Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Wadah Budidaya Perikanan : Karamba Bambu/Kayu

Keramba adalah galat satu tempat pemeliharaan ikan yg cukup populer. Pemanfaatan sungai, waduk, & embung untuk keramba berarti jua upaya lain buat mengoptimalkan manfaat perairan generik buat budidaya ikan.

Karamba bambu [ sumber ]
Bahan untuk membuat keramba dapat berupa bambu bilah, kayu, atau kawat, pembudidaya ikan umumnya menggunakan bambu sebagai kerangka pembuatan keramba dengan ukuran yang bermacam-macam (bervariasi) banyak keuntungan yang didapat jika ikan di budidayakan dikaramba.

Pada pembesaran model ini ikan dapat mencicipi hidup misalnya di tempat asli aslinya (alami) meskipun nir absolut sama dengan demikian aktivitasnya tidak terlambat. Keuntungan lain pembesaran ikan di karamba adalah menjadi berikut :

  1. Ikan yang di besarkan di keramba akan terhindar dari gangguan hama maupun ganguan lainya yang sering menimbulkan kerugian dalam kegiatan usaha. Pengawasan terhadap pertumbuhan ikan dan dan kesehatan ikan dapat dilakukan dengan mudah sehingga setiap di temukan gejala yang tidak menguntungkan dapat segera di tanggulangi.
  2. Kebutuhan oksigen dapat terpenuhi bagi ikan karena pergantian air terjadi setiap saat dengan demikian laju pertumbuhan dan kesehatan ikan dapat mencapai optimal.
  3. Sisa makan dan kotoran hasil dari aktivitas dapat segera hanyut terbawa aliran air sehingga tidak menimbulkan penyakit dan kekhawatiran terhadap tingginya kadar amoniak maupun zat racun lainya yang akan menghambat lajupertumbuhan. pemanenan ikan dapat di lakukan dengan mudah sehingga menghe,at waktu dan tenaga.
PEMILIHAN LOKASI

Selain ditempatkan pada sungai, karamba pula bisa pada tempatkan pada danau atau waduk menurut letaknya di dalam perairan (sugai, waduk, dan danau). Karamba menjadi tiga jenis yaitu karamba yg di letakan pada dasar perairan, karamba yg diletakan pada bawah bagian atas air, & karamba yg diletakan diatas bagian atas air.

Sungai merupakan salahsatu perairan yang dapat digunakan untuk budidaya karamba bambu [ sumber ]
KONSTRUKSI KARAMBA

Rangka keramba sebaiknya dibuat menurut kayu yang kuat dan tahan walau direndam pada air menggunakan jangka ketika yang lama misalnya kayu Ulin (biasa di gunukan pada Kalimantan).

Rangka primer keramba usahakan pada sambung/dirangkai menggunakan menggunakan Baut, bukan dengan Paku. Hal ini buat mempermudah dalam merangkai keramba pada lokasi budidaya/disungai.Ini dia beberapa desain/ilustrasi konstruksi keramba.

Konstruksi karamba bambu [ sumber ]

Konstruksi karamba bambu [ sumber ]

Konstruksi karamba bambu [ sumber ]

1. Karamba pada Dasar Perairan

Dalam prakteknya keramba di dasar perairan ini di bagi sebagai 2 jenis yaitu keramba yg pada letakan pada dasar perairan dan keramba yang pada tanam pada dasar perairan keramba di dasar perairan ini umumnya pada pakai di wilayah perairan yang sempit & tidak terlalu dalam seperti dalam sungai-sungai kecil atau saluran yang lebarnya tidak lebih dari 2 meter.

Keramba ini lebih cocok di letakan di sungai yang aliranya deras sehingga tadak mudah terbawa arus air apabila dasar perairanya keras pembangunan keramba tidak perlu pada bangun dasar keramba lagi karena dasar tersebut bisa di jadikan alas.

Keramba tipe ini pada bangun dengan cara menanamkan ujung-ujung kerangka keramba kedasar perairan juga ketebing sungai matau saluran air. Oleh karenanya perlu di perhatikan bahwa berukuran kerangka keramba yang di buat harus lebih akbar misalnya, ukuran keramba yg pada inginkan merupakan tiga m x 2 m x 1 m maka kerangka keambanya harus memiliki ukuran 3 m x 2,40 m x 1,2.

Kerangka keramba yang tertanam di dalam adalah sepanjang 20 cm bidang bagian atas keramba sebelah atas pada usahakan berada 20 centimeter pada bawah bagian atas air untuk keramba yang seluruhnya pada tanam di dasar perairan lebih sempurna di pakai pada sungai-sungai atau saluran air yang dangkal dengan dasar yang keras.

Bagi lingkungan sekitar penempatan keramba menggunakan cara pada tanam secara holistik sangat menguntungkan karena nir mengganggu genre air dan nir mengakibatkan terjaringanya samapah yang terbawa arus air.

Dua. Karamba pada Bawah Permukaan Perairan

Keramba pada bawah permukaan air sedikit tidak sama dengan keramba yg pada letakan di dasar perairan permukaan keramba pada bawah bagian atas air nir menonjol apalagi nongol ke bagian atas air kebalikannya.

Bagian dasar nir di tanam misalnya keramba di dasar perairan keramba jenis ini lebih cocok pada letakan pada perairan yang agak pada tetapi tidak bisa pada letakan pada perairan yang dasar sekali lantaran perairan yang misalnya ini miskin oksigen supaya lebih kondusif posisi di usahakan tetap berada 20 centimeter pada bawah bagian atas air.

Untuk memperhatikan posisi keramba agar permanen berada 20 centimeter di bawah permukaan air (nir mengapung ke bagian atas) pada badan keramba perlu pada masukkan pemberat seperi batu, besi atau bahan lain yang mempunyai berat yg relatif. Jika arus perairan tersebut agak deras (contohnya pada sungai) maka pada setiap sudut keramba pada lengkapi menggunakan jangkar.

Hal ini buat menjaga agar kekramba tidak hanyut cara lainya adalah mengikatkan keramba itu dalam sebatang pohon yg kuat.

3. Karamba di Atas Permukaan Perairan

Keramba yang mengambang di permukaan air terutama pada gunakan di danau atau waduk yang berair pada perbedaan yg mencolok terletak pada posisi keramba terhadap bagian atas air yaitu 1/3 bagian atasnya berada pada atas permukaan air sedangkan dua pertiga lainya di dalam air.

Keramba jenis ini pula di lengkapai menggunakan pemberat menurut batu atau besi jumblah pemberat itu harus di atur agar sepertiga bidang permukaan bagian atas dari keramba dapat ada di bagian atas air bila pemberat terlalu berat maka keramba akan tertarik kebawah hal ini nir berpengaruh negatif tetapi sebaliknya apabila pemberat itu terlalu ringan maka bagian yg muncul ke permukaan meningkat keadaan misalnya ini berbahaya bagi keselamatan ikan.

Keramba yang mengambang pada bagian atas air ini juga mempunyai resiko apabila keramba pada letakan di sungi yg arusnya agak deras maka pada khawatirkan akan terkena hantaman benda-benda yang hanyut bersama arus akibatnya ketenangan ikan akan terganggu dan dinding kerambapun cepat rusak.

Untuk mennnghindari hal ini keramba dalam permukaan air sebaiknya di letakan pada perairan yang nisbi tanang & bebas menurut benturan benda yg terbawa arus air.

Agar keramba tidak gampang hanyut terbawa arus maka pada setiap sudut keramba perlu di ikatkan jangkar. Lebih aman lagi bila keramba itu pada ikatkan di pohon atau pada buatkan semacam tambatan.

Sumber : Konstruksi Keramba, Budidaya Pembesaran Patin pada Keramba

Semoga Bermanfaat...

CALON INDUK MASKOKI

Untuk membedakan antara maskoki jantan & betina tidaklah sulit. Pada dasarnya terdapat dua cara yang bisa dipilih. Pertama dengan melihat bentuk organ reproduksinya & ke 2 melalui pertanda yang ada dalam siripnya. Untuk mengenali disparitas organ reproduksinya, maskoki wajib ditangkap dan dibentuk terlentang. Bila organ reproduksinya berbentuk oval & kecil, maskoki tersebut berkelamin jantan. Tetapi, bila organ reproduksinya berbentuk bulat & sedikit menonjol, bisa dipastikan maskoki berjenis kelamin betina. Adapun mengenali jenis kelamin melalui siripnya dengan memperhatikan sirip ekuilibrium di bagian depan yang jua berfungsi menjadi sirip insang. Bila tulang siripnya besar dan pada bagian pangkalnya ada beberapa benjolan kecil berwarna putih maka dipastikan maskoki ini berjenis kelamin jantan karena betina nir terdapat indikasi tadi. Tulang sirip insang jantan lebih tebal dibandingkan menggunakan tulang sirip insang betina.

Untuk mendapatkan calon induk yang berkualitas dapat dengan membeli dari peternak besar yang produksinya berkualitas baik. Sekalipun harganya mahal, tetapi kualitas anak yang dihasilkan memuaskan. Bila menghendaki yang berharga sedikit lebih murah maka pilihlah calon induk yang umurnya muda. Namun, tidak dianjurkan memilih induk yang diperjualbelikan di pedagang ikan hias karena biasanya induk tersebut sudah tidak produkif lagi, kurang subur, atau telurnya sulit menetas. Penyebabnya adalah umur induk sudah melampaui batas produktivitas atau induk pernah terserang penyakit pada organ reproduksinya. Menyilangkan dua strain yang berbeda tidak dianjurkan karena anak yang dlihasilkan tidak berkualitas dan sulit untuk dipasarkan. Namun, perkawinan silang dapat saja dilakukan dalam kurun waktu  yang lama untuk menghasilkan bentuk tubuh yang lebih menarik atau variasi warna yang fantastik. Contoh perkawinan silang yang menghasilkan bentuk

tubuh lebih menarik yaitu crown pearlscale atau maskoki mutiara jambul. Sementara contoh perkawinan silang yang menghasilkan variasi warna menawan yaitu panda dragon eyes atau maskoki owo hitam putih.

Maskoki telah matang kelamin pada umur 5-6 bulan, tetapi telur yang didapatkan berjumlah sedikit, ukuran kecil, dan burayaknya berkualitas rendah. Selain itu, burayak sebagai rentan terhadap agresi penyakit & perkembangan tubuhnya lambat. Dengan demikian, umur maskoki yang ideal buat dijadikan induk merupakan 1,5-tiga,5 tahun agar burayak yg didapatkan cepat besar dan tahan terhadap agresi penyakit. Untuk mengetahui maskoki betina sudah matang kelamin, perhatikan bentuk perut & organ reproduksinya. Jika kloakanya tampak melebar, perut membesar, dan perut terasa lembek bila dipegang maka bisa dipastikan maskoki betina tersebut telah matang kelamin dan siap bertelur. Sementara pertanda maskoki jantan matang kelamin jika benjolan kecil berwarna putih dalam sirip insang terlihat kentara.

Bentuk fisik calon induk yang baik wajib sempuma. Tubuh induk ideal di antaranya bulat pendek, sirip punggung lebar dan berdiri tegak, dan ekor terbelah dua simetris sama lebar. Untuk strain yg berjambul, bentuk jambul harus akbar, tinggi, dan berwarna cemerlang. Sementara buat strain bufterfly, ke 2 mata hams seimbang sama akbar, bentangan ekor harus lebar, dan belahan di ekor wajib simetris sama besar . Lain halnya buat strain ryukin, kepala wajib mini & menciptakan segitiga. Selain itu, sirip punggung harus tegak & lebar, ekor hams panjang menggunakan belaban ekor simetris sama besar . Adapun buat strain ranchu, jambul yg menyerupai brokoli wajib menutupi seluruh muka. Selain itu, tubuh strain ranchu wajib bundar gempal, punggung bungkuk, & pangkal ekor tegak. Dengan mengetahui syarat-kondisi tadi, agaknya maskoki yg bertubuh stigma tidak baik buat dijadikan induk.

Pemeliharaan yang terpisah pula memudahkan perawatan lantaran pakan yg diberikan untuk calon induk betina berlainan menggunakan calon induk jantan. Dalam pemeliharaan sepuluh ekor calon induk yang terdiri dan 5 ekor calon induk betina & 5 ekor calon induk jantan dibutuhkan 2 buah akuarium ukuran 100 centimeter x 70 cm x 50 cm. Sementara lamanya perawatan tergantung dan umur calon induk itu sendiri karena calon induk yang baik berumur minimal 1,5 tahun. Tetapi, jika hanya menunggu sampai matang kelamin, perawatan dilakukan selama 2-tiga bulan.

Pakan yang baik untuk calon induk betina berupa jentik nyamuk (Mosquito larvacide) yang sudah disucihamakan. Sebagai pakan tambahan, berikan pelet yang mengandung mineral kalsium, protein minimal 30%, fiber 2%, dan vitamin (A, D3, B1, seita E). Untuk calon induk jantan dapat diberi cacing super (blood worm) segar dan pelet yang kandungannya sama untuk betina. Pemberian pakan sebaiknya diatur 5-6 kali sehari. Pagi hari pukul 06.30 diberikan pakan segar dengan jumlah sekali makan habis agar tidak tersisa. Selanjutnya, pukul 10.00 dan pukul 13.000 diberikan pelet dengan takaran sekali makan habis. Pemberian pelet diulangi lagi pada pukul 17.00 dengan takaran yang sama. Agar kebersihan air terjaga, setiap kali pemberian pakan tersebut sebaiknya kotoran dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, pakan diberikan lagi pada pukul 20.00 berupa pakan segar dalam jumlah yang lebih banyak sebagai persediaan jika maskoki lapar di malam hari.

Sumber:

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http%3A%2F%2F2.bp.blogspot.com%2F-epnOutlXFvQ%2FVRtrlcC07wI%2FAAAAAAAAFE4%2FyevnNBushbE%2Fs1600%2Fikan-mas-koki-mutiara2.jpg&imgrefurl=http%3A%2F%2Fakuariumhias.blogspot.com%2F2015%2F03%2Fbudidaya-ikan-mas-koki.html&docid=9bNJlj6uXB_flM&tbnid=ho-BSeuxKdbEoM%3A&w=800&h=400&bih=667&biw=1366&ved=0ahUKEwi489b5nqHNAhXFvY8KHRBGDhIQMwhkKD4wPg&iact=mrc&uact=8

Nurleli. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Ikan Maskoki. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

Wadah Budidaya Perikanan : Kolam Parit

Usaha budidaya ikan pada menggunakan sistem air deras merupakan metode budidaya ikan yang memberikan produksi ikan yg tinggi dalam masa pemeliharaan yg relatif singkat dan bisa memberikan keuntungan yang berlipat ganda bagi pembudidaya ikan.

Sesuai dengan namanya, kolam ini memanfaatkan genre air yang relatif deras buat mempercepat pertumbuhan ikan yang dipelihara. Hal ini tentu saja dapat dimengerti, sebab aliran air yang deras akan memberikan beberapa laba, yaitu :

  1. Aliran air yang deras mampu menyediakan kandungan oksigen terlarut dalam air pada tingkat yang jenuh. Dengan demikian oksigen terlarut dalam air selalu tersedia.
  2. Dengan selalu tersedianya kandungan oksigen terlarut dalam air, kolam dapat dapat ditebari ikan dengan kepadatan yang tinggi.
  3. Aliran air yang deras akan mampu dengan segera membuang sisa makanan dan kotoran hasil metabolisme dari dalam kolam, sehingga kemungkinan terjadinya proses pembusukan yang akan memperlambat pertumbuhan ikan dapat dihindari.

Sistem air deras ternyata berkembang dengan pesat. Salah satu usaha budidaya dengan sistem air deras adalah KOLAM PARIT.

Kolam Parit [ sumber ]

Dibanding kolam air deras lainnya kolam air deras dengan menggunakan kolam parit relatif lebih murah dalam pembuatannya. Parit atau saluran air yang cocok untuk usaha budidaya ikan mempunyai debit air antara 100 – 125 liter setiap detiknya. Sedangkan kedalaman air tidak kurang dari 40 cm dan tidak lebih dari 1 meter. Akan tetapi, seandainya tidak ter-sedia parit ataupun saluran air yang memenuhi syarat seperti di atas, dapat juga dipergunakan parit atau saluran lain, dan tentu saja hasilnya akan sedikit berbeda.

TEKNIK PEMBUATAN KOLAM PARIT

Bahan utama yg diharapkan dalam bisnis budidaya ikan dalam parit adalah kayu, bambu dan jaring dawai Kayu yg digunakan nir periu mahal tetapi hams cukup tahan bila direndam pada dalam air. Umumnya petani mempergunakan kayu albasia yg mempunyai ukuran panjang tiga meter, lebar 7 cm dan tebal 7 cm.

Bambu yang akan digunakan sebaiknya dipilih yang tua, lurus dan cukup panjang ruasnya. Setelah dibersihkan, bambu ini kemudian dipotong-potong dengan ukuran panjang 70 -100 cm, dan lebar S cm. Seandainya digunakan jaring kawat, maka pilihlah ukuran mata jaring yang sesuai dengan ukuran benih ikan yang akan dipelihara. Potonglah jaring tersebut dengan ukuran lebar 70 -100 cm dan panjang disesuaikan dengan lebar parit atau saluran air.
Konstruksi Kolam Parit [ sumber ]

Setelah diperoleh lokasi yg memenuhi kondisi, maka pembuatan kolam bisa dilakukan menggunakan cara:

  1. Buatlah kerangka dari kayu dengan ukuran yang disesuaikan dengan lebar parit atau saluran air. Agar rangka ini tidak dapat hanyut karena arus air, sebaiknya ditanam sedalam 20 cm pada setiap tebing parit atau saluran air. Kerangka terdiri dari dua buah kayu yang dipasang melintang sesuai dengan lebar parit atau saluran air. Letak kayu ini sejajar satu sama lain, dan kayu yang satu berada di atas kayu yang lain dengan jarak 40 – 60 cm.
  2. Pasanglah potongan bambu yang telah disiapkan sebelumnya pada kerangka kayu. Ujung bambu harus tertanam ke dasar perairan sedalam 10cm dan ujung yang lain muncul di permuiraan air minimal setinggi 20 cm. Jarak antara setiap potongan bambu cukup 2-2,5 cm atau disesuaikan dengan ukuran ikan yang akan dipelihara.jika digunakan jaring kawat, maka bagian bawah juga harus ditanam ke dasar perairan sedalam 10 cm dan bagian atasnya juga muncul ke permukaan air setinggi minimal 20 cm.
  3. Sebaiknya panjang parit yang dipergunakan tidak terlalu besar. Perbanding-an antara panjang dan lebar kolam sebaiknya tidak lebih dari 2:1, artinya jika lebar parit atau saluran air 2 meter maka panjang kolam adalah 4 meter.
  4. Kerangka kolam harus dibuat duabuah dengan jarak satu sama lain ditentukan berdasarkan lebar parit atau saluran air. Kerangka ini berfungsi untuk mem-batasi ruang gerak ikan, sehingga akan memudahkan pada saat panenan.

Sumber : 1. Ir. Eddy Afrianto dan Ir. Evi Liviawaty. Berbagai Metode Budidaya Ikan.

               Dua.Cara Budidaya Ikan pada Parit Bermutu Tinggi

Semoga Bermanfaat...

PEMIJAHAN IKAN MASKOKI

Untuk pemijahan maskoki sarana utama yang harus disiapkan yaitu kolam pemijahan dan substrat perekat telur. Substrat dapat berupa tanaman air yang mengapung seperti apu-apu atau eceng gondok (Eichornia sp.). Berdasarkan pengalaman,kedua jenis tanaman air ini sangat disukai induk maskoki untuk melekatkan telur karena perakarannya lebat, rimbun, dan panjang menjuntai.

                         Gambar Eceng Gondok Untuk akuarium

Eceng gondok atau apu-apu terpilih wajib dalam syarat sehat. Untuk eceng gondok, daunnya harus kaku, kecil, dan berwarna hijau tua. Gondok dipangkal batang jangan terdapat yang pecah & batang nir tinggi. Sementara untuk apu-apu, daunnya wajib bertumpuk lebat, nir sobek, & berwama hijau muda.

Sebelum dipakai, ke 2 flora air tadi wajib disucihamakan terlebih dahulu agar nir membawa bibit penyakit. Caranya ialah daun yang rusak dibuang & akar dicuci dengan air mengalir. Setelah higienis, tanaman air ini dimasukkan ke dalam wadah berukuran 30 centimeter yg sudah diisi air sebanyak tiga/4 bagian & sudah dilarutkan butiran kristal PK (permanganat kalium) 0,lima gr. Tanaman air tadi direndam selama dua jam. Setelah direndam. Tumbuhan sudah siap dipakai.

Selain kedua jenis tanaman air tersebut, substrat perekat telur pun dapat dibuat dari bahan ijuk. Substrat ini dibuat dengan cara ijuk sebanyak satu genggam diikat, lalu disisir agar batang kasarnya terlepas. Setelah membentuk seperti akar, ijuk tersebut diikat pada sepotong styrofoam, lalu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diisi air. Sebelumnya ke dalam air tersebut sudah dilarutkan butiran kristal PK sebanyak 0,5 gram. Selanjutnya, ijuk direndam selama 3-4 jam. Setelah itu, ijuk sudah siap digunakan.

Kondisi air yang dikehendaki maskoki untuk berpijah harus memenuhi persyaratan suhu, pH, dH, dan kandungan oksigen terlarut. Untuk dapat berpijah, suhu air hams berkisar 20-25O C, kemasaman (pH) air 7-7,5, kesadahan (dH) sekitar 4, dan kadar kandungan oksigen terlarut di atas5 mg/l.

Ambang batas toleransi suhu air sekitar 17OC dan 27OC. Bila suhu air terlalu rendah maka maskoki akan menjadi malas bergerak dan kehilangan nafsu makan. Sebaliknya bila suhu air melebihi ambang batas toleransi, maskoki akan lebih banyak bergerak di permukaan air sehingga proses perkawinannya pun sulit terjadi. Ambang batas tolerasi kemasaman air (acidity) 6,8 dan alkalidity 8,3. Bila pH air kolam di bawah ambang batas toleransi tersebut maka maskoki akan mengalami acidosis yang ditandai dengan hilangnya nafsu makan akibat penimbunan ion hidrogen di dalam tubuh. Bila pH air tinggi atau melebihi ambang batas alkalidity maka maskoki akan mengalami alkalidosis, yaitu produksi lendir di tubuh meningkat dan maskoki tidak mau memijah.

Sementara ambang batas toleransi kesadahan air (dH) adalah 6. Bila dH air melebihi ambang batas tersebut maka maskoki akan menjadi stres dan dapat menemui kematian. Meningkatkan suhu air yang rendah dapat menggunakan heater (pemanas air). Sementara bila suhu air tinggi, tanaman air seperti eceng gondok harus diperbanyak. Daun eceng gondok dapat meredam panas sinar matahari. Selain dengan eceng gondok, penggunaan penutup dan jaring net yang dipasang di atas kolam dapat dilakukan agar sinar matahari tidak langsung menyinari air. Untuk menetralisir pH dan dH, dapat digunakan Tetra Black Water, Tetra AquaSafe, atau Izeki Super Clean dengan dosis 1 tetes/5 liter air.

Sementara buat menaikkan kandungan oksigen terlarut pada air, dapat dilakukan menggunakan mengaktifkan aerator & melarutkan Oxydan dengan t?Karan 1 gr/20 liter air. Waktu yg tepat untuk memasangkan calon induk adalah pada sore hari lebih kurang pukul 17.30?18.00. Pemasangan calon induk terdiri dan seekor induk betina dan dun ekor pejantan. Dapat jua dipasangkan dua ekor induk betina dengan tiga ekor pejantan yang berukuran tubuhnya sama. Jumlah pejantan lebih poly dan induk betina karena seekor induk betina berkualitas tidak cukup hanya dilayani oleh seekor pejantan.

Proses perkawinan terjadi kurang lebih tiga-lima hari selesainya calon induk dipasangkan. Perkawinan berlangsung pada pagi hari kurang lebih pukul 07.00?07.30. Prosesi perkawinan berlangsung dengan diawali oleh dua ekor pejantan mengikuti betina dan saling bergantian menggesek-gesekkan siripnya ke organ reproduksi betina. Betina yg terangsang akan segera mengelilingi substrat & melepaskan telurnya. Telur yang melekat pada substrat segera dibuahi oleh pejantan. Ukuran telur berkualitas lebih kurang 0,8-1,3 mm. Setiap induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 3.500-4.500 butr

Setelah terlihat telur banyak melekat pada substrat, ke 2 induk

segera dikembalikan ke dalam kolam masing-masing. Kedua induk diberi pakan pelet yang mengandung vitamin dan mineral  tidak dapat menetas pada suhu di bawah 12,5OC. Pada suhu 18-21OC, telur akan menetas sekitar 4-5 hari Sementara pada suhu 24-27OC, telur akan menetas 2-3 hari. Panjang larva yang baru menetas sekitar 5 mm. Di perut larva tergantung kantong telur (yolk sac) yang berfungsi sebagai persediaan makanan sebelum burayak mampu mencari makanan sendiri. Larva tersebut melekat pada substrat dinding kolam, atau dasar kolam.

Untuk menjaga agar kualitas air tidak menurun maka bagian atas kolam ditutupi dengan terpal atau tripleks. Tutup tersebut dibuka setelah dua-3 hari, kemudian & larva telah sanggup berenang mencari pakan berupa fitoplankton di kurang lebih akar tumbuhan. Seminggu lalu, larva yg sudah dianggap burayak ini bisa memangsa Infusoria, Clorodera, Daphnia, dan Hama. Burayak umur 2 minggu dapat menyantap pelet halus misalnya White Crane CR atau Izeki Ultra.

Cara lain yang lazim digunákan untuk mengawinkan maskoki adàlah dengan metode stripping. Metode stripping yang umuin dilakukan adalah telur diambil dan disatukan dengan sperma jantan di dalam wadah. Namun, stripping yang dilakukan peternak di Tong Kwan Pu (Dangguan, Cina) berbeda, yaitu langsung di dalam kolam. Teknis perlakuannya adalah pada pagi hari dua orang masuk ke dalam kolam yang masing-masing membawa wadah berisi jantan dan betina. Secara bersamaan keduanya mengurut perut induk maskoki yang dihadapkan ke substrat perekat telur sampai sel telur dan sperma keluar. Setelah telur dan sperma keluar, kedua induk dikembalikan ke kolam induk.

Dengan metode stripping, tingkat keberhasilan pemijahan sangat rendah. Telur yang menetas hanya sekitar 10—15% atau sekitar 500 ekor. Namun, pemijahan dengan cara ini lebih cepat. Secara normal, sepasang induk maskoki yang sudah matang gonad akan menyelesaikan perkawinan dalam waktu 2-3 hari, sedangkan dengan metode stripping sebanyak 25 pasang dapat dikawinkan hanya dalam waktu 2 jam.

Sumber:

Nurleli. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Ikan Maskoki. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan & Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

Ruang Lingkup Penyuluhan : Teknik Produksi Perikanan Yang Lebih Baik (Better Farming)

Secara garis akbar dunia perikanan dibagi menjadi dua kelompok yaitu perikanan budidaya & perikanan tangkap, & memiliki keunikan tersendiri pada manajemen perikanan itu sendiri. Dalam upaya menaikkan produksi perikanan diharapkan suatu manajemen dalah setiap aktivitas bisnis perikanan. Di bawah ini ada sedikit pembahasan mengenai peran manajemen pada pengembangan usaha perikanan.

MANAJEMEN PERIKANAN BUDIDAYA

Bisnis perikanan yang cukup kompleks sifatnya memerlukan pemikiran yang cermat agar terhindar dari resiko yang tidak diharapkan. Aspek produksi ini mencakup hal-hal mengenai persiapan dan proses produksi
Hatchry Budidaya Perikanan [sumber]

A. Persiapan Produksi Budidaya Perikanan

Hal hal yang harus menjadi perhatian dalam persiapan produksi perikanan meliputi:

  1. Perencanaan produk, jenis ikan apa yang hendak diproduksi? Apakah mempunyai pasaran yang baik? Apakah sesuai dengan lahan yang tersedia? Pertanyaan pertanyaan seperti ini perlu dipikirkan dalam mengambil keputusan.
  2. Perencanaan lokasi usaha, lokasi yang tepat akan mempunyai pengaruh positif bagi kelangsungan usaha.oleh karena itu, dalam penentuan lokasi juga di pertimbangkan hal hal yang berdampak positif ataupun negatif dan faktor faktor yang berpengaruh (aspek teknis ekonomis, aspek iklim, aspek agronomis).
  3. Perencanaan standar produksi, pengusaha yang berpikir maju tidak hanya sekedar mementingkan jumlah produksi saja, tetapi juga mengutamakan kualitas produksinya, hal ini sangat berperan dalam menentukan segmen pasar.
  4. Pengadaan tenaga kerja, bisnis perikanan mencakup beberapa bidang pekerjaan, secara mudahmya dibagi menjadi bidang budi daya dan manajemen (administrasi). Kedua bidang ini terdiri dari bermacam macam pekerjaann dari yang sederhana sampai yang rumit. Banyak sedikitnya jumlah pekerja dan tinggi rendahnya suatu upah harus disesuaikan dengan kemampuan dan tanggung jawab yang diemban.

B. Proses Produksi Budidaya Perikanan

Tujuan budi daya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan yg lebih baik atau lebih banyak dibandingkan menggunakan hasil dari ikan yg hidup pada alam secara liar. Faktor-faktor yg perlu diperhatikan pada budidaya perikanan antara lain:

  1. Penyediaan benih, benih yang baik dan berkualitas unggul sangat penting untuk memperoleh produksi yang tinggi.
  2. Pembuatan tempat pemeliharaan, luas tempat yang disediakanuntuk pembudidayaan harus sesuai dengan jumlah populasi yang ditebar, tidak kalah penting yang harus dilakukan adalah untuk memahami karakteristik dan tingkah laku ikan.
  3. Pengairan, tanpa sistem pengairan yang baik tidak mungkin usaha perikanan bisa berhasil. Oleh karena itu kebersihan air dan debit yang cukup, penting demi kelancaran pemeliharaan. Pintu saluran air perlu selalu diperiksa untuk mengatur pengeluaran dan pemasukan air.
  4. Pakan dan Pemupukan, peranan pakan sangat penting untuk meningkatkan produksi. Kandungan gizi pakan lebih berperan dibandingkan dengan jumlah yang deberikan. Usahakan memberi pakan sesuai dengan kebutuhan, jangan kebanyakan atau kekurangan. Baru baru ini banyak di galakkan menggunakan pakan alami, karena ramah lingkungan.
  5. Pengendalian hama dan penyakit, untuk membasmi hama yang hidup di air, dapat digunakan bahan beracun organik, seperti tepung biji teh yang mengandung racun saponin, akar tuba yang mengandung racun rotenon, atau tembakau yang mengandung racun nikotin. Hal yang penting untuk pengendalian hama dan penyakit ini yaitu perawatan dan pemeliharaan kesehatan air serta kebersihan lingkungan disekitar kolam.

C. Pascapanen

Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Terkadang sangat melimpah, sedangkan pada suatu ketika sangat rendah. Oleh karenanya buat menjaga keseimbangan dan mencegah proses pembusukan perlu dikembangkan dengan banyak sekali cara pengawetan. Dalam hal ini mencakup:

  1. Penanganan ikan hidup, dalam penanganan ikan hidup ini yang terpenting yaitu cara mengusahakan agar ikan ikan tersebut sampai ke tangan konsumen masih dalam keadaan hidup, segar dan sehat. Hal hal yang harus diperhatikan antara lain adalah: kebutuhan oksigen, alat dan transportasi untuk mengangkut ikan, waktu pengangkutan, jumlah ikan dalam alat pengangkutan jangan terlalu padat.
  2. Penanganan ikan segar, atau istilah lainnya adalah handling, merupakan salah satu bagian penting dalam mata rantai industri perikanan. Baik buruknya ikan segar akan mempengaruhi mutu ikan sebagai bahan makanan atau sebagai bahan mentah untuk proses pengolahan lebih lanjut.
  3. Pengawetan, dasar pengawetan ikan adalah untuk mempertahankan ikan selama mungkin dengan menghambat atau menghentikan proses pembusukan, baik dengan cara tradisional (pengeringan, pengasapan, penggaraman, fermentasi), cara modern (pendinginan, pembekuan, pengalengan ikan, tepung ikan).
  4. Packing, dilakukan terutama untuk konsumsi ikan segar, cara packing harus disesuaikan dengan jarak lokasi usaha ke konsumen. Yang terpengting yaitu mempertahankan keawetan ikan segar sampai ke konsumen agar harganya tidak turun.

D. Aspek Pemasaran

Pasar sangat krusial buat kelangsungan produksi. Jika kemampuan pasar buat menyerap produksi sangat tinggi maka nir sebagai perkara. Dengan harga jual yang pas telah bisa menghasilkan laba. Sebaliknya, nbila pasar nir menyediakan kemungkinan menyerap produk, mau tidak mau bisnis yg dirintis mengalami kerugian. Apabila manajemen produksi sudah berjalan maka keberhasilan pengusaha perikanan dipengaruhi sang kemampuannya pada menganalisis dan mengantisipasi pasar.

Ada beberapa hal yang wajib diketahui sang seseorang manajer atau pengusaha perikanan sebelum melangkah ke aspek pemasaran ini. Hal tersebut yaitu:

  1. Sasaran pemasaran, berkaitan dengan pemilihan jenis ikan yang akan diproduksi. Siapa konsumen yang ingin dituju? Berapa besar kira kira permintaannya? Semua itu tergantung pada keadaan sosial konsumen dan daya belinya.
  2. Persaingan, merupakan suatu hal yang wajar dlama bidang usaha, apalagi dibidang usaha perikanan karena pada umumnya bidang ini tidak mengenal monopoli. Jadi, semua produksi perikanan bersaing bebas di pasaran. Oleh karena itu, usah untuk menghadapi dan mengatasi persaingan harus dilakukan dengan manajemen yang baik, agar produk laku di pasaran.
  3. Strategi pemasaran, suatu tindakan penyesuaian sebagai reaksi terhadap situasi pasar dengan berdasarkan pertimbangan yang matang. Tindakan tindakan yang di ambil itu merupakan pendekatan terhada berbagai faktor.

E. Aspek Permodalan

Pentingnya manajemen permodalan, Setiap orang atau suatu perusahaan yang bergerak dalam suatu bisnis, tidak terkecuali bisnis pada bidang perikanan, tentu mengharapkan laba atau laba yang sesuai, tak seorangpun berniat merugi. Kerugian berarti kehilangan sebagian modal atau energi & pikiran yang telah dicurahkan untuk kelangsungan usaha itu. Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan output berdasarkan kapital yg telah ditanamkan (investasi), maka dari itu sangat diharapkan manajemen yg baik supaya investasi terus meningkat.Persoalan kapital & keuangan merupakan aspek krusial dalam kegiatan suatu bisnis. Tanpa memiliki kapital, suatu bisnis tidak akan bisa berjalan, walaupun syarat syarat lain untuk mendirikan suatu usaha telah dimiliki.

Cara mendapatkan modal, Hal yg wajar dalam bidang bisnis bila seseorang mencari donasi permodalan buat memulai bisnis atau meiningkatkan usaha. Salah satu lembaga yg bisa menaruh bantuan keuangan adalah bank, bantuan tadi dalam bentuk kredit. Kita wajib cermat memilih dan memilih besaran pinjaman yg dibutuhkan secara realistis, agar tidak sebagai boomerang bagi kita. Hal ini dikarenakan jika pendapatan kita nir lebih kecil daripada kewajiban buat melunasi ke pihak bank. Alternatif lain selain meminjam kredit ke bank merupakan kerjasama menggunakan pihak lain yg berminat dalam bisnis perikanan menggunakan prjanjian yg telah disepakati bersama. Atau pula menggunakan kerjasama dengan pihak asing ( joint venture) biasanya dengan skala skala akbar.

MANAJEMEN PERIKANAN TANGKAP

Tindakan manajemen perikanan tangkap adalah mekanisme untuk mengatur, mengendalikan dan mempertahankan kondisi sumber daya ikan pada tingkat tertentu yang diinginkan.  Pengendalian perikanan tangkap dilakukan dengan aturan yang bersifat teknis, bersifat manajemen upaya penangkapan dan manajemen hasil tangkapan dan pengendalian ekosistem.
Usaha Perikanan Tangkap [sumber]

Pengaturan bersifat teknis mencakup pengaturan alat tangkap dan pembatasan daerah maupun musim perikanan tangkap.  Pembatasan alat tangkap lebih pada spesifikasi untuk menangkap ikan spesies tertentu atau meloloskan ikan bukan tujuan tangkap serta efek terhadap ekosistem. Guna melindungi komponen stok ikan diberlakukan pembatasan daerah dan musim perikanan tangkap sekaligus dibentuk fisheries refugia maupun daerah perlindungan laut bagi jenis ikan yangkehidupannya relatif menetap.

Manajemen upaya penangkapan umumnya dilakukan dengan pembatasan   jumlah dan ukuran kapal, jumlah waktu penangkapan atau upaya penangkapan. Pengendalian ini lebih mudah dan lebih murah dari sisi pemantauan dan penegakan aturan dibandingkan pengendalian hasil tangkapan.  Namun penentuan jumlah upaya masing-masing unit penangkapan merupakan hambatan dalam memakai aturan pengendalian ini.

Manajemen hasil tangkapan untuk membatasi jumlah hasil tangkapan yang diperbolehkan bagi suatu area dalam waktu tertentu dan selanjutnya menjadi pembatasan jumlah hasil tangkapan setiap unit penangkapan.  Hasil tangkapan yang diperbolehkan berdasarkan jenis spesies tertentu menjadi kendala dalam perikanan multispesies seperti di Indonesia.  Era baru sektor perikanan dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan adalah diadosinya Code Of Conduct For Responsible Fisheries (CCRF).  Perikanan yang berkelanjutan bukan ditujukan semata hanya pada kelestarian perikanan dan ekonomi namun pada keberlanjutan komunitas perikanan yang ditunjang oleh keberlanjutan institusi.  Disini diperlukan pendekatan manajemen yang inovatif dan alternatif untuk mencapai tujuan tersebut.

Dengan demikian, beberapa hal perlu ditingkatan sinkron dengan kaidah perikanan berkelanjutan sebagai berikut:

Paradima limited access harus ditingkatkan;

  1. Implementasi log-book penangkapan harus dibarengi dengan peraturan yang berkaitan dengan kerahasiaan;
  2. Perbaikan sistem statistik perikanan;
  3. Meningkatkan kemampuan diplomasi internasional;
  4. Penyusunan rencana manajemen perikanan diterapkan di setiap upaya manajemen perikanan;
  5. Partisipasi pemangku kepentingan diperlukan dalam penyusunan rencana manajemen perikanan;
  6. Meningkatkan efektifitas peradilan perikanan; dan
  7. Meningkatkan peran sebagai negara pelabuhan (port state) dan negara bendera (flag state).

Manajemen perikanan menjamin kegiatan penangkapan ikan dan pengolahan dilaksanakan sesuai dengan kaidah untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan, mengurangi limbah, dan menjaga mutu ikan hasil tangkap.  Nelayan wajib mencatat kegiatan operasi penangkapan mereka dan  pemerintah juga perlu menetapkan prosedur penegakan hukum. Negara perlu menggunakan informasi sains terbaik yang tersedia dalam menyiapkan kebijakan serta mempertimbangkan kegiatan penangkapan ikan tradisional.  Jika informasi yang tersedia terbatas, negara perlu bertindak sangat hati-hati dalam menetapkan batasan perikanan tangkap.

Sumber : Manajemen Perikanan

Semoga Bermanfaat...

PERAWATAN BENIH IKAN MASKOKI

Mengatur padat penebaran benih berfungsi agar pertumbuhan burayak cepat besar dan tidak mudah terserang penyakit. Berdasarkan catatan (T. Kafuku & H. Ikenoue, 1983), larva yang baru menetas dipelihara dalam kolam bak semen atau bak fiber dengan padat penebaran 200-300 ekor/m2. Padat penebaran ikan yang sudah berumur satu bulan atau panjang tubuh sekitar 2 cm yaitu 100-150 ekor/m2, umur dua bulan 75-100 ekor/m2, dan umur tiga bulan atau panjang tubuh sudah sekitar 5 cm yaitu 40-60 ekor/m2.

Apabila luas kolam tidak cukup untuk menampung jumlah burayak yang ada maka sebaiknya dilakukan seleksi benih terlebih dahulu, yaitu hanya benih berkualitas saja yang dibesarkan. Burayak maskoki umur di bawahsebulan sebaiknya diberi pakan berupa jasad renik seperti Inflisoria, Rotifera, dan Chordata.

Jasad renik tersebut sangat baik untuk mempercepat pertumbuhan burayak. Organisme kecil ini diperoleh dari air tergenang yang banyak mengandung bahan organik. Ukuran tubuhnya sangat kecil dan lazim disebut kutu air. Sebenarnya ada banyak jenis kutu air tersebut, di antaranya ialah Branchionus sp., Keratela sp., Picodina sp., Daphnia sp.,dan Moinci sp. Pemberian pakan tersebut secara adlibitum (tersedia setiap saat). Burayak yang sudah berumur 1-2 bulan sudah bisa diberi pakan cacing sutera (tubfiex worm). Cacing ini banyak mengandung crude oil dan protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Sebagai pakan tambahan, burayak dapat diberi pelet halus yang mengandung vitamin dan mineral seperti White Crane CR, CR 6, Tetra Gold Medal for Quick Growth, atau Izeki Ultra L. Cacing sutera ini disediakan secara adlibthum. Cara pemberiannya ialah gumpalan cacing sutera yang sudah bersih diletakkan di dalam piring kaca, lalu dimasukkan ke dalam kolam. Agar tetap tersedia hingga malam hari, cacing sutera perlu ditambah setiap sore. Pakan berupa cacing sutera ini dapat diberikan sampai maskoki dewasa. Pakan lain yang juga dapat diberikan adalah cacing super yang sudah dibekukan.

Cacing Beku

Cacing segar

Seleksi bertujuan untuk menghasilkan produk berkualitas baik berdasarkan bentuk tubuh, kelengkapan sirip, dan warna. Seleksi diawali sejak burayak berumur dua minggu dan berukuran tubuh mencapai 1 cm. Pengamatan selektif ditujukan pada sirip ekor. Maskoki yang tidak berekor atau ekorya tunggal seperti ekor ikan mas harus dibuang.

Pada penyeleksian ini dibutuhkan sarana pendukung berupa serokan berbahan halus ukuran 15 cm dengan kedalaman 5 cm dan baskom warna putih ukuran 30 cm. Seleksi dimulai pada pagi hari pukul 08.00. Perhatikan dengan seksama burayak yang sedang berenang bergerombol. Bila di antaranya ada yang tidak bersirip ekor maka secara perlahan ikan tersebut diserok bersama dengan beberapa ekor ikan lain dan dimasukkan ke dalam baskom. Ikan yang rusak dibuang, sedangkan ikan lain dikembalikan ke dalam kolam. Seleksi dilakukan setiap hari hingga burayak berumur satu bulan atau sudah tidak ada lagi burayak yang rusak.

Seleksi kedua dilakukan saat anak ikan sudah berumur tiga bulan. Seleksi diutamakan pada bentuk tubuh, sirip, dan wama. Untuk red oranda dan red cap oranda hasil seleksi terbagi tiga kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Red oranda kelas A merupakan kualitas kontes. Bentuk tubuhnya bulat telur, jambul besar, berekor lebar, dan sirip punggung tegak. Sirip tidak ada yang terpelintir atau patah dan wama tubuh sampai ke pangkal ekor merah oranye cemerlang. Untuk kelas B, bentuk tubuh dan lainnya sama dengan kelas A, hanya berbeda pada jambul yang kurang besar. Sementara ikan yang tidak termasuk pada kelas A maupun kelas B digolongkan dalam kelas C. Red oranda kelas B dan kelas C dapat disatukan dalam satu kolam, sedangkan red oranda kelas A yang berkualitas kontes harus dipisahkan dalam kolam tersendiri walaupun jumlahnya hanya sedikit. Red cap oranda terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas kontes dan kelas komersial, Ciri-ciri red cap oranda kualitas kontes antara lain bentuk tubuh bulat telur, jambul lebar berwarna merah darah, seluruh tubuh berwama putih mutiara cemerlang, sirip punggung tegak utuh, sirip ekor lebar, dan pangkal ekor berdiri. Bentuk jambul red cap oranda harus tinggi, melebar, dan warna merahnya tidak boleh ada yang keluar dan jambul.

Memilih calico oranda yang berkualitas kontes hanya dengan memperhatikan komposisi warna dan corak yang ada pada tubuhnya. Ciri lainnya mirip dengan cara memilih red oranda. Oranda red pompom terbagi atas tiga kelas. Kelas A merupakan kualitas kontes. Dalam memilih kelas A yang diperhatikan adalah bentuk pompomnya harus tinggi, sama besar, dan harus berwarna merah darah. Pompom harus berdiri tegak dan tidak terkulai. Pilih warna yang jarang seperti cokelat cemerlang pada chocolate oranda red pompom atau putih cemerlang seperti diamond oranda red pompon. Menilai bentuk tubuh sama dengan menilai bentuk tubuh pada red oranda. Antara oranda red pompom kelas A dan kelas B hanya berbedaan pada ukuran dan tegak tidaknya pompom. Sementara ikan yang tidak termasuk dalam kelas A dan B digolongkan dalam kelas C.

Menyeleksi burayak bubble eyes dan telescope eyes dapat dilakukan setelah burayak berukuran 1 cm. Seleksi pertama ditujukan untuk penyortiran burayak bertubuh bengkok tidak berekor, dan bentuk ekor seperti ikan mas. Pada umur dua bulan, mata sudah terbentuk. Untuk tipe mata balon, ukuran mata bukan merupakan tujuan utama penyeleksian. Ini disebabkan mata yang kecil atau tidak sama besar dapat diolah menjadi sama besar. Namun, bila memilih bubble eyes untuk bakalan kontes, bentuk balon harus sama besar dan warnanya tidak gelap.

Penilaian juga ditujukan pada bentuk tubuh. Bentuk tubuh bubble eyes harus panjang, punggung datar, tidak bersirip punggung, ekor panjang, dan belahan ekor harus dalam. Untuk telescope eyes, apa pun tipenya, mata mempunyai nilai sendiri. Sebagai contoh, telescope eyes tipe butterfly bertubuh bentuk bulat, sirip punggung tegak, sirip ekor membentang lebar seperti sayap kupu-kupu, kedua mata harus sama besar, tinggi tonjolan mata harus sejajar dengan kepala, dan warna mata juga harus sama dengan warna kepala.

Red tossa atau red-white tossa sudah bisa dilihat perbedaannya setelah berumur 2-3 bulan bila perkembangan warnanya sempurna. Warna hitam kehijauan pada tubuh tossa akan dominan pada umur sebelum dua bulan. Selanjutnya, pigmen pembawa warna hitam (melanopkore) secara perlahan akan digantikan oleh pembawa warna kuning (xanthophore).

Untuk mempercepat terjadinya perubahan warna menjadi merah cemerlang, anakan tossa diberi pakan yang banyak mengandung spirulina dan sent (crude fiber) seperti CR5 atau Ultra P-DX dan Biriiant F-DX yang mengandung Chitin Chitosan 3%. Untuk tossa yang membawa warna putih, warna tersebut menjadi lebih berkilau.

Dalam penyortiran anakan pearlscale yang perlu diutamakan adalah memperhatikan bentuk tubuh dan sisiknya. Bentuk tubuh harus bulat seperti bola pingpong dan sisik di tubuhnya harus tampak kasar menonjol seperti butiran buah jagung. Sementara kepalanya kecil membentuk segitiga. Sirip punggung utuh dan sirip ekor membuka lebar. Belahan pada sirip ekor harus terlihat jelas. Bila tidak menggunakan induk dari tipe crown pearlscale maka sulit dijumpai anakan yang berjambul di kepalanya. Bila salah satu induk bertipe crown pearlscale maka anakan yang dihasilkan ada yang berjambul di kepala dan ada yang tidak. Pada umur tiga bulan, jambul di kepala sudah tampak jelas dan dapat diseleksi. Membedakan warna tubuh ranchu dapat dilakukan pada umur minimal dua bulan. Pada umur satu bulan, sel pembawa warna hitam (melanophore) masih mendominasi sehingga belum dapat membedakan wama tubuh, Memasuki umur dua bulan barulah terjadi pembahan warna karena perlahan-lahan sel pembawa warna kuning (xanthophore) masuk ketubuh ranchu sehingga warna tubuh menjadi kombinasi hitam kuning. Memasuki umur tiga bulan warna hitam di tubuh ranchu semakin sedikit dan warna kuning berubah menjadi orange kemerahan. Pada umur tiga bulan ini sel pembawa warna merah (erythrophore) mulai mendominasi. Bila pada umur tiga bulan sel pembawa warna masih didominasi oleh melanophore maka dapat dipastikan bahwa ranchu akan tetap berwarna hitam.

Untuk mempertahankan agar pewarnaan tubuh tetap didominasi oleh sel pigmen melanophore, ranchu perlu diberi bahan pakan yang mengandung lemak seperti cacing sutera atau cacing super. Selain itu, ranchu perlu diletakkan di tempat yang teduh dengan suhu air maksimal 22OC. Jika panas terlalu tinggi, warna ranchu hitam Iebih cepat berubah menjadi merah. Walaupun demikian, terkadang setelah dewasa warna tersebut pun dapat berubah menjadi merah. Untuk melihat dominasi sel pewarna tubuh, perlu diperhatikan bagian perutnya. Bila perut berwarna putih kelabu maka dapat dipastikan bahwa secara perlahan-lahan wama putih tersebut akan merambat naik ke atas dan berubah menjadi kuning. Lambat laun perubahan menjadi menyeluruh dan warna kuning berkombinasi hitam akan berubah menjadi merah. Bila wama perut kuning kehitaman atau bahkan hitam pekat, dapat dipastikan bahwa warnanya tidak akan berubah.

Pada umumnya semua jenis maskoki umur satu bulan masih herwarna hitam. Maskoki yang warna tubuhnya cepat berubah menjadi meràh bila berwarna hitarn kehijauan. Untuk mempercepat perubahan warna, suhu udara ditingkatkan menjadi minimal 26° C. Selain itu, maskoki diberi pakan pelet yang banyak mengandung spirullina seperti Hal Feng, CR5, CR6, atan Ultra P-DX dan Brilliant F-DX yang mengandung Chitin Chitosan 3%. Bila pelet yang ada berukuran agak besar, pelet tersebut sebaiknya ditumbuk bingga halus dahulu sebelum diberikan. Sementara airnya harus diganti tiga hari sekali agar sinar matahari dapat langsung diterima tubuh. Perlu diperhatikan bahwa pemberian pakan yang mengandung banyak lemak seperti cacing sutera atau cacing super harus dihindari karena sangat berisiko, yaltu pertumbuhan fisiknya menjadi agak terlambat.

Sumber:

Nurleli. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Ikan Maskoki. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

Ruang Lingkup Penyuluhan

Penyuluhan pada arti umum adalah ilmu social yang memeriksa system dan proses perubahan dalam individu serta masyarakat supaya dapat terwujud perubahan yang lebih baik sinkron dengan yang diharapkan (Setiana. L. 2005). Penyuluhan bisa dipandang menjadi suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Dalam bukunya A.W. Van den Ban dkk. (1999) dituliskan bahwa penyuluhan adalah keterlibatan seorang buat melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sebagai akibatnya mampu membuat keputusan yg sahih. [sumber]

Dalam pelaksanaannya penyuluhan mempunyai ruang lingkup yang diharapkan bisa membuat kehidupan pelaku primer menjadi lebih baik, hal ini tergambar berdasarkan ruang lingkup penyuluhan sebagai berikut :

Ilustrasi Penyuluhan [sumber]
1.Teknik Berproduksi Yang Lebih Baik (Better Farming).

Dimaksud mempertinggi produksi seoptimal mungkin menggunakan penerapan teknologi penangkapan dan budidaya yang lebih efektif dan efisien, tanpa merusak lingkungan. Untuk memperoleh output produksi yg lebih baik dibutuhkan adanya manajemen yang baik pada setip kegiatan perikanan. Selengkapnya silahkan baca disini.

2. Berusaha Yang Lebih Menguntungkan (Better Businness).

Dimaksudkan mengelola bisnis wajib secara efisien dan mengikuti dan memanfaatkan perkembangan menurut permintaan dan harga pasar,buat memperoleh keuntungan yang sebanyak-besarnya baik pada pengelolaan maupun dalam penyimpanan output produksi. Selengkapnya silahkan baca disini.

3. Kehidupan lebih sejahtera (Better Living).

Dimaksudkan masyarakat yang menjadi sasaran kegiatan penyuluhan dapat hidup layak, artinya cukup makan makanan yang bergizi, kesehatan terpelihara, memiliki tempat tinggal yang memadai, berpakaian yang pantas dan selalu menjaga/  mempertahankan (memelihara) kebersihan, kedamaian dan keindahan,baik di lingkungan keluarganya sendiri maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya.

4. Bermasyarakat Yang Yebih Baik (Better Community).

Perkembangan tatanan sosial yg dapat mewujudkan terciptanya iklim masyarakat yg kreatif, produktif yg berkesinambungan.

5. Terciptanya Lingkungan Yang Lebih Baik (Better Environment).

Dimaksudkan buat mewujudkan lingkungan yg lebih sehat, bersih menggunakan seminimal mungkin. Adanya pencemaran, polusi & suasana lingkungan aman, tertib, teratur.

Sumber : Materi Ruang Lingkup dan target Penyuluhan

Semoga Bermanfaat...

POTENSI SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN DAN KETERSEDIAAN PENYULUH PERIKANAN

Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia sangat besar, dengan garis pantai sepanjang 81.000 km, dan luas perairan laut mencapai 5,8 juta km2 yang terdiri dari perairan teritorial, perairan laut 12 mil dan perairan ZEE. Indonesia juga memiliki 17.504 buah pulau, luas hamparan budidaya yang lebih dari 15,59 juta hektar, serta luas perairan umum 5,4 juta hektar  sebagai modal dasar pembangunan di Indonesia pada masa yang akan datang. Secara realita potensi sumberdaya yang besar tersebut belum dapat dimanfaatkan seutuhnya. Dalam rangka mengakselerasi pemanfaatan sumberdaya tersebut diperlukan langkah nyata, terencana dan terarah dengan pentahapan yang jelas yang dikemas dalam fokus pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaya saing untuk kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan potensi yang ada luasan hamparan budidaya lebih dari 15,59 juta hektar serta luas perairan 5,4 juta hektar. Pada tahun 2014 produksi perikanan budidaya mencapai  14,52 juta ton (termasuk rumput laut). Pada tahun 2016 diperkirakan peningkatan  produksi mencapai 16,5 juta ton, atau terjadi peningkatan sebesar kurang lebih 3%.  Produksi perikanan yang dicapai ini  mampu  mendukung ketahanan pangan nasional, terutama dalam penyediaan protein hewani untuk peningkatan gizi masyarakat.

Berdasarkan data Tahun 2014 produksi perikanan tangkap Indonesia mencapai 6,20 juta ton dari total produksi 20,72 juta ton atau lebih kurang 29,9% dari total produksi perikanan Indonesia. Potensi sumber daya yg demikian besar dinilai nir sebanding dengan jumlah tangkapan yg didapatkan. Hal ini antara lain disebabkan sang jumlah armada/kapal penangkap ikan, produktivitas indera tangkap, dan kapasitas SDM kelautan dan perikanan yg nisbi rendah nir terkecuali pemahaman stakeholder terhadap regulasi terkait menggunakan penangkapan ikan misalnya IUU Fishing, batas WPP, perizinan, transhipment, hingga penggunaan jenis indera tangkap yang ramah lingkungan.

Jumlah kapal penangkapan ikan menurut data dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Tahun 2014 merupakan sebanyak 639.887 unit yg didominasi oleh nelayan skala mini . Dari jumlah tadi hanya sebesar 319.944 unit kapal yg laik bahari, laik tangkap dan simpan. Sedangkan sisanya sebanyak 319.943 unit belum laik tangkap, laik laut, dan laik simpan yang jua didominasi oleh nelayan skala mini . Jumlah armada tadi dinilai belum cukup optimal jika dibandingkan menggunakan jumlah potensi perikanan tangkap yg ada.

Kegiatan usaha penangkapan ikan juga merupakan kegiatan yang memiliki tingkat resiko yang sangat tinggi, khususnya terhadap keselamatan pelakunya itu sendiri dalam hal ini nelayan sehingga diperlukan upaya perlindungan terhadap mereka. Salah satu bentuknya dapat dilakukan dengan mengoptimalkan perlindungan bagi nelayan dalam bentuk asuransi/jaminan sosial.  Sejauh ini upaya pemerintah dalam bentuk fasilitasi asuransi/jaminan sosial  bagi nelayan belum maksimal dilakukan. Pada tahun 2016 akan diterbitkan paket asuransi/jaminan sosial bagi 1.000.000 nelayan. Untuk itu diperlukan identifikasi dan pembinaan terkait asuransi/jaminan sosial bagi nelayan sebagai calon peserta dengan melibatkan unsur-unsur terkait.

Integrasi sistem produksi hulu dan hilir sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah. Proses pengolahan hasil perikanan yang berdaya saing dan bernilai tambah akan dapat memenuhi preferensi konsumen (permintaan pasar), yakni produk perikanan yang bermutu dan aman dikonsumsi. Capaian kinerja untuk program ini relatif baik dan sesuai target yang ditetapkan.  Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan volume produk olahan hasil perikanan dalam periode 2010-2014, yakni dari 4,2 juta ton pada tahun 2010 menjadi 5,37 juta ton pada tahun 2014 atau meningkat rata-rata sebesar 6,35% per tahun.  Hal ini terutama disebabkan oleh meningkatnya kapasitas dan utilitas Unit Pengolahan Ikan (UPI), terbangunnya UPI baru, serta berkembangnya diversifikasi/ragam produk olahan bernilai tambah, baik di UPI skala besar maupun skala mikro, kecil dan menengah.

Perkembangan teknologi terkait mutu dan keamanan pangan, telah berdampak pada meningkatnya persyaratan ekspor hasil kelautan dan perikanan di negara tujuan.  Peningkatan supply produk ekspor harus memenuhi persyaratan-persyaratan mutu dan jaminan keamanan hasil perikanan mulai dari hulu sampai hilir, seperti: GhdP,  GAP, Organic, Product Certificate, GMP,  BRC, SQF 2000, HACCP/ISO 9001/ISO 14001 (Monitoring residue/ contaminants, Ecolabel (MSC), ISO 22000 (FSMS), traceability (a buyers’ requirement,) EU Catch Certification dan Supply Chain Inspection, dan lain-lain.

Indonesia terletak diantara benua Asia dan Australia serta antara  Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Sebagai negara kepulauan pada posisi silang diantara benua dan samudera ini, Indonesia sangat strategis dan kaya akan sumberdaya alam hayati, non hayati, dan energi.

Potensi kelautan dan perikanan Indonesia yang sangat besar semakin terancam dengan maraknya praktik Illegal, Unreported, Unregulated (IUU) Fishing baik oleh Kapal Ikan Asing maupun Kapal Ikan Indonesia dalam beberapa dekade ini.  Kondisi ini menyebabkan menyebabkan Indonesia, dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, menderita kerugian sekurang-kurangnya Rp 300 trilyun per tahun berdasarkan jumlah ikan yang dicuri, kehilangan lapangan kerja dan kehilangan potensi investasi serta hanya menjadi pengekspor produk perikanan hanya peringkat ketiga di ASEAN.

Oleh karena itu agenda pemberantasan IUU Fishing yang telah merusak dan mengancam masa depan kelautan dan perikanan Indonesia menjadi prioritas nasional yang tidak dapat ditunda-tunda lagi.  Substansi ini pun telah masuk ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019, di mana Kementerian Kelautan dan Perikanan menempatkannya menjadi salah satu Sasaran Strategis.  Menteri Kelautan dan Perikanan juga telah mengeluarkan berbagai kebijakan strategis dalam rangka menyukseskan hal tersebut, diantaranya: moratorium perizinan kapal ikan ex-asing (Permen KP Nomor 56 Tahun 2014); pelarangan transshipment (Permen KP Nomor 57 Tahun 2014); pembentukan Stagas Pemberantasan IUU Fishing (Permen KP Nomor 76 Tahun 2014); pelarangan penggunaan trawl (Permen KP Nomor 01 Tahun 2015); pengaturan penangkapan kepiting, lobster, dan rajungan (Permen KP Nomor 02 Tahun 2015); dan kebijakan strategis lainnya yang mendukung pencapaian hal tersebut.

Badan Penelitian & Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) sebagai pembuat banyak sekali riset & penemuan yg adaptif, berupaya buat mendorong peningkatan efisiensi & daya saing teknologi kelautan dan perikanan. Dari tahun 2013 sampai tahun 2015 Balitbang KP telah membuat teknologi kelautan & perikanan sebanyak 89 paket, dimana yang sudah direkomendasikan menjadi materi penyuluhan sebanyak 56 paket (tahun 2013: 30 teknologi; tahun 2014: 14 teknologi; tahun 2015: 12 teknologi). Ditargetkan dalam tahun 2016 akan dihasilkan sebesar 76 paket teknologi terekomendasi.

Pengembangan asal daya insan kelautan dan perikanan dilakukan melalui kegiatan pendidikan, pelatihan & penyuluhan. Selama tahun 2010-2016, setiap tahunnya jumlah siswa yang terserap didunia bisnis dan global industri, jumlah SDM kelautan & perikanan yg semakin tinggi kompetensinya, & jumlah grup pelaku primer/bisnis perikanan yang diberikan penyuluhan berfluktuatif. Secara kumulatif pengembangan SDM kelautan dan perikanan telah bisa menyediakan sebesar 135.653 SDM kelautan & perikanan yg kompeten. Capaian tersebut adalah donasi output capaian empat jenis aktivitas, yaitu aktivitas pendidikan, training, penyuluhan & dukungan kesekretariatan.

Sampai menggunakan akhir tahun 2016 kegiatan penyuluhan & pemberdayaan warga kelautan dan perikanan yg sudah dilaksanakan sebagai berikut:

a.  Inventarisasi jumlah kelompok pelaku utama sebagai sasaran penyuluhan sebanyak 56.614 kelompok;

b.  Jumlah penyuluh perikanan sebanyak 14.849 orang penyuluh perikanan (PNS, PPB, Swadaya dan Swasta);

c.  Peningkatan kompetensi dan kapasitas Penyuluh Perikanan (PNS, Swadaya, PPB) dalam hal teknis perikanan sebanyak 2.100 orang dan teknis kepenyuluhan sebanyak 1.778 orang;

d.  Kegiatan pendampingan program prioritas KKP oleh penyuluh perikanan PNS sebesar 35%;

e.  Inventarisasi penyuluh Perikanan dalam berbagai jenjang jabatan fungsional. Terdapat 319 orang yang telah menduduki jabatan fungsional Ahli Madya;

f.   Pembentukan organisasi profesi penyuluh perikanan sesuai dengan amanat UU No. 16 Tahun 2006 telah dilaksanakan pada tahun 2008. Organisasi profesi ini berperan dalam pembinaan dan pengembangan jenjang karir penyuluh perikanan. Sampai dengan tahun 2016 organisasi profesi ini dalam kondisi penataan untuk mendukung jenjang karir penyuluh perikanan;

g.  Sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah, dan PP No. 50 Tahun 2015 Tentang Pemberdayaan Nelayan Kecil dan Pembudidaya Ikan Kecil, Permen KP No. 22 Tahun 2015 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan BLM di Bidang Kelautan dan Perikanan diamanatkan bahwa kelembagaan pelaku utama dalam bentuk kelompok calon penerima harus berbadan hukum.  Sampai dengan tahun 2015 telah dibentuk 108 kelompok berbadan hukum, dan pada tahun 2016 diinisiasi pembentukan 600 kelompok berbadan hukum;

h. Target dalam tahun 2016 jumlah pelaku utama/pelaku bisnis yg sudah mengakses keuangan ke lembaga permodalan sebanyak 2.000 orang;

Secara umum penyuluhan perikanan memiliki peran strategis dalam pembangunan kelautan dan perikanan yang berkelanjutan, sebagai sistem pendidikan non formal berperan dalam transformasi perilaku pelaku utama dan pelaku usaha dalam pengembangan usaha kelautan dan perikanan yang lebih baik. Penetrasi adopsi dan difusi inovasi teknologi akan ditransfer oleh penyuluh perikanan kepada pelaku utama dan pelaku usaha melalui komunikasi secara dua arah sehingga tercapai perubahan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat kearah yang lebih baik.  Selain itu diharapkan dapat mendorong terciptanya produk kelautan dan perikanan yang berdaya saing baik di dalam negeri maupun manca Negara.

Dalam menggerakkan sumberdaya insan yg handal & profesional sebagai kapital dasar pembangunan Industrialisasi Kelautan dan Perikanan, penyuluhan perikanan menjadi suatu pendidikan non formal memegang kiprah strategis bagi berlangsungnya transformasi perilaku insan yang terlibat pada aktifitas kelautan dan perikanan menuju kearah yang lebih baik. Sasaran utama aktivitas penyuluhan perikanan merupakan para pelaku primer yg terdiri berdasarkan para nelayan, pembudidaya ikan, pengolah hasil ikan, petambak garam, pemasar dan warga lain yg berusaha dibidang kelautan & perikanan menggunakan jumlah lebih dari 6,lima juta orang yg 90% diantaranya berusaha skala mikro.

Banyaknya jumlah sasaran utama kegiatan penyuluhan perikanan belum diimbangi dengan keberadaan penyuluh perikanan yang cukup dan memadai. Sampai dengan bulan Desember 2016 tercatat pada 34 provinsi di Indonesia hanya 3.175 orang Penyuluh Perikanan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Apabila diasumsikan setiap RTP perikanan terdiri dari 4 orang, maka keseluruhan jumlah pelaku utama perikanan sebagai sasaran utama penyuluhan adalah sebanyak 26.782.780 orang. Sehingga ratio antara  jumlah penyuluh dan sasarannya adalah 3.175 : 26.782.780, atau 1 : 8.436, dengan kata lain setiap orang penyuluh perikanan PNS di Indonesia harus berupaya membina sebanyak 8.436 orang pelaku utama perikanan. Hal ini diperberat lagi oleh sebaran penyuluh perikanan yang tidak merata di sejumlah daerah dan luasnya wilayah binaan. Kekurangan jumlah penyuluh perikanan dilakukan melalui rekruitmen Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) 2.500 orang, penyuluh perikanan swadaya 9.133 orang, dan penyuluh perikanan swasta 41 orang, sehingga sampai dengan bulan Desember 2016 jumlah penyuluh perikanan sudah mencapai 14.849 orang  (sumber: http://pusluh.kkp.go.id /103.7.52.28/simluhdayakp/bs3-admin.php/03/12/2016).

Kebutuhan jumlah Penyuluh Perikanan juga dapat diperoleh melalui perhitungan jumlah kawasan potensi perikanan, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2016 Pasal 49 ayat (4) berbunyi “Penyediaan penyuluh sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit terdiri atas 3 (tiga) orang penyuluh dalam 1 (satu) kawasan potensi kelautan dan perikanan”. Sehingga kebutuhan ketenagaan penyuluh perikanan secara nasional adalah:

= Jumlah kawasan potensi perikanan  X 3 orang penyuluh

= 6.793 kawasan  X 3 orang penyuluh

= 20.379 orang Penyuluh Perikanan

Catatan:

§ Dengan asumsi bahwa setiap kecamatan yang ada di Indonesia memiliki potensi pengembangan sektor kelautan dan perikanan.

§ Sampai dengan akhir tahun 2016, baru ada 3.175 orang Penyuluh Perikanan PNS sebagai ketenagaan yang tetap dalam melaksanakan fungsi penyuluhan perikanan.

§ Sehingga ada kekurangan jumlah Penyuluh Perikanan sebesar 20.379 – 3.175 = 17.204 orang

Sumber:

Razi F., dkk. 2017. Peran Penting & Transformasi Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Ruang Lingkup Penyuluhan : Berusaha Yang Lebih Menguntungkan (Better Bussiness)

Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat.  Sekarang ini kita dituntut untuk dapat mengembangkan usaha , supaya usaha kita dapat maju dan besar serta menjadi pengusaha yang sukses. Definisi pengembangan usaha itu sendiri adalah terdiri dari sejumlah tugas dan proses yang pada umumnya bertujuan untuk  mengembangkan dan mengimplementasikan peluang pertumbuhan. Tetapi pada kenyataanya untuk mengembangkan usaha yang pada awalnya  dimulai dari nol besar atau baru memulai usaha sangatlah sulit .

Banyak hambatan – hambatan yang dihadapi seperti kekurangan modal, tenaga kerja yang ahli atau terampil, kinerja keuangan usaha yang buruk , dan sebagainya . Tetapi hambatan- hambatan  itu semua dapat diatasi  dengan cara mengembankan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik .  Pengembangan usaha bukan saja dibarengi dengan modal yang banyak atau tenaga kerja yang terampil , tetapi juga harus dibarengi dengan niat dari diri kita sendiri. Dengan niat yang sungguh – sungguh kita bisa mengembangkan usaha kita menjadi lebih besar. Jika tidak mengembangkan usaha dengan sungguh – sungguh maka sebaliknya usaha akan kita akan bangkrut.

Cara lain yang harus dilakukan untuk dapat mengembangkan usaha dengan baik adalah dengan memberikan pendidikan meningkatkan keahlian kepada pengusaha (wirausaha) seperti memberi pelatihan workshop tentang pengembangan usaha , dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan yang  lebih kepada pengusaha terhadap pengembangan usaha yang baik.Dan perlu diingat bahwa pengembangan usaha itu merupakan bagian dari perencanaan pemasaran (marketing plan) oleh karena itu setiap pengusaha baik pengusaha kecil maupun besar harus mampu membuat marketing plan terlebih dahulu sebelum mengembangkan usahanya . Di dalam marketing plan itu dimuat hal- hal sebagai berikut seperti analisa situasi , tujuan pemasaran , anggaran pemasaran , kontrol / pengawasan terhadap pemasaran dan lain sebagainya.

Berikut beberapa upaya yang dapat menunjang kegiatan pengembangan usaha agar lebih menguntungkan :

1. Kemudahan dalam Akses Permodalan

Salah satu permasalahan yang dihadapi UKM adalah aspek permodalan. Lambannya akumulasi kapital di kalangan pengusaha mikro, kecil, dan menengah, merupakan salah satu penyebab lambannya laju perkembangan usaha dan rendahnya surplus usaha di sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Faktor modal juga menjadi salah satu sebab tidak munculnya usaha-usaha baru di luar sektor ekstraktif. Oleh sebab itu dalam pemberdayaan UKM pemecahan dalam aspek modal ini penting dan memang harus dilakukan.
Ilustrasi modal [sumber]

Yang perlu dicermati dalam usaha pemberdayaan UKM melalui aspek permodalan ini adalah: (1) bagaimana pemberian bantuan modal ini tidak menimbulkan ketergantungan; (2) bagaimana pemecahan aspek modal ini dilakukan melalui penciptaan sistem yang kondusif baru usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah untuk mendapatkan akses di lembaga keuangan; (3) bagaimana skema penggunaan atau kebijakan pengalokasian modal ini tidak terjebak pada perekonomian subsisten. Tiga hal ini penting untuk dipecahkan bersama. Inti pemberdayaan adalah kemandirian masyarakat. Pemberian hibah modal kepada masyarakat, selain kurang mendidik masyarakat untuk bertanggungjawab kepada dirinya sendiri, juga akan dapat mendistorsi pasar uang. Oleh sebab itu, cara yang cukup elegan dalam memfasilitasi pemecahan masalah permodalan untuk usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah, adalah dengan menjamin kredit mereka di lembaga kuangan yang ada, dan atau memberi subsidi bunga atas pinjaman mereka di lembaga keuangan. Cara ini selain mendidik mereka untuk bertanggung jawab terhadap pengembalian kredit, juga dapat menjadi wahana bagi mereka untuk terbiasa bekerjasama dengan lembaga keuangan yang ada, serta membuktikan kepada lembaga keuangan bahwa tidak ada alasan untuk diskriminatif dalam pemberian pinjaman.

Sebelum krisis ekonomi tahun 1997, kredit Perbankan lebih banyak terkonsentrasi pada kredit korporasi dan juga konsumsi dan hanya segelintir kredit yang disalurkan ke sektor Usaha Kecil dan Menengah. Oleh karena itu, untukmeningkatkan kapasitas UKM ini, Perbankan harus menjadikan sektor ini sebagai pilar terpenting perekonomian negeri. Bank diharapkan tidak lagi hanya memburu perusahaan-perusahaan yang telah mapan, akan tetapi juga menjadi pelopor untuk mengembangkan potensi perekonomian dengan menumbuhkan wirausahawan melalui dukungan akses permodalan bagi pengembangan wirausaha baru di sektor UKM. Perbankan harus meningkatkan kompetensinya dalam memberdayakan Usaha Kecil-Menengah dengan memberikan solusi total mulai dari menjaring wiraushawan baru potensial, membinanya hingga menumbuhkannya. Pemberian kredit inilah satu mata rantai dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah secara utuh.

2. Bantuan Pembangunan Prasarana

Usaha mendorong produktivitas dan mendorong tumbuhnya usaha, tidak akan memiliki arti penting bagi masyarakat, kalau hasil produksinya tidak dapat dipasarkan, atau kalaupun dapat dijual tetapi dengan harga yang amat rendah. Oleh sebab, itu komponen penting dalam usaha pemberdayaan UKM adalah pembangunan prasarana produksi dan pemasaran.
Penyerahan bantuan sarana usaha perikanan [sumber]

Tersedianya prasarana pemasaran dan atau transportasi dari lokasi produksi ke pasar, akan mengurangi rantai pemasaran dan pada akhirnya akan meningkatkan penerimaan petani dan pengusaha mikro, pengusaha kecil, dan pengusaha menengah. Artinya, dari sisi pemberdayaan ekonomi, maka proyek pembangunan prasarana pendukung desa tertinggal, memang strategis.

3. Pengembangan Skala Usaha

Pemberdayaan ekonomi pada masyarakat lemah, pada mulanya dilakukan melalui pendekatan individual. Pendekatan individual ini tidak memberikan hasil yang memuaskan, oleh sebab itu, semenjak tahun 80-an, pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kelompok. Alasannya adalah, akumulasi kapital akan sulit dicapai di kalangan orang miskin, oleh sebab itu akumulasi kapital harus dilakukan bersama-sama dalam wadah kelompok atau usaha bersama. Demikian pula dengan masalah distribusi, orang miskin mustahil dapat mengendalikan distribusi hasil produksi dan input produksi, secara individual.
Ilustrasi pengembangan usaha [sumber]

Melalui kelompok, mereka dapat membangun kekuatan untuk ikut menentukan distribusi. Pengelompokan atau pengorganisasian ekonomi diarahkan pada kemudahan untuk memperoleh akses modal ke lembaga keuangan yang telah ada, dan untuk membangun skala usaha yang ekonomis. Aspek kelembagaan yang lain adalah dalam hal kemitraan antar skala usaha dan jenis usaha, pasar barang, dan pasar input produksi. Aspek kelembagaan ini penting untuk ditangani dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat.

4. Pengembangan Jaringan Usaha, Pemasaran dan Kemitraan Usaha

Upaya mengembangkan jaringan usaha ini dapat dilakukan dengan berbagai macam pola jaringan misalnya dalam bentuk jaringan sub kontrak maupun pengembangan kluster. Pola-pola jaringan semacam ini sudah terbentuk akan tetapi dalam realiatasnya masih belum berjalan optimal. Pola jaringan usaha melalui sub kontrak dapat dijadikan sebagai alternatif bagi eksistensi UKM di Indonesia. Meskipun sayangnya banyak industri kecil yang justru tidak memiliki jaringan sub kontrak dan keterkaitan dengan perusahaan-perusahaan besar sehingga eksistensinya pun menjadi sangat rentan. Sedangkan pola pengembangan jaringan melalui pendekatan kluster, diharapkan menghasilkan produk oleh produsen yang berada di dalam klaster bisnis sehingga mempunyai peluang untuk menjadi produk yang mempunyai keunggulan kompetitif dan dapat bersaing di pasar global.
Ilustrasi pengembangan jaringan usaha [sumber]

Selain jaringan usaha, jaringan pemasaran juga menjadi salah satu kendala yang selama ini juga menjadi faktor penghambat bagi Usaha Kecil Menengah untuk berkembang. Upaya pengembangan jaringan pemasaran dapat dilakukan dengan berbagai macam strategi misalnya kontak dengan berbagai pusat-pusat informasi bisnis, asosiasi-asosiasi dagang baik di dalam maupun di luar negeri, pendirian dan pembentukan pusat-pusat data bisnis UKM serta pengembangan situs-situs UKM di seluruh kantor perwakilan pemerintah di luar negeri.

Penguatan ekonomi rakyat melalui pemberdayaan UKM, tidak berarti mengalienasi pengusaha besar atau kelompok ekonomi kuat. Karena pemberdayaan memang bukan menegasikan yang lain, tetapi give power to everybody. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang ekonomi adalah penguatan bersama, dimana yang besar hanya akan berkembang kalau ada yang kecil dan menengah, dan yang kecil akan berkembang kalau ada yang besar dan menengah.

Daya saing yang tinggi hanya ada jika ada keterkaiatan antara yang besar dengan yang menengah dan kecil. Sebab hanya dengan keterkaitan produksi yang adil, efisiensi akan terbangun. Oleh sebab itu, melalui kemitraan dalam bidang permodalan, kemitraan dalam proses produksi, kemitraan dalam distribusi, masing-masing pihak akan diberdayakan.

5. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi setiap usaha termasuk juga di sektor usaha kecil. Keberhasilan industri skala kecil untuk menembus pasar global atau menghadapi produk-produk impor di pasar domestik ditentukan oleh kemampuan pelaku-pelaku dalam industri kecil tersebut untuk mengembangkan produk-produk usahanya sehingga tetap dapat eksis. Kelemahan utama pengembangan usaha kecil menengah di Indonesia adalah karena kurangnya ketrampilan sumber daya manusia. Manajemen yang ada relatif masih tradisional.

Oleh karena itu dalam pengembangan usaha kecil menengah, pemerintah perlu meningkatkan pelatihan bagi Usaha Kecil Menengah baik dalam aspek kewiraswastaan, administrasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam pengembangan usaha. Peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui berbagai cara seperti pendidikan dan pelatihan, seminar dan lokakarya, on the job training, pemagangan dan kerja sama usaha. Selain itu, juga perlu diberi kesempatan untuk menerapkan hasil pelatihan di lapangan untuk mempraktekkan teori melalui pengembangan kemitraan rintisan (Hafsah, 2004).
Ilustrasi sumberdaya manusia [sumber]

Selain itu, salah satu bentuk pengembangan sumber daya manusia di sektor UKM adalah Pendampingan. Pendampingan UKM memang perlu dan penting. Tugas utama pendamping ini adalah memfasilitasi proses belajar atau refleksi dan menjadi mediator untuk penguatan kemitraan baik antara usaha mikro, usaha kecil, maupun usaha menengah dengan usaha besar. Yang perlu dipikirkan bersama adalah mengenai siapa yang paling efektif menjadi pendamping masyarakat. Pengalaman empirik dari pelaksanaan IDT, P3DT, dan PPK, dengan adanya pendamping, ternyata menyebabkan biaya transaksi bantuan modal menjadi sangat mahal. Selain itu, pendamping eksitu yang diberi upah, ternyata juga masih membutuhkan biaya pelatihan yang tidak kecil. Oleh sebab itu, untuk menjamin keberlanjutan pendampingan, sudah saatnya untuk dipikirkan pendamping insitu, bukan pendamping yang sifatnya sementara. Sebab proses pemberdayaan bukan proses satu dua tahun, tetapi proses puluhan tahun.

6. Mewujudkan iklim bisnis yang lebih kondusif

Perkembangan Usaha Kecil Menengah akan sangat ditentukan dengan ada atau tidaknya iklim bisnis yang menunjang perkembangan Usaha Kecil Menengah. Persoalan yang selama ini terjadi iklim bisnis kurang kondusif dalam menunjang perkembangan usaha seperti terlihat dengan masih rendahnya pelayanan publik, kurangnya kepastian hukum dan berbagai peraturan daerah yang tidak pro bisnis merupakan bukti adanya iklim yang kurang kondusif. Oleh karena perbaikan iklim bisnis yang lebih kondusif dengan melakukan reformasi dan deregulasi perijinan bagi UKM merupakan salah satu strategi yang tepat untuk mengembangkan UKM.
Ilustrasi bisnis yang konduisf [sumber]

Dalam hal ini perlu ada upaya untuk memfasilitasi terselenggaranaya lingkungan usaha yang efisien secara ekonomi, sehat dalam persaingan dan non diskriminatif bagi keberlangsungan dan peningkatan kinerja UKM. Selain itu perlu ada tindakan untuk melakukan penghapusan berbagai pungutan yang tidak tepat, keterpaduan kebijakan lintas sektoral, serta pengawasan dan pembelaan terhadap praktek-praktek persaingan usahah yang tidak sehat dan didukung penyempurnaan perundang-undangan serta pengembangan kelembagaan.

Sumber : 1. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah

                2. Pengembangan Usaha

Semoga Bermanfaat...

PERSIAPAN WADAH BUDIDAYA IKAN MASKOKI

Wadah dan volume yang dapat digunakan untuk membudidayakan  maskokiada beberapa macam antara lain adalah: bak semen, bak fiber, kolam atau akuarium. Pemilihan wadah budidaya ini sangat bergantung kepada skala produksi budidaya  maskoki. Wadah budidaya  maskokiini sebaiknya ditempatkan di ruang teduh.

GambarWadah budidaya  maskoki

Akuarium yg berbentuk bundar sangat cocok buat memelihara maskoki yg tubuhnya bulat gempal. Akuarium bundar yg berdiameter 15 cm cocok buat memelihara maskoki yang tubuhnya ukuran kecil, sekitar tiga-4 centimeter sebesar tiga ekor. Jika ukuran sedang (lima-6 centimeter), akuarium hanya diisi dua ekor. Akuarium ini tidak cocok memelihara maskoki yang berukuran tubuh besar (6,lima?8 centimeter) ke atas.

Apabila mau memelihara maskoki yang ukuran akbar sampai jumbo, akuarium persegi empat dapat dipilih karena berukuran akuariumnya bervariasi. Akuarium yg ukuran 60 cm x 30 cm x 35 centimeter bisa diisi maskoki ukuran mini sebanyak 8 ekor atau 6 ekor maskoki berukuran sedang. Bila akan memelihara maskoki berukuran

besar, dapat dimasukkan 3 ekor, sedangkan maskoki berukuran extra large (10—12 cm) cukup satu ekor saja. Jika mau memeihara seekor maskoki yang berukuran jumbo (14—15 cm) harus menggunakan akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm. Selain itu, akuarium persegi empat sangat sesuai untuk memelihara maskoki yang tubuhnya berbentuk bulat panjang.

Strain maskoki yang cocok dipelihara di dalam akuarium adalah maskoki yang keindahan warna dan keunikan tubuhnya cenderung dinikmati dan sisi samping (side view) seperti red-white tossa, panda dragon eyes, chocolate oranda red pompom, red cap oranda, red-white ranchu, dan big head pearlscale combination colour.

Wadah yang cocok untuk pemeliharaan maskoki selain akuarium yaitu kolam bak semen, bak fiberglass, dan kontainer kecil yang terbuat dan plastik. Adapun ukuran dan bentuk kolam bak semen disesuaikan dengan luas tanah yang akan digunakan. Untuk pemeliharaan maskoki berukuran extra large sampai jumbo dengan jumlah 10-15 ekor dibutuhkan kolam berukuran 200 cm x 300 cm dengan kedalaman air 15 cm. Bila menggunakan baik fiberglass berukuran 100 cm x 150 cm x 40 cm, dapat untuk memelihara maskoki ukuran large sebanyak  10—12 ekor. Bila memilih kontainer kapasitas 70 liter cukup  diisi tiga ekor maskoki berukuran large atau satu ekor maskoki  berukuran extra large dan jumbo. Tidak ada strain maskoki yang khusus dipelihara di dalam bak/kolam. Akan tetapi, bila keindahan warna dan keunikan bentuk fisiknya terletak pada bagian atas maka bak atau kolam dapat dipilih untuk wadahnya. Strain maskoki yang keindahaimya cenderung dinikmati dan posisi atas (top view) antara lain strain ranchu (seperti red-white ranchu), strain bubble eyes, dan strain butterfly.

Sarana pendukung utama yang harus disediakan di dalam akuarium di antaranya aerator atau blower yang berfungsi sebagai pemasok oksigen ke dalam air. Selain itu, juga disediakan silkulator (aquarium liquid filter) yang berfungsi ganda sebagai penyaring kotoran dan pemasok oksigen. Sarana pendukung lain yang juga berfungsi sebagai alat pembersih kotoran yaitu selang penvifon dan serokan. Sementara sarana pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah lampu UV (ultra violet biolite) yang berfungsi sebagai penerang, terutama pada malam hari. Gunakan lampu UV 10 watt untuk akuarium berukuran 60 cm x 30cm x 35 Cm dan berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm, serta kontainer mini berkapasitas 70 liter. Untuk bak fiberqlass 100 cm x 150 cm sebaiknya dipasang lampu 25 watt. Sementara untuk kolam berukuran 200 cm x 350 cm x 50 cm, lampu yang digunakan UV 40 watt. Patut diketahui, lampu neon memancarkan cahaya yang tidak menimbulkan panas sehingga tidak meningkatkan suhu air.

Sumber:

Nurleli. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Ikan Maskoki. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :