Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

TUJUAN DAN MANFAAT PENERAPAN TEKNOLOGI

Rekomendasi teknologi ini bertujuan buat memberikan bahan panduan kepada penyuluh mengenai upaya peningkatan produktivitas bisnis pembesaran ikan lele melalui penggunaan strain unggul ikan lele MUTIARA. Melalui penggunaan strain unggul ikan lele MUTIARA pada kegiatan/usaha pembesaran ikan lele diperlukan produktivitas hasil panennya bisa ditingkatkan. Peningkatan produktivitas output pembesaran ikan lele tadi secara eksklusif berdampak pada peningkatan laba usaha dan dalam akhirnya mempertinggi kesejahteraan pembudidaya.

PENGERTIAN/ISTILAH/DEFINISI

Ikan lele MUTIARA adalah strain unggul hasil pemuliaan pada Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi. Ikan memiliki keunggulan performa budidaya relatif lengkap, diantaranya pada hal pertumbuhan, efisiensi pakan, keseragaman ukuran, toleransi terhadap penyakit, tahan terhadap perubahan lingkungan, tidak gampang stress serta kualitas & ratio daging lebih baik . Ikan lele MUTIARA tersebut sudah dirilis menjadi strain unggul dari Surat Keputusan Menteri Kelautan & Perikanan Nomor 77/KEPMEN-KP/2015. Ikan lele MUTIARA ini adalah populasi generasi ketiga hasil seleksi individu yg peningkatan pertumbuhan kumulatif sebanyak 52,64% berdasarkan populasi awal.

URAIAN CAKUPAN TEKNOLOGI YANG TERDIRI DARI KOMPONEN-KOMPONEN TEKNOLOGINYA

Teknologi pembesaran ikan lele memakai strain unggul MUTIARA terdiri berdasarkan serangkaian beberapa termin aktivitas, mulai dari penyiapan kolam/bak, penebaran benih, manajemen anugerah pakan, manajemen kualitas air dan pemanenan.

CARA PENERAPAN TEKNOLOGI YANG DIURUT MULAI PERSIAPAN SAMPAI APLIKASI

Penyiapan Kolam/Bak

? Pembasmian hama berupa ikan predator (contohnya ikan gabus) atau residu ikan lele lain pada kolam/bak jika memungkinkan dilakukan dengan pengeringan kolam/ bak. Apabila pengeringan tidak memungkinkan, pembasmian hama dilakukan dengan menggunakan 20-30 g/m2 saponin dalam ketinggian air lebih kurang 10-20 cm.

? Pada kolam tanah pada daerah yg kondisi tanahnya yg bersifat masam perlu dilakukan pengapuran buat mengurangi keasaman tanah sekaligus menjadi desinfeksi patogen menggunakan memakai kapur pertanian menggunakan dosis 50-100 g/m2.

? Pengisian air kolam/bak usahakan menggunakan air sungai/irigasi buat menumbuhkan plankton, atau bisa pula dilakukan menggunakan menggunakan sebagian air kolam/bak pembesaran usang yang sudah subur (berwarna kehijauan) menjadi inokulan (bibit). Ketinggian air awal kurang lebih 30-50 centimeter, didiamkan selama lebih kurang 5-7 hari hingga air berwarna kehijauan. Jika tingkat kecerahan air media pemeliharaan lebih dari 20 cm perlu dilakukan pemupukan buat menyuburkan air media pemeliharaan menggunakan pupuk organik 200-300 g/m2 atau pupuk cair komersial menggunakan takaran sinkron anjuran atau pupuk kompos 50-100 g/m2. Bila dipupuk dengan pupuk anorganik bisa digunakan pupuk urea 6 g/m2 & TSP 3 g/m2.

? Pengisian air kolam/bak melalui saluran pemasukan (inlet) perlu dilengkapi dengan saringan halus untuk mencegah ikan-ikan predator terbawa masuk ke dalam kolam/bak.

Penebaran Benih

? Benih ikan lele MUTIARA yang digunakan mempunyai umur & berukuran yang sama dan dalam kondisi yang sehat dan nir cacat, ukuran panjang lima-7 cm atau 7-9 centimeter.

? Penebaran benih dilakukan waktu air kolam/bak pembesaran telah subur, ditandai menggunakan warnanya yang telah menjadi kehijauan.

? Penebaran dilakukan dalam pagi atau sore hari, saat suhu udara nir terlalu tinggi dan suhu air pada kolam/bak pembesaran nir lebih menurut 30oC.

? Sebelumnya perlu dilakukan aklimatisasi buat transportasi jarak jauh atau buat benih yg dari berdasarkan daerah dengan syarat cuaca yang relatif tidak sama.

? Padat tebar yang digunakan berkisar 100-300 ekor/m2, menggunakan ketinggian air awal kurang lebih 50 centimeter.

? Setelah 1-2 jam penebaran benih, pakan diberikan secukupnya sedikit demi sedikit sinkron menggunakan respon benih terhadap pakan yg diberikan.

Manajemen Pemberian Pakan

? Pakan yg dipakai yaitu pakan yang biasa (generik) digunakan para pembudidaya ikan lele di Indonesia misalnya pakan protesis komersial berbentuk pelet apung berkadar protein lebih kurang 30%, menggunakan ukuran butiran sekitar dua mm buat 5-7 hari awal pemeliharaan. Kemudian secara bertahap pakan diganti menggunakan ukuran butiran sekitar tiga mm sampai pemanenan.

? Pakan diberikan dua kali sehari, dalam pagi & sore hari. Waktu (jam) hadiah pakan harus konsisten, nir berubah-ubah.

? Pakan diberikan secara ad libitum (sedikit-sedikit hingga kenyang) dalam jumlah yang tepat sesuai menggunakan taraf nafsu makan benih.

Pakan diberikan nir berlebihan menjadi tersisa akibat tidak terpengaruhi semuanya atau diberikan terlalu sedikit.

? Sampling pengukuran bobot ikan dilakukan setiap 10 hari buat mengetahui pertumbuhan dan memilih penyesuaian jumlah pakan harian yg diberikan (menjadi acuan/pedoman).

? Sebagai pedoman, jumlah pakan harian yang diberikan (FR = feeding rate) kurang lebih 9% menurut bobot semua ikan (biomassa) pada awal tebar lalu menurun lebih kurang 2% setiap 10 hari hingga sebagai dua% pada waktu menjelang pemanenan (9% dalam 10 hari pertama, 7% dalam 10 hari ke 2, 5% pada 10 hari ketiga, tiga% dalam 10 hari keempat dan 2% pada 10 hari kelima sampai pemanenan).

? Sampling dilakukan menggunakan merogoh secara rambang beberapa ekor ikan (sebelum diberi pakan) kemudian ditimbang & dihitung jumlahnya, buat mengetahui bobot homogen-homogen ikan. Berdasarkan data jumlah ikan yg tewas setiap 10 hari, maka jumlah keseluruhan ikan yang hayati ada pada saat tersebut dapat diketahui (diperkirakan), sehingga acuan jumlah kebutuhan pakan harian buat 10 hari berikutnya bisa dihitung sesuai dengan feeding rate dalam umur (waktu pembesaran) tersebut. Pada waktu sampling perlu diperhatikan jua syarat kesehatan & variasi ukurannya.

? Hasil perhitungan jumlah pakan harian berdasarkan feeding rate hanya digunakan sebagai pedoman/acuan batas maksimum jumlah pakan harian yang bisa diberikan pada benih (tidak boleh melebihi), lantaran pakan tetap diberikan secara ad libitum, disesuaikan menggunakan respon (taraf nafsu makan) benih. Jika terjadi adanya gangguan, hujan, perubahan cuaca, perubahan kualitas air, & lain-lain yang menyebabkan respon benih terhadap nafsu makan menurun, maka jumlah pakan yg diberikan juga harus dikurangi.

? Selama dan selesainya hadiah pakan, benih tidak boleh mengalami gangguan fisik maupun mekanis. Apabila sedang ada gangguan sebaiknya anugerah pakan dikurangi sedikit (sekitar 20-25%).

? Selama pemeliharaan (pembesaran) dilakukan pencatatan jumlah ikan yang mangkat (apabila terdapat).

Manajemen Kualitas Air

? Kualitas air kolam/bak pembesaran dijaga dengan menerapkan pemberian pakan secara sempurna (nir berlebihan, diadaptasi dengan taraf nafsu makan benih).

? Ketinggian air kolam/bak pembesaran dalam saat awal penebaran benih cukup sekitar 50-60 cm, lalu ketinggiannya dinaikkan secara bertahap kurang lebih 10 centimeter setiap minggunya hingga mencapai ketinggian sekitar 100 cm.

? Suhu air kolam/bak dijaga agar tidak melebihi 35oC.

? Apabila kualitas air media pemeliharaan mengalami perubahan yang ekstrim akibat terlalu menumpuknya limbah organik, ditandai menggunakan warna air yg kehitaman, terciumnya bau yang nir sedap (amoniak) dan tingkah laris ikan yang gerakan berenangnya mulai terlihat malas-malasan (kurang aktif) atau terlihat lemah (tidak lincah), maka perlu dilakukan penggantian sebagian (minimum sebanyak 25%) air media pemeliharaan menggunakan air baru serta usahakan dibubuhi garam krosok yg terlebih dahulu dilarutkan pada air dengan dosis sekitar 1-2 kg/m3 air media pemeliharaan. Pakan yg diberikan buat ad interim waktu 25% dikurangi hingga 25% dari jumlah kebutuhan pakan hariannya sampai kondisi kualitas air pulang membaik, ditandai dengan konvoi ikan yang kembali lincah & respon pakan yang pulang meningkat.

Pemanenan

? Selama masa pembesaran benih ikan lele MUTIARA nir perlu dilakukan penyortiran. Penyortiran hanya dilakukan bersamaan menggunakan waktu pemanenan. ? Pemanenan benih ikan lele MUTIARA dilakukan ketika output sampling memperlihatkan bahwa secara secara umum dikuasai (lebih berdasarkan 60%) benih sudah mencapai ukuran (size) 6-10 ekor/kg atau berbobot lebih kurang 100-150 g/ekor atau sinkron dengan permintaan pasar (konsumen).

? Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu disiapkan wadah penampungan ikan-ikan hasil panen berupa waring yang dipasang dalam kolam/bak yg terpisah.

? Pemanenan dilakukan beberapa kali menggunakan jaring eret hingga ikan yg tidak terjaring diperkirakan hanya tersisa sedikit (kurang berdasarkan 20%).

? Sisa ikan-ikan yg tidak terjaring dipanen menggunakan menyurutkan & mengeringkan air kolam/bak pembesaran, & ditangkap menggunakan seser.

? Selanjutnya dilakukan penyortiran ukuran secara manual atau menggunakan indera sortir terhadap ikan-ikan output panen. Normalnya, proporsi gerombolan berukuran konsumsi (ukuran daging, table-size) ikan lele MUTIARA output pembesaran berkisar 70-80%, menggunakan grup ikan berukuran mini (undersize) berkisar 20-25%, sedangkan grup ikan ukuran besar (oversize) kurang berdasarkan 10%.

? Ikan-ikan yang ukuran kecil (undersize) dapat dipelihara lebih lanjut dan umumnya bisa dipanen seluruhnya sesudah dua-4 minggu.

Secara ringkas, keunggulan performa ikan lele MUTIARA adalah menjadi berikut:

a. Laju pertumbuhan tinggi: 10-40% lebih tinggi daripada benih-benih strain lain.

B. Lama pemeliharaan singkat: usang pembesaran benih tebar ukuran lima-7 centimeter atau 7-9 centimeter dengan padat tebar 100 ekor/m2 berkisar 40-50 hari, sedangkan dalam padat tebar 200-300 ekor/m2 berkisar 60-80 hari.

C. Keseragaman berukuran nisbi tinggi: pemanenan pertama dalam pembesaran tanpa sortir diperoleh ikan lele berukuran konsumsi sebanyak 70-80%.

D. Rasio konversi pakan (FCR) nisbi rendah: 0,8-1,0 menggunakan memakai pelet apung komersial berkadar protein 30-33%. ? Daya tahan terhadap penyakit relatif tinggi: SR 60-70% dalam infeksi bakteri Aeromonas hydrophila (tanpa antibiotik), SR 70% pada uji tantang infeksi 108 CFU/mL bakteri Aeromonas hydrophila selama 60 jam.

e. Toleransi lingkungan relatif tinggi: suhu 15-35oC, pH 5-10, amoniak <3 mg/L, nitrit < 0,3 mg/L, salinitas 0-10 ‰. − Toleransi terhadap stres relatif tinggi (kadar hormon kortisol pasca pemberian stressor lebih rendah daripada benih lain).

F. Produktivitas nisbi tinggi: produktivitas tahap pembesaran 20-70% lebih tinggi daripada benih-benih lain.

G. B/C Ratio termin pembesaran 150-700% lebih tinggi daripada benih-benih lain.

H. Proporsi daging (edible portion) relatif tinggi.

SUMBER:

Iswanto B., Imron., Huria M., Suprapto R., Syawalia R.N., Suwargono P., Febriana P., Ilmalizanri, Didi, Suryana A, Suri A.S., Tarmo, 2015. Peningkatan Produktivitas Pembesaran Lele Melaui Penggunaan Strain Unggul Mutiara. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2015. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan ? Kementerian Kelautan & Perikanan, Jakarta.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: