Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Mengenal Jenis Lobster dan Karakteristiknya

Lobster atau biasa diklaim udang karang atau udang barong. Secara morfologi lobster mempunyai tubuh yang beruas-ruas seperti udang pada umumnya. Tubuh lobster terdiri atas 2 bagian primer yaitu bagian kepala yg dianggap cephalotoraxdan bagian badan yang diklaim abdomen. Pada bagian badan berbentuk ruas-ruas yg dilengkapi menggunakan 5 pasang kaki renang dan sirip ekor yg berbentuk seperti kipas. Hal inilah yang membedakan lobster menggunakan udang dalam umumnya.

Habitat alami lobster adalah tempat terumbu karang di perairan pantai menurut yang dangkal sampai 100 meter pada bawah bagian atas bahari. Di Indonesia, daerah terumbu karang yang merupakan perairan hidup lobster seluas lebih kurang 67.000 km?. Habitat lobster pada Indonesia tersebar di perairan daerah Sumatera Barat, timur Sumatera, selatan & utara Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Selat Malaka, timur Kalimantan, barat Kalimantan, selatan Kalimantan, utara & selatan Sulawesi, serta Maluku dan Papua, terutama Laut Arafuru. Berdasarkan wilayah penyebarannya, lobster dikelompokkan sebagai beberapa jenis.

Continental Species Spiny Lobster

Lobster grup ini hayati di perairan karang pantai yg dangkal.

1. Scalopped Spiny Lobster ( Panulirus homarus )

Bagian punggung pada tubuhnya didominasi oleh warna kehijauan atau coklat kemerahan dan terdapat bintik-bintik besar dan kecil berwarna kuning terang.
Scalopped Spiny Lobster ( Panulirus homarus )

2. Pronghorn Spiny Lobster ( Panulirus penicillatus )

Bagian badan berwarna hijau tua dan hijau kehitaman dengan warna coklat yang melintang di setiap ruas badannya. Lobster jenis ini banyak ditemukan tidak jauh dari pantai.
Pronghorn Spiny Lobster (Panulirus penicillatus)

Coral Species Spiny Lobster

Lobster kelompok ini hayati pada perairan pantai juga lepas pantai namun agak pada.

1. Long Legged Spiny Lobster ( Panulirus longipes )

Bagian tubuh lobster ini memiliki warna dasar kecokelatan dengan kebiruan pada antenanya.
Long Legged Spiny Lobster (Panulirus longipes)

2. Painted Spiny Lobster ( Panulirus versicolor )

Pada bagian punggungnya berwarna hijau bening dengan semburat merah kecokelatan.
Painted Spiny Lobster (Panulirus versicolor)

3. Ornate Spiny Lobster ( Panulirus ornatus )

Badannya berwarna hijau kebiruan berbelang – belang dengan warna hitam dan kuning pada kaki-kakinya.
Ornate Spiny Lobster (Panulirus ornatus)

Oceanic Species Spiny Lobster

Lobster gerombolan ini hidup dalam perairan bahari tanggal.

1. Mud Spiny Lobster ( Panulirus polyphagus )

Tubuhnya memiliki warna dasar cokelat dengan warna putih melintang di setiap ruas badannya.
Mud Spiny Lobster (Panulirus polyphagus)

Karakteristik Lobster

Jenis kelamin lobster bisa ditemukan pada antara kaki jalannya. Alat kelamin jantan lobster terletak diantara kaki jalan kelima berbentuk lancip & menonjol keluar. Sedangkan alat kelamin betina lobster terletak diantara kaki jalan ketiga berbentuk 2 lancipan.

Lobster memiliki karakteristik yg wajib diketahui pembudidaya buat mendukung keberhasilan usahanya.

1. Nocturnal

Lobster merupakan organisme nocturnal yaitu organisme yang melakukan aktivitasnya dalam malam hari. Lobster akan beraktivitas pada malam hari terutama buat makan. Pada waktu siang hari, lobster akan istirahat pada bebatuan karang.

Dua. Moulting

Lobster dapat berganti kulit atau moulting seperti jenis organisme berkarapas lainnya. Proses pergantian kulit ini umumnya dalam ketika fase pertumbuhan dan pertambahan berat tubuhnya. Pada waktu moulting, lobster akan melakukannya pada loka persembunyian tanpa makan & tidur. Proses ini umumnya berlangsung selama 1-dua minggu.

3. Kanibalisme

Pakan yang disukai lobster yaitu banyak sekali jenis kepiting, moluska, & ikan. Pada waktu mereka kekurangan pakan, mereka dapat memangsa sesamanya atau bersifat kanibalisme.

4. Daya tahan

Pada umumnya, udang dapat bertahan hidup pada perairan yang mempunyai salinitas yang fluktuatif. Namun lobster sangatlah sensitif terhadap perubahan salinitas dan suhu. Dalam bisnis budidaya, sangat perlu memperhatikan kualitas airnya jangan sampai terjadi fluktuatif yang sangat tinggi terhadap salinitas dan suhunya.

Sumber : Lobster

Semoga berguna...

PENGOLAHAN IKAN ASIN (CARA PENGGARAMAN BASAH)

PENDAHULUAN

Ikan adalah bahan makanan yang poly dikonsumsi masyarakat selain menjadi komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mangkat menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung dalam mutu bahan mentahnya.

Tanda ikan yang sudah busuk:

- mata suram dan tenggelam;

- sisik suram & mudah lepas;

- warna kulit suram dengan lendir tebal;

- insang berwarna kelabu menggunakan lendir tebal;

- dinding perut lembek;

- rona holistik suram dan berbau busuk.

Tanda ikan yg masih segar:

- daging kenyal;

- mata jernih menonjol;

- sisik kuat dan mengkilat;

- sirip kuat;

- warna keseluruhan termasuk kulit cemerlang;

- insang berwarna merah;

- dinding perut bertenaga;

- bau ikan segar.

Ikan adalah keliru satu asal protein hewani yg banyak dikonsumsi rakyat, gampang didapat, dan harganya murah. Tetapi ikan cepat mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu pengawetan ikan perlu diketahui semua lapisan masyarakat. Pengawetan ikan secara tradisional bertujuan buat mengurangi kadar air pada tubuh ikan, sebagai akibatnya nir memberikan kesempatan bagi bakteri buat berkembang biak. Untuk mendapatkan hasil awetan yang bermutu tinggi dibutuhkan perlakukan yang baik selama proses pengawetan misalnya : menjaga kebersihan bahan dan alat yang dipakai, memakai ikan yg masih segar, dan garam yg higienis. Ada beragam pengawetan ikan, antara lain dengan cara: penggaraman, pengeringan, pemindangan, perasapan, peragian, & pendinginan ikan.

Dari tabel di atas, dapat ditinjau bahwa ikan memiliki nilai protein tinggi, & kandungan lemaknya rendah sebagai akibatnya poly memberikan manfaat kesehatan bagi tubuh manusia.

Manfaat makan ikan sudah poly diketahui orang, misalnya pada negara Jepang & Taiwan, ikan merupakan makanan primer pada lauk sehari-hari yg memberikan efek awet belia & harapan hayati lebih tinggi menurut negara lainnya. Penggolahan ikan menggunakan banyak sekali cara dan rasa menyebabkan orang mengkonsumsi ikan lebih poly.

Ikan asin merupakan makanan awetan yg diolah menggunakan cara penggaraman dan pengeringan. Ada tiga cara pembuatan : (1) Penggaraman kering menggunakan pengeringan; (dua) Penggaraman basah (perebusan dalam air garam) dengan pengneringan; & (3) Penggaraman yang dikombinasikan menggunakan peragian (pembuatan ikan peda).

BAHAN

1. Ikan segar 10 Kilo Gram

2. Garam dapur 4 kg

ALAT

1) Panci

dua) Bak penggaraman

tiga) Tampah (nyiru)

CARA PEMBUATAN

1)    Masukkan garam ke dalam 10 liter air;

2)    Masukan ikan , kemudian rebus selama 5-10 menit atau rendam selama 3-4 jam, dan tutup dengan diberi pemberat;

3)    Tiriskan sekitar 15 menit kemudian jemur sampai kering (3 hari);

4)    Biarkan beberapa saat (angin-anginkan) kemudian kemas dalam kantong.

DIAGRAM ALIR PEMBUATAN IKAN ASIN CARA PENGGARAMAN BASAH

Catatan:

1)    Ikan asin yang bermutu baik adalah jika memenuhi syarat Standar Industri Indonesia (SII), yaitu :

? Mempunyai bau, rasa, & rona normal, serta bentuk yg baik;

? Berkadar air paling tinggi 25 %

? Berkadar garam (NaCl) antara 10 % ~ 20 %;

? Tidak mengandung logam jamur, juga nir terjadi pemerahan bakteri;

2)    Ada beberapa cara untuk mempercepat pengeringan ikan asin :

? Menjemur ikan di atas para-para dengan tinggi ? 1 m dari atas tanah, di page terbuka;

? Menjemur ikan di dalam ruang pengering berdasarkan plastik (solar dryer);

? Mengalir udara panas ke permukaan ikan pada ruangan (mechanical dryer);

? Mengatur cara penjemuran ikan, jangan hingga bertumbuk;

? Membelah daging ikan;

? Membuat sayatan dalam daging ikan.

3)    Perbandingan komposisi ikan asin dan ikan teri kering per 100 gram bahan adalah sebagai berikut :

SUMBER:

http://www.Ristek.Go.Id

Daftar komposisi bahan makanan. Jakarta : Bhratara Karya Aksara, 1979.

Pembuatan ikan asin. Jakarta : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian, Departemen Perindustrian, 1982. Publikasi No. 4.

Jenis - Jenis Ikan Air Laut Ekonomis Pentin [Bagian 2)

Jenis ikan air laut yg mempunyai hemat penting pada perairan Indonesia sangatlah banyak. Berikut merupakan beberapa jenis ikan air bahari yg memiliki nilai irit penting yang telah dirangkum. Untuk melihat goresan pena sebelumnya bisa dicermati dalam tautan dibawah artikel ini.

6. Ikan Kwee, (Carangoides chrysophrys)
Ikan kwee [sumber]

(Carangidae); hidup bergerombol perairan pantai yg dangkal, dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 20 - 30 centimeter. Termasuk ikan buas, penangkapan dengan jaring insang, bubu, purse seine, pancing, kadang-kadang masuk trawl, moroami. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kemarau (harga tergolong relatif mahal). Daerah penyebaran; perairan pantai, terumbu karang semua Indonesia, Teluk

Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna ke selatan hingga perairan tropis Australia.

7. Kwee ramping, (Carangoides ciliarius)
Ikan kwee ramping [sumber]

(Carangidae); hayati diperairan pantai, terumbu karang, membentuk gerombolan kecil panjang ikan bisa mencapai 60 cm. Biasanya 30 centimeter. Termasuk ikan buas, makanannya ikanikan kecil, krustasea, penangkapan menggunakan pancing, bubu, muroami, kadang-kadang masuk dalam jaring trawl.Dipasarkan pada bentuk segar, asin kering (harga relatif mahal). Daerah penyebaran; perairan pantai, terumbu karang pada Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan sampai perairan tropis Australia.

8. Kwee rombeh, (Alectis indicus)
Ikan kwee rombeh [sumber]

(Carangidae); hidup diperairan pantai yg dangkal, panjang ikan bisa mencapai 75 centimeter, umumnya 40 cm. Termasuk ikan buas, penangkapan menggunakan pancing, bubu, jaring klotok, muroami, purse seine. Dipasarkan pada bentuk segar, asin kemarau, harga relatif mahal. Daerah penyebaran; perairan pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, ke selatan hingga perairan tropis Australia.

9. Kwee macan, (Gnathanodon speciosus)
Ikan kwee macan [sumber]

(Carangidae); hidup diperairan pantai, perairan karang, terumbu karang, bergerombol mini , panjang ikan dapat mencapai panjang 75 cm, umumnya 30-50 cm. Tergolong ikan pelagis kecil, ikan buas. Tertangkap menggunakan pancing, bubu, jaring klotok, muroami, purse seine, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kemarau, harga relatif mahal.

10. Layang, (Decapterus russelli)
Ikan layang [sumber]

(Carangidae); hayati diperairan tanggal pantai, kadar garam tinggi, menciptakan gerombolan besar , bisa mencapai panjang 30 cm, umumnya 20-25 cm. Termasuk pemakan plankton, penangkapan dengan payang, jala lompo, jaring insang, purse seine, pukat langgar, pukat banting. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering, asin rebus (pindang), harga sedang. Daerah penyebaran; Laut Jawa, Selat Makassar, Selayar, Ambon, Selat Bali, Selat Sunda, Selat Madura, Selat Malaka, Laut Flores, Arafuru.

Jenis - jenis ikan ekonomis laut lainnya silahkan lihat artikel berikut :

Ikan Laut Ekonomis Penting

Sumber : Pengenalan jenis - jenis ikan air bahari. Abdul Samad Genisa. 1999

Semoga Bermanfaat...

PEMBESARAN LOBSTER AIR TAWAR

Pembesaran lobster air tawar bertujuan buat mendapatkan lobster dewasa yang siap dikonsumsi, untuk menerima indukan & buat dijadikan lobster hias. Pembesaran lobster sangat berhubungan dengan laju pertumbuhan. Semakin tinggi laju pertumbuhannya, ketika yg diperlukan untuk menghasilkan lobster ukuran konsumsi akan semakin pendek.

Pertumbuhan pada lobster bisa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pertumbuhan absolut & pertumbuhan nisbi. Pertumbuhan mutlak yaitu berukuran rata-rata yg dicapai oleh lobster dalam satuan waktu eksklusif. Sementara pertumbuhan nisbi didefinisikan sebagai berukuran panjang apa berat yg dicapai pada periode tertentu yg pada hubungkan dengan panjang atau berat pada awal periode tersebut.

Secara generik, pertumbuhan di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal & faktor eksternal. Faktor internal meliputi sifat genetis dan kondisi fisiologi. Sementara faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan yg menjadi media pemeliharaan, diantaranya kimia air, substrak dasar, suhu air, dan ketersediaan pakan.

Dalam pembesaran, pilih benih yang berjenis kelamin jantan saja karena pertumbuhannya lebih cepat daripada yg betina apalagi waktu memasuki tahap pembesaran energi yg dimiliki lobster betina nir hanya untuk membesarkan dagingnya, akan tetapi pula untuk memelihara telurnya.

1. Persiapan Kolam

Wadah pembesaran lobster perlu dibersihkan berdasarkan zat beracun terutama bagian dasar kolam biasanya, zat beracun asal berdasarkan polutan pakan dan bangkai lobster dalam periode pemeliharaan sebelumnya. Untuk membersihkannya, lapisan tanah yg berbau tersebut dikerok & dibuang. Selanjutnya, kolam dikeringkan dan dipupuk misalnya pada persiapan pembenihan.

2.       Persiapan Instalasi/infrastruktur Kolam

Sebelum kolam diisi menggunakan benih, sebaiknya sistem pemasukan dan pengeluaran air telah bisa di operasikan. Jumlah dan jenisnya perlu diadaptasi menggunakan jumlah benih yang akan ditebar. Sistem aerasi & peredaran air sudah bisa bekerja menggunakan baik.

1.       Persiapan Benih

Rekondisi pertama dilakukan dengan mencipratkan air dalam benih dalam sebuah wadah, contohnya ember. Pencipratan dilakukan dalam seluruh tubuh benih, terutama insang. Kolam karantina diaerasi bertenaga dan diusahakan syarat kolam gelap (diberi epilog). Rekondisi dilakukan selama 1-dua hari.

Sebelum menebar benih, hal-hal yg perlu diperhatikan menjadi berikut;

1)      Cek kualitas air, terutama suhu, pH, dan DO. Pastikan suhu air berkisar 26-290C, pH 7-8, dan DO sekitar 4 ppm

2)      Cek kondisi kolam jangan sampai masih ada kebocoran

3)      Sistem aerasi sudah  berjalan dengan baik. Areator atau blower harus sudah dinyalakan 24 jam sebelum ditebar

2. Menebarkan Benih

Jika media pembesaran berupa kolam semen, permukaan kolam tadi sebaiknya diaci apa dikeramik atau paling nir 10-20 cm bagian paling atas berdasarkan wadah pembesaran wajib dibuat licin. Untuk kolam tanah, bagian pinggirnya harus diberi pagar berdasarkan karpet talang air selain itu, selang masuknya air atau kabel listrik sebaiknya dimasukan ke pada pipa paralon supaya nir dijadikan menjadi loka memanjat lobster.

Ukuran benih yang akan ditebar sebisa mungkin seragam. Namun mendapatkan benih yang demikian memang agak sulit. Oleh karenanya, disparitas ukuran benih masih bisa ditoleransi hingga nir lebih berdasarkan 10 gr.

Tingkat kepadatan dalam penebaran berkisar 5-10 ekor/m2 dengan masa pemeliharaan 6-8 bulan. Kepadatan tinggi dapat meningkatkan mortalitas atau memperlambat laju pertumbuhan. Benih ditebar dengan cara meletakannya diatas permukaan kolam tanah/ semen. Jangan sekali-kali menebar benih dengan cara dilempar karena dapat merusak organ dalam dan organ luar.

3.       Pemberian pakan

Lobster adalah jenis hewan omnivora atau hewan pemakan segala. Sebaiknya, makanan untuk lobster diberikan dalam kondisi mentah, baik itu sayuran maupun daging. Lobster makan didasar kolam, sehingga makanan harus ditenggelamkan ke dasar kolam. Pakan lain yang cuckup baik di beri untuk lobster adalah daging, cacing sutera dan blood worm. Namun, jika cacing sutera atau cacing tanah diberikan harus ada perlakuan khusus.Ketika baru diambil dari sungai atu baru dibeli dari pedagang harus diendapkan terlebih dahulu selama satu hari. Tujuannya agar cacing membuang kotoran didalam perutnya sehingga yang tersisa hanya dagingnya. Para pembudidaya pemula disarankan menggunakan cacing beku untuk pakan lobster-lobsternya.

Dalam sehari, pakan yang diberikan sebanyak 3% dari berat badan lobster. Pakan tersebut diberikan dua kali  sehari, yakni pagi hari pukul 07.00 - 10.00pakan sebnayak 25% dan sore hari pada pukul 17.00 sebanyak 75%. Persentase pemberian makan malam lebih banyak karena lobster termasuk hewan nokturnal yang aktif pada malam hari.

Cara lain buat mengetahui jumlah pakan yg akan diberikan merupakan dengan memutuskan target pertumbuhan yang diinginkan secara periodikal, lalu menghitung kebutuhan pakan yg menunjang pertumbuhan tersebut. Cara ini sangat berguna untuk mengetahui secara logis antara pertumbuhan menggunakan pakan yg dapat dijadikan pola yg lebih terukur.

4.       Pertumbuhan Benih

Pertumbuhan erat kaitannya dengan konsumsi pakan, lingkungan  tumbuhan dan faktor genetis. Pemberian pakan memegang peranan yang paling tinggi. Dengan pemberian pakan yang sesuai, pertumbuhan lobster bisa diprediksi. Semakin besar atau bertambahnya umur lobster, tingkat pertumbuhannya akan semakin menurun (persentase pertumbuhannya semakin kecil).

5.       Pencegahan Hama dan Penyakit

Meskipun lobster air tawar termasuk tahan terhadap serangan hama & penyakit karena kulitnya yang keras dan tebal, namun kewaspadaan tetap saja dibutuhkan. Beberapa penyakit yang sering menyerang lobster dan mengakibatkan kematian merupakan menjadi berikut :

1)      Saprolegnia dan Achyla

Kedua pathogen ini menyerang jaringan luar lobster dan menyerang telurnya. Mereka dapat menghambat pernapasan lobster sehingga telur akan mati dan tidak menetas. Tanda lobster terserang penyakit ini adalah pada tubuhnya ditumbuhi sekumpulan benang halus seperti kapas. Cendawan ini menyebabkan nafsu makan lobster menurun dan akhirnya mati. Cara mengatasi Saprolegnia sp adalah dengan merendam lobster yang terinfeksi ke dalam Malachite Green 2-3 ppm selama 30-60 menit.

2)      Cacing jangkar

Cacing Lernea cyprinacea dan Lernaea carasii menembus jaringan tubuh dengan kaitnya yang menyerupai jangkar. Bagian insang pada lobster yang terjangkit tampak dihuni cacing dan terdapat cairan atau lender yang memanjang. Akibatnya, lobster kekurangan darah kehilangan bobot tubuh, dan kemudian mati. Cacing jangkar dapat diatasi dengan merendam lobster yang terinfeksi kedalam larutan garam (20 gram garam dilarutkan ke dalam 1 liter air) selama 10-20 menit.

3)       Argulus foliaceus

Serangan argulus pada lobster ditandai menggunakan adanya bintik merah pada tubuh. Racun argulus ini mengakibatkan kematian dalam lobster akibat kurang darah & kehilangan banyak darah. Racun yg melukai kulit bisa mengundang infeksi saprolegnia yg semakin menambah penderitaan lobster. Penyakit ini bisa diatasi dengan merendam lobster kedalam 1 ml Lysol yang dilarutkan dalam 5 liter air selama 15-60 dtk. Setelah itu, rendam lobster ke pada sodium permanganate sebesar 1 gr yang dilarutkan pada 100 liter air selama 1,lima jam. Pemberiaan Neguvon, Masoten, & Lindane dilakukan jika agresi telah mencapai stadium zenit karena ketiganya bersifat racun yang justru sanggup membahayakan lobster.

4)      Larva cybister (ucrit)

Larva cybister (ucrit) adalahhewan yang bentukya seperti ulat, tubuhnya berwarna agak kehijauan, dan panjangnya dapat mencapai 2 cm. hewan ini memiliki gigi taring yang terletak di kepala sebagai alat untuk menggigit mangsanya. Sementara di bagian tubuh belakang, ucrit memilik alat penyengat. Meskipun demikian tubuhnya kaku, tetapi gerakannya terbilang cepat. Dilihat dari jenis darahnya, larva  cybister termasuk hewan berdarah putih.

5)      Linsang

Linsang atau sero adalah fauna berkaki empat, berbulu, & berekor panjang. Tubuhnya mirip kucung, namun ukurannya lebih panjang. Bila terkena sinar, matanya mengeluarkan cahaya berwarna biru. Hewan ini poly ditemukan di wilayah kaki gunung atau daerah berbukit. Tempat persembunyian sero sangat susah ditemukan.

Sejauh ini, pemberantasan sero masih sulit dilakukan karena sangat susah ditangkap. Selain itu, penciumannya pula sangat tajam, meskipun dipancing dengan ikan dan lobster yang sudah diberi racun. Hanya pencegahan yang baru bisa dilakukan menggunakan yg dibuat mendadak. Pencegahan lainnya dengan memagar areal sangkar, namun cara ini membutuhkan biaya yg sangat besar .

6.       Penyaing

Golongan penyaing (kompetitor) merupakan fauna yg menyaingi lobster air tawar pada hicdupnya, baik tentang pakan juga ruang buat berkecimpung. Keberadaan kompotitor dikolam akan membuat bias pada perhitungan FCR. Jumlah pakan yg diberikan ternyata nir seluruhnya dikonsumsi sang lobster air tawar. Penyaing ikut memanfaatkan pakan yg pada tebar sang pembudidaya. Hitungan FCR sebagai lebih tinggi.

Beberapa jenis penyaing yg tak jarang hidup bersama lobster air tawar dikolam itu yaitu bangsa siput, seperti trisipan & concong, ikan liar seperti mujair, ketaman-ketaman dan udang kecil-mini .

Untuk mengendalikan beberapa kompetitor ini, perlu dilakukannya upaya pemberantasan supaya nir bersaing dalam mendapatkan pakan menggunakan lobster air tawar. Berikut ini merupakan cara yg mampu dilakukan dalam pemberantasan kompotitor:

1)      Biji Teh

Bungkil biji teh adalah ampas yang dihasilkan biji teh yang diperas minyaknya. Sejauh ini, biji teh banyak diproduksi dicina. Kadar saponin dalam setiap bungkil biji teh tidak sama  tetapi biasanya dengan 150-200 kg bungkil biji teh per hektar kolam, sudah cukup relatif mematikan ikan liar atau buas tanpa mematikan lobster air tawar yang dipelihara.

Dosis yang dipakai sekitar 200-250 kg/ha kolam. Sebelum ditebar, volume air dalam kolam dikurangi hingga 1/tiga-nya saja. Dengan demikian, takaran yg dipakai saponin menjadi lebih encer. Penggunaan bungkil ini akan lebih efektif apabila dilakukan pada siang hari, pukul 12.00 atau 13.00

Sebelum dipakai, bungkil ditumbuk dulu menjadi tepung, lalu direndam didalam air selama beberapa jam atau semalam. Setelah itu, air tersebut dipercik-percikan kedalam tambak, sementara menabur bungkil, aerasi dalam kolam dihidupkan agar saponin teraduk merata. Hal yang perlu di antisipasi yaitu air buangan yg sudah diberi saponin. Air buangan dipastikan telah bebas dari sisa saponin karena bila nir, mampu bersifat racun bagi lingkungan kurang lebih.

2)      Rotenon dari akar deris (tuba)

Akar deris berdasarkan alam mengandung lima-8% Rotenon.Akar yang masih mini lebih poly mengandung rotenone. Zat ini bisa membunuh ikan pada kadar 1-4 ppm, namun batas yang mematikan lobster air tawar tidak jauh tidak selaras.

3)      Nikotin

Ikan liar, ikan buas, dan siput bisa diberantas menggunakan nikotin dalam dosis 12-15 kg/ha. Selain nikotin, kompetitor bisa pada berantas menggunakan residu-sisa tembakau berdosis 200-400 kg/ha. Sisa ditebarkan dikolam sesudah tanah dasar dikeringkan dan kemudian diairi setinggi 10 cm. Setelah ditebarkan, sisa tembakau dibiarkan selama dua-tiga hari supaya racun nikotinnya bisa membunuh kompetitor. Sementara airnya dibiarkan sampai habis menguap selama 7 hari. Setelah itu, kolam dialiri lagi tanpa dicuci dulu sebab residu tembakau telah tidak beracun lagi dan dapat berfungsi menjadi pupuk.

7.       Penyaing

Tidak terdapat salahnya pula, hama seperti tikus air, burung, dan kucing pula wajib diwaspadai. Perlu diketahui bahwa kematian lobster umumnya nir murni disebabkan sang serangan hama dan penyakit. Kegagalan dalam pergantian kulit (moulting) pertama dapat mematikan lobster. Insang dalam lobster yg memaksakan diri buat berganti kulit umumnya akan lepas & lobster akan mangkat seketika itu juga. Hal ini bisa diatasi dengan mempertinggi pasokan oksigen terlarut dalam air. Terutama sebelum & selesainya pergantian kulit berlangsung.

8.       Pencagahan

Beberapa cara yg dilakukan untuk mencegah adanya serangan hama pada lokasi pembudidayaan lobster air tawar sebagai berikut :

a)      Mengeringkan bak atau kolam yang akan digunakan sehingga hama-hama mati.

b)      Melakukan pengapuran pada saat persiapan kolam atau bak.

c)       Memasang saringan pada pintu masuk sehingga hama tidak masuk ke kolam.

d)      Melakukan filterisasi, yakni air yang masuk ke areal kolam harus melalui filter terlebih dahulu sehingga bibit-bibit hama yang masih kecil dapat tertahan oleh filter tersebut.

e)      Memberantas hama, baik secara mekanik, biologis, maupun secara kimiawi.

f)       Memberi pagar pada seputaran areal kolam setinggi 60 cm. Bahan pagar  yang digunakan yaitu seng, semen, atau jaringan.

Sementara upaya pencegahan terhadap datangnya serangan penyakit dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a)      Mengeringkan kolam atau bak untuk memotong siklus hidup penyakit.

b)      Mengapur kolam sebelum penebaran benih sehingga dapat membunuh hama dan penyakit, selain itu juga dapat meningkatkan pH.

c)       Menjaga kualitas air agar parameternya tetap pada kondisi normal.

d)      Menjaga kebersihan sekitar areal perkolaman

e)      Melakukan penebaran dengan padat tebar yang optimal dan ukuran yang seragam untuk menurunkan tingkat kanibalisme.

f)       Melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh lobster.

g)      Menghindari masuknya binatang-binatang pembawa penyakit, seperti burung, dan siput.

9.       Pemanenan

Pemanenan lobster air tawar dilakukan waktu ukurannya sudah mencapai berukuran standar yang diminta pasar. Saat ini, ukuran yang poly diminta pasar lebih kurang 10-12 ekor/kg atau 85-100 gr. Semakin akbar ukuran, semakin dicari oleh pasar. Permintaan pasar oleh lobster air tawar nir hanya semata-mata hanya pada ukuran. Keutuhan capit pula sebagai syarat yang mutlak untuk diterima pasar. Cara memanen lobster tergantung pada sistem kolam yang dipakai.

1)      Pemanenan pada kolam  sistem monik

Kolam sistem monik mempunyai saluran pembuangan menurut papan. Sementara pada bagian dasarnya memiliki kemalir yg kedalamnya melebihi dasar kolam lainnya. Jenis kolam ini bisa dipakai buat pembenihan juga pembesaran lobster air tawar. Cara pemanennya sebagai berikut ;

a)      Pasang saringan didepan pintu pengeluaran (monik).

b)      Cabut papan monik yang paling atas dan biarkan airnya terbuang hingga mencapai ketinggian papan dibawahnya. Cabut papan kedua dan biarkan air terbuang.

c)       Siapkan ember yang telah berisi air. Sebaiknya ember diisi dengan air yang berasal dari kolam agar suhu dan pH nya sama ketika dipindahkan, bibit tidak terlalu stres.

d)      Sambil menunggu air surut, angkat subtract. Bibit-bibit akan menempel pada subtract. Masukan subtract dengan bibit kedalam ember.

e)      Jika telah penuh dengan subtract, pindahkan bibit beserta dengan subtractnya ke hapa yang dipasang tidak jauh dari tempat pemanenan.

f)       Bila airnya sudah surut lagi, cabut papan ketiga agar airnya lebih surut. Biasanya bibit yang tidak menempel pada subtract akan berkumpul di kemalir. Tangkap sisa bibit tersebut menggunakan scoop net, lalu masukan keember atau ke hapa.

2)      Pemanenan di kolam bersistem sipon.

Adapun termin pemanenan lobster air tawar sistem sipon sebagai berikut ;

a)      Cabut pipa PVCD yang menghubungkan saluran pembuangan mendatar. Air akan keluar dengan sendirinya.

b)      Pada pintu saluran pembuangan didalam kolam pasang saringan dari jaring agar bibit atau ukuran konsumsi tidak ikut terbuang bersama air.

c)       Sambil menunggu air surut, ambil subtract yang terisi oleh lobster air tawar dan masukan kedalam ember

d)      Jika embernya penuh, pindahkan lobster tersebut kedalam tempat penampungan.

3)      Pemanenan pada kolam Jenis Lain

Kolam jenis lain disini yaitu kolam menggunakan sistem pembuangan selain sistem sipon & monik. Biasanya, kolam ini tidak memiliki sistem pembuangan yang baik oleh karena itu, cara pemanenan lobster pada kolam ini sedikit tidak selaras dengan jenis kolam lainnya. Adapun cara pemanenan dalam kolam menjadi berikut ;

a.       Sambungkan selang pada mesin pompa dan ujung selang dipasang jaring atau kawat ram

b.      Masukan ujung selang kedalam dasar dan hidupkan pompa

c.       Ketika air sudah mulai surut, ambil lobster beserta subtractnya dan masukan kedalam ember.

d.      Jika embernya penuh, pindahkan lobster tersebut kedalam penampungan

3 Simulasi Usaha Pembesaran

Simulasi pembesaran lobster air tawar dilakukan pada kolam tembok merupakan menjadi berikut :

a)      Luas lahan seluas wadah pembesaran

b)      Wadah pembesaran kolam berukuran 2 m x 1 m x 1 m sebanyak 40 kolam

c)       Sarana dan prasarana

1)      Prasarana

-   Pengadaan benih yang ditebar berukuran 2-5 cm

-   Perbaikan/pembuatan kolam.

-   Pengadaan peralatan :

o Water heater.

o   Thermometer.

o   Pompa air

2)      Sarana

-   Pakan lobster selama pemeliharaan berupa cacing atau pakan pelet. Dosis pakan sebanyak 3-5% dari berat biomas dengan frekuensi pemberian 3-4 kali sehari

d)      Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional cukup 1 orang

e)      Jumlah benih yang ditebar dengan kepadatan 50 ekor/m2 adalah 50 x (2 x 1 x 1) x 40 = 4.000 ekor.

f)       Frekuensi pembesaran sebanyak dua kali dalam setahun.

g)      Jumlah lobster yang dihasilkan dari ukuran penebaran 2-3 cm:

-   Lobster dipanen ukuran 30-40 ekor/kg membutuhkan waktu 2-3 bulan.

-   Lonster dipanen ukuran 8-10 ekor/kg membutuhkan waktu pemeliharaan 5-6 bulan dengan tingkat kehidupan 80% adalah 80% x 4.000 : 10 ekor/kg = 320 kg.

h)      Siklus periode pembesaran lobster air tawar 5-6 bulan. Tergantung dari ukuran benih ditebar dan ukuran panen.

  1. Pakan Lobster Air Tawar

Pakan memegang peranan penting buat pertumbuhan & perkembangan lobster. Pemberian pakan jenis, jumlah, & frekuensi yg tepat diperlukan lobster akan tumbuh dengan cepat pada syarat sehat, kuat, dan terbebas menurut agresi penyakit. Pakan yg baik merupakan pakan menggunakan kandungan zat-zat gizi yang diharapkan lobster, seperti protein, lemak, mineral, & vitamin.

Protein mutlak diharapkan lobster karena kegunaannya menjadi pemacu pertumbuhan dan pengganti jaringan yang rusak. Seperti halnya protein, kecukupan lemak dalam tubuh lobster juga dibutuhkan Karena terkait erat menggunakan karbohidrat. Keduanya merupakan asal energi utama.

Kebutuhan mineral seperti mineral kalsium, besi, fosfor, magnesium,dan lain-lain memang dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit bila dibandingkan   dengan kebutuhan protein, karbohidrat dan lemak. Meskipun sedikit, peranan mineral dalam menjaga kondisi tubuh lobster agar senantiasa prima sangat dibutuhkan. Vitamin bagi lobster dibutuhkan untuk membentuk warna yang cemerlang. Zat-zat gizi dapat diperoleh dari berbagai jenis pakan alami dan pakan buatan.

B. Budidaya di Kolam Terpal

1. Pemberian Pakan

Lobster termasuk pemakan segalanya (omnivora), contohnya plankton, benthos, cacing, peripithon, atau lumut. Namun,dalam kolam budi daya, lobster bisa diberi pakan pelet.

Lobster bisa diberi pakan berupa cincangan wortel, ketela rambat oranye, kecambah, atau cacing rambut. Untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan & menjaga kesehatannya, waktu masih larva usahakan diberi pakan berupa moina, daphnia, atau artemia & selesainya mulai besar hadiah pakan yang paling simpel adalah menggunakan pakan protesis atau pelet. Pakan buatan selain komposisinya mengandung gizi yg lebih baik (kandungan protein 35-42%), pula lebih mudah dalam anugerah & penyimpanannya.

Lobster lebih bahagia bila hadiah pakan dilakukan sedikit-sedikit lantaran lobster memiliki kebiasaan memakan sedikit demi sedikit, makanan yang telah dimakan umumnya akan dicerna habis selama 2-3 jam. Lobster akan lapar lagi setelah tiga jam tadi. Dalam sehari frekuensi pemberian pakan usahakan 4 kali, yaitu pukul 07.00, 13.00, 17.00, dan 19.00.

Semakin akbar tubuh lobster, persentase kebutuhan pakan menjadi lebih sedikit, namun frekuensi pemberiannya menjadi lebih banyak. Metode anugerah pakan seperti ini dipercaya cukup efektif lantaran residu pakan yang nir tergoda hanya sedikit.

2. Perawatan

Dalam budi daya lobster, penggantian air merupakan hal yang mutlak dan sering untuk dilakukan. Hal ini karena lobster sensitif terhadap kondisi kualitas air yang kurang baik. Selain untuk membersihkan sisa kotoran pada media budi daya, penggantian air yang sering akan merangsang lobster untuk moulting. Penyiponan sebaiknya dilakukan dua hari sekali. Sedangkan, untuk mempertahankan suhu tubuh lobster akibat penurunan suhu lingkungan yang mendadak, sebaiknya dipasang penghangat (water heater) di kolam budi daya, terutama untuk benih lobster yang masih kecil. Untuk budi daya pembesaran dengan kepadatan yang cukup tinggi sebaiknya ke dalam kolam diberikan aerasi agar lobster lebih mudah untuk memanfaatkan oksigen dari media air. Sedangkan untuk pembenihan gunakan air media yang mengalir pelan, gemericik, dan diberi aerasi sehingga suplai air dibuat sedemikian rupa agar mengalir dengan gemericik. Kondisi ini sangat disukai oleh lobster dan merangsang lobster untuk melakukan pemijahan.

Bila menggunakan air dari sungai atau ingin mengelola air dengan resirkulasi bisa dilakukan penyaringan air menggunakan treatment bak biofilter. Bak biofilter dibentuk berdasarkan lapisan yang paling bawah gravel besar , ijuk, arang aktif, pecahan karang, koral kecil, kerikil, gravel & spon.

Air dari sungai atau berdasarkan output pembuangan dari budi daya dimasukkan kedalam bak biofilter, buat disaring hingga higienis. Selanjutnya air saringan baru dialirkan ke kolam pemeliharaan.

Sumber:

Kristiany M.G.E., & Mulyanto. 2011. Materi Penyuluhan Perikanan: Budidaya Lobster Air Tawar. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

Jenis - Jenis Ikan Air Laut Ekonomis Penting [Bagian 1]

Berikut jenis - jenis ikan laut yang mempunyai nilai irit krusial :

1. Manyung (Arius thallassinus)

Ikan manyung [sumber]
(Ariidae); hidup didasar, muara sungai, daerah pantai sampai tempat-tempat dalam. Termasuk ikan buas, makanannya adalab organisme dasar (kerang-kerangan, udang, dan ikan). Ikan ini dapat mencapai panjang maksimum 150 cm, sedang umum tertangkap 25 - 70 cm. Penangkapan dengan trawl, jaring insang dan pancing. Di pasarkan dalam bentuk segar, umumnya dalam bentuk asin kering yang biasa disebut “jambal roti” (mahal harganya) Daerah penyebaran; seluruh perairan pantai, lepas pantai Indonesia terutama Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulsel, Arafura. Ke utara meliputi sepanjang pantai India, Thailand, sepanjang pantai Laut Cina Selatan. Ke selatan pantai Australia kecuali bagian selatan benua tersebut.

2. Triger cepluk (Balistapus causpisillum)

Ikan triger cepluk [sumber]
(Balistidae); hidup di perairan dangkal terumbu karang, panjang ikan dapat mencapai 50 cm. Dipasarkan sebagai ikan hias (harga sangat mahal). Daerah penyebaran; perairan karang, perairan dangkal terutama sekitar Banyuwangi, Nusa Penida (Bali).

3. Cendro (Tylosurus crocodilus)

Ikan cendro [sumber]
(Belonidae); hidup di lapisan permukaan menyendiri, ukuran ikan ini dapat mencapai panjang 100 cm dan yang umum tertangkap 60-70 cm. Tergolong ikan pelagis, penangkapan dengan pancing layang-layang, jaring insang hanyut, dipasarkan dalam bentuk segar dengan harga sedang. Daerah penyebaran; sepanjang pantai perairan yang berbatasan laut dalam terutama perairan Indonesia bagian timur, selatan Jawa, barat Sumatera, dan Selat Sunda.

4. Puka Putih (Caranx melampygus)

Ikan puka putih (Bluefin Trevally) [sumber]
(Carangidae); hidup diperairan karang, terumbu karang, menyendiri atau membentuk gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm dan yang umum 30-60 cm. Tergolong ikan pelagis kecil, penangkapan dengan pancing, bubu, jaring insang, muroami, soma malalugis, dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering (harga agak mahal). Daerah penyebaran; daerah perairan karang seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna dan ke selatan sampai perairan tropis Australia.

5. Ikan Kuwe (Caranx sexfasciatus)

Ikan kuwe [sumber]
(Carangidae); hidup di perairan dangkal, terumbu karang, membentuk gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm, umumnya 50 cm. Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, penangkapan dengan pancing, bubu, jaring klotok, moroami jaring insang. Dipasarkan dalam bentuk segar, asin kering (harga agak mahal). Daerah penyebaran; sepanjang pantai dangkal, perairan karang Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna.

Jenis - jenis ikan ekonomis laut lainnya silahkan lihat dalam artikel berikut

Ikan Laut Ekonomis Penting

Sumber : Pengenalan jenis - jenis ikan air bahari. Abdul Samad Genisa. 1999

Semoga Bermanfaat...

BUDIDAYA IKAN BETOK

Jenis ikan betok sebenarnya sangat jarang dibudidayakan lantaran ikan ini termasuk jenis karnivora. Ikan betok merupakan jenis ikan air tawar yang artinya hanya akan hayati pada air tawar.

Sebenarnya ikan betok mempunyai harga jual yg tidak mengecewakan tinggi, sehingga banyak para pembudidaya mulai beralih ke ikan betok.

laptop

Jenis ikan betok yg paling indah buat dibudidayakan adalah ikan betok hijau. Ikan betok hijau bisa mencapai berat hingga 200 gr dibanding jenis ikan betok lainnya.

Budidaya ikan betok membutuhkan perhatian khusus, karena ikan ini termasuk dalam jenis ikan liar sebagai akibatnya sulit dibudidayakan.

Ikan betok sebenarnya sangat mudah pada pemeliharaan, tetapi buat pengembang biakan masih sangat sulit buat dilakukan.

Sama misalnya ikan gabus, ikan betok jua bisa bernafas memakai udara terutama untuk berpindah loka apabila mengalami kekeringan.

Persiapan kolam

Budidaya ikan betok dapat dilakukan di banyak sekali jenis kolam, serti kolam berdasarkan terpal atau tambak. Penggunaan kolam dari terpal dinilai lebih strategis untuk perkembangan ikan betok.

Penggunaan kolam menurut tanah akan memberi kesulitan bila masa panen sudah datang, karena salah satu keunggulan ikan betok merupakan bisa memendam dirinya dalam lumpur.

Pemupukan dasar kolam

Untuk budidaya ikan betok, kolam nir perlu dipupuk. Ini dikarenakan ikan betok bisa hayati dengan syarat air yg seadanya. Ikan betok sangat tahan terhadap kualitas air yg buruk.

Namun ini nir berlaku jika berukuran ikan betok masih mini . Penggunaan kolam buat anakan ikan betok permanen wajib melalui pemupukan terlebih dahulu.

Penebaran benih

Benih ikan betok umumnya didapatkan dari indukan pribadi. Benih didapat menurut menurut pemijahan antara indukan jantan & indukan betina.

Indukan betina bisa ditinjau menurut bentuk tubuhnya yang tampat gendut, lubang kelamin berbentuk bulat, gerakan agak lamban.

Sebaliknya indukan jantan mempunyai ciri tubuh tampak kecil, kelamin memanjang, dan mempunyai gerakan yg lincah.

Pemijahan ikan betok biasanya dilakukan secara buatan atau kawin injeksi. Dalam sekali demam isu kawin, ikan betok dapat dipijah 3 kali dan sanggup menghasilkan lebih kurang 5.000-15.000 buah telur.

Telur akan menetas pada kisaran waktu 24 jam dengan suhu 260 deraja seksius. Sedangkan dalam suhu 300 derajat selsius, telur ikan betok akan menetas dalam ketika 12 jam.

Pemeliharaan

Setelah telur ikan betok menetas, pakan nir perlu pribadi diberikan dikarenakan ikan betok masih memiliki cadangan makan pada kantongnya.

Setelah empat hari barulah anakan ikan betok sanggup diberi makan dengan kuning telur. Pemberikan pakan wajib dilakukan secara berurutan selama sepuluh hari menggunakan diberi pakan 3 kali sehari.

Waktu kritis anakan ikan betok sekitar 14 hari, sang karenanya anugerah pakan berupa pelet wajib dihaluskan terlebih dahulu.

Pemberian pakan berupa pellet biasanya dilakukan hingga anakan betok berumur 2 bulan. Setelah anakan berumur dua bulan, barulah anakan betok siap disebar ke kolam lainnya.

Pemanenan

Panen ikan betok umumnya dilakukan setelah berumur empat bulan. Pemanenan sebenarnya bergantung pada tujuan panen tadi, apakah buat konsumsi atau buat produksi.

Pemanenan ikan betok dapat dilakukan menggunakan 2 cara, yaitu panen total atau panen selektif. Panen total dilakukan tanpa memperhatikan berukuran akbar kecilnya ikan betok tadi.

Sedangkan pemanenan selektif bisa dilakukan menggunakan cara menjaring kemudian merogoh ikan betok yang berukuran betok. Panen selektif umumnya bertujuan buat mencari indukan atau keperluan konsumsi.

Sumber: http://www.ilmuhewan.com/panduan-sederhana-dan-cara-budidaya-ikan-betok/

#Tag :

Jenis - Jenis Ikan Air Laut Ekonomis Penting [Bagian 4]

Jenis ikan air bahari yg memiliki hemat penting pada perairan Indonesia sangatlah poly. Berikut adalah beberapa jenis ikan air bahari yang mempunyai nilai ekonomis krusial yang sudah dirangkum. Untuk melihat tulisan sebelumnya bisa dicermati dalam tautan dibawah artikel ini.

16. Daun bambu, (Chorinemus tol)
Ikan daun bambu [sumber]

(Carangidae); hayati disepanjang pantai, masuk diteluk-teluk, dapat mencapai panjang 75 centimeter, umumnya 30-50 centimeter. Tergolong ikan pelagis kecil, penangkapan menggunakan jaring insang, sero, payang, pancing, bubu, jermal. Daerah penyebaran; masih ada pada semua perairan pantai Indonesia, & perairan Indo-Pasifik lainnya (Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna), ke selatan hingga perairan Australia.

17. Talang-talang, (Chorinemus tala)
Ikan talang - talang [sumber]

(Carangidae); hayati diperairan pantai, membangun grup mini , dapat mencapai panjang 50 centimeter, umumnya 30 centimeter. Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan mini , penangkapan menggunakan pancing, bubu, jaring insang, payang, purse seine, sero, jermal. Dipasarkan pada bentuk segar, asin kering, harga sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai / semua Indonesia, Teluk Benggala,Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan hingga perairan tropis Australia.

18. Baji-baji, (Seriola nigrofasciatus)
Ikan baji - baji [sumber]

(Carangidae); hayati menyendiri atau membentuk grup mini , bisa mencapai panjang 60 cm, umumnya 40 cm. Tergolong ikan pelagis mini , tetapi hidupnya cenderung pada dasar. Penangkapan dengan trawl, bubu, dipasarkan pada bentuk segar, harga sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna, perairan Australia.

19. Sunglir (Salem), (Elagatis bipinnulatus)
Ikan sungir [sumber]

(Carangidae); hidup diperairan pantai karangkarang, menyendiri atau membentuk grup kecil, bisa mencapai panjang 90 cm, umumnya 30-50 centimeter. Tergolong ikan pelagis, karang, penangkapan dengan muroami, pancing tonda, jaring insang, purse seine. Dipasarkan pada bentuk segar, asin kering, harga sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai, terumbu karang seluruh Indonesia, melebar sampai Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang Laut Cina Selatan, Philipinna, ke selatan sampai perairan .

20. Cucut, (Hemigaleus balfouri)
Ikan cucut [sumber]

(Carcharinidae); hidup diperairan pantai, tanggal pantai. Termasuk ikan buas, makanannya berbagai jenis ikan, moluska, krustasea, tergolong cucut kecil, ikan demersal, pula ikan pelagis, penjelajah samudera . Penangkapan terutama dengan rawai cucut, rawai tuna, trawl dasar, kadang-kadang terbelit pada jaring insang. Dipasarkan daiam bentuk asin kemarau, dipotong-potong, segar, harga murah, sirip-siripnya memiliki kedudukan tersendiri pada perdagangan, harganya mahal. Daerah penyebaran; masih ada diseluruh perairan Indonesia dan perairan lain di Indo-Pasifik.

Jenis - jenis ikan ekonomis laut lainnya silahkan lihat artikel berikut :

Ikan Laut Ekonomis Penting

Sumber : Pengenalan jenis - jenis ikan air laut. Abdul Samad Genisa. 1999

Semoga Bermanfaat...

KEBERLANJUTAN PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI STANDARDISASI, MONITORING LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN RESIDU

Perikanan budidaya terus didorong buat menaikkan kualitas produksinya pada samping kuantitasnya, buat memenuhi kebutuhan pasar. Penekanan pada peningkatan kualitas produksi perikanan budidaya ini selaras menggunakan pada bukanya Pasar Bebas ASEAN (MEA) yang mendorong perlunya peningkatan daya saing, keliru satunya dengan kualitas produk yang semakin tinggi dan kondusif di konsumsi. ?Selain produk perikanan budidaya wajib sanggup memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar, wajib di dukung dengan kualitas produk yg mampu bersaing baik di pasar regional maupun pasar dunia. Untuk itu melalui program pembangunan perikanan budidaya yang berdikari, berdaya saing & berkelanjutan, kita wajib menerapkan system agunan mutu dan keamanan mutu output perikanan budidaya dari hulu hingga hilir proses produksi perikanan budidaya, baik itu melalui penerapan standardisasi system produksi perikanan budidaya, system monitoring lingkungan juga pengendalian sisa?, demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada ketika memberikan arahan pada acara Rapat Koordinasi Standardisasi Perikanan Budidaya, Monitoring Lingkungan Perikanan Budidaya dan Pengendalian Residu di Yogyakarta.

?Persaingan pasar yang semakin terbuka, menuntut kita buat membuat produk perikanan budidaya yang sesuai baku, baik itu standar system produksi maupun standar mutu hasil perikanan. Standardisasi harus dilakukan di semua lini, baik itu standar pembenihan, baku prasarana & sarana budidaya, baku produksi maupun standar pakan yang di dukung menggunakan penerapan baku metode uji pada laboratorium, untuk memberikan jaminan keamanan & jaminan mutu produk perikanan budidaya?, jelas Slamet.

Saat ini, terdapat 250 butir Standar Nasional Indonesia (SNI) bidang perikanan budidaya (5 diantaranya merupakan RSNI) yg dipakai sebagai standar untuk mendukung peningkatan produksi perikanan budidaya dalam memasuki persaingan pasar bebas baik pada tingkat regional maupun global.

Pengendalian Residu

?Disamping penerapan standardisasi perikanan budidaya, diharapkan upaya lain buat dapat menghasilkan produk perikanan budidaya yang berkualitas dan kondusif dikonsumsi, tanpa mengandung residu antibiotik dan bahan kimia yang tidak boleh yaitu penerapan sistem monitoring residu nasional?, terang Slamet.

Slamet menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya telah berhasil melakukan pengendalian sisa & sekaligus melakukan monitoring penggunaan sisa dalam usaha budidaya sejak tahun 2013, Indonesia sudah dimasukkan sang Direktorat Jenderal Konsumen & Kesehatan, European Commission melalui Commission Decision 2011/163/EU, ke pada daftar negara-negara yang diperbolehkan mengekspor produk perikanan budidaya ke Uni Eropa. Kondisi ini menerangkan bahwa Sistem Monitoring Residu perikanan budidaya Indonesia sudah dinilai setara dengan standard Uni Eropa. Hal ini wajib terus dipertahankan antara lain melalui koordinasi yg berkelanjutan & semakin baik diantara pihak terkait (stakeholders), baik pada taraf pusat & wilayah pada pelaksanaan monitoring sisa?, papar Slamet.

Slamet lebih lanjut mengungkapkan bahwa sehabis di terbitkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 39 Tahun 2015 mengenai Pengendalian Residu Obat Ikan, Bahan Kimia dan Kontaminan dalam kegiatan Pembudidayaan Ikan Konsumsi, menerangkan keseriusan pemerintah dalam hal peningkatan agunan keamanan pangan dan mutu produk perikanan budidaya. ?Permen ini menjadi acuan pada monitoring dan pengendalian residu. Ini harus pada terapkan untuk meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya, sampai ke taraf wilayah,? Istilah Slamet.

Monitoring Lingkungan Perikanan Budidaya

Pembangunan perikanan budidaya berbasis lingkungan atau ekosistem terus pada kembangkan dan pada gulirkan. Dengan memperhatikan lingkungan atau ekosistem, perikanan budidaya akan menjadi tumpuan pada pengembangan ekonomi daerah & peningkatan kesejahteraan masyarakat, yg sekaligus memperhatikan dan memanfaatkan sumber daya alam yg terdapat, agar permanen lestari dan berkelanjutan.

“Untuk mendukung keberlanjutan usaha perikanan budidaya, perlu upaya penerapan pendekatan terhadap lingkungan dalam pengembangan perikanan budidaya atau disebut dengan Ecosystem Approach for Aquaculture (EAA), untuk mengelola perikanan budidaya yang berkelanjutan, bertanggung jawab dan berdasarkan ekosistem di Indonesia. Program Culture Based Fisheries (CBF) juga sangat sesuai dengan EAA. Ini akan kita coba terapkan di beberapa lokasi, sebagai percontohan”, papar Slamet.

Pengelolaan bisnis perikanan budidaya di perairan generik perlu dilakukan. ?Usaha perikanan budidaya di Karamba Jaring Apung (KJA) pada perairan umum, perlu di tata ulang sehingga memberikan hasil yg positif baik berdasarkan segi ekonomi juga lingkungan. Penggunan teknologi pakan yg efisien & ramah lingkungan wajib terus di dorong, sebagai akibatnya meminimalisir impak negative bagi lingkungan?, kata Slamet.

Usaha perikanan budidaya yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan akan  menghasilkan keberhasilan usaha. Karena perikanan budidaya tidak bisa terlepas dari kondisi lingkungan baik lingkungan budidaya maupun lingkungan di sekitarnya. “Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, sangat perhatian sekali dengan permasalahan lingkungan ini. Karena ini akan menjadi warisan ke anak cucu kita di masa depan. Dengan membangun perikanan budidaya yang berwawasan lingkungan saat ini, artinya kita juga sedang membangun masa depan.

Sumber:

http://www.Djpb.Kkp.Go.Id/file/c/378/KEBERLANJUTAN-PERIKANAN-BUDIDAYA-MELALUI-STANDARDISASI-MONITORING-LINGKUNGAN-DAN-PENGENDALIAN-RESIDU/?Category_id=12

#Tag :

Jenis - Jenis Ikan Air Laut Ekonomis Penting [Bagian 3]

Jenis ikan air bahari yg memiliki ekonomis penting pada perairan Indonesia sangatlah banyak. Berikut merupakan beberapa jenis ikan air bahari yg mempunyai nilai hemat krusial yang telah dirangkum. Untuk melihat tulisan sebelumnya dapat dilihat pada tautan dibawah artikel ini.

11. Layang deles, (Decapterus macrosoma)

(Carangidae); hidup bergerombol diperairan tanggal pantai, wilayah daerah pantai laut dalam, kadar garam tinggi, panjang ikan bisa mencapai 40 centimeter, umumnya 25 centimeter. Termasuk ikan pelagis mini , pemakan plankton penangkapan dengan purse seine, payang, jaring insang, pukat buton, jala lompo. Dipasarkan pada bentuk segar, asin kering, harga sedang. Daerah penyebaran; Selat Bali, Laut Banda, Ambon, Selat Makassar, & Sangihe, Teluk Benggala, Philipinna, dan Laut Cina Selatan.

12. Selar kuning, (Selaroides leptolepis)
Ikan selar kuning [sumber]

(Carangidae); hidup bergerombol, perairan pantai panjang ikan dapat mencapai 20 cm, umumnya 15  cm. Termasuk ikan buas, pemakan ikan kecil dan udang-udang kecil, penangkapan dengan payang, purse seine, sero, jaring insang, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, asin-rebus, harga sedang. Daerah penyebaran; daerah pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai laut Cina Selatan. Ke selatan meliputi perairan tropis Australia.

13. Selar tetengkek, (Megalaspis cordyla)
Ikan selar tetengkek [sumber]

(Carangidae); hayati diperairan pantai hingga kedalaman 60 m, dapat mencapai panjang 40 cm, umumnya 30 cm. Termasuk ikan pelagis kecil yang buas, penangkapan menggunakan bubu, Jaring insang, pancing, payang, purse seine, tonda, dipasarkan pada bentuk segar, asinkering, harga relatif mahal. Daerah penyebaran; daerah pantai, perairan karang seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna dan ke selatan hingga perairan tropis Australia.

14. Selar bentong, (Selar crumenophthalmus)
Ikan selar bentong [sumber]

(Carangidae); hidup bergerombol, diperairan pantai sampai kedalaman 80 cm, bisa mencapai panjang 30 cm, umumnya 20 centimeter. Termasuk ikan pelagis kecil, ikan buas, penangkapan menggunakan pancing, bubu, jaring klotok, payang & sejenisnya, purse seine, pukat banting, pukat selar, termasuk ikan buas,makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, dipasarkan dalam bentuk segar, asin-kering, asin-rebus, harga sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna, perairan tropis Australia.

15. Cipa-cipa, (Atropus atropus)
Ikan cipa - cipa [sumber]

(Carangidae); hidup bergerombol mini , panjang ikan dapat mencapai 30 centimeter, umumnya 20 cm, penangkapan menggunakan macam - macam perangkap, jaring klotok, muroami,jaring insang, purse seine, kadang-kadang masuk trawl. Termasuk ikan pelagis kecil, ikan buas, dipasarkan pada bentuk segar, asin-kering, harga sedang. Daerah penyebaran; perairan pantai seluruh Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan, Philipinna, perairan tropis Ausatralia.

Jenis - jenis ikan ekonomis laut lainnya silahkan lihat artikel berikut :

Ikan Laut Ekonomis Penting

Sumber : Pengenalan jenis - jenis ikan air bahari. Abdul Samad Genisa. 1999

Semoga Bermanfaat...

Alih Teknologi Pengolahan Pindang Higienis

Alih Teknologi Pengolahan Pindang  Higienis, telah diselenggarakan oleh tim IPTEKMAS BBP4BKP pada tanggal 3  Desember 2013 di gedung serba guna PPN Palabuhanratu. Acara ini  merupakan rangkaian acara IPTEKMAS (Model Penerapan IPTEK) pengolahan  pindang tahun 2013. Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kelautan dan  Perikanan Kabupaten Sukabumi, Ir.Hj. Dedeh Herlina, MSi. Dalam  paparannya, Kepala Dinas KP Kabupaten Sukabumi menjelaskan bahwa saat  ini faktor kebersihan atau higienitas merupakan salah satu faktor  penting yang harus diperhatikan oleh pengolah.

Setiap langkah dalam proses produksi  harus memperhatikan faktor higienitas tersebut sehingga dapat dihasilkan  produk yang sehat, bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Di antara  faktor-faktor tersebut adalah pemilihan bahan baku ikan harus teliti dan  dipastikan benar bahwa ikan yang akan diolah dalam keadaan segar.  Selain itu penggunaan kertas buku telepon untuk membungkus pindang tidak  boleh dilakukan, sehingga pengolah harus menggunakan kertas pembungkus  lain yang aman.Di akhir tahap pengolahan, para pengolah diharapkan  memiliki kemampuan untuk berkreasi dan berinovasi dalam mengemas  produknya sehingga daya awetnya lebih lama dan lebih menarik bagi  konsumen.

Kemasan yang menarik ini akan memperluas  pemasaran pindang khas Pelabuhan Ratu ke daerah-daerah  lain.Selanjutnya, pemaparan alih teknologi pengolahan pindang higienis  diberikan oleh Dra. J. Tri Murtini, MS. Materi yang dipaparkan berisi  tentang persyaratan mutu dan keamanan produk perikanan dalam proses pem  buatan pindang hienis. Setelah pemaparan dilakukan serah terima alat  secara simbolis dan penandatanganan Berita Acara Serah Terima Alat  kepada kelompok Pindang Perkasa dan Kelompok Sauyunan yang disaksikan  oleh Kepala Dinas KP Kabupaten Sukabumi. Peralatan yang diberikan adalah  Cook box, alat thawing, tungku danbBadeng bertutup. Uji coba alat  dilakukan pada tanggal 4 Desember 2013 di tempat ketua kelompok pindang  Perkasa yang beralamat di Bantar Gadung. Dalam praktek pengolahan  pindang higienis menggunakan peralatan ag diberikan kepada para pengolah  dapat berfungsi dengan baik.

Sumber: http://www.balitbangkp.kkp.go.id/dev3/alih-teknologi-pengolahan-pindang-higienis

#Tag :