Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Pakan Ikan. Tampilkan semua postingan

IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU PAKAN BUATAN Bagian 1: Bahan Baku Nabati

Dalam menciptakan pakan protesis buat ikan, hal pertama yang wajib dipertimbangkan, merupakan persyaratan bahan baku buat pakan, yaitu :

1.    Bahan baku pakan tidak boleh bersaing dengan bahan makanan manusia. Bila manusia banyak membutuhkannya, bahan baku ini tidak boleh diberikan kepada ikan.

2.    Bahan baku ini harus tersedia dalam waktu lama, atau ketersediaannya harus kontinyu. Bahan baku yang pada suatu saat ada dan kemudian lenyap, harus dihindari. Padi yang diproduksi secara massal dan nasional, tentu menyebabkan ketersediaan dedak dan bekatul untuk ternak juga melimpah ruah. Sebaliknya untuk bahan baku yang diproduksi secara terbatas, juga akan menghasilkan bahan secara terbatas pula.

3.    Harga bahan baku; walaupun bisa digunakan, tapi bila harganya mahal maka penggunaan bahan atau peran bahan baku itu sebagai bahan baku sudah tersisihkan. Sebenarnya murah atau mahalnya bahan baku itu harus dinilai dari manfaat bahan itu, yang merupakan cermin dari kualitas bahan tersebut. Tepung ikan, misalnya harganya memang mahal, tetapi bila dibandingkan dengan kandungan proteinnya yang tinggi dan kelengkapan asam aminonya, maka penggunaan tepung ikan menjadi murah.

4.    Kualitas gizi bahan baku, menjadi persyaratan penting lainnya. Walaupun harganya murah, banyak terdapat di Indonesia, dan ketersediaannya kontinyu, tetapi bila kandungan gizinya buruk, tentu bahan baku ini tidak dapat digunakan.

Khusus buat ikan, pakan buatan yg diberikan bisa dikatagorikan sebagai :

1.    Pakan alami, merupakan kelompok pakan yang berasal dari hewan yang berukuran renik sampai ukuran beberapa centimeter yang di kultur atau dikumpulkan dari alam; contohnya adalah Artemia, Daphnis dan Cacing Sutra. Pakan alami ini dapat juga berasal dari tumbuhan, misalnya fitoplankton dan daun talas.

2.    Pakan lembek, merupakan cincangan ikan-ikan rucah dan cumi-cumi yang langsung diberikan kepada ikan. Daya tahan pakan lembek ini 2 – 3 hari dalam lemari pendingin.

3.    Pakan kering lengkap, merupakan pakan berbentuk pelet, “flake” dan “crumble” dengan kadar air rendah sehingga daya tahannya bisa 3 – 4 bulan dan kandungan gizinya cukup lengkap karena dibuat sesuai dengan kebutuhan. Jenis pakan inilah yang akan dikupas lebih mendalam.

Dalam leaflet ini, bahan standar akan dibagi sebagai dua kelompok, yaitu bahan standar nabati dan bahan standar hewani. Banyak sekali bahan standar nabati yg bisa diberikan kepada unggas, bahan standar nabati inilah, yang menyebabkan harga pakan menjadi dapat ditekan. Dari sekian poly bahan standar nabati, 70 ? 75% merupakan biji-bijian dan hasil olahannya, 15 ? 25% limbah industri makanan, & sisanya hijauan sebagaimana layaknya bahan pakan yg berasal berdasarkan biji-bijian, bahan pakan botani ini sebagian akbar adalah asal tenaga yg baik, namun lantaran asalnya berdasarkan tumbuhan, kadar serat kasarnya tinggi.

Sebagai sumber vitamin, beberapa bahan berbentuk bijian atau olahannya tidaklah mengecewakan.

BAHAN BAKU NABATI

1. Jagung kuning

Selain jagung kuning, masih ada 2 warna lagi, pada jagung (Zea mays), yaitu jagung putih dan jagung merah. Diantara ketiga warna itu, jagung merah & jagung putih jarang terlihat pada Indonesia. Jagung kuning merupakan bahan baku ternah & ikan yang popular digunakan di Indonesia & pada beberapa negara. Jagung kuning digunakan sebagai bahan baku pembuat energi, tetapi bukan menjadi bahan asal protein, lantaran kadar protein yg rendah (8,9%), seperti yang terlihat dalam tabel 1, bahkan defisien terhadap asam amino krusial, terutama lysin & triptofan.

Tabel 1 : Komposisi Jagung

Sebagai asal energi yang rendah serat kasarnya, asal Xantophyll, & asam lemak yg baik, jagung kuning nir diragukan lagi. Asam linoleat jagung kuning sebanyak 1,6%, tertinggi diantara gerombolan biji-bijian.

2. Dedak halus

Dedak adalah limbah proses pengolahan gabah, & nir dikonsumsi insan, sebagai akibatnya tidak bersaing dalam penggunaannya. Dedak mengandung bagian luar beras yang nir terbawa, tetapi tercampur pula dengan bagian epilog beras itu. Hal ini menghipnotis tinggi-rendahnya kandungan serat kasar dedak. Tabel dua berikut menyajikan kualitas nutrisi dedak halus.

Tabel dua : Kandungan Nutrisi Dedak

Kandungan serat kasar dedak 13,6%, atau 6 kali lebih akbar dari pada jagung kuning, merupakan pembatas, sehingga dedak nir dapat dipakai berlebihan. Kandungan asam amino dedak, walaupun lengkap tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan ikan, demikian jua menggunakan vitamin dan mineralnya.

Tiga. Bungkil Kacang Kedelai

Selain sebagai bahan penghasil tempe dan memahami, kacang kedele mentah mengandung ?Penghambat trypsin? Yang wajib dihilangkan sang pemanasan atau metoda lain, sedangkan bungkil kacang kedelai, merupakan limbah berdasarkan proses pembuatan minyak kedelai.

Tabel tiga : Komposisi Gizi Bungkil Kedelai

4. Bungkil Kacang Tanah

Merupakan limbah dari pengolahan minyak kacang atau olahan lainnya. Kualitas bungkil kacang tanah ini tergantung pada proses pengolahan kacang tanah sebagai minyak. Disamping itu, proses pemanasan selama pengolahan berlangsung, pula memilih kualitas bungkil ini, selain dari kualitas tanah, pengolahan tanah dan varietas kacang itu sendiri.

Tabel 4 : Kandungan Nutrisi Bungkil Kacang Tanah

Kadar metionin, triptofan, treonin & lysin bungkil kacang tanah juga gampang terkotori sang jamur beracun Aspergillus flavus.

Lima. Minyak Nabati

Penggunaan minyak diharapkan pada pembuatan pakan ikan yg membutuhkan pasokan tenaga tinggi, yang hanya bisa diperoleh berdasarkan minyak. Minyak botani yang dipakai hendaknya minyak botani yang baik, tidak mudah tengik & tidak mudah rusak. Penggunaan minyak nabati yang umumnya dari berdasarkan kelapa atau sawit pada umumnya berkisar antara 2 ? 6 %.

6. Hijauan

Sebagai bahan campuran pakan, kini hijauan mulai diincar kembali, lantaran ternyata sampai batasan eksklusif hijauan menggunakan protein tinggi bisa mensubstitusi tepung ikan. Hijauan yang dimaksud antara lain azola, turi dan daun talas, yg apabila akan dipakai harus diolah terlebih dahulu, yakni pengeringan (panggang atau panas mentari ) tapi nir boleh Mengganggu warna, lalu penggilingan dan pengayakan.

SUMBER:

Masyamsir, 2001.  Modul Membuat Pakan Ikan Buatan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Anggorodi, R., 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum Gramedia, Jakarta, 1979

FAO, 1980, Fish Feed Technology. United Nations Development Programme, FAO United Nations, Rome, 395 P

Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, R.G. Warner, 1979, Animal Nutrition, Mc. Graw Hill., Inc. 602 P.

NRC, 1983, Nutrient Requirement of Warm Water Fishes & Shellfishes, National Academy Press, Washington DC. 102P

Rasyaf, M. 1990, Bahan Makanan Unggas di Indonesia Kanisius, Yogyakarta, 118 hal.

Rostika, R., 1997, Performan Juwanan Ikan mas yang dipengaruhi berbagai imbangan protein-energi pada pakan. Tesis Universitas Padjadjaran, tidak dipublikasikan, 145 hal.

Sumeru, S.U., dan Anna S., 1992, Pakan Udang Windu Kanisius, Yogyakarta, 94 hal.

#Tag : Pakan Ikan

IDENTIFIKASI DAN PEMILIHAN BAHAN BAKU PAKAN BUATAN Bagian 2: Bahan Baku Hewani

BAHAN MAKANAN HEWANI

1. Tepung Ikan

Berasal dari ikan sisa atau buangan yg tidak dikonsumsi oleh insan, atau residu pengolahan industri kuliner ikan, sebagai akibatnya kandungan nutrisinya beragam, akan tetapi dalam umumnya berkisar antara 60 ? 70%. Tepung ikan adalah pemasok lysin & metionin yg baik, dimana hal ini tidak terdapat pada kebanyakan bahan baku botani.

Mineral kalsium dan fosfornya pun sangat tinggi, & lantaran berbagai keunggulan inilah maka harga tepung ikan menjadi mahal.

Tabel 1 : Kandungan Nutrisi Tepung Ikan

2. Tepung Darah

Merupakan limbah berdasarkan rumah potong fauna, yg banyak dipakai sang pabrik pakan, karena protein kasarnya tinggi. Walaupun demikian terdapat pembatas ?Religius? & ?Dampak kesehatan?. Baik buruknya tepung darah yg dipakai menjadi bahan standar menurut segi kesehatan, tergantung pada bagaimana bahan itu diperoleh berdasarkan rumah potong hewan. Bila berasal menurut penampungan yang bercampur kotoran, tentu bahan ini tidak layak dipakai, tapi jika berasal menurut penampungan yang bersih, maka tepung ini memenuhi syarat menjadi bahan standar pakan.

Tabel dua : Kandungan Nutrisi Tepung Darah

Kelemahan dari tepung darah merupakan miskin isoleucin dan rendah kalsium & fosfor, jua jika digunakan lebih dari lima% akan menimbulkan pengaruh ?Bau darah? Pada ikan.

Tiga. Sisa Potongan Rumah Jagal/Tepung Tulang

Berasal berdasarkan tulang-tulang dengan sedikit daging yang inheren, kemudian dikeringkan & digiling, pada pasaran biasa diklaim tepung tulang. Bahan ini dapat dipakai antara dua,lima ? 10% pada formula pakan & lebih bersifat menjadi pendamping tepung ikan. Bila digunakan berlebihan, tentu tidak menguntungkan, lantaran kalsium akan terlalu poly sebagai akibatnya menurunkan kesukaan makan.

4. Protein Sel Tunggal

Sebagai sumber protein, memang protein sel tunggal bisa dijadikan alternatif dari cara yg sudah ada. Kandungan proteinnya beragam sekali, mulai dari 30 ? 80%, tergantung berdasarkan bahan protein sel tunggalnya yaitu bakteri, jamur, ragi dan alga.

5. Tepung Bulu Terolah

Tepung bulu diperoleh menggunakan mengungkep bulu unggas pada wadah tertutup dengan tekanan tiga,2 atmosfer selama 45 mnt dan dikembalikan lagi dalam tekanan normal, sehabis itu dikeringkan dalam temperatur 60oC & digiling sampai halus. Tepung bulu mempunyai energi metabolis 2354 kal/kg dan asam amino tersedia sebesar 65% & penggunaannya maksimal 10%.

6. Limbah Unit Penetasan Ayam

Dalam penetasan telur ayam ras, terdapat telur-telur yang nir bertunas atau bertunas tapi mati, yg biasanya menjadi limbah. Limbah unit penetasan ini akan bermanfaat sekali buat makanan unggas dan ikan.

SUMBER:

Masyamsir, 2001.  Modul Membuat Pakan Ikan Buatan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Anggorodi, R., 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum Gramedia, Jakarta, 1979

FAO, 1980, Fish Feed Technology. United Nations Development Programme, FAO United Nations, Rome, 395 P

Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, R.G. Warner, 1979, Animal Nutrition, Mc. Graw Hill., Inc. 602 P.

NRC, 1983, Nutrient Requirement of Warm Water Fishes & Shellfishes, National Academy Press, Washington DC. 102P

Rasyaf, M. 1990, Bahan Makanan Unggas di Indonesia Kanisius, Yogyakarta, 118 hal.

Rostika, R., 1997, Performan Juwanan Ikan mas yang dipengaruhi berbagai imbangan protein-energi pada pakan. Tesis Universitas Padjadjaran, tidak dipublikasikan, 145 hal.

Sumeru, S.U., dan Anna S., 1992, Pakan Udang Windu Kanisius, Yogyakarta, 94 hal.

#Tag : Pakan Ikan

PERHITUNGAN FORMULASI BAHAN BAKU PAKAN BUATAN

Perjalanan tenaga dalam tubuh ikan, bisa dilihat pada gambar berikut:

Energi yg hilang berdasarkan tubuh ikan sebagai feses, urine, ekskresi insang dan panas. Energi yg hilang menjadi panas, sulit buat diukur, yakni:

1)    Metabolisme standar, yaitu energi yang digunakan ikan pada kondisi tidak bergerak pada air yang tenang.

2)    Aktifitas fisik sukarela, yaitu energi yang digunakan ikan untuk mencari makan, mempertahankan posisi dll.

3)    Energi yang dikeluarkan berkenaan dengan aktifitas system pencernaan.

PENGETAHUAN GIZI

Seperti halnya fauna lain, ikan pun membutuhkan zat gizi tertentu untuk kehidupannya, yaitu buat membuat energi, menggantikan sel-sel yang rusak & buat tumbuh. Zat gizi yang diperlukan adalah : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral & air.

A. Protein

Protein sangat diperlukan oleh tubuh ikan, baik buat pertumbuhan juga buat menghasilkan energi. Protein botani (asal tumbuhtumbuhan), lebih sulit dicernakan daripada protein hewani (dari hewan), hal ini disebabkan lantaran protein botani terbungkus pada dinding selulosa yang memang sukar dicerna.

Pada umumnya, ikan membutuhkan protein lebih poly daripada fauna-fauna ternak pada darat (unggas dan mamalia). Selain itu, jenis & umur ikan juga berpengaruh pada kebutuhan protein. Ikan karnivora membutuhkan protein yang lebih banyak daripada ikan herbivora, sedangkan ikan hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan berada diantara keduanya. Pada umumnya ikan membutuhkan protein kurang lebih 20 ? 60%, dan optimum 30 ? 36%. Protein nabati umumnya miskin metionin, & itu bisa disuplau oleh tepung ikan yang kaya metionin.

B. Lemak

Nilai gizi lemak dipengaruhi oleh kandungan asam lemak esensialnya yaitu asam-asam lemak tak jenuh atau PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) antara lain asam oleat, asam linoleat dan asam linolenat. Asam lemak esensial ini banyak terdapat di tepung kepala udang, cumi-cumi dll. Kandungan lemak sangat dipengaruhi oleh faktor ukuran ikan, kondisi lingkungan dan adanya sumber tenaga lain. Kebutuhan ikan akan lemak bervariasi antara 4 – 18%.

C. Karbohidrat

Karbohidrat atau hidrat arang atau zat pati, asal menurut bahan baku botani. Kadar karbohidrat dalam pakan ikan, bisa berkisar antara 10 ? 50%. Kemampuan ikan buat memanfaatkan karbohidrat ini tergantung pada kemampuannya untuk membentuk enzim pemecah karbohidrat (amilase). Ikan hewan pemakan daging umumnya membutuhkan karbohidrat sekitar 12%, sedangkan untuk hewan pemakan daging dan tumbuh-tumbuhan kadar karbohidratnya bisa mencapai 50%.

D. Vitamin

Jika ikan kekurangan vitamin, maka gejalanya adalah nafsu makan hilang, kecepatan tumbuh berkurang, rona abnormal, keseimbangan hilang, gelisah, hati berlemah, gampang terserang bakteri, pertumbuhan sirip kurang paripurna, pembentukan lendir terganggu dll. Agar ikan tetap sehat, suplai vitamin harus kontinyu, akan tetapi kebutuhan akan vitamin dipengaruhi sang berukuran ikan, umur, kondisi lingkungan & suhu air.

E. Mineral

Mineral adalah bahan an-organik yg diperlukan oleh ikan buat pembentukan jaringan tubuh, proses metabolisma dan mempertahankan keseimbangan osmotis. Mineral yg penting buat pembentukan tulang, gigi & sisik adalah kalsium, fosfor, fluorine, magnesium, besi, tembaga, kobalt, natrium, kalium, klor, boron, alumunium, seng, arsen, dll. Makanan alami umumnya telah relatif mengandung mineral, bahkan beberapa bisa diserap langsung berdasarkan dalam air. Namun pada biasanya, mineral-mineral itu dihasilkan menurut makanan. Oleh karena itu, beberapa macam mineral yg penting perlu kita masukkan pada proses pembuatan pakan.

Selain kandungan gizi, ada beberapa bahan tambahan dalam meramu pakan protesis. Bahan-bahan ini relatif sedikit saja, diantaranya : antioksidan, perekat & pelezat. Sebagai antioksidan atau zat anti tengik bisa ditambahkan fenol, vitamin E, vitamin C, etoksikuin, BHT, BHA & lain-lain dengan penggunaan 150 ? 200 ppm. Beberapa bahan dapat berfungsi sebagai perekat seperti supaya-agar gelatin, tepung kanji, tepung terigu & sagu, dengan pemakaian maksimal 10%. Bahan perekat ini menjadi penting pada pembuatan pakan udang, sebab pakan udang wajib memiliki ketahanan yg tinggi, agar tidak cepat musnah dalam air. Sebagai pelezat, dalam biasanya dipakai garam dapur sebanyak 2%.

Metoda Menghitung Kebutuhan Bahan Baku

Sebelum mulai menghitung, harap diingat bahwa suatu bahan baku disebut bahan sumber protein apabila kadar proteinnya > 20%. Karena harga protein paling mahal, maka yang pertama dihitung adalah protein, sedangkan yang lainnya menyesuaikan, misalnya dengan menambahkan sumber energi. Yang paling mudah adalah menggunakan metoda “Bujur Sangkar”.

Sebagai contoh, akan disiapkan pakan ikan mas menggunakan 25% protein, dari bahan dedak dan bungkil kedelai.

Untuk membuat pakan ikan mas 27% protein sebanyak 100 kg, kita wajib mencampur:

dedak                     : 17/35,8 = 47,5% x 100 = 47,5 kg

bungkil kedelai     : 18,8/35,8 = 52,5% x 100 = 52,5 kg

Bila akan menggunakan lebih dari 2 bahan baku, kelompokkan dahulu bahan baku basal (kadar protein < 20%) dan bahan baku protein (>20%). Di rata-ratakan dahulu setiap kelompok, setelah itu dimasukkan ke metoda bujur sangkar.

(Protein dedak protein jagung) / dua = (8,dua 10,dua) / 2 = 9,2 %

(Bungkil kedelai tepung udang) / 2 = (44 48,35) / 2 = 48,35 %

Sehingga:

Bahan baku basal                 21,35/39,5 = 54,53 %

Bahan baku protein             17,8/39,5 = 45,47 %

Jadi buat menciptakan 100 kg pakan ikan ini, dapat mencampur :

- Dedak                  : 27,265 kg

- Jagung                  : 27,265 kg

- Bungkil kedelai   : 22,735 kg

- Tepung udang    : 22,735 kg

SUMBER:

Masyamsir, 2001.  Modul Membuat Pakan Ikan Buatan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Anggorodi, R., 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum Gramedia, Jakarta, 1979

FAO, 1980, Fish Feed Technology. United Nations Development Programme, FAO United Nations, Rome, 395 P

Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, R.G. Warner, 1979, Animal Nutrition, Mc. Graw Hill., Inc. 602 P.

NRC, 1983, Nutrient Requirement of Warm Water Fishes & Shellfishes, National Academy Press, Washington DC. 102P

Rasyaf, M. 1990, Bahan Makanan Unggas di Indonesia Kanisius, Yogyakarta, 118 hal.

Rostika, R., 1997, Performan Juwanan Ikan mas yang dipengaruhi berbagai imbangan protein-energi pada pakan. Tesis Universitas Padjadjaran, tidak dipublikasikan, 145 hal.

Sumeru, S.U., dan Anna S., 1992, Pakan Udang Windu Kanisius, Yogyakarta, 94 hal.

#Tag : Pakan Ikan

PENGUJIAN MUTU PAKAN BUATAN

Untuk mengetahui strata mutu pakan yg kita buat, haruslah dilakukan pengujian. Ada tiga macam pengujian, yaitu pengujian fisik, kimiawi & biologis.

A. PENGUJIAN FISIK

Pengujian pelet secara fisik yaitu :

1. Kehalusan bahan baku

2. Kekerasannya

tiga. Daya tahan pada air

4. Daya mengapungnya, yg akan dibahas satu persatu.

Kehalusan bahan baku, bisa diuji menggunakan jalan menggilingnya lagi, dari besar kecilnya ukuran butiran, kita bisa membedakannya menjadi sangat halus, halus, agak kasar, sangat kasar dll.

Pengujian kekerasan dapat dilakukan dengan memberi beban dalam pelet yg bersangkutan dengan suatu pemberat yang mempunyai bobot tertentu. Pemberian beban itu kita lakukan dengan beberapa macam pemberat, sampai akhirnya pelet tidak bisa lagi buat menahannya & musnah. Pelet yang baik wajib mempunyai kekerasan yg tinggi, & umumnya asal dari bahan baku yang relatif halus.

Pengujian daya tahan dalam air, dilakukan menggunakan merendamnya pada air dingin. Waktu yg diperlukan hingga ketika pelet musnah merupakan kuran daya tahannya.

Pengujian daya apung, kita lakukan dengan jalan menjatuhkan pellet kedalam air pada akuarium menggunakan ketinggian air 20 cm. Waktu yang diperlukan mulai ketika pelet menyentuh permukaan air sampai karam pada dasar, merupakan merupakan berukuran daya apungnya.

B. PENGUJIAN KIMIAWI

Pengujian ini dimaksudkan buat mengetahui kandungan gizi berdasarkan pakan tadi, yaitu kadar protein, lemak, karbohidrat, abu, serat & kadar air. Pengujian ini dapat dilakukan di laboratorium makanan yang terdapat pada ibukota kabupaten. Parameter yang diuji antara lain energy gross, protein kasar, lemak kasar & serat kasar.

C. PENGUJIAN BIOLOGIS

Aspek biologis penting adalah Nilai Konversi Pakan (Feed Conversion Ratio). Nilai ini sebenarnya tidak merupakan angka mutlak, karena tidak hanya ditentukan oleh kualitas pakan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti jenis, ukuran ikan, kepadatan, kualitas air dll.

Semakin mini nilai konversi pakan, semakin baik kualitas pakan, karena akan semakin irit. Untuk mengetahui nilai konversi pakan perlu dilakukan pengujian pada lapangan dalam banyak sekali tipe percobaan.

SUMBER:

Masyamsir, 2001.  Modul Membuat Pakan Ikan Buatan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Anggorodi, R., 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum Gramedia, Jakarta, 1979

FAO, 1980, Fish Feed Technology. United Nations Development Programme, FAO United Nations, Rome, 395 P

Maynard, L.A., J.K. Loosli, H.F. Hintz, R.G. Warner, 1979, Animal Nutrition, Mc. Graw Hill., Inc. 602 P.

NRC, 1983, Nutrient Requirement of Warm Water Fishes & Shellfishes, National Academy Press, Washington DC. 102P

Rasyaf, M. 1990, Bahan Makanan Unggas di Indonesia Kanisius, Yogyakarta, 118 hal.

Rostika, R., 1997, Performan Juwanan Ikan mas yang dipengaruhi berbagai imbangan protein-energi pada pakan. Tesis Universitas Padjadjaran, tidak dipublikasikan, 145 hal.

Sumeru, S.U., dan Anna S., 1992, Pakan Udang Windu Kanisius, Yogyakarta, 94 hal.

#Tag : Pakan Ikan

PERAN PAKAN DALAM KEBERHASILAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

ABSTRAK

Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar. Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Beberapa hal yang ingin dijelaskan dalam artikel ini adalah kelebihan pakan alami dan pakan buatan, pemilihan pakan ikan yang tepat, teknis untuk menjaga kualitas air terhadap limbah pakan, perhitungan konversi dan efisiensi pakan, serta peran pakan dalam keberhasilan budidaya ikan.

Kata kunci: kiprah pakan ikan, pengelolaan pakan, keberhasilan budidaya ikan.

PENDAHULUAN

Ikan adalah bahan pangan yg poly digemari, karena mempunyai kandungan yang kaya akan vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara fundamental ikan mempunyai protein hewani yang sama menggunakan daging sapi, tetapi kelebihan ikan merupakan memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan asal protein hewani lainnya & nutrisinya sangat mudah diserap tubuh.

Besarnya kandungan gizi ikan, harga ikan yg relative murah dan semua agama menghalalkan konsumsi ikan mengakibatkan tingginya permintaan akan ikan. Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari bahari, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan buat memenuhi permintaan pasar.

Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Berdasarkan beberapa keadaan dan permasalahan tersebut perlu dilakukan penulisan ilmiah mengenai “Peran Pakan dalam Keberhasilan Budidaya Ikan Air Tawar” dalam rangka turut memberikan masukan kepada pihak terkait.

TUJUAN PENULISAN ARTIKEL

Berdasarkan permasalahan pada bagian latar belakang, tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.    Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan pakan buatan.

2.   Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami.

3.   Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat.

4.   Menjelaskan teknis untuk menjaga kualitas air dalam budidaya ikan agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah lainnya.

5.   Menjelaskan alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan.

6.   Menjelaskan seberapa penting pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Darmanto (2000), Pakan alami merupakan makanan hayati bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapa jenis pakan alami yang sesuai buat benih ikan air tawar, diantaranya lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp. Pakan alami tersebut memiliki kandungan gizi yg lengkap & mudah dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yg nisbi mini sangat sinkron dengan lebar bukaan ekspresi larva/benih ikan. Sifatnya yg selalu berkiprah aktif akan merangsang benih/larva ikan buat memangsanya. Pakan alami ini dapat diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benih ikan yang dapat menaruh gizi secara lengkap sesuai kebutuhan buat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pelet adalah bentuk makanan buatan yg terdiri dari beberapa macam bahan yg kita ramu dan kita jadikan campuran, kemudian kita cetak sebagai akibatnya bentuknya adalah batangan mini -kecil misalnya bentuk obat nyamuk bakar. Panjangnya umumnya berkisar 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, nir berupa butiran, & pula tidak berupa larutan (Mudjiman, 1996). Menurut Syahputra (2009) usaha budidaya ikan saat ini semakin intensif menuntut tersedianya makanan pada jumlah yang relatif, tepat waktu, & berkesinambungan.

Ketersediaan pakan yg memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan. Pakan berkualitas harus mempunyai kandungan nutrisi ikan dan mudah dicerna, sehingga bisa diserap oleh tubuh ikan (Khairuman & Amri, 2002).

Konversi dan efisiensi pakan erat hubungannya menggunakan nilai kecernaan yang menggambarkan persentase nutrien yg dapat diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan. Semakin besar nilai kecernaan suatu pakan maka semakin banyak nutrien pakan yang dimanfaatkan sang ikan tadi. Penyerapan nutrien oleh tubuh dipengaruhi sang aneka macam hal seperti kualitas pakan dan jumlah pakan yg dikonsumsi. Nutrien yg dimanfaatkan oleh ikan dapat mensugesti penyediaan energi protein dan non protein dalam tubuh. Semakin banyak energi yang tersedia pada tubuh akan meningkatkan kemampuan ikan buat mengganti energi tersebut dan disimpan dalam bentuk daging berupa protein dan lemak (Akbar, 2000).

PEMBAHASAN

Kelebihan Pakan Alami dan Pakan Buatan

Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan buatan, antara lain adalah: (a) Harga pakan alami relative lebih murah jika dibandingkan pakan buatan; (b) Pakan alami umumnya mudah dicerna, nilai gizi pakan alami lebih lengkap,  sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan kualitas air pada wadah budidaya ikan; dan (c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.

Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami, antara lain adalah: (a) Kelebihan pakan buatan adalah mengurangi kemungkinan penularan penyakit (dibandingkan dengan makanan alami). Pakan alami adalah organisme hidup yang tentunya dapat terserang oleh penyakit pada media hidupnya. Penyekit yang menyerang pakan alami dapat berpindah pada ikan yang kita budidayakan, setelah pakan alami dimakan oleh ikan; (b) Pengelolaan kualitas, kuantitas dan kuntinuitas pakan buatan jauh lebih mudah  dibandingkan pakan alami. Pakan buatan tidak memerlukan pemeliharaan, pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik dapat dibeli ketika diperlukan sehingga pekerjaan pembudidayaan lebih ringan, waktu yang diperlukan lebih sedikit dan hemat tenaga kerja.

Pemilihan Pakan Ikan yang Tepat

Beberapa syarat-syarat yang wajib dipenuhi pada pemilihan pakan ikan yang tepat, antara lain berupa:

1.    Mutu pakan yang tinggi, dilihat dari:

-       Formula pakan ikan yang dipilih harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, dilihat dari kandungan nutrisi makanan yang menyangkut: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan.

-       Bahan formulasi pakan sesuai dengan jenis makanan dan panjangnya usus ikan yang dibudidayakan. Pemilihan jenis pakan yang sesuai dengan karakteristik jenis makanan dan panjangnya usus ikan akan meningkatkan ratio konversi makanan ikan menjadi daging ikan.

-       Tidak mengandung antibiotik dan zat racun.

-       Memperhatikan batas kadaluarsa pakan.

2.    Bentuk dan karakteristik pakan sesuai kebutuhan, dilihat dari:

-       Ukuran pakan dipilih sesuai dengan umur dan bukaan mulut ikan.

-       Memiliki  aroma yang disukai ikan yang dibudidayakan.

-       Kestabilan pakan dan ketahanan pakan dalam air sesuai dengan kebiasaan makan ikan.

3.    Secara ekonomis menguntungkan, dilihat dari:

-       Mudah diperoleh (kuntinuitas dan kemudahan transportasi).

-       Harganya relatif murah jika dibandingkan harga ikan yang dibudidayakan, dengan ratio harga pakan maksimal 70% dari harga ikan.

Teknis untuk Menjaga Kualitas Air terhadap Limbah Pakan

Beberapa langkah teknis yg bisa dilakukan buat menjaga kualitas air pada budidaya ikan (pada Karamba Jaring Apung) supaya nir terganggu sang limbah pakan atau limbah lainnya, antara lain berupa:

1.   Optimalisasi pengelolaan pakan yang ramah terhadap kualitas air

-       Porsi makan ikan diberikan sesuai dengan daya tumbuh optimum perhari (Average Daily Growth) atau porsi makan hanya diberikan 80% dari daya kenyang, sehingga masih tersedia ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.

-       Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.

-       Pakan difermentasi menggunakan probiotik untuk menghasilkan enzim: protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak, serta membantu menghasilkan kotoran ikan yang mudah terurai dan ramah lingkungan.

2.   Optimalisasi pengelolaan wadah budidaya ikan yang ramah terhadap kualitas air

-       Penerapan Integrated Management Total Aquaculture yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan multispesies dalam satu wadah (misalnya jaring bertingkat) sehingga buangan pakan pada jaring pertama (misal ikan omnivora) dapat dikonsumsi lagi terlebih dahulu oleh ikan pada jaring lapis kedua (misalnya herbivora), sehingga buangan sisa pakan ke dasar dapat diminimalisir.

-       Pengaturan lokasi ataupun jumlah petakan yang dapat dipelihara dengan memperhatikan daya dukung lingkungan perairan ataupun flushing rate waduk/danau tersebut sehingga tidak terjadi over populasi ikan yang dipelihara yang dapat meningkatkan limbah pakan ke dasar.

-       Pengaturan musim tanam, pengendalian jumlah KJA dan padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah seperti ikan patin, lele, dan betutu.

3.   Melakukan penebaran (stocking)  ikan herbivora secara lepas seperti ikan grass carp yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem danau/waduk sehingga blooming akibat eutrofikasi dapat dicegah sedini mungkin.

4.   Meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan. Menurut Lukman (2002), pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan. Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42 gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan reproduksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan:

-       Mengurangi bahan-bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.

-       Diusahakan agar air tersebut mengalir.

-       Pembersihan sampah dan limbah yang ada di perairan, baik melalui pengelolaan fisik (pembersihan), pengelolaan kimiawi (penambahan bahan-bahan pengurai), dan pengelolaan biologi (penggunaan tanaman air, pro biotic, bakteri dan mikroba) yang dapat membantu pengelolaan kualitas air.

Perhitungan konversi dan efisiensi pakan

Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi & efisiensi pakan adalah:

1.    Sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:

-       dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan terhadap pertumbuhan ikan yang kita pelihara.

-       dapat mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa pakan dan kotoran ikan.

-       dapat membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik untuk menghasilkan ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

2.    Sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:

-       dapat menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan selama proses pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.

-       dapat menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.

-       dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan menggunakan pakan yang baik dan jumlah pakan sesuai kebutuhan ikan.

Pakan memilih keberhasilan budidaya ikan

Pakan merupakan faktor yg sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan, antara lain lantaran:

1.    Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

2.    Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.

3.    Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA. Salah satu cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan ikan.

PENUTUP

Pengelolaan  pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. D. 2002. Pengaruh Penggantian Tepung Terigu dengan Tepung Singkong terhadap Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Skripsi. IPB. Bogor. 43 hal.

Darmanto dkk, 2000. Budidaya Pakan Alami Untuk Benih Ikan Air Tawar. Jakarta, Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian - Instalasi Penelitian & Pengkajian Teknologi Pertanian. Pada download menurut http://defishery.Files.Wordpress.Com/2009/11/budidaya-pakan-alami-buat-benih-air-tawar.Pdf.

Effendi I., dkk. 2012. Materi Pokok Budidaya Perikanan; 1- 9; MMPI5201/3sks Cetakan ketiga Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Khairuman & Amri, 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka, Depok.

Lukman & Hidayat. 2002. Pembebanan dan Distribusi Organik pada Waduk Cirata. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT. Vol. 3 (2): 129 ? 135.

Mudjiman, A., 1996. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syahputra, A., 2009. Rancang Bangun Alat Pembuat Pakan Ikan Mas & Ikan Lele Bentuk Pelet. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

#Tag : Pakan Ikan

MEMAHAMI KONSEP MAKANAN IKAN DAN ILMU PENDUKUNGNYA

Dalam memberikan makanan ikan, pelaku budi daya harus memahami karakteristik ikan sehingga makanan tersebut dapat termakan, dicerna, dan dapat menghasilkan energi untuk pertumbuhan. Untuk itu, sangat penting bagi pembudidaya ilmu makanan ikan dan pendukungya.

A. Arti Penting Makanan Bagi Ikan

Salah satu ciri makhluk hidup yg membedakan dari benda tewas adalah terjadinya proses metabolisme, yaitu proses pertukaran molekul yg berlangsung secara monoton. Pertukaran molekul tersebut dapat terjadi di antara bagian-bagian tubuh makhluk hayati itu sendiri & antara makhluk hayati menggunakan lingkungannya.

Proses metabolisme terdiri menurut dua proses, yaitu proses anabolisme & katabolisme. Anabolisme adalah proses pembentukan (sintesis) bahan-bahan atau subtansi sederhana menjadi bentuk yg lebih kompleks. Proses katabolisme adalah proses pemecahan substansi yg kompleks menjadi bahan-bahan yang lebih sederhana.

Pada proses anabolisme membutuhkan bahan standar yg dari berdasarkan energi pada makanan. Pada proses katabolisme menghasilkan sejumlah energi yang didahului dengan pemecahan bahan kompleks menjadi bahan yang lebih sederhana. Energi ini dapat diubah menjadi energi panas, tenaga mekanik, energi kimia, atau energi listrik yg diperlukan oleh tubuh ikan. Agar proses katabolisme berlangsung monoton, dibutuhkan bahan bakar yang asal berdasarkan bahan kuliner. Proses anabolisme dan katabolisme akan menghasilkan bahan-bahan residu (limbah) yang dibuang keluar tubuh organisme berupa kotoran.

Sejumlah besar organisme membutuhkan penyediaan materi & tenaga yang dari dari molekul organik yang dimakannya. Nutrisi atau zat makanan yang berupa molekul organik & telah terbentuk sebelumnya disebut heterotrofik. Organisme yg memanfaatkan makanan jenis ini dianggap organisme heterotrof. Mikroorganisme, tanaman yg tidak berklorofil, & seluruh fauna, termasuk ikan bersifat heterofik sehingga agar tetap hidup organisme yang memanfaatkan nutrisi yg berkloforil termasuk organisme golongan ini.

Semua makanan yang akan diberikan pada ikan harus memperhatikan beberapa syarat, seperti jenis makanan, bentuk, ukuran, keras dan lunak, bau, rasa, serta kandungan gizinya. Ilmu yang mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan makan, makanan, dan cara makan ikan disebut ilmu makanan ikan (fish nutrition).

B. Pentingnya Mempelajari Ilmu Makanan Ikan

Ikan bisa tumbuh optimal bila memperoleh kuliner dalam jumlah yg cukup dan gizi seimbang. Dengan istilah lain, ikan membutuhkan makanan yg lengkap dalam jumlah yg cukup.

Dalam budi daya perikanan saat ini terjadi kecenderungan bahwa semakin akbar perusahaan maka perusahaan tadi akan dikelola semakin intensif. Artinya, pada huma yg kapasitas volumenya sama, padat penebarannya semakin bertambah banyak agar output produksinya meningkat. Namun, pengelolaan dalam taraf padat penebaran tinggi dilakukan dengan biaya produksi yg rendah. Untuk mencapai hal tadi, ikan wajib diberi makanan ikan, terutama pakan buatan.

Tujuan penggunaan pakan buatan adalah untuk meningkatkan produksi dengan waktu pemeliharaan yang singkat, ekonomis, dan masih memberikan keuntungan meskipun padat penebarannya tinggi. Oleh karena itu, bahan baku pakan yang digunakan harus bergizi tinggi, harganya murah, mudah didapat, dan tersedia secara berkesinambungan dalam jumlah memadai. Bahan baku yang memenuhi syarat untuk dgunakan sebagai bahan makanan ikan adalah bahan-bahan sisa atau hasil samping dari indutri atau dari pertanian, seperti dedek halus, bungkil kelapa, bungkil kacang, ampas tahu, peperutan (jeroan) ikan, kepala udang, kepompong ulat sutera, isi perut hewan ternak, dan darah hewan ternak. Supaya ekonomis dan menguntungkan, penggunaan bahan pakan tersebut harus efesien. Efisien yang dimaksud adalah dalam hal jumlah pemberian ransum dan komposisi gizi pakannya. Kedua faktor tersebut erat sekali hubungannya dengan kebutuhan nutrisi ikan yang dipelihara. Jumlah ransum dan komposisi gizi dibutuhkan oleh seekor ikan berbeda-beda dan selalu berubah. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh jenis ikan, umur ikan, dan ketersediaan makanan ikan alami di dalam tempat peliharaannya. Semua masalah tersebut di atas perlu dikaji secara seksama.

C. Ilmu-Ilmu Pendukung

Dalam menilik dan menyebarkan ilmu makanan ikan, poly ilmu-ilmu lain yg diharapkan buat mendukungnya, misalnya biologi ikan, biologi perikanan, kimia, biokimia, gizi, fisika, mikrobiologi, matematika, statistika, teknik, dan sosial ekonomi.

Biologi ikan berkaitan dengan jenis makanan ikan dan perubahan makanan ikan sesuai dengan perubahan umur atau ukuran, cara makan, sistem pencernaan, serta konsumsi harian. Biologi perikanan berhubungan dengan pengkajian-pengkajian terhadap ikan sebagai suatu populasi. Misalnya, laju pertumbuhan, laju kematian, dan migrasi (ruaya).

Ilmu kimia dipakai buat melakukan analisis mengenai komposisi kimia pakan & bahan bakunya. Biokimia diharapkan buat menganalisis proses metabolisme. Ilmu fisika bermanfaat buat menyelidiki dampak faktor-faktor fisik pakan, lingkungan, transfer tenaga terhadap proses fisiologis perubahan mutu pakan yang diakibatkan kegiatan mikroorganisme (jasad renik) & pula buat menilik organisme parasit dalam ikan,

Matematika bermanfaat dalam menciptakan perhitungan-perhitungan menurut rumus-rumus eksklusif, sedangkan statistik bisa membantu membuat konklusi-konklusi menggunakan membandingkan data-data yg terdapat. Ilmu teknik sangat berperan pada desain dan penciptaan alat-indera modern yang digunakan buat kelancaran kegiatan bisnis budi daya ikan.

Ilmu sosial berkaitan dengan pertimbangan kompetisi pada penggunaan bahan standar dengan konsumsi insan. Apabila tejadi persaingan maka perlu dibatasi penggunaannya & dicarikan bahan pengganti atau substitusinya. Ilmu ekonomi berkaitan dengan pertimbangan laba -ruginya dalam pengadaan maupun penggunaan pakan yang bersangkutan. Keuntungan dan kerugian dipandang menurut pihak pembuat maupun petani selaku pengguna pakannya.

Semakin baik penguasaan akan ilmu-ilmu pendukung tersebut, pemahaman terhadap ilmu makanan ikan juga akan meningkat. Hal tersebut dikarenakan ilmu makanan ikan adalah ilmu terapan (applied science) maka baik dan tidaknya akan langsung terlihat di dalam penggunaannya secara praktis di lapangan.

Sumber :

http://perikananindonesia.Com/kuliner-ikan-dan-ilmu-pendukungnya-1/#ixzz2O9oNeKmg

http://www.Sdi.Kkp.Go.Id/index.Php/arsip/c/798/Makanan-Ikan-&-Ilmu-Pendukungnya/?Category_id=27

http://saunggroup.blogspot.com/2011/10/tips-pemberian-pakan.html

#Tag : Pakan Ikan