Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Keberadaan karang polip besar secara alamiah sangat sporadis ditemukan di dataran terumbu karang, meski pada beberapa laporan bisa ditemukan pada sebuah tempat yg luas. Jika pun ada, karang jenis ini mendapat ancaman eksploitasi yaitu dimanfaatkan sebagai karang hias. Padahal jenis karang polip ini mempunyai taraf pertumbuhan yang amat lambat.

Prinsip kepemilikan bersama yang ada di perairan laut membuat pemanfaatan karang hias ini dikuatirkan melebihi prinsip keberlanjutan (sustainable use). Hamparan luas dan jumlah koloni yang banyak bukanlah sebuah jaminan, jika tidak terdapat managemen di lokasi pemanfaatan.

Untuk kepentingan itu, penulis bersama Kelompok Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Sumberdaya Pesisir yang diketuai Dr. Taslim Arifin melakukan kajian ini, termasuk meliputi lokasi-lokasi yang jarang dijelajahi oleh pencari karang hias maupun para peneliti sendiri. Penelitian ini juga mengambil uji multi parameter langsung di lapangan maupun  pengambilan sampel air untuk uji lebih lanjut di laboratorium.

Perairan Teluk Saleh yang berada di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat adalah lokasi yang diteliti buat mengumpulkan syarat terumbu karang. Menurut konfirmasi berdasarkan kolektor karang hias, lokasi hamparan karang polip akbar ini masih poly dijumpai di perairan ini.

Dari hasil survey lapangan yang dipimpin oleh Yulius, M.Si. di kawasan ini jumlah karang hias dalam jumlah yang banyak dan area yang luas dapat dijumpai, khususnya untuk jenisTrachyphyllia jardinei.Diperkirakan jumlahnya meliputi ratusan koloni di satu lokasi, sungguh diluar dugaan sebelumnya.

Disamping jenisTrachyphyllia jardineijuga ditemukanCatalaphyllia geoffroyi, Gonioporasp danDiaseris sp. Hamparan karang polip besar di Teluk Saleh untuk jenisTrachyphyllia jardenei danCatalaphyllia geoffroyi berada pada kedalaman 12 m, memiliki dasar berpasir dan pecahan serta patahan karang maupun kerang.

Penemuan ini menjadi warta berharga terutama bagi peneliti. Hasil ini bisa dipakai untuk mendukung kegiatan budidaya atau propagasi (transplantasi) menggunakan metode domestikasi sesuai dengan daerah asal dan kondisi lingkungannya baik pada alam juga pada farm nantinya.

Temuan jumlah karang polip pada Teluk Saleh ini tergolong temuan langka, bahkan bagi penulis sendiri. Menurut penuturan M. Abrar, peneliti dari P2O LIPI, jenis yang sama pernah ditemukan di perairan Lamalera, Alor, Nusa Tenggara Timur pada jumlah signifikan, & juga pernah ditemukan pada Pangkep, Sulawesi Selatan meski jumlahnya sedikit.

Khusus untuk jenisCatalaphyllia geoffroyi dalam jumlah yang besar dan dalam kawasan yang luas bahkan pernah penulis jumpai lebih dari seribu koloni dalam satu kawasan di Pulau Padei, Sulawesi Tengah pada tahun 2002.

Meski demikian, keberadaan karang polip di Teluk Saleh pun bukannya tanpa potensi ancaman. Berada pada perairan tertutup, karang ini akan menghadapi kompetisi tinggi dampak taraf kecerahan air yang rendah. Hal itu pun ditambah masih adanya penggunaan alat tangkap nir ramah lingkungan misalnya bom dan racun potasium.

Sebagai catatan, hanya jenis karang eksklusif saja yg bisa tahan menggunakan air keruh, namun nir ada satu jenis karangpun yang selamat dengan penggunaan indera tangkap seperti bom dan racun potasium.

Jika bom menaruh impak langsung saat peristiwa dimana karang akan berantakan, patah & pindah menurut posisi, maka pengaruh racun baru terdeteksi selesainya beberapa hari, seminggu hingga sebulan tergantung pada konsentrasi zat yang dipakai, kondisi arus perairan, dan intensitas penggunaannya.

Hasilnya dapat terlihat & terbukti menggunakan adanya tutupan karang hidupnya sangat rendah dan nir menjadi daerah asal ikan untuk bersembunyi karena nir lagi mendukung secara strukturnya.

Kegiatan Budidaya dan Pemetaan Potensi

Untuk tujuan budidaya dan konservasi, dalam tingkat skala penelitian, maka propagasi karang hias polip besar ini sedang dilakukan oleh penulis di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu. Proyek ini dilakukan lewat dukungan APBN 2016, melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok bekerjasama dengan CV. Cahaya Baru, salah satu eksportir yang mendukung kegiatan penelitian karang polip besar ini.

Tujuan uji coba propagasi ini adalah untuk membuktikan kemungkinan substitusi permintaan karang polip besar yg selama ini masih mengandalkan pendayagunaan alam. Jenis karang polip besar ini memiliki kekhususan, karena penanganannya lebih spesifik dibandingkan menggunakan jenis karang yg umum & banyak ditemukan pada semua lokasi di perairan Indonesia.

Jenis karang polip besar yang dipropagasikan mencakupTrachyphyllia jardenei, dan 5 jenis karang polip besar lainnya yaituScolymia sp,Cynarina lacrymalis,Plerogyra sinuosa,Physogyra sp danNemenzophyllia sp yang ditanam di kedalaman berbeda 5 m, 10 m dan 15 m yang bertujuan untuk melihat kondisi lingkungan yang optimum bagi pertumbuhan karang.

Penulis menyadari pemilihan lokasi ini akan amat mendukung keberhasilan hidup karang polip besar terkait kondisi lingkungan dan aman dari predator.

Hingga saat ini, kendala yang dijumpai hingga tahap ini diantaranya munculnya pemutihan dan perubahan warna menjadi kepucatan dibanding kondisi awal. Kendala lain adalah tentakel karang terutama jenisNemenzophyllia sp menjadi santapan ikan dari kelompok Chaetodontidae (kepe-kepe) yaitu jenisChaetodon octofasciatus dan dari kelompokwrasses (Labridae).

Untuk mengantisipasi hal ini, penulis menggunakan jaring buat menutupi rak loka karang tadi berada.

Selain usaha propagasi, maka menjadi krusial jua dilakukan pemetaan potensi & pola pengelolaan pemanfaatan yang dari sebaran per lokasi dan jumlah populasi per spesies. Dengan demikian, rancangan ini akan membantu bisnis pengaturan pemanfaatan karang polip besar sehingga bisa mengklaim kekuatiran akan kehilangan spesies pada lokasi yg terdapat saat ini.

*  Dr. Ofri Johan, M.Si.Peneliti di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok, Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Yulius, M.Si.Peneliti di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir,Kementerian Kelautan dan Perikanan

Artikel ini sudah dimuat pada www.Mongabay.Co.Id

Sumber: http://balitbangkp.kkp.go.id/med_in_si44.php?url=karang-polip-besar-karang-hias-unik-yang-perlu-perhatian

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: