Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tidak sedikit petambak bandeng tradisional di Pinrang mengeluh soal lambatnya pertumbuhan ikan pada tambak. Padahal di pada tambak cukup tersedia makanan alami seperti klekap, lumut dan tumbuhan air lainnya. Tetapi bandeng permanen saja kerdil nir mau cepat gemuk lantaran gairah makannya berkurang.

Seperti diketahui, pertumbuhan bandeng di tambak dapat ditentukan sang beberapa faktor. Selain kualitas nener, pertumbuhan bandeng juga bisa dipengaruhi oleh daya dukung tambak, iklim dan cuaca.

Untuk menyisiati lambatnya pertumbuhan bandeng tadi maka petambak melakukan banyak sekali perlakukan menggunakan cara mencoba-coba dari warta pengalaman berdasarkan petambak yg sukses maupun keterangan menurut penyuluh perikanan. Seperti halnya Zainuddin, keliru seorang petambak bandeng di Lanrisang, Pinrang sudah beberapa daur sukses panen bandeng berukuran size 2-3 ekor/kg hanya pada ketika budidaya 4 bulan menggunakan tebar 3.000 ekor nener gelondongan. Padahal petambak lainnya menggunakan jumlah tebar yg sama sanggup panen ukuran size yang sama pada ketika budidaya 6-7 bulan.

Ternyata, Zainuddin menggunakan dedak padi. Sekarang bukan rahasia lagi, kesuksesan Zainuddin budidaya bandeng sudah menyebar ke petambak lainnya. Dedak yang diberikan dalam bandeng lebih dahulu dibusukkan melalui proses fermentasi. Dedak yg difermentasi memeiliki poly manfaat. Selain menstabilkan populasi plankton di tambak jua menambah nutrisi dalam air sebagai akibatnya bisa memacu nafsu makan bandeng.

Untuk menciptakan dedak fermentasi tidaklah sulit. Pertama-tama siapkan bahannya berupa dedak padi, ragi roti, molase (tetes tebu) & air higienis. Sedangkan alat-alat yg dibutuhkan relatif sederhana yaitu ember, waskom atau jerigen plastik berukuran volume 20-30 liter.

Langkah kerjanya merupakan pertama memasukkan dedak halus sebanyak 5 kilogram ke pada waskom pastik. Kemudian tambahkan air tawar higienis 20 liter sambil campurkan dan kocok perlahan, tambahkan molase sebanyak 1,lima liter. Selanjutnya tambahkan ragi roti sebanyak 20 gram sembari aduk merata. Setelah tercampur rata selanjutnya dimasukkan ke pada jerigen lalu ditutup kedap. Biarkan selama 2 hari proses fermentasi selesai ditandai dengan bau spesial tape.

Selanjutnya output fermentasi itu ditebar merata ke tambak sebelum ditebari nener maupun sehabis ada bandeng. Waktu pelaksanaan sebaiknya dalam saat mata hari cerah atau panas supaya cepat bereaksi. Kegiatan penebaran fermentasi dedak dilakukan setiap 4 hari sekali hingga plankton tambak tumbuh subur. Plankton fertile ditandai menggunakan warna air coklat kehijauan menggunakan tingkat kecerahan kurang lebih 25 cm. Usahakan populasi plankton nir hingga terlalu padat sebab akan menyebabkan ikan kekurangan oksigen terutama dalam malam menjelang pagi.

Sumber:

Adjo A.S., 2018. Dedak Fermentasi Pacu Pertumbuhan Bandeng di Tambak. Didownload dari laman http://mfcepusluh.bpsdmkp.kkp.go.id/html/index.php?id=artikel&kode=431

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: