Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Penyakit Argulosis (Kutu Ikan)

Argulus sp adalah salah satu parasit eksternal yang paling popular dan banyak ditemukan menyerang ikan. Argulus sp merupakan kutu ikan penyebab penyakit argulosis atau juga dikenal dengan istilah penyakit kutu ikan (fish louse).

Parasit Argulus sp mempunyai tubuh berbentuk pipih dan pada bagian dorsalnya dilindungi oleh karapas yang menutupi hampir seluruh tubuhnya dimana bagian karapas sedikit dapat digerakkan ke bawah menyerupai sayap. Argulus sp melakukan penempelan pada bagian luar tubuh ikan (ektoparasit) dan dapat menyesuaikan cengkeramannya dengan kecepatan gerak ikan sehingga tidak mudah lepas.

Beberapa spesies Argulus sp yang terkenal yang menginfeksi komoditas perikanan antara lain A. indicus, A. siamensis, dan A. foliaceus. Gejala klinis serangan Argulus sp antara lain iritasi akibat gigitan dan racun yang diinjeksikan, kehilangan keseimbangan dan melompat-lompat keluar air, ikan sangat kurus karena disengat dan dihisap darahnya, produksi mucus berlebihan, sisik terkuak dan kadang-kadang terlepas, muncul titik darah di bekas gigitan, rongga tubuh berisi cairan kekuningan, kulit pecah dan borok, serta ikan menggosok-gosokkan tubuhnya pada daerah pinggiran atau dasar wadah dan benda-benda keras di sekelilingnya.

KLASIFIKASI

BIO-EKOLOGI

  1. Parasit ini dikenal sebagai “kutu ikan” dan penghisap darah, berbentuk datar, dan lebih nampak seperti piring.
  2. Melukai tubuh ikan dengan bantuan enzim cytolytic, selain pada kulit, kutu ini juga sering dijumpai di bawah tutup insang ikan.
  3. Hampir semua jenis ikan air tawar rentan terhadap infeksi parasit ini.
  4. Pada intensitas serangan yang tinggi, ikan dewasapun dapat mengalami kematian karena kekurangan darah.
Ikan yang terkena Argulus

GEJALA KLINIS

  1. Secara visual parasit ini tampak seperti kutu yang menempel pada tubuh ikan, disertai dengan pendarahan di sekitar tempat gigitannya.
  2. Iritasi kulit, hilang keseimbangan, berenang zig-zag, melompat ke permukaan air dan menggosok-gosokkan badannya pada benda keras yang ada di sekitarnya.
Siklus hidup argulus

PENGENDALIAN

  1. Pengeringan dasar kolam yang diikuti dengan pengapuran.
  2. Perendaman dapat dilakukan dengan :
  • Larutan Dylox pada dosis 0,25 ppm selama 24 jam atau lebih di kolam.
  • Larutan Amonium Klorida (NH4Cl) pada dosis 1,0 - 1,5% selama 15 menit, atau garam dapur pada dosis 1,25% selama 15 menit.
  • Larutan Dichlorvos 0,2 mg/L selama 24 jam atau lebih, setiap minggu selama 4 minggu berturut-turut.
  • Garam dapur 500 – 1000 ppm selama 24 jam atau lebih, diulang setiap minggu selama 4 kali pemberian.
  • Potassium permanganate (PK) 2-5 mg/L selama 24 jam atau lebih.

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB KKP

Semoga Bermanfaat...

PEMELIHARAAN INDUK LELE

Pemberian Pakan Induk Lele

Induk lele memerlukan asupan protein yg baik, menurut SNI pakan lele yang baik mengandung nir kurang berdasarkan 30%. Pakan diberikan sehari 2 kali yaitu pagi & sore/malam. Dosis anugerah pakan minimal 3% dari total berat induk dalam kolam.

Misal : Jumlah berat induk (kg) x Dosis Pakan

: 100 Kg induk x tiga%

: 3 Kg Pakan perhari,

pagi 1,5kg dan sore/malam 1,5kg.

Sangat disarankan induk lele diberikan pakan spesifik ikan lele yang sudah ber-SNI atau unit pakan berdikari yang sudah teruji baik laboratorium juga testimonial pengguna. Suplemen biasanya dalam pakan dibibiskan vitamin E buat memperbaiki kualitas dan kuantitas telur.

Kepadatan Induk Lele

Kepadatan induk lele yg dipelihara diusahakan tidak melebihi lima ekor/m2 hal ini dikarenakan indukan memerlukan ruang yg relatif. Ruang yang relatif menaruh kondisi lingkungan yg mendukung. Misal : lahan 100 m2, maka sanggup masuk induk 500 ekor. Kepadatan diatas diasumsikan ketinggian air berkisar antara 80-100 centimeter.

Jenis dan berasal induk lele

Lele memiliki banyak strain/jenis. Di dalam global bisnis pembenihan lele di Indonesia setidaknya beredar induk lele jenis berikut:

? Induk lele strain sangkuriang: dari dari pemuliaan Balai Perikanan Besar Air Tawar (BPBAT) Sukabumi dan jenis ini dirilis sang Presiden RI secara resmi.

? Induk lele strain mutiara: dari berdasarkan Balai Sukamandi & dirilis secara resmi sang Presiden RI.

? Induk yg asal dari perusahaan swasta: lele masamo, lele phyton, lele paiton, lele burma, & sebagainya.

Pertanyaannya merupakan pilih jenis strain yg mana?

Jawaban yang tepat merupakan lakukan sedikit observasi di wilayah dimana anda merencanakan menciptakan usaha anda. Anda bisa menanyakan testimoni pada pembudidaya yang lebih senior, pada wilayah anda cocoknya jenis yang mana. Karena lokasi menentukan kecocokan indukan. Selain itu anda sanggup menanyakan pada penyuluh PNS perikanan di kecamatan anda.

Ciri induk yg baik yaitu anggota tubuh lengkap, nir cacat, lincah, kulit tanpa cacat tidak luka, kumis tidak putus, & militan. Jika anda membeli induk di Balai pemerintah umumnya anda akan diberikan SKAI (Surat Keterangan Asal Induk).

SUMBER:

Kadarusman H., 2016. Cara Pembenihan Ikan Lele Lengkap. Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan (P2MKP) Tunas Mina Lestari, Bandung. Didownload menurut page http://benihikan.Id/cara-pembenihan-ikan-lele/

#Tag :

Poin - Poin Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB)

Perdagangan bebas antar negara yang sementara waktu lagi akan diberlakukan, menuntut para pelaku pasar buat menaikkan daya saing produknya. Bukan hanya berkualitas, tetapi jua dengan harga yg murah. Persaingan produk bukan hanya dalam tataran lokal, tetapi jua akan bertarung dengan pesaing berdasarkan luar negeri. Apabila pelaku pasar tidak dapat menaikkan daya saing produknya, bukan nir mungkin produk-produk menurut luar negeri yg berkualitas tinggi & murah akan membanjiri pasar dalam negeri, & menjadi idola konsumen lokal.

Perdagangan bebas antar negara berlaku juga untuk produk-produk perikanan. Untuk dapat bertarung dengan produk-produk perikanan dari luar negeri, kita tentu harus memiliki kualitas produk perikanan yang baik dan juga harga produk yang murah. Nilai kualitas suatu produk didasarkan pada suatu pengakuan system jaminan mutu (standard mutu) pada masing-masing negara berdasarkan transparasi, objektivitas dan kepercayaan. Disamping itu, produk perikanan juga diharapkan aman untuk dikonsumsi dan ramah lingkungan.
Ilustrasi ikan hias yang sehat

Beberapa negara pengimport produk-produk perikanan, memberlakukan anggaran yang ketat & melakukan pemeriksaan sebelum produk perikanan yg masuk ke negaranya tersebar bebas. Diantaranya adalah mempelajari sisa logam berat dan anti biotik dan kandungan bakteri yg terdapat. Mereka memberlakukan standard yang ketat dengan memberi nilai ambang batas kandungan-kandungan bahan atau organisme berbahaya tadi.

Jadi jangan pernah mimpi produk ikan kita akan diterima pasar bebas, bila kita masih memelihara lele di kolam yg pula berfungsi menjadi jamban, atau mengobati ikan dengan obat yg mengandung antibiotik tinggi. Mungkin saat ini kita beranggapan bahwa toh produk perikanan kita hanya dijual pada pedagang lokal, jadi nir masalah jika masih melakukan hal tadi. Namun ke depan jika pasar kita sudah dibanjiri produk perikanan dari Vietnam atau RRC yang terkenal murah dan pula siap olah (berupa fillet), kita baru akan sadar dan mulai memperhatikan perkara mutu.

Agar kita tidak terlambat pada mengantisipasi hal tadi, ada baiknya bila kita memulai buat melakukan sebuah tindakan yang kongkrit dalam menaikkan mutu produk perikanan kita.

Penerapan Cara Budidaya Ikan Yang Baik (CBIB) adalah keliru satu upaya membangun ikan yang berkualitas. CBIB adalah penerapan cara memelihara dan atau membersarkan ikan dan mamanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol sehingga memberikan jaminan pangan dari pembudidayaan dengan memperhatikan sanitasi, pakan obat ikan dan bahan kimia serta bahan hayati.

Ada beberapa poin yang wajib diperhatikan dalam penerapan CBIB, berikut poin - poin tadi :

1. LOKASI

Unit usaha budidaya berada pada lingkungan yang sesuai, bebas banjir, pencemaran bahan kimiawi, biologis, selengkapnya dapat dilihat disini Pemilihan Lokasi.
Ilustrasi wadah budidaya ikan yang baik

2. SUPLAI AIR

Unit usaha mempunyai sumber air yang baik dan air pasok terhindar dari cemaran, selengkapnya dapat dilihat di Parameter Kualitas Air :

  • Parameter Kualitas Air : Sumber Air Untuk Budidaya Perikanan
  • Parameter Kualitas Air : Parameter Fisika Kualitas Air
  • Parameter Kualitas Air : Parameter Kimia Kualitas Air
  • Parameter Kualitas Air : Parameter Biologi Kualitas Air
Saluran air

3. TATA LETAK DAN DESAIN

Unit usaha budidaya memiliki desain & tata letak yg dapat mencegah pencemaran lingkungan & dibuat untuk memenuhi persyaratan pertumbuhan dan perkembangan ikan. Toilet, septic tank, gudang dan fasilitas lainnya terpisah & tidak berpotensi mengkonta-minasi produk budidaya.

Unit usaha budidaya memiliki fasilitas pembuangan limbah yang ditempatkan di area yang sesuai. Wadah budidaya di-desain dan dibangun agar menjamin kerusakan fisik dan kenyamanan ikan selama pemeliharaan dan panen, selengkapnya dapat dilihat di Wadah Budidaya Perikanan.

Ilustrasi tata letak dan desain budidaya ikan

4. KEBERSIHAN FASILITAS DAN PERLENGKAPAN

Unit usaha budidaya dan lingkungannya dijaga kondisi kebersihan&higienis.  Wadah, perlengkapan dan fasilitas budidaya dibuat dari bahan yang tidak menyebabkan Pencemaran lingkungan dan tidak melukai ikan.

Fasilitas dan perlengkapan dijaga dalam kondisi higienis dan dibersihkan sebelum dan sesudah digunakan; serta (bila perlu) didesinfeksi dengan desinfektan yang diizinkan.
Sarana dan prasarana budidaya ikan

5. PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA

Wadah budidaya dipersiapkan dengan baik sebelum penebaran benih. Dalam persiapan wadah dan air, hanya menggunakan pupuk, probiotik dan bahan kimia  yang direkomendasikan.

Wadah budidaya ikan

6. PENGELOLAAN AIR

Dilakukan upaya filterisasi air atau pengendapan serta menjamin kualitas air yang sesuai untuk ikan yang dibudidayakan. Monitor kualitas air sumber secara rutin untuk menja min kesehatan & kebersihan ikan yang dibudidayakan. Pengolahan air sesuai sumber air dan jenis ikan yang dibudidayakan (Kesadahan, pH, suhu, CO2).
Sistem filtrasi pada budidaya ikan

Sumber : Panduan Cara Budidaya Ikan Yang Baik

Semoga Bermanfaat...

Segmentasi Usaha Pembenihan Gurami

Gurami merupakan ikan asli dari indonesia,ikan ini termasuk ikan yg gampang dibudidayakan. Ia mampu hayati di sembarang loka. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan relatif baik.Di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya relatif lambat Tumbuh baik pada wilayah bersuhu 25- 28C. PH air ideal 6,5- 7.Gurami menyukai air yg higienis. Air keruh memicu timbulnya bakteri, parasit, & cacing .Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet pula sanggup.Daun sente (Alocasia macrorrhiza), karena kebutuhan daun-daunan itu relatif besar usahakan petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.

Budidaya ikan gurami menurut ukuran telor sampai menggunakan konsumsi memakan ketika yg lama ,bisa mencapai 2,lima sampai menggunakan 3 tahun jika dibudidayakan secara tradisional,bila secara intensif akan lebih cepat mencapai ukuran konsumsi.Oleh karenanya perlu usaha memilah-milah bisnis budidaya ikan gurami supaya mampu lebih menguntungkan dan cepat mendatangkan penghasilan.

Segmentasi Usaha

Pemijahan & penetasan telor

Usaha yang dilakukan merupakan pemijahan ikan gurame sampai menggunakan membuat telor dan siap buat ditetaskan.Fekunditas telor yang didapatkan mencapai 1.500 s.D dua.500 buah telor/kg induk yang dipijahkan. Pendederan I

Kegiatan usaha yg dilakukan merupakan memelihara ikan gurami berdasarkan berukuran tebar 0.75 s.D 1 centimeter dipanen berukuran 2 s.D tiga centimeter.Tebar ideal 100 ekor /m3.Lama pemeliharaan 30 hari Pendederan II

Kegiatan bisnis yg dilakukan merupakan memelihara ikan gurami menurut ukuran tebar 1 s.D dua cm dipanen berukuran 3 s.D 4 centimeter.Tebar ideal 80 ekor /m3.Lama pemeliharaan 30 hari Pendederan III

Kegiatan usaha yang dilakukan merupakan memelihara ikan gurami dari ukuran tebar 2 s.D 4 centimeter dipanen berukuran 4 s.D 5 cm.Tebar ideal 60 ekor /m3.Lama pemeliharaan 40 hari Pendederan IV

Kegiatan usaha yg dilakukan adalah memelihara ikan gurami menurut ukuran tebar 4 s.D 6 cm dipanen berukuran 5 s.D 7 cm.Tebar ideal 45 ekor /m3.Lama pemeliharaan 40 hari Pendederan V

Kegiatan usaha yang dilakukan adalah memelihara ikan gurami berdasarkan ukuran tebar 6 s.D 8 cm dipanen ukuran 7 s.D 10 centimeter.Tebar ideal 30 ekor /m3.Lama pemeliharaan 40 hari Pembesaran

Kegiatan bisnis yg dilakukan merupakan memelihara ikan gurami berdasarkan berukuran tebar 8 s.D 11 cm dipanen berukuran 500 s.D 700 gr/ekor .Tebar ideal 20 ekor /m3.Lama pemeliharaan 6 bulanGurami merupakan ikan asli dari indonesia,ikan ini termasuk ikan yg gampang dibudidayakan. Ia mampu hayati di sembarang loka. Di lokasi berketinggian 20-400 m dpl pertumbuhan ikan relatif baik.Di dataran tinggi, 800 m dpl pertumbuhannya relatif lambat Tumbuh baik pada wilayah bersuhu 25- 28C. PH air ideal 6,5- 7.Gurami menyukai air yg higienis. Air keruh memicu timbulnya bakteri, parasit, & cacing .Pakan gurami harus tersedia secara kontinyu di lokasi. Pelet pula sanggup.Daun sente (Alocasia macrorrhiza), karena kebutuhan daun-daunan itu relatif besar usahakan petani menanamnya di sepanjang pematang kolam.

Budidaya ikan gurami menurut ukuran telor sampai menggunakan konsumsi memakan ketika yg lama ,bisa mencapai 2,lima sampai menggunakan 3 tahun jika dibudidayakan secara tradisional,bila secara intensif akan lebih cepat mencapai ukuran konsumsi.Oleh karenanya perlu usaha memilah-milah bisnis budidaya ikan gurami supaya mampu lebih menguntungkan dan cepat mendatangkan penghasilan.

Segmentasi Usaha

Pemijahan & penetasan telor

Usaha yang dilakukan merupakan pemijahan ikan gurame sampai menggunakan membuat telor dan siap buat ditetaskan.Fekunditas telor yang didapatkan mencapai 1.500 s.D dua.500 buah telor/kg induk yang dipijahkan. Pendederan I

Kegiatan usaha yg dilakukan merupakan memelihara ikan gurami berdasarkan berukuran tebar 0.75 s.D 1 centimeter dipanen berukuran 2 s.D tiga centimeter.Tebar ideal 100 ekor /m3.Lama pemeliharaan 30 hari Pendederan II

Kegiatan bisnis yg dilakukan merupakan memelihara ikan gurami menurut ukuran tebar 1 s.D dua cm dipanen berukuran 3 s.D 4 centimeter.Tebar ideal 80 ekor /m3.Lama pemeliharaan 30 hari Pendederan III

Kegiatan usaha yang dilakukan merupakan memelihara ikan gurami dari ukuran tebar 2 s.D 4 centimeter dipanen berukuran 4 s.D 5 cm.Tebar ideal 60 ekor /m3.Lama pemeliharaan 40 hari Pendederan IV

Kegiatan usaha yg dilakukan adalah memelihara ikan gurami menurut ukuran tebar 4 s.D 6 cm dipanen berukuran 5 s.D 7 cm.Tebar ideal 45 ekor /m3.Lama pemeliharaan 40 hari Pendederan V

Kegiatan usaha yang dilakukan adalah memelihara ikan gurami berdasarkan ukuran tebar 6 s.D 8 cm dipanen ukuran 7 s.D 10 centimeter.Tebar ideal 30 ekor /m3.Lama pemeliharaan 40 hari Pembesaran

Kegiatan bisnis yg dilakukan merupakan memelihara ikan gurami berdasarkan berukuran tebar 8 s.D 11 cm dipanen berukuran 500 s.D 700 gr/ekor .Tebar ideal 20 ekor /m3.Lama pemeliharaan 6 bulan

Sumber:

Sinduyoto I.A., 2017. Segmentasi Usaha Pembenihan Gurami. Didownload dari laman http://mfcepusluh.bpsdmkp.kkp.go.id/html/index.php?id=artikel&kode=424

#Tag :

Parameter Kualitas Air : Parameter Kimia Kualitas Air

Air yang digunakan untuk budidaya udang atau organisme perairan yang lain mempunyai komposisi dan sifat-sifat kimia yang berbeda dan tidak konstan. Komposisi dan sifat-sifat kimia air ini dapat diketahui melalui analisis kimia air. Dengan demikian apabila ada parameter kimia yang keluar dari batas yang telah  ditentukan dapat segera dikendalikan.

Parameter-parameter kimia yg dipakai buat menganalisis air bagi kepentingan budidaya antara lain :

1. Salinitas

Salinitas dapat didefinisikan sebagai total konsentrasi ion-ion terlarut dalam air. Dalam budidaya perairan, salinitas dinyatakan dalam permil (°/oo) atau ppt (part perthousand) atau gram/liter. Tujuh ion utama yaitu : sodium, potasium, kalium, magnesium, klorida, sulfat dan bikarbonat mempunyai kontribusi besar terhadap besarnya salinitas, sedangkan yang lain dianggap kecil (Boyd, 1990). Sedangkan menurut Davis et al. (2004), ion calsium (Ca), potasium (K), dan magnesium (Mg) merupakan ion yang paling penting dalam menopang tingkat kelulushidupan udang. Salinitas suatu perairan dapat ditentukan dengan menghitung jumlah kadar klor yang ada dalam suatu sampel (klorinitas). Sebagian besar petambak membudidayakan udang dalam air payau (15-30 ppt). Meskipun demikian, udang laut mampu hidup pada salinitas dibawah 2 ppt dan di atas 40 ppt.
Refraktometer adalah alat untuk mengukur salinitas air

2. PH

pH didefinisikan sebagai logaritme negatif dari konsentrasi ion hidrogen [H ] yg mempunyai skala antara 0 hingga 14. PH menandakan apakah air tadi netral, basa atau asam. Air menggunakan pH dibawah 7 termasuk asam dan diatas 7 termasuk basa. PH merupakan variabel kualitas air yg dinamis & berfluktuasi sepanjang hari. Pada perairan generik yang tidak ditentukan kegiatan biologis yang tinggi, nilai pH jarang mencapai diatas 8,lima, namun dalam tambak ikan atau udang, pH air dapat mencapai 9 atau lebih (Boyd, 2002). Perubahan pH ini merupakan imbas pribadi dari fotosintesis yg memakai CO2 selama proses tersebut. Karbon dioksida dalam air bereaksi membentuk asam misalnya yang terdapat pada persamaan pada bawah ini :

CO2 H2O HCO3 - H

Ketika fotosintesis terjadi pada siang hari, CO2 banyak terpakai dalam proses tersebut. Turunnya konsentrasi CO2 akan menurunkan konsentrasi H+ sehingga menaikkan pH air. Sebaliknya pada malam hari semua organisme melakukan respirasi yang menghasilkan CO2 sehingga pH menjadi turun. Fluktuasi pH yang tinggi dapat terjadi jika densitas plankton tinggi. Tambak dengan total alkalinitas yang tinggi mempunyai fluktuasi pH yang lebih rendah dibandingkan dengan tambak yang beralkalinitas rendah. Hal ini disebabkan kemampuan total alkalinitas sebagai buffer atau penyangga (Boyd, 2002).
pH meter merupakan alat untuk mengukur kadar pH air

tiga. Alkalinitas

Alkalinitas merupakan kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH larutan. Alkalinitas merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Dalam budidaya perairan, alkalinitas dinyatakan dalam mg/l CaCO3. Penyusun utama alkalinitas adalah anion bikarbonat (HC03 -), karbonat (CO3 2- ), hidroksida (OH-) dan juga ion-ion yang jumlahnya kecil seperti borat (BO3 -), fosfat (P04 3-), silikat (SiO4 4-) dan sebagainya (boyd, 1990).
Kertas lakmus dapat digunakan untuk mengukur tingkat alkalinitas air

Peranan krusial alkalinitas pada tambak udang diantaranya menekan fluktuasi pH pagi dan siang dan penentu kesuburan alami perairan. Tambak menggunakan alkalinitas tinggi akan mengalami fluktuasi pH harian yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan tambak menggunakan nilai alkalinitas rendah (Boyd, 2002). Menurut Davis et al. (2004), penambahan kapur dapat menaikkan nilai alkalinitas terutama tambak menggunakan nilai total alkalinitas dibawah 75 ppm.

4. Oksigen Terlarut (dissolved oxygen)

Oksigen terlarut merupakan variabel kualitas air yg sangat penting pada budidaya udang. Semua organisme akuatik membutuhkan oksigen terlarut untuk metabolisme. Kelarutan oksigen pada air tergantung dalam suhu dan salinitas. Kelaruran oksigen akan turun jika suhu dan temperatur naik (Boyd, 1990). Hal ini perlu diperhatikan karena dengan adanya kenaikan suhu air, hewan air akan lebih aktif sebagai akibatnya memerlukan lebih poly oksigen.

Oksigen masuk dalam air melalui beberapa proses. Oksigen dapat terdifusi secara langsung dari atmosfir setelah terjadi kontak antara permukaan air dengan udara yang mengandung oksigen 21% (Boyd, 1990). Fotosintesis tumbuhan air merupakan sumber utama oksigen terlarut dalam air. Sedangkan dalam budidaya udang, penambahan suplai oksigen dilakukan dengan menggunakan aerator (Hargreaves, 2003).
Siklus oksigen terlarut pada suatu perairan

Pada saat cuaca mendung atau hujan dapat merusak pertumbuhan fitoplankton karena kekurangan sinar surya buat proses fotosintesis. Kondisi ini akan menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut lantaran oksigen tidak bisa diproduksi ad interim organisme akuatik tetap mengkonsumsi oksigen. Keterbatasan sinar matahari menembus badan air dapat juga ditimbulkan oleh tingginya partikel yg terdapat dalam kolom air, baik karena bahan organik juga densitas plankton yg terlalu tinggi. Hal ini bisa menyebabkan terganggunya fotosintesis algae yang terdapat di dasar tambak (Hargreaves, 1999).

Tingginya kepadatan tebar (stocking density) dan anugerah pakan (feeding rate) bisa mengakibatkan turunnya kensentrasi oksigen terlarut pada air. Sisa pakan (uneaten feed) dan residu hasil metabolisme menyebabkan tingginya kebutuhan oksigen buat menguraikannya (oxygen demand). Kemampuan ekosistem kolam budidaya buat menguraikan bahan organik terbatas sebagai akibatnya dapat mengakibatkan rendahnya konsentrasi oksigen terlarut dalam air (Boyd, 2004).

5.Biological Oxygen Demand (BOD)

Kebutuhan oksigen biologi (BOD) didefinisikan sebagai banyaknya oksigen yang diperlukan oleh organisme pada saat pemecahan bahan organik pada kondisi aerobik. Pemecahan bahan organik diartikan bahwa bahan organik ini digunakan oleh organisme sebagai bahan makanan dan energinya diperoleh dari proses oksidasi (Pescod dalam Salmin, 2005).
Biological Oxygen Demand

Waktu yg dibutuhkan buat proses oksidasi bahan organik secara sempurna sebagai CO2 dan H2O merupakan tidak terbatas. Penghitungan nilai BOD umumnya dilakukan dalam hari ke 5 karena dalam waktu itu persentase reaksi cukup besar , yaitu 70-80% dari nilai BOD total (Sawyer dan MC Carty, 1978 dalam Salmin, 2005).

6. Produktivitas primer

Dalam kolam budidaya, flora air baik macrophyta maupun plankton adalah penghasil utama menjadi asal primer bahan organik. Melalui proses fotosintetis, tumbuhan memakai karbon dioksida, air, cahaya mentari dan nutrien buat menghasilkan bahan organik & oksigen seperti dalam reaksi :

6CO2 6H2O C6H12O6 6O2

Fotosintesis merupakan proses fundamental dalam kolam budidaya. Oksigen terlarut yang diproduksi melalui fotosintesis merupakan sumber utama oksigen bagi semua organisme dalam ekosistem kolam (Howerton, 2001). Glukosa atau bahan organik yang dihasilkan merupakan penyusun utama material organik yang lebih besar dan kompleks. Hewan yang lebih tinggi tingkatannya dalam rantai makanan menggunakan material organik ini baik secara langsung dengan mengkonsumsi tanaman atau mengkonsumsi organisme yang memakan tanaman tersebut (Ghosal et al. 2000).
Siklus fotosintesis pada suatu perairan

Proses biologi lainnya yg sangat krusial dalam budidaya perairan adalah respirasi, dengan reaksi :

C6H12O6 6O2 6CO2 6H2O

Dalam respirasi, bahan organik dioksidasi menggunakan menghasilkan air, karbon dioksida dan tenaga. Pada ketika siang hari proses fotosintesis dan respirasi berjalan secara bersama-sama. Pada malam hari hanya proses respirasi yang berlangsung, sehingga konsentrasi oksigen terlarut pada air turun sedangkan konsentrasi karbon dioksida naik.

Kedua proses tersebut memiliki imbas eksklusif pada budidaya perairan. Oksigen terlarut dibutuhkan organisme buat hidup sedangkan fitoplankton adalah asal primer oksigen terlarut disamping menjadi penyusun utama rantai makanan dalam ekosistem kolam budidaya. Salah satu cara buat menentukan status suatu ekosistem dalam sedimen adalah menggunakan menghitung fotosintesis/respirasi rasio (P/R ratio). Jika P/R ratio lebih mini berdasarkan satu (1) maka sedimen tersebut termasuk heterotropik, dimana karbon lebih banyak dipakai buat respirasi dibandingkan yang dihasilkan menurut fotosintesis. Sedangkan bila P/R ratio lebih besar menurut satu (1) menerangkan sedimen tadi termasuk autotofik, dimana karbon lebih poly diproduksi berdasarkan pada dipakai buat respirasi (Eyre & Ferguson, 2002).

7. Sedimen

Managemen dasar tambak atau sedimen masih kurang diperhatikan jika dibandingkan dengan managemen kualitas air tambak budidaya. Banyak bukti yang mengindikasikan adanya pengaruh yang kuat pertukaran nutrien antara sedimen dengan air terhadap kualitas air (Boyd, 2002).
Kandungan sedimen pada suatu perairan

8. Oxidized Layer

Oxidized layer merupakan lapisan sedimen yang berada paling atas yang mengandung oksigen. Lapisan ini sangat bermanfaat dan harus dipelihara keberadaannya selama siklus budidaya (Boyd, 2002). Pada lapisan tersebut terjadi dekomposisi aerobik yang menghasilkan antara lain : CO2, air, amonia, dan nutrien yang lainnya. Pada sedimen anaerobik, beberapa mikroorganisme menguraikan material organik dengan reaksi fermentasi yang menghasilkan alkohol, keton, aldehida, dan senyawa organik lainnya sebagai hasil metabolisme. Menurut Blackburn (1987) dalam Boyd (2002), beberapa mikroorganisme anaerobik dapat memanfaatkan O2 dari nitrat, nitrit,ferro, sulfat, dan karbon dioksida untuk menguraikan bahan organik dengan mengeluarkan gas nitrogen, amonia, H2S, dan metan sebagai hasil metabolisme.

Beberapa produk metabolisme, khususnya H2S, nitrit, dan amonia berpotensi toksik terhadap ikan atau udang. Lapisan oksigen yang ada dalam permukaan sedimen dapat mencegah difusi sebagian besar senyawa beracun menjadi bentuk yang nir beracun melalui proses kimiawi & biologi ketika melalui bagian atas yang beroksigen. Nitrit diokdidasi sebagai nitrat, ferro dioksidasi menjadi ferri, dan H2S menjadi sulfat (Boyd, 2004c). Selanjutnya dikatakan bahwa kehilangan oksigen dalam sedimen bisa disebabkan sang akumulasi bahan organik yg tinggi sehingga oksigen terlarut terpakai sebelum mencapai bagian atas tanah. Tingkat hadiah pakan yang tinggi & blooming plankton bisa menyebabkan penurunan oksigen terlarut.

9. Bahan Orgnik

Tanah dasar tambak yg mengandung karbon organik 15-20% atau 30- 40% bahan organik tidak baik buat budidaya perairan. Kandungan bahan organik yang baik untuk budidaya udang sekitar 10% atau 20% kandungan karbon organik (Boyd, 2002). Kandungan bahan organik yg tinggi akan mempertinggi kebutuhan oksigen buat menguraikan bahan organik tersebut menjadi molekul yang lebih sederhana sebagai akibatnya akan terjadi persaingan penggunaan oksigen menggunakan biota yang terdapat pada tambak.

Peningkatan kandungan bahan organik pada tanah dasar tambak akan terjadi dengan cepat terutama pada tambak yang menggunakan sistem budidaya secara semi intensif maupun intensif dengan tingkat pemberian pakan (feeding rate) dan pemupukan yang tinggi (Howerton, 2001). Disamping mengendap di dasar tambak, limbah organik juga tersuspensi dalam air sehingga menghambat penetrasi cahaya matahari ke dasar tambak.
Melimpahnya kerang pada dasar perairan merupakan indikasi tingginya kandungan nutrien pada dasar perairan

Limbah tambak yg terdiri dari sisa pakan (uneaten feed), kotoran udang (feces), dan pemupukan terakumulasi pada dasar tambak maupun tersuspensi pada air. Limbah ini terdegradasi melalui proses mikrobiologi dengan menghasilkan amonia, nitrit, nitrat, & fosfat (Zelaya et al., 2001). Nutrien ini merangsang tumbuhnya algae/plankton yang dapat mengakibatkan blooming. Sementara itu beberapa output degradasi limbah organik bersifat toksik terhadap udang pada level eksklusif. Terjadinya die off plankton bisa juga menyebabkan udang stress & kematian karena turunnya kadar oksigen terlarut. Limbah tambak udang mengandung lebih banyak bahan organik, nitrogen, & fosfor dibanding tanah biasa dan mempunyai nilai BOD dan COD yg lebih tinggi (Latt, 2002).

10. Nutrien

Dua nutrien yang paling penting di tambak adalah nitrogen dan fosfor, karena kedua nutrien tersebut keberadaannya terbatas dan dibutuhkan untuk pertumbuhan fitoplankton (Boyd, 2000). Keberadaan kedua nutrien tersebut di tambak berasal dari pemupukan dan pakan yang diberikan.
Terlalu banyak kandungan nutrien pada perairan dapat mengakibatkan blooming alga

11. Nitrogen

Nitrogen biasanya diaplikasikan sebagai pupuk dalam bentuk urea atau amonium. Di dalam air, urea secara cepat terhidrolisis menjadi amonium yang dapat langsung dimanfaatkan oleh fitoplankton. Melalui rantai makanan, nitrogen pada fitoplankton akan dikonversi menjadi nitrogen protein pada ikan. Sedangkan nitrogen dari pakan yang diberikan pada ikan, hanya 20-40% yang dirubah menjadi protein ikan, sisanya tersuspensi dalam air dan mengendap di dasar tambak (Boyd, 2002).
Siklus nitrogen pada suatu perairan

Amonium dapat pula teroksidasi sebagai nitrat sang bakteri nitrifikasi yg bisa dimanfaatkan langsung oleh fitoplankton. Nitrogen organik pada plankton yg mati dan kotoran fauna air (feces) akan mengendap di dasar menjadi nitrogen organik tanah. Nitrogen pada material organik tanah akan dimineralisasi sebagai amonia dan balik ke air sehingga bisa dimanfaatkan balik oleh fitoplankton (Durborow, 1997).

12. Fosfor

Fosfor yang ada yang terdapat pada tambak budidaya berasal berdasarkan pupuk seperti ammoniumfosfat dan calsiumfosfat dan berdasarkan pakan. Fosf

Siklus fosfor dalam suatu perairan

or yg terdapat dalam pakan tidak seluruh dikonversi sebagai daging ikan/udang. Menurut Boyd (2002), dua pertiga fosfor pada pakan terakumulasi pada tanah dasar. Sebagian besar diikat oleh tanah dan sebagian kecil larut pada air. Fosfor dimanfaatkan sang fitoplankton pada bentuk ortofosfat (PO4 3-) dan terakumulasi pada tubuh ikan/udang melalui rantai makanan. Phosphat yang tidak diserap oleh fitoplankton akan didikat sang tanah. Kemampuan mengikat tanah ditentukan sang kandungan liat (clay) tanah. Semakin tinggi kandungan liat dalam tanah, semakin meningkat kemampuan tanah mengikat fosfat.

Sumber : Vutut Tuntun

Semoga Bermanfaat...

PEMBENIHAN IKAN NILA MERAH

PENDAHULUAN

Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yg memiliki nilai irit tinggi & merupakan komoditas krusial dalam usaha ikan air tawar global. Beberapa hal yang mendukung pentingnya komoditas nila dari hasil pengkajian BBAT Sukabumi merupakan a) Memiliki resistensi yang relative tinggi terhadap kualitas air dan penyakit, b) Memiliki toleransi yang luas terhadap kondisi lingkungan, c) Memiliki kemampuan yg efisien pada membangun protein kualitas tinggi berdasarkan bahan organik, limbah domestik dan pertanian, d) Memiliki kemampuan tumbuh yg baik, dan e) Praktis tumbuh dalam sistem budidaya intensif.

Selama ini pembudidayaan ikan kita masih kesulitan buat menerima benih nila yang berkualitas; Sebagai dampak berdasarkan belum adanya upaya perbaikan mutu induk melalui rekayasa genetika. Selain itu pengetahuan dan keterampilan dari pembenih perlu ditingkatkan melalui pelatihan secara bertahap atau lewat bahan bacaan petunjuk teknis karena para pembenih kita terkadang dalam melakukan aktivitasnya belum sepenuhnya menerapkan rambu-rambu teknologi pembenihan yang dianjurkan. Untuk memperoleh benih yg baik perlu menerapkan cara pembenihan yang baik & benar.

PERSIAPAN KOLAM

Persiapan kolam buat aktivitas pemijahan ikan nila diantaranya peneplokan/perapihan pematang agar pematang nir bocor, meratakan dasar kolam dengan kemiringan menunjuk ke kemalir, membersihkan bak kobakan, menutup pintu pengeluaran dengan paralon, pemasangan saringan pada pintu pemasukan serta pengisian kolam menggunakan air. Kolam dikeringkan lebih dahulu buat pencegahan hama dan penyakit yg ada pada kolam. Dasar kolam diolah (dicangkul) hingga gembur, lalu diberi pupuk sangkar sebanyak 300-500 gr/m2, kemudian diberi kapur pertanian (CaCO3) sebanyak 10-25 gram/m2 (jika diperlukan). Jika telah siap kolam diberi air 20-30 centimeter, dibiarkan selama dua-tiga hari hingga tumbuh plankton, lalu ditambah hingga ketinggian 50 centimeter, kemudian dibiarkan selama 4-7 hari.

PEMELIHARAAN INDUK

Dosis anugerah pakan adalah 3% menurut bobot biomas buat 5 hari pertama pemijahan & dua ? 2,lima% buat 5 hari berikutnya hingga panen larva. Penurunan dosis pemberian pakan ini diubahsuaikan dengan syarat bahwa sebagian induk betina sedang mengerami telur & larva. Pakan yang diberikan wajib relatif mengandung protein (28 ? 30 %).

Selama pemijahan debit air diatur pada dua tahap, yakni 5 hari pertama lebih akbar dan 5 hari kedua lebih mini . Debit air pada 5 hari pertama merupakan pada rangka meningkatkan kandungan oksigen pada air, memacu nafsu makan induk disamping mengganti air yang menguap. Dengan demikian air yang mengalir ke kolam terlimpas ke luar kolam melalui saluran pengeluaran. Sedangkan buat 5 hari ke 2 debit air hanya dimaksudkan buat membarui air yang terbuang melalui penguapan sedemikian rupa tanpa melimpaskan air ke kolam. Hal ini buat menghindari hanyutnya larva pula menghindari limpasnya pakan alami yg terdapat pada kolam pemijahan, sebagai kuliner awal bagi larva.

Pengontrolan keadaan induk ikan dalam kolam pemeliharaan induk dan pemijahan nantinya harus selalu dilakukan, terutama terhadap nafsu makan ikan. Nafsu makan ikan yg menurun memperlihatkan kualitas air kolam sudah menurun sebagai akibatnya kolam wajib dikuras. Pengurasan kolam diawali dengan membuka lubang pengeluaran air, kemudian memasukkan air dengan genre deras sebagai akibatnya kotoran dalam kolam terbuang. Setelah itu, pintu pembuangan air ditutup pulang & air dibiarkan penuh misalnya semula. Pengurasan air dalam kolam pemeliharaan induk dan pemijahan wajib dilakukan dengan hati-hati supaya induk ikan yg ada pada kolam tidak mengalami tertekan sebagai akibatnya pemijahan akan terhambat & tidak aporisma.

Ikan nila adalah jenis ikan yang sangat gampang buat berkembang biak. Tetapi untuk menerima benih pada jumlah poly & berkualitas baik, perlu adanya pengelolaan induk secara sempurna. Oleh karena itu buat menghindari terjadinya pemijahan yg nir diinginkan atau pemijahan liar, maka kolam pemeliharaan induk jantan & betina wajib dipisahkan.

SELEKSI INDUK

Untuk menghasilkan benih yang baik dipilih induk yang benar-sahih matang gonad. Matang gonad pada ikan Nila Betina merupakan kondisi ikan yang telah siap buat dikawinkan (dipijahkan) yg ditandai oleh diameter telur yg telah mencapai ukuran dua,lima mm ? Tiga,1 mm. Dalam ikan jantan, ditandai sang sperma yg berwarna putih dan kental.

Cara menentukan kematangan gonad ikan jantan dilakukan dengan mengurut perut ikan ke arah anus. Ikan jantan yang telah matang kelamin akan mengeluarkan cairan kental berwarna bening & pada lebih kurang perut sampai ketua bagian bawah berwarna merah. Cara memilih kematangan gonad ikan betina dilakukan dengan meraba bagian perut dan pengamatan bagian anus. Ikan betina yang telah matang gonad ditunjukkan menggunakan telur berwarna kuning kehijauan, bagian perut melebar, lunak jikalau diraba, bagian anus menonjol dan kemerahan. Pengambilan telur secara kanulasi.

PEMIJAHAN

Pemijahan dilakukan secara alami. Jumlah induk dalam satu populasi pemijahan secara masal disebut satu paket. Satu paket induk berjumlah 400 ekor yg terdiri dari 100 ekor jantan dan 300 ekor betina. Dengan induk sejumlah ini diharapkan bisa merusak laju silang dalam dan memungkinkan keturunannya dapat dijadikan induk balik sehabis melalui kegiatan seleksi. Penebaran induk dilakukan pada pagi hari ketika suhu udara & air masih rendah. Padat tebar induk merupakan 1 ekor/m2, sehingga satu paket induk sebanyak 400 ekor memerlukan lahan buat pemijahan seluas 400 m2.

Satu periode pemijahan berlangsung selama 10 hari buat bisa dilakukan pemanenan larva. Proses pemijahan sendiri bisa berlangsung selama delapan periode pemijahan dengan delapan kali pemanenan larva, tanpa wajib mengangkat induk. Setelah akhir periode, induk diangkat dari kolam pemijahan dan dipelihara secara terpisah antara jantan dan betina buat pematangan gonadselama 15 hari. Selanjutnya paket induk tersebut dimasukkan balik ke dalam kolam pemijahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya

PEMANENAN LARVA

Panen larva dilakukan setiap sepuluh hari sekali pada pagi hari. Kemudian larva ditampung ad interim pada hapa ukuran dua x 2 x 1 m3 dengan mesh size 1,0 mm. Ukuran larva yg dipanen terdapat 2 ukuran, buat itu perlu dilakukan sortasi memakai hapa mesh size 1,5 mm. Jumlah induk betina memijah sebanyak 30-40% menggunakan perolehan larva sebesar 60.000 ? 80.000 ekor/paket/10 hari.

Sumber:

Karya Ilmiah Praktek Akhir Pembinaan Kelompok Melalui Penyuluhan Partisipatif Pada Usaha Pembenihan Ikan Nila Merah pada Kecamatan Ngemplak Kabupaten Sleman Provinsi DI Yogyakarta 2010

http://suarapenyuluhperikananpati.Blogspot.Com/2015/03/pembenihan-ikan-nila-merah.Html

#Tag :

Wadah Budidaya Perikanan : Kolam Tanah

Penggunaan kolam secara tradisional sudah dimulai sejak lama. Karakteristik dari kolam tradisional adalah sistem budidaya terutama hanya memanfaatkan pakan alami yang terdapat dalam kolam. Kepadatan ikan yang dipelihara dalam kolam umumnya rendah, biasanya hanya terdiri atas satu jenis saja (monokultur) sedangkan lahan yang digunakan biasanya relatif luas.

Dari segi penyerapan tenaga kerja, budidaya ikan dengan menggunakan kolam tradisional hanya melibatkan sedikit saja aktivitas manusia. Meskipun demikian, jika prosesnya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh akan memberikan beberapa keuntungan antara lain adalah sebagai berikut. Dari segi ekonomi, pembuatan kolam merupakan salah satu cara pemanfaatan lahan pekarangan/lahan kosong sehingga dapat memberikan tambahan penghasilan. Fungsi sosial di mana hasil yang diperoleh akan memberikan tambahan gizi keluarga petani, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan bangsa di masa yang akan datang.

Struktur kolam tradisional umumnya masih menggunakan bahan-bahan alami yang tersedia, seperti untuk pematang biasanya digunakan tanah yang dipadatkan, jadi belum menggunakan bahan modern seperti semen, ataupun beton. Saluran pembuangan dan pemasukan air kebanyakan belum dibuat sesuai prinsip efisiensi atau belum di buat secara permanen. Di samping itu kebanyakan petani mengelola kolam tradisional hanya sebagai usaha tambahan di samping mata pencaharian utama mereka sebagai petani. Berdasarkan kondisi seperti dijelaskan di atas, maka kolam tradisional masih digolongkan ke dalam budidaya sistem ekstensif. Budidaya dengan sistem ini sekarang sudah banyak ditinggalkan karena keuntungan yang dihasilkan pada umumnya tidak terlalu besar. Jenis ikan yang dipelihara di kolam antara lain ikan mas (Cyprinus carpio), lele (Clarias batrachus), mujair (Tilapia mozambica), dan nila (Oreochromis nilotica).

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kolam ikan. Mulai dari menganalisis jenis tanah, kontur lahan, tata letak kolam, irigasi, penggalian, pembuatan tanggul hingga pengaturan sirkulasi air.

JENIS TANAH

Jenis tanah yang paling baik untuk membuat kolam tanah adalah tanah liat berpasir. Jenis tanah ini cukup kedap air, teksturnya solid sehingga pembuatan tanggulnya pun lebih mudah.

Bila tanah yang tersedia terlalu gembur, perlu usaha ekstra agar berfungsi dengan baik. Misalnya dinding kolam diberi lapisan semen atau batu bata. Cara ini efektif mencegah kebocoran, namun biaya kontruksinya jauh lebih mahal.

Cara sederhana menentukan jenis tanah adalah dengan menggenggam segumpal tanah yang telah dibasahi dengan air. Kemudian kepalkan tanah tersebut kuat-kuat. Kemudian buka telapak tangan Anda. Bila di permukaan telapak tangan hanya ada sedikit pasir maka bisa dikatakan tanah liat berpasir. Bila jumlah pasir yang menempel di telapak tangan banyak, tanah tersebut dikategorikan tanah gembur.

KONTUR LAHAN

Setelah menganalisis jenis tanah, amati kontur lahan yang akan dijadikan kolam ikan. Apakah lahan datar atau lahan miring. Kemiringan lahan menentukan metode penggalian dan pembuatan tanggul. Pada lahan miring, pengaturan pola aliran air lebih mudah.

Penggalian tanah di lahan miring cukup dilakukan pada satu sisi. Kemudian tanah hasil galian digunakan untuk membuat tanggul di sisi lain. Sedangkan pada lahan datar, penggalian dilakukan di semua sisi. Hasil galian dijadikan untuk membuat tanggul. Untuk lebih jelasnya, lihat gambar dibawah ini.
Teknik galian pada lahan miring dan lahan datar

PEMATANG KOLAM

Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air didalam kolam agar tidak keluar dari dalam kolam. Oleh karena itu jenis tanah yang akan digunakan untuk membuat pematang kolam harus kompak dan kedap air serta tidak mudah bocor.

Jenis tanah yang baik untuk pematang kolam adalah tanah liat atau liat berpasir. Kedua jenis tanah ini dapat diidentifikasi dengan memperhatikan tanah yang ciricirinya antara lain memiliki sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Tinggi pematang ditentukan oleh kedalaman air kolam, sebaiknya dasar pematang kolam ini ditanam sedalam 20 cm dari permukaan dasar kolam.

Pematang merupakan salah satu bagian yang sangat penting dari konstruksi kolam. Bentuk pematang harus memadai, karena pematang berfungsi untuk :

  • Menahan volume air dalam kolam
  • Menahan luapan air yang timbul karena banjir maupun hujan lebat

Kedua sisi pematang dibuat miring, kemiringan pematang merupakan perbandingan antara sisi tegak dan sisi mendatar sebesar 1 : 1 sampai 1 : 1 ½ . untuk kemiringan pematang bagian luar kolam adalah sebesar 1 : 1 sampai 1 ¼ , sedangkan kemiringan pematang bagian dalam kolam 1 : 1 ½ , kalau tanahnya tanah lempung atau 1 : 1 ¾ kalau tanahnya kurang mengandung tanah lempung. Lebar bagian atas pematang minimal 1.0 meter.

Tinggi pematang disesuaikan dengan luas kolam, sebagai patokan bagian atas pematang harus berada lebih tinggi dari rencana permukaan air kolam. Luas kolam 2.000 m2 tinggi pematang yang muncul diatas air cukup 30 cm, sedangkan untuk kolam dengan luas 4.000 m2 tinggi pematang yang muncul di atas permukaan harus 50 cm. Yang perlu diingat, bahwa penampang melintang sebuah pematang harus seperti bangun trapesium.

Bentuk pematang yang biasa dibuat dalam kolam budidaya ikan ada dua bentuk yaitu berbentuk trapesium sama kaki dan bentuk trapesium tidak sama kaki. Bentuk pematang trapesium sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1

Pematang kolam trapesium sama kaki
Untuk menghindari terjadinya erosi, sebaiknya pada pematang ditanami rumput atau tanaman lain yang juga dapat berfungsi sebagai peneduh.

Sedangkan bentuk pematang trapesium tidak sama kaki artinya perbandingan antara kemiringan pematang 1 : 1,5
Pematang kolam trapesium tidak sama kaki

Apabila jenis tanahnya memungkinkan, kolam ikan bisa dibuat hanya dengan menggunakan tanggul tanah. Dari segi konstruksi, pembuatan tanggul tanah lebih murah dan mudah. Berikut langkah-langkah membuat tanggul :

1. Pematang tanah
Kolam pematang tanah

  • Tetapkan luas kolam yang akan digali, tentukan garis batasnya.
  • Kemudian mulai menggali lapisan tanah atas sedalam kurang lebih 10 cm. Pisahkan tanah lapisan atas ini, untuk nanti ditebarkan kembali ke dasar kolam. Tanah bagian atas ini kaya akan bahan organik yang berguna bagi kehidupan ikan.
  • Mulai gali kembali permukaan tanah sedalam 60 cm. Bagian tanah yang ini digunakan untuk membuat pematang. Bersihkan dari batuan, akar atau pun sampah lainnya agar pematang yang disusun tidak bocor.
  • Pematang dibuat dengan penampang berbentuk trapesium. Lebar di bagian bawah dan menyempit di bagian atas. Semakin lebar pematang semakin baik, karena akan semakin kokoh. Tapi tentunya semakin lebar pematang akan memakan tempat. Sesuaikan lebar pematang dengan luas kolam.
  • Sebelum pematang dibuat, sebaiknya gali dasar tanggul sedalam 20-25 cm sebagai pondasi . Kemudian isi dengan tanah hasil galian dan mampatkan. Tanah galian untuk membentuk pematang bisa diairi terlebih dahulu agar solid.

2. Pematang tembok

Pematang tembok diperlukan apabila kita menginginkan kolam yang lebih permanen dan jenis tanah yang ada tidak memungkinkan untuk membuat pematang tanah. Tembok bisa digunakan sebagai pelapis atau pembatas. Sebagai pelapis artinya, lapisan tembok hanya memperkuat pematang tanah. Biasanya diterapkan pada kolam tunggal.
Kolam pematang tembok

Untuk jumlah kolam yang banyak, biasanya seluruh pematang dibuat dari lapisan batu-bata dan adukan semen atau dibeton. pematang menjadi pembatas antara kolam yang satu dengan kolam yang lain. Pembuatan pematang dari tembok tentunya memerlukan biaya yang jauh lebih besar daripada tanggul tanah.

DASAR KOLAM BUDIDAYA

Dasar kolam untuk budidaya ikan ini dibuat miring ke arah pembuangan air, kemiringan dasar kolam berkisar antara 1-2% yang artinya dalam setiap seratus meter panjang dasar kolam ada perbedaan tinggi sepanjang 1-2 meter .

Cara pengukuran yang mudah untuk mengetahui kemiringan dasar kolam adalah dengan menggunakan selang air yang kecil. Pada masing-masing ujung pintu pemasukan dan pintu pengeluaran air ditempatkan sebatang kayu atau bambu yang sudah diberi ukuran, yang paling bagus meteran, kemudian selang kecil yang telah berisi air direntangkan dan ditempatkan pada bambu, kayu atau meteran. Perbedaan tinggi air pada ujungujung selang itu menunjukkan perbedaan tinggi tanah/ kemiringan dasar kolam.

KEMALIR

Kemalir atau parit dangkal yang berada pada bagian tengah atau sekeliling tepi kolam merupakan bagian kolam yang cukup penting. Fungsi kemalir sebagai tempat berlindung ikan terhadap serangan hama, bahaya kekeringan dan sengatan matahari, serta sebagai tempat berkumpulnya ikan pada saat akhir penangkapan ikan.

Ukuran kemalir tergantung pada luas kolam. Bila luas kolam kecil (100 – 500 m2), kemalir dapat dibuat dengan ukuran lebar 1 meter dengan kedalaman 30 cm. Bila kolam lebih luas lagi, kemalir dapat dibuat dengan ukuran lebar 2 – 2,5 meter dengan kedalaman 50 cm.

Saluran air didasar kolam

INLET DAN OUTLET AIR KOLAM

Pintu pemasukkan dan pengeluaran air sangat penting bagi suatu kolam, agar sirkulasi air dapat lancar. Secara tradisional, pintu pemasukkan atau pengeluaran air dapat terbuat dari batang bambu atau pipa PVC. Pintu pemasukkan air diletakkan menembus pada bagian atas pematang kolam, sedangkan pintu pengeluaran air terletak didasar kolam dan sejajar dengan dasar kemalir, menembus pematang kolam sampai kebagian luar kolam. Setiap pintu air ini dilengkapi dengan saringan yang terbuat dari anyaman bambu. Saringan ini berfungsi untuk mencegah masuknya sampah atau ikan lain kedalam kolam atau mencegah keluar ikan yang sedang dipelihara. Setiap saat pintu ini harus diperiksa agar jangan sampai tersumbat oleh kotoran.

Penampang melintang kolam tradisional
Keterangan gambar:

P = pematang

PA = Permukaan Air

B1 = pintu pengeluaran air dengan saringan

DK = dasar kolam

B2 = pintu pemasukkan dengan saringan

K = kemalir

Sumber :

1. Alam Tani

2. Layanan Informasi Penyuluhan Perikanan

3. Modul Keteknikan Budidaya Perikanan

Semoga Bermanfaat...

SOSIALISASI PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

Guna lebih memperkaya jenis & varietas Ikan Gabus yg tersebar pada masyarakat, sudah dihasilkan Ikan Gabus Haruan menjadi jenis ikan baru yg merupakan output domestikasi yg dilakukan oleh Balai Perikanan Budidaya Air Tawar Mandiangin.

Dalam rangka memperkenalkan Ikan Gabus Haruan menjadi komoditas unggul baru dalam perikanan budidaya dan guna menunjang peningkatan produksi perikanan budidaya dan peningkatan produksi Ikan Gabus nasional, pendapatan, & kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Gabus Haruan. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan 18/KEPMEN-KP/2015 tentang PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN.

Sumber:

http://jdih.Kkp.Go.Id/

#Tag :

Parameter Kualitas Air : Sumber Air Untuk Budidaya Perikanan

Air adalah komponen penting pada budidaya perikanan, karena di dalam air ikan & fauna air lainnya hidup, tumbuh, dan berkembang. Cara yg umum dilakukan pada pengelolaan kualitas air dalam budidaya perikanan merupakan melakukan pergantian air secara terjadwal. Dengan cara demikian air di pada kolam akan selalu berganti dan mutunya permanen terjaga & memenuhi kebutuhan ikan buat hayati.

Air yang dapat digunakan sebagai budidaya ikan harus mempunyai standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus dipelajari agar ikan sebagai organisme air dapat dibudidayakan sesuai kebutuhan manusia sebagai sumber bahan pangan yang bergizi dan relatif harganya murah. Air yang dapat memenuhi kriteria yang baik untuk hewan dan tumbuhan tingkat rendah yaitu plankton sebagai indikator paling mudah bahwa air tersebut dapat digunakan untuk budidaya ikan.
Sungai sebagai salah satu sumber air pada kegiatan budidaya perikanan

Parameter kualitas air dalam proses budidaya ikan berperan dalam membangun suasana lingkungan hidup ikan, supaya perairan kolam mampu memberikan suasana yg nyaman bagi konvoi ikan yaitu tersedianya air yang cukup buat menciptakan kualitas air yg sesuai menggunakan persyaratan hayati ikan yg optimal (kimia air, ekamatra air, dan biologi air) sesuai dengan parameter yg disyaratkan, tersedianya pakan alami yang cukup & sesuai, dan terhindarnya berdasarkan biota yang merugikan bagi kelangsungan hayati & perkembangan ikan (hama & penyakit ikan).

Agar persyaratan kuantitas & kualitas air budidaya bisa terpenuhi,keberhasilan budidaya ikan sangat dipengaruhi oleh lingkungan perairan. Lingkungan yang baik akan bisa memberikan stimulus bagi pertumbuhan & perkembangan ikan, sedangkan lingkungan perairan yg kurang baik akan Mengganggu terhadap stimulus yg diberikan dalam proses pertumbuhan & perkembangan ikan.

Pengkondisian kualitas air sebagai upaya menciptakan parameter kualitas air dan kesuburan air agar sesuai dengan persyaratan untuk hidup dan pertumbuhan ikan, agar lingkungan perairan kolam mampu menyediakan suasana yang optimal bagi kehidupan (survival rate) dan pertumbuhan ikan optimal, sehingga pada akhir masa pemeliharaan dapat diperoleh produktifitas kolam yang tinggi.

PENGELOLAAN KUALITAS AIR

1. Sumber Air

Berdasarkan asalnya asal air yg dapat digunakan buat aktivitas budidaya ikan dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu air bagian atas dan air tanah.

  • Air permukaan yaitu : air hujan yang mengalami limpasan/ berakumulasi sementara ditempat tempat rendah misalnya : air sungai, waduk, danau dan rawa. Selain itu air permukaan dapat juga didefenisikan sebagai air yang berada disungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi kedalam.Sumber air permukaan tersebut sudah banyak dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan.
  • Air tanah yaitu : air hujan yang mengendap atau air yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah yang saat ini digunakan untuk kegiatan budidaya dapat diperoleh melalui cara pengeboran air tanah dengan kedalaman tertentu sampai diperoleh titik sumber air yang akan keluar dan dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan.

Kelebihan air tanah yaitu air tanah memiliki kelebihan airnya bersih, adapun kekurangan air tanah yaitu mempunyai kandungan oksigen yang rendah, kadar karbondioksida yang tinggi dan kandungan besi yang relatif tinggi.

Solusinya dengan memakai aerator/kincir air /blower pada air pemeliharaan & yg primer air tanah tadi wajib diinapkan minimal semalam (12 jam) untuk menaikkan kadar oksigen terlarut, selain itu jika air tanah mengalami hubungan menggunakan udara akan mengalami proses oksigenasi sebagai akibatnya ion feri(besi) yang terdapat dalam air tanah akan segera mengalami pengendapan & akan membentuk warna kemerahan pada air. Air tanah memiliki kandungan oksigen yang rendah karena air ini pergerakannya di dalam tanah sangat lambat dan sangat dipengaruhi sang porositas, permeabilitas berdasarkan lapisan tanah & pengisian balik air. Apabila asal air tanah ini dieksploitasi secara akbar-besaran maka jumlah air tanah akan semakin berkurang.

Air tanah berdasarkan kandungan salinitasnya merupakan air tawar yg akan digunakan buat budidaya ikan air tawar. Saat ini dibeberapa kota besar yang sudah poly sekali terjadi pengeboran air tanah secara besar -besaran maka kadar salinitas dari air tanah ini mengalami perubahan karena telah ternoda dengan air laut. Oleh karena itu asal air yang biasa digunakan di kota besar merupakan air yang berasal menurut PAM. Air PAM ini asal berdasarkan sumber air bagian atas & mengalami proses eksklusif hingga diperoleh kualitas air sesuai baku mutu yg diinginkan. Sumber air tersebut bisa dipergunakan buat budidaya ikan air tawar karena memiliki kandungan oksigen yang cukup dan pH yg stabil. Kekurangan air PAM ini umumnya mengandung klorin/kaporit yg cukup tinggi & solusinya sama misalnya dalam air tanah cukup dilakukan pengendapan air pada wadah terpisah minimal semalam yaitu 12 jam.

Kelebihan air permukaan yaitu air permukaan yang dapat digunakan untuk kegiatan budidaya ikan. Berdasarkan kadar garamnya (salinitas) dibagi menjadi tiga yaitu : air tawar, air payau dan air laut.

  • Air tawar adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 0 – 5 ppt.
    Danau merupakan salah satu sumber air tawar untuk kegiatan budidaya perikanan
  • Air payau adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 6 – 29 ppt.
    Muara merupakan salah satu sumber air payau untuk kegiatan budidaya perikanan
  • Air laut adalah air yang memiliki kadar garam (salinitas) antara 30 – 35 ppt.
    Air Laut

Air permukaan ini dapat diklasifikasikan berdasarkan lamanya terakumulasi dalam suatu tempat dibagi menjadi dua yaitu perairan tergenang (Lentik) antara lain adalah danau, waduk dan situ, yang kedua adalah perairan mengalir (Lotik) antara lain adalah sungai, saluran irigasi, air laut.

Sumber : 1.Blog Vuut Tuntun

             2.BPPP Medan

Semoga Bermanfaat...

SOSIALISASI PELEPASAN IKAN MAS (CYPRINUS CARPIO) RAJADANU SUPER RD

Guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas yang beredar di rakyat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD yg adalah output seleksi yg dilakukan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar Bogor, Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan & Perikanan.

Dalam rangka memperkenalkan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD menjadi komoditas unggul baru pada perikanan budidaya guna menunjang peningkatan produksi Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD, pendapatan, & kesejahteraan pembudidaya ikan, perlu melepas Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD. Telah diterbitkan Keputusan Menteri Kelautan & Perikanan NOMOR 23/KEPMEN-KP/2016 mengenai Pelepasan Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD.

Sumber:

http://jdih.Kkp.Go.Id/

#Tag :