Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Ruang Lingkup Penyuluhan : Berusaha Yang Lebih Menguntungkan (Better Bussiness)

Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat.  Sekarang ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha kita dapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk  mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya  dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit .

Banyak hambatan – hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk , dan sebagainya . Tetapi hambatan- hambatan  itu semua dapat diatasi  dengan cara mengembankan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik .  Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau tenaga kerja yang terampil , tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri kita sendiri. Dengan niat yang sungguh – sungguh kita bisa mengembangkan usaha kita menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh – sungguh maka sebaliknya usaha akan kita akan bangkrut.

Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha (wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha , dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang  lebih kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik.Dan perlu diingat bahwa pengembangan usaha itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran (marketing plan) oleh karena itu setiap pengusaha baik pengusaha kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya . Di dalam marketing plan itu dimuat hal- hal sebagai berikut seperti analisa situasi , tujuan pemasaran , anggaran pemasaran , kontrol / pengawasan terhadap pemasaran dan lain sebagainya.

Berikut beberapa upaya yang dapat menunjang kegiatan pengembangan usaha agar lebih menguntungkan :

1. Kemudahan dalam Akses Permodalan

Salah satu permasalahan yang dihadapi UKM adalah aspek permodalan. Lambannya akumulasi kapital di kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah, merupakan salah satu penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan rendahnya surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Faktor modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-usaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan UKM pemecahan dalam aspek modal ini penting dan memang harus dilakukan.
Ilustrasi modal [sumber]

Yang perlu dicermati dalam usaha pemberdayaan UKM melalui aspek permodalan ini adalah: (1) bagaimana pemberian bantuan modal ini tidak menimbulkan ketergantungan; (2) bagaimana pemecahan aspek modal ini dilakukan melalui penciptaan sistem yang kondusif baru usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah untuk mendapatkan akses di lembaga keuangan; (3) bagaimana skema penggunaan atau kebijakan pengalokasian modal ini tidak terjebak pada perekonomian subsisten. Tiga hal ini penting untuk dipecahkan bersama. Inti pemberdayaan adalah kemandirian masyarakat. Pemberian hibah modal kepada masyarakat, selain kurang mendidik masyarakat untuk bertanggungjawab kepada dirinya sendiri, juga akan dapat mendistorsi pasar uang. Oleh sebab itu, cara yang cukup elegan dalam memfasilitasi pemecahan masalah permodalan untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, adalah dengan menjamin kredit mereka di lembaga kuangan yang ada, dan atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di lembaga keuangan. Cara ini selain mendidik mereka untuk bertanggung jawab terhadap pengembalian kredit, juga dapat menjadi wahana bagi mereka untuk terbiasa bekerjasama dengan lembaga keuangan yang ada, serta membuktikan kepada lembaga keuangan bahwa tidak ada alasan untuk diskriminatif dalam pemberian pinjaman.

Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, kredit Perbankan lebih banyak terkonsentrasi pada kredit korporasi dan juga konsumsi dan hanya segelintir kredit yang disalurkan ke sektor Usaha Kecil dan Menengah. Oleh karena itu, untukmeningkatkan kapasitas UKM ini, Perbankan harus menjadikan sektor ini sebagai pilar terpenting perekonomian negeri. Bank diharapkan tidak lagi hanya memburu perusahaan-perusahaan yang telah mapan, akan tetapi juga menjadi pelopor untuk mengembangkan potensi perekonomian dengan menumbuhkan wirausahawan melalui dukungan akses permodalan bagi pengembangan wirausaha baru di sektor UKM. Perbankan harus meningkatkan kompetensinya dalam memberdayakan Usaha Kecil-Menengah dengan memberikan solusi total mulai dari menjaring wiraushawan baru potensial, membinanya hingga menumbuhkannya. Pemberian kredit inilah satu mata rantai dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah secara utuh.

2. Bantuan Pembangunan Prasarana

Usaha mendorong produktivitas dan mendorong tumbuhnya usaha, tidak akan memiliki arti penting bagi masyarakat, kalau hasil produksinya tidak dapat dipasarkan, atau kalaupun dapat dijual tetapi dengan harga yang amat rendah. Oleh sebab, itu komponen penting dalam usaha pemberdayaan UKM adalah pembangunan prasarana produksi dan pemasaran.
Penyerahan bantuan sarana usaha perikanan [sumber]

Tersedianya prasarana pemasaran dan atau transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah. Artinya, dari sisi pemberdayaan ekonomi, maka proyek pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal, memang strategis.

3. Pengembangan Skala Usaha

Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah, pada mulanya dilakukan melalui pendekatan individual. Pendekatan individual ini tidak memberikan hasil yang memuaskan, oleh sebab itu, semenjak tahun 80-an, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kelompok. Alasannya adalah, akumulasi kapital akan sulit dicapai di kalangan orang miskin, oleh sebab itu akumulasi kapital harus dilakukan bersama-sama dalam wadah kelompok atau usaha bersama. Demikian pula dengan masalah distribusi, orang miskin mustahil dapat mengendalikan distribusi hasil produksi dan input produksi, secara individual.
Ilustrasi pengembangan usaha [sumber]

Melalui kelompok, mereka dapat membangun kekuatan untuk ikut menentukan distribusi. Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan pada kemudahan untuk memperoleh akses modal ke lembaga keuangan yang telah ada, dan untuk membangun skala usaha yang ekonomis. Aspek kelembagaan yang lain adalah dalam hal kemitraan antar skala usaha dan jenis usaha, pasar barang, dan pasar input produksi. Aspek kelembagaan ini penting untuk ditangani dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.

4. Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan Kemitraan Usaha

Upaya mengembangkan jaringan usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai macam pola jaringan misalnya dalam bentuk jaringan sub kontrak maupun pengembangan kluster. Pola-pola jaringan semacam ini sudah terbentuk akan tetapi dalam realiatasnya masih belum berjalan optimal. Pola jaringan usaha melalui sub kontrak dapat dijadikan sebagai alternatif bagi eksistensi UKM di Indonesia. Meskipun sayangnya banyak industri kecil yang justru tidak memiliki jaringan sub kontrak dan keterkaitan dengan perusahaan-perusahaan besar sehingga eksistensinya pun menjadi sangat rentan. Sedangkan pola pengembangan jaringan melalui pendekatan kluster, diharapkan menghasilkan produk oleh produsen yang berada di dalam klaster bisnis sehingga mempunyai peluang untuk menjadi produk yang mempunyai keunggulan kompetitif dan dapat bersaing di pasar global.
Ilustrasi pengembangan jaringan usaha [sumber]

Selain jaringan usaha, jaringan pemasaran juga menjadi salah satu kendala yang selama ini juga menjadi faktor penghambat bagi Usaha Kecil Menengah untuk berkembang. Upaya pengembangan jaringan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam strategi misalnya kontak dengan berbagai pusat-pusat informasi bisnis, asosiasi-asosiasi dagang baik di dalam maupun di luar negeri, pendirian dan pembentukan pusat-pusat data bisnis UKM serta pengembangan situs-situs UKM di seluruh kantor perwakilan pemerintah di luar negeri.

Penguatan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan UKM, tidak berarti mengalienasi pengusaha besar atau kelompok ekonomi kuat. Karena pemberdayaan memang bukan menegasikan yang lain, tetapi give power to everybody. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi adalah penguatan bersama, dimana yang besar hanya akan berkembang kalau ada yang kecil dan menengah, dan yang kecil akan berkembang kalau ada yang besar dan menengah.

Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada keterkaiatan antara yang besar dengan yang menengah dan kecil. Sebab hanya dengan keterkaitan produksi yang adil, efisiensi akan terbangun. Oleh sebab itu, melalui kemitraan dalam bidang permodalan, kemitraan dalam proses produksi, kemitraan dalam distribusi, masing-masing pihak akan diberdayakan.

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap usaha termasuk juga di sektor usaha kecil. Keberhasilan industri skala kecil untuk menembus pasar global atau menghadapi produk-produk impor di pasar domestik ditentukan oleh kemampuan pelaku-pelaku dalam industri kecil tersebut untuk mengembangkan produk-produk usahanya sehingga tetap dapat eksis. Kelemahan utama pengembangan usaha kecil menengah di Indonesia adalah karena kurangnya ketrampilan sumber daya manusia. Manajemen yang ada relatif masih tradisional.

Oleh karena itu dalam pengembangan usaha kecil menengah, pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi Usaha Kecil Menengah baik dalam aspek kewiraswastaan, administrasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam pengembangan usaha. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai cara seperti pendidikan dan pelatihan, seminar dan lokakarya, on the job training, pemagangan dan kerja sama usaha. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan (Hafsah, 2004).
Ilustrasi sumberdaya manusia [sumber]

Selain itu, salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia di sektor UKM adalah Pendampingan. Pendampingan UKM memang perlu dan penting. Tugas utama pendamping ini adalah memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan menjadi mediator untuk penguatan kemitraan baik antara usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha menengah dengan usaha besar. Yang perlu dipikirkan bersama adalah mengenai siapa yang paling efektif menjadi pendamping masyarakat. Pengalaman empirik dari pelaksanaan IDT, P3DT, dan PPK, dengan adanya pendamping, ternyata menyebabkan biaya transaksi bantuan modal menjadi sangat mahal. Selain itu, pendamping eksitu yang diberi upah, ternyata juga masih membutuhkan biaya pelatihan yang tidak kecil. Oleh sebab itu, untuk menjamin keberlanjutan pendampingan, sudah saatnya untuk dipikirkan pendamping insitu, bukan pendamping yang sifatnya sementara. Sebab proses pemberdayaan bukan proses satu dua tahun, tetapi proses puluhan tahun.

6. Mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif

Perkembangan Usaha Kecil Menengah akan sangat ditentukan dengan ada atau tidaknya iklim bisnis yang menunjang perkembangan Usaha Kecil Menengah. Persoalan yang selama ini terjadi iklim bisnis kurang kondusif dalam menunjang perkembangan usaha seperti terlihat dengan masih rendahnya pelayanan publik, kurangnya kepastian hukum dan berbagai peraturan daerah yang tidak pro bisnis merupakan bukti adanya iklim yang kurang kondusif. Oleh karena perbaikan iklim bisnis yang lebih kondusif dengan melakukan reformasi dan deregulasi perijinan bagi UKM merupakan salah satu strategi yang tepat untuk mengembangkan UKM.
Ilustrasi bisnis yang konduisf [sumber]

Dalam hal ini perlu ada upaya untuk memfasilitasi terselenggaranaya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan dan non diskriminatif bagi keberlangsungan dan peningkatan kinerja UKM. Selain itu perlu ada tindakan untuk melakukan penghapusan berbagai pungutan yang tidak tepat, keterpaduan kebijakan lintas sektoral, serta pengawasan dan pembelaan terhadap praktek-praktek persaingan usahah yang tidak sehat dan didukung penyempurnaan perundang-undangan serta pengembangan kelembagaan.

Sumber : 1. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

                2. Pengembangan Usaha

Semoga Bermanfaat...

PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA IKAN MASKOKI

Wadah dan volume yang dapat digunakan untuk membudidayakan  maskokiada beberapa macam antara lain adalah: bak semen, bak fiber, kolam atau akuarium. Pemilihan wadah budidaya ini sangat bergantung kepada skala produksi budidaya  maskoki. Wadah budidaya  maskokiini sebaiknya ditempatkan di ruang teduh.

GambarWadah budidaya  maskoki

Akuarium yg berbentuk bundar sangat cocok buat memelihara maskoki yg tubuhnya bulat gempal. Akuarium bundar yg berdiameter 15 cm cocok buat memelihara maskoki yang tubuhnya ukuran kecil, sekitar tiga-4 centimeter sebesar tiga ekor. Jika ukuran sedang (lima-6 centimeter), akuarium hanya diisi dua ekor. Akuarium ini tidak cocok memelihara maskoki yang berukuran tubuh besar (6,lima?8 centimeter) ke atas.

Apabila mau memelihara maskoki yang ukuran akbar sampai jumbo, akuarium persegi empat dapat dipilih karena berukuran akuariumnya bervariasi. Akuarium yg ukuran 60 cm x 30 cm x 35 centimeter bisa diisi maskoki ukuran mini sebanyak 8 ekor atau 6 ekor maskoki berukuran sedang. Bila akan memelihara maskoki berukuran

besar, dapat dimasukkan 3 ekor, sedangkan maskoki berukuran extra large (10—12 cm) cukup satu ekor saja. Jika mau memeihara seekor maskoki yang berukuran jumbo (14—15 cm) harus menggunakan akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm. Selain itu, akuarium persegi empat sangat sesuai untuk memelihara maskoki yang tubuhnya berbentuk bulat panjang.

Strain maskoki yang cocok dipelihara di dalam akuarium adalah maskoki yang keindahan warna dan keunikan tubuhnya cenderung dinikmati dan sisi samping (side view) seperti red-white tossa, panda dragon eyes, chocolate oranda red pompom, red cap oranda, red-white ranchu, dan big head pearlscale combination colour.

Wadah yang cocok untuk pemeliharaan maskoki selain akuarium yaitu kolam bak semen, bak fiberglass, dan kontainer kecil yang terbuat dan plastik. Adapun ukuran dan bentuk kolam bak semen disesuaikan dengan luas tanah yang akan digunakan. Untuk pemeliharaan maskoki berukuran extra large sampai jumbo dengan jumlah 10-15 ekor dibutuhkan kolam berukuran 200 cm x 300 cm dengan kedalaman air 15 cm. Bila menggunakan baik fiberglass berukuran 100 cm x 150 cm x 40 cm, dapat untuk memelihara maskoki ukuran large sebanyak  10—12 ekor. Bila memilih kontainer kapasitas 70 liter cukup  diisi tiga ekor maskoki berukuran large atau satu ekor maskoki  berukuran extra large dan jumbo. Tidak ada strain maskoki yang khusus dipelihara di dalam bak/kolam. Akan tetapi, bila keindahan warna dan keunikan bentuk fisiknya terletak pada bagian atas maka bak atau kolam dapat dipilih untuk wadahnya. Strain maskoki yang keindahaimya cenderung dinikmati dan posisi atas (top view) antara lain strain ranchu (seperti red-white ranchu), strain bubble eyes, dan strain butterfly.

Sarana pendukung utama yang harus disediakan di dalam akuarium di antaranya aerator atau blower yang berfungsi sebagai pemasok oksigen ke dalam air. Selain itu, juga disediakan silkulator (aquarium liquid filter) yang berfungsi ganda sebagai penyaring kotoran dan pemasok oksigen. Sarana pendukung lain yang juga berfungsi sebagai alat pembersih kotoran yaitu selang penvifon dan serokan. Sementara sarana pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah lampu UV (ultra violet biolite) yang berfungsi sebagai penerang, terutama pada malam hari. Gunakan lampu UV 10 watt untuk akuarium berukuran 60 cm x 30cm x 35 Cm dan berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm, serta kontainer mini berkapasitas 70 liter. Untuk bak fiberqlass 100 cm x 150 cm sebaiknya dipasang lampu 25 watt. Sementara untuk kolam berukuran 200 cm x 350 cm x 50 cm, lampu yang digunakan UV 40 watt. Patut diketahui, lampu neon memancarkan cahaya yang tidak menimbulkan panas sehingga tidak meningkatkan suhu air.

Sumber:

Nurleli. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Ikan Maskoki. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

Rancang Bangun Alat Tangkap Bubu

Rancang bangun alat tangkap bubu dititik beratkan dalam konstruksi yang dirancang supaya mengakibatkan indera tangkap ini sebagai indera tangkap yg ramah lingkungan yaitu memberi kesempatan ikan atau rajungan yang berukuran kecil dapat melepaskan diri.

Pertimbangan krusial dalam menciptakan rancang bangun (desain) bubu adalah :

  1. Bubu hendaknya mudah dibawa dalam jumlah banyak dan mudah dioperasikan termasuk mudah penataannya diatas geladak perahu;
  2. Ringan dan cukup kompak sehingga mudah ditenggelamkan dan mudah diangkat selama operasi penarikan;
  3. Stabilitas bubu agar posisinya benar-benar tegak pada saat dipasang di atas dasar perairan; konstruksi bubu yang tidak terlalu tinggi dengan nilai ratio tinggi dan panjang dasar bubu berkisar 0.35 – 0,4 dan berbentuk kubah merupakan salah satu penampilan yang stabil,;
  4. Ketahanan bubu agar dapat digunakan lebih lama sehingga diperlukan bahan jaring sintetis ;
  5. Konstruksi bubu yang sederhana, mudah dilipat dan murah biaya pembuatannya, disamping itu lebih ringan dan mudah sewaktu dilakukan pengangkatan untuk dipindahkan.

Adapun bubu ini terdiri menurut bagian-bagian sebagai berikut :

1). Rangka (frame)

Bagian ini berfungsi buat menciptakan badan bubu sehingga bisa mempertahankan bentuk bubu saat dioperasikan, terbuat dari besi atau kawat.

Dua). Bagian badan (rongga).

Pada bagian badan bubu, keliru satu bagian badannya (bawah) tertutup rapat dengan jaring (webing), sedangkan bagian lainnya bisa dibuka (pintu bubu) yang berfungsi buat memasang umpan dan mengambil hasil tangkapan menurut pada rongga bubu. Bahan jaring pada badan bubu ini Polyethylene (PE) berwarna hijau dengan ukuran benang 380/d6 dan ukuran mata jaring 1,25 inci.

3). Bagian verbal (ijeb)

Bagian verbal berjumlah 2 butir bagian sisi kiri dan kanan yang berbentuk pipih & menjorok kedalam (mengerucut kedalam) sepanjang 20 cm. Bagian ini berfungsi menjadi jalur masuknya sasaran tangkapan (ikan atau rajungan) ke pada bubu, sasaran tangkapan mudah masuk tetapi kesulitan buat keluar.

Pada bubu lipat bagian ini terlatak pada bagian sisi kiri & kanan, bentuknya misalnya corong dengan lubang corong menurut bibir & lubang yang menunjuk ke dalam semakin menyempit menciptakan celah buat menyulitkan ikan keluar dari bubu. Bagian verbal ini terbuat berdasarkan bahan Polyethylene (PE) berwarna hijau menggunakan ukuran benang 380/d6 dan berukuran mata jaring 1,25 inci, menggunakan rincian panjang bibir bawah 15 mata panjang tiga mata, bibir atas 15 mata & lebar bibir atas tiga mata.

4). Bagian pintu

Pintu terletak pada bagian tengah badan bubu agar mudah untuk mengeluarkan hasil tangkapa setelah bubu dibuka pada saat hauling. Bagian pintu terletak di bagian atas  bubu dan jaringnya dapat dibuka-tutup. Pada bubu lipat bagian ini digantikan dengan sayap depan dan sayap belakang yang dapat dibuka (dilipat) dan ditutup.
Bagian pintu bubu

5). Celah pelolosan

Celah pelolosan dibuat agar ikan-ikan yang belum layak tangkap dari segi ukuran dapat dapat keluar dari bubu dan hidup bebas untuk melanjutkan pertumbuhannya. Pada bubu lipat celah pelolosan ini terletak antara sayap depan dan sayap belakang yang dapat dibuka-tutup dan diantaranya terdapat celah (tidak tertutup rapat) .
Celah pelolosan bagi ikan yang berukuran lebih kecil

6). Tempat umpan (Bait Hook)

Bagian ini terbuat dari besi (kawat seng) Ø 4 mm ditekuk seperti leter U dan digantungkan ditengah-tengah rongga bubu yang diapit diantara ragangan bubu, berfungsi untuk mengaitkan umpan.
Tempat umpan

7). Tali Utama (main line)

Tali utama (main line) terbuat dari bahan PE Ø 6 - 8  mm  Panjang tali utama ini    disesuaikan dengan jumlah bubu yang dibutuhkan atau diturunkan sewaktu setting. Setiap jarak 10 meter pada tali utama ini terdapat tali cabang penghubung bubu dengan tali utama.
Tali utama pada pembuatan bubu

8). Tali cabang (Branch line) atau tali pengikat

Tali cabang (branch line) terbuat dari PE Ø 4 mm diikat kan pada bubu dengan panjang 200 cm dan dihubungkan dengan tali utama .
Tali pengikat pada pembuatan bubu

9). Tali guci (tali segitiga) yang terbuat dari PE Ø 4 mm diikat kan pada bubu dengan panjang 40 cm dan dihubungkan dengan tali cabang.
Tali segitiga

10). Pelampung tanda

Pelampung indikasi berjumlah dua butir berupa pelampung berdasarkan bahan sterafoam yg dilengkapi menggunakan tiang & bendera.

Penempatan pelampung pada pemasangan bubu pada perairan [sumber]

11). Pemberat

Pemberat dipasang pada bubu berfungsi buat menunda bubu supaya nir hanyut (bergeser berdasarkan tempatnya) dampak imbas pasang surut, arus & gelombang laut. Pemberat dibutuhkan terutama jika bubu dianggap terlalu ringan sebagai akibatnya mudah dihanyutkan arus atau gelombang.

Penempatan pemberat pada pemasangan bubu di perairan [sumber]

Sumber : Modul Pembuatan dan Pengoperasian Alat Tangkap Bubu. BPPP Tegal

Semoga Bermanfaat...

PEMBENIHAN IKAN NILA

Tempat pembenihan ikan nila

Pemilihan indukan ikan nila

Pemeliharaan indukan

Pemijahan ikan nila

Pemeliharaan larva

Pendederan benih

Panen pembenihan ikan nila

Pembenihan ikan nila merupakan usaha budidaya yang sangat produktif. Meskipun jumlah telurnya relatif sedikit, namun frekuensi pemijahan ikan nila cukup sering. Ikan ini bisa dikawinkan setiap bulan, sampai usia produktifnya habis.

Ikan nila mudah memijah secara alami. Bahkan ikan ini gampang sekali memijah secara liar di kolam-kolam budidaya. Tidak sepertiikan mas atauikan lele yang memerlukan banyak rekayasa. Pengaturan hanya diperlukan untuk mengelola agar pemijahan berlangsung terkendali.

Dengan pengelolaan yang tepat, pembenihan ikan nila akan menjadi usaha yang menguntungkan. Pada kesempatan kali ini akan diulas apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memulai pembenihan ikan nila.

Hal pertama yang harus disiapkan dalam pembenihan ikan nila adalah penyiapan tempat atau kolam budidaya. Terdapat empat tipe kolam yang dibutuhkan untuk pembenihan ikan nila, diantaranya:

  1. Kolam pemeliharaan indukan. Kolam ini digunakan untuk memelihara indukan jantan dan betina. Ikan jantan dan betina harus ditempatkan di kolam yang berbeda. Sehingga dibutuhkan setidaknya dua kolam pemeliharaan induk. Kolam tidak perlu terlalu luas, hnaya saja harus cukup dalam untuk ikan dewasa, sekitar 100-140 cm.
  2. Kolam pemijahan. Kolam pemijahan digunakan untuk mengawinkan induk jantan dan betina. Jenis kontruksi kolam pemijahan ikan nila sebaiknya berlantai dasar tanah. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan-kubangan atau kemalir.
  3. Kolam pemeliharaan larva. Kolam ini diperlukan untuk memelihara larva ikan yang baru menetas. Tipe kolam yang digunakan bisa bak semen,  kolam tanah atau hapa. Hapa merupakan jaring yang halus seperti kelambu yang dibuat mengapung di atas kolam. Persis seperti jaring apung di danau, namun ukurannya kecil. Hapa bisa diletakan di kolam pemijahan.
  4. Kolam pendederan benih. Kolam ini diperlukan untuk membesarkan benih ikan sampai ukuran 10-12 cm. Atau, sampai ikan nila kuat untuk dibesarkan di kolam budidaya pembesaran.

Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya menggunakan galur murni yang secara genetis memiliki sifat-sifat unggul. Dewasa ini indukan nila yang beredar di masyarakat banyak yang sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk mendapatkan indukan yang unggul, sebaiknya cari di tempat-tempat terpercaya seperti,BBPBAT atau balai-balai perikanan setempat.

Indukan nila matang gonad atau telah siap memijah, harganya relatif mahal. Untuk itu, kita bisa memelihara calon indukan sedari kecil hingga ikan siap buat dipijahkan. Adapun ciri-ciri calon indukan nila yang baik adalah menjadi berikut:

  • Merupakan galur murni dan berasal dari keturunan yang berbeda.
  • Kondisinya sehat dan bentuk badannya normal (tidak cacat).
  • Sisik besar, susunannya rapi.
  • Bagian kepala relatif kecil dibandingkan badannya.
  • Badan tebal dan warnanya mengkilap.
  • Gerakannya lincah, responsif terhadap pemberian pakan.

Ikan nila betina memasuki matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Induk betina yang akan dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk induk jantan 250-300 gram.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, ikan nila termasuk ikan yg jumlah telurnya sedikit. Satu induk betina seberat 200-250 gram hanya mengandung telur 500-1000 buah. Dari jumlah tadi yg menetas menjadi larva biasanya berkisar 200-400 ekor.

Masa produktivitas indukan buat pembenihan ikan nila berkisar 1,lima-dua tahun. Indukan yg sudah dibenihkan lebih berdasarkan dua tahun sebaiknya diganti dengan yang baru. Lantaran kualitas & kuantitas anakannya akan menurun. Induk ikan nila yg sudah memijah siap dipijahkan pulang sehabis tiga-6 minggu.

Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus dipelihara di kolam terpisah. Induk betina disatukan dengan betina lainnya, begitu pula dengan induk jantan. Padat tebar untuk kolam pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2.

Kolam pemeliharaan induk jantan & betina wajib mempunyai asal pengairan yg tidak sinkron (disusun seri). Buangan air dari kolam jantan nir masuk ke kolam betina dan kebalikannya. Hal ini buat menghindari terjadinya pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan terbawa ke kolam betina sehingga terjadi pembuahan.

Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya memiliki kadar protein tinggi, lebih dari 35%. Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran yang hanya membutuhkan kadar protein sekitar 2%. Kandungan protein yang tinggi diperlukan agar pertumbuhan gonad maksimal. Jumlah pakan yang diperlukan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari bobot ikan per hari.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, ikan nila sangat mudah memijah secara alami. Pemijahan ikan nila intensif umumnya digunakan buat memproduksi benih pada jumlah akbar. Lantaran buat membentuk infrastrukturnya membutuhkan modal akbar. Kali ini kami hanya akan mengulas pemijahan ikan nila secara alami.

Dasar kolam pemijahan ikan nila sebaiknya dibuat miring sekitar 2-5%. Kemudian buat kemalir atau kubangan di dasar kolam tersebut sedalam 20-30 cm sebagai lokasi-lokasi ikan memijah.

Sebelum ikandimasukkan ke kolam pemijahan, lakukan pengolahan dasar kolam terlebih dahulu. Silahkan lihatcara persiapan kolam tanah.

Pemijahan ikan nila dilakukan secara massal. Indukan jantan dan betina ditebarkan ke kolam pemijahan secara bersama-sama. Padat tebar kolam pemijahan sebanyak 1 ekor/m2, dengan perbandingan jantan dan betina 1:3.

Selama proses pemijahan, berikan pakan misalnya pada kolam pemeliharaan induk. Pemijahan ikan nila umumnya akan berlangsung pada hari ke-7 semenjak indukan ditebar.

Pemijahan berlangsung di dasar kolam, umumnya pada kubangan atau cekungan. Apabila terjadi kecocokan, telur yg dimuntahkan induk betina akan dibuahi sang ikan jantan. Kemudian telur tersebut dierami pada mulut induk betina.

Selama proses pengeraman telur, induk ikan betina biasanya berpuasa. Maka, sebaiknya pemberian pakan dikurangi hingga tinggal setenganya. Hal ini penting untuk menekan ongkos produksi dan mencegah pembudukan sisa pakan di dasar kolam.

Proses pengeraman biasanya berlangsung sekitar satu minggu. Telur akan mentas menjadi larva ikan. Bila induk betina merasa kolam ditumbuhi pakan alami ikan, ia akan mengeluarkan larva dari mulutnya secara serempak. Oleh karena itu, dalam selama proses persiapan kolam penting untuk memupuk dasar kolam agar pakan alami ikan tumbuh.

Larva ikan yang baru menetas akan berenang ke pinggir kolam. Segera ambil dengan saringan halus & pindahkan ke loka pemeliharaan larva.

Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di loka khusus. Pemindahan dilakukan selesainya larva berumur 5-7 hari.

Kolam pemeliharaan larva mampu berupa kolam tembok, akuarium, kontainer plastik atau hapa. Padat tebar buat pemeliharaan larva 50-200 ekor/m2, tergantung jenis kolamnya.

Berikan pakan berprotein tinggi berbentuk tepung halus ukuran 0,dua-0,5 mm. Frekuensi pemberian pakan 4-5 kali sehari, setiap kalinya sebanyak 1 sdt pakan berbentuk tepung.

Alternatif lain, pakan larva ikan nila sanggup dibentuk menggunakan cara merebus satu butir telor ayam. Kemudian ambil kuning telurnya, kemudian lumat dan campur menggunakan 1/dua liter air. Masukkan pada botol semprotan dan berikan dalam ikan sebanyak 100 ml, setiap kali hadiah.

Lama pendederan larva berkisar 3-4 minggu, atau sampai larva ikan ukuran dua-tiga cm. Larva yg telah mencapai ukuran tersebut harus segera dipindah ke kolam pendederan selanjutnya. Karena daya tampung kolam larva sudah nir layak lagi buat ukuran ikan sebesar itu.

Pada tahap pendederan larva, pembenihan ikan nila bisa dibuat agar menghasilkan benih ikan yang kelaminnya jantan semua. Para pembudidaya pembesaran lebih memilih benih nila jantan untuk dibesarkan, atau budidaya nila secaramonosex. Karena pertumbuhan ikan jantan lebih cepat daripada ikan betina.

Tips untuk membuat benih ikan jantan semua adalah dengan memberikan hormon17 alpha methyltestosteron pada tahap pendederan larva. Campurkan hormon tersebut pada pakan ikan. Berikan pada larva hingga ikan berumur 17 hari. Cara ini akan menghasilkan benih ikan jantan lebih dari 95%.

Setelah larva dibesarkan sampai berukuran dua-3 cm, selanjutnya lakukan pendederan buat mendapatkan benih ikan yg siap dibudidayakan pada loka pembesaran. Pendederan hendaknya menggunakan kolam yg lebih luas.

Padat tebar buat pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila dalam tahap ini kurang lebih 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira hingga ukuran benih 10-12 cm.

Pakan buat pendederan menggunakan pelet dengan kadar protein 20-30%. Jumlah pakan yang diharapkan tiga% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari.

Tetapi tidak menutup kemungkinan berukuran benih yang dikehendaki pasar lebih akbar menurut itu. Jika demikian, lakukan tahap pendederan termin ke-2 hingga berukuran benih sinkron dengan permintaan pasar.

Selanjutnya, output pembenihan ikan nila siap buat dibesarkan di kolam budidaya pembesaran ikan nila. Silahkan lihatpanduan lengkap budidaya ikan nila.

Hal lain yg wajib diperhatikan dalam pembenihan ikan nila adalah pengendalian hama dan penyakit. Dalam hal ini upaya pencegahan lebih lebih diutamakan daripada pengobatan. Karena pengobatan ikan yang sudah sakit cukup menyita asal daya. Untuk lebih lengkapnya silahkan lihathama & penyakit ikan nila.

Pemanenan sebaiknya dilakukan dalam pagi hari atau sore hari. Pengemasan atau pengangkutan benih yg akan dijual sanggup memakai wadah tertutup atau terbuka. Untuk pengiriman jarak dekat wadah terbuka masih memungkinkan.

Tetapi apabila pengiriman membutuhkan ketika yg lama & jaraknya jauh, dianjurkan memakai wadah tertutup. Pengiriman dengan wadah tertutup memerlukan aerasi buat memperkaya kandungan oksigen air. Wadah diisi air sampai 1/3-nya saja, sisanya oksigen.

Referensi

  1. Khairuman dan Khairul Amri. 2003. Budidaya ikan nila secara intensif. Agromedia Pustaka
  2. Usni Arie. 2004. Pembenihan dan pembesaran nila gift. Penebar Swadaya
  3. Rahmat Rukmana. 1997. Ikan nila, budidaya dan prospek agribisnis. Kanisius

#Tag :

Media Penyuluhan Perikanan : Serial Foto

Media Penyuluhan Perikanan Seri foto merupakan materi penyuluhan pertanian berupa rangkaian photo-photo yang disusun secara berurutan sehingga sebagai suatu cerita/proses aktivitas pada bidang perikanan.

Berikut model media penyuluhan perikanan pada bentuk serial foto :

SERIAL FOTO

PEMBUATAN TERASI REBON

Semoga Bermanfaat...

TAHUN 2017, KKP FOKUS KAWAL KEDAULATAN LAUT INDONESIA

Memasuki tahun 2017, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) permanen terus memfokuskan program akselerasi pembangunan pada sektor kelautan dan perikanan dan pemberantasan penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing). Upaya yg dilakukan galat satunya melalui penegakan aturan & pengamanan laut Indonesia menjadi acara prioritas KKP bersama Satgas 115.

?KKP tetap concern pada penegakan hukum dan pengamanan laut,? Ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti waktu acara Refleksi 2015-2016 & Outlook 2017 beserta para pemimpin redaksi media massa pada Kantor KKP, Gedung Mina Bahari IV Jakarta, Rabu (14/12).

Susi menyampaikan, dalam 2017 ini KKP akan tetap menjalankan tugasnya, galat satunya memberantas illegal fishing. Hal ini sinkron dengan visi pemerintah pada mewujudkan laut menjadi masa depan bangsa.

?Tetap memberantas illegal fishing menggunakan menenggelamkan kapal. Bedanya, kini ini kami menenggelamkan kapal tapi nir diekspos media. Karena berdasarkan saya telah relatif memberikan pengaruh jera,? Kata Susi.

Dalam dua tahun terakhir, KKP telah menenggelamkan sebesar 236 kapal yg terdiri atas 229 kapal asing dan 7 kapal Indonesia pelaku illegal fishing. Sementara pelanggaran yg sudah ditangani sebanyak 481 masalah, termasuk 209 kasus berkekuatan hukum permanen (in kracht).

Lebih lanjut Susi juga mengatakan, akan terus melakukan koordinasi dengan forum lain buat menjaga keamanan di wilayah pesisir agar output laut lainnya dapat terawasi pribadi oleh pemerintah.

?Kita terus mencoba mengamankan barang-barang Indonesia yang akan diselundupkan ke luar negeri. Intinya buat menjaga kedaulatan kita tetap konsisten?, ujarnya.

Pada 2017, Anggaran Pendapatan & Belanja Negara?(APBN) KKP sebesar Rp 9,27 triliun. Angka tersebut turun sebanyak Rp 4,53 triliun dibandingkan APBN KKP Tahun 2016 sebesar Rp13,8 triliun. Susi optimis, kementeriannya akan memakai aturan tersebut supaya dipakai buat supervisi dan pembelian donasi buat nelayan.

?Kemarin anggaran KKP disetujui DPR sebesar 9,27 triliun Rupiah. Lebih sedikit menurut kemarin. Tapi ya memang itu yg saya inginkan, sedikit yang krusial tepat target dan penggunaannya.?, tutur Susi.

Adapun kegiatan KKP di 2017, ialah memberikan bantuan untuk kesejahteraan nelayan, KKP akan memberikan bantuan berupa 1.080 kapal penangkap ikan (ukuran < 5GT – 120 GT), 22 kapal pengangkut (ukuran 70GT dan 100Gt), 2.990 alat tangkap dan 500.000 asuransi nelayan. Sementara di sektor pengawasan, KKP akan melakukan operasi pengawasan selama 150 hari, menyiapkan 8 unit speedboat pengawasan, 1 unit detention center, 140 hari airbone surveilance dan menyiapkan 526 asuransi awak kapal.

Sumber:

http://kkp.Go.Id/2016/12/14/tahun-2017-kkp-penekanan-kawal-kedaulatan-bahari-indonesia/

#Tag :

Media Penyuluhan Perikanan: Brosur

Brosur adalah kitab yang diterbitkan secara nir terpola yang bisa terdiri menurut satu sampai sejumlah mini halaman, nir terkait dengan terbitan lain, dan terselesaikan dalam sekali terbit. [sumber].

Selengkapnya pengertian Brosur adalah suatu media yang digunakan oleh perusahaan atau organiasasi tertentu untuk menawarkan suatu produk, layanan, atau program kepada masyarakat umum. Brosur ini diterbitkan secara tidak berkala (tidak reguler) dan hanya terdiri dari beberapa halaman saja (sedikit halamannya). Brosur juga umumnya memiliki sampul tetapi tidak berjilid. [sumber].
Salah satu contoh cover brosur dengan materi perikanan

Selain pengertian diatas sebuah media penyuluhan bisa dikategorikan sebagai brosur apabila mempunyai ciri menjadi berikut :

  1. Bentuk media cetak dalam bentuk lembaran yang tersusun seperti buku.
  2. Jumlah halaman 8-60 lembar.
  3. Materi pokok disajikan secara sederhana dan tuntas.
  4. Dapat disertai gambar – gambar faktual yang dapat menarik  perhatian.

Fungsi Brosur

Brosur dibuat tentu bukan tanpa sebab dan fungsi, brosur juga mempunyai fungsi yang krusial terutama dalam hal pemasaran & promosi. Fungsi utama dari sebuah brosur adalah memberikan berita kepada warga generik tentang suatu produk yg akan ditawarkan secara detail. Untuk bisa menarik perhatian masyarakat, umumnya brosur dibentuk dengan desain yang menarik dan isinya kentara.

Ciri-Ciri Brosur

Segala sesuatu tentu mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tersendiri, begitu juga dengan brosur. Brosur memiliki ciri-karakteristik tertentu yg membedakannya dengan media-media kenaikan pangkat lainnya. Adapun karakteristik-karakteristik dari brosur antara lain:

  1. Umumnya memiliki pesan yang tunggal.
  2. Tujuannya menginformasikan produk kepada masyarakat luas.
  3. Hanya sekali diterbitkan.
  4. Dibuat semenarik mungkin agar menarik perhatian publik.
  5. Didistribusikan secara tersendiri (oleh perusahaan tersebut).
  6. Desainnya menarik dan isinya jelas.

Keunggulan Brosur

Brosur memiliki keunggulan dibanding media penyuluhan yang lain diantaranya :

  1. Berisi informasi yang lengkap
  2. Dapat dibaca utuh atau sebagian
  3. Mudah dibawa
  4. Dapat dibaca berulang
  5. Dapat digunakan untuk belajar mandiri
  6. Dapat digunakan untuk bahan pendampingan, bahan diskusi atau bahan pustaka

Semoga Bermanfaat...

INFO PERIKANAN: Karang Polip Besar, Karang Hias Unik yang Perlu Perhatian

Keberadaan karang polip besar secara alamiah sangat sporadis ditemukan di dataran terumbu karang, meski pada beberapa laporan bisa ditemukan pada sebuah tempat yg luas. Jika pun ada, karang jenis ini mendapat ancaman eksploitasi yaitu dimanfaatkan sebagai karang hias. Padahal jenis karang polip ini mempunyai taraf pertumbuhan yang amat lambat.

Prinsip kepemilikan bersama yang ada di perairan laut membuat pemanfaatan karang hias ini dikuatirkan melebihi prinsip keberlanjutan (sustainable use). Hamparan luas dan jumlah koloni yang banyak bukanlah sebuah jaminan, jika tidak terdapat managemen di lokasi pemanfaatan.

Untuk kepentingan itu, penulis bersama Kelompok Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Sumberdaya Pesisir yang diketuai Dr. Taslim Arifin melakukan kajian ini, termasuk meliputi lokasi-lokasi yang jarang dijelajahi oleh pencari karang hias maupun para peneliti sendiri. Penelitian ini juga mengambil uji multi parameter langsung di lapangan maupun  pengambilan sampel air untuk uji lebih lanjut di laboratorium.

Perairan Teluk Saleh yang berada di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat adalah lokasi yang diteliti buat mengumpulkan syarat terumbu karang. Menurut konfirmasi berdasarkan kolektor karang hias, lokasi hamparan karang polip akbar ini masih poly dijumpai di perairan ini.

Dari hasil survey lapangan yang dipimpin oleh Yulius, M.Si. di kawasan ini jumlah karang hias dalam jumlah yang banyak dan area yang luas dapat dijumpai, khususnya untuk jenisTrachyphyllia jardinei.Diperkirakan jumlahnya meliputi ratusan koloni di satu lokasi, sungguh diluar dugaan sebelumnya.

Disamping jenisTrachyphyllia jardineijuga ditemukanCatalaphyllia geoffroyi, Gonioporasp danDiaseris sp. Hamparan karang polip besar di Teluk Saleh untuk jenisTrachyphyllia jardenei danCatalaphyllia geoffroyi berada pada kedalaman 12 m, memiliki dasar berpasir dan pecahan serta patahan karang maupun kerang.

Penemuan ini menjadi warta berharga terutama bagi peneliti. Hasil ini bisa dipakai untuk mendukung kegiatan budidaya atau propagasi (transplantasi) menggunakan metode domestikasi sesuai dengan daerah asal dan kondisi lingkungannya baik pada alam juga pada farm nantinya.

Temuan jumlah karang polip pada Teluk Saleh ini tergolong temuan langka, bahkan bagi penulis sendiri. Menurut penuturan M. Abrar, peneliti dari P2O LIPI, jenis yang sama pernah ditemukan di perairan Lamalera, Alor, Nusa Tenggara Timur pada jumlah signifikan, & juga pernah ditemukan pada Pangkep, Sulawesi Selatan meski jumlahnya sedikit.

Khusus untuk jenisCatalaphyllia geoffroyi dalam jumlah yang besar dan dalam kawasan yang luas bahkan pernah penulis jumpai lebih dari seribu koloni dalam satu kawasan di Pulau Padei, Sulawesi Tengah pada tahun 2002.

Meski demikian, keberadaan karang polip di Teluk Saleh pun bukannya tanpa potensi ancaman. Berada pada perairan tertutup, karang ini akan menghadapi kompetisi tinggi dampak taraf kecerahan air yang rendah. Hal itu pun ditambah masih adanya penggunaan alat tangkap nir ramah lingkungan misalnya bom dan racun potasium.

Sebagai catatan, hanya jenis karang eksklusif saja yg bisa tahan menggunakan air keruh, namun nir ada satu jenis karangpun yang selamat dengan penggunaan indera tangkap seperti bom dan racun potasium.

Jika bom menaruh impak langsung saat peristiwa dimana karang akan berantakan, patah & pindah menurut posisi, maka pengaruh racun baru terdeteksi selesainya beberapa hari, seminggu hingga sebulan tergantung pada konsentrasi zat yang dipakai, kondisi arus perairan, dan intensitas penggunaannya.

Hasilnya dapat terlihat & terbukti menggunakan adanya tutupan karang hidupnya sangat rendah dan nir menjadi daerah asal ikan untuk bersembunyi karena nir lagi mendukung secara strukturnya.

Kegiatan Budidaya dan Pemetaan Potensi

Untuk tujuan budidaya dan konservasi, dalam tingkat skala penelitian, maka propagasi karang hias polip besar ini sedang dilakukan oleh penulis di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Proyek ini dilakukan lewat dukungan APBN 2016, melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok bekerjasama dengan CV. Cahaya Baru, salah satu eksportir yang mendukung kegiatan penelitian karang polip besar ini.

Tujuan uji coba propagasi ini adalah untuk membuktikan kemungkinan substitusi permintaan karang polip besar yg selama ini masih mengandalkan pendayagunaan alam. Jenis karang polip besar ini memiliki kekhususan, karena penanganannya lebih spesifik dibandingkan menggunakan jenis karang yg umum & banyak ditemukan pada semua lokasi di perairan Indonesia.

Jenis karang polip besar yang dipropagasikan mencakupTrachyphyllia jardenei, dan 5 jenis karang polip besar lainnya yaituScolymia sp,Cynarina lacrymalis,Plerogyra sinuosa,Physogyra sp danNemenzophyllia sp yang ditanam di kedalaman berbeda 5 m, 10 m dan 15 m yang bertujuan untuk melihat kondisi lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan karang.

Penulis menyadari pemilihan lokasi ini akan amat mendukung keberhasilan hidup karang polip besar terkait kondisi lingkungan dan aman dari predator.

Hingga saat ini, kendala yang dijumpai hingga tahap ini diantaranya munculnya pemutihan dan perubahan warna menjadi kepucatan dibanding kondisi awal. Kendala lain adalah tentakel karang terutama jenisNemenzophyllia sp menjadi santapan ikan dari kelompok Chaetodontidae (kepe-kepe) yaitu jenisChaetodon octofasciatus dan dari kelompokwrasses (Labridae).

Untuk mengantisipasi hal ini, penulis menggunakan jaring buat menutupi rak loka karang tadi berada.

Selain usaha propagasi, maka menjadi krusial jua dilakukan pemetaan potensi & pola pengelolaan pemanfaatan yang dari sebaran per lokasi dan jumlah populasi per spesies. Dengan demikian, rancangan ini akan membantu bisnis pengaturan pemanfaatan karang polip besar sehingga bisa mengklaim kekuatiran akan kehilangan spesies pada lokasi yg terdapat saat ini.

*  Dr. Ofri Johan, M.Si.Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Yulius, M.Si.Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir,Kementerian Kelautan dan Perikanan

Artikel ini sudah dimuat pada www.Mongabay.Co.Id

Sumber: http://balitbangkp.kkp.go.id/med_in_si44.php?url=karang-polip-besar-karang-hias-unik-yang-perlu-perhatian

#Tag :

Penanganan Rajungan Di Atas Kapal

Penanganan rajungan diatas bahtera dilakukan dalam bentuk segar & perebusan. Perlakuan yg baik adalah menjaga & membawa rajungan hingga ke pembeli dalam saat yang sesingkat-singkatnya sebagai akibatnya daging rajungan terjaga kualitas kekenyalannya maupun aromanya.

1). Rajungan Segar

Penangkapan Rajungan segar dengan 1 trip > 1 hari memerlukan coolbox untuk menyimpan hasil tangkapan rajungan segar supaya tetap terjaga tingkat kesegarannya, penanganan rajungan dalam bentuk segar (raw materials) di simpan dalam wadah pada suhu sekitar 0 – 4 derajat celsius dan dipertahankan sampai masuk ke miniplant untuk proses perebusan (cooking). Tubuh rajungan diusahakan tetap utuh dan tidak terintrusi air es hingga penyusunan rajungan dalam wadah teratur tidak tergencet, dalam lingkungan dingin, tidak terbuka oleh sinar panas matahari dan bebas dari pengaruh bahan pencemar. Di atas perahu sudah disediakan box sebagai wadah penyimpanan rajungan atau wadah lain yang sama perannya untuk menjaga kesegaran rajungan dan lebih ringan atau lebih mudah dipindahkan. Adapun tahapan penangan rajungan segar adalah sebagai berikut :

  • Jenis-jenis rajungan hasil tangkap Bubu Rajungan yang dipilih adalah ukuran komersial (> 150 gram).
  • Apabila kapal bubu rajungan berukuran kecil (< 5 GT), digunakan cold-box portable ukuran kapasitas mulai dari 50 kg, 100 kg dan 200 kg yang dilengkapi dengan lubang penirisan (drain hole) untuk membuang air lelehan es. Dengan ukuran kecil ini penempatannya di kapal bubu rajungan lebih luwes, yang penting ditempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung.
  • Bak pendinginan (chilling) dan pencuci rajungan ukuran 0,5 – 2 m3, sebagai tempat mencuci sekaligus chilling rajungan setelah dilepas dari Bubu Rajungan saat hauling, dimana bak ini akan diisi air laut yang diberi es. Sebaiknya bak ini bertutup dan berisolasi agar dapat menghemat pemakaian es. Perbandingan es curai dan air laut = 2 : 1.
  • Keranjang plastik. Terbuat dari bahan HDPE yang cukup kuat dengan kapasitas maksimum 25-30 kg rajungan,  agar cukup ringan sehingga mudah ditangani secara manual. Keranjang ini didesign sedemikian rupa sehingga air lelehan es dapat mengalir dengan lancar dan dapat ditumpuk tanpa memberikan tekanan produk rajungan yang ada didalamnya. Keranjang ini memiliki dua fungsi yaitu untuk wadah rajungan hasil seleksi, tempat melakukan pencucian sekaligus wadah rajungan selama penyimpanannnya dalam palkah. Jumlahnya disesuaikan agar dapat menampung semua hasil produksi,
  • Terpal.untuk membuat pelindung dari panas matahari bagi area dek kapal Bubu Rajungan.

2). Rajungan Kukus

  • Penanganan rajungan segar merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai perdagangan rajungan ataupun industrial rajungan. Penanganan rajungan pada dasarnya terdiri dari dua tahap, yaitu penanganan di atas kapal dan penanganan di darat. Penanganan rajungan setelah penangkapan memegang peranan penting untuk memperoleh nilai jual rajungan yang maksimal. Tahap penanganan ini menentukan nilai jual dan proses pemanfaatan selanjutnya serta mutu produk olahan rajungan yang dihasilkan.
  • Peralatan perebusan hasil tangkap rajungan berfungsi untuk melindungi rajungan dari kemunduran mutu daging rajungan setelah proses penangkapan sehingga memberikan peluang dapat dipertahankannya mutu dan kualitas rajungan dalam keadaan mati ataupun menjamin daging rajungan hasil tangkapan bubu tidak mengalami kemunduran mutu selama proses operasi penangkapan sehingga memberikan nilai jual rajungan yang lebih tinggi.
  • Peralatan perebusan banyak dipergunakan oleh nelayan rajungan, yang merupakan peralatan perebusan yang cukup sederhana baik kontruksi maupun penggunaan bahan peralatan perebusan. Dengan adanya peralatan perebusan diatas kapal nelayan yang cukup sederhana, maka penanganan rajungan diatas kapal bisa ditingkatkan dengan cara melakukan modernisasi peralatan perebusan sehingga higinitas dan sanitasinya dapat terjamin atau dapat lebih tinggi.

Cara perebusan meliputi :

1) Pensortiran

Pensortiran dilakukan terhadap rajungan hasil tangkapan yang akan direbus. Setelah proses pensortiran dilakukan proses pembersihan dilakukan untuk mengurangi mikroba yg terdapat dipermukaan tubuh rajungan.

Dua) Pencucian

Rajungan yg sudah dimuntahkan berdasarkan bubu dicuci dengan air laut hingga higienis dari lumpur atau kotoran-kotoran yg menempel

3) Perebusan

Setelah proses pencucian dilakukan proses perebusan atau pengukusan pada suhu 80⁰ - 90⁰ C selama 20 – 40 menit sesuai dengan ukuran rajungan. Tujuan dari perebusan ini adalah menghentikan aktifitas bakteri pembusuk jamur maupun enzim sehingga dapat memperpanjang daya awet produk olahan dan mempermudah pengelupasan kulit rajungan. Dalam standard penanganan rajungan diatas perahu untuk produk yang sudah direbus harus diperlakukan dengan kriteria sesuai dengan bentuk produk rajungan yang disediakan dari atas perahu. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan standard dalam proses perebusan di atas perahu/kapal yaitu setiap 50 kg rajungan direbus dengan menggunakan air sebanyak 20 liter dan direbus selama  20 – 40 menit. Langkah selanjutnya setelah perebusan agar dianginkan selama 45 menit lalu disimpan di wadah yang dijaga kebersihannya dan terhindar dari kontaminasi bahan atau benda lain sekecil apapun hingga sampai disetor ke miniplant terdekat.

4) Penyimpanan

Rajungan yang sudah direbus selanjutnya disimpan di dalam cool box menggunakan es curah (1 basket ? Balok), maksimal 3 basket @ 25 kg

PEMBENIHAN IKAN MAS

Memilih calon indukan

Memelihara indukan

Pemilihan calon indukan merupakan hal vital bagi bisnis budidaya pembenihan ikan mas. Sukses tidaknya output pembenihan ditentukan sang kualitas indukan ikan. Indukan yang dipilih wajib dari keturunan yang unggul.

Untuk menyeleksi calon indukan usahakan dilakukan waktu ikan masih ukuran 100-200 gram. Calon indukan jantan dan betina dipilih berdasarkan karakteristik-ciri sebagai berikut:

  • Umur indukan betina tidak kurang dari 1,5-2 tahun dengan berat minimal 2 kg per ekor. Untuk indukan jantan umurnya tidak kurang dari 8 bulan dengan berat minimal 0,5 kg per ekor.
  • Secara morfologis bentuk badan mulus, tidak cacat, sirip-siripnya tidak rusak. Ikan mas yang baik untuk indukan kepalanya lebih kecil dari badannya. Insangnya bersih, tidak ada bintik-bintik putih. Lensa matanya tampak jernih.Sisik di kedua sisi badannya simetris, tidak ada lekukan dan patahan. Warna sisik cerah, sisik yang kusam menandakan ikan terlalu tua. Sisik tersusun rapi dan ukurannya relatif besar. Ekornya baik dan kuat. Panjang ekornya lebih besar dibanding dengan lebarnya.
  • Calon indukan harus berasal dari keturunan yang berbeda, baik jantan maupun betina. Supaya tidak terjadi inbreeding yang menurunkan kualitas benih ikan.

Pemeliharaan indukan jantan & betina harus terpisah, masing-masing indukan menempati kolam yg tidak sama. Kedalaman air kolam berkisar 60-80 centimeter. Sumber pengairan buat ke 2 kolam tadi wajib pararel. Apabila pada susun seri usahakan kolam indukan jantan diletakkan setelah kolam indukan betina.

Hal tersebut dilakukan supaya nir terjadi perkawinan tak disengaja. Karena apabila indukan jantan melepaskan spermanya dan terbawa masuk ke kolam betina, bukan nir mungkin akan terjadi pemijahan tak disengaja.

Budidaya pembenihan ikan mas

Indukan ikan mas membutuhkan luasan kolam 5 m2 per kg bobot tubuh. Artinya, apabila kita memiliki indukan seberat 5 kg dibutuhkan minimal kolam seluas 25 m2. Dan, apabila kita mempunyai 2 indukan maka diharapkan luasan kolam sebesar 50 m2. Kapasitas kolam sanggup bertambah jika kualitas air dan sirkulasinya lebih baik. Suhu air ideal berkisar 25-30oC.

Indukan wajib diberikan pakan yg sehat & bergizi. Pakan utama mampu berupa pelet yang kandungan proteinnya 30-35%. Makanan tambahan lain yang diberikan merupakan dedak jagung atau menir. Jangan menaruh pakan yang kandungan lemaknya tinggi.

Jumlah pakan yang diharapkan sang indukan ikan mas lebih kurang dua-4% dari berat tubuhnya per hari. Frekuensi anugerah pakan sehari 2 kali, setiap pagi & sore. Indukan yg sudah dikawinkan mampu melakukan perkawinan lagi sehabis diistirahatkan pada kolam indukan selama dua-3 bulan.

Pemijahan ikan mas

Dalam usaha budidaya pembenihan ikan mas, terdapat dua tipe pemijahan, yakni pemijahan alami dan buatan. Pada pemijahan alami proses perkawinan dan pembuahan sel telur oleh sperma dilakukan sendiri oleh si ikan. Sedangkan dalam pemijahan buatan diperlukan bantuan manusia seperti penyuntikan dengan hipofisa, penyuntikan hormon dan pembuahanin vitro.

Pemijahan ikan mas sanggup dilakukan menggunakan 2 cara pada atas. Tetapi mengingat ikan mas gampang memijah, pemijahan buatan jarang diterapkan buat ikan mas. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pemijahan ikan mas silahkan baca artikel sebelumnya tentangcara pemijahan ikan mas.

Pendederan benih

Pendederan merupakan suatu tahapan penumbuhan benih pada budidaya pembenihan ikan mas. Benih ikan memiliki sifat-sifat tertentu sesuai dengan perkembangan umurnya. Setiap strata umur membutuhkan perlakuan yg tidak selaras. Oleh karena itu, pembesaran benih ikan dilakukan melalui beberapa termin pendederan.

A. Pendederan I

Pendederan pertama dilakukan pada larva yang telah berumur 7 hari. Larva dipindahkan ke kolam pendederan dari kolam penetasan telur. Pendederan bisa dilakukan di kolam yang biasa digunakan untuk budidaya pembesaran.

Seperti biasa, kolam tanah harus dipersiapkan terlebih dahulu, yaitu lakukan pengeringan, penjemuran, pengapuran, pemupukan & penggenangan air. Lebih detailnya lihatpersiapan kolam tanah buat budidaya ikan.

Kepadatan tebar buat pendederan pertama adalah 100-200 ekor/m2. Kedalaman air kolam diatur kurang lebih 60 centimeter. Sirkulasi air jangan terlalu deras lantaran benih masih mini . Masukan & keluaran air diberi saringan halus. Tujuannya agar hama seperti kodok & kecebong nir masuk ke dalam kolam & bersaing dengan benih ikan.

Pelepasan benih sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Caranya adalah benih beserta wadahnya, ember atau baskom, dimasukkan ke dalam kolam. Kemudian miringkan wadah tersebut sehingga benih bisa berenang keluar dari wadah. Biarkan benih keluar sendiri, jangan dipaksa. Penebaran misalnya ini berguna supaya benih mampu menyesuaikan diri menggunakan lingkungan kolam yang baru.

Pakan yang diharapkan untuk pendederan tahap pertama adalah biota air yanng ditumbuhkan dalam kolam. Pakan tadi relatif buat benih yang masih mini . Sebagai tambahan bisa diberikan pelet halus. Lama pemeliharaan pendederan pertama sekitar 4 minggu. Dealam tempo tadi akan dihasilkan benih ikan ukuran dua-3 cm.

B. Pendederan II

Secara teknis pendederan ke 2 sanggup dilakukan di kolam yg sama, nir perlu pindah. Perbedaan antara pendederan pertama dan ke 2 adalah padat tebar ikan. Padat penebaran benih ikan buat pendederan kedua kurang lebih 50-75 ekor/m2. Jadi, mau tidak mau ikan dari pendederan pertama wajib dipindahkan sebagian ke kolam lain agar padat tebarnya sinkron.

Pendederan ke 2 berlangsung sama dengan yg pertama yaitu 4 minggu. Benih yg dihasilkan berdasarkan pendederan ke 2 berukuran kurang lebih tiga-5 centimeter.

C. Pendederan III

Jenis kolam yg dibutuhkan buat pendederan ke tiga sama dengan pendederan sebelumnya. Padat tebar untuk pendederan ke empat yaitu lebih kurang 25-30 ekor/m2. Pendederan ke tiga membentuk benih ukuran lima-8 cm.

D. Pendederan IV

Pendederan ke tiga berlangsung selama 4 minggu pula. Kepadatan tebar pendederan ke 3 lebih kurang 3-5 ekor/m2. Benih yang dihasilkan berukuran sekitar 8-12 cm, dengan bobot tubuh 80-100 gram per ekor. Ikan sebanyak ini sudah relatif kuat buat budidaya pembesaran.

Panen pembenihan ikan mas

Lama ketika yang diperlukan buat proses pembenihan ikan mas, mulai berdasarkan ikan dipijahkan sampai pendederan ke empat kurang lebih 4,5 bulan. Selanjutnya, benih ikan dijual ke petani pembesaran. Kebutuhan benih buat budidaya pembesaran umumnya berukuran 100 gram per ekor.

??

Referensi

  1. Budi Santoso. 1993. Petunjuk teknis budidaya ikan mas. Kanisius, Yogyakarta.
  2. Gusrina. 2008. Budidaya ikan. Buku ajar kelas X SMK. Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta.
  3. http://alamtani.com/pembenihan-ikan-mas.html

#Tag :