Keberhasilan aktivitas penanaman sangat ditentukan oleh kegiatan pemeliharaan flora. Dilain pihak, keberhasilan aktivitas pemeliharaan dipengaruhi oleh berhasil/tidaknya pada menyebabkan kesadaran rakyat buat terlibat dan melakukannya secara berdikari.
1. Penyiangan & Penyulaman
Penyiangan/penebasan dilakukan terhadap tumbuhan pengganggu (gulma). Kegiatan Penyiangan/penebasan gulma ini harus mendapat perhatian khusus dalam pemeliharaan apabila penanaman dilakukan pada daerah terbuka dan lokasinya lebih ke arah darat (kadar lumpurnya tipis). Lokasi seperti ini sangat cepat ditumbuhi piyai (Acanthus ilicifolius) atau paku-pakuan (Acrosthicum aereum).
Selain itu, perhatian khusus juga harus dilakukan jika penanaman di lakukan pada areal bekas piyai atau paku-pakuan. Piyai atau paku-pakuan akan sebagai pesaing bagi bibit/benih mangrove yang baru ditanam. Pakupakuan atau piyai sesudah ditebang pada ketika yg tidak terlalu lama sekitar lima bulan akan tumbuh balik , terutama di isu terkini hujan.
Pemeliharaan tumbuhan dengan menebang piyai/pakis - pakisan disekitar tanaman |
Pemeliharaan dilakukan dengan cara penebasan piyai atau pakis-pakisan secara teratur sampai bibit/benih mangrove yg ditanam sebagai besar & cukup kuat bersaing dengan piyai atau pakis-pakisan ini.
Penyulaman dilakukan apabila ada tumbuhan yang mati. Penyulaman dapat dilakukan dengan benih atau bibit. Penyulaman sebaiknya dilakukan menggunakan bibit yg umurnya sama menggunakan flora yang mangkat agar umur tegakan permanen seragam. Cara penyulaman sama menggunakan cara penanaman.
2. Perlindungan tumbuhan
Ketam/kepiting
Penanaman pada wilayah pertambakan atau bekas tambak umumnya seringkali diganggu oleh ketam/kepiting. Ketam/ kepiting ini umumnya menyerang tumbuhan mangrove hingga berumur 1 tahun. Caranya dengan menggigit batang anakan mangrove secara melingkar sebagai akibatnya suplai makan terputus. Akibatnya usang-kelamaan flora akan meninggal.
Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan ini. Pertama, bibit/benih mangrove ditanam lebih banyak atau rapat-rapat di daerah yang sering diganggu ketam/kepiting. Harapannya sebagian dari bibit/benih ini akan lolos dari gangguan dan dapat tumbuh dengan baik. Kedua, benih ditanam sekaligus dua dan rapat dalam satu lubang. Dengan demikian ketam tidak dapat memanjat dan mengigit benih yang rapat ini. Ketiga, membungkus bibit/benih dengan bambu yang telah dilubangi ruas dalamnya dan diperuncing bagian bawahnya. Cara yang ketiga ini akan menambah pekerjaan dan hasilnya belum begitu efektif.
Perlindungan tumbuhan berdasarkan ketam/kepiting : (a) penanaman yg kedap, (b) penanaman dua benih pada satu lubang, (c) bibit/benih yg dibungkus menggunakan bambu |
Kambing
Gangguan lain yang seringkali merusak flora mangrove adalah kambing. Kambing ini umumnya memakan tanaman yang sudah berdaun sampai kepangkal daun. Akibatnya tanaman tidak dapat membuat daun kembali dan mangkat .
Cara buat mengatasi gangguan kambing ini merupakan menggunakan membuat konvensi diantara rakyat apakah kambing dikandangkan atau menentukan wilayah penggembalaan & kambing wajib digembala atau diikat diareal tadi. Cara lain menggunakan me-nanam bibit/benih di daerah diluar jangkauan kambing, yaitu tempat yg selalu tergenang air atau selalu berlumpur.
Serangga
Hama serangga yang sering menyerang tanaman mangrove dikenal dengan “scale insect” dan kutu lompat (Mealy bug). Ciri-ciri serangan hama ini daun menjadi kuning dan kemudian rontok kemudian tanaman menjadi mati. Cara mengatasinya dengan pemusnahan tanaman yang terkena serangan hama ini.
Manusia
Dampak kerusakan terhadap tanaman yang diakibatkan oleh manusia dapat lebih besar dan luas dibandingkan dengan ketiga yang disebut diatas. Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat merusak tanaman antara lain :
Bentuk aktivitas manusia yang dapat merusak tanaman : (a) orang ygang menjala ikan, (b) menyudu ikan, (c) mencari kepiting |
a. Menjala ikan
Bibit/benih mangrove tersangkut & tercabut sewaktu jala diangkat dari air. Selain itu, si penjala secara nir sengaja bisa menginjak bibit/benih.
B. Menyudu udang
Alat sudu dapat mencabut benih yg ditanam jika penyuduan dilakukan disekitar tumbuhan. Selain itu, si penyudu dapat mencabut bibit/benih bila merasa terganggu sewaktu melakukan penyuduan atau secara nir sengaja menginjak bibit/benih bila penyuduan dilakukan malam hari.
C. Mencari kepiting
Kegiatan mencari kepiting pada siang hari dengan membongkar lubang kepiting dapat mencabut bibit/benih, sedangkan kegiatan mencari kepiting pada malam hari dapat mengakibatkan tanaman terinjak secara tidak sengaja oleh pencari kepiting.
Sumber : http://konservasi-laut.blogspot.co.id/2011/08/cara-pemeliharaan-mangrove.html
Semoga Bermanfaat...
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |