.407

    - R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

    -

    1

    - B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

    -

    0

    - Payback Period               = (investasi/keuntungan)

    kali usaha

    9

    - Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

    %

    5

    SELADA

    - Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)

    Rp./satuan

    1.530

    - R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

    -

    2,0

    - B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

    -

    1,0

    - Payback Period               = (investasi/keuntungan)

    kali usaha

    1

    - Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

    %

    49

    Sumber:

    BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air & Lahan. Bogor, Balai Penelitian & Pengembangan Budidaya Air Tawar.

    Http://pusluh.Kkp.Go.Id/mfce/page-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

    Https://www.Google.Co.Id/search

    Sutrisno, dkk. 201tiga. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    #Tag :

    Membuat Ikan Peda

    Ikan Peda merupakan keliru satu produk hasil pengawetan makanan yang diolah menggunakan teknik pengawetan secara fermentasi dan pengaraman. Ikan peda umumnya dibuat berdasarkan ikan kembung wanita (Rasterliger neglectus). Dikenal dua macam ikan peda yaitu ikan peda merah (peda siam) & ikan peda putih. Ikan peda merah (ikan peda Siam) dibentuk dari ikan kembung ber?Kadar lemak tinggi dan nir disiangi & ikan peda putih dibentuk dan ikan kem?Bung yg berkadar lemak rendah dan disiangi. Lkan peda dibentuk secara bertahap yaitu pertama melalui proses penggaraman & dilanjutkan dengan proses fermentasi buat pembentukan bau khas peda yg luar biasa.

    BAHAN BAKU

    1. Ikan

    Kesegaran ikan sangat mempengaruhi mutu hasil akhir, maka ikan yang akan diolah menjadi peda harus segar karena ikan yang sudah busuk akan menghasilkan peda bermutu rendah dan akan membahayakan kesehatan.
    Ikan Kembung

    Pada dasarnya semua jenis ikan dapat diolah menjadi peda, akan tetapi umumnya ikan yg digunakan menjadi bahan baku peda adalah ikan kembung (Restrelliger spp). Dipasaran dikenal dua jenis peda yaitu peda merah, yg dibentuk dari ikan kembung betina (Restrelliger Neglegtus) dan peda putih yg dibentuk berdasarkan ikan kembung jantan (Restrelliger Kanagorta)

    dua. Garam

    Garam yang digunakan harus mempunyai kemurnian tinggi, artinya mengandung garam NaCl tinggi minimal 98%. Bila garam yang digunakan mengandung garam-garam calsium dan magnesium lebihd ari 1% maka akan menghasilkan peda yang kurang baik.
    Garam

    3. Fermentasi

    Peda adalah salah satu produk olahan tradisional yg dibuat dengan cara fermentasi. Fermentasi merupakan proses penguraian daging ikan oleh enzym, akan memberikan hasil yg menguntungkan. Proses feremntasi seupa menggunakan pembusukan namun fermentasi ini menghasilkan zat-zat yang menaruh rasa dan aroma yang spesifik. Terjadinya fermentasi diharapkan kondisi-kondisi menjadi berikut :

    • Suasana lembab
    • Adanya oksigen dalam jumlah terbatas / semi aerob)
    • Adanya garam

    TEKNIK MEMBUAT PEDA

    1. Bahan

    • Ikan kembung 10 Kg
    • Garam 2,5 Kg

    dua. Alat

    • Bak / pan platik / ember
    • Pendil / peti
    • Timbangan
    • Rak penirisan
    • Merang / daun pisang kering
    • Pemberat (kayu, batu)

    3. Cara Membuat

    • Cuci ikan ikan dan timbang beratnya untuk menentukan banyaknya garam yang digunakan. Umumnya garam yang digunakan 25 – 30 % dari berat ikan
    • Campurkan ikan dan garam kemudian susun ikan dalam bak / pan plastik selapis demi selapis dengan diselingi garam
    • Pada permukaan paling atas diberi lapisan garam lebih tebal (± 1 cm), tutup dengan penutup dari papan / tampah dan beri pemberat. Simpan di tempat yang bersih dan sejuk selama 3 – 6 hari.
    • Bongkar ikan, kemudian cuci dengan air bersih, dan tiriskan pada rak peniris.
    • Jemur / angin-anginkan sampai ikan kelihatan kesat / padat
    • Lumuri ikan dengan garam dan susun berlapis dalam pendil / peti yang telah dialasi merang atau daun pisang kering.
    • Tutuplah bagian atas dengan merang / daun pisang kering dan diberi pemberat diatasnya.
    • Pada saat pengepakan harus rapat, jangan sampai oksigen masuk.
    • Simpan di tempat yang bersih selama 10 s/d 15 hari. Untuk proses fermentasi sampai tercium bau peda.

    Sumber : Materi Pengolahan Ikan BPPP Tegal

    Semoga Bermanfaat...

    MENGENAL DAN MELESTARIKAN PENYU

    Penyu adalah kura-kura bahari yg ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu telah ada semenjak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yg kemudian) atau seusia menggunakan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yg ukuran panjang badan enam meter, & Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa sekarang.

    Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yg memberinya ketangkasan berenang pada dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di pada air, sesekali fauna gerombolan vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sekali waktu naik ke bagian atas air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas menggunakan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang relatif jauh menggunakan waktu yg tidak terlalu usang. Jarak 3.000 kilometer bisa ditempuh 58 - 73 hari.

    Penyu adalah kura-kura bahari yg ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu telah ada semenjak akhir zaman Jura (145 - 208 juta tahun yg kemudian) atau seusia menggunakan dinosaurus. Pada masa itu Archelon, yg ukuran panjang badan enam meter, & Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa sekarang.

    Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yg memberinya ketangkasan berenang pada dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di pada air, sesekali fauna gerombolan vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sekali waktu naik ke bagian atas air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas menggunakan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang relatif jauh menggunakan waktu yg tidak terlalu usang. Jarak 3.000 kilometer bisa ditempuh 58 - 73 hari.

    Penyu mengalami daur bertelur yang majemuk, menurut 2 - 8 tahun sekali. Sementara penyu jantan menghabiskan seluruh hidupnya pada bahari, betina sekali waktu mampir ke daratan buat bertelur. Penyu betina menyukai pantai berpasir yang sepi berdasarkan insan dan asal bising dan cahaya sebagai tempat bertelur yg berjumlah ratusan itu, pada lubang yg digali menggunakan sepasang tungkai belakangnya. Pada waktu mendarat buat bertelur, gangguan berupa cahaya ataupun bunyi bisa membuat penyu mengurungkan niatnya dan balik ke bahari, pula penyu memakai magnetism bumi sebagai donasi buat balik ke kampung halamannya waktu waktu masih sebagai tukik, dan balik saat telah dewasa buat bertelur.

    Penyu yang menetas di perairan pantai Indonesia ada yg ditemukan di kurang lebih kepulauan Hawaii. Penyu diketahui tidak setia pada loka kelahirannya.

    Tidak banyak regenerasi yang dihasilkan seekor penyu. Dari ratusan butir telur yang dimuntahkan sang seekor penyu betina, paling poly hanya belasan tukik (bayi penyu) yang berhasil hingga ke laut kembali dan tumbuh dewasa. Itu pun nir memperhitungkan faktor perburuan sang manusia & pemangsa alaminya seperti kepiting, burung & tikus pada pantai, dan ikan-ikan akbar begitu tukik tadi menyentuh perairan pada.

    Sumber:

    BPSPL, 2017. Mari Kita Lestarikan Penyu. Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Penyu

    #Tag : Ekosistem

    Palung Terdalam Didunia

    Palung adalah jurang yang terletak di dasar bahari. Palung yg paling dalam pada belahan bumi merupakan palung Mariana, yg berlokasi pada barat laut Samudera Pasifik & sebelah timur Pulau Mariana, tepatnya berada di Kedalaman Challenger atau biasa disebut Challenger Deep yg memiliki kedalaman 10.911 meter. Challenger Deep adalah titik terdalam samudera yg pernah diketahui. Pada kedalaman Challenger ini tekanan yg didapatkan luar biasa akbar yaitu sekitar 1000 kali dibandingkan dengan tekanan permukaan atau sekitar 110.000 kilopascal. Makluk hidup yg menghuninya pun berupa makluk kecil bersel satu yang kebanyakan belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan.

    Berikut adalah daftar lima palung terdalam di Dunia :

    1. Palung Mariana

    Palung Mariana atau Palung Marianas adalah palung yg paling pada yg diketahui, & lokasi terdalamnya berada di kerak Bumi. Dia terletak pada dasar barat laut Samudra Pasifik, sebelah timur Kepualauan Mariana pada 11? 21? Utara latitude & 142? 12? Timur longitude, dekat juga dengan Jepang. Palung ini merupakan batasan pada mana dua lempeng tektonik bertemu, zona subduksi di mana Lempeng Pasifik disubduksi pada bawah Lempeng Filipina. Dasar menurut palung ini jauh pada bawah permukaan laut lebih jauh menurut ketinggian Gunung Everest pada atas permukaan bahari.

    Palung ini memiliki kedalaman maksimum 10.911 meter (35.798 kaki) di bawah permukaan laut. Pertama kali diteliti pada 1951 oleh kapal Angkatan Laut Britania, Challenger II, yang memberikan nama titik terdalam dari palung tersebut Kedalaman Challenger. Menggunakan gema suara, Challenger II mengukur kedalam 5.960 fathom (10.900 m) pada 11° 19′ U, 142° 15′ T. Penyuaraan ini diulang berkali-kali menggunakan “earphone” untuk mendengar sinyal yang kembali ketika “stylus” melewati skala kedalaman “graduated”.

    Palung Mariana
    2. Palung Tonga

    Palung Tonga terletak pada Selatan Samudra Pasifik, Selandia Baru menggunakan kedalaman 10.882 meter (35.702 kaki). Titik terdalamnya dikenal sebagai Deep Horizon. Palung ini terletak di ujung utara zona subduksi Kermadec-Tonga. Zona subduksi ini yang paling aktif pada mana Lempeng Pasifik bersubduksi di bawah Lempeng Tonga & Lempeng Indo-Australia. Palung Tonga memanjang di utara-timur bahari dari Kepulauan Kermadec utara menurut Pulau Utara Selandia Baru. Palung ini adalah loka peristirahatan terakhir menurut generator radioisotop termoelektrik berdasarkan misi Apollo 13 yang dibatalkan.

    Palung Tonga

    tiga. Palung Filiphina

    Palung Filipina (Mindanao Deep) terletak di sebelah timur Filipina. Memiliki panjang lebih kurang 1.320 km dan lebar kurang lebih 30 km menurut pusat pulau Luzon Filipina membentang hingga ke tenggara pulau Halmahera, Maluku utara di Indonesia. Titik terdalamnya Galathea, mempunyai kedalaman 10.540 meter. Palung Filipina adalah output berdasarkan gesekan lempeng tektonik Philippine Sea Plate yang bersubduksi pada bawah Sabuk Mobile Filipina dengan laju kurang lebih 16 cm per tahunnya.

    Palung Filiphina

    4. Palung Kuril

    Palung Palung Kuril mempunyai kedalaman maksimum 10.542 meter. Memanjang berdasarkan tiga persimpangan antara Patahan Ulakhan dan ke utara Palung Aleutian sampai ke Palung ke selatan Jepang. Palung ini terbentuk sebagai dampak dari zona subduksi, dalam akhir zaman Kapur, hingga membangun Kepulauan Kuril.

    Palung Kuril

    lima. Palung Kermadec

    Palung Kermadec merupakan keliru satu menurut palung terdalam Bumi dengan capaian kedalaman 10.047 meter (32.963 kaki) di Samudera Pasifik. Dibentuk sang subduksi menurut Lempeng Pasifik pada bawah Lempeng Indo-Australia.

    Palung Kermadec
    Sumber :kaskus

    Semoga Bermanfaat...

    ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN BERSAMA SELADA

    Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) & Hidroponik (budidaya flora non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan menggunakan flora.

    Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

    Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (residu pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N & P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tumbuhan. Akibat menurut mekanisme tadi maka air yang dipakai menjadi media budidaya ikan akan terpurifikasi sebagai akibatnya nir perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah buat membarui air yg hilang akibat penguapan).

    Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

    Untuk menaruh gambaran mengenai peluang pengembangan akuaponik, maka dapat ditinjau Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin Bersama Selada sebagai berikut:

    Sumber:

    BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air & Lahan. Bogor, Balai Penelitian & Pengembangan Budidaya Air Tawar.

    Http://pusluh.Kkp.Go.Id/mfce/laman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

    Https://www.Google.Co.Id/search

    Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

    #Tag :