Jamur ini adalah jenis lain penyebab penyakit saproligniasis. Jamur Aphanomyces sp termasuk ke pada Kelas Phycomycetes, Ordo Saprolegniales, dan Keluarga Saprolegniaceae yg membangun zoospore, & selanjutnya akan membangun spora yg ukuran 8,1-9,lima ?M dan miselium dengan berukuran 7,5-10,00 ?M. Jamur Aphanomyces sp bisa bereproduksi secara seksual juga aseksual & bersifat parasit obligat.
Gejala klinis serangan Aphanomyces sp dalam ikan mirip seperti infeksi yg ditimbulkan oleh Saprolegnia sp juga Achlya sp penyebab saproligniasis. Jamur ini menginfeksi daerah persendian, syaraf, dan otak yg menimbulkan kerusakan dalam ganglion otak. Ikan yang terjangkit mengalami paralisis sehingga nir sanggup berkecimpung & telentang pada dasar kolam hingga tewas. Bentuk infeksi
& morfologi Aphanomyces sp tersaji dalam Gambar berikut.
Bentuk infeksi dan morfologi Aphanomyces sp |
Penyebab : Aphanomyces invadans
Bio-Ekologi Patogen :
- Merupakan penyakit borok (ulcer) disebabkan infeksi cendawan Aphanomyces invadans.
- Spora cendawan menginfeksi permukaan tubuh ikan, sehingga menimbulkan borok.
- Inang meliputi ikan air tawar dan payau antara lain: betutu, gabus, betok, gurame, lele dan tambakan.
- Tingkat kematian berkisar antara 20-80%
Gejala Klinis :
- Infeksi berawal dari adanya bintik merah pada permukaan tubuh.
- Hilang nafsu makan, warna tubuh gelap, berenang ke permukaan dan hiperaktif.
- Bintik merah berkembang menjadi luka/borok yang berwarna merah cerah dan/atau merah kecoklatan.
Diagnosa :
- Pengamatan hifa dan/atau miselia cendawan di bawah luka/borok pada tubuh ikan.
- Isolasi cendawan pada media agar dan diidentifikasi secara morfometris.
- Secara histopatologis ditemukan adanya hifa cendawan yang terletak di tengah sel granuloma pada jaringan di bawah luka/borok.
Ikan gurame ( Osphronemus gouramy ) yang mengalami luka akibat |
terserang penyakit Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS)
Luka/borok yang serius pada ikan belanak ( Mugil spp.) akibat |
terserang penyakit Epizootic Ulcerative Syndrome (EUS) Pengendalian :
- Menetralkan kadar keasaman dan/atau alkalinitas air melalui pengapuran.
- Mengisolasi ikan sakit dan/atau membuang ikan yang telah mati.
- Persiapan wadah/kolam secara higienis dan steril terhadap keberadaan spora cendawan tersebut melalui pengeringan, pengapuran, desinfeksi, dll.
Sumber : Penyakit Akuatik. Andri Kurniawan; Buku Saku Penyakit Ikan. DJPB
Semoga Bermanfaat...
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |