Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Manajemen Pakan Pada Budidaya Perikanan

Kebutuhan pakan harian dinyatakan sebagai tingkat pemberian pakan  (feeding rate) perhari yang ditentukan berdasarkan persentase dari bobot ikan.

Tingkat pemberian pakan ditentukan oleh ukuran ikan dimana sebakin besar ikan maka feeding-ratenya semakin kecil, tetapi jumlah pakan hariannya semakin besar, maksud dari pernyataan ini yaitu semakin besar ikan jumlah pakan yang diberikan sebenarnya semakin kecil namun jumlah pakan yang diberikan perhari akan semakin besar, hal ini bertentang dengan pemberian pakan untuk skala pembenihan dimana feeding-rate pakan yang diberikan akan semakin besar hal ini karena ikan yang masih kecil membutuhkan pakan dalam jumlah yang cukup besar untuk memperlancar pertumbuhan jaringan-jaringan tubuhnya.
Pemberian pakan ikan. [sumber]

Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah pemberian pakan yang akan diberikan kepada ikan peliharaan setiap harinya, tetapi yang terpenting adalah suhu air, berukuran ikan, & kualitas air selain itu terdapat beberapa faktor lainnya. Suhu air yg rendah akan menghipnotis proses metabolisme didalam tubuh ikan sebagai akibatnya dalam batas-batas suhu air terendah kadang-kadang ikan nir mau makan. Demikian pula bila kandungan oksigen terlarut pada air rendah maka nafsu ikan menggunakan sendirinya akan berkurang. Sehingga bila prosentase pakan yg diberikan cukup tinggi maka kemungkinan akbar akan menghipnotis kualitas air tempat pemeliharaan ikan tadi.

Secara terencana jumlah pakan harian ikan diubahsuaikan menggunakan pertambahan bobot ikan dan perubahan populasi. Untuk imformasi bobot rata-rata dan populasi ikan akan diperoleh apa apabila dilakukan aktivitas pemantauan ikan dengan cara sampling, sang karena itu menggunakan sendirinya penyesuaian pakan ditetapkan setelah proses sampling.

Kegiatan sampling pada ikan-ikan tertentu bukan hanya untuk menentukan jumlah pakan yang akan diberikan juga berfungsi untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ikan yang dipelihara sehingga dapat diambil kepastian bahwa ikan yang dipelihara perlu atau tidak dilakukan pemisahan ukuran atau yang disebebut dengan kegiatan grading. Kegiatan grading ini sangat  perlu dilakukan jika kita membudidayakan jenis ikan yang memiliki sifat kanibalisme atau pada ikan pemakan daging.

Pakan buatan yang diberikan harus berkualitas tinggi, karena larva membutuhkan pakan buat membantu pembentukan jaringan-jaringan tubuhnya maka pakan yang diberikan wajib mengandung kandungan protein yang relatif poly disamping kandungan gizi lainnya. Dan yg sangat penting buat diperhatikan menurut pakan buatan merupakan daya cerna yang tinggi sebagai akibatnya pakan protesis itu mudah sekali dicerna oleh burayak atau larva ikan tadi.

Untuk biota yg dipelihara pada wadah pemeliharaan (baik ikan ataupun udang) yg bersifat nokturnal (aktif dalam malam hari) maka usahakan jumlah pakan yg diberikan lebih banyak pada sore hari akan biota yg bersifat nokturnal akan mencari makan pada malam hari sedangkan buat pagi hari dan siang hari biota tadi akan bersembunyi sang karena itu jumlah kuliner sore hari usahakan lebih banyak berdasarkan kuliner pagi hari.

Konversi pakan diartikan sebagai kemampuan spesies akuakultur membarui pakan menjadi daging, sama halnya menggunakan FCR (feed conversion ratio) yang merupakan ukuran yang menyatakan rasio jumlah pakan yang dibutuhkan buat membentuk 1 kg daging ikan kultur.

Nilai konversi pakan sangat tergantung dari kebiasaan makan, ukuran ikan yang kita pelihara, kualitas air (baik itu kandungan oksigen pada air, kandungan amonia, pH dan sebagainya) jua tergantung berdasarkan kualitas dan kuantitas pakan yg diberikan.

Mengenai frekuensi pemberian pakan kepada ikan setiap harinya, belum didapatkan data-data lengkap. Namun dalam penentukan frekuensi pakan ini ada pengaruhnya terhadap pertumbuhan ikan. Pada umumnya ukuran ikan yang masih kecil akan lebih sering diberikan pakan perharinya dibandingkan dengan ikan yang berukuran besar. Sebagai contoh untuk ikan mas yang berukuran burayak frekuen pemberian pakan dilakukan sebanyak 6 sampai 7 kali dalam sehari sedangkan  untuk ikan mas yang berukuran lebih besar pemberian pakan dilakukan 2 sampai 3 kali sehari.

Frekuensi hadiah pakan dalam ikan sangat penting buat diperhatikan lantaran akan berpengaruh terhadap jumlah pakan yang dikonsumsi dan efisiensi pakan. Menurut NCR (1977) & Hickling (1971), frekuensi anugerah pakan perlu diperhatikan supaya penggunaan pakan lebih efisiensi. Frekuensi hadiah pakan dipengaruhi diantaranya oleh spesies, ukuran ikan serta faktor-faktor yg mensugesti nafsu makan ikan. Ketiga faktor tadi sangat berkaitan satu dengan yg lainnya, dimana semakin kecil ikan yang diberi makan makin seringkali frrekuensi hadiah pakannya, hal ini berhubungan dengan kapasitas & laju pengosongan lambung, makin cepat ketika untuk megosongkan lambung maka makin banyak frekuensi pemberian pakan yang diperlukan. Setelah mengalami pengurangan isi lambung nafsu makan beberapa jenis ikan akan meningkat balik jika tersedia kuliner, oleh karena itu frekuensi pemberian pakan buat benih akan tidak sama dengan frekuensi anugerah pakan buat ikan dewasa.

METODE PEMBERIAN PAKAN IKAN

Teknik pemberian pakan dalam ikan bervarisi, tetapi teknik yang paling fundamental buat penyebaran pakan ke dalam kolam mencakup penaburan sedikit demi sedikit (spreinkling), penghamburan (broadcasting) & secara mekanik. Teknik penaburan sedikit demi sedikit adalah metode tradisional, dengan metode ini pakan harian yang diberikan dilemparkan kedalam kolam dengan genggaman tangan selama priode tiga sampai 4 jam pada pagi hari dan priode yang serupa pada sore hari.

Pemberian pakan dalam kegiatan pembenihan yaitu pada ketika perawatan larva-benih dilakukan menggunakan cara memberikan pakan yg sudah dibuat adonan pasta yg dibuat bola-bola mini seperti kelereng/gundu, hal ini dilakukan karena jenis pakan yg diberikan berupa tepung ikan atau pellet yg diameternya sangat kecil sedangkan benih ikan belum efektif buat mengambil pakan yang ada dipermukaan air. Dalam pemberiannya maka tepung ikan terlebih dahulu diberi air hangat secukupnya, buat adonan kemudian bentuk bulatan mini , tebar bulatan pakan tersebut pada pojok/pojok kolam atau wadah, hadiah dilakukan secara bertahap karena anugerah pakan dalam larva/benih dipandang dari taraf kekenyangan (adlibitum).

PENANGANAN DAN PENYIMPANAN PAKAN DI LOKASI BUDIDAYA

Hal-hal yg perlu diperhatikan pada penanganan & penyimpanan pakan dilokasi budidaya adalah menjadi berikut :

  1. Berikan pakan secara hati-hati dan secermat mungkin dalam memilihnya seperti, dapatkan pakan yang benar-benar baru doproduksi yang memenuhi standar kegizian dan fisik, belilah pakan untuk waktu 4 – 6 minggu saja.
  2. Sewaktu pakan diangkut dan ditangani lindungilah pakan itu dari kelembaban, panas dan sinar matahari langsung.
  3. Simpanlah pakan ditempat yang sejuk, ternaungi, kering dan berventilasi
  4. Hindari pemberian pakan yang bulukan (dicemari kapang ) atau rusak/busuk yang ditandai oleh warna abu-abu, biru atau hijau pada pelet, asam atau apak, berbau lapuk, pakan yang telah basah dan pelet yang mengumpal atau menyatu.

Untuk pakan yang berbentuk basah (emulsi, suspensi) usahakan nir kita simpan, melainkan kita habiskan dalam satu kali gunakan. Apabila terpaksa dapat kita simpan pada ruangan dingin (lemari es) itupun jangan terlalu usang, relatif antara 2-tiga hari saja. Sebab bila terlalu lama mutunya akan merosot atau menurun & akan berpengaruh jelek terhadap kehidupan burayak atau benih yang kita beri makan pakan tadi.

Makanan kering (pelet, remah, tepung) dapat kita simpan lebih usang tetapi namun supaya dalam ketika penyimpanan tidak mengalami kerusakan, maka kadar airnya wajib rendah antar 10-12 persen. Dengan kandungan kadar air yg cukup rendah & penyimpanan yg baik kuliner kemarau bisa disimpan pada waktu 1 ? Dua bulan

Semoga Bermanfaat...

Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal

PENGOLAHAN IKAN ASIN (CARA PENGGARAMAN KERING)

PENDAHULUAN

Ikan adalah bahan kuliner yang poly dikonsumsi masyarakat selain menjadi komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan menggunakan bahan makanan lain. Bakteri & perubahan kimiawi dalam ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan mentahnya.

Tanda ikan yg telah busuk:

- mata suram & karam;

- sisik suram & gampang tanggal;

- rona kulit suram menggunakan lendir tebal;

- insang berwarna kelabu dengan lendir tebal;

- dinding perut lembek;

- rona keseluruhan suram dan berbau busuk.

Tanda ikan yg masih segar:

- daging elastis;

- mata jernih menonjol;

- sisik bertenaga & mengkilat;

- sirip bertenaga;

- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;

- insang berwarna merah;

- dinding perut kuat;

- bau ikan segar.

Ikan adalah galat satu sumber protein hewani yang poly dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, & harganya murah. Tetapi ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh karena itu pengawetan ikan perlu diketahui seluruh lapisan rakyat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan buat mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sebagai akibatnya tidak memberikan kesempatan bagi bakteri buat berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi dibutuhkan perlakukan yang baik selama proses pengawetan misalnya : menjaga kebersihan bahan dan alat yg digunakan, menggunakan ikan yg masih segar, serta garam yang higienis. Ada bermacam-macam pengawetan ikan, diantaranya dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, & pendinginan ikan.

Dari tabel di atas, bisa dicermati bahwa ikan mempunyai nilai protein tinggi, dan kandungan lemaknya rendah sebagai akibatnya banyak menaruh manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.

Manfaat makan ikan telah banyak diketahui orang, seperti di negara Jepang dan Taiwan, ikan adalah makanan primer dalam lauk sehari-hari yg menaruh pengaruh awet muda dan asa hayati lebih tinggi dari negara lainnya. Penggolahan ikan menggunakan berbagai cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih banyak.

Ikan asin adalah makanan awetan yg diolah menggunakan cara penggaraman dan pengeringan. Ada 3 cara pembuatan : (1) Penggaraman kering menggunakan pengeringan; (2) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) menggunakan pengneringan; & (tiga) Penggaraman yg dikombinasikan menggunakan peragian (pembuatan ikan peda).

BAHAN

1) Ikan laut (ikan tawar) 10 kg

dua) Garam dapur 3 kg

ALAT

1) Bak (tong kayu) tempat penggaraman

2) Pisau

3) Tampah (nyiru)

4) Peti Kayu (keranjang bambu)

CARA PEMBUATAN

1)    Buang isi perut ikan (jangan sampai empedunya pecah);

2)    Sayat-sayat (untuk ikan yang ukuran besar) dengan tebal 2-3 cm, belah dari punggungnya (untuk ikan sedang atau kecil);

3)    Cuci, masukkan ke dalam bejana (tong kayu) dan taburi garam;

4)    Susun dalam bak (tong kayu) yang diselang-silang dengan lapisan garam kemudian tutup dengan kayu;

5)    Simpan dalam ruangan yang tidak mendapat sinar matahari langsung selama 3 hari;

6)    Jemur sampai kering kurang lebih selama 3 hari;

7)    Masukkan dalam keranjang bambu atau peti kayu.

DIAGRAM ALIR PEMBUATAN IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN KERING

Catatan:

1)    Ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri Indonesia (SII), yaitu :

? Mempunyai bau, rasa, dan rona normal, dan bentuk yg baik;

? Berkadar air paling tinggi 25 %

? Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %;

? Tidak mengandung logam jamur, pula tidak terjadi pemerahan bakteri;

2)    Ada beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikan asin :

? Menjemur ikan di atas para-para dengan tinggi ? 1 m menurut atas tanah, di page terbuka;

? Menjemur ikan di pada ruang pengering menurut plastik (solar dryer);

? Mengalir udara panas ke permukaan ikan dalam ruangan (mechanical dryer);

? Mengatur cara penjemuran ikan, jangan sampai bertumbuk;

? Membelah daging ikan;

? Membuat sayatan pada daging ikan.

3)    Perbandingan komposisi ikan asin dan ikan teri kering per 100 gram bahan adalah sebagai berikut :

SUMBER:

http://www.Ristek.Go.Id

Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1979.

Pembuatan ikan asin. Jakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian, 1982. Publikasi No. 4.

Hewan Air Dari Zaman Purba Yang Hidup Sampai Sekarang

Berikut adalah fauna - hewan air yang bertahan hidup dari zaman purba hingga sekarang masih dapat dipandang. Mereka sudah berhasil beradaptasi berdasarkan zaman ke zaman.

1. Udang Tadpole (Lepidurus apus)

Hewan ini hidup pada air tawar dengan kedalaman 10 - 100 cm. Panjang tubuhnya 4,2 - 6 cm, diperkirakan telah ada sejak 70 tahun yang lalu.
Lepidurus apus

2. Kepiting Tapal Kuda (Tachypleus gigas)

Hidup diperairan dangkal dan kawasan mangrove. Memiliki panjang tubuh 60 cm serta lebarnya 25 cm, itu merupakan ukuran tubuh pada saat dewasa. Diperkirakan telah ada sejak 360 juta tahun yang lalu.
Tachypleus gigas

3. Ikan Sturgeon

Ikan ini hidup pada perairan tawar, dengan ukuran 2 - 3,5 meter yang diperkirakan telah ada sejak 245 juta tahun yang lalu.
Ikan Sturgeon

4. Ikan Palmas/Belut Dinosaurus (Polypterus senegalus)

Ikan ini hidup pada perairan tawar di wilayah tropis Afrika. Mempunyai ukuran sekitar 35,5 cm, diperkirakan telah ada sejak 100 juta tahun yang lalu.
Polypterus senegalus

5. Sea Lamprey (Petromyzon marinus)

Ikan yang seperti belut ini hidup pada perairan asin/laut namun ada juga yang hidup pada perairan tawar. Ikan lamprey mempunyai ukuran panjang 120 cm yang hidup sebagai parasit. Ikan ini sanggup hidup sampai kedalaman 4000 meter. Diperkirakan telah ada sejak 360 juta tahun yang lalu.
Petrimyzon marinus

6. Ikan Coelacanth

Ikan purba ini hidup pada air laut, merupakan salahsatu hewan yang terancam punah. Mempunyai panjang sekitar 1,2 meter. Diperkirakan telah ada sejak 66 juta tahun yang lalu.
Ikan Coelacanth

7. Lancet Fish

Ikan lancet hidup di lautan pada kedalaman 1,8 km. Memiliki panjang tubuh 215 cm - 2 meter. Diperkirakan telah ada sejak 250 juta tahun yang lalu.
Ikan Lancet

8. Nautilus

Hewan yang berbentuk seperti keong ini hidup di lautan pada kedalaman 800 meter. Memiliki ukuran 25 cm - 2,5 meter. Diperkirakan telah ada sejak 500 juta tahun yang lalu.
Nautilus

9. Frilled Shark (Chlamydoselachus anguineus)

Ikan hiu unik ini hidup di lautan dengan kedalaman 1,57 km. Hewan ini memiliki panjang sekitar 2 meter. DIperkirakan telah ada sejak 100 juta tahun yang lalu.
Chlamydoselachus anguineus

10. Hiu Goblin

Ikan hiu yang memiliki moncong panjang ini hidup pada kedalaman 1,3 km di perairan lautan. Memiliki panjang 3 - 4 meter, diperkirakan telah ada sejak 125 juta tahun yang lalu.
Ikan Hiu Goblin

Sumber :Ikan Purba

Semoga Bermanfaat...

MEMAHAMI MANFAAT DAN KANDUNGAN GIZI PADA IKAN TUNA

Manfaat dan kandungan ikan tuna . Posisi perairan Indonesia yang terletak di antara Samudera Hindia dan Pasifik merupakan tempat perlintasan ikan tuna dalam pengembaraan jarak jauhnya ikan tuna terdiri dari bermacam-macam jenis, antara lain mandidihang/yellowfin (Thunnus albacores), mata besar (Thunus obesus), abu-abu (Thunus tonggol), albakora (Thunus alalunga), dan sirip biru (Thunus thynnus).

Hingga saat ini tuna masih dihasilkan dari kegiatan penangkapan, bukan hasil budi daya. Keberhasilan operasi penangkapan sangat ditentukan sang keterampilan mengenali pola tingkah laris ikan tuna yang berkaitan dengan kebiasaan makan, suhu air, arus air, dan trend kawin.

Kaya Omega-tiga

Nilai gizi tuna yang sangat baik, kandungan omega-3-nya membuat tuna mempunyai seribu satu manfaat bagi kesehatan tubuh. Namun, hal itu harus didukung menggunakan pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan tuna yang baik. Ikan tuna yg masih segar usahakan disimpan pada lemari es (apabila akan segera digunakan) atau dibekukan (apabila ingin disimpan buat beberapa usang). Dilihat berdasarkan komposisi gizinya, tuna mempunyai nilai gizi yg sangat luar biasa. Kadar protein pada ikan tuna hampir dua kali kadar protein pada telur yang selama ini dikenal sebagai sumber protein primer. Kadar protein per 100 gr ikan tuna & telur masing-masing 22 g dan 13 g.

Sebagai galat satu komoditas laut, ikan tuna jua kaya akan asam lemak omega-tiga. Kandungan omega-tiga dalam ikan air bahari, misalnya ikan tuna, merupakan 28 kali lebih poly daripada ikan air tawar. Perbandingan kadar omega-3 antara ikan tuna menggunakan ikan jenis lainnya bisa dipandang dalam Tabel 2. Omega-3 bisa menurunkan kadar kolesterol darah dan merusak proses terjadinya aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah). Konsumsi ikan 30 gr sehari dapat mereduksi risiko kematian akibat penyakit jantung sampai 50 persen. Asam lemak omega-3 pula mempunyai peran penting buat proses tumbuh kembang sel-sel saraf, termasuk sel otak, sebagai akibatnya bisa meningkatkan kecerdasan, terutama dalam anak-anak yg sedang mengalami proses tumbuh kembang.

Sumber mineral

Ikan tuna jua kaya berbagai mineral penting yg esensial bagi tubuh. Kandungan iodium dalam ikan tuna mencapai 28 kali kandungan iodium pada ikan air tawar. Iodium sangat berperan krusial buat mencegah penyakit gondok dan menaikkan kecerdasan anak. Selain itu, ikan tuna jua kaya akan selenium. Konsumsi 100 gram ikan tuna relatif buat memenuhi 52,9 persen kebutuhan tubuh akan selenium. Selenium mempunyai peran krusial pada dalam tubuh, yaitu mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peroxidase. Enzim ini dapat melindungi tubuh dari serangan radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.

Dilihat berdasarkan perbandingan kalium dan natrium, ikan tuna baik buat penderita jantung. Makanan ini tergolong makanan sehat buat jantung dan pembuluh darah apabila mengandung rasio kalium & natrium minimal 5 berbanding 1. Perbandingan kalium dan natrium mencapai 6,4:1 dalam tuna sirip biru; 11:1 dalam tuna jenis skipjack; & 12:1 pada tuna yellow fin. Kalium diketahui berguna buat mengendalikan tekanan darah, terapi darah tinggi, serta membersihkan karbondioksida di dalam darah. Kalium jua berguna buat memicu kerja otot dan simpul saraf: Kalium yg tinggi akan memperlancar pengiriman oksigen ke otak & membantu memperlancar keseimbangan cairan tubuh.

Sumber Vitamin

Kandungan vitamin pada ikan tuna, terutama jenis sirip biru sangat tinggi, yaitu mencapai 2,183 IU. Konsumsi 100 gram ikan tuna sirip biru relatif buat memenuhi 43,6 persen kebutuhan tubuh akan vitamin A setiap hari. Vitamin A sangat baik buat pemeliharaan sel epitel, peningkatan imunitas tubuh, pertumbuhan, penglihatan, & reproduksi.

Ikan tuna juga adalah sumber yang baik untuk vitamin B6 & asam folat. World's Health Rating menurut The George Mateljan Foundation menggolongkan kandungan vitamin B6 tuna ke dalam kategori sangat cantik karena memiliki nutrient density yg tinggi, yaitu mencapai 6,7 (batas kategori sangat indah merupakan tiga,4-6,7). Vitamin B6 beserta asam folat bisa menurunkan level homosistein. Homosistein adalah komponen produk antara yg diproduksi selama proses metilasi. Homostein sangat berbahaya bagi pembuluh arteri & sangat potensial buat mengakibatkan terjadinya penyakit jantung. Meskipun ikan tuna mengandung kolesterol, kadarnya cukup rendah dibandingkan menggunakan pangan hewani lainnya. Kadar kolesterol pada ikan tuna 38-45mg per 100gr daging.

Cegah Stroke dan Obesitas

Kandungan gizi yang tinggi membuat tuna sangat efektif buat menyembuhkan berbagai penyakit, keliru satunya stroke. Sebuah studi yang pernah dilakukan selama 15 tahun menampakan bahwa konsumsi ikan tuna dua-4 kali setiap minggu, bisa mereduksi 27% resiko penyakit sroke daripada yang hanya mengkonsumsi 1 kali dalam sebulan. Konsumsi 5 kali atau lebih pada setiap minggunya dapat mereduksi penyakit stroke hingga 52 %. Konsumsi tuna 13 kali per bulan dapat mengurangi risiko tubuh menurut ischemic stroke, yaitu stroke yg disebabkan oleh kurangnya genre darah ke otak.

Dari delapan penelitian yang tercatat dalam The George Mateljan Foundation (2006), konsumsi tuna 1-3 kali per bulan bisa mengurangi risiko ischemic stroke sebanyak 9 %. Selanjutnya risiko menurun sebesar 13 persen pada konsumsi tuna sekali seminggu, 18 persen pada konsumsi dua-4 kali per minggu, serta 31 % pada konsumsi tuna 5 kali atau lebih setiap minggunya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 6th Congress of The International Society for the Study of Fatty Acids and Lipid dalam Desember 2004 mengambarkan bahwa ikan tuna bisa mencegah obesitas & sangat baik buat penderita diabetes melitus tipe dua. Hal itu disebabkan kandungan EPA (eicosapentaenoic acid) yang tinggi pada ikan tuna dapat menstimulasi hormon leptin, yaitu sebuah hormon yang membantu meregulasi asupan kuliner. Dengan regulasi tersebut, tubuh akan terhindar berdasarkan konsumsi kuliner secara berlebihan, penyebab obesitas.

Tangkal kangker payudara

Ikan tuna jua baik untuk mencegah kanker payudara. Hal tadi disebabkan kandungan omega-3 pada tuna bisa merusak enzim proinflammatory yang disebutcyclooxygenase 2 (COX dua), enzim pendukung terjadinya kanker payudara. Omega-3 pula bisa mengaktifkan reseptor di membran sel yg diklaim peroxisome proliferator-activated receptor (PPAR)-?, yg mampu menangkap aktivitas sel penyebab kanker. Selain itu, omega-3 juga dapat memperbaiki DNA.

Sumber:

http://manfaatdankandungan.Blogspot.Com/2013/05/manfaat-dan-kandungan-ikan-tuna.Html

http://www.Djpt.Kkp.Go.Id/index.Php/profil/c/8/Manfaat-dan-kandungan-ikan-tuna/?Category_id=12

http://efandamar.Blogspot.Com/2011/10/ikan-tuna-mati-yang-berharga-rp-35.Html

Mengenal Jenis Lobster dan Karakteristiknya

Lobster atau biasa diklaim udang karang atau udang barong. Secara morfologi lobster mempunyai tubuh yang beruas-ruas seperti udang pada umumnya. Tubuh lobster terdiri atas 2 bagian primer yaitu bagian kepala yg dianggap cephalotoraxdan bagian badan yang diklaim abdomen. Pada bagian badan berbentuk ruas-ruas yg dilengkapi menggunakan 5 pasang kaki renang dan sirip ekor yg berbentuk seperti kipas. Hal inilah yang membedakan lobster menggunakan udang dalam umumnya.

Habitat alami lobster adalah tempat terumbu karang di perairan pantai menurut yang dangkal sampai 100 meter pada bawah bagian atas bahari. Di Indonesia, daerah terumbu karang yang merupakan perairan hidup lobster seluas lebih kurang 67.000 km?. Habitat lobster pada Indonesia tersebar di perairan daerah Sumatera Barat, timur Sumatera, selatan & utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Selat Malaka, timur Kalimantan, barat Kalimantan, selatan Kalimantan, utara & selatan Sulawesi, serta Maluku dan Papua, terutama Laut Arafuru. Berdasarkan wilayah penyebarannya, lobster dikelompokkan sebagai beberapa jenis.

Continental Species Spiny Lobster

Lobster grup ini hayati di perairan karang pantai yg dangkal.

1. Scalopped Spiny Lobster ( Panulirus homarus )

Bagian punggung pada tubuhnya didominasi oleh warna kehijauan atau coklat kemerahan dan terdapat bintik-bintik besar dan kecil berwarna kuning terang.
Scalopped Spiny Lobster ( Panulirus homarus )

2. Pronghorn Spiny Lobster ( Panulirus penicillatus )

Bagian badan berwarna hijau tua dan hijau kehitaman dengan warna coklat yang melintang di setiap ruas badannya. Lobster jenis ini banyak ditemukan tidak jauh dari pantai.
Pronghorn Spiny Lobster (Panulirus penicillatus)

Coral Species Spiny Lobster

Lobster kelompok ini hayati pada perairan pantai juga lepas pantai namun agak pada.

1. Long Legged Spiny Lobster ( Panulirus longipes )

Bagian tubuh lobster ini memiliki warna dasar kecokelatan dengan kebiruan pada antenanya.
Long Legged Spiny Lobster (Panulirus longipes)

2. Painted Spiny Lobster ( Panulirus versicolor )

Pada bagian punggungnya berwarna hijau bening dengan semburat merah kecokelatan.
Painted Spiny Lobster (Panulirus versicolor)

3. Ornate Spiny Lobster ( Panulirus ornatus )

Badannya berwarna hijau kebiruan berbelang – belang dengan warna hitam dan kuning pada kaki-kakinya.
Ornate Spiny Lobster (Panulirus ornatus)

Oceanic Species Spiny Lobster

Lobster gerombolan ini hidup dalam perairan bahari tanggal.

1. Mud Spiny Lobster ( Panulirus polyphagus )

Tubuhnya memiliki warna dasar cokelat dengan warna putih melintang di setiap ruas badannya.
Mud Spiny Lobster (Panulirus polyphagus)

Karakteristik Lobster

Jenis kelamin lobster bisa ditemukan pada antara kaki jalannya. Alat kelamin jantan lobster terletak diantara kaki jalan kelima berbentuk lancip & menonjol keluar. Sedangkan alat kelamin betina lobster terletak diantara kaki jalan ketiga berbentuk 2 lancipan.

Lobster memiliki karakteristik yg wajib diketahui pembudidaya buat mendukung keberhasilan usahanya.

1. Nocturnal

Lobster merupakan organisme nocturnal yaitu organisme yang melakukan aktivitasnya dalam malam hari. Lobster akan beraktivitas pada malam hari terutama buat makan. Pada waktu siang hari, lobster akan istirahat pada bebatuan karang.

Dua. Moulting

Lobster dapat berganti kulit atau moulting seperti jenis organisme berkarapas lainnya. Proses pergantian kulit ini umumnya dalam ketika fase pertumbuhan dan pertambahan berat tubuhnya. Pada waktu moulting, lobster akan melakukannya pada loka persembunyian tanpa makan & tidur. Proses ini umumnya berlangsung selama 1-dua minggu.

3. Kanibalisme

Pakan yang disukai lobster yaitu banyak sekali jenis kepiting, moluska, & ikan. Pada waktu mereka kekurangan pakan, mereka dapat memangsa sesamanya atau bersifat kanibalisme.

4. Daya tahan

Pada umumnya, udang dapat bertahan hidup pada perairan yang mempunyai salinitas yang fluktuatif. Namun lobster sangatlah sensitif terhadap perubahan salinitas dan suhu. Dalam bisnis budidaya, sangat perlu memperhatikan kualitas airnya jangan sampai terjadi fluktuatif yang sangat tinggi terhadap salinitas dan suhunya.

Sumber : Lobster

Semoga berguna...

PENGOLAHAN IKAN ASIN (CARA PENGGARAMAN BASAH)

PENDAHULUAN

Ikan adalah bahan makanan yang poly dikonsumsi masyarakat selain menjadi komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mangkat menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung dalam mutu bahan mentahnya.

Tanda ikan yang sudah busuk:

- mata suram dan tenggelam;

- sisik suram & mudah lepas;

- warna kulit suram dengan lendir tebal;

- insang berwarna kelabu menggunakan lendir tebal;

- dinding perut lembek;

- rona holistik suram dan berbau busuk.

Tanda ikan yg masih segar:

- daging kenyal;

- mata jernih menonjol;

- sisik kuat dan mengkilat;

- sirip kuat;

- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;

- insang berwarna merah;

- dinding perut bertenaga;

- bau ikan segar.

Ikan adalah keliru satu asal protein hewani yg banyak dikonsumsi rakyat, gampang didapat, dan harganya murah. Tetapi ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan buat mengurangi kadar air pada tubuh ikan, sebagai akibatnya nir memberikan kesempatan bagi bakteri buat berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi dibutuhkan perlakukan yang baik selama proses pengawetan misalnya : menjaga kebersihan bahan dan alat yang dipakai, memakai ikan yg masih segar, dan garam yg higienis. Ada beragam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, & pendinginan ikan.

Dari tabel di atas, dapat ditinjau bahwa ikan memiliki nilai protein tinggi, & kandungan lemaknya rendah sebagai akibatnya poly memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.

Manfaat makan ikan sudah poly diketahui orang, misalnya pada negara Jepang & Taiwan, ikan merupakan makanan primer pada lauk sehari-hari yg memberikan efek awet belia & harapan hayati lebih tinggi menurut negara lainnya. Penggolahan ikan menggunakan banyak sekali cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih poly.

Ikan asin merupakan makanan awetan yg diolah menggunakan cara penggaraman dan pengeringan. Ada tiga cara pembuatan : (1) Penggaraman kering menggunakan pengeringan; (dua) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengneringan; & (3) Penggaraman yang dikombinasikan menggunakan peragian (pembuatan ikan peda).

BAHAN

1. Ikan segar 10 Kilo Gram

2. Garam dapur 4 kg

ALAT

1) Panci

dua) Bak penggaraman

tiga) Tampah (nyiru)

CARA PEMBUATAN

1)    Masukkan garam ke dalam 10 liter air;

2)    Masukan ikan , kemudian rebus selama 5-10 menit atau rendam selama 3-4 jam, dan tutup dengan diberi pemberat;

3)    Tiriskan sekitar 15 menit kemudian jemur sampai kering (3 hari);

4)    Biarkan beberapa saat (angin-anginkan) kemudian kemas dalam kantong.

DIAGRAM ALIR PEMBUATAN IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN BASAH

Catatan:

1)    Ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri Indonesia (SII), yaitu :

? Mempunyai bau, rasa, & rona normal, serta bentuk yg baik;

? Berkadar air paling tinggi 25 %

? Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %;

? Tidak mengandung logam jamur, juga nir terjadi pemerahan bakteri;

2)    Ada beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikan asin :

? Menjemur ikan di atas para-para dengan tinggi ? 1 m dari atas tanah, di page terbuka;

? Menjemur ikan di dalam ruang pengering berdasarkan plastik (solar dryer);

? Mengalir udara panas ke permukaan ikan pada ruangan (mechanical dryer);

? Mengatur cara penjemuran ikan, jangan hingga bertumbuk;

? Membelah daging ikan;

? Membuat sayatan dalam daging ikan.

3)    Perbandingan komposisi ikan asin dan ikan teri kering per 100 gram bahan adalah sebagai berikut :

SUMBER:

http://www.Ristek.Go.Id

Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1979.

Pembuatan ikan asin. Jakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian, 1982. Publikasi No. 4.

Jenis - Jenis Ikan Air Laut Ekonomis Pentin [Bagian 2)

Jenis ikan air laut yg mempunyai hemat penting pada perairan Indonesia sangatlah banyak. Berikut merupakan beberapa jenis ikan air bahari yg memiliki nilai irit penting yang telah dirangkum. Untuk melihat goresan pena sebelumnya bisa dicermati dalam tautan dibawah artikel ini.

6. Ikan Kwee, (Carangoides chrysophrys)
Ikan kwee [sumber]

(Carangidae); hidup bergerombol perairan pantai yg dangkal, dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 20 - 30 centimeter. Termasuk ikan buas, penangkapan dengan jaring insang, bubu, purse seine, pancing, kadang-kadang masuk trawl, moroami. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kemarau (harga tergolong relatif mahal). Daerah penyebaran; perairan pantai, terumbu karang semua Indonesia, Teluk

Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna ke selatan hingga perairan tropis Australia.

7. Kwee ramping, (Carangoides ciliarius)
Ikan kwee ramping [sumber]

(Carangidae); hayati diperairan pantai, terumbu karang, membentuk gerombolan kecil panjang ikan bisa mencapai 60 cm. Biasanya 30 centimeter. Termasuk ikan buas, makanannya ikanikan kecil, krustasea, penangkapan menggunakan pancing, bubu, muroami, kadang-kadang masuk dalam jaring trawl.Dipasarkan pada bentuk segar, asin kering (harga relatif mahal). Daerah penyebaran; perairan pantai, terumbu karang pada Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan sampai perairan tropis Australia.

8. Kwee rombeh, (Alectis indicus)
Ikan kwee rombeh [sumber]

(Carangidae); hidup diperairan pantai yg dangkal, panjang ikan bisa mencapai 75 centimeter, umumnya 40 cm. Termasuk ikan buas, penangkapan menggunakan pancing, bubu, jaring klotok, muroami, purse seine. Dipasarkan pada bentuk segar, asin kemarau, harga relatif mahal. Daerah penyebaran; perairan pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke selatan hingga perairan tropis Australia.

9. Kwee macan, (Gnathanodon speciosus)
Ikan kwee macan [sumber]

(Carangidae); hidup diperairan pantai, perairan karang, terumbu karang, bergerombol mini , panjang ikan dapat mencapai panjang 75 cm, umumnya 30-50 cm. Tergolong ikan pelagis kecil, ikan buas. Tertangkap menggunakan pancing, bubu, jaring klotok, muroami, purse seine, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kemarau, harga relatif mahal.

10. Layang, (Decapterus russelli)
Ikan layang [sumber]

(Carangidae); hayati diperairan tanggal pantai, kadar garam tinggi, menciptakan gerombolan besar , bisa mencapai panjang 30 cm, umumnya 20-25 cm. Termasuk pemakan plankton, penangkapan dengan payang, jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar, pukat banting. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, asin rebus (pindang), harga sedang. Daerah penyebaran; Laut Jawa, Selat Makassar, Selayar, Ambon, Selat Bali, Selat Sunda, Selat Madura, Selat Malaka, Laut Flores, Arafuru.

Jenis - jenis ikan ekonomis laut lainnya silahkan lihat artikel berikut :

Ikan Laut Ekonomis Penting

Sumber : Pengenalan jenis - jenis ikan air bahari. Abdul Samad Genisa. 1999

Semoga Bermanfaat...

PEMBESARAN LOBSTER AIR TAWAR

Pembesaran lobster air tawar bertujuan buat mendapatkan lobster dewasa yang siap dikonsumsi, untuk menerima indukan & buat dijadikan lobster hias. Pembesaran lobster sangat berhubungan dengan laju pertumbuhan. Semakin tinggi laju pertumbuhannya, ketika yg diperlukan untuk menghasilkan lobster ukuran konsumsi akan semakin pendek.

Pertumbuhan pada lobster bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pertumbuhan absolut & pertumbuhan nisbi. Pertumbuhan mutlak yaitu berukuran rata-rata yg dicapai oleh lobster dalam satuan waktu eksklusif. Sementara pertumbuhan nisbi didefinisikan sebagai berukuran panjang apa berat yg dicapai pada periode tertentu yg pada hubungkan dengan panjang atau berat pada awal periode tersebut.

Secara generik, pertumbuhan di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal & faktor eksternal. Faktor internal meliputi sifat genetis dan kondisi fisiologi. Sementara faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan yg menjadi media pemeliharaan, diantaranya kimia air, substrak dasar, suhu air, dan ketersediaan pakan.

Dalam pembesaran, pilih benih yang berjenis kelamin jantan saja karena pertumbuhannya lebih cepat daripada yg betina apalagi waktu memasuki tahap pembesaran energi yg dimiliki lobster betina nir hanya untuk membesarkan dagingnya, akan tetapi pula untuk memelihara telurnya.

1. Persiapan Kolam

Wadah pembesaran lobster perlu dibersihkan berdasarkan zat beracun terutama bagian dasar kolam biasanya, zat beracun asal berdasarkan polutan pakan dan bangkai lobster dalam periode pemeliharaan sebelumnya. Untuk membersihkannya, lapisan tanah yg berbau tersebut dikerok & dibuang. Selanjutnya, kolam dikeringkan dan dipupuk misalnya pada persiapan pembenihan.

2.       Persiapan Instalasi/infrastruktur Kolam

Sebelum kolam diisi menggunakan benih, sebaiknya sistem pemasukan dan pengeluaran air telah bisa di operasikan. Jumlah dan jenisnya perlu diadaptasi menggunakan jumlah benih yang akan ditebar. Sistem aerasi & peredaran air sudah bisa bekerja menggunakan baik.

1.       Persiapan Benih

Rekondisi pertama dilakukan dengan mencipratkan air dalam benih dalam sebuah wadah, contohnya ember. Pencipratan dilakukan dalam seluruh tubuh benih, terutama insang. Kolam karantina diaerasi bertenaga dan diusahakan syarat kolam gelap (diberi epilog). Rekondisi dilakukan selama 1-dua hari.

Sebelum menebar benih, hal-hal yg perlu diperhatikan menjadi berikut;

1)      Cek kualitas air, terutama suhu, pH, dan DO. Pastikan suhu air berkisar 26-290C, pH 7-8, dan DO sekitar 4 ppm

2)      Cek kondisi kolam jangan sampai masih ada kebocoran

3)      Sistem aerasi sudah  berjalan dengan baik. Areator atau blower harus sudah dinyalakan 24 jam sebelum ditebar

2. Menebarkan Benih

Jika media pembesaran berupa kolam semen, permukaan kolam tadi sebaiknya diaci apa dikeramik atau paling nir 10-20 cm bagian paling atas berdasarkan wadah pembesaran wajib dibuat licin. Untuk kolam tanah, bagian pinggirnya harus diberi pagar berdasarkan karpet talang air selain itu, selang masuknya air atau kabel listrik sebaiknya dimasukan ke pada pipa paralon supaya nir dijadikan menjadi loka memanjat lobster.

Ukuran benih yang akan ditebar sebisa mungkin seragam. Namun mendapatkan benih yang demikian memang agak sulit. Oleh karenanya, disparitas ukuran benih masih bisa ditoleransi hingga nir lebih berdasarkan 10 gr.

Tingkat kepadatan dalam penebaran berkisar 5-10 ekor/m2 dengan masa pemeliharaan 6-8 bulan. Kepadatan tinggi dapat meningkatkan mortalitas atau memperlambat laju pertumbuhan. Benih ditebar dengan cara meletakannya diatas permukaan kolam tanah/ semen. Jangan sekali-kali menebar benih dengan cara dilempar karena dapat merusak organ dalam dan organ luar.

3.       Pemberian pakan

Lobster adalah jenis hewan omnivora atau hewan pemakan segala. Sebaiknya, makanan untuk lobster diberikan dalam kondisi mentah, baik itu sayuran maupun daging. Lobster makan didasar kolam, sehingga makanan harus ditenggelamkan ke dasar kolam. Pakan lain yang cuckup baik di beri untuk lobster adalah daging, cacing sutera dan blood worm. Namun, jika cacing sutera atau cacing tanah diberikan harus ada perlakuan khusus.Ketika baru diambil dari sungai atu baru dibeli dari pedagang harus diendapkan terlebih dahulu selama satu hari. Tujuannya agar cacing membuang kotoran didalam perutnya sehingga yang tersisa hanya dagingnya. Para pembudidaya pemula disarankan menggunakan cacing beku untuk pakan lobster-lobsternya.

Dalam sehari, pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat badan lobster. Pakan tersebut diberikan dua kali  sehari, yakni pagi hari pukul 07.00 - 10.00pakan sebnayak 25% dan sore hari pada pukul 17.00 sebanyak 75%. Persentase pemberian makan malam lebih banyak karena lobster termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari.

Cara lain buat mengetahui jumlah pakan yg akan diberikan merupakan dengan memutuskan target pertumbuhan yang diinginkan secara periodikal, lalu menghitung kebutuhan pakan yg menunjang pertumbuhan tersebut. Cara ini sangat berguna untuk mengetahui secara logis antara pertumbuhan menggunakan pakan yg dapat dijadikan pola yg lebih terukur.

4.       Pertumbuhan Benih

Pertumbuhan erat kaitannya dengan konsumsi pakan, lingkungan  tumbuhan dan faktor genetis. Pemberian pakan memegang peranan yang paling tinggi. Dengan pemberian pakan yang sesuai, pertumbuhan lobster bisa diprediksi. Semakin besar atau bertambahnya umur lobster, tingkat pertumbuhannya akan semakin menurun (persentase pertumbuhannya semakin kecil).

5.       Pencegahan Hama dan Penyakit

Meskipun lobster air tawar termasuk tahan terhadap serangan hama & penyakit karena kulitnya yang keras dan tebal, namun kewaspadaan tetap saja dibutuhkan. Beberapa penyakit yang sering menyerang lobster dan mengakibatkan kematian merupakan menjadi berikut :

1)      Saprolegnia dan Achyla

Kedua pathogen ini menyerang jaringan luar lobster dan menyerang telurnya. Mereka dapat menghambat pernapasan lobster sehingga telur akan mati dan tidak menetas. Tanda lobster terserang penyakit ini adalah pada tubuhnya ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas. Cendawan ini menyebabkan nafsu makan lobster menurun dan akhirnya mati. Cara mengatasi Saprolegnia sp adalah dengan merendam lobster yang terinfeksi ke dalam Malachite Green 2-3 ppm selama 30-60 menit.

2)      Cacing jangkar

Cacing Lernea cyprinacea dan Lernaea carasii menembus jaringan tubuh dengan kaitnya yang menyerupai jangkar. Bagian insang pada lobster yang terjangkit tampak dihuni cacing dan terdapat cairan atau lender yang memanjang. Akibatnya, lobster kekurangan darah kehilangan bobot tubuh, dan kemudian mati. Cacing jangkar dapat diatasi dengan merendam lobster yang terinfeksi kedalam larutan garam (20 gram garam dilarutkan ke dalam 1 liter air) selama 10-20 menit.

3)       Argulus foliaceus

Serangan argulus pada lobster ditandai menggunakan adanya bintik merah pada tubuh. Racun argulus ini mengakibatkan kematian dalam lobster akibat kurang darah & kehilangan banyak darah. Racun yg melukai kulit bisa mengundang infeksi saprolegnia yg semakin menambah penderitaan lobster. Penyakit ini bisa diatasi dengan merendam lobster kedalam 1 ml Lysol yang dilarutkan dalam 5 liter air selama 15-60 dtk. Setelah itu, rendam lobster ke pada sodium permanganate sebesar 1 gr yang dilarutkan pada 100 liter air selama 1,lima jam. Pemberiaan Neguvon, Masoten, & Lindane dilakukan jika agresi telah mencapai stadium zenit karena ketiganya bersifat racun yang justru sanggup membahayakan lobster.

4)      Larva cybister (ucrit)

Larva cybister (ucrit) adalahhewan yang bentukya seperti ulat, tubuhnya berwarna agak kehijauan, dan panjangnya dapat mencapai 2 cm. hewan ini memiliki gigi taring yang terletak di kepala sebagai alat untuk menggigit mangsanya. Sementara di bagian tubuh belakang, ucrit memilik alat penyengat. Meskipun demikian tubuhnya kaku, tetapi gerakannya terbilang cepat. Dilihat dari jenis darahnya, larva  cybister termasuk hewan berdarah putih.

5)      Linsang

Linsang atau sero adalah fauna berkaki empat, berbulu, & berekor panjang. Tubuhnya mirip kucung, namun ukurannya lebih panjang. Bila terkena sinar, matanya mengeluarkan cahaya berwarna biru. Hewan ini poly ditemukan di wilayah kaki gunung atau daerah berbukit. Tempat persembunyian sero sangat susah ditemukan.

Sejauh ini, pemberantasan sero masih sulit dilakukan karena sangat susah ditangkap. Selain itu, penciumannya pula sangat tajam, meskipun dipancing dengan ikan dan lobster yang sudah diberi racun. Hanya pencegahan yang baru bisa dilakukan menggunakan yg dibuat mendadak. Pencegahan lainnya dengan memagar areal sangkar, namun cara ini membutuhkan biaya yg sangat besar .

6.       Penyaing

Golongan penyaing (kompetitor) merupakan fauna yg menyaingi lobster air tawar pada hicdupnya, baik tentang pakan juga ruang buat berkecimpung. Keberadaan kompotitor dikolam akan membuat bias pada perhitungan FCR. Jumlah pakan yg diberikan ternyata nir seluruhnya dikonsumsi sang lobster air tawar. Penyaing ikut memanfaatkan pakan yg pada tebar sang pembudidaya. Hitungan FCR sebagai lebih tinggi.

Beberapa jenis penyaing yg tak jarang hidup bersama lobster air tawar dikolam itu yaitu bangsa siput, seperti trisipan & concong, ikan liar seperti mujair, ketaman-ketaman dan udang kecil-mini .

Untuk mengendalikan beberapa kompetitor ini, perlu dilakukannya upaya pemberantasan supaya nir bersaing dalam mendapatkan pakan menggunakan lobster air tawar. Berikut ini merupakan cara yg mampu dilakukan dalam pemberantasan kompotitor:

1)      Biji Teh

Bungkil biji teh adalah ampas yang dihasilkan biji teh yang diperas minyaknya. Sejauh ini, biji teh banyak diproduksi dicina. Kadar saponin dalam setiap bungkil biji teh tidak sama  tetapi biasanya dengan 150-200 kg bungkil biji teh per hektar kolam, sudah cukup relatif mematikan ikan liar atau buas tanpa mematikan lobster air tawar yang dipelihara.

Dosis yang dipakai sekitar 200-250 kg/ha kolam. Sebelum ditebar, volume air dalam kolam dikurangi hingga 1/tiga-nya saja. Dengan demikian, takaran yg dipakai saponin menjadi lebih encer. Penggunaan bungkil ini akan lebih efektif apabila dilakukan pada siang hari, pukul 12.00 atau 13.00

Sebelum dipakai, bungkil ditumbuk dulu menjadi tepung, lalu direndam didalam air selama beberapa jam atau semalam. Setelah itu, air tersebut dipercik-percikan kedalam tambak, sementara menabur bungkil, aerasi dalam kolam dihidupkan agar saponin teraduk merata. Hal yang perlu di antisipasi yaitu air buangan yg sudah diberi saponin. Air buangan dipastikan telah bebas dari sisa saponin karena bila nir, mampu bersifat racun bagi lingkungan kurang lebih.

2)      Rotenon dari akar deris (tuba)

Akar deris berdasarkan alam mengandung lima-8% Rotenon.Akar yang masih mini lebih poly mengandung rotenone. Zat ini bisa membunuh ikan pada kadar 1-4 ppm, namun batas yang mematikan lobster air tawar tidak jauh tidak selaras.

3)      Nikotin

Ikan liar, ikan buas, dan siput bisa diberantas menggunakan nikotin dalam dosis 12-15 kg/ha. Selain nikotin, kompetitor bisa pada berantas menggunakan residu-sisa tembakau berdosis 200-400 kg/ha. Sisa ditebarkan dikolam sesudah tanah dasar dikeringkan dan kemudian diairi setinggi 10 cm. Setelah ditebarkan, sisa tembakau dibiarkan selama dua-tiga hari supaya racun nikotinnya bisa membunuh kompetitor. Sementara airnya dibiarkan sampai habis menguap selama 7 hari. Setelah itu, kolam dialiri lagi tanpa dicuci dulu sebab residu tembakau telah tidak beracun lagi dan dapat berfungsi menjadi pupuk.

7.       Penyaing

Tidak terdapat salahnya pula, hama seperti tikus air, burung, dan kucing pula wajib diwaspadai. Perlu diketahui bahwa kematian lobster umumnya nir murni disebabkan sang serangan hama dan penyakit. Kegagalan dalam pergantian kulit (moulting) pertama dapat mematikan lobster. Insang dalam lobster yg memaksakan diri buat berganti kulit umumnya akan lepas & lobster akan mangkat seketika itu juga. Hal ini bisa diatasi dengan mempertinggi pasokan oksigen terlarut dalam air. Terutama sebelum & selesainya pergantian kulit berlangsung.

8.       Pencagahan

Beberapa cara yg dilakukan untuk mencegah adanya serangan hama pada lokasi pembudidayaan lobster air tawar sebagai berikut :

a)      Mengeringkan bak atau kolam yang akan digunakan sehingga hama-hama mati.

b)      Melakukan pengapuran pada saat persiapan kolam atau bak.

c)       Memasang saringan pada pintu masuk sehingga hama tidak masuk ke kolam.

d)      Melakukan filterisasi, yakni air yang masuk ke areal kolam harus melalui filter terlebih dahulu sehingga bibit-bibit hama yang masih kecil dapat tertahan oleh filter tersebut.

e)      Memberantas hama, baik secara mekanik, biologis, maupun secara kimiawi.

f)       Memberi pagar pada seputaran areal kolam setinggi 60 cm. Bahan pagar  yang digunakan yaitu seng, semen, atau jaringan.

Sementara upaya pencegahan terhadap datangnya serangan penyakit dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a)      Mengeringkan kolam atau bak untuk memotong siklus hidup penyakit.

b)      Mengapur kolam sebelum penebaran benih sehingga dapat membunuh hama dan penyakit, selain itu juga dapat meningkatkan pH.

c)       Menjaga kualitas air agar parameternya tetap pada kondisi normal.

d)      Menjaga kebersihan sekitar areal perkolaman

e)      Melakukan penebaran dengan padat tebar yang optimal dan ukuran yang seragam untuk menurunkan tingkat kanibalisme.

f)       Melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh lobster.

g)      Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit, seperti burung, dan siput.

9.       Pemanenan

Pemanenan lobster air tawar dilakukan waktu ukurannya sudah mencapai berukuran standar yang diminta pasar. Saat ini, ukuran yang poly diminta pasar lebih kurang 10-12 ekor/kg atau 85-100 gr. Semakin akbar ukuran, semakin dicari oleh pasar. Permintaan pasar oleh lobster air tawar nir hanya semata-mata hanya pada ukuran. Keutuhan capit pula sebagai syarat yang mutlak untuk diterima pasar. Cara memanen lobster tergantung pada sistem kolam yang dipakai.

1)      Pemanenan pada kolam  sistem monik

Kolam sistem monik mempunyai saluran pembuangan menurut papan. Sementara pada bagian dasarnya memiliki kemalir yg kedalamnya melebihi dasar kolam lainnya. Jenis kolam ini bisa dipakai buat pembenihan juga pembesaran lobster air tawar. Cara pemanennya sebagai berikut ;

a)      Pasang saringan didepan pintu pengeluaran (monik).

b)      Cabut papan monik yang paling atas dan biarkan airnya terbuang hingga mencapai ketinggian papan dibawahnya. Cabut papan kedua dan biarkan air terbuang.

c)       Siapkan ember yang telah berisi air. Sebaiknya ember diisi dengan air yang berasal dari kolam agar suhu dan pH nya sama ketika dipindahkan, bibit tidak terlalu stres.

d)      Sambil menunggu air surut, angkat subtract. Bibit-bibit akan menempel pada subtract. Masukan subtract dengan bibit kedalam ember.

e)      Jika telah penuh dengan subtract, pindahkan bibit beserta dengan subtractnya ke hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat pemanenan.

f)       Bila airnya sudah surut lagi, cabut papan ketiga agar airnya lebih surut. Biasanya bibit yang tidak menempel pada subtract akan berkumpul di kemalir. Tangkap sisa bibit tersebut menggunakan scoop net, lalu masukan keember atau ke hapa.

2)      Pemanenan di kolam bersistem sipon.

Adapun termin pemanenan lobster air tawar sistem sipon sebagai berikut ;

a)      Cabut pipa PVCD yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar. Air akan keluar dengan sendirinya.

b)      Pada pintu saluran pembuangan didalam kolam pasang saringan dari jaring agar bibit atau ukuran konsumsi tidak ikut terbuang bersama air.

c)       Sambil menunggu air surut, ambil subtract yang terisi oleh lobster air tawar dan masukan kedalam ember

d)      Jika embernya penuh, pindahkan lobster tersebut kedalam tempat penampungan.

3)      Pemanenan pada kolam Jenis Lain

Kolam jenis lain disini yaitu kolam menggunakan sistem pembuangan selain sistem sipon & monik. Biasanya, kolam ini tidak memiliki sistem pembuangan yang baik oleh karena itu, cara pemanenan lobster pada kolam ini sedikit tidak selaras dengan jenis kolam lainnya. Adapun cara pemanenan dalam kolam menjadi berikut ;

a.       Sambungkan selang pada mesin pompa dan ujung selang dipasang jaring atau kawat ram

b.      Masukan ujung selang kedalam dasar dan hidupkan pompa

c.       Ketika air sudah mulai surut, ambil lobster beserta subtractnya dan masukan kedalam ember.

d.      Jika embernya penuh, pindahkan lobster tersebut kedalam penampungan

3 Simulasi Usaha Pembesaran

Simulasi pembesaran lobster air tawar dilakukan pada kolam tembok merupakan menjadi berikut :

a)      Luas lahan seluas wadah pembesaran

b)      Wadah pembesaran kolam berukuran 2 m x 1 m x 1 m sebanyak 40 kolam

c)       Sarana dan prasarana

1)      Prasarana

-   Pengadaan benih yang ditebar berukuran 2-5 cm

-   Perbaikan/pembuatan kolam.

-   Pengadaan peralatan :

o Water heater.

o   Thermometer.

o   Pompa air

2)      Sarana

-   Pakan lobster selama pemeliharaan berupa cacing atau pakan pelet. Dosis pakan sebanyak 3-5% dari berat biomas dengan frekuensi pemberian 3-4 kali sehari

d)      Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional cukup 1 orang

e)      Jumlah benih yang ditebar dengan kepadatan 50 ekor/m2 adalah 50 x (2 x 1 x 1) x 40 = 4.000 ekor.

f)       Frekuensi pembesaran sebanyak dua kali dalam setahun.

g)      Jumlah lobster yang dihasilkan dari ukuran penebaran 2-3 cm:

-   Lobster dipanen ukuran 30-40 ekor/kg membutuhkan waktu 2-3 bulan.

-   Lonster dipanen ukuran 8-10 ekor/kg membutuhkan waktu pemeliharaan 5-6 bulan dengan tingkat kehidupan 80% adalah 80% x 4.000 : 10 ekor/kg = 320 kg.

h)      Siklus periode pembesaran lobster air tawar 5-6 bulan. Tergantung dari ukuran benih ditebar dan ukuran panen.

  1. Pakan Lobster Air Tawar

Pakan memegang peranan penting buat pertumbuhan & perkembangan lobster. Pemberian pakan jenis, jumlah, & frekuensi yg tepat diperlukan lobster akan tumbuh dengan cepat pada syarat sehat, kuat, dan terbebas menurut agresi penyakit. Pakan yg baik merupakan pakan menggunakan kandungan zat-zat gizi yang diharapkan lobster, seperti protein, lemak, mineral, & vitamin.

Protein mutlak diharapkan lobster karena kegunaannya menjadi pemacu pertumbuhan dan pengganti jaringan yang rusak. Seperti halnya protein, kecukupan lemak dalam tubuh lobster juga dibutuhkan Karena terkait erat menggunakan karbohidrat. Keduanya merupakan asal energi utama.

Kebutuhan mineral seperti mineral kalsium, besi, fosfor, magnesium,dan lain-lain memang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit bila dibandingkan   dengan kebutuhan protein, karbohidrat dan lemak. Meskipun sedikit, peranan mineral dalam menjaga kondisi tubuh lobster agar senantiasa prima sangat dibutuhkan. Vitamin bagi lobster dibutuhkan untuk membentuk warna yang cemerlang. Zat-zat gizi dapat diperoleh dari berbagai jenis pakan alami dan pakan buatan.

B. Budidaya di Kolam Terpal

1. Pemberian Pakan

Lobster termasuk pemakan segalanya (omnivora), contohnya plankton, benthos, cacing, peripithon, atau lumut. Namun,dalam kolam budi daya, lobster bisa diberi pakan pelet.

Lobster bisa diberi pakan berupa cincangan wortel, ketela rambat oranye, kecambah, atau cacing rambut. Untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan & menjaga kesehatannya, waktu masih larva usahakan diberi pakan berupa moina, daphnia, atau artemia & selesainya mulai besar hadiah pakan yang paling simpel adalah menggunakan pakan protesis atau pelet. Pakan buatan selain komposisinya mengandung gizi yg lebih baik (kandungan protein 35-42%), pula lebih mudah dalam anugerah & penyimpanannya.

Lobster lebih bahagia bila hadiah pakan dilakukan sedikit-sedikit lantaran lobster memiliki kebiasaan memakan sedikit demi sedikit, makanan yang telah dimakan umumnya akan dicerna habis selama 2-3 jam. Lobster akan lapar lagi setelah tiga jam tadi. Dalam sehari frekuensi pemberian pakan usahakan 4 kali, yaitu pukul 07.00, 13.00, 17.00, dan 19.00.

Semakin akbar tubuh lobster, persentase kebutuhan pakan menjadi lebih sedikit, namun frekuensi pemberiannya menjadi lebih banyak. Metode anugerah pakan seperti ini dipercaya cukup efektif lantaran residu pakan yang nir tergoda hanya sedikit.

2. Perawatan

Dalam budi daya lobster, penggantian air merupakan hal yang mutlak dan sering untuk dilakukan. Hal ini karena lobster sensitif terhadap kondisi kualitas air yang kurang baik. Selain untuk membersihkan sisa kotoran pada media budi daya, penggantian air yang sering akan merangsang lobster untuk moulting. Penyiponan sebaiknya dilakukan dua hari sekali. Sedangkan, untuk mempertahankan suhu tubuh lobster akibat penurunan suhu lingkungan yang mendadak, sebaiknya dipasang penghangat (water heater) di kolam budi daya, terutama untuk benih lobster yang masih kecil. Untuk budi daya pembesaran dengan kepadatan yang cukup tinggi sebaiknya ke dalam kolam diberikan aerasi agar lobster lebih mudah untuk memanfaatkan oksigen dari media air. Sedangkan untuk pembenihan gunakan air media yang mengalir pelan, gemericik, dan diberi aerasi sehingga suplai air dibuat sedemikian rupa agar mengalir dengan gemericik. Kondisi ini sangat disukai oleh lobster dan merangsang lobster untuk melakukan pemijahan.

Bila menggunakan air dari sungai atau ingin mengelola air dengan resirkulasi bisa dilakukan penyaringan air menggunakan treatment bak biofilter. Bak biofilter dibentuk berdasarkan lapisan yang paling bawah gravel besar , ijuk, arang aktif, pecahan karang, koral kecil, kerikil, gravel & spon.

Air dari sungai atau berdasarkan output pembuangan dari budi daya dimasukkan kedalam bak biofilter, buat disaring hingga higienis. Selanjutnya air saringan baru dialirkan ke kolam pemeliharaan.

Sumber:

Kristiany M.G.E., & Mulyanto. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Lobster Air Tawar. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

Jenis - Jenis Ikan Air Laut Ekonomis Penting [Bagian 1]

Berikut jenis - jenis ikan laut yang mempunyai nilai irit krusial :

1. Manyung (Arius thallassinus)

Ikan manyung [sumber]
(Ariidae); hidup didasar, muara sungai, daerah pantai sampai tempat-tempat dalam. Termasuk ikan buas, makanannya adalab organisme dasar (kerang-kerangan, udang, dan ikan). Ikan ini dapat mencapai panjang maksimum 150 cm, sedang umum tertangkap 25 - 70 cm. Penangkapan dengan trawl, jaring insang dan pancing. Di pasarkan dalam bentuk segar, umumnya dalam bentuk asin kering yang biasa disebut “jambal roti” (mahal harganya) Daerah penyebaran; seluruh perairan pantai, lepas pantai Indonesia terutama Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulsel, Arafura. Ke utara meliputi sepanjang pantai India, Thailand, sepanjang pantai Laut Cina Selatan. Ke selatan pantai Australia kecuali bagian selatan benua tersebut.

2. Triger cepluk (Balistapus causpisillum)

Ikan triger cepluk [sumber]
(Balistidae); hidup di perairan dangkal terumbu karang, panjang ikan dapat mencapai 50 cm. Dipasarkan sebagai ikan hias (harga sangat mahal). Daerah penyebaran; perairan karang, perairan dangkal terutama sekitar Banyuwangi, Nusa Penida (Bali).

3. Cendro (Tylosurus crocodilus)

Ikan cendro [sumber]
(Belonidae); hidup di lapisan permukaan menyendiri, ukuran ikan ini dapat mencapai panjang 100 cm dan yang umum tertangkap 60-70 cm. Tergolong ikan pelagis, penangkapan dengan pancing layang-layang, jaring insang hanyut, dipasarkan dalam bentuk segar dengan harga sedang. Daerah penyebaran; sepanjang pantai perairan yang berbatasan laut dalam terutama perairan Indonesia bagian timur, selatan Jawa, barat Sumatera, dan Selat Sunda.

4. Puka Putih (Caranx melampygus)

Ikan puka putih (Bluefin Trevally) [sumber]
(Carangidae); hidup diperairan karang, terumbu karang, menyendiri atau membentuk gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm dan yang umum 30-60 cm. Tergolong ikan pelagis kecil, penangkapan dengan pancing, bubu, jaring insang, muroami, soma malalugis, dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering (harga agak mahal). Daerah penyebaran; daerah perairan karang seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna dan ke selatan sampai perairan tropis Australia.

5. Ikan Kuwe (Caranx sexfasciatus)

Ikan kuwe [sumber]
(Carangidae); hidup di perairan dangkal, terumbu karang, membentuk gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm, umumnya 50 cm. Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, penangkapan dengan pancing, bubu, jaring klotok, moroami jaring insang. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering (harga agak mahal). Daerah penyebaran; sepanjang pantai dangkal, perairan karang Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna.

Jenis - jenis ikan ekonomis laut lainnya silahkan lihat dalam artikel berikut

Ikan Laut Ekonomis Penting

Sumber : Pengenalan jenis - jenis ikan air bahari. Abdul Samad Genisa. 1999

Semoga Bermanfaat...

BUDIDAYA IKAN BETOK

Jenis ikan betok sebenarnya sangat jarang dibudidayakan lantaran ikan ini termasuk jenis karnivora. Ikan betok merupakan jenis ikan air tawar yang artinya hanya akan hayati pada air tawar.

Sebenarnya ikan betok mempunyai harga jual yg tidak mengecewakan tinggi, sehingga banyak para pembudidaya mulai beralih ke ikan betok.

laptop

Jenis ikan betok yg paling indah buat dibudidayakan adalah ikan betok hijau. Ikan betok hijau bisa mencapai berat hingga 200 gr dibanding jenis ikan betok lainnya.

Budidaya ikan betok membutuhkan perhatian khusus, karena ikan ini termasuk dalam jenis ikan liar sebagai akibatnya sulit dibudidayakan.

Ikan betok sebenarnya sangat mudah pada pemeliharaan, tetapi buat pengembang biakan masih sangat sulit buat dilakukan.

Sama misalnya ikan gabus, ikan betok jua bisa bernafas memakai udara terutama untuk berpindah loka apabila mengalami kekeringan.

Persiapan kolam

Budidaya ikan betok dapat dilakukan di banyak sekali jenis kolam, serti kolam berdasarkan terpal atau tambak. Penggunaan kolam dari terpal dinilai lebih strategis untuk perkembangan ikan betok.

Penggunaan kolam menurut tanah akan memberi kesulitan bila masa panen sudah datang, karena salah satu keunggulan ikan betok merupakan bisa memendam dirinya dalam lumpur.

Pemupukan dasar kolam

Untuk budidaya ikan betok, kolam nir perlu dipupuk. Ini dikarenakan ikan betok bisa hayati dengan syarat air yg seadanya. Ikan betok sangat tahan terhadap kualitas air yg buruk.

Namun ini nir berlaku jika berukuran ikan betok masih mini . Penggunaan kolam buat anakan ikan betok permanen wajib melalui pemupukan terlebih dahulu.

Penebaran benih

Benih ikan betok umumnya didapatkan dari indukan pribadi. Benih didapat menurut menurut pemijahan antara indukan jantan & indukan betina.

Indukan betina bisa ditinjau menurut bentuk tubuhnya yang tampat gendut, lubang kelamin berbentuk bulat, gerakan agak lamban.

Sebaliknya indukan jantan mempunyai ciri tubuh tampak kecil, kelamin memanjang, dan mempunyai gerakan yg lincah.

Pemijahan ikan betok biasanya dilakukan secara buatan atau kawin injeksi. Dalam sekali demam isu kawin, ikan betok dapat dipijah 3 kali dan sanggup menghasilkan lebih kurang 5.000-15.000 buah telur.

Telur akan menetas pada kisaran waktu 24 jam dengan suhu 260 deraja seksius. Sedangkan dalam suhu 300 derajat selsius, telur ikan betok akan menetas dalam ketika 12 jam.

Pemeliharaan

Setelah telur ikan betok menetas, pakan nir perlu pribadi diberikan dikarenakan ikan betok masih memiliki cadangan makan pada kantongnya.

Setelah empat hari barulah anakan ikan betok sanggup diberi makan dengan kuning telur. Pemberikan pakan wajib dilakukan secara berurutan selama sepuluh hari menggunakan diberi pakan 3 kali sehari.

Waktu kritis anakan ikan betok sekitar 14 hari, sang karenanya anugerah pakan berupa pelet wajib dihaluskan terlebih dahulu.

Pemberian pakan berupa pellet biasanya dilakukan hingga anakan betok berumur 2 bulan. Setelah anakan berumur dua bulan, barulah anakan betok siap disebar ke kolam lainnya.

Pemanenan

Panen ikan betok umumnya dilakukan setelah berumur empat bulan. Pemanenan sebenarnya bergantung pada tujuan panen tadi, apakah buat konsumsi atau buat produksi.

Pemanenan ikan betok dapat dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu panen total atau panen selektif. Panen total dilakukan tanpa memperhatikan berukuran akbar kecilnya ikan betok tadi.

Sedangkan pemanenan selektif bisa dilakukan menggunakan cara menjaring kemudian merogoh ikan betok yang berukuran betok. Panen selektif umumnya bertujuan buat mencari indukan atau keperluan konsumsi.

Sumber: http://www.ilmuhewan.com/panduan-sederhana-dan-cara-budidaya-ikan-betok/

#Tag :