Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Perbedaan Makalah dan Paper

Terkadang kita galat mengartikan makalah, paper dan artikel. Padahal ketiga jenis karya tulis tadi memiliki pengertian dan karakteristik - ciri yang berbeda. Berikut pengertian dan karakteristik Makalah, Paper dan Artikel.

Ilustrasi menulis
A. MAKALAH

1. Pengertian

Menurut Tanjung dan Ardial (2010:7) makalah adalah karya tulis yg memuat pemikiran tentang suatu masalah topik tertentu yang ditulis secara sistematis & runtut dengan disertai analisis yg logis & objektif.

Berdasarkan pengertian di atas, bisa ditarik sebuah pemahaman, bahwa yang dimaksud makalah merupakan sebuah karya tulis yg membahas utama persoalan eksklusif dan ditulis secara sistematis serta melalui analisis yg logis dan objektif.

Dua. Ciri - Ciri

  • Logis. Artinya keterangan, uraian, pandangan dan pendapat dapat dikaji.
  • Objektif. Artinya mengemukakan keterangan dan penjelasan apa adanya.
  • Sistematis. Artinya apa yang disampaikan disusun secara runtut dan berkesinambungan.
  • Jelas. Artinya keterangan, pendapat dan pandangan yang dikemukakan jelas dan tidak membingungkan.
  • Kebenaran dapat diuji. Artinya pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan dapat diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya.

3. Sistematika Penulisan Makalah

  • Judul Makalah : nama makalah, nama, nomor induk pemakalah, perguruan tinggi dan tahun pembuatan.
  • Bab I. Pendahuluan : terdiri dari latar belakang dan tujuan
  • Bab II. Pembahasan : berisi tentang inti dan pembahasan dari makalah.
  • Bab III. Kesimpulan dan Saran : berisi kesimpulan dan saran dari makalah.
  • Daftar Pustaka : referensi dari isi bahan makalah.

B. PAPER

1. Pengertian

Paper merupakan tulisan yg memuat pembahasan berdasarkan sebuah topik tertentu dengan dukungan data dan argumen yang valid dan bertenaga. Paper lebih terfokus dalam pembahasan - pembahasan dan analisa menurut topik/kasus yg bersangkutan.

2. Sistematika Penulisan Paper

  • Judul : judul paper yang ditulis, ada nama, NPM, nama universitas, fakultas dan tahun.
  • Pendahuluan : perkenalan pembaca terhadap pokok masalah dan lingkup pembicaraan.
  • Konstruksi Argumen : menguraikan informasi yangmendukung gagasan pokok.
  • Kesimpulan : menyimpulkan hasil  dan kesimpulan dari argumentasi yang telah dibuat.
  • Daftar Pustaka : referensi dari pembahasan topik dan argumen yang ada dalam paper tersebut.

C. PERBANDINGAN MAKALAH DAN PAPER

Sumber : Materi diklat KTI

Semoga Bermanfaat...

APAKAH IKAN BUNTAL LAYAK DIKONSUMSI

Asal:

https://kkp.Go.Id/infografis-lebih jelasnya/410-apakah-ikan-buntal-layak-dikonsumsi

#Tag :

Faktor Pemicu Ikan Sakit

Penyakit ikan merupakan keliru satu faktor pembatas terpenting dalam budidaya ikan, yg pula mampu mengancam kelestarian sumberdaya perikanan. Kejadian penyakit dipengaruhi oleh kesehatan ikan, adanya patogen serta lingkungan.

Dalam budidaya ikan kita pasti poly menemui kendala penyakit yg menyerang ikan budidaya yang tentunya banyak sekali macam penyebabnya, hal tadi perlu pada perhatikan dan di amati darimana penyebab penyakit itu terjadi & menyebar serta cara penangan yang sempurna misalnya apa.

Penyakit ikan adalah suatu keadaan fisik, morfologi, dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari kondisi normal karena berbagai penyebab, baik internal ataupun eksternal.
Salah satu contoh ikan yang terserang penyakit

Diagaram Hubungan Antara Inang , Patogen dan Lingkungan
Penyakit terjadi apabila ketiga faktor diatas (inang, lingkungan, dan pathogen) tidak dalam keadaan seimbang.

Keterangan :

  • Inang : Ikan yang dibudidayakan
  • Lingkungan : Tanah, air, dan udara
  • Pathogen : Organisme penyebab penyakit

Mekanisme Terjadinya Penyakit
Urutan terjadinya ikan sakit

  • Timbulnya serangan penyakit itu merupakan hasil dari interaksi yang tidak serasi antara lingkungan, ikan, dan jasad/ organisme penyakit.
  • Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang penyakit.

Faktor yang memicu terjadinya penyakit ikan diantaranya sebagai berikut :

  • Stress
  • Pemberian pakan yang berlebihan
  • Keracunan (Kualitas air buruk)
  • Lukan, memaratau iritasi pada tubuh ikan

Penularan Penyakit

  • Penularan secara Vertikal : Ditransfer oleh  induk ke anak melalui sperma atau telur.
  • Penularan secara Horizontal : Melalui air, pakan alami/pakan segar/pakan buatan, organisme lain yang terdapat dalam media pemeliharaan.

Penularan penyakit juga dibedakan menjadi penularan penyakit secara Infeksi dan Non Infeksi:
Bagan penularan penyakit ikan secara Infeksi dan Non infeksi

Bagaimana Cara Mendeteksi Ikan Yang Sakit ??

  • Ikan cenderung naik ke permukaan
  • Operculum (tutup insang) bergerak cepat
  • Berenang lamban
  • Cenderung memisahkan diri
  • Nafsu makan berkurang
  • Menggosok-gosokkan tubuh ke dinding kolam
  • Gerakan memutar: hilang keseimbangan

Gejala Klinis Ikan sakit

  • Warna tubuh abnormal
  • Mata menonjol, sisik terkuak
  • Tubuh kasap
  • Luka/borok di permukaan tubuh
  • Insang rusak
  • Sirip geripis
  • Organ dalam abnormal
  • Tubuh kurus, kepala besar
  • Perut kembung

PEMBIAYAAN MIKRO UNTUK MODAL NELAYAN

Sumber:

http://kkp.Go.Id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/kkp/NARASI TUNGGAL/Pembiayaan Mikro Untuk Modal Nelayan tiga.Jpeg

#Tag :

Penyakit Parasit Pada Ikan (2)

4. Penyakit ikan yang disebabkan olehLernaea sp

Lernaea sp
Deskripsi generik :

  • Dapat dilihat secara visual menempel pada ikan
  • Bentuk seperti jarum dengan kait yang menancap pada daging
  • Berkembang biak dengan cara bertelur

Tanda Penyakit :

  • Pada ikan yang terserang, terlihat ada jarum di permukaan tubuhnya
  • Kurang nafsu makan, daya tahan tubuh menurun
  • Pendarahan pada lokasi infeksi

Ikan yang terserang Lernaea sp
Pengendalian :

Pencegahan dengan cara penyemprotan kolam

5. Penyakit ikan yang disebabkan olehArgulus sp

Argulus sp

Deskripsi Umum :

  • Dikenal dengan nama Kutu Ikan
  • Bentuk bulat
  • Menempel pada tubuh inang

Tanda Penyakit :

  • Terlihat secara visual menempel pada permukaan tubuh ikan
  • Bekas gigitan terjadi pendarahan dan sisik terkelupas
Ikan yang terserang Argulus sp

Pengendalian :

  • Filterisasi
  • Abate : 10 gram/100 liter air

6. Penyakit ikan yang disebabkan olehOodinium sp

Oodinium sp
Deskripsi generik :

  • Bentuk bulat atau lonjong
  • Diameter: 20-100 um
  • Menginfeksi permukaan tubuh dan insang

Tanda Penyakit :

  • Kerusakan pada kulit
  • Kehilangan warna tubuh
  • Pendarahan dan peradangan

Pengendalian :

Garam 1.000-dua.000 ppm-24 jamv (1.000-dua.000 gram/1 m3 air)

7. Penyakit ikan yang disebabkan olehMyxosporea

Myxospora

Beberapa jenis Myxosporea yang menyerang ikan air tawar Myxobolus koi, Myxobolus artus dan Thellohanellus sp .

Deskripsi generik :

  • Menginfeksi insang (M.koi dan Thellohanellus) dan daging (M. artus).
  • Termasuk jenis protozoa yang berspora

Pengendalian :

Pencegahan menggunakan pengapuran

Sumber : materi training budidaya ikan

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN ARWANA GOLDEN RED

Sebagai ikan yang terancam punah, arawana dilindungi & diawasi oleh pemerintah. Karena itu, ada larangan penangkapan arwana pada perairan alami & larangang perdagangan arwana hasil tangkapan. Tetapi kini arwana masih dicari & diburu orang secara illegal buat diperdagangkan.

Perseteruan yang sering dihadapi dalam pemeliharaan arwana adalah serangan penyakit. Secara alami, arwana sudah memiliki sistem pertahanan tubuh buat smencegah masuknya patogen, yaitu : ? Gabungan kulit, sisik, & lendir yg berfungsi buat menahan masuknya bahan yg bersifat toksik (racun). ? Sistem sel darah putih & organ tubuh ikan, seperti hati yg bisa menetralisir bahan-bahan yang bersifat toksik. ? Vaksinasi untuk membangun sistem kekebalan tubuh, sehingga bisa Mengganggu masuknya penyakit yang ditimbulkan oleh virus, bakteri, dan protozoa.

Pemicu keluarnya penyakit dalam arwana ada 3, faktor yakni menurunnya kualitas lingkungan pemeliharaan, adanya jasad patogen, & kondisi arwana yang lemah. Bila arwana terjangkit penyakit, dapat dipastikan disebabkan oleh beberapa faktor tersebut. Untuk mencegah dan mengobatinya maka harus diketahui faktor penyebabnya.

Sistematika

Sistematika arwana golden red dari Weber & Beaufort merupakan sebagai berikut : ? Filum : Chordata

? Subfilum : Vertebrata

? Kelas : Pisces

? Subkelas : Teleostei

? Ordo : Malacopterygii

? Famili : Osteoglossidae (Bonytongues)

? Genus : Sclerophagus

? Species : Sclerophagus formosus

Morfologi

Sclerophagus formosus sekarang dikenal menjadi ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki irri menjadi berikut : ? Tubuh & kepalanya tampak padat.

? Tubuh berbetuk pipih dan punggungnya agak datar.

? Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan & kiri tubuh 20-24 cm.

? Mulut menunjuk keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.

? Ukuran mulutnya lebar & rahangnya cukup kokoh.

? Jumlah gigi 15-17 buah.

? Memiliki tutup insang.

? Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).

? Sirip anus lebih panjang menurut dalam sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,

? Panjang arwana dewasa 30-80 cm.

? Sisik berbentuk bundar , berukuran besar dan permukaannya mengkilap.

Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepalanya. Batas antara sisik golden red berwarna hitam. Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu misalnya arwana super red. Warna emasnya tidak sampai kepunggung.

Habitat dan Penyebaran

Dihabitat aslinya arwana hayati diperairan tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang & rawa atau danau yg berkedalaman dua-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi flora air, & ber-pH relatif asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu perairan Riau, Jambi, Medan, & Kalimantan.

Pemilihan Induk

Sebelum arwana dipijahkan sebaiknya calon induk diseleksi terlebih dahulu. Arwana yg akan dijadikan induk wajib benar-benar berkualitas. Calon induk arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :

? Warna terperinci dan tidak pudar

? Sehat, bebas penyakit, & tidak stigma

? Mata berwarna hitam dan dikelilingi oleh ring berwarna kuning kecoklatan

? Tubuh tidak bengkok

? Tutup insang bekerja sempurna

? Ukuran tubuh & kepalanya besar

? Lubang lisan relatif mini , tetapi rongga dalam mulutnya akbar

? Pangkal ekor besar dan tebal menggunakan sirip ekor lebar

? Sisiknya besar & tersusun rapi

Teknik Pemijahan

Dalam pemijahan arwana maka diharapkan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tadi bisa asal dari luar tubuh atau dari pada tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh asal berdasarkan telur yang matang & keluarnya hormon gonadotrofin yang dihasilkan sang kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan sang bau amis ikan lain yg sedang memijah atau bau amis yg sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang pula dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor berdasarkan tanah. Pemijahan arwana secara alami merupakan melalui pemijahan massal. Pemijahan ini generik dilakukan lantaran adanya kesulitan pada menentukan secara pasti jenis kelamin arwana. Arwana dibiarkan pasangannya & kawin sendiri secara alami. Proses pemijahan diawali menggunakan percumbuan yang ditandai menggunakan ke 2 ikan saling berkejaran. Kedua induk tadi saling berenang berdekatan, lalu meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur & arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang sudah dibuahi sang induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam lisan induk betina selama 40-45 hari.

Pemeliharaan Larva

Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yg bisa dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, terdapat juga yang bisa menghasilkan larva sampai 80-120 ekor. Larva atau benih yg berumur 30 hari masih dipelihara pada akuarium, akuarium yg digunakan umumnya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yg dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium usahakan ditempatkan diruang yg bercahaya redup. Akuarium buat pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.

Pemberian Pakan

Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan lantaran masih mempunyai egg yolk (kuning telur) menjadi cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan sehabis berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis. Larva bisa diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hayati yg jinak. Arwana diberi pakan tiga-lima kali sehari. Pakan yg diberikan buat satu anakan arwana adalah 2 ekor ikan atau udang buat setiap hadiah pakan.

Jenis-Jenis Penyakit

Penyakit yang biasa menyerang arwana merupakan menjadi berikut :

A. Penyakit bintik putih ? Penyebab

Penyebab penyakit bintik putih adalah protozoa Ichthiopthirius multifiliis. Faktor pendukung penyebab pemyakit ini adalah kualitas air yang tidak baik, suhu yang terlalu rendah, pakan yg tidak baik, & kontaminasi ikan lain yang sudah terkena penyakit bintik putih. Penularan penyakit ini dapat melalui air dan hubungan langsung antar ikan.

? Gejala agian tubuh arwana yg diserang merupakan sel lendir, sisik, & lapisan insang. Arwana yang terserang penyakit ini tampak sulit bernafas, sering menggosok-gosokkan tubuhnya kedinding wadah, keluarnya bintik putih pada insang dan sirip, lapisan lendir rusak, dan terjadi pendarahan pada sirip & insang.

B. Penyakit penducle

? Penyebab Penyakit ini seringkali disebut menggunakan penyakit air dingin (cold water descareases) yang mampu terjadi pada suhu 160 C. Penyebabnya adalah bakteri Flexbacter psychropahila yang berukuran lebih kurang 6 mikron. ? Gejala Arwana yg terserang penyakit penducle tampak lemah, nir mempunyai nafsu makan, timbul borok atau nekrosa pada kulit secara perlahan.

C. Penyakit Edward siella ? Penyebab Penyebabnya merupakan bakteri Edward siella terda yg berukuran lebih kurang 0,5-0,75 mikron. ? Gejala apabila telah terinfeksi penyakit ini, akan ada luka mini pada kulit dan daging arwana, disertai menggunakan pendarahan. Luka tersebut akan sebagai bisul & mengeluarkan nanah. Serangan lebih lanjut bisa mengakibatkan luka dalam hati dan ginjal.

D. Penyakit gatal

? Penyebab Penyakit yang sering menyerang benih arwana ini disebabkan sang Trichodina sp. Bagian tubuh yang diserang adalah kulit, sirip, dan insang.

? Gejala Serangan penyakit gatal ditandai dengan gerakan arwana yg lemah dan tak jarang menggosok-gosokkan tubuhnya kebenda keras dan dinding wadah pemeliharaan.

Cara Pengobatan Untuk mengetahui cara pengobatan arwana yang terjangkit penyakit bisa dilihat pada Tabel 1 berikut :

Tabel 1. Penyakit yg disebabkan sang parasit

Bintik putih Methylene Blue (MB 1%) sebanyak 1 gram dilarutkan pada 100 cc air. Ambil dua-4 cc larutan tersebut dan encerkan balik didalam 4 liter air. Arwana yang sakit selanjutnya direndam didalam larutan tadi selama 24 jam. Perendaman dilakukan tiga-lima kali menggunakan selang ketika 1 hari. Arwana yang terjangkit penyakit yg ditimbulkan sang parasit dapat diberikan ekstrak sambang darah. Dosis yang digunakan yaitu 0,lima mililiter ekstrak sambang darah buat lima liter air. Arwana yang terjangkit penyakit didipping setiap hari selama 30-60 mnt, hingga arwana benar-benar sembuh.

Gatal Arwana yg sakit diobati menggunakan cara merendamnya pada pada larutan formalin 150-200 ml/m3 air atau 150-200 ppm selama 15 menit.

Tabel dua. Penyakit Yang Disebabkan Oleh Bakteri

Penducle Merendam arwana yang sakit di dalam oxytetracycline 10 ppm selama 30 mnt (100 mg/l). Arwana yang terserang penyakit yang disebabkan sang bakteri dapat diberikan ekstrak kunyit. Dosis yg dipakai yaitu 0,5 ml ekstrak kunyit buat lima liter air. Arwana yg terserang penyakit didipping setiap hari selama 30-60 mnt, hingga arwana benar-sahih sembuh. Edward siella Pengobatan dengan bahan kimia dapat dilakukan menggunakan mencampur Sulfamerazine ke dalam pakan. Dosis yg dipakai adalah 100-200 mg buat setiap 1 kg berat arwana. Sulfamerazine tersebut diencerkan pada pada 1 m3 air higienis dan disemprotkan kepakan. Pakan didinginkan hingga kemarau & diberikan kepada arwana berturut-turut selama tiga hari.

Uraian Tanaman Bahan Alami

A. Sambang darah (Excoecaria cochinnensis Lour) Sambang darah umumnya ditanam menjadi flora hias atau tumbuh liar dihutan dan ditanam dipekarangan menjadi pagar hayati atau flora obat. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan perdu yg tumbuh tegak menggunakan tinggi 0,lima-1,5 meter & bercabang poly. Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan stek btg atau cangkokan. Sifat dan khasiat Tumbuhan ini berguna membunuh parasit (parasitisid), menghilangkan gatal (antipuritik), dan menghentikan pendarahan (hemostatis). Sifatnya hangat dan cita rasanya pedas. Kandungan kimia Sambang darah mengandung tanin, asam behenat, triterpenoid eksokarol, silosterol. Dan getahnya mengandung resin & senyawa beracun. Bagian yg bisa digunakan buat obat Bagian yang bisa dipakai menjadi obat adalah daun, batang dan akarnya.

B. Kunyit (Curcuma domestica Val)

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 centimeter. Batang merupakan batang semua, tegak, bundar , membangun rimpang menggunakan rona hijau kekuningan & tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Bunga majemuk yg berambut & besisik dari pucuk btg semua, panjang 10-15 cm menggunakan mahkota kurang lebih tiga centimeter & lebar 1,5 centimeter, berwarna putih kekuningan atau kekuningan. Ujung & daun pangkal runcing, tetapi daunnya yang homogen. Kulit luar rimpang berwarna jingga agak coklat, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. Sifat dan khasiat Kunyit bersifat mendinginka. Zat pada rimpang kunyit berkhasiat buat menghambat atau membunuh mikroba. Bagian yg dapat dipakai buat obat Bagian kunyit yang digunakan sebagi obat merupakan umbi akar.

C. Cara pembuatan ekstrak Sambang darah :

Sebelum dibuat sebagai ekstrak, daun sambang darah harus dicuci higienis terlebih dahulu. Daun tersebut dihaluskan sebanyak 250 gram & ditambah air sebesar 50 mililiter. Setelah dihaluskan airnya diambil menggunakan cara menyaring. Air yang sudah diambil adalah ekstrak sambang darah. Kunyit : Sebelum dibentuk sebagai ekstrak, rimpang kunyit dibersihkan terlebih dahulu. Rimpang yg sudah dibersihkan diparut sebanyak 250 gr & ditambah air higienis sebesar 50 ml. Setelah diparut kunyit diambil ektraknya menggunakan cara menyaring.

Pengobatan yg dilakukan dengan menggunakan bahan alami, adalah tahapan percobaan, hal ini ditimbulkan karena dosis yang diberikan belum adalah inovasi baku. Tetapi yang telah pasti merupakan pegobatan menggunakan bahan alami adalah pengobatan yang baik, kerena sudah terbuktikan sanggup menyembuhkan penyakit orang yang telah parah, berarti bisa diteliti lebih lanjut buat kesehatan ikan. Tanaman obat-obatan ini bisa ditemui dimana saja lantaran sebagian tanaman obat ini dipakai sebagai bumbu masak.Selain itu pula dibutuhkan pelestarian flora obat-obatan ini, agar agar tidak punah.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar, Yusuf, Tim Lentera. “Menyingkap Rahasia Penangkaran & Budidaya Arwana”. (Jakarta : Agromedia Pustaka, 2004).

Dalimartha ,S. “Atlas Tumbuhan Obat Indonesia”. (Jakarta: Puspa Swara, anggota IKAPI 2004).

http://www.arowana.com

http://www.google.com/imgres?imgurl=http://www.aqua-fish.net/imgs/fish/silver-arowana-4.jpg&imgrefurl=http://www.aqua-fish.net/show.php%3Fh%3Dsilverarowana&usg=__3eflCbLescuFvEJeDp_v3xYn3EE=&h=600&w=800&sz=38&hl=id&start=6&sig2=UF4Px4UqV2sIpET0bjwfdA&zoom=1&tbnid=-vn0T5shCGGc9M:&tbnh=107&tbnw=143&ei=VeR4UeGeB8bPrQeY8oHQBA&itbs=1&sa=X&ved=0CDYQrQMwBQ

H.R. dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Arwana Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

#Tag :

Penyakit Parasit Pada Ikan (1)

Parasit adalah organisme yang hidup pada organisme lain dan mendapat keuntungan dari hasil simbiosenya sedangkan inang dirugikan.

Penyakit Parasit merupakan Penyakit yg disebabkan oleh organisme pengganggu (parasit).

Cara penularan penyakit parasitik :

  • Melalui air.
  • Melalui kontak atau gesekan secara langsung dengan ikan yang terserang penyakit atau parasit. Penebaran ikan-ikan yang tidak sehat biasanya akan berakibat buruk, terutama jika padat penebaran terlalu tinggi.
  • Melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan-ikan yang terserang penyakit atau parasit. Sebaiknya peralatan yang digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan disterilkan dahulu untuk membunuh penyakit atau parasit.
  • Terbawa oleh ikan, makan atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembang dengan pesat dikolam yang baru. Pemindahan ikan, makanan alami atau tumbuhan dari suatu perairan yang telah tercemar

Ciri-karakteristik ikan terjangkit parasit :

  • Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan.
  • Nafsu makan mulai berkurang
  • Malas berenang dan cenderung mengapung di permukaan air.
  • Adakalanya ikan bergerak secara cepat dan tiba-tiba.
  • Selaput lendimya berangsur-angsur berkurang atau habis, sehingga tubuh ikan tidak licin lagi (kesat).
  • Pada permukaan tubuh ikan terjadi pendarahan, terutama dibagian dada, perut atau pangkal ekor.
  • Di beberapa bagian tubuh ikan, sisiknya tampak rusak bahkan terlepas. Sering pula terlihat kulit ikan mengelupas.
  • Sirip dada, punggung maupun ekor sering di jumpai rusak dan pecah-pecah, pada serangan yang lebih hebat kadang-kadang hanya tinggal jari-jari siripnya saja.
  • Insang terjadi rusak sehingga ikan sulit untuk bernafas, wama insang menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan.

Berikut beberapa penyakit yg disebabkan sang Parasit :

1. Penyakit Bintik Putih yang disebabkan oleh parasitIchthyophthirius multifiliis

Parasit Ichthyophthirius multifiliis
Deskripsi generik :

  • Bercilia sebagai alat penggerak.
  • Bentuk bulat.
  • Menginfeksi permukaan tubuh (antara epidemis, dan dermias) serta insang.
  • Ciri khusus : macronucleus berbentuk seperti tapal kuda.

Tanda Penyakit :

  • Bintik Putih
  • Berenang lambat
  • Tergeletak didasar perairan

Pengendalian :

  • Suhu 28 - 32 derajat celcius.
  • Menggunakan garam dengan dosis 2 kg/m kubik.

2. Penyakit yang disebabkan olehChillodonella sp
Parasit Chillodonella sp

Deskripsi generik :

  • Bentuk Lonjong.
  • Menginfeksi permukaan tubuh (antara epidemis, dan dermias) serta insang.

Tanda Penyakit :

  • Gerakan lamban
  • Warna tubuh pucat
  • Kulit teriritasi
Ikan yang terserang parasit Chillodonella sp

Pengendalian :

Garam 1.000-2.000 ppm selama 24 jam (1.000-2.000 gr/1 m3 air)

3. Penyakit yang disebabkan olehMonogenea (cacing/lintah)
Parasit Monogenea

Beberapa jenis Monogenea yang sering menginfeksi: D actylogyrus sp, Gyrodactylus sp.

Deskripsi generik :

Menyerang insang ( D actylogyrus sp dan Gyrodactylus sp) serta permukaan tubuh (Gyrodactylus sp)

Tandan Penyakit :

  • Warna tubuh pucat
  • Kondisi ikan lemah
  • Megap-megap
Contoh insang ikan yang terserang parasit Monogenea

Lanjutan...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BAWAL

Budidaya ikan bawal nir sulit. Ikan ini bisa dibudidayakan pada kolam tertutup atau tergenang dan kolam air deras dan dipelihara pada jala (jaring) apung yang dibangun pada pinggir waduk atau danau dan perairan generik.

Pemijahan ikan bawal di kolam hanya bisa dilakukan menggunakan cara hypofisasi atau rangsangan hormon (induce spawing) menggunakan ekstraks kelenjar hypopisa, ovaprim. Selanjutnya, induk yg sudah dirangsang dipijahan secara alami ataupun dilakukan striping atau ovulasi buatan.

Kendala primer budidaya ikan bawal merupakan agresi parasit. Berdasarkan pengamatan pada kolam pemeliharaan ikan bawal memberitahuakn bahwa sebagian terbesar kasus-kasus serangan parasit terjadi pada saat awal pemeliharaan atau fase perkembangan benih ikan. Parasit yang acapkali menyerang benih berukuran sedang merupakan Ichthyopthirius, Trikodina. Sedangkan parasit lain yang menyerang benih berukuran akbar & ikan dewasa adalah

Taksonomi dan Morfologi

Sistematika ikan bawal menurut Bryner merupakan menjadi berikut :

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Cypriniformes

Famili : Characidae

Genus : Colossoma

Spesies : Colossoma Macropomum

Warna tubuh bagian atas abu-abu gelap, sedangankan bagian bawah berwarna putih. Pada bawal dewasa, bagian bawah sirip ekor berwarna merah, bagian tepi sirip perut, sirip anus, & bagian bawah sirip ekor berwarna merah. Dibandingkan dengan badannya, bawal memiliki ketua mini dengan lisan terletak pada ujung ketua, namun agak sedikit ke atas. Matanya mini dengan bulat berbentuk seperti cincin. Rahangnya pendek & bertenaga serta memeliki gigi seri yg tajam.

Penyebaran dan Habitat

Ikan bawal sudah berkembang & menyebar berdasarkan daerah Amerika selatan sampai Asia Tenggara. Ikan bawal termasuk jenis ikan tawar yang gampang menyesuaikan diri dengna perubahan lingkungan. Ikan bawal gampang mengikuti keadaan dengan lingkungan perairan damai ataupun mengalir. Ikian bawal jua gampang dibiasakan hidup di perairan yang airnya mengalir deras.

Makan & Kebiasaan Makan

Ikan bawal merupakan jenis ikan pemakan segala (omnivora). Meskipun tergolong omnivora, ternyata pada masa kecilnya (larva), bawal lebih bersifat karnivora. Jenis fauna yang paling disukai merupakan Crustasea, Cladoceta, Copepoda, dan Ostracoda. Meskipun ikan bawal tergolong ikan hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan, pada pemeliharaannya bisa diberi pakan tambahan berupa pellet, ikan-ikan mini , & daging keong mas.

Kebiasaan Berkembang Biak

Bawal umumnya memijah dalam awal & selama isu terkini hujan. Di Brazil dan Venezuela, insiden itu terjadi pada bulan Juni dan Juli. Sedangkan pada Indonesia kematangan gonad bawal terjadi pada bulan Oktober hingga April.

Pembenihan Ikan Bawal

1. Seleksi Induk Postur tubuh induk betina melebar & pendek, rona kulit lebih gelap. Abdomen & bibir urogenital berwarna merah atau kemerah-merahan. Perut lembek & & lubang kelamin relatif membuka. Sedangkan postur tubuh induk jantan nisbi lebih langsing, panjang, dan operkkulumnya agak kasar.

Dua. Pemijahan Induk Pemijahan ikan bawal diawali dengna ovulasi telur induk betina dan sperma induk jantan. Menjelang ovulasi, induk jantan umumnya mengejar & berenang membuntuti & menghimpit induk betina. Pemijahan ikan bawal terjadi dalam isu terkini penghujan.

Tiga. Penetasan telur dan Perawatan Larva Telur akan menetas dalam saat 18-24 jam dengan persentase 80 %. Perawatan larva di akuarium atau di kolam selama 14 hari. Dalam kurun ketika tadi, benih yg didapatkan telah mencapai 1/2 ? Tiga/4 inci.

4. Pendederan Pendederan adalah kegiatan pemeliharaan benih sampai mencapai ukuran 4 inci (25 gram) yang siap dijual sebagai ikan hias atau dipelihara di kolam pembesaran.

Pembesaran Ikan Bawal

Pembesaran ikan bawal bisa dilakukan secara kovensional dikolam akbar (luas )tanpa dilakukan pengelolaan pakan & pembesaran secara intensif yang terkontrol & di kelolah secara baik. Pengelolaan pakan secara efisien bisa di kalkulasikan berdasarkan nilai food corversy ration (FCR), yaitu perdandingan jumlah pakan yg diberikan dan berat ikan (daging) yg dipanen (dihasilkan ). Nilai FCR buat pembesaran ikan merupakan 1- 1,2 Artinya, jumlah (berat) pakan yang diberikan hampir sebanding berat ikan yg didapatkan. Ikan bawal yang dipelihara kolam bersifat garang, cenderung ganas (buas), dan suka menyerang ikan-ikan lain , terutama ikan ?Ikan yg lemah dan berukuran kecil oleh karena itu,pembesaran ikan bawal pada lakukan secara monokultul dikolam tertutup atau kolam hening tanpa penggantian air atau kolam air mengalir, termasuk air deras dan jala apung yg di pasang pada pinggir waduk (danau).

Tabel 1. Penyakit yang seringkali Menyerang pada Lokasi Pembenihan

Tabel 2. Penyakit yg seringkali Menyerang pada Lokasi Pembesaran

DAFTAR PUSTAKA

Abaas Siregar Djarijah. 2001. Budidaya Ikan Bawal. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Anonim, 1992. Pengendalian Hama & Penyakit Ikan. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Arie Usni. 2000. Budidaya Bawal Air Tawal. PT Penebar Swadaya, Jakarta.

Http://tipspetani.Blogspot.Com/2011/11/budidaya-ikan-bawal-air-tawar.Html

Suryati & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Ikan Bawal Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Wijayakusumah, H. Dkk, TANAMAN BERKHASIAT OBAT DI INDONESIA. Penerbit Pustaka Kartini.

#Tag :

Penyakit Bakterial Pada Ikan

Bakteri adalah mikroorganisme yang berukuran sangat mini . Di lingkungan budidaya umumnya melayang bebas di air, melekat pada jaring, flora & binatang air.

Penyebab Penyakit Bakterial :

  • Stress karena kepadatan, mutu pakan dan kondisi air kurang baik
  • Luka akibat infeksi parasit
  • Polusi bahan organik dan sirkulasi air kurang memadai
  • Luka fisik selama pengangkutan

Gejala Klinis Ikan Terserang Penyakit Bakterial :

  • Gerakan ikan lemah
  • Produksi lendir berkurang setelah ikan yang terinfeksi mengeluarkan lendir yang berlebihan
  • Timbul  pendarahan pada tempat infeksi
  • Luka (ulcer) pada tempat infeksi
  • Beberapa bakteri menyebabkan rontok pada insang dan sirip
  • Timbul Ascites (semacam benjolan)
  • Bengkak pada perut dan mengeluarkan cairan kuning darah  (dropsy)
  • Mata menonjol (exophthalmos)

Beberapa jenis penyakit dalam ikan yg ditimbulkan oleh bakteri :

1. Penyakit yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini sangat berbahaya karena  dapat menginfeksi semua jenis ikan air tawar. Infeksi biasanya berkaitan dengan kondisi stress akibat: kepadatan, malnutrisi, penanganan, infeksi parasit, air lewat subur, oksigen rendah, kualitas air yang buruk, fluktuasi suhu air yang ekstrim, dll.

Serangan bersifat akut, & apabila kondisi lingkungan terus merosot, kematian yg disebabkan bisa mencapai 100%

Ikan yang terserang penyakit Aeromonas

Deskripsi umum :

Biasanya diawali menggunakan luka lantaran penanganan & kondisi kualitas air

Gejala klinis :

  • Borok (ulcer)
Ikan yang mengalami borok akibat bakteri Aeromonas

  • Dropsy/kembung
Ikan yang mengalami kembung akibat bakteri Aeromonas

  • Iritasi sirip
Ikan yang mengalami iritasi sirip akibat bakteri Aeromonas

  • Sisik menguak

Pengendalian :

  • Immunostimulan
  • Desinfektan
  • Vaksinasi

2. Penyakit yang disebabkan oleh Edwardsiella ictaluri
Ikan yang terserang bakteriEdwardsiella ictaluri

Gejala Klinis :

  • Tubuh lemah
  • Menggantung di permukaan
  • Gerakan memutar

Pengendalian :

  • Immunostimulan
  • Pengapuran (50-100 gr/m2) pada saat persiapan lahan

3. Penyakit yang disebabkan oleh Streptococcus sp

Ikan yang terkena serangan bakteri Strptococcus sp
Gejala Klinis :

  • Mata menonjol
  • Warna tubuh hitam/melanosis
  • Gerakan memutar

Pengendalian :

  • Immunostimulan
  • Desinfektan Vaksinasi

Sumber : Materi Pelatihan Budidaya Perikanan

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN DAN PENANGGULANGAN HAMA PENYAKIT PADA IKAN BELIDA

Salah satu penghuni perairan generik merupakan ikan belida (Notopterus Chitala). Bagi masyarakat Sumatera Selatan, ikan belida sudah tidak asing lagi. Ikan tadi adalah galat satu bahan standar primer kuliner spesial wilayah mereka seperti empek-empek, kerupuk, & kemplang. Orang dikatakan belum ke Palembang jikalau belum mencicipi makanan spesial tadi.

TAKSONOMI IKAN BELIDA

Secara taksonomi, ikan belida bisa di klasifikasikan sebagai berikut :

Phylum : Chordata

Kelas : Pisces

Sub-Kelas : Teleostei Ordo : Isospondyli

Family : Notopteridae

Genus : Notopterus

Spesies : Notopterus Chitala

Di setiap daerah, ikan belida mempunyai nama spesifik, yaitu belido (Sumatera Selatan dan Jambi), belida (Kalimantan Barat) dan ikan pipih (Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah). Nama dagang ikan belida adalah knife fishes. Ikan belida ini dapat tumbuh hingga mencapai 87,5 cm. Di Sumatera Selatan (sungai Lempuing), ikan belida berukuran 83 cm dengan bobot 6 kg pernah ditemui (Adjie & Utomo, 1994).

HABITAT IKAN BELIDA

Ikan belida menghuni perairan sungai dan rawa banjiran di bagian tengah dari daerah aliran sungai (DAS). Pengamatan DAS Musi menunjukkan bahwa ikan belida banyak ditemui di sungai yang banyak terdapat rantingatau kayu dan diperairan rawa banjiran yang berhutan. Tempat tersebut merupakan habitat ikan belida untuk menjalankan siklus kehidupannya, mulai mematangkan gonad, memijah, merawat telur, merawat anakan hingga tumbuh besar menjadi induk. Habitat pemijahan induk ikan belida yaitu bagian perairan yang mempunyai kedalaman dari 1,5-2 m. Selama musim kemarau, ikan belida menghuni anak sungai dan ia akan menyebar ke perairan sekitarnya (rawa banjiran dan persawahan) selama musim penghujan.

BIOLOGI-REPRODUKSI IKAN BELIDA

Ikan belida mempunyai bentuk badan pipih. Pola pertumbuhannya mengikuti alometrik. Ikan belida betina lebih gemuk dari pada ikan jantan. Untuk mencapai pertumbuhan tersebut, ikan belida menyantap ikan sebagai menu utamanya dan udang serta serangga air sebagai menu pelengkanya, sehingga ikan belida dapat dikategorikan ke dalam ikan buas (karnivora). Menurut Adjie & Utomo (1994), ikan belida berukuran lebih dari 50 cm sudah memasuki usia dewasa dan diduga berusia lebih dari 3 (tiga) tahun. Selanjutnya jumlah telur pada ikan belida ukuran 81-83 cm dengan bobot 4-6 kg per ekor adalah sekitar 1.194 – 8.320 butir. Pengamatan Adjie et al. (1999) di Sungai Batanghari dari bulan Mei – November menunjukkan bahwa ikan belida berukuran 70 – 93 cm dengan bobot 1,9 – 7,0 kg per ekor telah mempunyai telur, namun diameternya bervariasi dari 0,15 – 3,55 mm. Smith (1945) melaporkan bahwa tidak semua telur ikan belida dikeluarkan pada saat memijah. Menurut Adjie et al. (1999) mengemukakan bahwa puncak musim pemijahan ikan belida terjadi pada bulan Juli (musim kemarau). Nelayan memancing pada musim kemarau dengan menggunakan pancing, empang arat, jaring insang, serta jaring insang khusus dipasang mendatar di permukaan air.

POPULASI IKAN BELIDA DI ALAM

Dari data produksi secara umum yang diambil dari Statistik Perikanan Indonesia selama 10 tahun (1989 – 1998) Anonim, 2000. secara umum terlihat bahwa produksi ikan belida dicapai pada tahun 1991. setelah itu produksinya cenderung menurun hingga tahun 1995 dan kemudian stabil hingga tahun 1998. penurunan produksi ikan belida tersebut menunjukkan bahwa populasi ikan tersebut sudah terancam kelestariannya. Di Sumatera ikan belida sudah mulai sulit didapat sejak 1995 dan banyak tertangkap di Sumatera Selatan. Sedangkan menurut survei plasma nutfah ikan di DAS Batanghari mengemukakan bahwa ikan belida sudah termasuk jenis ikan yang terancam kelestariannya.

FAKTOR - FAKTOR PENDORONG ANCAMAN KELESTARIAN IKAN BELIDA

1. Peningkatan Intensitas Penangkapan

Intensitas penangkapan ikan belida di perairan umum terkait dengan peningkatan kebutuhan pasar. Permintaan pasar ikan belida terus meningkat akibat pasar makanan khas Sumatera Selatan tidak terbatas hanya di Sumatera Selatan saja. Hal ini mendorong peningkatan jumlah nelayan dan alat tangkap yang di operasikan untuk menangkap ikan belida. Laju peningkatan mortalitas ikan belida dialam oleh penangkapan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laju pemulihan kembali ketersediaan ikan tersebut dialam sehingga populasi ikan belida cepat berkurang.

2. Penangkapan Induk Ikan Belida

Sungguhpun penangkapan ikan belida menggunakan alat tangkap sederhana, tetap akan terancam populasinya karena ukuran ikan yang ditangkap adalah besar sudah tergolong induk atau calon induk. Induk belida dengan bobot 6 kg mengandung telur sebanyak 8.320 butir (Adjie & Utomo, 1994). Jika kita gunakan asumsi bahwa sekitar 1 % dari total telur (fekunditas) ikan belida dengan bobot 6 kg berhasil kembali menjadi induk, maka jumlah sediaan ikan di alam adalah sekitar 80 ekor atau setara dengan 480 kg. Artinya penangkapan satu ekor induk belida akan mengurangi jumlah ikan sebanyak 80 ekor yang mempunyai potensi telur sekitar 640.000 butir.

3. Pengoperasian Alat Tangkap Terlarang dan Tidak Ramah Lingkungan

Saat ini, alat tangkap racun sudah meluas digunakan oleh masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar perairan, setiap saat. Ditambah lagi dengan penggunaan alat tangkap listrik yang menyebabkan kematian ikan secara massal. Di Sumatera Selatan, nelayan juga mengoperasikan jenis alat tangkap tuguk yang di pasang melintang di sungai kecil dan besar. Tuguk dianggap tidak ramah lingkungan karena prinsip kerjanya seperti trawl (pukat harimau) yang sangat tidak selektif.

4. Peningkatan Tekanan Ekologis oleh Limbah

Sudah menjadi tradisi bahwa sungai merupakan tempat pembuangan limbah, semakin ke hilir, kadar limbahnya semakin tinggi. Menurut Pollnac & Malvestuto (1992), DAS Musi sebagai tempat hidup ikan belida dapat digolongkan ke dalam perairan yang mempunyai tekanan ekologis tinggi di Indonesia dibandingkan dengan Kalimantan (DAS Kapuas). Penurunan kualitas perairan akibat limbah dapat mengganggu siklus hidup ikan belida.

5. Pembukaan Lahan dan Pembangunan Infrastruktur

Pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur seperti jalan raya menjadi sumber gangguan siklus kehidupan ikan, termasuk belida. Selama musim hujan tanah terkikis dan menjadi sumber peningkatan tingkat kekeruhan perairan dan pendangkalan perairan. Kekeruhan yang tinggi akan mengganggu proses sintesis fitoplankton dan selanjutnya mempengaruhi struktur komunitas di atasnya, khususnya larva dan ikan kecil yang menggantungkan hidupnya pada plankton. Gangguan tersebut akan mempersempit peluang ikan belida untuk mendapatkan makanan. Sehingga hal demikian akan mengganggu kestabilan ekosistem suatu perairan.

6. Proses Penuaan Alami

Proses penuaan tidak bisa dielakkan lagi. Hanya makhluk hidup yang kuat saja yang mampu bertahan hidup. Menurut Pollnac & Malvestuto (1992), perubahan kondisi lingkungan perairan dan penangkapan ikan yang berlebihan dapat menurunkan populasi ikan. Perusakan habitat sangat berbahaya terutama bagi jenis yang hidup endemik yang dapat mengakibatkan kepunahan jenis ikan tersebut. Oleh karena itu kita harus berbuat agar anak cucu kita masih dapat menikmati rasa dan keindahan ikan belida, khususnya bagi masyarakat di Sumatera Selatan.

TINDAKAN PENCEGAHAN KEPUNAHAN IKAN BELIDA

Di Sumatera Selatan dan Jambi fakta menunjukkan bahwa secara umum ikan belida sudah terancam kepunahan populasinya. Untuk mencegah kepunahan jenis ikan tersebut, maka perlu membuat suatu keseimbangan antara kematian akibat penangkapan dan proses alami dengan rekrutmen sediaan ikan tersebut. Diantara cara mencegah kepunahan ikan belida tersebut adalah :  Mendirikan suaka perikanan  Domestikasi  Penebaran kembali, dan  Pengembangan budidaya menjadi alternatif pencegahan kepunahan yang strategis Suaka perikanan, khususnya daerah pemijahan menjadi penting dalam tindakan mencegah kepunahan ikan belida. Suaka perikanan tersebut akan menajdi peluang kepada ikan belida untuk melakukan proses reproduksinya secara normal. Domestikasi adalaj upaya manusia untuk menjinakkan ikan liar agar dapat tumbuh dan berkembang dalam kondisi terkontrol sesuai dengan keinginan mereka. Proses domestikasi dapat dimulai pemeliharaan ikan belida ukuran kecil (benih) atau besar yang ditangkap dari alam dalam wadah budidaya. Ikan tersebut diberi pakan secara teratur sehingga matang kelamin dan dipijahkan secara terkontrol. Keberhasilan domestikasi ikan belida akan mendorong pengembangan budidaya yang dapat mengurangi tekanan penangkapan. Selain itu benih hasil pemijahan dapat ditebar kembali ke perairan umum.

Karena ikan belida merupakan ikan yang belum ada dibudidayakan dan masyarakat memperolehnya melalui penangkapan di alam, maka sampai saat ini belum diperoleh referensi/literatur yang mengindentifikasi tentang hama dan penyakit yang menyerang ikan belida. Dari hasil konfirmasi kami pada Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Sumatera Selatan, bahwa saat ini, di Balai Riset Perikanan Perairan Umum Palembang sedang melakukan penelitian mengenai indentifikasi secara umum hingga pada penyakit yang dapat menyerang ikan belida. Data akan dapat diperoleh setelah penelitian ini selesai dan dipublikasikan pada masyarakat. Akan tetapi yang umum dan pasti terjadi yaitu penyakit stres pada ikan belida yang berpengaruh dapat mengganggu pola reproduksi dan perkembangan ikan belida karena disebabkan semakin buruknya lingkungan perairan Sungai Musi Palembang, dan perlakuan pada saat penangkapan.

Tabel 1. Tindakan preventif untuk mencegah penyakit pada ikan belida yang disebabkan oleh stres

DAFTAR PUSTAKA

Balai Riset kelautan dan Perikanan (2002). Warta Penelitian Perikanan Indonesia.

Yayan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan “Ikan Belida Sehat Produksi Meningkat”. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

#Tag :