Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

DESKRIPSI TEKNOLOGI

Tujuan Dan Manfaat Penerapan Teknologi

?Memproduksi ikan hias laut klown hasil budidaya sebagai akibatnya tekanan terhadap populasi alam oleh penangkapan bisa ditekan.

?Menerapkan teknik produksi benih ikan hias clownfish di hatchery warga .

?Menganekaragamkan usaha budidaya laut

?Menunjang ekspor ikan hias yg bersertifikat

PENGERTIAN-DEFINISI

Teknologi pembenihan adalah output serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan kemudian dikompilasi sehingga menjadi satu kesatuan yg utuh buat memproduksi benih. Ikan Klown adalah ikan hias bahari dengan nama generik true clownfish, di Indonesia biasa dianggap ikan klown, nemo, giru menggunakan nama latin Amphiprion percula. Hatchery merupakan tempat pemeliharaan calon induk, induk dan pemeliharaan larva sampai benih. Benih adalah larva ikan klown yang sudah bermetamorfosa menyerupai ikan dewasa menggunakan berukuran panjang total 1,2-3,0 centimeter

RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS

Persyaratan Teknis Penerapan Teknologi

?Tersedia fasilitas air bahari, air tawar, listrik, filter pasir.

?Tersedia hatchery ikan laut

?Tersedia sarana transportasi yg memadai

?Tersedia pakan alami (Nannochloropsis, rotifer, kopepod)

Rincian Teknologi

Pembenihan ikan klown (A. Ocellaris) telah dilakukan pada Balai Besar Penelitian & Pengembangan Budidaya Laut sejak tahun 2005. Sedangkan pembenihan ikan klown biak (A. Percula) dilakukan pada tahun 2010. Induk dipelihara dengan diberi pakan buatan, cacing Nereis, udang mysids (jembret) dan kopepoda untuk memperbaiki pemijahan induk. Induk jantan yg produktif umumnya ukuran dalam kisaran panjang total 4,6 ? 6,dua cm. Induk ikan betina yg memijah ukurannya berkisar dalam panjang total 6,8 - 9,lima centimeter. Induk ikan klown yg produktif umumnya memijah 3-4 kali/bulan. Jumlah telur yg dihasilkan sangat bervariasi dari 20 buah- 1.900 butir. Berbagai pengkayaan rotifer pada pemeliharaan larva dan benih ikan klown nir berpengaruh konkret terhadap sintasan dan pertumbuhannya. Begitu pula menggunakan warna benih yg didapatkan. Awal pergantian air dengan sistem air mengalir maupun dengan membuang air usang dan diganti menggunakan air baru bisa dilakukan dari umur larva lima hari. Pada pemeliharaan benih ikan klown pada KJA, penambahan shelter daun kelapa, rumput laut & kontrol dapat meningkatkan kecepatan perkembangan baik pola rona belang putih maupun warna hitam pada tepi sirip dorsal, pectoral, anal dan caudal daripada dengan penambahan shelter anemone. Tetapi sintasan yang didapatkan dalam perlakuan anemone memberikan sintasan yg lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Pemeliharaan larva dan benih dapat dilakukan pada lingkungan indoor dan outdoor. Pemeliharaan larva menggunakan memakai kopepod & rotifer sangat mendukung pertumbuhan larva & peningkatan kualitas warna benih yg didapatkan.

Teknik produksi massal benih ikan klown

Proses alami membuat induk jantan dan betina berpasangan dilakukan berdasarkan ukuran panjang tubuh. Ikan klown (A. ocellaris) berukuran lebih kecil dengan panjang total 4,6 - 6 cm menjadi calon pejantan, sedangkan induk yang besar dengan panjang total > 6,6 cm menjadi induk betina. Pada ikan klown biak (A. percula) induk jantannya memiliki kisaran panjang total 4,6- 6,2 cm dan induk betina berukuran panjang total 6,8-9,5 cm. Disamping panjang tubuh sebagai penentu jenis kelamin, secara morfologi jantan terlihat lebih kurus dan umumnya ikan jantan berwarna lebih cerah. Ikan betina tampak lebih gemuk. Dalam pemilihan warna induk hendaknya diperhatikan pola warna yang bagus. Dengan warna induk yang bagus diharapkan warna benih yang dihasilkanpun akan bagus. Induk dipelihara dalam akuarium 60 x 30 x 30cm3 yang dilengkapi dengan pipa air masuk dan keluar, aerasi dan tempat penempelan telur.

Beberapa teknik membuat induk berpasangan secara buatan :

1. Calon induk dipisahkan dari ukuran lalu diaklimatisasi dengan perendaman air tawarsekitar tiga mnt & bisa jua dibubuhi obat anti bakterial erubaju 5 ppm .

Dua. Induk jantan dimasukkan ke dalam akuarium terlebih dahulu kemudian diikuti induk betina.

3. Selama induk berpasangan harus diamati. Jika tampak induk ikan beriringan berarti keduaikan berjodoh tetapi apabila terlihat adanya saling menyerang berarti tidak berjodoh dan harus segera dipisahkan atau dicarikan calon induk betina atau jantan yg baru.

4. Sepasang induk ikan klown bisa memijah secara alami setelah 3-6 bulan masapemeliharaan menggunakan frekuensi 1-4 kali setiap bulannya (interval pemijahan 8-13 hari).Untuk meningkatkan kecepatan pemijahan dapat pula digunakan pasangan induk berdasarkan alam.

Dalam pemeliharaan induk diharapkan sistem air mengalir dengan persentasi penggantian air 200 %/hari. Pakan yang diberikan dapat berupa pakan protesis komersial atau pakan segar misalnya: kopepod, udang jembret, & cacing bahari. Frekuensi hadiah pakan 2 kali sehari & penyiponan dilakukan minimal tiap minggu.

Pemijahan ikan klown bisa terjadi dalam pagi, siang, sore maupun malam hari. Betina yg memijah akan menempelkan telur pada sarang berupa bidang segitiga semen, pipa pvc, maupun pada sudut akuarium dan pejantan akan mengikuti induk betina buat lalu segera membuahi telur. Telur lalu dijaga sang induk jantan & betina dengan cara mengibaskan ekor dan sesekali membersihkan telur memakai mulutnya sampai telur menetas.

Masa inkubasi telur adalah 6 - 7 hari. Pemanenan dilakukan pada hari ke-enam, buat menghindarkan kanibalisme induk terhadap larva yg baru menetas. Pasangan induk yang produktif mampu memijah hingga lebih berdasarkan 50 kali secara terus menerus pada satu tahun. Jumlah telur yg dipijahkan berkisar antara 137 hingga 1.720 butir. Pemeliharaan Larva Setelah telur diinkubasi 6-7 hari, dilakukan pemanenan telur. Proses pemanenan telur dilakukan dengan cara melepas telur menurut substratnya menggunakan pisau bedah secara perlahan. Proses pemanenan ini memerlukan ketrampilan khusus supaya telur tidak rusak ketika dilepas dari substratnya. Kemudian telur ditebar dalam wadah pemeliharaan larva yaitu bak polycarbonate atau fiberglass yang berbentuk bundar menggunakan kapasitas 200 l (diameter 64 cm dan tinggi bak 70 cm).

Ke dalam media pemeliharaan larva dibubuhi fitoplankton Nannochloropsis ? 100.000 sel/ml, rotifer 5-10 ind/ml, naupli kopepod 20 ind./l. Rotifer & kopepod merupakan pakan bagi larva ikan klown, sedangkan Nannochloropsis berfungsi menurunkan kecerahan media & sebagai pakan bagi rotifer. Pemberian Nannochloropsis & rotifer dilakukan mulai hari pertama menetas sampai hari ke-15. Nannochloropsis dibubuhi setiap pagi, sedangkan anugerah rotifer bisa dilakukan 2 kali sehari pada pagi dan sore hari diubahsuaikan menggunakan jumlah rotifer yang tersisa dalam media pemeliharaan. Kepadatan rotifer pada media pemeliharaan dipertahankan minimal 5 ind/ml. Naupli artemia diberikan mulai hari ke-7 hingga panen, sebanyak 5- 20 ind/ larva/hari, sinkron menggunakan taraf konsumsi & pertambahan umur dan ukuran larva. Pembersihan dasar bak pemeliharaan mulai dilakukan dalam hari ke-lima dengan metode siphon. Pembersihan berikutnya dilakukan pada selang 5 hari sekali. Pergantian air mulai dilakukan pada hari ke-lima sebesar 30% menurut volume media pemeliharaan. Pergantian air berikutnya dilakukan setiap pagi minimal sebesar 50%. Pergantian air dapat dilakukan dengan cara membuang air lama terlebih dahulu baru membarui dengan air baru, atau menggunakan sistem air mengalir (dengan genre yg lebih kurang 20ml/menit), atau kombinasi dari keduanya.

Pemeliharaan larva dilakukan selama 15 - 20 hari.

Pemeliharaan Benih I

Pemeliharaan benih berukuran 1,2 - dua,lima cm dilakukan menggunakan menggunakan aneka macam wadah misalnya akuarium, box plastik, bak fiber, maupun bak beton menggunakan kepadatan 5 ekor/liter. Pakan buatan yg diberikan usahakan telah diberi astaxanthin buat menaikkan kecerahan rona ikan. Prosentase pakan protesis yang diberikan berkisar 3-5 % /berat tubuh. Frekuensi hadiah pakan dua kali sehari yaitu dalam pagi dan sore hari. Selain itu pada pemeliharaan benih bisa juga ditambahkan pakan alami (kopepod) atau artemia dengan kepadatan 200-400 ind artemia/ekor benih ikan. Pemeliharaan benih ini dilakukan selama 1-dua bulan.

Pemeliharaan Benih II

Setelah benih ukuran 2,5cm, benih sebaiknya dipelihara di outdoor agar menerima sinar mentari penuh. Benih dipelihara pada jaring berukuran 1x1x1 m3. Pakan yg diberikan yaitu pakan buatan & kopepod. Prosentase pakan protesis yg diberikan berkisar 3-lima % /berat tubuh. Frekuensi pemberian pakan dua kali sehari yaitu dalam pagi & sore hari. Selain itu pada pemeliharaan benih bisa juga dibubuhi pakan alami (kopepod) kepadatan 200-400 ind/ekor benih ikan. Pemeliharaan di lingkungan outdoor dilakukan lebih kurang 3-4 bulan. Benih yang dipelihara di lingkungan yang mendapat sinar mentari penuh memiliki rona jingga, hitam, putih yg cerah.

Kultur kopepod

Kultur kopepod dilakukan pada bak dua ton ukuran pxlxt = 2x1x1 m3. Kepadatan kopepod awal 20-100 ind/l. Pakan yang diberikan berupa plankton Nannochloropsis & pakan buatan.

?Bak fiber dua m diisi tiga N. Oculata sebesar 25 % menurut volume bak, kemudian dibubuhi air bahari yg sudah disaring sebesar 25 % menurut volume bak. Tambahkan pakan protesis 250 gram ke dalam bak, abaikan larut pada air media selama dua hari, lalu tambahkan bibit copepoda yg telah dihitung.

?Setelah 3 hari dibubuhi N. Oculata 25 % menurut volume bak bersama pakan ikan buatan sebesar 250 gram. Biarkan selama tiga hari & ditambahkan air bahari 25 % dari volume bak & ditambahkan pakan ikan protesis 250 gr ??Setelah kultur satu minggu copepoda dipanen. Kegiatan diseminasi ikan klown biak (true clownfish) baru dilakukan pada tahun 2013. Sampai saat ini induk sudah bertelur, pemeliharaan larva sedang berlangsung, pemeliharaan benih ukuran dua,5 centimeter dilakukan dibak reservoar (limpahan air dari bak induk)

KEUNGGULAN TEKNOLOGI

Teknologi Pembenihan Ikan Klown

? Tidak memerlukan modal yang akbar

? Dapat dilakukan pada skala tempat tinggal tangga

? Dapat dilakukan secara individu & bahkan dapat dilakukan oleh nelayan penangkap ikan hias

? Sumber calon induk gampang dihasilkan

? Tingkat reproduksi yang cepat

? Sintasan benih dapat mencapai 50% sebagai akibatnya bisa diproduksi benih ikan hias yang tinggi untuk memenuhi permintaan pasar internasional yang cukup tinggi.

Keberhasilan teknologi

? Pemijahan induk bisa dilakukan dengan manipulasi pakan (pakan protesis supplemen, & pakan alami (jembret, copepod, dan lain-lain).

? Ikan klown memiliki pola warna yg bervariasi.

? Perbaikan kualitas warna bisa dilakukan menggunakan pemberian copepod dan pemeliharaan pada lingkungan outdoor.

? Larva & benih dapat dipelihara dalam salinitas 10-40 ppt.

? Benih dapat dipelihara dengan sistem resirkulasi

Praktis diterapkan pada sistem bisnis kelautan & perikanan

? Secara ekologi keberhasilan pembenihan ikan hias ini akan berdampak positif terhadap ekosistem terumbu karang

? Mendukung acara pemerintah buat mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir

? Tidak membutuhkan sarana yg luas & poly biaya

? Keberhasilan perbenihan ikan ini akan menaikkan devisa Negara melalui ekspor ikan hias

LOKASI PENELITIAN DAN WILAYAH/DAERAH REKOMENDASI

Perbenihan ikan hias laut klown ini bisa dilakukan di lokasi yg mempunyai hatchery bandeng/kerapu, atau ikan bahari/payau, sebagai akibatnya berhemat pada penyediaan pakan alami (Nannochloropsis, rotifer, copepod). Lokasi yang sudah diuji coba pada tahun 2013 merupakan pada desa Sanggalangit, Kec. Gerokgak, Buleleng-Bali pada acara disseminasi output penelitian. Ke depan teknologi ini bisa dikembangkan pada lokasi produsen ikan hias yg memiliki fasilitas hatchery ikan laut buat diversifikasi budidaya laut. Selain lokasi yang telah berjalan, aktivitas ini adalah aktivitas yg ramah lingkungan & nir ada pengaruh negatif.

TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI

Bahan-bahan yg digunakan buat pembuatan hatchery dan peralatannya, seluruhnya dapat diperoleh pada dalam negeri. Pakan alami yg digunakan bisa dikultur sendiri.

Sumber:

Setiawati K.M., Kusumawati D., Hutapea J.H., , Boer D.R., 2013. Teknologi pembenihan ikan hias bahari ikan klown (Amphiprion percula). Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan & Perikanan ? Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: