Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

PENYUSUNAN ATURAN PENGELOLAAN KEUANGAN KELOMPOK PEMASARAN HASIL PERIKANAN

3.1. Perencanaan Keuangan

Rencana keuangan merupakan indera penting yg membantu wirausahawan/pelaku usaha perikanan buat mengelola usahanya dengan lebih efektif, mengarahkan mereka menghindari kendala-hambatan yang bisa mengakibatkan kegagalan.

Manajemen keuangan merupakan proses yg menyediakan kabar keuangan yang relevan pada wirausahawan/pelaku bisnis perikanan dalam format yang gampang dibaca buat jangka waktu eksklusif, memungkinkan wirausahawan mengetahui tidak hanya keadaan keuangan bisnis mereka tetapi pula alasan kinerja mereka. Secara sederhana perencanaan merupakan bisnis memutuskan kegiatan yg akan dilakukan mengenai :

-       Apa yang akan dilakukan atau apa yang hendak dilakukan ?

-       Bagaimana melaksanakannya atau apa yang harus dikerjakan ?

-       Kapan melaksanakannya ?

-       Siapa yang akan melaksanakannya ?

Perencanaan Usaha merupakan dokumen tertulis yang dapat mengkomunikasikan suatu ide usaha/bisnis dengan dilandasi oleh aspek-aspek  penting yang terkait dengan kepentingan usaha. Dengan kata lain, sebuah perencanaan keuangan merupakan bagian terpenting dari perencanaan sebuah program serta kesinambungan keuangan jangka panjangnya. Tetapi harus dipahami bahwa perencanaan ini juga adalah proses yang berjalan. Menentukan prinsip-prinsip perencanaan keuangan, dan tetap berpaut padanya akan membantu program anda bukan hanya sekarang tapi juga untuk masa yang akan datang.

Aspek krusial pada perencanaan usaha diantaranya meliputi aspek pasar & pemasaran, aspek produksi, aspek organisasi & sumberdaya insan, aspek legal, aspek finansial.

Banyak orang yang menyatakan keengganannya untuk menyusun suatu rencana usaha.  Berbagai alasan disampaikan, mulai dari ungkapan sulit, capek,hingga tidak mengerti bagaimana cara membuat atau menyusunnya.   Lalu, “Mengapa calon pelaku usaha (pelaku usaha) perlu bersusah payah menyusun/menulis  rencana bisnis ?”.  Tentunya seorang calon pelaku usaha (pelaku utama perikanan) perlu memperhatikan kepentingan  atau manfaat apa yang terkait dengan penyusunan rencana usaha tersebut, sehingga bisa berpikir lebih obyektif.

Manfaat perencanaan usaha antara lain adalah sebagai berikut: (1) Dipakai sebagai alat koordinasi; (2) Dapat memberikan “kepastian” mengenai masa depan atau membatasi “ketidakpastian”; (3) Merupakan alat ukur terhadap prestasi yang akan dicapai dan alat pengendalian (control) jalannya kegiatan/organisasi; (4) Meningkatkan kemampuan antisipasi terhadap perubahan; (5) Meningkatkan produktifitas (efektifitas dan efisiensi) karena memfokuskan pada sasaran; (6) Meningkatkan dukungan dan peran serta, karena tujuan/sasaran dapat diketahui oleh pelaksananya; (7) Dalam proses perencanaannya, “team building” (terbentuk kerjasama) merupakan hasil sampingan yang sangat bermanfaat bagi organisasi. Dalam kegiatan usaha perikanan baik secara berkelompok maupun kegiatan usaha yang dilakukan oleh individu, diperlukan perencanaan yang matang, mengingat kegiatan usaha ini memiliki risiko tersendiri, terutama yang berhubungan dengan kondisi alam (iklim/musim), keterampilan sumberdaya manusia, teknologi maupun modal usaha.

Sebuah perencanaan usaha memiliki fungsi yang sangat  mendukung keberhasilan usaha.  Fungsi tersebut meliputi :

1.      Mendorong calon pelaku bisnis untuk berpikir mengenai “apa yang akan dikerjakan”:

·         Menggunakan pandangan yang obyektif

·         Bersikap kritis

·         Tidak emosional

2.      Dapat digunakan untuk menilai keragaan aktual usaha (bisnis) pada jangka waktu tertentu.

3.      Merupakan dokumen yang dapat dinilai oleh pemberi kredit (calon investor) untuk menilai bisnis baru maupun mengembangkan bisnis yang sedang dikerjakan.

Perencanaan keuangan adalah proses yg berkesinambungan yang memungkinkan pengelolaan keuangan program anda dengan:

1.      Mengidentifikasi kebutuhan biaya dan sumberdaya dari program anda,

2.      Menunjukkan jeda antara biaya dan jumlah dana yang anda harapkan akan diperoleh  untuk program anda,

3.      Membuka resiko-resiko yang mungkin ada terhadap pendanaan program mendatang,

4.      Menggaris bawahi ketidak-efisienan program; dan

5.       Mengembangkan strategi-strategi untuk mengatasi jeda pendanaan, mengurangi resiko pendanaan dan mengatasi ketidak-efisienan program.

3.2. Dasar-dasar Pengelolaan Keuangan

Bentuk umum berita keuangan suatu lembaga/institusi/kelompok merupakan seperangkat laporan keuangan, terutama yang terdiri atas: laporan posisi keuangan (neraca), laporan rugi-laba (laporan aktivitas), laporan perubahan modal, & laporan arus kas, termasuk catatan penjelasan laporan keuangan yg diperlukan.

A. Laporan Neraca/Neraca Keuangan

Laporan neraca adalah laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan sesaat perusahaan, memperkirakan nilainya pada waktu tertentu. Neraca dibentuk dari persamaan dasar akuntansi : aktiva = Kewajiban + Equitas pemilik.

1. Aktiva: merupakan assets/harta produktif yang dikelola. Perolehan assets tersebut dapat bersumber dari hutang atau pun modal sendiri sebagai aktiva bersih organisasi/entitas. Assets biasanya dibedakan dalam kelompok Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap yang didasarkan pada masa pemanfaatannya atau sifat likuiditasnya.

-       Aktiva lancar adalah harta seperti kas dan jenis lain yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam daur usaha normal perusahaan

-       Aktiva tetap yaitu harta yang diperoleh untuk pemakaian jangka panjang dalam perusahaan.

2. Kewajiban: memuat pengakuan klaim pihak lain atas jumlah tertentu yang akan dibayarkan pada masa nanti, baik kepada perorangan maupun lembaga lain. Biasanya dibedakan menurut masa pengakuan jangka pendek dan jangka panjang (lebih dari 1 tahun). Dengan kata lain, pada elemen kewajiban ini memuat akun-akun yang menyatakan jumlah kewajiban organisasi untuk membayar kepada pihak lain.

3. Aktiva Bersih (Modal): Mengandung pengertian yang dengan equitas pemilik, yaitu Hak yang Tersisa atas aktiva /harta /assets organisasi setelah dikurangi sejumlah kewajiban pada pihak lain. Dalam persamaan matematis dapat dinyatakan demikian : Equitas pemilik = Aktiva – Kewajiban)

Pada laporan keuangan organisasi nirlaba, equitas pemilik memakai terminology Aktiva Bersih dengan makna yang sama. Namun lebih dibedakan menjadi Aktiva Bersih Terikat dan Aktiva Bersih Tidak Terikat. Pemisahan ini bertujuan untuk menunjukkan sifat pembatasan hak untuk pemakaian/ pemanfaatan dana aktiva bersih (modal) yang ada.

Untuk memudahkan bagi peserta pelatihan pada memahami, berikut ini tersaji contoh laporan neraca.

USAHA PEMASARAN IKAN SEGAR

Periode Laporan : s.D tanggal 28 Februari 2014

Aktiva

Passiva

Kas

Piutang Dagang

Persediaan Bahan Utama

Persediaan Bahan Pendukung

Perlengkapan

Peralatan Usaha

10.000.000

5.000.000

8.000.000

500.000

5.500.000

1.000.000

Hutang

Modal

12.000.000

18.000.000

Total Aktiva

30.000.000

Total Pasiva

30.000.000

B. Laporan Laba/Rugi (Laporan Aktivitas),

Laporan keuntungan-rugi adalah laporan keuangan yg menggambarkan kegiatan suatu bisnis dalam satu periode operasi, yang membandingkan pengeluaran terhadap pendapatan buat menunjukkan keuntungan higienis atau rugi bersihnya. Laporan laba-rugi bisa juga didefinisikan menjadi laporan mengenai seluruh elemen pendapatan dan elemen beban (biaya ) yang terjadi pada suatu periode eksklusif. Akun-akun pendapatan & beban tersebut adalah kegiatan real yang telah terjadi dalam satu periode pelaporan. Sehingga perlu diperbandingkan antara aktivitas yang mengakibatkan adanya penerimaan (tambahan kekayaan), menggunakan kegiatan yang mengakibatkan pengeluaran (pengurangan kekayaan). Hasil pembandingan tersebut bisa berupa selisih positif (keuntungan) yg berarti penambahan aktiva bersih organisasi (modal bertambah), bisa pula selisih negatif (rugi) yg berarti terjadi penurunan/ pengurangan atas jumlah aktiva higienis.

CONTOH FORMAT LAPORAN LABA/RUGI

USAHA PEMASARAN IKAN ?????????

LAPORAN LABA/RUGI (HASIL USAHA)

Periode yg berakhir lepas ... Bulan ... Tahun ...

Penjualan                                                                                                                                              xxx

Harga utama Penjualan:

Persediaan awal                                                                   xxx

Pembelian xxx +

Tersedia untuk dijual                                                                           xxx

Persediaan akhir xxx  -

Harga pokok penjualan xxx  -

Laba Kotor                                                                                                                                             xxx

Beban Usaha xxx  -

Laba Operasi                                                                                                                                         xxx

Biaya Bunga xxx  -

Laba/Rugi Bersih                                                                                                                  xxx

C. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memberitahuakn perubahan kapital kerja semenjak awal tahun dengan cara menguraikan sumber dan penggunaan dananya. Secara sederhana laporan ini dapat diartikan sebagai fakta tentang menurut mana sumber kas diperoleh dan buat apa (kemana) kas tadi digunakan. Artinya laporan ini memuat ikhtisar arus kas masuk & arus kas keluar, dimana genre tadi dibagi/dirinci ke dalam tiga gerombolan kegiatan dalam organisasi, yaitu:

1.   Kegiatan Operasi; mencakup arus kas masuk dari penjualan barang dagangan, penerimaan piutang, penerimaan hutang dari pihak lain, dan sebagainya, serta arus kas keluar untuk kebutuhan pokok operasional pokok (seperti pembelian barang produksi, perlengkapan operasioanl), pemberian  piutang/kredit kepada nasabah, dan sebagainya.

2.   Kegiatan Investasi; mencakup perolehan dan penjualan aktiva tetap yang berkenaan dengan fasilitas poduksi/operasional.

3.   Kegiatan Pendanaan (Keuangan); mencakup arus kas masuk atas pengadaan sumber daya dari pemilik, donatur, serta kreditor, dan arus kas keluar untuk pengembalian jumlah dana yang dipinjam. Dengan semua kegiatan yang melibatkan pemilik dengan kreditor yang berpengaruh pada kas, seperti penyetoran dan modal, penarikan modal, penarikan pinjaman/hutang kepada bank serta pelunasannya.

CONTOH FORMAT LAPORAN ARUS KAS

USAHA PEMASARAN IKAN  ………………………

LAPORAN ARUS KAS

Periode yg berakhir lepas ... Bulan ... Tahun ...

AKTIVITAS OPERASI

Laba bersih                                                                                                           xxx

Kenaikan utang                                                                     xxx

Kenaikan piutang ( xxx )  +

x xx   -

Kas bersih dari aktivitas operas i xxx

AKTIVITAS INVESTAS I

Penjualan aktiva tetap (tanah)                                           xxx

Pembelian peralatan (xxx) +

Kas bersih dari aktivitas investasi xxx

AKTIVITAS PEMBIAYAAN

Kenaikan modal disetor                                                      xxx

Pengembalian pinjaman                                                     (xxx)

Penarikan hutang/pinjaman                                                               xxx

Pelunasan hutang/pinjaman (xxx)  +

Kas bersih dari aktivitas pembiayaa n (xxx)

Kenaikan bersih kas xxx

Kas awal periode xxx   +

Kas akhir periode xxx

D. Catatan atas Laporan Keuangan

Dalam catatan atas laporan keuangan selain memuat penegasan tentang berbagai kebijakan akuntansi yang dianut untuk penyusunan laporan keuangan organisasi, juga memberikan uraian lebih rinci atas akun-akun eksklusif pada laporan keuangan diatas. Penjelasan ini dipercaya penting guna membantu pembaca buat menginterpretasikan fakta pada laporan keuangan. Dengan istilah lain hal ini membantu pada proses pengambilan keputusan pihak-pihak yang berkepentingan.

3.3. Pemeriksaan Keuangan

Pemeriksaan merupakan salah satu unsur pengelolaan kegiatan.  Dalam kelompok, pemeriksaan dapat diketahui sebagai kesatuan sistem yang dapat mengamati semua bidang-bidang pokok kegiatan, antara lain kegiatan keorganisasian, permodalan, usaha produktif, administrasi, dan perkembangannya.

Dengan dilakukannya pemeriksaan secara teratur dan benar, maka pengurus kelompok dan anggota akan memperoleh informasi tentang kondisi kelompok, kekuatan-kekuatannya, maupun kelemahan-kelemahannya.  Selain itu auditing yang teratur akan meningkatkan kepercayaan anggota terhadap pengurus dalam mengelola kelompok.

Untuk mengetahui lebih dini/awal mengenai penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan kelompok, baik yang telah terjadi juga yang akan terjadi, sebagai akibatnya dapat dilakukan tindakan perbaikan dan pencegahan.

Dalam kelompok, pemeriksaan ini biasanya dilakukan oleh Badan Pemeriksa, dan apabila di dalam kelompok tidak ada/belum ada Badan Pemeriksa, maka pemeriksaan dapat dilakukan oleh ketua atau panitia khusus yang ditunjuk oleh rapat anggota.  Yang perlu diperiksa antara lain adalah:

1)      Pemeriksaan Kas, yang meliputi :

·      Menghitung uang kas.

·      Mencocokkan kas dan bank dengan catatan pembukuan.

·      Meneliti penerimaan dan pengeluaran apakah didukung dengan bukti-bukti yang sah (formulir, slip, kuitansi, dsb.)

·      Memberikan standar maksimum kas yang boleh dipegang bendahara.

·      Sistem pengamanan kas dan barang berharga milik kelompok.

2)      Pemeriksaan Simpanan dan Pinjaman Anggota, yang meliputi :

·      Mencocokkan catatan buku anggota dengan kartu simpanan dan pinjaman anggota.

·      Mencocokkan jumlah anggota peminjam.

·      Mencocokkan jumlah anggota yang melalaikan pinjaman

·      Mencocokkan saldo simpanan/tabungan.

·      Mencocokkan jangka waktu kredit tertunggak.

3)      Pemeriksaan Pembukuan Keuangan.

·      Mencocokkan catatan keuangan mulai dari slip hingga laporan keuangan.

·      Meneliti kelemahan dan kekuatan sistem pembukuan yang dipakai.

4)      Pemeriksaan Program Kerja yang berkaitan dengan Keuangan Kelompok dan Pelaksanaannya, yang meliputi :

·      Apakah kegiatan telah sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun.

·      Faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan kegiatan dan alternatif jalan keluarnya.

5)      Pemeriksaan Kesehatan Keuangan Kelompok, yang meliputi :

·      Apakah pengelolaan keuangan kelompok aman, lancar, menghasilkan, dan mengutamakan pengembangan anggota.

·      Apakah perkembangan keuangan kelompok telah sehat.

6)      Pengorganisasian Kelompok, yang meliputi :

·      Apakah rapat-rapat telah diselenggarakan secara teratur.

·      Apakah pengurus telah berfungsi dengan baik.

·      Pencatatan notulen rapat apakah telah dilakukan.

·      Pelaksanaan kegiatan pendidikan atau pelatihan ke anggota apakah telah dilakukan.

7)      Lain-lain, yang meliputi :

·      Hubungan dengan pembina/pendamping kelompok.

·      Hubungan dengan masyarakat/pemerintah setempat.

·      Hubungan dengan pihak lain pemberi pinjaman dana.

Laporan pemeriksaan diserahkan kepada pengurus grup sebagai masukan buat menaikkan pengelolaan gerombolan . Jika Badan Pemeriksa menemui hal-hal yang nir sanggup diselesaikan menggunakan pengurus, maka Badan Pemeriksa berwenang buat menaruh laporan inspeksi kepada kedap anggota menjadi lembaga tertinggi di gerombolan . Kalau grup nir bisa memenuhi kewajiban terhadap pihak luar, & muncul kekurangan likuiditas grup yang bisa menyebabkan kebangkrutan kelompok, maka Badan Pemeriksa jua berhak buat memberikan laporan inspeksi pada pihak kreditur (pemberi kredit ke grup).

3.4. Kesehatan Keuangan

Pemeriksaan kesehatan keuangan kelompok adalah alat untuk melihat makna hubungan dari berbagai posisi keuangan kelompok, serta merupakan hasil dari pencerminan pengelolaan keuangannya sekaligus sebagai alat kendali. Manfaat Pemeriksaan: (1) Memperoleh informasi kondisi keuangan kelompok; (2) Mengetahui mutu hasil kerja pengurus; (3) Mengetahui kekuatan dan kelemahan dalam pengelolaan keuangan; dan (4) Mengendalikan agar sesuai dengan tujuan yang telah disepakati dan ditetapkan (dalam AD/ART).

Posisi-posisi penting yg harus diperiksa: (a) Tingkat tunggakan; (b) Tingkat pertumbuhan kekayaan; (c) Tingkat pertumbuhan modal sendiri; (d) Tingkat utang; (e) Tingkat penggunaan dana produktif; (f) Tingkat output usaha; (g) Tingkat perputaran dana; (h) Tingkat ketangguhan menanggung resiko; (i) Tingkat kehematan porto (efisiensi); dan (j) Tingkat pemerataan pinjaman.

Cara Memeriksa Posisi-posisi Penting

a)   Tingkat tunggakan =jumlah tunggakan    x 100%

jumlah sisa pinjaman

Posisi ideal : kurang menurut tiga%

b)   Tingkat pertumbuhan kekayaan

= Jumlah kekayaan th. Ini – juml kekayaan th. Lalu    x 100%

jumlah kekayaan th. Lalu

Posisi ideal : semakin besar semakin baik

c)   Tingkat pertumbuhan modal sendiri

= juml SP + SW + SS + Cad th ini – juml SP + SW + SS + Cad th lalu       x 100%

juml SP SW SS Cad th. Lalu

Posisi ideal : semakin besar semakin baik

d)   Tingkat utang  =      jumlah utang         x  100%

jumlah modal sendiri

Posisi ideal : semakin mini semakin baik

e)   Tingkat penggunaan dana produktif

= Bagian kekayaan yang menghasilkan (piutang, deposito, investasi)   x 100%

jumlah kekayaan

Posisi ideal : di atas 85%

Dana nir produktif misalnya uang kas, inventaris

f)    Tingkat hasil usaha

= Juml pendapatan hingga akhir tahun ini     x  100%

Rata-rata kekayaan yg produktif

Posisi ideal : lebih akbar dibanding bunga deposito rata-homogen.

g)   Rata-rata kekayaan produktif

= (juml kekayaan produktif di awal tahun juml kekayaan produktif pada akhir tahun) : 2

h)   Tingkat perputaran dana

= Juml pinjaman yang dicairkan selama setahun    x 100%

homogen-homogen juml kekayaan

Posisi ideal : semakin besar semakin baik.

i)     Tingkat ketangguhan menanggung resiko

= Juml dana cadangan + SP + SW       x 100%

juml nominal tunggakan

Posisi ideal lebih berdasarkan 100 %

j)     Tingkat efisiensi biaya  =

=     Juml biaya selama satu tahun          x 100%

juml pendapatan selama satu tahun

Posisi ideal kurang dari 75%

k)   Tingkat pemerataan pinjaman  =

= Juml peminjam yang masih mempunyai saldo pinjaman x 100%

jumlah anggota

Posisi ideal : lebih menurut 65%.

3.5. Analisis Pengelolaan Keuangan

A. Analisis Usaha

Analisis bisnis dalam bidang perikanan merupakan pemeriksaan keuangan buat mengetahui hingga di mana keberhasilan yg telah dicapai selama bisnis perikanan itu berlangsung. Dengan analisis usaha ini, pengusaha menciptakan perhitungan & memilih tindakan buat memperbaiki dan menaikkan laba dalam perusahaannya. Untuk memperoleh laba yg besar , bisa dilakukan dengan cara menekan porto produksi atau menekan harga jual. Tetapi, yg biasa dipakai sang perusahaan yaitu dengan cara yang pertama, menekan biaya produksi. Biaya produksi merupakan modal yg harus dikeluarkan buat membudidayakan ikan, dari persiapan hingga panen. Termasuk dalam hal ini biaya pembuatan kolam, porto buat perawatan sampai hasil pasca panen tadi terjual.

Biaya produksi ini sanggup dibedakan antara porto permanen dan porto variabel. Biaya permanen adalah biaya yang penggunaannya tidak habis pada satu masa produksi, antara lain porto pembuatan kolam, sewa lahan, dan biaya pembuatan saluran air. Sedangkan porto variabel merupakan porto yang habis dalam satu kali produksi, seperti porto buat benur, pupuk, pakan, pemberantasan hama, upah tenaga kerja, biaya panen, & penjualan.

Dari data analisis di atas dapat dihitung kelayakan investasinya. Perhitungan ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam mengelola usaha perikanan. Perhitungan biaya yang sering dilakukan yaitu Titik Impas (break event point/BEP) dan waktu modal investasi dapat kembali (return of investment/ROI) serta perbandingan keuantungan terhadap biaya (benefit cost ratio/ BC Ratio).

1.      Titik Impas (Break Event Point/BEP)

Break even point merupakan suatu nilai di mana hasil penjualan produksi sama dengan biaya produksi sehingga pengeluaran sama dengan pendapatan. Dengan demikian, pada saat itu pengusaha mengalami impas, tidak untung dan tidak rugi. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi. Selain itu, BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan.

Untuk memilih BEP, terdapat beberapa hal yang wajib diketahui yaitu porto atau kapital (baik itu kapital permanen atau variabel), harga jual, dan tingkat produksi. Selanjutnya BEP mampu dihitung menggunakan memakai persamaan berikut:

Biaya permanen

                                 BEP =

                                                                        Biaya variabel

                                                              1 ?

Penjualan

2.      Waktu Modal Investasi dapat kembali (Return of Invesment/ROI)

ROI merupakan nilai keuntungan yang diperolehpengusaha dari setiap jumlah uang yang diinvestasikan dalam periodewaktu tertentu. Lalu mengapa perusahaan periu membuat perhitunganROI ini? Apa manfaatnya? Jelas, manfaatnya sangat besar sekali bagiperusahaan. Dengan analisis ROI, perusahaan dapat mengukur sampaiseberapa besar kemampuannya dalam mengembalikan modal yangtelah ditanamnya. Dengan demikian, analisis ROI dapat digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal dalam perusahaantersebut.

Pada umumnya, akbar kecilnya nilai ROI ditentukan sang : (1) kemampuan pengusaha pada menghasilkan keuntungan, (2) kemampuan pengusaha dalam mengembalikan kapital, dan (tiga) penggunaan modal berdasarkan luar buat memperbesar perusahaan.

Besamya ROI bisa diperoleh menggunakan rumus berikut ini:

ROI = Laba bisnis/Modal bisnis

3.      Perbandingan Keuantungan terhadap Biaya (Benefit Cost Ratio/ BC ratio)

Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria-kriteria investasi yang pengukurannya diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur, dan menghitung taraf keuntungan usaha perikanan. Dengan B/C ini mampu dicermati kelayakan suatu usaha. Jika nilainya 1, berarti usaha tadi belum menerima laba sebagai akibatnya perlu pembenahan. Semakin kecil nilai rasio ini, semakin akbar kemungkinan perusahaan menderita kerugian.

Fungsi nilai B/C ini sebagai pedoman untukmengetahui seberapa besar suatu jenis ikan harus diproduksi pada musim berikutnya. Rumus B/C sebagai berikut:    B/C    =  Hasil penjualan/biaya produksi

B. Prinsip Analisis Biaya

Usaha perikanan  merupakan suatu kegiatan ekonomi di bidang  perikanan   dimana terdapat sejumlah unsur (input)  yang digunakan dan setiap input tersebut mengandung suatu nilai yang merupakan korbanan bagi pelaku usaha perikanan, yaitu sebagai biaya usaha perikanannnya.  Input usaha perikanan yang umumnya dibutuhkan oleh pekau usaha perikanan meliputi benih, lahan, mesin (alat), tenaga kerja, modal dan pengelolaan atau manajemen.

Input produksi saling berkaitan dan kedudukannya dalam usaha perikanan  sama penting sehingga sering disebut sebagai faktor produksi.  Pemahaman faktor produksi menyangkut masalah penguasaan dan pemilikan terhadap faktor-faktor produksi tersebut, dimana pemilikan memberikan kekuatan dan kekuasaan untuk berbuat terhadap faktor-faktor produksi dalam penggunaan pada proses produksi. Seseorang yang menguasai atau memiliki faktor produksi, dapat memberikan posisi atau status sosial yang tinggi di lingkungan masyarakatnya.

Lahan merupakan faktor produksi yg nisbi langka dibanding dengan faktor produksi lain, selain itu distribusi penguasaannya dimasyarakat tidak merata dan nir dapat dipindah-pindah walaupun bisa dipindahtangankan atau diperjualbelikan. Tenaga kerja pada usahatani terbagi atas energi keja manusia, energi kerja ternak dan tenaga kerja mesin, dimana tenaga kerja manusia terbagi sebagai energi kerja laki-laki , perempuan & anak-anak. Terdapat disparitas konversi pada penentuan kerja, sebagai akibatnya perlu diseragamkan supaya memudahkan pada penentuan kerja. Untuk menyeragamkan, maka konversi energi kerja yg dipakai adalah Hari Kerja Pria (HKP).

Modal merupakan barang atau uang yg beserta ? Sama dengan faktor produksi lain yang digunakan buat menghasilkan barang baru, yaitu produk pertanian. Modal dapat dibedakan dari sifatnya sebagai modal permanen dan kapital berkiprah. Modal permanen adalah kapital yang nir habis pada satu periode, mencakup tanah dan bangunan. Sedangkan modal berkiprah merupakan modal yg habis pada satu periode, meliputi uang tunai dan sarana produksi.

Manajemen atau pengelolaan merupakan unsur terakhir dalam kegiatan usaha. Manajemen dalam usaha perikanan adalah kemampuan pelaku usaha perikana dalam menentukan, mengorganisir dan mengkoordinasikan faktor – faktor  produksi yang dikuasai untuk mencapai tujuan yang diharapkan.  Manajemen merupakan unsur usaha yang tidak berbentuk fisik akan tetapi unsur yang paling menentukan dalam keberhasilan usaha.

Keberadaan & harga input usaha perikanan sangat menentukan pada keberlanjutan bisnis perikanan, ad interim ketersediaannya bergantung kepada kondisi permintaan & penawaran di pasar. Dengan demikian, maka pelaku bisnis perikanan perlu tahu prinsip-prinsip analisis porto pada penyelenggaraan bisnis perikanannya.

Prinsip analisis biaya sangat penting karena  pelaku usaha perikanan (petani  ataupun nelayan dan pengolah hasil perikanan) dapat menguasai pengaturan biaya produksi dalam usahataninya tetapi tidak mampu mengatur harga komoditi (hasil produksi)  yang dijualnya atau memberikan nilai kepada komoditi tersebut.  Harga-harga tersebut ditentukan oleh berbagai faktor di luar usaha perikanan, termasuk pula faktor-faktor di luar negeri. Apabila keadaan lainnya tidak berubah, pelaku usaha perikanan  harus mengurangi biaya persatuan komoditi yang dihasilkan bila ia ingin meningkatkan pendapatan bersih usahanya.

Penggolongan biaya produksi dilakukan berdasarkan sifatnya, meliputi: 1)biaya tetap (fixed cost), dan  2) biaya tidak tetap (variable cost).  Biaya permanen ialah biaya yang tidak ada kaitannya dengan jumlah barang yang diproduksi.  Petani rumput laut harus mampu membayarnya, berapapun jumlah produksi yang dihasilkan dari  usaha budidayanya.  Biaya permanen menjadi sangat penting apabila petani rumput laut memikirkan tambahan investasi  seperti mesin, perahu, bangunan dan alat-alat lainnya.  Tiap tambahan investasi hanya dapat dibenarkan apabila petani rumput laut mampu membelinya dan dalam jangka panjang dapat memberikan arus keuntungan.

Biaya tidak tetap (variable cost) ialah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah.  Biaya ini ada apabila ada sesuatu barang yang diproduksi.   Sebagai contoh, banyaknya tenaga  kerja yang diperlukan dalam usaha rumput laut.  Apabila petani atau nelayan juragan  mengupah tenaga kerja (buruh perikanan), maka ketika produksi dapat meningkat, kebutuhan terhadap buruh/tenaga kerja  juga meningkat. Tetapi apabila tidak ada produksi, maka tidak ada kebutuhan terhadap tenaga kerja (buruh perikanan) tersebut.

C. Analisis Pendapatan Usaha

Pendapatan dalam suatu kegiatan usaha  adalah balas jasa terhadap setiap faktor produksi dan merupakan ukuran keberhasilan kegiatan usaha.  Analisis pendapatan usaha perikanan  dilakukan untuk menggambarkan keadaan sekarang dari suatu kegiatan usaha perikanan  atau untuk menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan dalam kegiatan usaha perikanan.  Bagi pelaku usaha perikanan, analisis pendapatan dapat digunakan untuk mengukur apakah kegiatan usaha yang dilaksanakan berhasil atau tidak.  Informasi yang diperlukan dalam analisis pendapatan adalah jumlah penerimaan dan jumlah pengeluaran usaha perikanan dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.

Pada analisis pendapatan usaha perikanan ini, perhitungan didasarkan kepada biaya tunai dan biaya tidak tunai atau biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai digunakan untuk melihat seberapa besar likuiditas tunai yang dibutuhkan petani untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perikanan.   Biaya tidak tunai digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja petani jika bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan.

Penerimaan total merupakan nilai produk berdasarkan suatu bisnis yaitu harga produk dikalikan menggunakan total produksi. Total biaya atau pengeluaran berdasarkan suatu bisnis agribisnis adalah jumlah seluruh porto yg dikeluarkan buat melakukan aktivitas budidaya pada menghasilkan komoditi perikanan. Pendapatan total usaha merupakan selisih antara penerimaan total menggunakan pengeluaran total.

Umumnya pendapatan usaha (keuntungan) dihitung untuk satu tahun kegiatan usaha. Keuntungan usaha dapat pula dihitung per musim tanam, dengan tetap menyesuaikan perhitunan besarnya beberapa jenis biaya secara proporsional, misalnya besarnya biaya penyusutan yang merupakan salah satu komponen dari biaya tetap (fixed cost).  Berarti apabila telah dilakukan perhitungan biaya penyusutan untuk satu tahun, maka jika akan dihitung besarnya keuntungan per musim tanam, harus dilakukan pembagian dengan angka 8.

p   = TR - TC

Pendapatan usaha (keuntungan) dihitung dengan menggunakan rumus :

Keterangan :

p   = Keuntungan    (Rp)

TR =  Total Revenue  atau Penerimaan Total (Rp)

TC = Total Cost atau  Biaya Total (Rp)

Dalam hal ini Total Revenue  atau Penerimaan Total merupakan perkalian antara jumlah barang yang diproduksi/dipasarkan dengan harga barang tersebut; dengan asumsi bahwa semua barang yang diproduksi dapat dipasarkan seluruhnya.   Total Revenue  atau Penerimaan Total dalam bahasa perdagangan sehari-hari dikenal dengan sebutan omzet.   Total Revenue  atau Penerimaan Total dirumuskan sebagai berikut :

TR = P x Q

Keterangan :

TR =  Total Revenue  atau Penerimaan  Total (Rp)

P   =  Harga jual (Rp/Kg)

Q   =  Jumlah barang yang dijual  (Kg)

Adapun Total Cost atau Biaya Total merupakan penjumlahan dari Biaya Tetap (fixed cost) dengan biaya variabel (variable cost).  Dalam bentuk matematis Total Cost dirumuskan sebagai berikut :

TC = FC VC

Keterangan :

TC  =  Total Cost  atau Biaya Total  (Rp)

FC  =   Fixed Cost atau Biaya Tetap (Rp)

VC  =   Variable Cost atau Biaya Variabel (Rp)

Untuk dapat menghitung besarnya keuntungan usaha, petani/pengusaha perikanan dituntut untuk mampu mengidentifikasi dan  melakukan pencatatan dengan baik setiap biaya investasi dan biaya-biaya total yang dikeluarkan dalam kegiatan usahanya.

Dalam menghitung keuntungan usaha,  diperlukan data biaya yang sifatnya mendukung/melengkapi total  biaya yang digunakan, yaitu berupa biaya penyusutan.  Biaya penyusutan ini mudah dihitung dan data dasarnya berasal dari data  biaya investasi.  Biaya penyusutan ini dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, dengan rumus sebagai berikut :

Penyusutan  =   harga   beli  – nilai sisa

umur  ekonomis (tahun)

Keterangan :

-    Penyusutan dalam satuan Rp/thn

-    Harga beli dalam satuan Rupiah

-    Nilai sisa dalam satuan Rupiah

D. Analisis Efisiensi Usaha

Efisiensi usaha  merupakan salah satu ukuran keberhasilan usaha perikanan. Untuk mengukur efisiensi usaha digunakan rasio imbangan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan (R/C) yang merupakan perbandingan antara pendapatan kotor yang diterima usahatani dari setiap rupiah biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.  Secara teoritis R/C menunjukan bahwa setiap satu rupiah biaya yang dikeluarkan akan memperoleh penerimaan sebesar nilai R/C-nya          R/C ratio dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

R/C  = TR

TC

Kriteria :

Bila R/C  >  1, maka usaha dinyatakan menguntungkan

Bila R/C  =  1, usaha mengalami impas

Bila R/C  <  1, usaha mengalami kerugian

E. Analisis Waktu Balik Modal (Payback Period/PP)

Payback Period merupakan cara penilaian investasiyang didasarkan pada pelunasan biaya investasi oleh keuntungan atau dengan kata lain Payback Period adalahwaktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal yang telah ditanamkan.

Secara matemetis Payback Period dapat dirumuskan sebagai berikut :

p

Keterangan :

PP  = Payback Period (tahun)

I    = Investasi  (Rp)

p    =   Keuntungan (Rp/tahun)

Dengan kriteria, semakin singkat periode tingkat pengembalian modal maka usaha tadi layak buat diusahakan.

F. Analisis Harga Pokok Penjualan   (HPP)

Harga pokok produksi merupakan  semua pengeluaran  yang dikeluarkan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghasilkan barang atau jasa yang akan dijual.   Harga pokok produk dirumuskan sebagai berikut :

HPP = Total  Biaya  produksi dan pemasaran

Total  produk yang dihasilkan

Keterangan :

- Biaya utama produksi pada satuan Rupiah

- Total jumlah produksi dalam satuan Kg

- HPP pada satuan Rupiah/Kg

Dengan mengatahui HPP,  pelaku pengusaha perikanan  dapat menghitung/ menentukan besarnya marjin (perbedaan) antara  harga  penjualan produknya dengan biaya produksi yang telah dikeluarkannya.  Besarnya marjin harga diperoleh dengan cara mengurangkan harga jual produk  dengan HPPnya.   Apabila harga jual produk lebih besar dari HPP, maka pengusaha perikanan dapat memperoleh keuntungan, sedangkan apabila harga jual peroduk lebih kecil dari HPP, maka pelaku utama/pengusaha perikanan akan mengalami kerugian.

SUMBER:

Bangs Jr., David H. 1992, ?The Market Planing Guide?,USA, Dearborn Publishing Group,inc.

Bygrave,WD. 1994,The Portable MBA in Entrepreneurship.: New York ,John Willy & Sons.

Elia W. E., dan Yulianti Y., 2009. Manajemen Pemasaran - Designing and Managing Value Networks and Channels. Program Pasca Sarjana – Magister Manajemen. Universitas Trisakti, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERENCANAAN%20USAHA.pdf

http://blog-ilmuonline.blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html

Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Penyusunan Aturan Pengelolaan Keuangan Kelompok. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Perencanaan Usaha. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Purnama R. dan Razi F., 2011. Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan. Modul Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Ahli. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Razi F., 2014. Pembinaan Manajerial Kelompok; Sebuah Langkah Sederhana, Urgensi dan Efektif. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan – BPSDMKP, Jakarta.

PENETASAN TELUR DAN PENEBARAN LARVA PADA PEMBENIHAN IKAN KERAPU

Sama seperti penanganan telur ikan lainnya, penangan telur ikan kerapu juga sangat penting dilakukan sebelum penebaran telur. Telur yang didapat dari panti benih dimasukkan dalam wadah penetasan telur yang diaerasi.  Wadah penetasan telur dapat berupa akuarium atau fiber glass yang berbentuk persegi atau bundar.  Sebelum telur dimasukan ke dalam wadah penetasan sebaiknya dilakukan aklimasi suhu dan salinitas.  Aklimasi sangat penting untuk dilakukan karena telur ikan kerapu sangat sensitif terhadap suhu dan salinitas.  Oleh karena itu sebelum kantong plastik dibuka, kontong plastik yang berisi telur di wadah penetasan telur selama 15-30 menit.  Indikasi suhu air dalam kantong plastik dan suhu air dalam wadah penetasan adalah terjadi pengembunan dalam kantong plastik yang dengan mudah dapat diamati.  Selanjutnya kantong plastik dapat dibuka dan salinitasnya diukur dengan mengunakan refraktometer.

Telur dapat dimasukkan ke dalam wadah penetasan jika salinitas kedua air laut tersebut sama.  Dalam memasukkan telur ke wadah penetasan, harus dilakukan dengan hati-hati dan secara perlahan-lahan baik dengan menuangkan langsung atau dengan menggunakan gayung.  Hal ini dilakukan agar tidak terjadi benturan fisik yang menyebabkan telur menjadi rusak. Setelah itu aerasi dipasang, setelah teraduk sempurna telur dihitung dengan cara sampling.

Untuk memisahkan telur yang baik dan buruk, telur didiamkan selama 5-10 menit tanpa aerasi.  Telur yang baik berwarna transparan dan akan mengapung di permukaan air, sedangkan telur yang buruk akan mengendap di dasar wadah.  Telur yang mengendap dibuang melalui penyiponan atau membuka kran yang ada di dasar wadah . Telur yang dibuang ditampung dalam ember yang selanjutnya dihitung jumlahnya dengan cara sampling.

Pembuangan telur yang buruk dilakukan agar telur yang buruk tidak merusak media penetasan telur.  Selanjutnya telur diaerasi, agar telur teraduk secara sempurna.   Pada suhu 29-30oC telur umumnya akan menetas 16-19 jam setelah ovulasi.  Penghitungan jumlah larva dapat dilakukan dengan cara sampling larva dan perhitungannya sama seperti pada perhitungan telur.

Setelah semua larva menetas maka aerasi dihentikan untuk memisahkan larva yang baik dan buruk.  Sama seperti telur, larva yang baik akan berenang di permukaan sedangkan larva yang buruk akan tetap di dasar wadah.  Larva yang buruk, telur yang tidak menetas dan cangkang telur yang ada di dasar disipon dan dibuang.  Selanjutnya larva yang menetas ditebar ke bak pemeliharaan larva.  Dalam menebar larva dilakukan dengan hati-hati dan perlahan-lahan dengan menggunakan gayung dengan tujuan agar larva tidak stres. Larva ditebar dengan kepadatan 15-20 ekor/l.

Perhitungan persentase telur yang baik dan daya tetas telur sangat penting untuk mengetahui kualitas telur yang didapat.  Pada umumnya jika persentasi jumlah telur yang buruk dan daya tetas larva lebih besar dari 40%  maka kualitas telur dapat dikatakan buruk ini akan berpengaruh terhadap kondisi larva.  Pemeliharaan larva sebaiknya tidak dilanjutkan jika kualitas telur kurang baik.  Hal ini dikarenakan akan timbul banyak permasalahan dalam pemeliharaan larva dan kelangsungan hidup larva akan rendah.

SUMBER:

Sumantadinata K., 2003.  Modul Pemeliharaan Larva sampai Benih Ikan Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Randall, J.E. 1987.  A Preliminary Synopsis of the Groupers (Perciformes, Serranidae, Epinephelinae) of the Indo Pasific Region. In Polovina J.J and S. Ralston (Eds.): Tropical Snapper and Groupers, Biology and Fisheries Management.  Westview Press. Inc.  London.

Subyakto, S. dan S. Cahyaningsih.  2003.  Pembenihan Kerapu Skala Rumah Tangga.  PT Agromedia Pustaka, Depok.

Sunyoto, P. & Mustahal. 2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu, Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.

#Tag : Kerapu

PENYIAPAN KARAMBA JARING APUNG PADA PEMBENIHAN IKAN KERAPU

PENGGUNAAN KARAMBA JARING  APUNG

Pendederan benih kerapu umumnya dilakukan pula pada karamba yg dipasang pada dasar perairan pantai yg dangkal atau pada perairan hutan bakau. Pada umumnya benih-benih ikan kerapu mengalami dua kali masa pendederan, walaupun pada beberapa hal benih-benih yg akan dibesarkan dalam jaring apung terkadang hanya sekali saja masa pendederannya.

Ukuran karamba apung yang digunakan 2 x 1 x 0.9 m dengan dinding dari bahan jaring nilon ukuran 2 mm. Karamba diikatkan pada tonggak atau dipasang pada rakit.  Kedalaman air pada karamba kurang lebih 50 cm.  Padat tebar pada wadah ini sebanyak 300-500 ekor.

Pendederan ke dua dapat juga dilakukan pada karamba berukuran 2 x 4 x 2 m, dengan menggunakan jaring nilon 210D/6 berukuran mata jaring 15 mm.  Pada ukuran ikan 5-8 cm berpadat tebar 300-400 ekor per wadah dengan masa pemeliharaan 3 bulan dapat dihasilkan ikan berukuran 10 cm.

Sumber air di sepanjang pantai biasanya bermutu baik sehingga tidak perlu diberikan perlakuan (treatment) khusus untuk pengelolaan air.  Hal penting yang harus diperhatikan adalah jaring nilon yang dipakai harus selalu bersih setiap hari.

PENENTUAN  LOKASI

Teknik pendederan pada karamba sangat ideal buat diterapkan pada perairan pantai yang dangkal dan terlindung, oleh karenanya faktor lokasi yang wajib diperhatikan dalam menentukan perairan pantai menjadi lokasi pemasangan karamba ikan adalah:

1.   Pertukaran air melalui karamba harus cukup, agar kotoran dan sisa-sisa pakan dapat hanyut ke luar dari dalam karamba serta dapat dijamin konsentrasi oksigen yang larut sekurang-kurangnya 3 ppm.

2.   Kadar garam antara 20-30 ppt.

3.   Bebas dari pencemaran, baik pencemaran yang berasal dari limbah rumah  tangga, limbah industri maupun limbah pertanian.

4.   Tidak banyak predator.

5.   Terlindung dari hembusan angin kuat dan hempasan gelombang besar, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan pada karamba dan peralatan lainnya.

SUMBER:

Sumantadinata K., 2003.  Modul Penyiapan Bak dan Air Pendederan Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Akbar, S. 2001.  Pemilihan Lokasi Budidaya Pembesaran Kerapu Macan (Ephinephelus fusacogutattus) dan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) di Karamba Jaring Apung.  Balai Budidaya Laut Lampung.  Lampung

Aslianti, T., Wardoyo, J.H. Hutapea, S. Ismi, K.M. Setiawati. 1998.  Pemeliharaan Larva Kerapu Bebek (Cromileptes altivalis) dalam Wadah Berbeda Warna.  Jurnal  Penelitian  Perikanan  Pantai, Vol. IV, No. 3: 25-30.

SEAFDEC Agriculture Department. 2001.  Pembudidayaan dan Manajemen  Kesehatan Ikan Kerapu.  APEC, Singapore dan SEAFDEC, Iloilo. Philiphines.

Sunyoto, P. & Mustahal. 2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu, Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.

#Tag : Kerapu

MEMBANGUN JARINGAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

1.1. Pengertian Jaringan Pemasaran

Untuk lebih memahami tentang konsep pasar dan jaringan pasar, dapat ditinjau pengertiannya menurut berbagai asal menjadi berikut:

1.   Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang. Dalam ilmu ekonomi, konsep pasar adalah setiap struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang adalah transaksi (http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar).

2.   Menurut Kotler (2005) pemasaran  adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

3.   Menurut Elia (2009) kebanyakan produsen tidak menjual barang-barang secara langsung kepada pengguna akhir, diantara mereka ada sekelompok perantara yang melakukan berbagai fungsi. Perantara ini menetapkan satu jaringan pemasaran yang terdiri dari organisasi-organisasi atau individu yang saling bergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

Sehingga jaringan pemasaran dapat didefinisikan menjadi formasi dari individu-individu dan/atau organisasi-organisasi yang bekerja sama buat memperkuat posisi tawar-menawar menggunakan pembeli dan memenangi persaingan pemasaran.

1.2. Model Jaringan Pengembangan Usaha

Berbagai jenis jaringan bisnis pada pengembangan usaha perikanan bisa berbentuk antara lain:

1.   Jaringan Produksi

Kegiatan sebuah jaringan buat mengoordinasikan perencanaan & pengembangan produksi, serta memperbaiki proses produksi. Menggabungkan keahlian spesifik masing-masing usaha menciptakan produk baru, alat-alat, sistem produksi, & menciptakan produk unggul yg mempunyai daya saing.

2.   Jaringan Pemasaran

Bekerja sama untuk memperkuat posisi tawar-menawar dengan pembeli dan memenangi persaingan pemasaran.

3.   Jaringan Pelayanan

Kelompok kecil bergabung dalam pembiayaan jasa tertentu: training, berita, teknologi, manajemen konsultasi atau jasa konsultasi ahli, misalnya: pelatihan beserta.

4.   Jaringan Kerjasama

Kerjasama pembelian, peningkatan energi kerja, pengembangan produksi & kerjasama produksi, kerjasama penjualan & pemasaran.

5.   Memecahkan Tantangan dengan Jaringan Usaha

Tantangan berupa terbatasnya akses terhadap jasa profesional: konsultasi Manajemen, Akuntansi, Penelitian Pasar, dan konsultasi lainnya. Terbatasnya buat memperoleh berita pasar, akses buat memperoleh modal, terbatasnya memperoleh kontrak akbar karena kekurangan sumberdaya vital dan terbatasnya kemampuan buat bersaing menggunakan perusahaan lain yg masuk ke pasar lokal.

6.   Jaringan Antarkelompok Usaha, Swasta, dan BUMN

Jaringan kerjasama dibidang harga & mutu pelayanan, sistem pembayaran, cara pengepakan, pengiriman barang, pemasaran, pembelian beserta, permodalan, pengadaan barang, dan bidang lainnya.

Dalam rangka mengoptimalkan & mengatasi perkara kekurangan permodalan dan pengembangan usaha, maka pengembangan jaringan perlu ditingkatkan melalui:

a.   Jaringan usaha yang akan menghubung-hubungkan sentra usaha dan anggotanya ke dalam suatu jaringan yang berbasis teknologi informasi  demi terbentuknya jaringan pasar domestik dan antara sentra-sentra usaha (kelompok dan gabungan kelompok perikanan).

b.   Suatu jaringan yang diusahakan untuk siap bersaing dalam era global dengan cara mengadopsi teknologi informasi dan sistem manajemen yang relatif modern sebagaimana dimiliki perusahaan swasta yang besar.

c.    Jaringan usaha harus didukung oleh jaringan telekomunikasi, pembiayaan, usaha dan perdagangan, advokasi, usaha, jaringan saling ajar, serta sumber daya lainya seperti jaringan hasil riset dan teknologi berbagai inovasi baru, informasi pasar, kebijakan, dan intellijen usaha yang adil dan merata.

d.   Jaringan usaha akan menghimpun para pelaku usaha dan usaha lainnya di dalam jaringan yang terhubung secara elektronik (Sumber: http://blog-ilmuonline. blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html).

1.3. Teknik Membangun Jaringan Pemasaran

Karakteristik wirausaha yg harus dimiliki dalam pengembangan jaringan bisnis pemasaran menjadi: berikut:

A. Jaringan Kerja (Net Worker)

Keberhasilan kita menjadi entrepreneur sejati adalah sangat tergantung pada jaringan dan mitra bisnis kita. Oleh karena itu, membangun jaringan mengembangkan aliansi dan kemitraan bisnis merupakan kebiasaan yang harus senantiasa kita kembangkan. Kita maklumi manusia dalam kehidupannya selain sebagai makhluk individu, juga sebagai makhluk sosial yang tidak terlepas dari hidup berdampingan dengan orang lain, artinya setiap manusia sejak lahir sampai mati membutuhkan orang lain. Perselisihan yang sering terjadi sebenarnya disebabkan orang itu tidak saling mengerti. Kenapa tidak saling mengerti? karena mereka tidak saling kenal. Mengenal orang lain dikaitkan dengan seorang wirausaha yaitu dapat digunakan sebagai teman/mitra, tenaga kerja, pembina, konsumen, atau juga harus diwaspadai karena selain itu manusia akan menjadi pesaing.

B. Banyak Teman (Friends)

Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada barang dengan kualitas yang sama, orang lebih memilih membeli dari temannya walaupun dengan harga yg sedikit lebih mahal, berdasarkan dalam membeli menurut orang lain. Teman akan membantu berbagi bisnis kita, memberi nasehat, dan membantu menolong pada kita dalam masa sulit.

C. Kerjasama (Cooperative)

Kerjasama merupakan suatu indera dimana keuntungan wirausaha bisa ditingkatkan dengan menolong dirinya sendiri melalui pertolongan beserta dengan motto kerjasama buat seluruh. Tujuan kerjasama ini buat mempertinggi pendapatan masing-masing pihak. Mitra adalah temuan tanpa kesenjangan, adalah jeda kemitraannya tidak memisahkan satu dengan yang lain. Dalam dunia bisnis kemitraan tak jarang diartikan menjadi saling melengkapi satu menggunakan yang lain pada bingkai kesejajaran pada segala bidang.

SUMBER:

Bangs Jr., David H. 1992, ?The Market Planing Guide?,USA, Dearborn Publishing Group,inc.

Bygrave,WD. 1994,The Portable MBA in Entrepreneurship.: New York ,John Willy & Sons.

Elia W. E., dan Yulianti Y., 2009. Manajemen Pemasaran - Designing and Managing Value Networks and Channels. Program Pasca Sarjana – Magister Manajemen. Universitas Trisakti, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERENCANAAN%20USAHA.pdf

http://blog-ilmuonline.blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html

Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Penyusunan Aturan Pengelolaan Keuangan Kelompok. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Perencanaan Usaha. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Purnama R. dan Razi F., 2011. Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan. Modul Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Ahli. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Razi F., 2014. Pembinaan Manajerial Kelompok; Sebuah Langkah Sederhana, Urgensi dan Efektif. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan – BPSDMKP, Jakarta

MANAJERIAL KELEMBAGAAN KELOMPOK PEMASARAN HASIL PERIKANAN

1.1. Penumbuhan Kelompok

Pengertian gerombolan sangatlah beragam, pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) disebutkan diantaranya bahwa yg dimaksud dengan ?Kelompok? Adalah: (a) Golongan (profesi, aliran, lapisan masyarakat, dsb); (b) Kumpulan manusia yang adalah kesatuan beridentitas menggunakan norma norma & sistem norma yang mengatur pola-pola hubungan antara insan itu; & (c) Kumpulan orang yg memiliki beberapa atribut sama atau interaksi dengan pihak yg sama.

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, dijelaskan bahwa gerombolan adalah bagian menurut kelembagaan pelaku primer dan pelaku bisnis perikanan, misalnya halnya adonan gerombolan , asosiasi atau korporasi. Beberapa ahli menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan grup adalah suatu unit yang terdapat beberapa individu, yang memiliki kemampuan untuk berbuat menggunakan kesatuannya dengan cara dan atas dasar kesatuan persepsi. Kelompok merupakan suatu unit yg merupakan sekelompok/sekumpulan 2 orang atau lebih yang satu sama lain berinteraksi pada mencapai suatu tujuan yg telah ditetapkan secara bersama-sama pada suatu wadah tertentu (Pranoto dan Suprapti, 2006).

Karakteristik kelembagaan gerombolan pelaku primer bisa ditinjau dari kondisi rakyat serta pengelolaan sumberdaya alam yang mencakup:

1.   Penerapan tekonologi perikanan dikembangkan dengan memperhatikan kondisi spesifik lokasi.

2.   Kelembagaan pelaku utama lebih bersifat pendekatan partisipatif dan kekeluargaan.

3.   Penanganan bidang perikanan dipengaruhi oleh sumberdaya perikanan yang dinamis, kompleksitas  fisik perairan.

4.   Dalam pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada digunakan pendekatan kawasan dan pendekatan wilayah.

5.   Pelaku utama perikanan mayoritas pada usaha skala kecil sehingga kurang  mendapat akses pembangunan dan model kelembagaan lebih ditujukan kepada peran aktif masyarakat sebagai subyek pembangunan diwilayahnya.

Razi dan Ridwan (2011) menjabarkan lebih lanjut bahwa kelompok pada dasarnya adalah organisasi non formal yang ditumbuhkembangkan ”dari, oleh dan untuk kelompok”,  memiliki karakteristik sebagai berikut:

a.      Saling mengenal, akrab dan saling percaya diantara sesama anggota

b.      Merupakan wadah yang efektif  untuk bekerja sama

c.       Mempunyai minat dan kepentingan yang sama

d.      Mempunyai pandangan dan kepentingan yang sama dalam kegiatan usaha

e.      Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab sesama anggota berdasarkan kesepakatan bersama.

f.        Adanya kepentingan yang sama diantara para anggotanya

g.      Adanya wilayah usaha perikanan yang menjadi tanggung jawab bersama diantara para anggotanya

h.      Bersifat informal, artinya: (i) kelompok terbentuk atas keinginan dan permufakatan mereka sendiri; (ii) memiliki peraturan sanksi dan tanggung jawab, baik tertulis maupun tidak tertulis; (iii) ada pembagian kerja atau tugas; dan (iv) hubungan antar anggota luwes, wajar, saling mempercayai dan terdapat solidaritas.

Dengan istilah lain, sebuah gerombolan pelaku utama dan pelaku bisnis perikanan merupakan adalah wadah kebersamaan para pelaku utama &/atau pelaku usaha dibidang perikanan pada upaya buat mencapai pelaku primer dan pelaku usaha yg andal, yaitu yg mampu mengambil keputusan dan tindakan secara berdikari dalam upaya memecahkan masalahnya sendiri, menghadapi tantangan dan mengatasi kendala yg ada.

Beberapa jenis kelembagaan pelaku primer & pelaku usaha perikanan yg terdapat dan dibina oleh Kementerian Kelautan & Perikanan sesuai menggunakan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.14/MEN/2012, antara lain berupa:

1.      Kelompok Usaha Bersama (KUB) adalah badan usaha non badan hukum yang berupa kelompok yang dibentuk oleh nelayan berdasarkan hasil kesepakatan/musyawarah seluruh anggota yang dilandasi oleh keinginan bersama untuk berusaha bersama dan dipertanggungjawabkan secara bersama guna meningkatkan pendapatan anggota.

2.      Kelompok Pembudidaya Ikan (POKDAKAN) adalah kumpulan pembudidayaan ikan yang terorganisir.

3.      Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan (POKLAHSAR) adalah kelompok pengolah dan/atau pemasaran hasil perikanan yang melakukan kegiatan ekonomi bersama dalam wadah kelompok.

4.      Kelompok Pemasar Ikan (POKSAR) adalah kumpulan pemasar hasil perikanan yang melakukan kegiatan ekonomi bersama dalam wadah kelompok

5.      Kelompok Usaha Garam Rakyat (KUGAR) adalah kumpulan Pelaku Usaha produksi garam rakyat yang terorganisir yang dilakukan di lahan tambak (petambak garam rakyat), dengan cara perebusan (pelaku usaha produksi garam dengan cara perebusan) atau dengan cara mengolah air laut menjadi garam (pelaku usaha produksi garam skala rumah tangga).

6.      Kelompok masyarakat pengawas (POKMASWAS) adalah kelompok masyarakat yang ikut membantu dalam hal pengawasan dan pembinaan terhadap keamanan, pengelolaan dan pemanfaatan potensi alam yang ada di kawasan pesisir dan laut.

7.      Unit Pelayanan Pengembangan (UPP) adalah organisasi kelompok pembudidaya ikan yang telah dibina oleh Dinas Kabupaten/Kota dan ditetapkan dengan SK Bupati/Walikota, yang anggotanya terdiri dari beberapa kelompok pembudidaya ikan.

8.      Gabungan Kelompok Perikanan (GAPOKKAN) adalah kumpulan atau gabungan dari kelompok-kelompok perikanan dari beberapa bidang yang mempunyai tujuan bersama.

9.      Asosiasi Perikanan adalah kumpulan dari gabungan kelompok perikanan yang mempunyai tujuan bersama dengan jenis usaha yang sama.

Sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016 dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor: KEP.14/MEN/2012, maka pelaku usaha pemasaran dapat membentuk kelembagaan pelaku usaha perikanan dalam bentuk kelompok, gabungan kelompok ataupun asosiasi, atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta di dalam lingkungan pengaruh dan pimpinan seorang ketua.

1.2. Peran dan Fungsi Kelompok

Kelompok pelaku bisnis bidang perikanan dapat mempunyai peranan diantaranya sebagai berikut:

1.   Sebagai  media komunikasi dan pergaulan sosial  yang wajar, lestari  dan dinamis.

2.   Sebagai basis untuk mencapai pembaharuan secara merata.

3.   Sebagai pemersatu aspirasi yang murni dan sehat.

4.   Sebagai wadah yang efektif dan efisien untuk belajar serta bekerja sama.

5.   Sebagai teladan bagi masyarakat lainnya.

Untuk dapat mewujudkan peranan tersebut maka kelompok memiliki berfungsi antara lain sebagai: (a) kelas  belajar; (b) wadah kerja  sama; (c) unit  produksi;  (d) organisasi  kegiatan  bersama; dan (e) kesatuan  swadaya  dan  swadana.

A. Fungsi Kelompok Sebagai  Kelas  Belajar

Sebagai kelas belajar, kelompok merupakan media interaksi belajar antar pelaku utama atau pelaku usaha perikanan. Mereka dapat melakukan proses interaksi edukatif dalam rangka mengadopsi inovasi. Mereka dapat saling Asah, Asih dan Asuh dalam menyerap suatu informasi dari fasilitator, mediator, pemandu, pendamping, penyuluh dan pihak lain. Mereka akan dapat mengambil kesepakatan tindakan bersama apa yang akan diambil dari hasil belajar tersebut. Dengan demikian proses kemandirian kelompok akan dapat dicapai. Di dalam kelompok sebagai kelas belajar para pelaku utama atau pelaku usaha perikanan akan dapat melakukan komunikasi multi dimensional. Mereka dapat mempertukarkan pengalaman masing-masing, sehingga akan membuat pelaku utama atau pelaku usaha perikanan semakin dewasa untuk dapat keluar dari masalahnya sendiri, tanpa adanya ketergantungan pada petugas (pendamping, penyuluh dan lain-lain).

B. Fungsi Kelompok Sebagai  Wadah Kerja  Sama

Sebagai wadah kerja  sama, kelompok pelaku utama atau pelaku usaha perikanan merupakan cerminan dari keberadaan suatu wadah kerjasama.

Pengukuhan adalah suatu proses peningkatan kemampuan melalui penciptaan iklim usaha yang kondusif, penumbuhan motivasi, pengembangan potensi, pemberian peluang, peningkatan kesadaran, dan pendampingan serta fasilitasi.  Dengan pemberdayaan tersebut bertujuan sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan kelembagaan bisnis perikanan sehingga pembangunan perikanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi dan mampu berperan serta dalam melestarikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.  Salah satu upaya dalam pemberdayaan kelembagaan kelompok pelaku utama adalah melalui kegiatan fasilitasi dalam pengukuhan dan pengakuan terhadap kelembagaan kelompok.

Pengukuhan dan atau pengakuan terhadap kelembagaan  kelompok pelaku utama merupakan salah satu bentuk penghargaan atas karya dan prestasi kelompok yang telah dicapai  dan merupakan kebanggaan  bagi para anggota kelompok.  Kegiatan ini diharapkan akan tumbuh motivasi yang lebih besar dari para anggota kelompok untuk belajar lebih giat, bekerja lebih erat dan berusaha lebih efektif dalam usaha menigkatkan produksi dan pendapatannya.

Adapun tujuan berdasarkan pelaksanaan pengukuhan kelompok diantaranya: (1) Tumbuh dan berkembangnya rasa bangga gerombolan menjadi prinsip belajar & kerjasama buat menaikkan produksi & pendapatan; (2) Tumbuh & berkembangnya dinamika kelembagaan dalam berorganisasi buat memanfaatkan peluang ekonomi; dan (3) Terciptanya metode pemberdayaan, bimbingan, & pelayanan yg sinkron dengan tingkat kemampuan grup pelaku utama.

C. Fungsi Sebagai Unit Produksi

Kelompok pelaku bisnis perikanan sebagai unit produksi, erat interaksi menggunakan wadah kerja sama misalnya dengan melaksanakan kegiatan secara bersama?Sama bisa dicapai efisiensi yg lebih tinggi misalnya: pada pengadaan sarana produksi, perkreditan, & pemasaran hasil. Oleh karenanya menggunakan fungsi grup menjadi unit produksi akan dapat dicapai skala hemat usaha yang dapat menaruh keuntungan yg lebih akbar kepada para pelaku bisnis perikanan.

D. Fungsi Kelompok Sebagai  Organisasi Kegiatan Bersama

Dengan berkelompok maka pelaku usaha perikanan akan belajar mengorganisasi kegiatan bersama-sama, yaitu membagi pekerjaan dan mengkoordinisasi pekerjaan dengan mengikuti tata tertib sebagai hasil kesepakatan mereka. Mereka belajar membagi peranan dan melakukan peranan tersebut. Mereka belajar bertindak atas nama kelompok yang kompak, yaitu setiap anggota merasa memiliki komitmen terhadap kelompoknya. Mereka merasa "In Group" yaitu mengembangkan "ke-kitaan bukan  ke-kamian". Dengan demikian akan merasa bangga sebagai suatu kelompok yang terorganisasi secara baik, dibandingkan berbuat sendiri-sendiri.

E. Fungsi Kelompok Sebagai Kesatuan Swadaya dan Swadana

Kelompok pelaku usaha perikanan adalah kumpulan pelaku usaha perikanan yang mempunyai hubungan atau interaksi yang nyata, mempunyai daya tahan dan struktur tertentu, berpartisipasi bersama dalam suatu kegiatan. Hal ini tidak  akan dapat terwujud tanpa adanya kesatuan kelompok tersebut. Pelaku utama atau pelaku usaha perikanan diharapkan dapat  mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok.

1.3. Pengelolaan Manajerial Kelompok

Tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung pada faktor pengikat yang dapat meningkatkan keakraban individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Pelaku utama atau pelaku usaha perikanan diharapkan dapat  mandiri dalam arti mampu merumuskan masalah, mengambil keputusan, merencanakan, melaksanakan kegiatan dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Tumbuhnya kemandirian tersebut diharapkan dapat dilakukan melalui kelompok.

Pengembangan kelompok diarahkan pada peningkatan kemampuan grup pada melaksanakan manfaatnya, peningkatan kemampuan para anggota pada menyebarkan usaha perikanan, penguatan grup menjadi organisasi kelompok yg bertenaga dan berdikari.

Ciri-ciri Kelompok yang sudah kuat & mandiri diantaranya:

a)      Adanya pertemuan/rapat anggota dan  pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.

b)      Disusunnya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipatif.

c)      Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.

d)      Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang lengkap.

e)      Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama disektor hulu dan hilir.

f)       Memfasilitasi usaha secara komersial dan berorientasi pasar.

g)      Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untuk usaha para anggota kelompok.

h)      Adanya jalinan kerjasama antara kelompok dengan pihak lain.

i)        Adanya pemupukan modal usaha yang baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok.

Pengembangan grup pelaku usaha diarahkan pada peningkatan kemampuan setiap kelompok pelaku bisnis dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota pada mengembangkan usahanya, penguatan kelompok pelaku primer menjadi organisasi yang bertenaga & mandiri. Kegiatan ini seringkali diklaim dengan Pembinaan Manajerial Kelompok. Beberapa langkah-langkah sederhana, urgen & efektif dalam pembinaan manajerial kelompok, merupakan:

1.      Penyusunan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

2.      Pembuatan papan nama dan struktur organisasi kelompok

3.      Penyusunan buku administrasi kelompok

4.      Pengorganisasian kelompok

5.      Permodalan kelompok

6.      Pengelolaan pinjaman ke anggota kelompok

7.      Pemeriksaaan keuangan kelompok

8.      Pengelolaan kesehatan keuangan kelompok

A. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) adalah pembuatan kesepakatan bersama dalam kelompok/organisasi yang mengikat semua anggota baik untuk keperluan kedalam maupun keluar organisasi. Anggaran Dasar merupakan landasan dan pedoman kerja yang disahkan oleh seluruh anggota kelompok dan ditetapkan atas dasar musyawarah. Anggaran Rumah Tangga adalah pelengkap AD, merupakan peraturan yang lebih terperinci, lengkap, dan operasional.  Pada dasarnya ART merupakan uraian dari AD.

Untuk menjaga supaya organisasi atau gerombolan pelaku usaha berjalan dengan baik, maka perlu adanya konvensi anggaran organisasi yg mengikat semua anggota baik buat keperluan ke dalam maupun ke luar organisasi. Oleh sebab itu perlu dibuat Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART) yang dibuat beserta-sama dengan anggota & dikukuhkan oleh Kepala Desa.

AD – ART dapat digunakan sebagai alat untuk memecahkan masalah yang muncul dalam kelompok.  Dengan adanya AD – ART yang jelas dan tegas, maka penyimpangan-penyimpangan yang terjadi akan mudah dihindari, sehingga kelompok dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam Anggaran Dasar menyangkut beberapa pasal yg dianggap relatif dalam kesepakan tersebut dan disetujui beserta misalnya: (a) Nama kelompok; (b) Tempat dan kedudukan grup; (c) Asas dan tujuan gerombolan ; (d) Struktur organisasi & susunan kepengurusan; (e) Syarat-kondisi keanggotaan dan pengurus; (f) Ketentuan pemilihan pengurus dan masa jabatan; (g) Ketentuan kedap; (h) Pembiayaan & asal-asal keuangan kelompok; (i) Usaha-bisnis grup; (j) Ketentuan-ketentuan aturan dasar; & (k) Pembentukan & pembubaran organisasi.

Sedangkan buat Anggaran Rumah Tangga menyangkut penjelasan yg lebih rinci dari beberapa aspek antara lain: (i) Ketentuan anggota kelompok (kewajiban, hak, macam-macam keanggotaan, dan syarat-kondisi khusus); (ii) Kepengurusan (susunan pengurus, tugas-tugas, kewajiban, hak, & wewenang); (iii) Permodalan (bentuk-bentuk tabungan, cara-cara menabung, syarat pinjaman, & eksploitasi kapital); & (iv) Hal-hal lain (yang belum diatur & dimuat pada AD, perlu diatur secara spesifik).

B. Papan Nama dan Struktur Organisasi Kelompok

Papan nama grup merupakan papan kabar yg berisi nama grup & warta/berita lain tentang keberadaan kelompok. Tujuan dibuatnya Papan Kelompok diantaranya adalah: (a) Memudahkan orang atau gerombolan lain mengetahui letak sekretariat grup; (b) Memberikan warta tentang eksistensi gerombolan dan jenis usahanya; dan (c) Menjadi sarana promosi kelompok. BeberapaInformasi yang usahakan terdapat pada papan gerombolan , antara lain: nama gerombolan , alamat, jenis usaha/komoditi, jumlah anggota, lepas berdiri, dan nama & angka telpon pengurus.

Kelompok yang telah didirikan tentunya harus membangun struktur organisasi, sebagai akibatnya nir hanya sekedar nama dan bisnis kelompok, namun pula jelas organisasi yang dimaksud. Struktur organisasi sangat krusial bagi sebuah kelembagaan/organisasi, di mana struktur tersebut menjelaskan setiap tugas atau pekerjaan secara formal dibagi, dikelompokkan dan dikordinasikan. Pada umumnya, suatu organisasi atau kelompok memiliki struktur organisasi yang tidak sinkron dengan organisasi atau gerombolan lainnya, sesuai menggunakan kebutuhan dan strategi pengembangan gerombolan yang dipilih.

Fungsi atau kegunaan struktur dalam organisasi, antara lain:

1.   Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang harus dipertanggungjawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang harus dipertanggungjawabkan.

2.   Kejelasan Kedudukan. Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi yang dipercayakan kepada seseorang.

3.   Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.

C. Buku Administrasi Kelompok

Buku administrasi kelompok adalah buku pencatatan segala sesuatu yang ada kaitannya dengan keadaan dan perkembangan kelompok.Kesan pertama yang terlihat pada suatu  kelompok pelaku utama  yang baik, adalah pengelolaan admnistrasi yang tertib dan benar. Sehingga kemampuan kelompok dalam melaksanakan administrasi dengan baik perlu dibina terus sampai mereka terbiasa melakukannya.

Pembukuan diperlukan untuk menjaga  keakuratan catatan atas semua transaksi dan keputusan-keputusan yang dibuat dalam kelompok. Pembukuan terdiri dari buku-buku administrasi, termasuk buku keuangan yang dimiliki oleh kelompok.

Administrasi keuangan bisa berarti pembukuan keuangan, yaitu catatan transaksi keuangan yg dibentuk secara kronologis (munurut urutan ketika) & sistematis (dari cara-cara tertentu). Setiap organisasi grup, harus mengelola administrasi keuangan dengan baik yaitu sinkron jenis dan diisi menggunakan tertib, teratur dan benar. Dengan administrasi keuangan yang baik, keuangan kelompok dapat terkendali & dalam ketika eksklusif akan mudah buat diketahui, sebagai akibatnya dapat digunakan sebagai bahan buat pengambilan keputusan.

Dalam membuat  buku-buku kelompok harus lengkap, tertib, teratur, benar dan bermanfaat, sehingga harus mengikuti prinsip-prinsip:

1.   Sistematis, buku diisi menurut cara-cara tertentu sesuai dengan jenis bukunya;

2.   Kronologis, buku diisi sesuai dengan urutan terjadinya transaksi;

3.   Informatif, dapat dipahami/dimengerti oleh semua pihak yang berkepentingan;

4.   Accountable, buku diisi memenuhi kaidah-kaidah atau ketentuan akuntansi, antara lain: dapat dihitung, dapat dievaluasi, dan dapat dipertanggungjawabkan;

5.   Auditable, catatan keuangan dapat diperiksa dengan mudah.

Kegunaan adminstrasi grup diantaranya merupakan: (a) Sebagai alat kontrol; (b) Sebagai alat dokumentasi; (c) Sebagai indera/bahan pengambilan keputusan; (d) Sebagai alat monitirong/penilaian kelompok; (e) Sebagai indera memupuk kepercayaan anggota; (f) Sebagai indera ukur keberadaan aktivitas kelompok; & (g) Sebagai indera ukur pengembangan kelas gerombolan . Beberapa jenis buku administrasi yg usahakan dimiliki sang grup, yakni:

a)      Buku Data Anggota Kelompok

Buku Data Anggota Kelompok merupakan buku yang berisi mengenai seluruh fakta tentang anggota kelompok, termasuk mata pencaharian utamanya dan kepemilihan sarana prasarana dan/atau huma usahanya. Manfaat Buku Data Anggota Kelompok antara lain merupakan: (1) menggambarkan potensi sumberdaya di dalam kelompok; dan (2) memudahkan tim pembina dan pihak lain dalam mempelajari potensi sumber daya manusia gerombolan .

b)      Buku Tamu Kelompok

Buku Data Tamu Kelompok adalah buku yang berisi tentang data-data tamu yang mengunjungi kelompok, baik sifatnya formal, non formal maupun informal. Manfaat Buku Tamu Kelompok, antara lain adalah: (1) mengetahui siapa, darimana dan tujuan apa dan kapan tamu yang mengunjungi kelompok;  (2) membenahi dan mengoreksi kekurangan kelompok dari saran dan kesan yang ditulis tamu guna kemajuan kelompok; dan (3) mempermudah pencarian kontak person kepada tamu kelompok, jika dikemudian hari ternyata diperlukan.

c)      Buku Rencana Kegiatan Kelompok

Manfaat Buku Rencana Kegiatan Kelompok, antara lain adalah: (1) Dipakai sebagai alat koordinasi; (2) Dapat memberikan “kepastian” mengenai masa depan atau membatasi “ketidakpastian”; (3) Tersedianya alat ukur terhadap prestasi  yang akan dicapai dan alat pengendalian (control) jalannya kegiatan kelompok; (4) Peningkatan produktifitas (efektifitas dan efisiensi) karena memfokuskan pada sasaran; dan (5) Terbentuknya kerja sama, dukungan dan peran serta anggota kelompok.

d)      Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok

Buku Pola Tebar/Produksi Kelompok merupakan buku yg berisi tentang data-data waktu penebaran benih/induk & estimasi panennya pada periode waktu eksklusif. Manfaat Buku Pola Tebar/ Produksi Kelompok merupakan untuk mengetahui pola usaha gerombolan dan asumsi panen/ produksi/ penjualan.

e)      Buku Agenda Surat Kelompok

Buku Agenda Surat Kelompok adalah buku yang berisi tentang datasurat-surat yang masuk atau surat-surat yang dikeluarkan oleh gerombolan pada periode saat tertentu. Manfaat Buku Agenda Surat Kelompok merupakan: (1)buat mengetahui arus surat masuk & keluar; (dua) mempermudah pengarsipan dan penelusuran tindak lanjut surat.

f)       Buku Inventaris Barang/Alat Kelompok

Buku Inventaris Barang/Alat Kelompok merupakan buku yang berisi mengenai data-data barang/indera yang menjadi inventaris kelompok &/atau barang yg dibeli beserta oleh anggota kelompok. Manfaat Inventaris Barang/AlatKelompok merupakan:(1) untuk mendata barang/indera yang dimiliki sang grup; (dua) memudahkan pengelolaan barang/alat yg dimiliki grup; dan (tiga) memudahkan penelusuran kepemilikan barang/indera yg terdapat dalam kelompok.

g)      Buku Daftar Hadir Pertemuan Kelompok

Buku Daftar Hadir Pertemuan Kelompok adalah nama dan pertanda tangan anggota yg hadir pada rapat/rendezvous/aktivitas gerombolan . Manfaat Daftar Hadir PertemuanKelompok merupakan:(1) buat mengetahui tingkatkeaktifan anggota pada aktivitas-kegiatan kelompok; (2) menjadi data penguat keputusan yg diambil sewaktu kedap/rendezvous.

h)      Buku Notulen Rapat/Pertemuan Kelompok

Buku Notulen Rapat/Pertemuan Kelompok adalah kitab catatan atas segala sesuatu yg terjadi dalam kedap/pertemuan kelompok; termasuk didalamnya kesimpulan/keputusan yg diambil pada waktu kegiatan tersebut. Manfaat Notulen Rapat/Pertemuan Kelompok adalah:(1) Sebagai catatan pembahasan kegiatan rapat/pertemuan kelompok baik yang sudah dilaksanakan juga rencana tindaklanjut; (2) memudahkan pada pembahasan masalah & pemecahan masalah baik di lapangan maupun pada kelompok.

i)        Buku Kas Kelompok

Buku Kas Kelompok adalah buku catatan transaksitunai dan transaksi bankdarikelompok. Manfaat Buku Kas Kelompok merupakan: mendata keluar masuk dan saldo keadaan keuangan grup.

j)        Buku Tabungan/Iuran Kelompok

Buku  Tabungan/Iuran Kelompokadalah catatan pemasukan kas kelompok yang berasal dari iuran wajib, iuran sukarela, tabungan wajib dan tabungan sukarela anggota masing-masing anggota kelompok. Manfaat Buku Tabungan/IuranKelompok adalah:(1) mendata keluar masuk dan saldo keadaan keuangan kelompok; (2) mengetahui jumlah iuran dan tabungan setiap bulan dan setiap tahunnya; dan (3)memudahkan pelacakan status iuran dan tabungan anggota kelompok.

k)      Buku Pinjaman Anggota Kelompok

Buku  Pinjaman Anggota Kelompokadalah catatan terhadap semua informasi pinjaman yang diberikan pada anggota, secara individu (termasuk masalah pinjaman, tujuan pinjaman, jadwal pengembalian bunga, pengembalian pinjaman, hutang yang belum lunas dan melampaui batas waktunya. Manfaat Buku Pinjaman Anggota Kelompok adalah: menginventarisir besaran pinjaman anggota kelompok serta pengembalian pinjaman anggota kelompok. Contoh format buku administrasi kelompok sebagaimana pada lampiran 1 – 11.

Terkait dengan pentingnya pembuatan pembukuan keuangan kelompok, maka perlu diangkat seorang penulis sebagai pengelola dan penanggungjawab pembuatan pembukuan keuangan. Penulis dapat berasal dari dalam kelompok (anggota kelompok) atau seseorang dari luar kelompok (bukan anggota kelompok), dengan syarat: (1) jujur; (2) mudah dijumpai; (3) dapat diterima oleh semua anggota kelompok, (4) tidak  mengintervensi dinamika kelompok, (5) transparan; dan (6) ahli dalam menulis pembukuan.  Kelompok juga harus dapat dengan mudah memperoleh penulis pengganti jika penulis sewaktu-waktu berhenti.

D. Pengorganisasian Kelompok

Kelompok merupakan gugusan orang yg menyatukan diri pada usaha-bisnis pada bidang sosial & ekonomi, yg tumbuh & berkembang menurut, sang, & buat anggota, demi buat menaikkan tingkat hidup seluruh anggota dan dalam rangka kepentingan beserta. Beberapa kewajiban anggota grup: (a)Menghadiri rapat anggota; (b) Menabung secara teratur yaitu melalui tabungan wajib & sukarela; (c) Membayar angsuran dan bunga pinjaman; dan (d) Mentaati peraturan gerombolan .

Hak-hak Anggota grup diantaranya merupakan:

-       Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam pertemuan anggota atas dasar satu suara untuk setiap satu anggota.

-       Memilih atau dipilih menjadi anggota pengurus atau badan pemeriksa.

-       Meminta diadakan pertemuan khusus bila dianggap perlu.

-       Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus di luar pertemuan, baik diminta atau tidak.

-       Mendapatkan pelayanan dan pembinaan yang sama.

-       Melakukan pengawasan atas jalannya perkumpulan dan usaha-usaha kelompok menurut ketentuan yang terdapat dalam anggaran dasar dan anggara rumah tangga kelompok.

-       Menikmati hasil-hasil usaha kelompok seperti yang diatur dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga kelompok.

Syarat menjadi pengurus kelompok: (1) Jujur, tekun, penuh tanggung jawab, mampu, & dapat menyediakan saat; (2) Tidak merangkap sebagai pengurus kelompok lain; (3) Terbuka, ialah bersedia buat menerima koreksi ataupun kritik, baik dari anggota maupun dari orang yg ditunjuk menjadi badan pemeriksa.

Kewajiban pengurus grup: (a) Menyusun planning kerja serta planning anggaran porto dan pendapatan tahunan kelompok; (b) Melaksanakan planning kerja yg sudah disakan sang rapat anggota; (c) Mengadakan rapat anggota dan kedap pengurus; (d) Memberikan laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh mengenai keadaan & perkembangan kegiatan grup.

E. Permodalan Kelompok

Salah satu prinsip dasar kelompok yang harus selalu diingat dan menjadi pegangan adalah dari, oleh, dan untuk anggota.  Maka permodalan utama dan pertama kelompok adalah bersumber dari anggota, yang berupa atau berbentuk tabungan dari anggota.

Menabung adalah menyisihkan sebagian menurut penghasilan/pendapatan &/atau melakukan penghematan, yang dilakukan secara sadar, teratur, dan terencana. Tujuan Diadakannya Tabungan: (1) Membentuk dan membuatkan sikap hemat dan terencana dalam keuangan keluarga juga usaha, dan ekonomis pada pembelanjaan atau pemakaian; dan (dua) Membentuk & mengembangkan kapital bisnis, sebagai akibatnya penabung sanggup menaikkan penghasilannya.

Manfaat Menabung pada Kelompok: (1) Mengurangi ?Kebocoran? Tabungan yg disimpan secara individu; (2) Mendapatkan residu hasil bisnis; (3) Praktis, tidak dibutuhkan syarat-syarat tertentu; dan (4) Memperluas kesempatan buat mendapatkan pinjaman menggunakan bunga rendah. Beberapa jenis tabungan/simpanan kelompok yakni:

-       Simpanan Pokok (SP) merupakan simpanan yang dibayar waktu seseorang masuk / diterima menjadi anggota kelompok.  Karena diharapkan bisa menjadi ”pokok”, maka biasanya agak lebih besar.  Karena agak lebih besar, maka biasanya kelompok membuat kebijakan bahwa SP dapat diangsur dalam beberapa bulan.

-       Simpanan Wajib (SW) merupakan kewajiban anggota setiap bulan/periode yang disepakati dalam kelompok.  Artinya bahwa tabungan itu harus dibayar secara rutin dan teratur dalam jumlah yang ditentutan.  Penentuan besarnya SP dan SW harus didasarkan kemufakatan bersama, biasanya memakai standar kemampuan terendah anggota.  Tetapi sebaiknya jangan terlalu rendah/kecil, namun juga jangan terlalu tinggi.  Terlalu kecil membuat orang cenderung meremehkan, lalu menunda, dan akan sulit untuk memupuk modal yang layak.  Terlalu tinggi juga menyebabkan anggota merasa berat dan menyerah, sehingga sedikit orang yang akan ikut.

-       Simpanan Sukarela (SS) merupakan tabungan yang bebas, baik besaran maupun waktu setornya sesuai dengan kemampuan anggota masing-masing.  Jenis simpanan ini harus didorong agar permodalan kelompok tumbuh dengan baik dan dapat melayani kebutuhan pinjaman anggota.

Pemupukan kapital merupakan bisnis yg dilakukan buat mengembangkan atau memperbesar modal grup menggunakan bisnis-usaha yg bersifat produktif (menghasilkan). Tujuannya buat menaikkan kesejahteraan anggota yang dari dari laba menjadi dampak berdasarkan bertambah besarnya jumlah modal. Beberapa cara yg dapat dilakukan buat meningkattkan jumlah modal grup: (1) Tabungan utama yang disetor satu kali pada saat masuk sebagai anggota; (2) Tabungan harus yg disetor setiap kali pertemuan kelompok; (tiga) Tabungan sukarela yang bisa disetor/diambil setiap saat menggunakan jumlah yg nir terbatas; (4) Tabungan khusus yang dilakukan secara rutin & teratur dan baru dapat diambil sesudah jangka saat eksklusif baik berupa uang ataupun barang; & (5) Tabungan kolektif.

SUMBER:

Bangs Jr., David H. 1992, ?The Market Planing Guide?,USA, Dearborn Publishing Group,inc.

Bygrave,WD. 1994,The Portable MBA in Entrepreneurship.: New York ,John Willy & Sons.

Elia W. E., dan Yulianti Y., 2009. Manajemen Pemasaran - Designing and Managing Value Networks and Channels. Program Pasca Sarjana – Magister Manajemen. Universitas Trisakti, Jakarta.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pasar

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/PERENCANAAN%20USAHA.pdf

http://blog-ilmuonline.blogspot.com/2012/05/jaringan-usaha.html

Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Penyusunan Aturan Pengelolaan Keuangan Kelompok. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Hudoyo M.W. dan Razi F., 2009. Modul Perencanaan Usaha. Modul Pelatihan pendampingan pemberdayaan masyarakat PNPM Mandiri-KP Tahun 2009. Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Kotler, Philip. 2005. Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2. PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Purnama R. dan Razi F., 2011. Modul Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Pelaku Utama Perikanan. Modul Pelatihan Dasar bagi Penyuluh Perikanan Ahli. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Razi F., 2014. Pembinaan Manajerial Kelompok; Sebuah Langkah Sederhana, Urgensi dan Efektif. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan – BPSDMKP, Jakarta.

PINJAMAN KEPADA ANGGOTA KELOMPOK

1.1. Pengertian

·      Penyediaan uang kepada anggota kelompok oleh pengurus kelompok.

·      Pemberian kepercayaan kepada anggota berupa pinjaman uang yang akan dikembalikan sesuai dengan kesepakatan bersama dengan memberikan bunga/imbalan jasa.  Dikatakan kepercayaan sebab seorang yang memperoleh pinjaman telah dianggap mampu menggunakan dan dapat mengembalikan.

1.2. Manfaat Pinjaman

·      Menambah modal untuk membiayai usaha produktif anggota.

·      Memperoleh sarana produksi secara kontinyu.

·      Memperoleh tambahan modal selain dari dana yang sudah ada.

·      Memperluas ataupun memperkaya usaha produktif yang sudah ada maupun membuat usaha baru.

1.3. Jenis-jenis pinjaman

1)   Pinjaman investasi: yaitu pinjaman yang digunakan untuk usaha yang hasilnya tidak segera dapat dinikmati.

2)   Pinjaman modal kerja: yaitu pinjaman yang digunakan untuk usaha yang hasilnya dapat segera dinikmati.

3)   Pinjaman konsumtif: yaitu pinjaman yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

1.4. Syarat Pengajuan Pinjaman

·      Anggota baru harus terdaftar dalam keanggotaan

·      Anggota harus mempunyai tabungan di kelompok

·      Anggota harus memahami ketentuan-ketentuan pinjaman sebagaimana yang termuat dalam AD/ART.

·      Memiliki usaha produktif yang memerlukan bantuan permodalan.

·      Jaminan pinjaman/kredit

? Kredit diberikan tanpa agunan fisik

? Tabungan anggota adalah sebagian dari jaminan

? Tanggung bersama (tanggung renteng).

1.5. Tata Cara Memperoleh Pinjaman

A.   Cara Mengajukan Pinjaman

1)   Pengurus kelompok mengadakan pertemuan untuk membahas usulan kebutuhan anggota.

2)   Pengurus mencatat jumlah kebutuhan dan nama-nama anggota yang mengajukan pinjaman.

3)   Dengan bimbingan penyuluh perikanan/pendamping kelompok pengurus kelompok menulis permohonan pinjaman disertai nama-nama calon peminjam dan jumlah pinjamannya.

4)   Dalam pertemuan kelompok, Pengurus menetapkan persetujuan pinjaman kelompok.

B.   Cara Pengembalian Pinjaman

1)   Pengurus kelompok / bendahara menerima dan mencatat angsuran dari anggota kelompok.

2)   Untuk menghindari kesalahan dan untuk efisiensi waktu, tenaga, dan biaya, serta transparansi, diusahakan agar pelayanan pemberian pinjaman dan angsuran dilakukan pada saat pertemuan kelompok.

1.6. Pengamanan Kredit dengan Tanggung Renteng

A.      Pengertian

Sistem tanggung rentang merupakan tanggung jawab bersama seluruh angota grup buat memenuhi kewajiban kredit dari pihak luar sebagai perwujudan paling tinggi menurut rasa agama antara anggota & rasa memiliki terhadap grup.

B.      Manfaat

Sistem tanggung renteng memperkokoh kekompakan kelompok ke pada dan pada pihak luar, lantaran tanggung jawab bersama membutuhkan kontrol sosial & solidaritas yg kuat antar anggota.

C.      Syarat-syarat

Kalau tidak semua anggota grup bersedia buat menerapkan sistem tanggung renteng buat semua jenis pinjaman, maka kondisi-syarat harus dipengaruhi sebelum perjanjian kredit dibentuk seperti :

·      Untuk pinjaman yang tidak melebihi jumlah modal kelompok

·      Untuk anggota kelompok yang mempunyai tabungan di kelompok paling sedikit sekian persen dari pinjaman yang diminta.

·      Untuk anggota kelompok dengan usaha yang menghasilkan pendapatan per bulan paling sedikit tiga kali lipat jumlah angsuran dan bunga pinjamannya.

D.     Penentuan Sistem Tanggung Renteng

Aturan pelaksanaan tanggung renteng ini oleh kelompok hendaknya disusun secara tertulis dan dipahami oleh seluruh anggota.  Penyusunan dan pengesahan aturan tanggung renteng hanya dapat dilakukan melalui rapat anggota atau pertemuan khusus para penanggung renteng.  Hasil pertemuan ditandatangani oleh semua penanggung renteng.

E.      Beberapa Model Tanggung Renteng

·      Kewajiban ditanggung sama rata oleh semua anggota.

·      Kewajiban ditanggung atas dasar kemampuan masing-masing anggota

·      Beban ditanggung hanya oleh para anggota yang meminjam.

·      Anggota kelompok bersepakat untuk menyetor dana risiko kredit yang besarnya dihitung dari prosentase tertentu terhadap peminjam masing-masing.  Bila terjadi tunggakan dari seorang anggota, pembayarannya akan ditutup dengan dana risiko kredit yang terhimpun.

1.7. Keputusan Pemberian Pinjaman

Yang berwenang memutuskan pinjaman anggota dikabulkan atau ditolak, ditunda, atau dikurangi adalah rapat/pertemuan kelompok.  Namun untuk kelompok yang sudah besar, kewenangan itu dapat diberikan kepada pengurus kelompok atau badan / seksi yang dibentuk untuk itu (panitia/seksi kredit).  Panitia ini sebaiknya dipilih dalam rapat anggota.  Hendaknya dipilih orang-orang yang dipandang netral, ramah, dekat dengan anggota, di samping jujur dan bertanggung jawab. Pertimbangan lain dalam memutuskan pinjaman adalah:

·      Tujuan pinjaman untuk apa;

·      Kemampuan mengembalikan;

·      Kerajinan menabung;

·      Prestasi masa lalu; dan

·      Partisipasi/kepedulian dalam kelompok.

Sumber:

Anonimous, 2006. Undang-Undang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, Nomor 16 Tahun 2006.

Anonimous, 2007. Modul Pelatihan Kelompok. Program Pengembangan Kecamatan, Regional Management Unit Wilayah - VII Jawa Timur.

Http://komunitaspenyuluhperikanan.Blogspot.Com

http://krencengnglegok.Blogspot.Com/2009/08/pembuatan-papan-nama-gerombolan -tani.Html

http://siahaanwithluph.Wordpress.Com/2012/02/11/struktur-organisasi/

Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005. Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Pranoto, J dan Suprapti, W. 2006. Membangun Kerjasama Tim (Team Building). Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia, Jakarta.

Razi F dan Purnama R, 2010. Modul Teknik Penumbuhan & Pengembangan Kelompok. Pusat Pelatihan Kelautan dan Perikanan, Jakarta.