Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Parameter Kualitas Air : Parameter Fisika Kualitas Air

Faktor ekamatra air adalah variabel kualitas air yg krusial karena dapat menghipnotis variabel kualitas air yang lainnya. Faktor ekamatra yg besar pengaruhnya terhadap kualitas air adalah cahaya matahari dan suhu air. Kedua faktor ini berkaitan erat, dimana suhu air terutama tergantung menurut intensitas cahaya surya yang masuk ke pada air. Cahaya matahari dan suhu air adalah faktor alam yang hingga saat belum mampu dikendalikan.

1. Cahaya Matahari

Cahaya matahari mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kualitas air secara keseluruhan, karena dapat mempengaruhi reaksi-reaksi yang terjadi dalam air. Penetrasi cahaya matahari ke dalam air terutama dipengaruhi oleh sudut jatuh cahaya terhadap garis vertikal. Semakin besar sudut jatuhnya, maka penetrasi cahaya matahari semakin menurun. Cahaya akan berubah kualitas spektrumnya dan turun intensitasnya setelah menembus massa air disebabkan karena dispersi dan absorpsi yang berbeda-beda oleh lapisan air. Pada air murni kira-kira 53% dari cahaya yang masuk akan ditransformasi ke dalam bentuk panas dan selanjutnya akan padam pada kedalaman kurang dari satu meter (Boyd, 1990). Cahaya dengan panjang gelombang panjang (merah dan jingga) dan panjang gelombang pendek (ultra violet dan violet) lebih cepat padam dibandingkan dengan panjang gelombang sedang atau intermediate (biru, hijau dan kuning).
Cahaya matahari
Turbiditas (kekeruhan) akan menurunkan kemampuan air untuk meneruskan cahaya kedalamnya. Di kolam, turbiditas dan warna air disebabkan oleh koloid dari partikel-pertikel lumpur, organik tcrlarut dan yang paling besar disebabkan oleh densitas plankton (Hargreaves, 1999). Cahaya matahari sangat diperlukan oleh tumbuhan air sebagai sumber energi untuk melakukan fotosintesis. Sebagai produsen primer, tumbuhan hijau melakukan fotosintesis untuk menghasilkan oksigen dan bahan organik, yang akan dimanfaatkan oleh hewan yang lebih tinggi tingkatannya dalam rantai makanan (Ghosal et al. 2000).

Dua. Suhu Air

Suhu air dipengaruhi oleh : radiasi cahaya matahari, suhu udara, cuaca dan lokasi. Radiasi matahari merupakan faktor utama yang mempengaruhi naik turunnya suhu air. Sinar matahari menyebabkan panas air di permukaan lebih cepat dibanding badan air yang lebih dalam. Densitas air turun dengan adanya kenaikan suhu sehingga permukaan air dan air yang lebih dalam tidak dapat tercampur dengan sempurna. Hal ini akan menyebabkan terjadinya stratifikasi suhu (themal stratification) dalam badan air, dimana akan terbentuk tiga lapisan air yaitu : epilimnion, hypolimnion dan thermocline.

  • Epilimnion adalah lapisan atas yang suhunya tinggi.
  • Hypolimnion adalah lapisan bawah yang suhunya rendah.
  • Thermocline adalah lapisan yang berada di antara epilimnion dan hypolimnion yang suhunya turun secara drastis (Boyd, 1990). Dalam kolam budidaya, kondisi semacam ini dapat diatasi dengan pengadukan air oleh aerator atau kincir (paddle wheel).

Thermometer digunakan buat mengukur suhu

Air memiliki kapasitas yang akbar buat menyimpan panas sebagai akibatnya suhunya relatif kontinu dibandingkan dengan suhu udara (boyd, 1990). Perbedaan suhu air antara pagi & siang hari hanya kurang lebih 2?C, contohnya suhu pagi 28?C suhu siang 30?C. Energi cahaya mentari sebagian besar diabsorpsi pada lapisan bagian atas air. Semakin ke pada energinya semakin berkurang. Konsentrasi bahan-bahan terlarut pada pada air akan menaikkan penyerapan panas. Terjadinya transfer panas dari lapisan atas ke lapisan bawah tergantung menurut kekuatan pengadukan air (angin, kincir, dan sebagainya).

Suhu air sangat berpengaruh terhadap proses kimia juga biologi pada air. Reaksi kimia & hayati naik 2 kali setiap terjadi kenaikan 10?C. Aktivitas metabolisme organisme akuatik pula naik & penggunaan oksigen terlarut menjadi dua kali lipat. Penggunaan oksigen terlarut pada penguraian bahan organik pula semakin tinggi secara drastis (Howerton, 2001).

Berdasarkan pada penelitian Wasielesky (2003), suhu menghipnotis metabolisme udang putih (L. Vannamei). Pada suhu 23?C, 27?C & 30?C, menunjukkan bahwa nafsu makan udang paling tinggi terjadi pada suhu 30oC. Sedangkan berdasarkan penelitian Jackson & Wang (1998), pertumbuhan udang windu (Penaeus monodon) dalam suhu 30?C menggunakan umur 180 hari mencapai 34 g dan pada suhu 20?C hanya mencapai 20 g dalam umur yang sama.

3. Kecerahan

Kecerahan (transparancy) perairan dipengaruhi oleh bahan-bahan halus yang melayang-layang dalam air baik berupa bahan organik seperti plankton, jasad renik, detritus maupun berupa bahan anorganik seperti lumpur dan pasir (Hargreaves, 1999).
Secchi disk digunakan untuk mengukur tingkat kecerahan perairan

Dalam kolam budidaya, kepadatan plankton memegang peranan paling besar dalam menentukan kecerahan meskipun partikel tersuspensi dalam air juga berpengaruh. Plankton tersebut akan memberikan warna hijau, kuning, biru-hijau, dan coklat pada air (Boyd, 2004a). Selanjutnya dikatakan bahwa kedalaman air yang dipengaruhi oleh sinar matahari (photic zone) di danau atau tambak sekitar dua kali nilai pengamatan dengan menggunakan secchi disk . Semakin kecil kecerahan berarti semakin kecil sinar matahari yang masuk sampai dasar tambak yang dapat mempengaruhi aktvitas biota di daerah tersebut.

4. Muatan Padat Tersuspensi

Muatan padatan tersuspensi (MPT) berasal dari zat organik dan anorganik. Komponen organik terdiri dari fitoplankton, zooplankton, bakteri dan organisme renik lainnya. Sedangkan komponen anorganik terdiri dari detritus partikelpartikel anorganik (Hargreaves,1999). Selanjutnya dikatakan bahwa MPT berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari ke dalam badan air. Hal ini berpengaruh pada tingkat fotosintesis tumbuhan hijau sebagai produsen primer yang memanfaatkan sinar matahari sebagai energi utama. Kekeruhan karena plankton jika tidak berlebihan bermanfaat bagi ekosistem tambak. Jika densitas plankton terlalu tinggi akan menyebabkan fluktuasi beberapa kualitas air seperti pH dan oksigen terlarut.
Kekeruhan air bisa diakibatkan oleh banyaknya mutan padat tersuspensi

Sumber : Blog Vuut Tuntun

Semoga Bermanfaat...

NUTRISI PAKAN IKAN

Fungsi makanan bagi ikan adalah menjadi sumber tenaga yg diharapkan pada proses fisiologis ditubuh ikan. Oleh karenanya kuliner wajib mengandung zat-zat pengahasil tenaga yaitu protein, lemak, karbohidrat selain itu pula makanan wajib mengandung vitamin, mineral, serat dan air. Zat-zat makanan yg terkandung didalam kuliner tersebut dianggap zat gizi atau nutrien.

A. Protein

Protein merupakan unsur yg paling krusial dalam penyusunan formulasi pakan karena bisnis budidaya mengharapkan pertumbuhan ikan yang cepat. Dalam hal ini mempunyai fungsi bagi tubuh ikan yaitu :

1. Sebagai zat pembangun yg menciptakan jaringan baru buat pertumbuhan, menganti jaringan yg rusak maupun buat reproduksi.

2. Sebagai zat pengatur yg berperan buat pembentukkan enzim dan hormon penjaga dan pengatur berbagai proses metabolisme didalam tubuh.

3. Menjadi zat pembakar karena unsur karbon yang terkandung didalamnya dapat difungsikan sebagai asal energi dalam saat kebutuhan tenaga nir terpenuhi sang karbohidrat & lemak. Molekul protein tesusun berdasarkan sejumlah asam amino sebagai bahan dasar. Mutu protein sangat ditentukan sang komposisi asam amino penyususunnya komposisi ini akan tidak selaras antara satu bahan dengan bahan lainnya. Kebutuhan protein sangat bervariasi tergantung pada umur, stadia ikan. Ikan pada stadia yang muda membutuhkan taraf protein yang tinggi untuk mendukung pertumbuhannya daripada ikan yg dewasa. Pakan formula buat larva, benih umumnya mengandung 5 ? 10% protein lebih tinggi dibandingkan pada pakan formula buat ikan-ikan yg lebih besar .

B. Lemak

Dalam kimia pakan kata lemak disebut juga fat, lipid, oil. Lemak berfungsi menjadi asal tenaga dan membantu penyerapan mineral-mineral tertentu (terutama kalsium) dan vitamin yang mudah larut pada leman (vitamin A, D, E, K). Dalam kaitannnya menggunakan pakan protesis pengunaan lemak berpengaruh pada tekstur & rasa pakan yang dibuat. Lemak tergolong gampang teroksidasi sehingga penggunaanya dalam pembuatan pakan jumlahnya dibatasi. Apabila kandungan lemak yang digunakan terlalu tinggi akan tidak efiseien. Sebab ikan yang mengkonsumsi lemak terlalu tinggi cenderung makan dalam jumlah sedikit.

C. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan zat asal energi & pada umumnya dari menurut tumbuh-tanaman yang pembentukkannya melalui proses fotosintesis menggunakan donasi sinar mentari . Fungis karbohidar dalam pakan berfungsi menjadi sumber energi yg murah dan jua menjadi perekat. Dalam formulasi pakan karbohidrat termasuk grup yg acapkali disebut NFE (Nitogen Free Extract) atau pada bahasa Indonesia BETN (Bahan Extract Tanpa Nitrogen). Kemampuan ikan buat memanfaakan karbohidrat sangat tergantung dalam jenis ikan. Pada ikan karnivora kadar karbohidrat lebih berdasarkan 12% pada pakannya akan mengakibatkan penimbunan glikogen pada hatinya yang dapat mengakibatkan kematian. Namun ikan pemakan segala (hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan) dapat hayati baik menggunakan kadar karbohidratnya lebih dari 50%. Serat termasuk famili karbohidrat yg sukar dicerna. Serat umumnya digolongkan sebagai bahan bukan asal energi tetapi penambahan serat dapat memperbaiki proses asimilasi zat-zat kuliner, memantapkan bentuk pakan yg bermanfaat membangun gumpalan ampas makanan menjadi feses (kotoran) yang gampang dikeluarkan menurut saluran kuliner. Pengunaan serat kasar dalam kuliner ikan tidak lebih dari 8% karena apabila terlalu banyak akan menganggu proses pencernaan & penyerapan sari makanan.

D. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa komplek yang diperlukan pada berbagai proses. Walaupun tidak adalah sumber tenaga tetapi dibutuhkan menjadi sumber katalisator terjadinya proses metabolisme didalam tubuh. Secara umum vitamin dibedakan menjadi dua macam yaitu vitamin yan larut dalam lemak (Vitamin A, D, E, K) dan vitamin yangt larut pada air (Vitamin B dan C). Kekurangan vitamin bisa mengakibatkan terjadinya gejala umum seperti napsu makan turun, warna ikan abnormal, ikan kelihatan gelisah, ekuilibrium ikan hilang, pembentukan lendir terganggu, ikan mudah terserang penyakit atau bakteri, ikan gampang kena luka bakar lantaran sinar mentari .

E. Mineral

Mineral dalam kuliner ikan mempunyai peranan penting karena ikan tida bisa memproduksi mineral sendiri. Zat-zat mineral dalam tubuh ikan poly mempunyai fungsi diantaranya : membentuk bagian menurut kerangka, gigi, kulit & hemoglobin. Mempertahankan sistem celloid (tekanan osmose, vicosity, difusi) dan menjadi buffer buat mempertahankan keasaman pada lenel eksklusif.

F. Air

Kadar air adalah pengencer nutrien pada bahan pakan. Kadar air dalam bahan pakan sangat diharapkan pada proses metabolisme dan pembentukan cairan tubuh. Ikan-ikan air tawar menyerap air melalui selaput permeabel pada ingsang dan alat tubuh lainnya, sedangkan ikan bahari menelan air melalui verbal.

Sumber:

Riva?I A. 2012. Aspek Nutrisi Makanan Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Parameter Kualitas Air : Parameter Biologi Kualitas Air

Indikator kualitas air yang biasa dipakai buat menilai kelayakan buat budidaya biasanya didasarkan pada faktor ekamatra dan kimia air pada kolom air.

Faktor ekamatra air yang diamati antara lain :

1. Suhu

2. Kecerahan

tiga. Partikel tersuspensi

Sedangkan faktor kimia antara lain :

1. Biological oxygen demand (BOD)

2.Chemical oxygen demand (COD),

3. Dissolved oxygen (DO)

4. Alkalinitas

5. Bahan organik

6. Amonia

7. Fosfat, dan lain-lainnya.

Indikator kualitas air yang mulai banyak dikembangkan kini ini merupakan indikator secara biologi, yaitu pengamatan terhadap organisme yang hayati pada suatu perairan (Basmi, 2000).

Selanjutnya dikatakan bahwa indikator ini sangat penting karena parameter fisika dan kimia air mempengaruhi keberadaan organisme yang hidup di perairan tersebut. Indikator biologi yang sekarang digunakan antara lain organisme macrobenthic dan plankton. Namun demikian, penggunaan biota tersebut sebagai indikator kualitas air mempunyai beberapa kelemahan. Organisme macrobenthic hanya hidup pada substrat tertentu sedangkan plankton hanya hidup di kolom air (Reynolds, 1990). Indeks keragamanan macrobenthic dan plankton hanya mencerminkan perubahan struktur komunitas pada saat mengalami gangguan (stress period) dan tidak dapat membedakan antara ekosistem yang terganggu dengan ekosistem yang sehat.

Penggunaan diatom yang hidup di dasar perairan atau sedimen (benthic diatom) diduga sangat tepat karena dapat mengatasi kelemahan-kelamahan yang ada pada organisme macrobenthic dan plankton.
Benthic diatom

Benthic diatom yang hidup menempel pada sedimen, mempunyai beberapa kelebihan antara lain :

  1. Jenis algae yang kelimpahannya paling banyak dan tersebar luas
  2. Berperan penting dalam rantai makanan
  3. Siklus hidup sederhana, beberapa spesies sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga dapat menggambarkan perubahan lingkungan dalam periode yang pendek dan jangka panjang
  4. Mudah pengambilan sampel dan identifikasinya (Round, 1993; Stevenson, 2002).
Menurut Sukran et al. (2006), keberadaannya dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia air. Struktur komunitas dan kelimpahan benthic diatom sangat penting dalam menentukan status ekologis perairan (Picinska, 2007). Sedangkan menurut Hendrarto (1994), struktur komunitas benthic diatom di daerah mangrove sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, terutama ketersediaan air dan zonasi dari vegetasi mangrove. Kelebihan lain penggunaaan organisme yang menempel (Attaching organism) dibandingkan dengan plankton (planktonic community) adalah distribusinya tidak mudah terpengaruh oleh arus (Almeida, 2001).

KEBIASAAN MAKAN IKAN

Pengetahuan mengenai jenis-jenis makanan ikan sangat krusial karena dengan pengetahuan ini dapat dibentuk kuliner yg sesuai dengan sifat alami ikan bersangkutan. Pemahamana pengetahuan feeding habits ini memiliki arti penting buat memberikan kuliner yang cocok dan disukai ikan sehingga kuliner tadi bisa terpengaruhi.

A. Makanan Nabati

Makanan nabati merupakan kuliner yg berupa bahan tumbuh-tanaman ukuran akbar yg mudah dipandang secara kasat mata. Ikan yg makanannya berupa bahan-bahan nabati ini disebut ikan herbivora atau ikan vegetaris.

Beberapa model makanan nabato diantaranya adalah ganggang benang atau alga filamen. Beberapa model jenis-jenis ikan herbivor antara lain ikan tawesx, nilem, jelawat, sepat siam, bandeng, gurami dan baronang.

Ikan herbivora pada biasanya mudah menerima kuliner tambahan juga makanan buatan. Beberapa kuliner tambahan yg diberikan misalnya dedak halus, bungkil kelapa, bungkil kacang & sisa-residu sayuran. Pemebrian makanan buatan usahakan dicampur dengan bahan hijauan misalnya tepung daun turi, tepung daun lamtoro, tepung daun singkong dll.

B. Makanan Hewani

Makanan hewani adalah makanan yg asal dari bagianp-bagian fauna makroskopik atau makanan yang berdaging. Ikan-ikan yg makan bahan hewani diklaim ikan karnivora atau ikan pemakan daging. Daging yg diberikan dapat berupa bangkai maupun fauna hidup yang ukuran kecil. Beberapa contoh ikan hewan pemakan daging yaitu ikan gabus, ikan betutu, ikan sidat, ikan arwana, ikan kakap putih, ikan kerapu dll. Ikan-ikan hewan pemakan daging dalam umumny agak sulit mendapat makanan tambahn terutama pakan buatan. Jenis ikan ini dalam umumnya menyukai makanan berupa cincangan atau gilingan daging ikan atau hewan-fauna lain yg masih segar. Apabila diberikan makan buatan ikan ini memerlukan latihan yg lama & komposisinya wajib poly mengandung bahan hewani dan aroma cukup merangsang (aroma dagingnya).

C. Makanan adonan

Makanan campuran merupakan kuliner hewani dan botani, jenis kuliner ini bisa dimakan selagi masih hayati misalnya, gangang, lumut, serangga cacing & pula dalam bentuk tewas seperti limbah industri pertania, bangkai dll. Ikan yg suka menyantap makanan adonan ini diklaim ikan omnivora. Beberapa contoh ikan hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan yaitu ikan mas, mujair, lele dll. Ikan omnivora lebih mudah mendapat makanan tambahan maupun makanan protesis sewaktu masih larva, benih juga dewasa.

D. Plankton

Plankton adalah organisme hayati yang melayang-layang didalam perairan, gerakannnya pasif & hanya mengikuti arah arus perairan. Secara bioloogis plankton terdir menurut 2 jenis plankton botani (phytoplankton ) misalnya chlorella, tetraselmis, skeletonema, sprirulina & plankton hewani (zooplankton) misalnya branchianus, moina, daphnia, artemia, cyclops. Beberapa model ikan pemakan plankton yaitu ikan tambakan, iana layang. Ikan pemakan plankton baik berdasarkan larva sampai dewasa dapat meneraima makanan tambahan maupun protesis.

E. Detritus

Detritus adalah kumpulan bahan organik yang telah musnah dan terdapat didalam perairan. Jika didarathancuran bahan organik asal menurut tumbuhan atau hewan misalnya alga, cendawan, kotoran hewan atau insan limbah industri, limbah pertanian. Ikan pemakan detritus bisa menerima kuliner tambahan & protesis pada bentuk hancuran sebagai akibatnya sifat fisiknya mirip dengan detritus, hal ini ditimbulkan ikan detritus suka merogoh makana yg mengendap didasar perairan.

Sumber:

Riva?I A. 2012. Aspek Nutrisi Makanan Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

#Tag :

Wadah Budidaya Perikanan : Karamba Tancap

Karamba Jaring Tancap (KJT) Jaring tancap merupakan jaring kantong berbentuk persegi yang dipasang pada kerangka bambu atau kayu yang ditancap pada dasar perairan. Pasangan kayu / bambu ditancap rapat, seperti pagar, atau hanya dipasang di bagian sudut kantong jaring. Ikan yang dapat dibudidayakan dengan teknik karamba jaring tancap yaitu ikan mas, nila, patin, lele, bawal, betutu dan jenis ikan air tawar lainnya.

Berikut ini beberapa keunggulan metode karamba jaring tancap dibandingkan dengan karamba jaring apung, yaitu :

  1. Design lebih mudah dan efisien dalam pembuatannya.
  2. Dana yang diperlukan untuk membuat keramba juga tidak terlalu besar karena tidak memerlukan pemberat ataupun pengapung yang biayanya mahal.
  3. Pengoperasiannya mudah.
  4. Produktivitas lebih tinggi.
  5. Tidak memerlukan kedalaman air yang terlalu dalam seperti keramba jaring apung

Teknik Budidaya Keramba Jaring Tancap

Melakukan budidaya karamba jaring tancap sama halnya dengan karamba jaring apung harus memperhatikan beberapa faktor yang dapat mendukung keberhasilan dalam berbudidaya, yaitu :

  1. Saat budidaya ikan di keramba jaring tancap yang harus diperhatikan pertama kali adalah debit air dan arus air pada kolam atau rawa tersebut. Pemilihan lokasi untuk usaha budidaya ikan perlu dipertimbangkan karena tidak semua sungai dapat dijadikan tempat usaha budidaya dalam keramba jaring tancap. Aspek teknis seperti kondisi perairan (sungai) dan kualitas air sangat berperan penting bagi pertumbuhan ikan yang akan dipelihara.
  2. Sumber air adalah faktor utama dalam keberhasilan melakukan usaha budidaya. Sumber air harus ada sepanjang tahun dan memenuhi standar untuk kegiatan usaha budidaya ikan. Oleh karenanya, sebaiknya pemilihan tempat untuk keramba jaring tancap harus memilih tempat yang susah untuk mengalami kekeringan air.
  3. Peletakan jaring tancap sebaiknya didaerah yang berarus kecil dan dalam. Peletakan di daerah tersebut untuk memudahkan dalam pembuatan, pengoperasionalan serta pemeliharaan karamba jaring tancap tersebut. Oleh karenanya karamba jarring tancap sebaiknya diletakkan pada kedalaman idealnya, yaitu 60-70 cm.
  4. Penebaran benih ikan sebaiknya pada pagi hari sebelum matahari terbit hal ini dikarenakan pada pagi hari suhu air hampir setiap daerah sama. Sebelum ikan ditebarkan perlu dilakukan aklimatisasi atau penyesuaian kondisi lingkungan sekitar. Padat tebar pada keramba jaring tancap idealnya adalah 100-150 ekor/m2 nya.
  5. Selain pakan berupa pelet, pakan tambahan lainnya dapat juga diberikan seperti tanaman air dan daun-daunan. Bulan pertama pemeliharaan, setiap hari pakan diberikan sebanyak 4% dari berat total ikan yang dipelihara. Bulan kedua jumlah pellet dikurangi menjadi 3,5% dan bulan ketiga pemeliharaan maka setiap harinya pakan yang diberikan adalah 3% dari berat total ikan. Agar jumlah pakan yang diberikan dapat ditentukan maka setiap 7-10 hari sekali dilakukan sampling untuk menentukan berat ikan. Pakan diberikan tiga kali sehari, yaitu pada pagi, siang dan sore hari.
  6. Pemenenan ikan dilakukan dengan cara mempersempit ruang gerak ikan di dalam kantong keramba. Hal ini dilakukan dengan cara salah satu sisi kantong jaring dengan sisi lainnya dirapatkan.
  7. Diberi biofilter di sekitar keramba agar zat-zat racun dan amoniak pada air dapat berkurang, pemberian biofilter dapat berupa eceng gondok.
  8. Dilakukan monitoring kualitas air 1 minggu sekali serta melakukan sampling untuk mengetahui kesehatan ikan. Sehingga apabila dalam monitoring dan sampling diketahui ada penyakit dan kuaitas air yang dapat membahayakan ikan yang dibudidayakan dapat dicegah

Sumber : Sistem Pemeliharaan Budidaya Ikan Pada Keramba Jaring Tancap

Semoga Bermanfaat...

BUDIDAYA CACING SUTERA

1. BIOLOGI CACING SUTRA

Cacing sutra (Tubifex sp) adalah galat satu pakan alami yg paling poly dipakai bagi aktivitas budidaya ikan khususnya pembenihan. Cacing sutra dikenal sang rakyat Indonesia menggunakan nama Cacing rambut atau Cacing darah lantaran ukurannya yang sangat mini seukuran rambut dan warnanya kemerahan dengan panjang kurang lebih 1-tiga cm. Cacing sutra ini sanggup diperoleh berdasarkan output tangkapan pada alam (perairan generik) atau mengkultur sendiri (budidaya). Cacing sutra adalah galat satu alternatif pakan alami yg dapat dipilih untuk ikan fase larva sampai benih ataupun untuk ikan hias.

Dua. KLASIFIKASI CACING SUTRA

Phylum : Annelida

Class : Oligochaeta

Ordo : Haplotaxida

Famili : Tubificidae

Genus : Tubifex

Spesies : Tubifex sp

Cacing sutra (Tubifex sp) tidak memiliki insang & bentuk tubuh kecil dan tipis. Cacing sutra menciptakan tabung dalam lumpur pada dasar perairan, pada mana bagian akhir posterior tubuhnya menonjol keluar berdasarkan tabung bergerak bolak-balik sembari melambai-lambai secara aktif pada dalam air, sehingga terjadi peredaran air dan Cacing sutra akan memperoleh oksigen melalui permukaan tubuhnya. Getaran dalam bagian posterior tubuh menurut Cacing sutra dapat membantu fungsi pernafasan. Cacing sutra tergolong fauna hermaprodit yang berkembang biak melalui telur menggunakan pembuahan secara eksternal. Telur yg dibuahi oleh jantan akan membelah jadi dua sebelum ketika menetas.

3. SYARAT HIDUP CACING SUTRA

Cacing sutra dikenal jua menjadi Cacing rambut ini bisa hayati dalam subtrat lumpur menggunakan kedalaman antara 0 ? 4 cm. Pada prinsipnya hidupnya sama dengan fauna air lainnya yaitu ketergantungan menggunakan air. Air mempunyai peranan & fungsi yg sangat penting buat hidup & dalam tumbuh kembangnya. Kualitas air yang cocok untuk budidaya Cacing sutra adalah:

? PH antara lima. Lima ? 8. 0

? Suhu antara: 25 ? 28o c

? DO (oksigen terlarut ) : dua, lima ? 7, 0 ppm

? Jumlah debit air secukupnya dan tidak terlalu besar mengingat Cacing ini sangat mini .

4. PEMILIHAN LOKASI

? Lokasi yang cocok buat budidaya Cacing sutra wajib mendapatkan cahaya matahari yang relatif

? Kondisi air untuk budidaya harus mengandung lumpur & kaya akan bahan organic

lima. PERSIAPAN BIBIT

? Bibit Cacing sutra yg akan tebar, terlebih dahulu dikarantina selama dua-tiga hari menggunakan cara dialiri air higienis menggunakan debit yang mini sebagai akibatnya bibit Cacing memiliki kandungan oksigen yang relatif & kesehatan Cacing sutra akan terpelihara, jauh dari bakteri patogen yang sangat membahayakan bagi ikan yang memakannya

? Ciri morfologi Cacing sutra cecara mikroskopik merupakan tubuhnya berwarna merah kecoklatan lantaran poly mengandung haemoglobin. Pada setiap segmen di bagian punggung & perut akan keluar seta & ujungnya bercabang 2 tanpa rambut. Bentuk tubuh relatif panjang & silindris, mempunyai dinding yg tebal terdiri menurut 2 lapis otot yg membujur & melingkar sepanjang tubuhnya

6. WADAH DAN MEDIA KULTUR TUBIFEX

A. Kolam tanah

Media kultur Cacing Tubifex dengan wadah kolam tanah adalah berupa lumpur selokan setebal 5 cm yg dicampur rata menggunakan kotoran fauna (ayam, Kambing, burung dll) sebanyak 100 - 250 g/m2 atau dedak sebanyak 200-250 g/m2. Rendam media tadi selama tiga-4 hari. Kotoran fauna yg akan digunakan menjadi media harus dibersihkan dari bahan-bahan lain & dijemur di bawah terik matahari selama 1 hari atau dalam syarat kemarau. Setelah di rendam selama 3-4 hari, aliri media menggunakan air secara bersambung dengan debit yang kecil

B. Bak semen

Wadah kultur menggunakan bak semen bisa dilakukan dengan terlebih dahulu mengisi dasar bak menggunakan lumpur halus yg berasal menurut saluran atau kolam yang dianggap poly mengandung bahan organik hingga ketebalan mencapai 10 cm. Selanjutnya tambahkan kotoran fauna kering sebesar tiga karung atau sesuaikan dengan luas wadah, kemudian sebar secara merata dan selanjutnya diaduk dengan lumpur. Setelah dianggap homogen lalu genangi bak semen tadi menggunakan air menggunakan kedalaman maksimum 5 cm atau sesuaikan dengan panjang pipa pembuangan. Pasang atap peneduh buat mencegah tumbuhnya lumut pada bak semen yang telah tergenang air tersebut dibiarkan selama satu minggu agar kandungan gas hilang.

C. Media Tray / Nampan Plastik

Media dengan mengunakan nampan plastik dilakukan dengan sistim rak. Saluran masuknya air relatif ditaruh dalam nampan paling atas. Kemudian beri lubang pada samping nampan tepat ditengah. Sehingga nampan paling atas jika sudah terisi 1/2 kelebihan air akan mengalir pada nampan dibawahnya. Dan untuk bagian paling bawah . Sebelum diisi air, beri nampan campuran lumpur sawah dan pasir. Untuk menambah nutrisi, beri lumpur yg sudah dicampur menggunakan kotoran hewan & ampas tahu yg sudah difermentasi menggunakan EM4. Diamkan dahulu lima hari. Kemudian air dimasukkan setinggi 5 cm,

D. Rak Terpal Bersusun

Media budidaya yang dipakai pada metode rak terpal bersusun merupakan dengan melakukan proses fermentasi adonan tanah, pasir, & kotoran fauna dengan bahan EM-4. Setelah media terfermentasi dengan baik, lalu dilakukan pemindahan media kedalam wadah rak terpal bersusun. Selanjutnya wadah tadi digenangi air setebal 5 centimeter menurut permukaan media. Kemudian dibiarkan sampai media nir berbau.

7. PEMUPUKAN

Pemupukan perlu dilakukan sebagai Asupan makanan buat pertumbuhan Cacing sutra. Pemupukan dilakukan menggunakan dedak halus atau ampas tahu sebanyak 200 ? 250 gr/M2 atau dengan pupuk sangkar sebanyak 300 gr/m2 sebagai sumber makanan Cacing sutra. Cacing sutra sangat menyukai bahan organik sebagai bahan makanannya. Pemupukan ulang dengan menambahkan kotoran ayam sebanyak 9 % dari volume awal dapat dilakukan setiap minggu.

8. PENANAMAN BIBIT

Setelah media dalam setiap wadah kultur Cacing sutra direndam selama lima-7 hari atau hingga media kultur tidak berbau. Dilakukan penebaran Bibit yang sudah dibersihkan. Bibit Cacing ditebar 1 liter/m2 kedalam lubang-lubang kecil dalam media kultur menggunakan jarak antara lubang kurang lebih 10-15 cm. Cacing sutra ini ditebarkan secara merata. Selama proses budidaya wadahpemeliharaan dialiri air menggunakan debit 2-lima Liter/dtk (arus lamban).

9. PEMELIHARAAN

- Selama pemeliharaan, air dialirkan kedalam media secara terus menerus menggunakan debit air yang relatif untuk mengklaim ketersediaan oksigen dalam media

- Makanannya adalah bahan organik yang bercampur menggunakan lumpur atau sedimen pada dasar perairan

- Selama pemeliharaan Cacing diberi pakan sebanyak 100% dari bobot biomassa dengan frekuensi tiga hari sekali

- Bahan pakan yang diberikan berupa ampas memahami atau campuran (ampas tahu molase probiotik)

10. PEMANENAN

- Panen mampu dilakukan setiap 2 minggu sekali selama beberapa minggu secara berturut-turut selama budidaya berlangsung.

- Pemanenan Cacing sutra dilakukan dengan menggunakan serok dengan bahan yg halus/lembut

- Cacing sutra yg baru panen masih bercampur menggunakan media budidaya, dimasukkan kedalam ember atau bak yg diisi air kira ?Kira 1 cm diatas media budidaya. Kemudian ember ditutup hingga bagian dalam menjadi gelap dan dibiarkan selama enam jam sampai Cacing sutra naik ke bagian atas media budidaya.

- Cacing rambut yg telah menggerombol diatas media lalu diambil dengan tangan, kemudian dipindahkan ke wadah higienis yang telah dipasang aerasi

SUMBER:

Direktorat Pakan, 2016. Budidaya Cacing Sutra (Tubifex sp). Direktorat Pakan, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan Dan Perikanan, Jakarta

#Tag :

Wadah Budidaya Perikanan : Kolam Terpal

Wadah budidaya ikan kolam terpal pada dasarnya wadah budidaya ikan di kolam terpal adalah solusi untuk beberapa kondisi antara lain lahan yang sempit, modal yang tidak terlalu besar dan solusi untuk daerah yang minim air. Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran.

Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan. Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif.

Kolam terpal adalah kolam yang dasarnya maupun sisi-sisi dindingnya dibuat dari terpal. Kolam terpal dapat mengatasi resiko-resiko yang terjadi pada kolam tanah maupun kolam beton. Terpal yang dibutuhkan untuk membuat kolam ini adalah jenis terpal yang dibuat oleh pabrik dimana setiap sambungan terpal dipres sehingga tidak terjadi kebocoran. Ukuran terpal yang di sediakan oleh pabrik bermacam ukuran sesuai dengan besar kolam yang kita inginkan.

Pembuatan kolam terpal dapat dilakukan di pekarangan ataupun di halaman rumah. Lahan yang digunakan untuk kegiatan ini dapat berupa lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan yang telah dimanfaatkan, tetapi kurang produktif. Keuntungan dari kolam terpal adalah :

  1. Terhindar dari pemangsaan ikan liar.
  2. Dilengkapi pengatur volume air yang bermanfaat untuk memudahkan pergantian air maupun panen. Selain itu untuk mempermudah penyesuaian ketinggian air sesuai dengan usia ikan.
  3. Dapat dijadikan peluang usaha skala mikro dan makro.
  4. Lele yang dihasilkan lebih berkualitas, lele terlihat tampak bersih, dan tidak berbau dibandingkan pemeliharaan di wadah lainnya.

Kelebihan dan Kelemahan Bentuk Bahan Kolam Terpal.

Sumber : BPPP Medan

Semoga Bermanfaat...

CARA MAKAN IKAN

A. Ikan Pengerogot (Grazer)

Ikan yang mengambil kuliner menggunakan cara memunguti sedikit demi sedikit secara berkelompok ataupun satu persatu. Contohnya ikan nilem , ikan mujair, ikan sepat siam ikan-ikan ini umumnya memunguti jasad-jasad yang melekat disela-sela dedaunan tanaman air.

B. Ikan Pemangsa (predator)

Ikan-ikan buas umumnya digolongkan pada ikan-ikan pemangsa, Mangsa dari ikan-ikan predator biasanya adalah hewan-fauna makroskopik yang sampir sama menggunakan mukaan mulutnya, selain itu jua terdapat gigi yang tajam didalam mulutnya buat menahan & memegang mangsanya. Contohnya ikan cakalang, ikan tuna, ikan layur dll.

C. Ikan Penyaring (strainer)

Ikan yg merogoh makanan dengan cara menyeser dengan mulutnya terbuka sambil tetap bergerak maju. Biasanya ikan-ikan pemakan plankton, dengan membuka mulutnya sembari berenang plankton akan tersaring masuk kedalam rongga mulutnya, saat mulutnya dikatupkan air akan keluar lewat celah ingsangnya sedangkan plankton akan tertinggal dicelah tulang ingsangnya. Contoh ikan penyaring ikan kembung.

D. Ikan Pengisap (sucker)

Ikan yang mengambil makanan menggunakan cara mengisap lumpuratau pasir didasar perairan makanannya terdiri menurut jenis organisme penghuni dasar (bentos), detritu, bakteri & cendawan. Contoh ikan pengisp yaitu ikan mas.

E. Ikan Parasit

ikan yang merogoh makanannya menggunakan cara mengisap kuliner dengan jalan mengisap sari kuliner berdasarkan tubuh ikan atau fauna lain dalam keadaan segar/ikan masih hidup. Kebanyakan terdapat dalam ikan-ikan dilaut.

Sumber:

Riva?I A. 2012. Aspek Nutrisi Makanan Ikan. Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan & Perikanan.

#Tag :

Wadah Budidaya Perikanan : Karamba Jaring Apung (KJA)

Teknik budidaya ikan di karamba jaring apung (KJA) sudah dimulai sejak tahun 1954 di Jepang, yaitu untuk memelihara ikan "Yellowtail" (Seriola quinqeuradiata). Metode ini relatif sederhana, sehingga pada akhir-akhir ini banyak negara yang mengikuti penggunaan teknik ini. Keuntungan budidaya ikan dengan metode ini terutama adalah memanfaatkan perairan umum, sungai, waduk dan danau untuk produksi ikan tanpa adanya pengaturan air, suhu, dan saluran perairan. Keuntungan lain dengan menggunakan metode ini adalah memungkinkan penggunaan perairan secara maksimum dan ekonomis, mengurangi penggunaan tanah untuk produksi ikan seperti kolam, tambak, dan sebagainya, reproduksi predator dan populasi ikan mudah dikontrol, mudah dipindahkan bila terjadi hal yang membahayakan, mudah dipanen, transportasi ikan hidup, dan modal awal relatif lebih kecil.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usaha budidaya ikan dengan metode ini adalah: penempatan karamba harus di lokasi perairan yang bebas dari pencemaran, fluktuasi tahunan sifat-sifat fisika-kimia air tidak terlalu besar sehingga tidak membahayakan bagi kehidupan ikan peliharaan.

Penjagaan harus lebih ketat karena pencurian ikan dapat dilakukan dengan mudah. Beberapa bahan yang digunakan untuk membangun KJA secara umum meliputi: bingkai, pelampung, tali, jaring, jangkar, dan sebagainya. Bingkai KJA dapat dibuat dari bahan kayu, bambu atau besi yang dilapisi bahan anti karat. Pemilihan bahan bingkai sebaiknya disesuaikan dengan tersedianya bahan di lokasi budidaya. Di Indonesia, bambu cukup banyak tersedia dan harganya relatif murah dibandingkan dengan kayu, karenanya untuk pembuatan KJA digunakan bingkai bambu. Ukuran bingkai biasanya 7x7 m.

Pelampung untuk mengapungkan bingkai dapat dibuat dari bahan drum volume air 200 liter yang terlebih dahulu di cat anti karat, styrofoam, dan drum fibreglass. Di Teluk Banten, pelampung yang digunakan biasanya drum atau Styrofoam. Pelampung dari bahan fibreglass harus dipesan khusus karena tidak ada di pasaran. Sebagai bahan perbandingan untuk menentukan pilihan jenis pelampung yang akan digunakan adalah lama pemakaian dan harga dari ketiga jenis pelampung.

Pengikat antara dua bambu untuk pembuatan bingkai karamba sebaiknya digunakan kawat yang bergaris tengah 0,4-0,5 cm. Berdasarkan pengalaman, mengikat dengan menggunakan kawat mudah dan cepat, walaupun mudah berkarat namun dalam jangka waktu satu tahun masih tahan, kalaupun berkarat mudah diganti dalam waktu singkat. Penggunaan tali plastik (polyethilene) untuk mengikat biasanya sering melar karena goyangan ombak sehingga bentuk rakit tidak simetris lagi.

Untuk mengikat pelampung ke bingkai digunakan tali plastik (polyethilene) yang bergaris tengah 0,8 – 1,0 cm. Sebagai penahan karamba apung agar tidak terbawa arus air digunakan jangkar dan karung pasir sebagai pemberat. Untuk tali jangkar digunakan tali plastik (polyethilene) yang bergaris tengah 5,0 cm. Panjang tali jangkar yang dibutuhkan 3 kali kedalaman air. Sebagai contoh bila kedalaman perairan 6 m maka tali yang dibutuhkan kurang lebih 18 m pada setiap jangkar. Untuk satu unit karamba dibutuhkan paling sedikit 4 buah jangkar, tetapi bila lebih dari satu unit, jangkar yang dibutuhkan bukan kelipatan 4 tetapi diatur sedemikian rupa sehingga mengurangi pemakaian jangkar. Jaring sebagai karamba dibuat dari bahan polyethilene, atau sering disebut dengan jaring trawl.

Ukuran mata jaring yang digunakan tergantung dari besar ikan yang dibudidayakan, biasanya berkisar antara 0,5-2,0 cm. Ukuran karamba bermacam-macam, disesuaikan dengan kedalaman perairan.
Konstruksi Karamba Jaring Apung (KJA) [sumber]

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam membangun budidaya perikanan di perairan umum adalah perhatian terhadap perairan umum sendiri sebagai suatu ekosistem di mana ikan harus hidup secara layak. Selain itu, kepentingan umum sebagai suatu perairan terbuka (open access) atau sebagai

perairan milik bersama (common property), perlu mendapat perhatian utama, sehingga keberlanjutan usaha dapat dipertahankan (sustainable uses).

Teknik-teknik pengelolaan perikanan di perairan umum harus mempertimbangkan semakin meningkatnya tekanan dari sektor pemanfaat lahan daratan dan perairan serta faktor-faktor sosial ekonomi yang membebani dan mempengaruhi sumber daya akuatik. Pemanfaat lahan daratan antara lain meliputi sektor pertanian, kehutanan, pekerjaan umum, perkotaan, perhubungan, dan pariwisata. Pemanfaat lahan perairan antara lain meliputi sektor tenaga listrik, irigasi kanalisasi pematusan, perikanan, perhubungan, dan permukiman. Faktor-faktor sosial-ekonomi yang harus diperhatikan antara lain adalah peningkatan pertambahan penduduk, kebutuhan pangan, kesempatan kerja, permukiman, dan transmigrasi.

Kegiatan sektor pemanfaat dan faktor-faktor sosek ini seluruhnya merupakan beban yang dapat menimbulkan perubahan fisika termodinamika dan kimiawi serta mempengaruhi sistem morfologi akuatik, kualitas dan kuantitas air, struktur badan air yang akhirnya mempengaruhi sumber daya akuatik dan mengancam kelestarian komunitas ikan dan organisme perairan lain khususnya serta kelestarian lingkungan umumnya. Karena pola dan keragaman faktor yang mempengaruhi komunitas ikan kebanyakan berada di luar sistem akuatik dan perikanan, maka pada setiap badan air harus dipertahankan adanya suatu keseimbangan antara kepentingan perikanan dan nonperikanan serta terpeliharanya sumber daya perikanan berikut lingkungannya.

Pada pengelolaan sistem akuatik bagi tujuan perikanan dalam rangka pemanfaatan jamak bersama sektor nonperikanan, maka pemantauan, pengendalian dan pembinaan harus dilakukan, baik terhadap kegiatan perikanan maupun nonperikanan. Pengelolaan sistem akuatik bagi tujuan perikanan dalam rangka pemanfaatan serba guna bersama sektor nonperikanan sangat tergantung kepada beberapa faktor kebijakan utama baik peranan dan arti penting perikanan terhadap sektor pemanfaat lain maupun sasaran-sasaran pengelolaan perikanan. Misalnya penetapan sasaran pengelolaan perikanan yang ingin dicapai dan pentingnya sektor perikanan di antara sektor nonperikanan.

Teknik pengelolaan perikanan yang diterapkan di badan air yang berfungsi serba guna harus ditujukan untuk mempertahankan dan memanfaatkan sumber daya secara optimal bagi tercapainya sasaran yang telah ditetapkan.

Teknik pengelolaan perikanan di perairan umum mencakup:

  1. Pengaturan untuk mengendalikan usaha perikanan.
  2. Modifikasi atau perlindungan struktur fisik lingkungan dengan memanfaatkan rekayasa lingkungan.
  3. Penebaran (stocking) ikan dari luar dan introduksi unsur-unsur baru ke komunitas perikanan.
  4. Pengembangan penangkapan dan budidaya dalam kondisi yang kurang lebih terkendali, serta pengembangan peran dan aspek sosial budaya dan ekonomi, antara lain melalui Lembaga Swadaya Masyarakat.

Budidaya dengan sistem karamba jaring apung (floating net-cage) telah dikenal secara luas, bahkan di dunia internasional seperti Singapura yang membudidayakan kerapu dan kakap dengan sistem ini.

Sistem budidaya dengan menggunakan karamba jaring apung (KJA) biasanya ditempatkan di perairan yang cukup dalam (> 5m) dan luas seperti perairan pantai, waduk ataupun danau. Sistem ini dibuat dengan cara mengikatkan kantong jaring dengan ukuran tertentu pada kerangka rakit terapung yang ditambatkan pada dasar perairan dengan menggunakan jangkar sehingga rakit tidak hanyut terbawa arus.

Ikan yang biasa dibudidayakan dengan menggunakan sistem ini adalah ikan kerapu tikus/kerapu bebek (Chromileptes altivelis), kakap merah (Lutjanus sanguineus), kakap putih (Lates calcarifer) dan beronang (Siganus spp.). Contoh budidaya dengan sistem KJA dapat dilihat di daerah sekitar perairan kepulauan Seribu (P. Kelapa) yang membudidayakan kerapu tikus dan juga di wilayah sekitar Teluk Banten.

Sumber : Modul Keteknikan Budidaya Perikanan

Semoga Bermanfaat...

Teknologi Pakan Formulasi untuk Peningkatan Kualitas Warna Ikan Koi Strain Kohaku

TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN TEKNOLOGI

Teknologi pakan formulasi ini bertujuan buat menaikkan kualitas warna ikan Koi strain Kohaku. Manfaat yang didapatkan adalah teknologi ini bisa diadopsi sang pembudidaya ikan koi & pengusaha pakan skala kecil dan menengah sehingga terjadi peningkatan kualitas rona ikan Koi strain Kohaku yang berdampak dalam meningkatnya produksi ikan Koi strain Kahaku Grade I dan II sampai lebih berdasarkan 70%. Kegunaan teknologi ini adalah mudah & aplikatif, porto produksi rendah, dipakai hanya sekitar 1 bulan sebelum ukuran jual, selisih harga produksi ikan yg dipanen dalam ukuran 4-lima inchi lebih tinggi sampai Rp. 1.500,- per ekor.

PERSYARATAN TEKNIS PENERAPAN TEKNOLOGI

? Teknologi diaplikasikan pada ikan Koi strain Kohaku banyak sekali berukuran siap jual;

? Wadah yang dipakai bisa berupa akuarium secara indoor ataupun kolam (beton, atau tanah) secara outdoor;

? Bahan standar pakan bisa menggunakan bahan baku lokal menggunakan formulasi kandungan nutrisi dan karotenoid yang telah dipengaruhi - Formulasi utama adalah tepung wortel dan astaksantin sintetis dengan takaran sesuai formulasi.

URAIAN SECARA LENGKAP DAN DETAIL SOP

Formulasi Pakan

Pengujian terhadap pakan dilakukan dalam strain ikan Koi Kohaku, menggunakan perlakuan pakan AWKoi (pakan Koi strain Kohaku) yg tidak sinkron. Dalam pelaksanaan dapat digunakan benih ikan Koi strain Kohaku dengan ukuran 9-13 cm, dipelihara pada kolam beton secara pribadi ataupun hapa pada kolam tanah menggunakan padat tebar 20 ekor per m3. Pakan diberikan 3 kali sehari (pagi, siang, sore), sebesar 5% berdasarkan bobot biomasa. Pakan AWKoi dibuat pada bentuk pellet tenggelam dari formulasi berikut adalah :

Tabel 1. Formulasi pakan ikan Koi (AWKoi) strain Kohaku.

Pemilihan Bahan Baku Pakan

Bahan baku yang digunakan dalam formulasi pakan AWKoi dapat disesuaikan dengan ketersediaan dimana tempat teknologi ini akan diterapkan dengan melakukan analisis proksimat terlebih dahulu. Tepung ikan impor penggunaanya bisa digantikan sebagian dengan menggunakan tepung ikan lokal dengan kandungan protein minimal 60%, kecernaan pepsin (0,02%) lebih dari 90% dan TVBN < 120 ppm. Tepung wortel sebagai sumber karotenoid dapat disubtitusi dengan sumber karotenoid alami lainnya seperti tepung alga, karapas krustase, CGM dan tepung bunga marigold.

Proses Pembuatan Pakan

Pakan AWKoi pada formulasi yang telah direncanakan bisa dibuat menggunakan proses yang sangat sederhana memakai alat penghasil pakan manual, semi mesin atau mesin menggunakan banyak sekali kapasitas produksi sesuai kebutuhan. Pada gambar 11 terdapat beberapa contoh indera pembuat pakan yg umumnya tersedia pada taraf pembudidaya.

Dalam proses pembuatan pakan sebagai pellet, pencampuran dan komposisi bahan baku pakan sangat memilih keberhasilan dan tekstur pakan yg akan dihasilkan, Penimbangan jumlah bahan standar yg sempurna sesuai menggunakan formulasi akan menentukan efektivitas penggunaan pakan dalam ikan sinkron dengan tujuan yg dibutuhkan.

Dalam hal ini pakan AWKoi merupakan pakan yang ditujukan bagi peningkatan kualitas warna ikan hias koi serta pertumbuhan yg optimal. Penimbangan bahan standar pakan harus tepat dan sesuai dengan kebutuhan & kuantitas produksi pakan yang ingin didapatkan.

Setelah penimbangan, proses dilanjutkan dengan pencampuran bahan standar pakan menjadi suatu adonan pakan yg homogen sebelum dilakukan tahapan pencetakan pakan (pelleting). Pencampuran pakan terlebih dahulu dimulai berdasarkan pencampuran bahan berbentuk tepung dari yang jumlahnya lebih sedikit dicampurkan dengan yg lebih poly dan seterusnya. Jumlah bahan standar pakan yg sedikit dicampurkan dengan bahan standar tepung yang jumlahnya lebih poly diaduk merata sampai homogen. Setelah bahan standar pakan berbentuk tepung tercampur rata & homogen selanjutnya dibubuhi dengan bahan baku pakan yang berbentuk minyak (oil). Jika pencampuran tadi masih buyar atau tidak kalis maka dapat dibubuhi dengan air sedikit-sedikit. Adonan yg telah tercampur homogen, homogen & kalis, selanjutnya diproses sebagai pellet dalam alat penggiling atau pencetak pellet. Ukuran pellet yg diinginkan menjadi dasar pada menyiapkan dan memakai ukuran lubang munculnya pellet (pellet hole). Ukuran pellet hole ini menyesuaikan kebutuhan atau ukuran ikan yg akan diberikan pakan. Bila menggunakan mesin pencetak pellet yang sederhana, pellet yg keluar menurut pellet hole usahakan dijejerkan atau ditempatkan pada wadah yang lebar misalnya tampah (Gambar 13). Pellet ini kemudan disebar & diatur posisinya agar nir menumpuk sehingga pellet nir melekat satu sama lain. Pellet yang tersebar homogen juga akan mempercepat proses pengeringan dan memudahkan proses selanjutnya.

Proses selanjutnya adalah pengeringan pellet atau pakan. Pengeringan dapat dilakukan pada panggang dalam suhu 60?C buat meningkatkan kecepatan proses, menggunakan spray dryer atau alat pengering semprot (Gambar 14) atau pengeringan manual menggunakan cahaya surya atau diangin-anginkan.

WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN, PENGKAJIAN, PENGEMBANGAN, PENERAPANDAN WILAYAH/DAERAH YANG DIREKOMENDASIKAN

Kegiatan penelitian formulasi pakan buat mempertinggi kualitas warna ikan Koi sudah dilakukan dalam skala laboratorium pada tahun 2012 & menerima hasil yang signifikan pada pertumbuhan, sintasan & kualitas rona buat ikan Koi strain Kohaku. Kegiatan lalu dilanjutkan menggunakan penerapan teknologi formulasi pakan ikan Koi strain Kohaku tadi pada sentra produksi di Blitar dalam tahun 2013 dengan beberapa lokasi budidaya milik warga pembudidaya ikan Koi. Hasil yg baik & menggembirakan pula didapatkan pada pusat produksi ini.

KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF Dari output aktivitas yg dilaksanakan pada skala laboratorium hingga skala lapang di pusat produksi, nir ditemukan pengaruh negatif yang didapatkan. KELAYAKAN FINANSIAL DAN ANALISA USAHA

Pakan ini adalah pakan formulasi yg lebih baik dibandingkan pakan komersial Koi yg telah terdapat dimana pertumbuhan sama baiknya namun kualitas rona yg didapatkan jauh lebih baik. Selisih harga pakan Balai (Pakan AWKoi) dengan pakan Koi komersial sebanyak Rp. 33.000,/kg (Tabel

1). Pakan AWKoi sangat adatif & kompetitif di tingkat pembudidaya sampai penggemar ikan hias Koi. Pakan ini pula mempunyai nilai irit bila dibandingkan menggunakan pakan ikan konsumsi sebagaimana analisis usaha di bawah ini. Pada Benih Ukuran 12-15 centimeter pada Kelompok Pembudidaya Koi Mina Brawijaya

? Ukuran Benih Awal 25 g

? Konsumsi Pakan 5% per hari (1,6 g/ekor/hari)

? Masa Pemeliharaan 1 Bulan

? Total Konsumsi Pakan = 48 gr/ekor (1,6 g x 300 hari)

? Biaya Pakan Per ekor ikan :

- Pakan Ikan Konsumsi Rp. 10.000 x 48 g/1.000g = Rp. 480,- /ekor = Rp. 480.000,- /1.000 ekor

- Pakan Koi Komersial =Rp. 50.000 x 48 g/1.000g = Rp. 2400,- /ekor = Rp. Dua.400.000,- /1.000 ekor

- Pakan Balai (AWkoi) = Rp. 17.000 x 48 g/1.000g = Rp. 816,- /ekor = Rp. 816.000,- /1.000 ekor

? Harga jual ikan pada saat panen - Pakan Ikan konsumsi

? Grade I dan II = 27% x Rp. 8.500,- x 1.000 ekor = Rp. 2.295.000,- ? Grade III & IV = 73% x Rp. 6.500,- x 1.000 ekor = Rp. 4.745.000,-

? Total Rp. 7.040.000,- o Pakan Balai (AWkoi) ? Grade I & II = 73% x Rp. 8.500,- x 1.000 ekor = Rp.6.205.000,-

? Grade III dan IV = 27% x Rp. 6.500,- x 1.000 ekor = Rp. 1.755.000,- ? Total Rp. 7.960.000,-

? Keuntungan Menggunakan Pakan Balai

- Selisih Harga Jual ? Selisih Harga Pakan

- (Rp. 7.960.000 - Rp. 7.040.000) ? (Rp. 816.000 - Rp. 480.000) = Rp. 584.000,- /1.000 ekor

Pada Benih Ukuran 40 cm di Kelompok Pembudidaya Beringin Koi Club Pokdakan Beringin Koi Club melakukan pemeliharaan ikan dalam kolam tanah, menggunakan populasi 300 ekor yg sudah terseleksi pola warnanya. Pada saat akan dipanen ikan didiberi harga penawaran sebanyak Rp. 80.000,- /ekor (Rp. 24.000.000,-).Dengan menambah masa pemeliharaan selama 20 hari, menggunakan pakan AWkoi harga penawaran semakin tinggi sebagai Rp. 100.000,/ekor (Rp. 30.000.000,-) . Penambahan

porto pakan selama kurun waktu tadi merupakan Rp. 1.700.000,- (100 kg pakan AWkoi). Hal ini menandakan bahwa selisih kenaikan harga dibandingkan menggunakan biaya pakan yg dikeluarkan adalah Rp. 4.300.000,- . Hasil ini merupakan nilai profit yang sangat signifikan.

SUMBER: Subarmia I. W., Meilisza N., Sukarman, Subandiyah S., Hirnawati R., dan Murniasih S., 2014. Teknologi Pakan Formulasi Untuk Peningkatan Kualitas Warna Ikan Koi Strain Kohaku. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2014. Badan Penelitian & Pengembangan Kelautan dan Perikanan ? Kementerian Kelautan & Perikanan, Jakarta.

#Tag :