Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Penyakit Virus Pada Ikan : Taura Syndrome Virus (TSV)

Taura syndrome merupakan salah satu jenis penyakit yang juga banyak menyerang udang, khususnya vannamei (L. vannamei). Sejak ditemukan pada awal tahun 1990, virus ini dapat dikatakan memiliki tingkat virulensi yang tinggi karena dapat mengakibatkan kematian mulai 5% hingga 95% udang vannamei. Selain pada udang vannamei, TSV juga terdeteksi pada blue shrimp (Penaeus stylirostrus), pacific white shrimp (Penaeus vannamei), chinese white shrimp (Penaeus chinensis), giant black tiger prawn (Penaeus monodon), kuruma prawn (Penaeus japonicus), northern brown shrimp (Penaeus aztecus), northern pink shrimp (Penaeus duorarum), northern white shrimp (Penaeus setiferus), dan southern white shrimp (Penaeus schmitti).

Taura syndrome disebabkan oleh taura syndrome virus (TSV), yaitu virus RNA yang diklasifikasikan ke dalam Keluarga Dicistroviridae. Partikel virion TSV sebesar 32 nm, berbentuk ikosahedron tanpa envelope dengan densitas sebesar 1.338 g/ml. Genom yang dimiliki oleh TSV berbentuk linear, single

stranded RNA ( ) dengan 10,205 nukleotida. Daerah agresi virus TSV diantaranya epitelium kutikula (hypodermis), eksoskeleton, saluran pencernaan, indera pernafasan, jaringan penghubung, jaringan haematopoietic, organ lymphoid, dan kelenjar antennal.

Taura syndrome mempunyai 3 fase agresi, yaitu akut, transisi, dan kronis. Pada kondisi akut, lesi patognomonik terjadi dalam epitelium kutikula, sedangkan pada fase transisi dan kronis penyakit tidak tampak lesi patognomonik dan pendeteksian dilakukan menggunakan metode molekular dan antibodi. Serangan virus TSV dapat dikenali dengan sejumlah indikasi klinis seperti kosongnya perut hingga terjadinya proliferasi rona, karapas yang lunak, perubahan rona ekor udang menjadi merah, kerusakan nekrosis epitel kutikula, dan kematian massal udang vannamei sebanyak 40% sampai lebih dari 90% dalam fase post-larvae, juvenile, dan dewasa. Bentuk infeksi & morfologi TSV tersaji pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi & morfologi TSV

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

ANALISA USAHA PEMBESARAN IKAN PATIN BERSAMA KANGKUNG

Akuaponik secara sederhana dapat diartikan sebagai sistim terpadu antara Akuakultur (budidaya ikan) dan Hidroponik (budidaya tanaman non-tanah) atau teknologi budidaya yang mengkombinasikan pemeliharaan ikan dengan tanaman.

Sejak tahun 2005 teknik budidaya ikan air tawar dengan sistim akuaponik telah dikembangkan di Balai Penelitian  dan Pengembangan Budidaya Air Tawar, Bogor sebagai solusi dari semakin terbatasnya lahan dan sumber air bagi kegiatan budidaya ikan khususnya di perkotaan.

Dengan teknologi akuaponik, pencemaran air akibat limbah budidaya (sisa pakan dan metabolisme ikan, penyebab tingginya N dan P dalam air) akan diserap dan dimanfaatkan oleh akar sebagai sumber nutrien bagi tanaman. Akibat dari mekanisme tersebut maka air yang digunakan sebagai media budidaya ikan akan terpurifikasi sehingga tidak perlu diganti selama periode pemeliharaan (hanya perlu ditambah untuk mengganti air yang hilang akibat penguapan).

Dari hasil penelitian ternyata budidaya dengan sistim akuaponik mampu menghemat air sebesar 700% (Ahmad dkk, 2005), dapat mereduksi ammonia dalam air hingga 90% serta menurunkan kadar nitrit dari 4,4 mg/l menjadi 0,013-0,25 mg/l (Nugroho dan Sutrisno, 2002). Selain itu, akuaponik juga dapat dilakukan pada daerah dengan ketinggian 7 – 1000 m DPL (Taufik, 2012), artinya teknologi ini dapat diterapkan pada semua daerah mulai dari  pesisir hingga pegunungan.

Untuk memberikan gambaran tentang peluang pengembangan akuaponik, maka dapat dilihat Analisa Usaha Pembesaran Ikan Patin Bersama Kangkung sebagai berikut:

NO.

URAIAN

VOLUME

SATUAN

HARGA SATUAN

JUMLAH

1.

INVESTASI

a.

Pembuatan/pembelian wadah budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

1

buah

400.000

400.000

b.

Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

1

buah

150.000

150.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

6

batang

15.000

90.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

12

buah

4.000

48.000

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

30

buah

7.500

225.000

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

45

kg

9.000

405.000

JUMLAH  1 (INVESTASI)

1.318.000

2.

BIAYA TETAP

a.

Penyusutan Wadah Budidaya

- Kolam Terpal  4 X 6 M (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

16.667

66.667

b.

Penyusutan Peralatan

- Mesin Pompa Air   (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

12.000

48.000

- Pipa PVC 1/2"   (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

2.500

10.000

- Knee 1/2"  (JUE =  3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

1.050

4.200

- Ember 10 L (JUE = 2 tahun = 24 bulan)

4

bulan

9.375

37.500

- Batu apung (JUE = 3 tahun = 36 bulan)

4

bulan

11.250

45.000

c.

Gaji Tenaga Kerja

4

orang/bulan

100.000

400.000

d.

Listrik (20 - 30 watt x 24 jam x 30 hari)

4

bulan

20.000

80.000

JUMLAH  2  (BIAYA TETAP)

691.367

3.

BIAYA VARIABEL (OPERASIONAL)

a.

Benih

- Benih Ikan Patin; Ukuran 3 - 5

2.000

ekor

150

300.000

- Benih kangkung

30

unit

5.000

150.000

b .

Pakan

- Pakan Pabrik

280

kg

8.500

2.380.000

c .

Bahan-bahan habis pakai

- Probiotik

1

liter

25.000

25.000

- Molase dan obat-obatan ikan

2

paket

50.000

100.000

- Media filter

20

unit

7.500

150.000

JUMLAH   3 (BIAYA OPERASIONAL)

3.105.000

4.

BIAYA TOTAL (TETAP + VARIABEL)

3.796.367

- Patin = Rp. 3.095.667

- Kangkung = Rp. 550.700

5.

PENERIMAAN

- Panen Patin (Size 7 - 10)

220

kg

15.000

3.300.000

- Panen Kangkung  (4 bln x 2 musim x 30 unit x 1 kg)

240

kg

3.000

720.000

JUMLAH   5

4.020.000

6.

KEUNTUNGAN = (PENERIMAAN - BIAYA TOTAL)

223.633

- Patin = Rp. 204.333

- Kangkung = Rp. 169.300

7.

KEUNTUNGAN (JIKA TENAGA KERJA TIDAK DIBAYAR)

623.633

8.

ANALISA-ANALISA

IKAN PATIN

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

14.071

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1,1

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0,1

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

3

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

28

KANGKUNG

- Harga Pokok Penjualan = (biaya total/volume prod)

Rp./satuan

2.295

- R/C ratio                           = (penerimaan/biaya total)

-

1,3

- B/C ratio                           = (keuntungan/biaya total)

-

0,3

- Payback Period               = (investasi/keuntungan)

kali usaha

5

- Net Interest Margin       = keuntungn/penerimn x 100)

%

24

Sumber:

BPPBAT Bogor, 2014. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat air dan Lahan. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

http://pusluh.kkp.go.id/mfce/halaman-album-46-perikanan-budidaya-html diakses pada 09/08/2016.

https://www.google.co.id/search

Sutrisno, dkk. 2013. Teknologi  Budidaya Ikan Air Tawar  Sistem Akuaponik. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan Halaman 188-199; Jakarta, Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Hemorrhagic Septicemia (VHS)

Viral hemorrhagic septicemia (VHS) adalah salah satu penyakit infeksius yang menyerang ikan dan dapat mengakibatkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh viral hemorrhagic septicemia virus (VHSV) yang dikenal juga dengan nama Egtved virus. Pada awalnya, VHS ditemukan menginfeksi ikan salmonid di Eropa Barat pada tahun 1963 oleh M. H. Jenson. Virus VHS merupakan kelompok dari virus genom RNA negatif single-stranded pada Ordo Mononegavirales, Keluarga Rhabdoviridae, dan Genus Novirhabdovirus dimana virus ini memiliki envelope, partikel berbentuk peluru dengan panjang sekitar 180 nm serta berdiameter 60 nm, dan diselimuti poplomer dengan panjang 5 nm hingga 15 nm.

Viral hemorrhagic septicemia (VHS) adalah penyakit sistemik pada ikan dan penyebarannya dapat dibawa oleh paling sedikit 50 jenis ikan air tawar dan air laut. Beberapa jenis yang terinfeksi oleh VHS adalah berasal dari kelompok Salmoniformes (salmon dan trout), Pleuronectiformes (flounder, sole, dan jenis flatfishes lainnya), Gadiformes (cod), Esociformes (pike), Clupeiformes (herring), Osmeriformes (smelt), Scorpaeniformes (rockfish dan sculpin), Perciformes (perch dan drum), Anguilliformes (eel), Cyprinodontiformes (mummichog), serta Gasterosteiformes (sticklebacks).

Ikan yg terserang VHS akan mengalami hemorragik atau pendarahan dalam organ internal, kulit, dan otot. Beberapa tanda-tanda lainnya adalah infeksi yg menyebabkan pembengkakan pata mata, kerusakan abdomen, lesi, serta tampak memar kemerahan pada organ mata, kulit, insang, dan sirip. Bentuk infeksi & morfologi VHS tersaji pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi dan morfologi VHS

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT IKAN TAMBAKAN

Aktivitas manusia sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan organisme air, contohnya aktivitas industri yang menghasilkan limbah (polutan) dapat mencemari air menjadi media hayati ikan sebagai akibatnya terjadi perubahan sifat ekamatra dan kimia air yang dapat membahayakan kehidupan ikan.

Selain itu, budidaya ikan yang dilakukan secara intensif dengan ciri padat penebaran sangat tinggi akan menaruh efek yg kurang baik lantaran ikan akan gampang menderita stres sehingga daya tahan tubuhnya akan menurun. Dalam syarat padat penebaran yang tinggi, penyebaran penyakit dari ikan lainnya akan lebih mudah. Pemupukan kolam serta anugerah pakan protesis seringkali kali juga menyebabkan terjadinya perubahan syarat lingkungan yg memungkinkan timbulnya aneka macam masalah hama penyakit.

Tindakan pencegahan lebih krusial menurut dalam pengobatan sebab pengobatan belum tentu menjamin total kesembuhan & memerlukan porto & energi nir sedikit.

Hal-hal yg harus diperhatikan dalam pencegahan ikan sakit :

a. Air dan pengairan

Salah satu cara mencegah terjadinya penurunan kualitas air yaitu menggunakan menghindari pemupukan yang berlebihan, pemberian pakan yg tidak sesuai, penebaran yang terlalu tinggi serta pencegahan supaya tidak terjadi pencemaran sang bahan-bahan lain yg berbahaya.

Agar ikan terhindar menurut kemungkinan gangguan penyakit yang terbawa sang genre air, usahakan menggunakan sumber air misalnya sumur bor atau dari asal air mata air. Jika permanen memanfaatkan sumber air sungai atau irigasi, sebaiknya ditempat-tempat pemasukan air dipasang filter. Selain efektif dalam mencegah timbulnya endemi pennyakit ikan yang disebabkan sang parasit tertentu, pula dapat menahan kotoran sampah juga ikan?Ikan yg berperan menjadi carier.

B. Pakan

Pakan alami maupun pakan buatan dapat membawa bibit penyakit. Agar pakan alami nir sebagai penyebab penularan penyakit usahakan pakan alami dibersihkan terlebih dahulu sebelum dijadikan ransum permanen bagi ikan. Pakan buatan bisa menjadi sumber parasit, terutama apabila kualitas pakannya jelek & cara pemberiannya yg nir sempurna.

C. Menjaga Kesehatan Ikan

Hal yang harus diperhatikan pada menjaga kesehatan ikan :

1. Menjaga kesehatan lingkungan budidaya

- Sanitasi kolam

- Sanitasi peralatan kerja

2. Memeriksa kesehatan ikan

d. Ikan

Bibit penyakit yang masuk ke areal perkolaman selain melalui genre air, tumbuh-flora air, jua menumpang dalam fauna (ikan) yang masuk secara nir sengaja juga sengaja dimasukan (ikan peliharaan).

1. Ikan liar

dua. Pengelompokan ikan

3. Ikan tebaran

Ikan yang akan dipelihara pada lingkungan yg baru usahakan diperiksa, meskipun tidak menerangkan tanda-tanda kelainnan atau sakit. Sebelum ditebarkan kedalam kolam, ikan direndam terlebih dahulu pada larutan PK 20 mg/l selama 30 mnt atau pada larutan formalin (1 ml per 10 l air) & larutan Malachyt green 4 mg/l selama 15 mnt dalam wadah spesifik atau bak penampungan.

E. Karantina

Tindakan karantina ini buat mencegah tersebarnya penyakit & parasit ikan yang berasal dari suatu daerah atau pulau lain.

Tindakan pencegahan sebenarnya menjadi menjadi galat satu unsur yang telah terkait didalam pola teknik budidaya ikan serta perlu dilaksanakan selama aktivitas produksi ikan, yakni sejak persiapan kolam, sampai aktivitas tanggal panen (penyiapan, pengangkutan, & pemasaran).

Beberapa tindakan pencegahan berikut dimaksudkan :

1. Untuk mencegah masuknya endemi penyakit disuatu tempat budidaya ikan

2. Untuk mencegah penyakit agar tidak meluas kedaerah usaha budidaya yang lainnya

3. Untuk mengurangi kerugian produksi ikan ditimbulkan oleh timbulnya suatu wabah penyakit ikan

Sistematika & Morfologi

Adapun sistematika ikan Tambakan adalah sebagai berikut :

Species : Helostoma temmicki

Genus : Helostoma

FamIli : Anabantidae

Sub ordo : Anabantioidae

O r d o : Labyrinthici

Ikan tambakan memiliki badan pipih kesamping (compressed) memanjang lonjong. Mulut bisa disembulkan, celah mulut horizontal sangat mini . Rahang atas & bawah sama, bibir tebal memiliki perpaduan gigi biasanya ujungnya hitam. Sisik bergerigi ukuran sedang, linea literalis terputus dibawah sirip dorsal. Sirip punggung terdiri berdasarkan 16-18 duri dan 13-16 jari-jari lemah, terletak didepan anal. Sirip dubur mempunyai 13-15 duri & 17-19 jari-jari lemah. Sirip punggung & dubur yang lemah membulat & ujungnya lebih tinggi dari pada bagian yg berjari-jari keras, yg memiliki sisik pada dasarnya, & berjari-jari yg bercabang. Sirip dada membulat, sirip perut terletak dibawah sirip dada dan berjari-jari keras memiliki 5 jari-jari yg pertama mengalami modifikasi berbentuk benang memanjang. Tinggi badan 2 kali panjang standar atau lebih kurang 2 setengah kali panjang total. Sisik pada wilayah punggung kehijau-hijauan atau kelabu, lebih terperinci dalam bagian perut dan memiliki garis longitudinal. Sisik tergolong ctenoid, bila diraba kasar karena adanya duri-duri pada bagian tepi.

Dikalangan para peternak ikan Tambakan Jawa Barat dikenal 2 ras ikan Tambakan, yaitu :

Tambakan Kanyere

Benih berwarna kekuning-kuningan, badan relatif lebih panjang, 2 atau 3 sisik pada punggung atau di badan mengkilap, bintik mata agak kelabu, badan lebih keras. Jika induk matang telur perut membengkak hanya dekat lubang genital saja. Berat aporisma tambakan kanyere hanya bisa mencapai 200 gr/ekor.

Tambakan Gibas

Benihnya berwarna kehijau-hijauan, perut putih mengkilat menggunakan sisik yang berada pada daerah punggung, berwarna kehuijau-hijauan atau kebiru-biruan, mata jernih, badan buntek dan lebar tetapi lembek. Induk betina yang telah matang kelamin perutnya membengkak mulai berdasarkan lubang genital sepanjang rongga perut. Berat tubuh sanggup mencapai 500 gr/ekor bahkan 1 kg.

Syarat Tumbuh Ikan Tambakan

Ikan Tambakan adalah ikan sungai & rawa yg memakan phyto dan zooplankton dipermukaan air atau dibagian tengah. Ikan ini umumnya dipelihara tidak lebih berdasarkan ketinggian 750 m dpl, & cocok pada suhu 25?30 0C. Ikan ini tahan terhadap kondisi kadar oksigen rendah karena memiliki alat pernapasan tambahan.

Kebiasaan Makan / Feeding Habits

Ikan Tambakan baik benih juga ikan dewasa menyukai plankton yang melayang?Layang dipermukaan air. Oleh karenanya, ikan ini menyukai daerah bagian atas & wilayah pertengahan perairan. Melihat norma mencari makan tidaklah sulit, maka buat memberikan pakan tambahan dapat memberikannya dedak, ampas memahami, bungkil, dan sisa-residu dapur maupun bahan kuliner lainnya.

Kebiasaan Berkembang Biak

Ikan ini mulai berbiak sehabis berumur 12-18 bulan dan panjang total 20 centimeter. Ovarium yg sudah siap biasanya berwarna kuning & penuh menggunakan pembuluh darah terutama bagian lateral sebelah pada. Ikan ini memijah sepanjng tahun tanpa adanya ketika yang spesifik buat memijah.

Frekwensi pembiakan dapat terjadi setiap tiga bulan sekali bila tersedia kuliner alami yang mencukupi. Telur-telur akan menetas dalam jangka saat 24 jam sesudah pembuahan & benih / larvanya melekat dibawah tumbuh-tanaman atau benda-benda yang mengapung. Biasanya benih-benih akan berlangsung selama 3-4 hari.

Pemijahan Ikan Tambakan

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemijahan antara lain adalah :

a. Pemilihan induk

Induk tambakan yg telah matang kelamin bisa dicermati dari ciri-cirinya misalnya berikut :

Betina

Badannya relatif tebal relatif membulat, jinak. Sisiknya terutama mulai berdasarkan dagu ke perut putih bersih berdasarkan dalam jantan. Perut mengembang menggunakan pangkal sirip dada berwarna kemerah-merahan.

Jantan

Badan nisbi lebih tipis, memanjang dan kelihatan liar. Warnanya mulai dari dagu ke perut lebih gelap daripada ikan betina. Apabila perutnya pada tekan maka akan keluar cairan putih (sperma). Pada punggung & pipi sampai dagu masih ada banyak sisik yg berwarna kehitam-hitaman.

B. Persiapan kolam

Kolam dikeringkan selama dua-tiga hari apabila hari panas terik, sedangkan bila cuaca mendung maka lakukan selama lima hari. Bersamaan menggunakan pengeringan maka lakukan pembalikan lumpur dasar kolam dan pembuatan kemalir dengan lebar 40 centimeter dan kedalamannya 20 cm. Tanah yang menutupi sebagian atau seluruh saluran sebaiknya segera dibereskan dan diangkat keatas dasar kolam. Permukaan kolam, terutama bagian pinggir / tepinya tutup dengan lapisan jerami segar, yg membantu induk tambakan mencari tempat terlindung yang strategis buat melaksanakan pemijahan.

C. Pemijahan

Pemasukan air dilakukan pagi hari kurang lebih jam 06.00. Setelah air masuk kurang lebih dua/tiga bagian kolam, lebih kurang 40 centimeter dibagian pemasukan & 70 cm dibagian pebgeluaran. Induk induk yang telah diberok selama 3-7 hari dilepaskan ke pada kolam. Pelepasan induk jangan melebihi jam 10.00.

Pemijahan ikan tambakan pada tandai menggunakan tercium bau amis dalam permukaan air kolam. Telur akan terlihat bergaris tengah 1-1,lima mm, terapung karena adanya lapisan globul lemak. Telur yang akan dibuahi & hidup berwarna kuning keputih-putihan bila baru & berwarna kehitaman dalam hari berikutnya. Telur yg nir dibuhi akan tewas dan berwarna kelabu atau keputih-putihan.

Embrio telur yang telah dimuntahkan akan mengalami perubahan warna pada perkembangannya, yaitu akan berwarna coklat setelah 6 jam, kemudian berwarna coklat gelap setelah 12 jam, dan kehitam-hitaman selesainya 18 jam. Akhirnya telur-telur tersebut akan menetas dalam saat 24 jam. Penetasan ini nir akan sekaligus, teapi monoton & baru selesai setelah 12 jam.

Larva yg baru menetas akan terapung dengan perut diatas & poly mengandung pigmen. Setelah larva berumur 2 hari mereka akan berenang dengan perut dibawah. Hingga mencapai hari keempat benih masih belum aktif berenang namun tetap tinggal membisu didalam jerami. Selama itu benih / larva belum membutuhkan makanan menurut luar karena masih disuplai menggunakan kuning telurnya yg ada pada dalam tubuhnya.

Setelah 7 hari lalu kolam yg telah terisi benih tambakan dipupuk dengan pupuk sangkar 20 kg buat kolam seluas 100 m2 & pupuk hijau sebesar 40 kg. Dapat juga dibubuhi pupuk TSP yg sudah dilarutkan terlebih dahulu pada air dengan jumlah 1 kg buat kolam seluas 100 m2. Setelah ikan berumur 10 hari, tanah dasar kolam harus diaduk 2 kali sehari supaya organisme makanan yang berada pada dasar kolam bisa terapung. Benih dipelihara besama-sama dengan induk di dalam kolam pemijahan selama 30 hari. Untuk menambah makanan bagi induk?Induk dapat di masukkan dedak.

Apabila menggunakan kolam pemijahan yang terpisah menggunakan kolam penetasan dan perawatan benih, kolam pemeliharaan benih wajib dipersiapkan terlebih dahulu dengan pengeringan dan pemupukan. Lantaran belum terdapat benih, pupuk yg digunakan ukurannya lebih poly yaitu pupuk yang dipergunakan pupuk kandang sebanyak 1 kg/m2. Pengaliran air buat memindahkan benih tambakan usahakan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana suhu air rendah.

Pembesaran Ikan Tambakan

Untuk mendapatkan ikan tambakan yang berukuran konsumsi, maka benih yang baru berumur 30 hari perlu dirawat dan di besarkan dalam kolam. Sebelum kolam dipergunakan, kolam harus dikeringkan hingga dasar kolam sedikit retak. Pengeringan ini bertujuan untuk mematikan bibit penyakit dan hama contohnya gabus maupun mujahir. Kemudian tebarkan pupuk sangkar (kotoran ayam, kambing, kerbau, sapi) sebanyak 1 kuintal buat luas kolam 100 m2 koam. Kemudian air dimasukan dengan terlebih dahulu memasang saringan pada pintu pemasukan air buat mencegah hama yang nir dikehendaki masuk bersama air. Pemasukan air ini sebaiknya tidak terburu?Buru hingga penuh relatif sedalam 20 cm saja. Ini sengaja menggunakan maksud agar pembusukan (penguraian) pupuk cepat sehingga bila masih ada hewan yg masuk ke pada kolam akan mati.

Setelah sekitar lima hari permukaan air naikan hingga ketinggian yg dikehendaki, umumnya antara 40-70 cm. Pada hari ke 7 atau ke 10 supaya lebih konfiden pembusukan telah berakhir maka ikan kolam tambakan yang berumur 30 hari tersebut sudah dapat menempatinya yang sudah ditumbuhi sang makanan alami.

Anak ikan yg telah berumur 1 bulan bisa dibesarkan di kolam selama 40 hari buat menerima benih tambakan sebesar 3-lima centimeter atau berat per ekornya dua gram.

Benih-benih yg ukuran tiga-lima cm (dua gr) dengan kepadatan 3.000 ekor per 100 m2 kolam, bisa dibesarkan lagi buat menerima benih yang ukuran lima gr/ekor hanya dalam jangka waktu 30 hari. Tentunya persiapan kolam misalnya sediakala lagi buat menjaga kuliner bagi benih.

Untuk mendapatkan ikan yg ukuran komsumsii ukuran 50 gr setiap ekornya, maka ikan-ikan yang ukuran berat 5 gram harus dipelihara selama 60 hari lagi, dengan persiapan kolan misalnya ketika-ketika sebelumnya.

Makanan tambahan yang umumnya diberikan yaitu dedak halus yg ditebarkan kepada semua bagian atas kolam. Pemberian pakan tambahan bisa diberikan pada dalam pagi hari lebih kurang pukul 10.00 & sore hari pukul 17.00. Pemberian dedak ini boleh berlebih berdasarkan yang diharapkan, karena walau nir tergoda nantinya akan sebagai pupuk yg akan membantu pertumbuhan pakan alami ikan.

Hama Pengganggu & Pemberantasannya

Hama dikenal menjadi pemangsa (predator) adalah organisme hidup yang sanggup terdiri dari hewan air ataupun fauna darat. Hama yg generik ditemukan antara lain ular air, bulus (kura-kura), biawak, sero (lingsang), kodok dan burung.

Pemberantasan yg paling efektif yaitu dengan cara mekanik atau menggunakan membunuhnya secara pribadi jika kebetulan ditemukan dilokasi. Cara lain yaitu menggunakan memasang perangkap (ranjau) bagi jenis hama tertentu dan memasang umpan yg telah dicampur dengan racun.

Selain hama, terdapat jua sekelompok hewan yg dapat digolongkan kedalam insekta air. Kelompok fauna ini banyak ditemukan pada areal pembenihan dan pendederan ikan, terutama menyerang serta memangsa telur dan benih ikan yg masih mini . Berikut diantara insekta air yang acapkali ditemukan dalam kolam pembenihan atau pendederan ikan tambakan.

Kini-kini

Kini-kini hidup dibawah permukaan air, berasal dari capung (ordonata). Kemampuan menangkap dan memakan mangsanya sangat tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Cara memangsannya mula-mula ikan ditangkap kemudian menghisap darah dan memakan mangsanya dengan cara bertahap.

Pemberantasan

? Menghalangi capung agar nir bertelur dipermukaan air

? Mengurangi padat penebaran

Ucrit

Ucrit (peupeundeuyan) adalah larva berdasarkan Cybister atau kumbang air. Bentuknya memanjang misalnya ulat, berwarna kehijauan, panjangnya 3-lima centimeter. Mula-mula ikan ditangkap & dilumpuhkan dengan ujung ekor yang bercabang 2 dan tajam. Ikan digenggam erat, mangsanya dimakan bagian demi bagian dengan cara digigit.

Pencegahan

? Gunakan sistem filter pada kolam pembenihan maupun kolam pendederean

? Hindari penebaran ikan pada kolam yg digenangi lebih berdasarkan satu minggu

? Padat penebaran jangan terlalu tinggi

? Gunakan sumber air yang kira-kira nir mengandung bibit parasit dan hama

Notonekta

Bentuk juga berukuran badan notonekta (bebeasan) persis misalnya butiran beras dan semua berdasarkan bawah badannya (perut) berwarna putih. Hewan ini membunuh mangsanya dengan alat penusuk sekaligus berfungsi sebagai indera penghisap cairan tubuh ikan yang diserang.

Pencegahan

Pemasangan saringan dalam pintu pemasukan air.

Pemberantasan

? Percikan minyak tanah keseluruh bagian atas air kolan sebesar 0,lima l/50 m2 luas bagian atas air

? Penyemprotan kolam menggunakan insektisida menggunakan takaran 0,lima-1,0 ml/m2 air & abaikan selama 24 jam.

Parasit Penyebab dan Pemberantasannya

Penyakit ikan gampang sekali ditularkan menurut satu ikan terhadap ikan lainya melalui kulit, insang, & terutama melalui air menjadi media hayati ikan. Penurunan produksi bisa diakibatkan oleh adanya endemi penyakit, hama dan pengganggu. Penyebab penurunan produksi harus dikendalikan & diberantas sampai tuntas tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.

Adapun jenis penyakit yg menyerang ikan tambakan bisa dilihat dalam tabel dibawah ini berikut pengendalian & pemberantasannya.

Tabel 1. Penyakit dan tanda-tanda

Tabel dua. Penyakit, pencegahan dan penanggulangannya

DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta

Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan & oenyuluhan Pertanian. SUPM Bogor

Kusumah, H. 1985. Penyakit & Hama Ikan. Departemen Pertanian Badan pendidikan, Latihan & penyuluh Pertanian. SUPM Bogor

Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan di Pekarangan. Peenebar Swadaya. Jakarta

Yusmaningsih J. Dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Ikan Tambakan Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Sleepy Grouper Disease (SGD)

Penyakit sleepy grouper disease (SGD) adalah salah satu penyakit yang cukup mendapat perhatian terkait komoditas air laut, khususnya pada ikan kerapu. Penyakit ini disebabkan oleh grouper iridovirus (GIV). Beberapa ikan yang diinfeksi adalah yellow grouper (Epinephelus awoara), brown-spotted grouper (Epinephelus tauvina), dan nursing grouper (Epinephelus malabaricus). Infeksi iridovirus diketahui sebagai suatu penyakit yang mematikan pada budidaya ikan laut. Infeksi pada ikan dapat menyebabkan pergerakan ikan menjadi ekstrim dan terjadi perubahan warna kulit ikan menjadi kegelapan. Di Indonesia, penyakit SGD pertama kali ditemukan menyerang ikan kerapu lumpur (E. tauvina) di wilayah Sumatera utara. Peristiwa tersebut menyebabkan kematian massal hingga 80%. Sedangkan di negara lain, serangan Iridovirus dilaporkan juga terjadi di negara Taiwan, Thailand, dan Jepang dengan tingkat mortalitas 80-90%. Bentuk infeksi dan morfologi virus SGD disajikan pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi & morfologi SGD

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT IKAN BETTA

Ikan ini pertama kali ditemukan di perairan Thailand, Malaysia. Sekalipun dahulu belum mengetahui kehebatanya bertarung, namun galat satu yg tak jarang menerima perhatian merupakan sijantan mempunyai warna yg menarik, selain itu pula muda diurus, karena tahan ditempatkan dalam wada yg berukuran kecil dan belia menyesuaikan diri.

Ikan cupang tahan hidup dalam lokasi/wadah yg sempit lantaran cupang memiliki lebirinth, yaitu perangkat pernapasan tambahan yang terletak dalam sebelah rongga insangnya. Dengan alat sophisticated nyang konstruktif ini cupang bisa mengkonsumsi osigen eksklusif menurut udara bebas, yg jarang bias dilakukan oleh ikan lain. Kenyataan ini mudah dideteksi bila kita perhatikan bahwa setiap beberapa menit cupang menyembulkan moncongnya ke permukaan air.

Klasifikasi ikan cupang

Ikan cupangmempunyai daftar klasifikasi yg panjang. Daftar pembagian terstruktur mengenai yang popular menggunakan sebutan sistematika ikan tersebut adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata

Subfilum : Craniata

Superkelas : Gnathostomata

Kelas : Osteichthyes

Subkelas : Actinopterygii

Superordo : Teleostei

Ordo : Percomorphoidei

Subordo : Anabantoidei

Famili : Antibantidae

Genus : Betta

Spesies : Betta splendens

2.2. Morfologi Ikan Cupang

Bettea splendens alam-yg diambil berdasarkan alam aslinya adalah ikan yang mempunyai postur badan memanjang, dan jika diliat menurut depan atau menurut belakang mempunyai rabat badan yg pipih kesamping (compressed). Sebagai ikan liar, ternyata badannya mirip menggunakan bunglon, majemuk tergantung alam yang membentuknya. Beberapa spesimen yang tergolong manis mempunyai rona badan dasar coklat kemerah-merahan menggunakan corak kebiru-biruan. Semua sisi sangat dekoratif dan warnanya sangat majemuk. Sirip punggung sangat lebar & terentang sampai kebelakang, walaupun badannya nir terlalu besar akan tetapi keliatan kokoh & dagi. Sirip ekornya berbentuk membulat (rounded) berwarna dasar sama menggunakan badannya.

Sirip ekor ini strip berwarna dasar sama dengannya. Sirip ekor ini juga dihiasi menggunakan strip berwarna sedikit kehijau-hijauan, seringkali kali ujungnya berwarna oranye. Sirip analnya berwarna hijau kebiru-biruan, juga memanjang, memantapan eksistensinya sebagai ikan jago berkelahi. Sirip anal ini kadang-kadang dibubuhi rona coklat & merah. Sirip perutnya jua panjang dan rona merah oranye. Hanya saja, ujang siripnya seringkali kali dihiasi rona putih susu. Ukuran badan ikan cupang ini buat yang jantan mencapai lima - 6 cm, akan tetapi buat betina umumnya berukuran badannya lebih kecil dari badan jantan.

PROSES BUDIDAYA

Pemilihan Induk

Induk cupang yang hendak dipijahkan jika sudah mencapai umur lebih kurang 6-7 bulan, menggunakan panjang total antara lima-6 cm. Induk-induk wajib sehat, nir cacat badannya atau mengidap keliru satu penyakit. Pejantan belum pernah diadu. Untuk mengetahui betina yg telah matang gonad dapat diperhatikan perutnya. Selain lebih gemuk menurut dalam umumnya, dalam perut betina telah nampak menurut luar bayangan telur-telurnya. Sedangkan pejantan biasanya akan selalu siap diawinkan asalkan umurnya sudah memenuhi kondisi.

Persiapan Wadah

Tempat untuk pemijahan ikan cupang sangatlah mudah, cupang mampu dipijahkan pada akuarium dengan berukuran 20x20x20 cm, atau pada bak yang disekat-sekat bahkan dapat dipijahkan pada toples sekalipun. Wadah pemijahan dibersihkan & diisi air, lalu tambahkan tanaman air buat pemempatan telur-telur output dari pemijahan.

Pemasukan Induk

Setelah persiapan wadah selesai maka induk jantan bisa dimasukkan lebih dahulu agar bisa beradaptasi terlebih dahulu. Setelah itu masukkan induk betinanya, sehabis beberapa lama induk jantan akan membuat sarang telur menggunakan mengeluarkan gelembung-gelembung.

Proses Pemijahan

Pemijahan ikan ini dapat diketahui menggunakan menyaksikan cupang-cupang tersebut saling berpelukan di tumbuhan air & melayang sampai beberapa ketika, kemudian akan keluar telur & akan segera dibuahi oleh induk jantan. Telur-telur yang melayang pada dalam air akan segera pada tangkap oleh induk jantan buat disusun di gelembung-gelembung busa yang sudah dibuatnya.

Perawatan Benih

Telur-telur akan menetas sesudah dua-3 hari, sesudah menetas induk ikan diangkat. Benih-benih ikan bisa diberi pakan sesudah berumur 4 yaitun kutu air saring. Pergantian air dilakukan 2 hari menggunakan menyipon kotoran- kotoran yang terdapat pada dasar wadah.

HAMA DAN PENYAKIT IKAN CUPANG

Setidak-tidaknya ada tiga penyebab utama yang biasa mematikan cupang-cupang kesayangan kita. Antara sebab yang satu menggunakan lainnya kadang-kadang erat kaitannya. Penyebab primer adalah hama ikan. Batasan hama di sini adalah segala macam makhluk, baik pada dalam air ataupun pada luar air yg biasa memangsa ikan cupang. Penyebab kedua merupakan parasit, yaitu makhluk air atau non air yg mengakibatkan ikan terserang penyakit & akhirnya ikan sanggup tewas. Penyebab ketiga adalah nonparasit, yaitu selain parasit yang juga mampu mengakibatkan cupang sakit, dan akhirnya tewas.

Hama

Seperti sudah disinggung di atas hama merupakan segala bentuk makhluk hayati yang ?Doyan?Memangsa cupang, entah barasal menurut dalam air atau menurut luar. Hama yg kerap sebagai pemangsa cupang adalah burung, kucing, kadal, kodok, ular, anjing air dan lain sebagainya.

Menghalau hama tersebut secara total memang nir mungkin dilakukan, lantaran sifatnya yg hayati. Namun mengurangi serangannya dengan Mengganggu hama tadi merusak mendekati cupang mungkin merupakan cara yg efektip. Tentu saja upaya penanggulangan ini baru efisien jika kita mempunyai suatu unit buddaya cupang, & bukannya hanya satu atau dua ekor saja.

Untuk menghindari burung, umumnya para petani cupang memasang jaring diatas kolam-kolam cupang. Tentu saja nir perlu jaring yang indah, lantaran mahal harganya. Jaring bekas & sudah bolong pada sana sini cukup memadai buat keperluan ini. Bagian yg bolong kita tambal sulam dulu dengan tali rafia atau benang. Untuk menunjang benang jaring, biasa jua diberi pita kaset bekas yang direntangkan pada sana sini. Kilauan sinar surya yg menyilaukan dari pantulan pita tersebut akan mengurangi keinginan burung mendekati kolam cupang. Beberapa petani memasang kincir angin yang dapat berbunyi buat menakut-nakuti burung pemangsa.

Jaring bermata halus bisa pula digunakan menjadi penghambat ular pengganggu cupang. Jaring tadi dipasang sekeliling kolam dan akan menjerat bila ular mencoba menerobosnya. Agar areal kolam cupang jangan sampai didekati ular, umumnya orang membersihkan rumput-rumput liar dan menaburinya dengan garam krosok. Cara ini seringkali dilakukan orang yg baru pindah tempat tinggal , supaya terhindar berdasarkan ular yg nyasar.

Kucing merupakan binatang rumah,yg acapkali dipelihara buat teman anak-anak. Namun bila kita hendak mengusahakan cupang,kehadirannya diusahakan tidak mengganggu cupang-cupang. Hal ini mampu ditempuh menggunakan memberikan cupang ditempat yg tertutup. Enceng gondok atau daun-daunan yg dapat dipakai cupang sebagai tempat ?Berteduh? Umumnya cukup menolong. Cupang-cupang yang ada pada bawah perakaran enceng gondok paling tidak akan selamat berdasarkan keusilan kucing.

Anjing air terenal sebagai hama yg sangat rakus memangsa ikan-ikan dan sulit diberantas. Bahkan dalam areal budidaya ikan konsumsi, anjing air ini populer sebagai perampok nomor satu, terutama kita tinggal didaerah baru yg masih banyak tumbuh tanaman yang besar & dekat menggunakan sungai. Anjing ini akan datang berbondong-bondong pada malam hari dan menyikat habis ikan dalam kolam. Untuk mengamankannya, wajib dicermati menurut mana anjing ini tiba, lalu tempat itu kita tanami pandan berduri rapat-rapat. Hanya dengan cara itulah kita boleh berharap anjing air tidak tiba, karena bila hanya dawai berduri anjing ini masih dapat menerobos.

Penyakit Parasiter

Sebagaimana sudah disinggung diatas, penyakit parasiter adaah penyakit yang disebabkan oleh parasit, yaitu sebangsa hewan renik yang menyebaban ikan cupang sakit & meninggal. Berbeda menggunakan hama, umumnya parasit ukuran lebih kecil dari pada cupang, & menyerang pada salah satu.

Atau beberapa bagian tubuh ikan. Jika parasit menyerang beberapa waktu kemudian ikan-ikan akan tewas.

Beberapa parasit yg biasa menyerang cupang adalah kutu ikan, bintik putih velvet, dan jamur lain sebagainya. Cupang yang terserang penyakit ini umumnya mengalami perubahan pada seluruh bagian tubuhnya, selain perilakunya. Perubahan konduite yang tak jarang tampak adalah cara berenangnya, mogok makan dan memilih buat tetap tinggal dipermukaan air. Perubahan warna pula terjadi pada semua badannya, & nir jarang beberapa bagian siripnya hilang.Kutu ikan adalah sebangsa udang renik primitif, yg hayati secara berpindah-pindah berdasarkan satu ikan ke ikan lain dan mengisap darah mangsanya. Cupang dapat ditulari kutu ikan berdasarkan telur-telurnya yang secara tidak segaja terbawa serokan atau melekat ditempat pemeliharaan.

Cupang yg terserang kutu ikan (Argulus indicus) bisa dikenali menurut badannya yg ditempeli kutu ikan ini (berwarna putih kelabu). Dalam jumlah sedikit kutu ikan ini dapat diambil dengan pinset (penjepit), emudian bekas lukanya diobati dengan obat merah.Untuk mencegah menjangkitnya penyakit ini, sebelum dipaai bak harus dibersihkan dan dikeringkan. Bak yang lama tidak dibersihkan dan airnya arang diganti dapat memungkinkan hidupnya kutu ikan. Kutu ikan nir sama

menggunakan kutu air yg biasa buat makanan cupang. Sejumlah garan yang dimasukkan kedalam akuarium yg berisi ikan sakit, bisa menghilangkan kutu ikan ini.

Jamur dapat menyerang tubuh ikan cupang apabila tubuh cupang terluka dan lalu terinfeksi oleh fungi. Jamur merupakan infeksi sekunder dan bukannya penyebab pertama ikan-ikan sakit. Cupang-cupang yang sudah selesai diadu atau berantem secara nir segaja, kemungkinan akbar akan terserang jamur, jika nir dilakukan langkah-langkah pencegahan. Jamur bias hadir diakuarium atau bak, bila masih ada organ yang mati atau rusak. Untuk mengobati cupang yg terserang jamur dapat digunakan Malachygreen.

Bintik putih disebabkan sang Ichthyophthirius multifiliis yg poly jumlahnya dalam tubuh cupang, sebagai akibatnya menciptakan bintik putih (white spot) pada tubuh cupang. Parasit ini bisa menghambat tubuh ikan, & mengakibatkan pendarahan dalam sirip dan insang ikan. Pada tahap yg sudah kronis dapat mengakibatkan ikan mati. Serangannya cepat menyebar pada seluruh bak, atau dalam bak lain apabila terjadi kontak lewt serokkan atau ikan yang dimasukkan pada bak lain. Cupang-cupang yg terjangkit bintik putih sebaiknya dipisahkan & diobati dengan Malachytgreen dan Metheleneblue. Sedangkan ikan-ikan lainnya juga diobati, dan bak atau tempatnya dibersihkan & dikeringkan.

Penyakit lain yang tak jarang menyerang ikan cupang adalah penyakit yang dikalangan petani populer menggunakan sebutan penyakit stip. Tubuh cupang terserang, sirip punggung ataupun ekornya gosong atau hitam. Petani biasanya mengobati dengan tetra ? Sendok & 1 sendok garam yang dilarutkan pada 25 liter air. Ikan-ikan yg sakit, lalu dilarutkan kedalam larutan ini & dibiarkan selama beberapa saat sebagai akibatnya keadaannya baik kembali. Seperti halnya dalam penyakit-penyakit lainnya, buat mencegah penularan & penyerangan ulang, sebaiknya tempat cupang dibersihkan & dikeringkan.

Penyakit lainnya adalah penyakit sariawan, yang ditandai menggunakan timbulnya keputih-putihan dalam mulut ikan ikan. Ikan yg terjangkit sariawan bisa juga diobati dengan cara mengobati stip.

C. Penyakit Non-Parasiter

Penyakit non-parasiter merupakan penyakit yg bukan ditimbulkan oleh parasit. Artinya, selain parasit yakni organ diluar cupang yang jelas-jelas dapat menyebabkan ikan sakit, terdapat hal-hal lain bersifat teknis yang pula bisa mengakibatkan ikan cupang sakit bahkan mangkat . Penyakit non-parasiter umumnya berupa perubahan suhu yg mendadak, suhu yg terlalu tinggi atau rendah, kandungan karbon dioksida yg terlalu tinggi pada kolam/bak, & lain sebagainya.

Yang paling acapkali dialami oleh para pemula merupakan tidak cocoknya air dipakai saat pertama kali. Mereka yg memakai air baru akan mengalami hal misalnya ini. Air wajib diendapkan terlebih dahulu selama 24 jam baru lalu dipakai. Apabila mengganti air, mampu saja digunakan air yg benar-sahih baru, asalkan masih tersisa air lama minimal setengahnya.

Yang pula sering terjadi, pada waktu memasukkan ikan baru, acapkali kali ikan sakit atau bahkan ikan mangkat bila langsung dimasukkan tanpa mengalami proses adaptasi terlebih dahulu. Juga dalam saat pengangkutan dalam siang hari yang terik, tanpa mengindahkan ikan cupang yang kepanasan, umumnya kita akan temukan ikan-ikan cupang yg 1/2 mati saat hingga dirumah.

Hal-hal tersebut seperti diatas aan menyebabkan ikan sakit atau tewas, padahal kentara bukan parasit penyebabnya. Oleh karena itu penyakit misalnya ini dianggap penyakit non-parasiter.

DAFTAR PUSTAKA

Daelami, D. 2002. Agar Ikan Sehat. Penebar Swadaya. Jakarta

Hardjamulia, A. 1978. Budidaya. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan oenyuluhan Pertanian. SUPM Bogor

Kusumah, H. 1985. Penyakit & Hama Ikan. Departemen Pertanian Badan

Susanto, Heru. 1992. Memelihara Cupang. Kanisius.Tanggerang

Hermanto dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Cupang Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

#Tag :

Penyakit Virus Pada Ikan : Spring Viremia of Carp Virus (SVCV)

Spring viraemia of carp virus (SVCV) merupakan bagian dari kelompok Rhabdovirus yang memiliki kedekatan dengan infectious hypodermal and haematopoietic necrosis virus dan viral hemorrhagic septicaemia. Virus ini dikelompokan sebagai single stranded RNA (-) yang secara tentatif  dimasukkan ke dalam Genus Vesiculovirus dengan karakteristik genom tidak bersegmen. Genom virus SVC mengandung 11,019 nukleotida yang menyandikan lima jenis protein, yaitu nucleoprotein (N), phosphoprotein (P), matrix protein (M), glycoprotein (G), dan RNA-dependent, RNA polymerase (L). Infeksi SVC dapat menyebabkan hemorrhage akut dan menyebar dalam darah spesies Carp. Beberapa jenis ikan yang dapat menjadi media SVC antara lain bighead carp (Aristichthys nobilis), common carp dan koi carp (Cyprinus carpio), crucian carp (Carassius carassius), grass carp (Ctenopharyngodon idellus), ide (Leuciscus idus), pike (Esox lucius), silver carp (Hypophthalmichthys molitrix), tench (Tinca tinca), goldfish (Carassius auratus), wels catfish (Silurus glanis), guppy (Poecilia reticulata), pumpkinseed (Lepomis gibbosus), roach (Rutilus rutilus), dan zebra danio (Danio rerio)

Penyebaran virus ini ditransmisi secara horizontal melalui air, feces, infeksi pada insang, dan beberapa jenis parasit darah dapat menjadi vektor VSC. Gejala klinis dari serangan VSC adalah terjadinya pembengkakan mata (exopthalmia) akibat penumpukan cairan, dropsy, hemorrhage pada jaringan lemak, otot, dan kulit, serta timbulnya ascites dan bahkan kematian 30% sampai 100%. Bentuk infeksi dan morfologi VSC disajikan pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi dan morfologi VSC

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

MUDAHNYA BUDIDAYA IKAN GUPPY

Ikan guppy asal dari wilayah Amerika Tengah dan Selatan. Masuk ke Indonesia dalam tahun 1920-an menjadi ikan akuarium. Kemudian tanggal ke alam bebas dan berkembang biak menggunakan cepat. Ikan guppy sanggup ditemukan di hampir seluruh perairan air tawar pada Indonesia.

Ikan guppy digemari sebagai ikan hias lantaran estetika warna & bentuk siripnya. Terutama ikan yang berkelamin jantan, karena hanya yg jantan yg mempunyai sirip indah. Sedangkan ikan betina warnanya cenderung kusam. Sama misalnya halnya ikan cupang.

Budidaya ikan guppy tidak memerlukan infrastruktur mahal. Cukup menggunakan perlengkapan sederhana, kita bisa membiakkan ikan ini. Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkahnya.

Wadah budidaya ikan guppy

Berikut ini peralatan yg dibutuhkan buat budidaya ikan guppy, antara lain wadah/loka, aerator & flora air. Wadah buat pemijahan ikan guppy sanggup berupa akuarium, bak semen, atau ember plastik.

Wadah atau tempat yg dibutuhkan buat budidaya ikan guppy setidaknya terdapat empat fungsi, yakni loka pemisahan indukan (2 wadah), loka pemijahan (1 wadah), loka penetasan (1 wadah), dan tempat pendederan (1 wadah).

Luas & ukuran wadah budidaya ikan guppy mampu beragam, disesuaikan menggunakan banyaknya ikan yg akan dipijahkan. Sedangkan ketinggian wadah minimal 30 cm, kecuali buat pendederan dibutuhkan wadah yang lebih tinggi berdasarkan 50 cm.

Memilih indukan

Perbedaan jantan dan betina mampu diamati dari penampakan fisiknya. Ikan guppy betina bentuknya lebih membulat menggunakan rona yang cenderung kusam & tidak memiliki sirip yg menjumbai. Sedangkan ikan jantan mempunyai warna yang paradoksal & jelas, tubuhnya lebih langsing menggunakan sirip menjumbai. Ukuran tubuh ikan betina lebih besar daripada jantan.

Indukan yang siap buat dipijahkan minimal berumur 4 bulan. Warna & bentuk ikan guppy sangat dipengaruhi sang faktor genetis. Untuk menerima output yg bagus pilihl indukan yg unggul. Selain itu, pembudidaya mampu jua mencoba-coba menyilangkan induk guppy buat menerima keturunan yang lebih baik.

Pemisahan indukan

Sebelum dipijahkan, indukan jantan dan betina dipisahkan terlebih dahulu. Ikan guppy jantan & betina ditempatkan dalam wadah yang terpisah. Wadah diisi menggunakan air higienis & diganti setiap 1-3 hari sekali. Pergantian air nir perlu semua, relatif mengeluarkan sepertiga air & menambahkannya dengan air baru.

Berbeda menggunakan proses pemberokan pada umumnya, pemisahan ini dilakukan menggunakan permanen memberi makan. Berikan makanan berupa daphnia atau moina sebesar dua hari sekali. Hal ini bermanfaat agar indukan fit waktu pada proses pemijahan.

Pemijahan ikan guppy

Sebelum proses pemijahan, isi wadah pemijahan menggunakan air bersih yang telah diendapkan setidaknya 24 jam. Kedalaman air buat tempat pemijahan 25 centimeter. Kepadatan tebar wadah pemijahan nir lebih berdasarkan 30 ekor/100 liter air. Contoh, buat akuarium ukuran luas 1 x 0,lima meter, relatif menampung 30-40 ekor ikan guppy. Jika memungkinkan berikan tumbuhan air misalnya hydrilla buat loka ikan bercumbu.

Pemijahan ikan guppy sanggup dilakukan satu-satu atau secara massal. Pemijahan massal lebih dianjurkan lantaran lebih cepat, ekonomis dan lebih mudah. Komposisi pemijahan massal antara ikan jantan & betina umumnya 1:5. Tetapi apabila Anda ragu seluruh betina terbuahi, komposisinya bisa ditambah 1:2.

Masukkan indukan betina terlebih dahulu pada pagi hari. Kemudian sorenya bisa dimasukkan indukan jantan. Pada pemijahan massal belum tentu semua ikan memijah pada hari yang sama. Biasanya proses pemijahan dibiarkan berlangsung selama 4-7 hari. Segera pisahkan betina yang telah dibuahi kedalam wadah penetasan.

Penetasan benih

Wadah penetasan diisi air higienis bersih & diberi aerasi. Pemberian aerasi jangan terlalu kuat agar nir menganggu larva ikan. Kualitas air wajib terus dipertahankan menggunakan cara mengganti 1/3 air dengan air baru setiap 1-tiga hari sekali. Pemberian pakan buat induk setiap 2 hari sekali berupa daphnia atau moina.

Ikan guppy adalah ikan yang melahirkan. Embrio tumbuh di dalam perut sampai siap buat dilahirkan. Lama kehamilan, terhitung mulai dari pemijahan sampai kelahiran berlangsung tiga-4 minggu.

Ciri-ciri ikan guppy yg hamil sanggup dilihat setelah 2 minggu semenjak pemijahan. Tandanya ada area gelap pada bagian bawah anus (bercak kelahiran) dan perutnya sedikit mengembung. Jika nir terdapat ciri-ciri hamil, ambil indukan untuk dipijahkan balik .

Ikan guppy betina memiliki kemampuan menyimpan sperma dalam tubuhnya. Sehingga si betina bisa hamil hingga 1-3 kali dalam satu kali pembuahan. Waktu yg diharapkan menurut kehamilan pertama ke kehamilan berikutnya kurang lebih 1-5 minggu.

Dalam satu kelahiran, ikan guppy bisa membuat 30-100 anakan. Anak ikan tersebut harus segera dipindahkan ke tempat pendederan. Bila nir, sanggup-sanggup menjadi santapan induk yang kelaparan.

Pendederan benih

Kolam pendederan usahakan ditempatkan pada ruang terbuka. Sinar mentari diperlukan buat membentuk warna yang brilian dalam tubuh ikan guppy. Biasanya para pembudidaya memakai bak semen ukuran 1 x 1 x 0,5 meter atau dua x 2 x 0,lima meter sebagai wadah pendederan.

Tambahkan flora air misalnya hydrilla atau eceng gondok buat tempat berteduh. Berikan aerasi pada kolam pendederan. Isi kolam menggunakan air dengan tinggi 40 cm. Air perlu diperbarui setiap 3 hari sekali.

Pakan yang bisa diberikan buat anak ikan berumur sampai 5 hari merupakan infusoria. Setelah itu, anak ikan mampu diberi artemia (udang renik) atau kutu air (daphnia & moina) yang telah disaring. Setelah lewat 20 hari, baru mampu diberikan kutu air tanpa disaring atau cacing sutera.

Tambahkan flora air misalnya hydrilla atau eceng gondok buat tempat berteduh. Berikan aerasi pada kolam pendederan. Isi kolam menggunakan air dengan tinggi 40 cm. Air perlu diperbarui setiap 3 hari sekali.

Pakan yang bisa diberikan buat anak ikan berumur sampai 5 hari merupakan infusoria. Setelah itu, anak ikan mampu diberi artemia (udang renik) atau kutu air (daphnia & moina) yang telah disaring. Setelah lewat 20 hari, baru mampu diberikan kutu air tanpa disaring atau cacing sutera.

Ikan yg sudah berumur 20 hari telah sanggup dipilah antara jantan dan betina. Hanya ikan jantan yang laris sebagai ikan hias. Sedangkan ikan betina digunakan menjadi indukan & sisanya terkadang dibuang. Ikan guppy sanggup dikatakan dewasa & sanggup bersaing dengan kawanannya setelah berumur satu bulan.

Kesuksesan budidaya ikan guppy dipengaruhi menggunakan banyaknya kelahiran ikan jantan. Karena hanya ikan jantan yang diminati sebagai ikan hias akuarium. Ikan jantan mempunyai sirip yang lebar dan rona -rona atraktif.

Pustaka

Alamtani. 2019. Cara simpel budidaya ikan guppy. Didownload berdasarkan page https://alamtani.Com/budidaya-ikan-guppy/

#Tag :

Penyakit Virus Pada ikan : Grass Carp Reovirus (GCRV)

Penyakit grass carp reovirus (GCRV) dikenal juga dengan nama grass carp hemorrhagic disease merupakan agen patogen penyebab pandemik penyakit hemmorhage. Virus grass carp reovirus adalah salah satu anggota dari Genus Aquareovirus pada Keluarga Reoviridae, tergolong ke dalam tipe virus dengan genom double-stranded RNA (dsRNA) yang memiliki 11 segmen, berdiameter sekitar 75 nm, resisten terhadap chloroform, serta tidak sensitive pada perlakuan pH asam (pH 3) dan basa (pH 10). Virus ini banyak menginfeksi tanaman, insekta, ikan, dan mamalia yang mengakibatkan tingkat mortalitas cukup tinggi. Bentuk infeksi yang paling sering dijumpai adalah timbulnya hemorrhage atau luka pendarahan sebagaimana tertera pada Gambar berikut.

Bentuk infeksi dan morfologi GCRV

Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB

Semoga Bermanfaat...

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA IKAN TAWES

Ciri-ciri ikan tawes yaitu bentuk badannya memanjang & mini , sedangkan sisiknya berwarna putih keperak-perakan. Panjang batang ekor ikan tawes & tinggi badannya yang terenda merupakan sama. Ikan tawes memiliki pertanda hitam dalam pangkal ekor.

Di perairan generik ikan tawes berkembang biak dalam akhir musim penghujan, sedangkan pada kolam berkembang biak sepanjang tahun jaka masih ada cukup air jernih. Kematangana kelamin dicapai dalam akhir isu terkini pertama berukuran 15-20 cm, telur transparan demersal. Fekunditas bervariasi antara 50.000-94.000 butir menurut induk beratnya 130-255 gr. Untuk ketinggian tempat yang cocok dalam pemeliharaan 800 m pada atas permukaan bahari, suhu 18-28oC.

Sistematika

Sistematika ikan tawes merupakan sebagai berikut:

Species : Puntius javanicus

Gernus : Puntius

Sub keluarga : Ciprininae

Famili : Cyprinedae

Sub ordo : Cyprinoidea

Ordo : Ostariophysi

Macam-macam Ikan Tawes

Sedikitnya ada empat macam ikan tawes yg biasa ditemukan yaitu:

? Tawes biasa : sisik berwarna putih kelabu

? Tawes bule : sisik albino, mulai terdapat dalam tahun 1936

? Tawes silap : sisik berwarna putih kelabu bercampur menggunakan sisik keperak- perakkan.

? Tawes kunpay : sisik berwarna kelabu, ekornya terutama sirip dada dan ekor panjang.

Sifat-sifat Ikan Tawes

Ikan tawes adalah ikan sungai, bisa hayati pada salinitas 7 ppm. Jenis ikan ini sangat cocok dipelihara dikolam-kolam, waduk dan sawah. Ikan tawes digolongkan termasuk menjadi herbivore. Pemijahan di kolam terjadi sepanjang tahun, nir ada animo. Di sungai atau pada perairan umum pemijahan terjadi pada permulaan demam isu penghujan.

PROSES BUDIDAYA

Pemeliharaan ikan tawes umumnya dilauan secara tradisional, penanaman dilakukan baik dikolam ataupun pada sawah. Pada umumnya pemeliharaan ikan tawes dilakukan secara poliultur menggunakan jenis-jenis ikan lainnya, yaitu dengan jenis ikan yg mempunyai sifrat maan yang berlainan misalnya ikan mas yang memaan jasad-jasad dasar, tambakan pemakan plankton, nilem pemakan jasad-jasad penempel (periphiton). Susunan campuran pemeliharaan bervariasi bergantung kepada ian utama yang diehendaki & esuburan kolam.

Penyakit pada ikan tawes merupakan Icthyophirius, Dacthylogyrus & gyrodctylus, penyakit ini nir berbahaya dan belum pernah pada amati terjadi ematian masal. Dacthylogyrus bisa menyebabkan kerusakan pada ujung-ujung filament insang. Pada benih-benih yg pada berok seringkali dijumpai Cyclochaeta. Pada ikan yang terserang ini pada insang umimnya merana mengakibatkan ikan sebagai kurus. Myxobolus merupakan penyakit yg berbahaya yang bisa mengakibatkan kematian masal. Lernaea sporadis menyerang benih & ikan dewasa.

Penyediaan benih yang bermutu pada jumlah relatif dan kontinyu adalah faktor krusial pada upaya pengembangan budidaya ikan konsumsi. Usaha pembenihan poly dilakukan pada Kabupaten Magelang, seperti di Desa Paremono Kecamatan Mungkid sang lantaran didukung ketersediaan air cukup baik isu terkini kemarau juga penghujan. Disamping itu usaha pembenihan dirasa lebih rnenguntungkan lantaran saat yg dipakai relatif singkat sekitar tiga minggu ? 1 bulan, dan pemasarannya pun mudah.

PENANGANAN PENYAKIT

Penyakit yang menyerang Ikan Tawes diantaranya Gyrodactylus & Mixobolus spp yg kerap menyerang dalam benih hingga ikan dewasa.

GYRODACTYLIASIS

Penyebab :Parasit ini termasuk monogenia; Menyerang pada bagian tubuh dan sirip ikan.

Jenis & ukuran :Hampir semua jenis ikan air tawar,terutama ukuran benih.

Gejala klinis :Ikan menjadi lemah, nafsu makan berkurang, frekuensi pernapasan semakin tinggi & produksi lendir meningkat.

Faktor pendukung :Kualitas air yang menurun, kekurangan pakan, padat tebar tinggi & fluktuasi suhu air selalu berubah.

Penularan :Melalui air dan hubungan pribadi dengan ikan yang terinfeksi.

Verifikasi :Pengamatan melalui microkopis.

Pencegahan : - Meningkatkan kualitas air

- Pemberian pakan tepat mutu & jumlah yg dibutuhkan

- Pengendapan aira dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan

Pemberantasan : - Perendaman menggunakan larutan larutan garam dapur, dosis 12,5-13 gr/m2 selam 24-36 jam

- Perendaman menggunakan larutan formalin 40 ppmselama 24 jam

MYXOSPOREASIS

Penyebeb : Mixobolus spp, parasit ini; termasuk grup myxosporea

Jenis dan berukuran :Myxobolus spp umumnya; menyerang dalam bagian insang waktu benih, mulai berumur 1 bulan

Gejala klinis :Adanya benjolan menyerupai tumor pada insang ikan, bahkan sering dianggap penyakit amandel

Faktor pendukung : Kualitas air menurun & padat tebar yg tinggi

Penularan : Melalui air dan ikan yg mudah terinfiksi.

Verifikasi : Pengamatan mikroskopis

Pencegahan : - Pengendapan air dan pemasangan saringan pada pintu pemasukan - Dilakukan pengapuran dan pengeringan kolam

DAFTAR PUSTAKA

Daelani Deden A.S. Agar Ikan Sehat, Penebar Swadaya Cianjur, 2001.

Dinata Sumanta, K. Pengembang biakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. PT Sastra Hudaya, Bogor 1983.

Harja, M.A. Budidaya Ikan Nilem buat SUPM Budidaya Bogor. Departemen Pertanian Badan Pendidikan dan Latihan Penyuluh Pertanian. Bogor 1978.

Rohmat C. & Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Tawes Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Sachlan, M. Parasit ,Penyakit dan Hama Buraya Ikan SUPM (Jurusan Budidiya) Bogor, Juni 1975.

#Tag :