Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Penyakit Virus Pada Ikan : Lymphocystis Virus

Penyakit lymphocystis disebabkan oleh virus Iridovirus yang merupakan virus DNA. Virus lymphocystis berbentuk partikel berbidang banyak dengan lebih kurang 0,13-0,26 ?M & terdiri menurut inti DNA yang dibungkus sang lapisan protein. Virus ini umumnya menyerang ikan yang hidup pada perairan payau dan bahari. Akan tetapi, virus ini juga bisa dijumpai dalam beberapa jenis air tawar, meskipun aktivitas serangannya nisbi tidak berbahaya dibandingkan dengan pada kondisi lingkungan asin.

Virus ini menyebabkan hypertrophy (penebalan) dari sel-sel jaringan ikat, menimbulkan tonjolan pada daerah sirip atau kulit (nodul) yang dapat terjadi secara satu-satu atau kelompok. Infeksi pada ikan yang terserang menyebabkan tumbuhnya sel jaringan. Sel yang tumbuh dikenal dengan nama lymphocystis menyerupai butiran sagu, kemudian sel tersebut membentuk tumor pada kulit dan sirip. Infeksi iridovirus penyebab limfosistis terjadi melalui kerusakan jaringan epidermal dan selanjutnya menyerang fibroblas kulit. Tinjauan histopatologi pada iridovirus limfosistis menunjukkan bahwa fibroblas mengalami pembesaarn (cytomegaly) dan mengandung partikel-partikel basofilik pada sitoplasma dan kapsul hialin yang tebal. Bentuk serangan virus ini pada beragam spesies ikan air laut maupun ikan air tawar, misalnya viral erythrocytic necrosis pada ikan salmonid atau penyakit limposistis (lymphocystis), yaitu kerusakan kulit pada ikan. Iridovirus juga ditemukan pada ikan hias (Carassius auratus), pada ikan gurami ditemukan di limpa dan jaringan intestinal ikan yang sakit dengan tandatanda penyakit sistematik. Tingkat ikan yang terinfeksi rendah (0,5-10%) hingga sedang (50%) dan biasanya kematian berlangsung dalam 24-48 jam. Bentuk infeksi dan morfologi virus lymphocystis disajikan pada Gambar berikut.
Bentuk infeksi dan morfologi virus lymphocystis

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN MAS BERSAMA CABAI

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.

Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Mas Bersama Cabai sebagai berikut:

NO.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

1

buah

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

1

buah

150.000

150.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

6

batang

15.000

90.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

12

buah

4.500

54.000

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

30

buah

7.500

225.000

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

45

kg

9.000

405.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.324.000

2.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

12.000

48.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

2.500

10.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1.050

4.200

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

9.375

37.500

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

11.250

45.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

4

bulan

20.000

80.000

JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

691.367

3.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Mas; Ukuran 3 - 5

1.500

ekor

75

112.500

- Benih Cabai

30

unit

5.000

150.000

b .

Pakan

- Pakan Pabrik

125

kg

8.500

1.062.500

c .

Bahan-bahan habis pakai

- Probiotik

1

liter

25.000

25.000

- Obat-obatan ikan

1

paket

50.000

50.000

- Media filter

20

unit

7.500

150.000

JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

1.550.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP + VARIABEL)

2.241.367

- Mas = Rp. 1.540.667

- Cabai = Rp. 550.700

5.

PENERIMAAN

- Panen Ikan Mas (Size 7 - 10)

100

kg

16.000

1.600.000

- Panen Cabai  (2 bln x 2 musim x 30 unit x 1 kg)

120

kg

10.000

1.200.000

JUMLAH   5

2.800.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

558.633

- Mas = Rp. 59.333

- Cabai = Rp. 649.300

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

958.633

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN MAS

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

15.407

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

9

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

5

CABAI

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

4.589

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

2,2

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

1,2

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

1

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

54

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

https://www.google.co.id/search

Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Yellow Head Virus (YHV)

Penyakit yellow head virus disease awalnya ditemukan di Thailand sekitar tahun 1990 dan kemudian menyebar ke China, Taiwan, Indonesia, Malaysia, dan Philippines sejak tahun 1986. Yellow head virus (YHV) adalah salah satu patogen virulen yang menyerang udang black tiger (Penaeus monodon). Yellow head virus disease disebabkan oleh virus dengan tipe genom single stranded RNA dari Genus Okavirus pada Keluarga Ronaviridae yang menyerang udang L. vannamei, P. monodon, P. stylirostris, P. setiferus, P. aztecus, dan P. duorarum.

Virus YHCD termasuk ke dalam virus (+) ssRNA yang memiliki kemiripan dengan gill-associated virus (GAV) dari Australia, memiliki virion berbentuk batang (bacilliform) dengan envelope yang berukuran sekitar 11 nm dari permukaan, memiliki ukuran panjang antara 150 nm hingga 200 nm dan diameter 40 nm hingga 50 nm, berat molekul virus 16,325.5 Da, memiliki filamentus nucleocapsid berbentuk simetri helilal dengan diameter 20-30 nm, serta terletak di dalam sitoplasma sel yang terinfeksi dan ruang-ruang intersellular.

Bentuk agresi YHVD adalah tampak perubahan rona pada tubuh insang, dan hepatopankreas, yaitu sebagai putih pucat & kekuningan yang mulai tampak antara 50 sampai 70 hari setelah penebaran udang pada tambak. Selain itu, cephalothorax tampak kuning dan warna tubuh sebagai relatif putih, pencernaan melunak, serta nafsu makan udang semakin tinggi dalam beberapa hari & kemudian berhenti pada hari-hari selanjutnya. Transmisi penyakit terjadi secara horizontal & vertikal melalui organisme yang terinfeksi, misalnya udang & jenis crustacea lainnya. Lokus yang ditargetkan sang virus ini merupakan jaringan ektodermal & mesodermal, meliputi organ lymphoid, haemocyte, jaringan haematopoietic, lamellae insang, usus, kelenjar antennal, gonad, dan syaraf. Bentuk infeksi & morfologi YHVD disajikan dalam Gambar berikut.

Bentuk infeksi & morfologi YHVD

Penyebab : Yellow Head Virus (YHD), corona-like RNA virus (genus Okavirus, family Ronaviridae dan ordo Nidovirales)

Bio ? Ekoloi Patogen :

  1. Krustase yang sensitif terhadap infeksi virus ini antara lain: Penaeus monodon, P. merguensis, P. semisulcatus, Metapenaeus ensis, Litopenaeus vannamei, dll. Udang windu merupakan jenis udang yang sangat sensitif, pada kasus akut dapat mengakibatkan kematian hingga 100% dalam tempo 3-5 hari sejak pertama kali gejala klinis muncul.
  2. Penularan terjadi secara horizontal melalui air atau kanibalisme terhadap udang yang sedang sakit atau pakan yang terinfeksi virus.
  3. Post larvae (PL) udang windu berumur < 15 hari relatif resisten terhadap infeksi virus ini dibandingkan dengan PL yang berumur 20-25 hari atau juvenil.
  4. Secara molekuler (sequencing DNA) dari produk reversetranscription polymerase chain reaction (RT-PCR) virus yellow head memiliki kemiripan dengan gill-associated virus (GAV), meskipun berbeda jenis atau strain.

Gejala Klinis :

  1. Juvenil udang berukuran antara 5-15 gram memiliki nafsu makan yang tinggi (abnormal) selama beberapa hari, untuk selanjutnya berhenti (menolak) makan secara tiba-tiba.
  2. Sekitar 3 hari setelah menolak makan, mulai terjadi kematian massal
  3. Udang yang sekarat berkumpul di dekat permukaan air atau ke sisi pematang kolam/tambak
  4. Insang berwarna putih, kuning atau coklat
  5. Cephalothorax berwarna kekuningan, sedangkan bagian tubuh lain berwarna pucat.
  6. Penyakit ini dapat menimbulkan kematian massal dalam waktu 2-4 hari
Diagnosa :

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Pengendalian :

  1. Gunakan benur yang benar-benar bebas YHV/SPF
  2. Menjaga status kesehatan udang agar selalu prima melalui pemberian pakan yang tepat jumlah dan mutu.
  3. Menjaga kualitas lingkungan budidaya agar tidak menimbulkan stress bagi udang Lakukan pemanenan di tambak/kolam pada saat terjadinya serangan penyakit, pemanenan dini tidak dapat mengurangi tetapi hanya mengeliminasi kerugian ekonomi.

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN MAS BERSAMA TOMAT

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) & Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yg mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman .

Sejak tahun 200lima teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan & metabolisme ikan, penyebab tingginya N & P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan sang akar sebagai sumber nutrien bagi flora. Akibat menurut prosedur tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sebagai akibatnya tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah buat membarui air yang hilang dampak penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 200lima), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,2lima mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka bisa dipandang Analisa Usaha Pembesaran Ikan Mas Bersama Tomat sebagai berikut:

NO.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

1

butir

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

1

butir

1lima0.000

1lima0.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

6

batang

1lima.000

90.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

12

butir

4.lima00

lima4.000

- Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)

30

butir

7.lima00

22lima.000

- Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)

4lima

kg

9.000

40lima.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.324.000

2.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

12.000

48.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

dua.lima00

10.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1.0lima0

4.200

- Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)

4

bulan

9.37lima

37.lima00

- Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)

4

bulan

11.2lima0

4lima.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

4

bulan

20.000

80.000

JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

691.367

tiga.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Mas; Ukuran 3 - lima

1.lima00

ekor

7lima

11dua.lima00

- Benih Tomat

30

unit

lima.000

1lima0.000

b .

Pakan

- Pakan Pabrik

12lima

kg

8.lima00

1.06dua.lima00

c .

Bahan-bahan habis pakai

- Probiotik

1

liter

2lima.000

2lima.000

- Obat-obatan ikan

1

paket

lima0.000

lima0.000

- Media filter

20

unit

7.lima00

1lima0.000

JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

1.limalima0.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP VARIABEL)

dua.241.367

- Mas = Rp. 1.lima40.667

- Tomat = Rp. limalima0.700

lima.

PENERIMAAN

- Panen Mas (Size 7 - 10)

100

kg

16.000

1.600.000

- Panen Tomat  (2 bln x 2 musim x 30 unit x 1 kg)

120

kg

10.000

1.200.000

JUMLAH   lima

dua.800.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

limalima8.633

- Mas = Rp. lima9.333

- Tomat = Rp. 649.300

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

9lima8.633

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN MAS

- Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)

Rp./satuan

1lima.407

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali bisnis

9

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

lima

TOMAT

- Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)

Rp./satuan

4.lima89

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

dua,2

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

1,2

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali bisnis

1

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

lima4

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air & Lahan. Bogor, Balai Penelitian & Pengembangan Budidaya Air Tawar.

Http://pusluh.Kkp.Go.Id/mfce/page-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

Https://www.Google.Co.Id/search

Sutrisno, dkk. 201tiga. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Nervous Necrosis (VNN)

Salah satu virus yang acapkali menyerang ikan air bahari merupakan viral nervous necrosis (VNN). Viral nervous necrosis mempunyai nama lain, seperti paralytic syndrome, viral encephalophaty and retinopathy, spinning grouper diseases, piscine neurophaty, atau fish encephalitis.

Beberapa organisme yang menjadi host agresi VNN antara lain atlantic

cod (Gadus morhua), atlantic halibut (Hippoglossus hippoglossus), australian bass (Macquaria novemaculata), barfin flounder (Verasper moseri), barramundi (Lates calcarifer), cobia (Rachycentron canadum), common sole (Solea solea), estuary cod (Epinephelus tauvina), european eel (Anguilla anguilla), european seabass (Dicentrarchus labrax), flounders (Paralichthyidae), gilt-head seabream (Sparus aurata), greater amberjack (Seriola dumerili), grouper and estuary cod (Epinephelus spp), humpback grouper (Cromileptes altivelis), japanese flounder (Paralichthys olivaceus), japanese parrotfish (Oplegnathus fasciatus), japanese puffer (Takifugu rubripes), japanese seabass (Lateolabrax japonicus), longtooth grouper (Epinephelus moara), malabar grouper (Epinephelus malabaricus), red drum (Sciaenops ocellatus), red snapper (Lutjanus erythropterus), brown-marbled grouper (Epinephelus fuscoguttatus), shi drum (Umbrina cirrosa), silver trevally (Pseudocaranx dentex), striped trumpeter (Latris lineata), turbot (Psetta maxima), white seabass (Atractoscion nobilis), winter flounder (Pseudopleuronectes americanus), australian catfish (Cnidoglanis macrocephalus), barcoo grunter (Scortum barcoo), golden perch (Macquaria ambigua), macquarie perch (Macquaria australasica), dan sleepy cod (Oxyeleotris lineolatus)

Agen etiologi VNN adalah noda virus, yaitu virus RNA menggunakan diameter antara 20-25 nm. Penyakit ini paling generik menyerang pada larva ikan umur kurang dari 20 hari. Secara makroskopik penyakit ditandai sang adanya warna pucat pada hati, saluran pencernaan yang kosong menggunakan usus berisi cairan kehijauan, & masih ada spot-spot merah dalam limpa. Replikasi virus pada otak, bagian distal sumsun tulang belakang, dan retina mata mengakibatkan histologik berupa vakuolisasi. Multiplikasi jua terjadi pada gonad, hati, lambung, & usus. Serangan VNN yg menyerang larva & juvenil bisa menyebabkan kematian sampai 95% dalam larva & 30% pada juvenil.

Penularan terjadi secara horizontal melalui kontak antara ikan sakit menggunakan ikan sehat terjadi selama sekitar 4 hari. Selain itu, penularan bisa terjadi secara vertikal terhadap anakan yg diinfeksikan oleh ikan-ikan yg lebih akbar sebagai karier. Penularan vertikal dicurigai melalu induk-induk yg positif virus. Bentuk infeksi & morfologi VNN disajikan pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi & morfologi VNN

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN MAS BERSAMA POKCAY

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan menjadi sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yg mengkombinasikan pemeliharaan ikan menggunakan tumbuhan.

Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (residu pakan & metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P pada air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi flora. Akibat menurut prosedur tersebut maka air yg dipakai menjadi media budidaya ikan akan terpurifikasi sebagai akibatnya nir perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang dampak penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk menaruh citra mengenai peluang pengembangan akuaponik, maka bisa dicermati Analisa Usaha Pembesaran Ikan Mas Bersama Pokcay sebagai berikut:

NO.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

1

buah

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

1

buah

150.000

150.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

6

btg

1lima.000

90.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

12

buah

4.500

54.000

- Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)

30

buah

7.500

22lima.000

- Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)

45

kg

9.000

40lima.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.324.000

dua.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1dua.000

48.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

dua.500

10.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1.050

4.200

- Ember 10 L (JUE = dua tahun = 24 bulan)

4

bulan

9.375

37.500

- Batu apung (JUE = tiga tahun = 36 bulan)

4

bulan

11.250

4lima.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

4

bulan

20.000

80.000

JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

691.367

3.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Mas; Ukuran 3 - 5

1.500

ekor

75

11dua.500

- Benih Pokcay

30

unit

lima.000

150.000

c.

Pakan

- Pakan Pabrik

125

kg

8.500

1.06dua.500

d.

Bahan-bahan habis pakai

- Probiotik

1

liter

2lima.000

2lima.000

- Obat-obatan ikan

1

paket

50.000

50.000

- Media filter

20

unit

7.500

150.000

JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

1.550.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP VARIABEL)

dua.241.367

- Mas = Rp. 1.540.667

- Pokcay = Rp. 550.700

lima.

PENERIMAAN

- Panen Mas (Size 7 - 10)

100

kg

16.000

1.600.000

- Panen Pokcay  (3 bln x 2 musim x 30 unit x 2 kg)

360

kg

tiga.000

1.080.000

JUMLAH   5

dua.680.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

438.633

- Mas = Rp. 59.333

- Pokcay = Rp. 529.300

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

838.633

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN MAS

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

1lima.407

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali bisnis

9

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

5

POKCAY

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

1.530

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

dua,0

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

1,0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali bisnis

1

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

49

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air & Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

Http://pusluh.Kkp.Go.Id/mfce/laman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

Https://www.Google.Co.Id/search

Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)

Penyakit infeksi lainnya yang banyak ditemukan menyerang komoditas perikanan, khususnya udang Penaeid adalah infectious hypodermal and hematopoietic necrosis virus (IHHNV). Virus IHHNV merupakan virus dengan tipe single stranded DNA yang pertama kali dideteksi menyerang Penaeus stylirostris pada awal tahun 1980s. Virus ini memiliki diameter sebesar 22 nm, berbentuk icosahedron tanpa envelope dengan densitas sebesar 1.40 g/ml, memiliki genom linear single-stranded DNA dengan panjang 4.1 kb, dan kapsidnya mengandung empat polypeptide dengan berat molekul 74, 47, 39, serta 37.5 kD. Berdasarkan karakteristik yang dimilikinya, IHHNV dikelompokkan ke dalam anggota Parvoviridae dan Genus Brevidensovirus. Infeksi IHHNV banyak ditemukan pada spesies-spesies Penaeid yang dibudidayakan, seperti P. monodon (black tiger), P. vannamei (pacific white shrimp), dan P. stylirostris (pacific blue shrimp). Pada beberapa kasus yang menyerang P. stylirostris, virus dapat menyebabkan akut epizootic dan kematian massal (>90%). Beberapa inang lainnya yang dapat menjadi perantara virus IHHNV adalah grooved tiger prawn (Penaeus semisulcatus), kuruma prawn (Penaeus japonicus), western white shrimp (Penaeus occidentalis), yellow-leg shrimp (Penaeus californiensis), chinese white shrimp (Penaeus chinensis), gulf banana prawn (Penaeus merguiensis), indian banana prawn (Penaeus indicus), northern brown shrimp (Penaeus aztecus), northern pink shrimp (Penaeus duorarum), dan northern white shrimp (Penaeus setiferus).

Transmisi virus IHHNV bisa terjadi secara horizontal & vertikal dimana infeksi horizontal terjadi melalui aktivitas kanibalisme atau kontaminasi air, sedangkan infeksi vertikal terjadi melalui telur. Infeksi dalam telur dapat menyebabkan kegagalan penetasan. Pada fase inang dewasa, virus ini mengakibatkan kerusakan karapas, deformitas (perubahan bentuk), dan menyerang organ-organ sasaran seperti insang, epitelium kutikula (hypodermis), seluruh jaringan penghubung, jaringan haematopoietic, organ lymphoid, kelenjar antennal, dan syaraf ventral nerve dan ganglianya. Selain itu, organ internal yg pula dirusak merupakan usus, otot, & lain sebagainya. Bentuk infeksi dan morfologi IHHNV tersaji dalam Gambar berikut.

Bentuk infeksi dan morfologi IHHNV

Penyebab : Parvovirus

Bio ? Ekologi Patogen :

  1. Penularan dapat terjadi secara horizontal dan vertikal. Transmisi IHHNV relatif cepat dan efisien melalui luka akibat kanibalisme udang terutama pada periode lemah uang (terutama selama molting); ko-habitasi melalui transfer dalam air.
  2. Transmisi vertikal dari induk ke larva umumnya berasal dari ovari induk betina terinfeksi (sperma jantan terinfeksi umumnya bebas virus)
  3. Larva yang terinfeksi IHHNV secara vertikal tidak tampak sakit, namun setelah berumur diatas 35 hari mulai muncul gejala klinis yang diikuti dengan kematian masal.
  4. Individu udang yang pernah terinfeksi dan resisten terhadap IHHNV akan berlaku sebagai pembawa (carrier).
  5. Infeksi IHHNV pada udang vannamei akan mengakibatkan pertumbuhan yang sangat beragam (mblantik), rostrum bengkok dan kutikula kasar.

Gejala Klinis :

  1. Nafsu makan menurun, pertumbuhan lambat, perubahan warna kulit/karapas dan perubahan tingkah laku
  2. Berenang di permukaan secara perlahan, hilang keseimbangan dan bergerak berputar dan selanjutnya tenggelam perlahan dalam posisi terbalik
  3. Bercak-bercak putih terutama antara segmen eksoskeleton dan karapas
  4. Udang yang sekarat umumnya berwarna merah kecoklatan atau pink
  5. Populasi udang dengan gejala-gejala tersebut umumnya akan mengalami laju kematian yang tinggi dalam tempo 3-10 hari.

Diagnosa :

Polymerase Chain Reaction (PCR)

Udang vannamei yg terinfeksi Infectious Hypodermalamp;

Haematopoietic Necrosis (IHHN) sejak awal (vertical transmission),

pertumbuhannya tidak seragam (mblantik)
Udang vannamei yg terinfeksi Infectious Hypodermalamp;

Haematopoietic Necrosis (IHHN) pada saat pemeliharaan di tambak (horizontal

transmission), pertumbuhannya tidak seragam (mblantik)
Udang vannamei yg terinfeksi Infectious Hypodermalamp;

Haematopoietic Necrosis (IHHN), mengalami deformitis pada rostrum (bengkok)

Pengendalian :

  1. Belum ada teknik pengobatan yang efektif, oleh karena itu penerapan biosecurity total selama proses produksi (a.l penggunaan benur bebas IHHNV, pemberian pakan yang tepat jumlah dan mutu, stabilitas kuialitas lingkungan) sangat dianjurkan.
  2. Menjaga kualitas lingkungan budidaya agar tidak menimbulkan stress bagi udang (misalnya aplikasi mikroba esensial: probiotik, bacterial flock, dll.).
  3. Sanitasi pada semua peralatan dan pekerja dalam semua tahap proses produksi.
  4. Desinfeksi suplai air dan pencucian dan/atau desinfeksi telur dan nauplius juga dapat mencegah transmisi vertikal
  5. Pemberian unsur imunostimulan (misalnya suplementasi vitamin C pada pakan) selama proses pemeliharaan udang

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN MAS BERSAMA TERONG

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.

Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Mas Bersama Terong sebagai berikut:

NO.

URAIAN

 VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

1

buah

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

1

buah

150.000

150.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

6

batang

15.000

90.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

12

buah

4.500

54.000

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

30

buah

7.500

225.000

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

45

kg

9.000

405.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.324.000

2.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

12.000

48.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

2.500

10.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1.050

4.200

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

9.375

37.500

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

11.250

45.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

4

bulan

20.000

80.000

JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

691.367

3.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Mas; Ukuran 3 - 5

1.500

ekor

75

112.500

- Benih Terong

30

unit

5.000

150.000

b .

Pakan

- Pakan Pabrik

125

kg

8.500

1.062.500

c .

Bahan-bahan habis pakai

- Probiotik

1

liter

25.000

25.000

- Obat-obatan ikan

1

paket

50.000

50.000

- Media filter

20

unit

7.500

150.000

JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

1.550.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP + VARIABEL)

2.241.367

- Mas = Rp. 1.540.667

- Terong = Rp. 550.700

5.

PENERIMAAN

- Panen Mas (Size 7 - 10)

100

kg

16.000

1.600.000

- Panen Terong  (2 bln x 2 musim x 30 unit x 1 kg)

120

kg

9.000

1.080.000

JUMLAH   5

2.680.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

438.633

- Mas = Rp. 59.333

- Terong = Rp. 529.300

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

838.633

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN MAS

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

15.407

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

9

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

5

TERONG

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

4.589

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

2,0

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

1,0

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

1

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

49

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

https://www.google.co.id/search

Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Infectious Pancreatic Necrosis (IPN)

Penyakit infectious pancreatic necrosis (IPN) pertama kali terjadi dalam tahun 1941 yg menyerang benih trout di Canada. Infectious pancreatic necrosis merupakan jenis virus Birnavirus yg mempunyai tingkat bahaya yang tinggi dan sistemik dalam ikan Salmonid belia. Virus ini pula menyerang rainbow trout (Oncorhynchus mykiss), brook trout (Salvelinus fontinalis), brown trout (Salmo trutta), atlantic salmon (Salmo salar), dan pacific salmon (Oncorhynchus spp).

Penularan virus IPN dapat terjadi secara vertikal, menggunakan virus berada dalam telur, atau horizontal, melalui air, urin, feces, sekresi sexual, dan ikan mati atau sakit yang dikonsumsi sang ikan lain. Pada umumnya ikan yg sembuh (survivors atau carriers) bisa sebagai non clinical carriers atau pembawa penyakit, mungkin selama hidupnya & carrires tadi juga bertindak sebagai reservoir virus untuk ikan-ikan lain yg sebelumnya belum terinfeksi. Selain itu masa inkubasi IPN relatif pendek, antara 3-5 hari sebelum indikasi klinis dan kematian terjadi. Faktor-faktor misalnya umur inang, suhu rendah & spesies ikan bisa memperpanjang masa inkubasi.

Pada suatu agresi wabah, tanda-indikasi pertama adanya kematian mendadak & umumnya yang terserang pertama kali adalah ikan yang masih belia. Tanda klinis bisa bervariasi antara lain konvoi lambat, pigmen warna ikan sebagai gelap, berkecimpung berputar-putar, exopthalmia (mata menonjol), perut membesar dan masih ada cairan visceral, perdarahan di daerah bawah perut/ventral

termasuk pada daerah sirip, hati & limpa pucat dan mengembang, dan tidak masih ada makanan dalam perut dan usus umumnya mengandung eksudat mucoid yang berwarna kekuningan atau keputihan. Bentuk infeksi dan morfologi IPN disajikan dalam Gambar berikut.

Bentuk infeksi dan morfologi IPN

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN BERSAMA CABAI

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan menjadi sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) & Hidroponik (budidaya tumbuhan non-tanah) atau teknologi budidaya yg mengkombinasikan pemeliharaan ikan menggunakan tumbuhan.

Sejak tahun dua005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air dampak limbah budidaya (sisa pakan & metabolisme ikan, penyebab tingginya N & P dalam air) akan diserap & dimanfaatkan sang akar menjadi asal nutrien bagi tumbuhan. Akibat berdasarkan prosedur tadi maka air yang dipakai menjadi media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah buat mengubah air yg hilang dampak penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, dua005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,01tiga-0,dua5 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, dua00dua). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, dua01dua), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk menaruh citra mengenai peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dipandang Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin Bersama Cabai sebagai berikut:

NO.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = dua tahun = dua4 bulan)

1

butir

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = tiga tahun = tiga6 bulan)

1

butir

150.000

150.000

- Pipa PVC 1/dua"   (JUE =  tiga tahun = tiga6 bulan)

6

batang

1lima.000

90.000

- Knee 1/dua"  (JUE =  tiga tahun = tiga6 bulan)

1dua

butir

4.000

48.000

- Ember 10 L (JUE = dua tahun = dua4 bulan)

tiga0

butir

7.500

duadualima.000

- Batu apung (JUE = tiga tahun = tiga6 bulan)

45

kg

9.000

40lima.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.tiga18.000

dua.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = dua tahun = dua4 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = tiga tahun = tiga6 bulan)

4

bulan

1dua.000

48.000

- Pipa PVC 1/dua"   (JUE =  tiga tahun = tiga6 bulan)

4

bulan

dua.500

10.000

- Knee 1/dua"  (JUE =  tiga tahun = tiga6 bulan)

4

bulan

1.050

4.dua00

- Ember 10 L (JUE = dua tahun = dua4 bulan)

4

bulan

9.tiga75

tiga7.500

- Batu apung (JUE = tiga tahun = tiga6 bulan)

4

bulan

11.dua50

4lima.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (dua0 - tiga0 watt x dua4 jam x tiga0 hari)

4

bulan

dua0.000

80.000

JUMLAH  dua  (BIAYA TETAP)

691.tiga67

tiga.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Patin; Ukuran tiga - lima

dua.000

ekor

150

tiga00.000

- Benih cabei

dua0

unit

lima.000

100.000

c.

Pakan

- Pakan Pabrik

dua80

kg

8.500

dua.tiga80.000

d.

Bahan-bahan habis gunakan

- Probiotik

1

liter

dualima.000

dualima.000

- Molase dan obat-obatan ikan

dua

paket

50.000

100.000

- Media filter

dua0

unit

7.500

150.000

JUMLAH   tiga (BIAYA OPERASIONAL)

tiga.05lima.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP VARIABEL)

tiga.746.tiga67

- Patin = Rp. tiga.09lima.667

- Cabai = Rp. 550.700

lima.

PENERIMAAN

- Panen Patin (Size 7 - 10)

duadua0

kg

1lima.000

tiga.tiga00.000

- Panen Cabai  (dua bln x dua musim x dua0 unit x 1 kg)

80

kg

10.000

800.000

JUMLAH   5

4.100.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

tiga5tiga.6tigatiga

- Patin = Rp. dua04.tigatigatiga

- Cabai = Rp. dua49.tiga00

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

75tiga.6tigatiga

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN PATIN

- Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)

Rp./satuan

14.071

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1,1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0,1

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

tiga

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

dua6

CABAI

- Harga Pokok Penjualan = (porto total/volume prod)

Rp./satuan

6.884

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1,lima

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0,5

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

tiga

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

tiga1

Sumber:

BPPBAT Bogor, dua014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/dua016.

Https://www.Google.Co.Id/search

Sutrisno, dkk. dua01tiga. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :