Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Neon Tetra. Tampilkan semua postingan

PEMELIHARAAN BENIH IKAN NEON TETRA

Benih yang dihasilkan dari pemeliharaan larva perlu dipelihara lebih lanjut lantaran ikan ukuran akbar lebih mahal harganya. Ukuran benih output pemeliharaan larva biasanya bervariasi mulai menurut larva sampai berukuran S, yaitu panjang ikan 1 ? 1.5 centimeter. Ukuran pasar untuk ikan Neon Tetra adalah M (panjang ikan 1.5 ? 2 cm) dan L (panjang ikan 2 ? Tiga centimeter). Untuk memperoleh benih ukuran ikan S dibutuhkan waktu 1.Lima bulan, ukuran M diperlukan waktu pembesaran benih selama ? 1 bulan, & buat berukuran L diharapkan saat dua ? 3 bulan.

PENYIAPAN AKUARIUM

Akuarium yang digunakan ukuran sama dengan akuarium buat pemeliharaan larva. Persiapan wadah dimulai menggunakan mencuci akuarium hingga higienis lalu dikeringkan dengan melap semua dinding dan dasar bagian dalam akuarium dengan busa kemarau. Selanjutnya akuarium diisi menggunakan air. Air yg dapat digunakan buat pemeliharaan ikan Neon Tetra merupakan air sumur, air mata air, atau air kolam yg disaring dengan saringan kain halus. Sebaiknya sebelum dipakai air diendapkan terlebih dulu selama 3 ? 5 hari. Pengendapan air dapat dilakukan pada pada tandon air.

Akuarium diisi air hingga mencapai ketinggian 25 centimeter atau volume air pada akuarium mencapai 125 liter. Jika memakai air yang sudah diendapkan, tambahkan larutan methylene blue 0.2 ppm sebesar tiga.75 ml & garam sebanyak 98.Lima gr. Apabila memakai air yg tidak diendapkan terlebih dulu, tambahkan 7.5 mililiter larutan methylene blue & 98.5 gr garam. Aduk supaya bahan-bahan yang dimasukkan ke pada air melarut dan tercampur merata. Kemudian dipasang dua titik aerasi.

PENEBARAN BENIH

Penebaran benih dapat dilakukan sesudah wadah pemeliharaan ikan selesai dipersiapkan. Penebaran benih ikan hias tetra umumnya dimulai berdasarkan benih ukuran S dengan panjang ikan 1 ? 1.5 cm. Jumlah benih yang ditebarkan merupakan 500 ekor per akuarium. Untuk menerima berukuran benih yang seragam dilakukan penyortiran benih menggunakan memakai serok buat memisahkan ukuran benih yg tidak sama.

Penebaran benih ikan Neon Tetra dapat dilakukan setiap waktu. Cara menebarkan benih merupakan menjadi berikut : benih ikan ditempatkan pada wadah atau kantung plastik, kemudian wadah yg berisi ikan tadi diapungkan dipermukaan air pada wadah pemeliharaan beberapa saat sampai suhu air pada kedua wadah tersebut sama. Lalu dengan perlahan wadah benih dimiringkan supaya terjadi pencampuran air & ikan menggunakan sendirinya masuk ke air dalam wadah pemeliharaan.

Selama pemeliharaan ikan berlangsung dilakukan kegiatan hadiah pakan, pengelolaan air & pengendalian penyakit ikan setiap hari secara rutin. Setelah dicapai berukuran yg diinginkan maka masa pemeliharaan berakhir & dilakukan kegiatan pemanenan ikan.

PEMBERIAN PAKAN

Selama pemeliharaan, benih ikan hias tetra harus diberi pakan. Pakan yg diberikan adalah pakan alami, yaitu kutu air & oligochaeta. Pakan alami tersebut disediakan dengan cara mengkultur sendiri atau membeli. Keduanya umumnya diberikan dalam keadaan hidup.

Frekuensi anugerah pakan adalah tiga (3) kali sehari, yaitu pagi pukul 8.00, siang pukul 13.00, & sore hari pukul 18.00. Kutu air diberikan dalam pagi & sore hari, masing-masing anugerah sebanyak 170 mililiter menggunakan kepadatan 220 ekor kutu air per mililiter atau setara dengan ? 38.000 ekor kutu air untuk 500 ekor ikan hias dalam akuarium pemeliharaan. Oligochaeta diberikan dalam siang hari secukupnya, umumnya berkisar antara 3 ? 5 sdm.

Pakan alami diberikan dengan cara menebarkan pakan secara merata ke semua media pemeliharaan ikan. Pakan alami yang diberikan merupakan pakan yang telah dicuci terlebih dulu menggunakan air, supaya higienis menurut kotoran juga lumpur. Kutu air & oligochaeta dibersihkan menggunakan cara menempatkan masing-masing pakan tersebut pada wadah terpisah yang berisi air bersih, kemudian disaring & dibilas dengan air bersih.

Kutu air yang sudah dibersihkan disimpan sebagian buat hadiah sore hari. Oligochaeta yang telah dibersihkan bisa dipakai buat 3 (tiga) hari lalu.

PENGELOLAAN AIR

Selama pemeliharaan ikan hias tetra pada dalam akuarium, air media pemeliharaan wajib dikelola supaya kualitasnya tetap baik buat kehidupan ikan. Air media pemeliharaan akan kotor menggunakan adanya kegiatan ikan & hadiah pakan. Hal ini bisa dicermati menggunakan semakin keruhnya air & masih ada kotoran yang mengendap pada dasar akuarium.

Air yg kotor bisa mengakibatkan perkara seperti peningkatan kandungan racun yang berbahaya bagi ikan. Kotoran berupa feses ikan dan sisa pakan yg meninggal akan mengurai pada air & membentuk racun.

Kotoran pada air media pemeliharaan bisa dikurangi jumlahnya menggunakan cara penyiponan & pergantian sebagian air. Penyiponan feses ikan & sisa pakan bisa dilakukan menggunakan menggunakan selang. Ujung selang yg satu pada tempatkan pada akuarium & yang satunya lagi ditaruh pada lantai. Dengan bantuan gaya tarik bumi, air akan tersedot ke bawah. Ujung selang dalam akuarium dapat diarahkan ke kotoran yang akan dibuang.

Kegiatan penyiponan dapat mengurangi jumlah air dalam akuarium, sehingga perlu ditambahkan air baru menurut tandon sejumlah air yg berkurang. Biasanya pergantian air dilakukan sebesar 30% dan 50 % dari volume air dalam akuarium & dilakukan secara bergantian setiap hari. Penambahan air baru ini akan mengencerkan konsentrasi kotoran yang tidak terbuang saat penyiponan, sehingga kualitas air layak buat kehidupan ikan.

Setiap dilakukan pergantian air sebesar 50% wajib diikuti dengan penambahan garam ke dalam akuarium sebanyak 98.5 gr. Hal ini dilakukan buat mencegah timbulnya penyakit pada ikan.

Penambahan air baru ke pada akuarium bisa menyebabkan stres dalam ikan. Oleh karena itu cara menambahkan air wajib sedikit demi sedikit & tidak menimbulkan gejolak air. Pemasangan aerasi juga merupakan satu cara buat menjaga kualitas air. Aerasi yang cukup dapat mengurangi kandungan racun yang berbentuk gas.

PENGENDALIAN HAMA PENYAKIT

Di pada pemeliharaannya, ikan hias tetra seringkali diserang oleh penyakit bintik putih (white spot) & penyakit buluk (velvet disease). Penyakit bintik putih menyerang kulit, sisik & sirip ikan menggunakan tandatanda adanya bintik-bintik putih pada organ yang diserang. Penyakit buluk pula menyerang organ yg sama menggunakan menyebabkan warna ikan sebagai kurang cerah. Ikan yang terserang penyakit menunjukkan gerakan yg tidak sama dari umumnya & kurang berminat terhadap pakan yang diberikan.

Selama pemeliharaan ikan perlu dilakukan pengecekan kesehatan ikan setiap pagi hari. Hal ini bertujuan agar penyakit bisa segera diketahui dan dicegah penyebarannya. Langkah-langkah yang dilakukan adalah mengamati bagian ekor ikan apakah masih ada bintik-bintik putih, lalu mengamati warna tubuh ikan apakah berubah sebagai suram, mengamati gerakan renang ikan dan melihat respons ikan terhadap

pakan.

Untuk mengobati ikan hias tetra yg sakit dampak agresi penyakit bintik putih dipakai blitz ich sebanyak 6 (enam) tetes ke pada air pemeliharaan, sedangkan buat pencegahannya dipakai obat yg sama sebesar 4 (empat) tetes. Untuk mengobati ikan yang terserang penyakit buluk digunakan garam sebesar 98.5 gr dan 1.25 gram pura.

Sebelum pengobatan dilakukan, air media pemeliharaan ikan dikurangi 50% baru ditambahkan obat-obatan tadi di atas. Selama pengobatan, yaitu 3 (3) hari lamanya, ikan dipuasakan. Jika dibutuhkan pengobatan yang lebih usang waktunya, ikan diberi pakan sedikit saja.

SUMBER:

Hadiroseyani Y., 2003.  Modul Pemeliharaan Larva sampai Ukuran Pasar Ikan Neon Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

#Tag : Neon Tetra

PEMELIHARAAN LARVA IKAN NEON TETRA

Di dalam melakukan usaha budidaya ikan hias umumnya dilakukan aktivitas pembenihan & pembesaran pada setiap siklusnya karena masa produksi ikan hias yang relatif lebih pendek dibandingkan menggunakan ikan konsumsi. Ikan hias tetra memerlukan waktu kurang lebih 4.Lima ? 5 bulan yang terbagi ke dalam masa produksi benih berukuran S selama 1.5 bulan, masa produksi ukuran M selama 1.0 bulan, & masa produksi berukuran L selama 2 ? Dua.5 bulan.

Kegiatan pemeliharaan larva ikan tetra bertujuan buat membesarkan larva yang baru menetas sebagai benih ikan yg siap buat dipelihara lebih lanjut sampai mencapai ukuran pasar.

Pemeliharaan larva ini umumnya dilakukan dalam akuarium yg diletakkan pada ruangan nir jauh letaknya dari loka pemijahan induk ikan tetra buat mempermudah pengelolaan.

PENYIAPAN AKUARIUM

Akuarium pemeliharaan larva ukuran sama menggunakan akuarium pemijahan & penetasan telur, yaitu ukuran 100 x 50 x 35 cm. Sebelum dipakai akuarium harus dibersihkan dari segala kotoran dan dikeringkan supaya terbebas dari bibit-bibit penyakit. Kemudian akuarium diisi dengan air setinggi 15 centimeter. Air yg bisa dipakai buat pemeliharaan ikan hias tetra merupakan air sumur, air mata air, atau air kolam yg disaring dengan saringan kain halus. Sebaiknya sebelum digunakan air diendapkan terlebih dulu selama tiga ? 5 hari. Pengendapan air bisa dilakukan di pada tandon air. Air yg dipakai usahakan air tandon yg telah diendapkan selama tiga ?Lima hari sebelumnya. Penggunaan air yg sudah diendapkan ini dapat mencegah timbulnya penyakit. Ke pada akuarium dipasang 1 titik aerasi dengan gelembung udara yg keluar halus. Masukkan pula 5 lembar daun ketapang kemarau buat menjaga kualitas air & methylene blue 0.2 ppm sebanyak tiga.75 ml buat mencegah timbulnya penyakit.

PENEBARAN LARVA

Setelah akuarium pemeliharaan larva terselesaikan dipersiapkan, larva dipanen menurut akuarium penetasan. Caranya dengan menuangkan semua air berikut larva dari wadah pemijahan ke serok yang ditempatkan pada baskom. Selanjutnya larva berdasarkan serok dipindahkan ke baskom yang berisi air tandon. Baskom berisi larva lalu diaklimatisasi & larva ditebarkan ke media pemeliharaan larva yang sudah disiapkan.

Ukuran larva masih mini yaitu kurang lebih lima mm, sang karenanya penanganannya wajib hati-hati dan ikan tidak kelamaan berada dalam serok tanpa air. Larva yang sehat akan berkecimpung normal sehabis berada pada lingkungan barunya, sedangkan yang nir sehat cenderung mengapung dipermukaan air.

PEMBERIAN PAKAN

Larva yang baru menetas masih mempunyai cadangan kuliner berupa kantung kuning telur. Cadangan makanan itu baru habis diserap oleh larva dalam hari ke-4, sebagai akibatnya hingga hari ke-4 larva nir perlu diberi makan.

Pada hari ke-5 larva sudah memerlukan pakan dari luar. Karena ukuran ikan masih kecil maka pakan yg baik merupakan pakan yg sesuai menggunakan bukaan lisan ikan. Pada umumnya larva ikan hias diberi pakan nauplii Artemia, karena pakan ini selain berukuran mini pula mengandung zat nutrisi yang baik bagi ikan.

Larva diberi pakan berupa nauplii artemia selama 10 hari setiap pagi & sore hari dengan jumlah secukupnya. Penetasan kista Artemia (Lihat Modul Penetasan Artemia) harus dilakukan sehari sebelum waktunya larva diberi makan, yaitu hari ke-4. Pada hari ke 16, larva diberi pakan kutu air rayakan sampai berumur 30 hari dengan frekuensi 2 kali sehari.

PENGELOLAAN AIR

Selama pemeliharaan ikan, air dalam akuarium akan dikotori oleh residu pakan dan kotoran yg dikeluarkan oleh ikan (feses ikan). Kotoran yg terlalu poly pada media pemeliharaan akan menurunkan kualitas air dan bisa mengganggu kehidupan ikan sebagai akibatnya perlu dibersihkan.

Membersihkan kotoran pada akuarium pemeliharaan ikan dilakukan dengan cara penyiponan kotoran memakai selang. Caranya selang diisi dengan air lalu menggunakan kedua ujung ditutup dengan jari kemudian tempatkan satu ujung selang dalam akuarium & satu lagi di lantai.

Lepaskan jari berdasarkan ujung selang sehingga air akan mengalir ke bawah. Sentuhkan ujung selang dalam akuarium ke kotoran sebagai akibatnya kotoran masuk ke dalam selang beserta aliran air & terbuang. Selama penyiponan hindarkan ujung selang terlalu dekat dengan ikan agar ikan nir terbawa. Air yang keluar sebaiknya ditampung dengan ember buat memudahkan pengambilan ikan yang terlanjur tersedot selama

penyiponan.

Pada pemeliharaan larva ikan tetra, penyiponan media pemeliharaan baru bisa dilakukan jika larva telah berumur 10 hari menggunakan frekuensi setiap dua hari sekali. Pada hari-hari sebelumnya nir perlu dilakukan penyiponan lantaran kualitas air masih relatif baik & ikan masih terlalu mini sebagai akibatnya dikhawatirkan bisa terganggu. Air yg terbuang akibat penyiponan harus diganti. Biasanya air akan berkurang kurang lebih 30%.

Pada minggu ke 3 ikan sudah mulai mengembang sehingga perlu ditambah air buat menambah ruang gerak bagi ikan. Penambahan air dilakukan secara bertahap masing-masing setinggi 5 centimeter pada minggu ke 3 sebagai akibatnya ketinggian air mencapai 20 cm dan dalam minggu ke lima sehingga mencapai ketinggian air maksimum 25 centimeter.

Pemeliharaan larva ini berlangsung selama 1.5 bulan & membuat benih berukuran S dengan panjang tubuh ikan 1 ? 1.Lima centimeter. Derajat kelangsungan benih berukuran S berkisar antara 30% ? 40% berdasarkan telur yg terbuahi.

PEMANENAN BENIH

Setelah larva mencapai ukuran benih dilakukan pemanenan buat dipindahkan ke tempat pemeliharaan selanjutnya. Panen dilakukan dengan cara mengurangi volume air pada akuarium pemeliharaan sebanyak 50%. Pengurangan air ini dilakukan dengan cara penyiponan.

Kemudian ikan diambil menggunakan serok & ditampung pada baskom yg berisi air tandon. Benih ikan sudah relatif besar & acapkali ukurannya tidak seragam. Untuk menerima berukuran ikan yang seragam dilakukan seleksi ukuran atau grading. Ikan yang akan diseleksi ditampung dalam baskom yang dilapisi kain kasa halus, lalu ikan dipilih berdasarkan ukuran menggunakan sendok. Ikan dipisahkan dari berukuran & ditampung dalam baskom yg tidak sinkron. Setelah terselesaikan grading ikan bisa dihitung jumlahnya. Mengetahui jumlah ikan dari ukuran penting buat memilih jumlah akuarium pembesaran ikan yang harus dipersiapkan.

SUMBER:

Hadiroseyani Y., 2003.  Modul Pemeliharaan Larva sampai Ukuran Pasar Ikan Neon Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi) di Tejar Akuarium Sawangan Depok.

Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Hi) di Sawangan Depok.

Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Paracheisodon innesi) di CV. Citra Mina FF Sawangan Bogor.

Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada Sawangan Depok.

Lesmana, D. S, & I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.

Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra Merah (Paracheisodon innesi) di CV Citra Mina FF. Sawangan Depok.

Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada CV Citra Mina FF Sawangan Depok.

Wahyuni, S., dan A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar : Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.

#Tag : Neon Tetra

PEMANENAN, PENGEMASAN DAN PENGANGKUTAN IKAN NEON TETRA

Setelah masa pemeliharaan ikan Neon Tetra terselesaikan & diperoleh ikan ukuran pasar, dilakukan panen. Pemanenan dilakukan pada ketika ikan tadi berukuran S, M atau L, tergantung permintaan pasar. Ikan Neon Tetra ukuran M dicapai sesudah masa pemeliharaan sekitar 1 bulan & berukuran L dicapai sehabis dua-3 bulan.

Pada ketika panen, air media pemeliharaan ikan dikurangi sampai separuhnya. Ini dilakukan untuk mempermudah pengambilan ikan. Sediakan terlebih dulu baskom berisi air tandon buat menampung ikan, lalu ambil ikan perlahan menggunakan serok dan pindahkan ke baskom tadi. Sambil menyerok ikan hitung jumlah ikan yang diperoleh sehingga total output panen dapat diketahui jumlahnya. Usahakan selama ikan dipindahkan tidak terlalu usang diluar air. Kegiatan ini pula dapat dilakukan bersamaan dengan grading ikan. Ikan tetra yang ukuran M dipisahkan menggunakan ikan ukuran L dengan memperhatikan panjang tubuh ikan.

Untuk memudahkan pengangkutan ikan tetra dilakukan pengepakan dengan memakai kantung plastik berwarna bening. Kantung plastik yg dipakai ukuran 40x60 centimeter sejumlah 2 lembar dilapiskan buat menaikkan ketahanan terhadap benda tajam & mencegah kebocoran. Satu ujung kantung plastik diikat dengan karet, sedang ujung satunya diikat sesudah air, ikan & oksigen dimasukkan.

Kantung plastik tersebut diisi dengan air tandon sebesar tiga liter. Masukkan 300 ekor ikan tetra berukuran M atau L. Untuk ikan ukuran S kantung plastik dapat diisi dengan 500 ekor. Setelah berisi ikan, kantung plastik tersebut diberi oksigen dari tabung oksigen.

Rasio air & oksigen merupakan 1 : dua. Setelah diisi oksigen ikat kantung plastik dengan karet.

Pengangkutan perlu dilakukan jika ikan akan dipindahkan menurut suatu loka ke loka lain. Untuk jarak dekat pengangkutan bisa dilakukan menggunakan gerobak dorong, tetapi buat jarak yang jauh dan memakan saat usang dipakai tunggangan mesin beroda dua atau empat.

Ikan tetra yang sudah dikemas pada kantung plastik siap diangkut sampai tujuan eksklusif. Namun selama pengangkutan dapat terjadi goncangan yg bisa menyebabkan kantung ikan berkecimpung-gerak & ikan umumnya sebagai lemah bahkan tewas. Untuk mengurangi goncangan, kantung ikan harus disusun rapat satu sama lain dan diberi ganjalan lunak dikantung yg paling ujung.

Pengangkutan pada waktu siang hari bisa meningkatkan suhu air dalam kantung ikan. Untuk mengurangi peningkatan suhu tadi digunakan es batu yg dimasukkan ke dalam plastik dan ditempatkan menempel pada bagian luar kantung ikan.

Pengangkutan buat jarak dibawah 6 jam air dalam kantung ikan nir perlu diganti, namun diatas waktu itu perlu dilakukan transit untuk mengubah air kantung ikan & menambah oksigen.

SUMBER:

Utomo N.B. Priyo, 2003.  Modul Pemanenan dan Pengangkutan Ikan Neon Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi) pada Tejar Akuarium Sawangan Depok.

Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Hi) pada Sawangan Depok.

Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Paracheisodon innesi) di CV. Citra Mina FF Sawangan Bogor.

Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra di Sawangan Depok.

Lesmana, D. S, dan I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.

Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra Merah (Paracheisodon innesi) di CV Citra Mina FF. Sawangan Depok.

Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada CV Citra Mina FF Sawangan Depok.

Wahyuni, S., & A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar : Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.

#Tag : Neon Tetra

PEMELIHARAAN INDUK IKAN NEON TETRA

Ikan Neon Tetra merupakan ikan hias air tawar yang berasal berdasarkan wilayah Amazon, dekat perbatasan Peru. Di alam aslinya ikan ini bersifat omnivora. Warna tubuhnya sangat indah & bercahaya menggunakan punggung hijau lembut, strip biru jelas di sepanjang tubuh, perutnya putih & antara pangkal ekor ke atas berwarna merah menyala serta sirip transparan. Ikan ini berukuran kecil, dengan panjang aporisma tiga centimeter, dan hidup berkelompok.

Tahapan kegiatan pada budidaya ikan hias meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva hingga berukuran pasar, dan panen dan pengangkutan. Ikan Neon Tetra dapat dipelihara dan dipijahkan pada pada akuarium. Pemeliharaan induk ikan Neon Tetra dilakukan terpisah antara induk jantan & induk betina. Hal ini dilakukan buat menghindari pemijahan secara liar, sebagai akibatnya buat pemeliharaan induk dipersiapkan dua set akuarium. Satu set akuarium buat pemeliharaan induk betina & set yg lain untuk induk jantan.

Memilih induk adalah termin krusial dan turut memilih keberhasilan pemijahan ikan neon tetra. Induk jantan & betina ikan neon tetra memiliki karakteristik-ciri yg tidak selaras. Ikan Neon Tetra mempunyai karakteristik khas berupa warna biru menyala dalam tubuhnya mulai dari ujung lisan hingga ke pangkal ekor. Neon Tetra jantan mempunyai warna biru menyala lurus mendatar dan tubuh yang lebih ramping, sedangkan betinanya mempunyai rona biru menyala nir lurus (bengkok) & perut besar . Ukuran induk Neon Tetra bisa mencapai tiga cm & sudah mulai sanggup dipijahkan dalam ukuran dua,5 cm pada ketika berumur 6-7 bulan. Ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan pada menentukan induk yang akan dipelihara yang meliputi gerakan, kesehatan, warna, bentuk tubuh, garis neon biru, panjang tubuh, berat & umur ikan seperti tercantum pada tabel 1.

Ikan yg sehat adalah ikan yg gerakan, konduite & morfologi yg normal sinkron dengan biologi ikan itu sendiri. Induk jantan beranjak lebih lincah dibandingkan dengan induk betina. Tabel dibawah ini menampilkan ciri-karakteristik induk ikan neon tetra jantan & betina dalam hal gerakan, warna, kesehatan, bentuk tubuh berikut garis neon biru, berat dan panjang homogen-homogen, & umur induk.

Induk-induk ikan neon tetra perlu dipelihara terlebih dulu agar mencapai matang gonad atau apabila sudah memijah memerlukan saat buat pemulihan dan pematangan gonad balik . Induk yang sebelumnya telah dipilih dan dipisahkan berdasarkan kelamin & kesehatannya kemudian dipelihara secara terpisah antara jantan & betina pada akuarium yang tidak sama. Pemeliharaan induk secara terpisah ini perlu dilakukan paling tidak 2 minggu sebelum ikan dipijahkan sehingga induk benar-benar matang gonad & bisa memijah.

PENYIAPAN AKUARIUM PEMELIHARAAN

Wadah yg digunakan untuk pemeliharaan induk ikan neon tetra merupakan akuarium ukuran (p x l x t) 100 x 50 x 35 cm. Sebelum digunakan akuarium wajib dibersihkan terlebih dahulu. Membersihkan akuarium ini bertujuan buat membunuh kuman-kuman yang berpotensi menjadi agen penyakit ikan yang akan dipelihara & menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu dalam pemeliharaan ikan.

Akuarium dibersihkan dengan cara menyikat seluruh dinding menggunakan sikat dan sabun hingga bersih lalu dibilas dengan air bersih 2-3 kali, kemudian dilap menggunakan kain atau spons kemarau. Akuarium yang sudah higienis dapat segera dipakai buat pemeliharaan ikan, tetapi apabila tidak akan segera dipakai akuarium bersih tersebut disimpan di rak dalam keadaan tengkurap.

Media pemeliharaan ikan Neon Tetra adalah air tawar. Air yg baik buat pemeliharaan ikan tersebut adalah air sumur atau air permukaan yg telah diendapkan selama 3 ? 5 hari di pada tandon. Air yang sudah diendapkan selama itu selanjutnya diklaim menggunakan air tendon lama . Akuarium diisi dengan air tandon lama dengan tinggi 25 cm sehingga volume media pemeliharaan sebesar 125 liter pada tiap akuarium.

Pengisian air ke pada akuarium bisa memakai gayung atau selang. Akuarium yang telah berisi air siap dipakai buat memelihara induk sesudah diberi aerasi. Pemasangan aerasi dilakukan menggunakan memasukkan selang berdiameter 0.Lima centimeter yg telah diberi batu aerasi, lalu selang dihubungkan dengan instalasi udara yg tersedia.

Nomor : 20 Tahun 2014

Selang aerasi umumnya diberi pengatur udara supaya gelembung udara yg keluar bisa disesuaikan menggunakan kebutuhan.

PENEBARAN INDUK

Selama masa pemeliharaan, induk ikan neon tetra jantan dan betina dipelihara dalam akuarium terpisah buat menghindari terjadinya pemijahan liar. Masing-masing induk ditebar menggunakan kepadatan 200 ekor per akuarium. Penebaran ikan dimulai dengan melakukan aklimatisasi kemudian melepas ikan ke wadah pemeliharaan induk.

Wadah penampungan ikan yang digunakan buat menentukan & memisahkan jantan dan betina (Lihat KB 1) mempunyai kualitas air yang berbeda menggunakan media pemeliharaan yang telah disiapkan, oleh karena itu diharapkan aklimatisasi. Aklimatisasi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan ikan dengan kondisi media pemeliharaan, terutama suhu air. Cara aklimatisasi merupakan dengan mengapungkan kantung induk pada permukaan media pemeliharaan induk selama lima mnt atau sampai suhu air dalam kantung ikan sama menggunakan suhu media pemeliharaan. Kemudian kantung ikan dimiringkan supaya ikan bisa lepas sendiri ke media pemeliharaan.

PEMBERIAN PAKAN

Ikan akan tumbuh & berkembang biak bila mendapatkan pakan yg relatif jumlah & nutrisinya, oleh karena itu ikan yang dipelihara harus diberi makan yg sinkron. Selama pemeliharaan induk pakan yg diberikan harus sesuai jumlah & kandungan nutrisinya dengan kebutuhan ikan. Pakan yg diberikan pada induk ikan neon tetra merupakan pakan hidup. Pakan tersebut bisa berupa kutu air (Daphnia sp. Atau Moina sp.), cacing sutra (Oligochaeta) dan cu merah atau jentik nyamuk (larva Chironomus sp). Pakan diberikan secara ad libitum (hingga kenyang) menggunakan frekuensi dua kali sehari yaitu pada pagi & sore hari. Sebelum diberikan pakan hidup tadi wajib dicuci menggunakan menggunakan air higienis agar kotoran/lumpur juga bibit penyakit hilang sehingga pakan bisa diberikan pada keadaan higienis.

PENGELOLAAN AIR

Selama pemeliharaan ikan, media pemeliharaan akan mengalami penurunan kualitas dampak menumpuknya sisa-residu pakan dan feses (kotoran) ikan. Kualitas air dapat dipertahankan menggunakan cara penyiponan residu pakan & feses ikan yang mengendap pada dasar akuarium setiap hari yg diikuti dengan pergantian air. Metode penyiponan adalah pengambilan kotoran & air dengan memanfaatkan gravitasi bumi dan indera berupa selang plastik. Untuk memfungsikan sistim sipon, tambahkan satu ujung selang ke air dalam wadah yg akan disipon menggunakan lisan selang tertutup jari dan ujung lainnya dijatuhkan ke tempat yang lebih rendah berdasarkan kedudukan wadah. Air akan mengalir begitu tutup selang dibuka menarik kotoran yg terdekat. Untuk memudahkan pencucian kotoran yg melekat pada dasar wadah ujung selang diberi sikat mini .

Pergantian air dilakukan buat mengembalikan volume air wadah yang berkurang dampak penyiponan & menambahkan air baru yg lebih bersih sehingga kualitas air balik menjadi layak bagi ikan. Pergantan air dilakukan sebesar 30% & 50% volume media secara bergantian setiap hari. Jika hari ini dilakukan pergantian air sebanyak 30% maka esok harinya pergantian air sebanyak 50% dan seterusnya. Setiap pergantian sebesar 50% volume air bisa dimasukkan garam sebesar 98,5 gram (segenggam tangan orang dewasa) yg bertujuan buat mencegah terjadinya penyakit dalam ikan yang dipelihara. Air yg dibubuhi ke dalam wadah pemeliharaan adalah air tandon usang. Untuk menjaga ketersediaan oksigen pada air maka pemberian aerasi harus dilakukan secara terus-menerus.

PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT

Selama pemeliharaan tak jarang induk terserang sang penyakit. Penyakit tadi bisa dibawa sang ikan itu sendiri, melalui air atau melalui pakan. Untuk mencegah terjadinya penyakit dapat dilakukan dengan cara monitoring atau pemeriksaan secara rutin terhadap ikan yg dipelihara setiap hari. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan kesehatan ikan adalah: (1) mengamati bagian ekor buat melihat ada tidaknya tanda-tanda berupa bintik putih, (2) mengamati rona tubuh buat melihat terdapat tidaknya perubahan warna, (tiga) mengamati terdapat atau nir adanya kelainan gerakan renang ikan (4) mengamati respons ikan terhadap pemberian pakan.

Penyakit yg biasa menyerang induk Neon Tetra adalah bintik putih (white spot), buluk (velvet disease) & jadur. Penyakit bintik putih menyerang permukaan tubuh ikan (eksternal) yaitu dalam bagian kulit/sisik dan sirip.

Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih dalam bagian yang terserang. Penyakit buluk menyerang permukaan tubuh yaitu pada bagian kulit/sisik & sirip yg ditandai menggunakan kurang cerahnya rona tubuh ikan. Penyakit jadur ditandai dengan menonjolnya bagian rahang & lisan ikan.

Obat-obatan yang dipakai merupakan garam, pura (Furazolidon), & blitz icht (atau Raid All buat Ich). Untuk penyakit bintik putih diatasi menggunakan memakai 6 tetes blitz icht, buat pencegahan diberi 4 tetes saja. Untuk penyakit buluk diatasi dengan garam 98.5 gram & dua.Lima gr pura yg ditambahkan ke dalam media pemeliharaan induk.

Penyakit jadur diatasi dengan bubuk kapsul Thiamphenikol sebanyak 1 kapsul. Dalam pengobatan penyakit, air dalam akuarium dikurangi sebanyak 50% volume air, dan ikan dipuasakan selama 3 hari. Bila ikan masih sakit beri makan dalam jumlah sedikit saja.

SUMBER:

Sudrajat A. Oman, 2003.  Modul Pemeliharaan Induk Ikan Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi) di Tejar Akuarium Sawangan Depok.

Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Hi) pada Sawangan Depok.

Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Paracheisodon innesi) di CV. Citra Mina FF Sawangan Bogor.

Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada Sawangan Depok.

Lesmana, D. S, dan I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.

Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra Merah (Paracheisodon innesi) di CV Citra Mina FF. Sawangan Depok.

Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra di CV Citra Mina FF Sawangan Depok.

Wahyuni, S., dan A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar : Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.

#Tag : Neon Tetra

PENETASAN TELUR PADA PEMIJAHAN IKAN NEON TETRA

Sepasang induk Neon Tetra bisa menghasilkan homogen-homogen 180 butir telur dengan jumlah telur yg dibuahi homogen-rata 83 buah (47.74 %). Telur yang dibuahi memiliki ciri-karakteristik berwarna bening (transparan), sedangkan yang tidak dibuahi berwarna putih keruh (nir transparan). Telur yang tidak menetas bisa disebabkan nir dibuahi oleh sel gamet jantan atau disebabkan adanya penetrasi cahaya ke dalam akuarium dan mengenai telur.

Gambar 1. Susunan akuarium pemijahan dan penetasan telur ikan neon tetra dalam rak

Pagi hari dilakukan pengecekan telur dengan cara membuka plastik penutup wadah pemijahan. Ada tidaknya telur diperiksa menggunakan menggunakan lampu neon 20 watt atau senter. Akuarium pemijahan ditandai apabila induknya sudah memijah sehingga dapat dibedakan kelompok ikan yang memijah dalam hari yg sama. Untuk mengetahui jumlah homogen-rata telur yg didapatkan setiap pasang induk maka dilakukan penghitungan telur menggunakan cara merogoh beberapa buah akuarium yang berisi telur buat diketahui jumlah telurnya. Semua telur yg didapatkan dijumlah dan jumlah total telur dibagi menggunakan jumlah pasangan yang memijah merupakan rata-rata telur yg didapatkan tiap pasangan yang memijah.

Induk yang sudah memijah diangkat dan dimasukkan balik ke pada akuarium pemeliharaam induk buat pemulihan & pematangan gonad. Telur yang telah dikeluarkan sang induk didiamkan pada akuarium pemijahan pada keadaan gelap karena telur ikan tetra bersifat photophobic yakni sangat sensitif terhadap cahaya.

Nomor : 18 Tahun 2014

Akuarium berisi telur tadi selanjutnya diberi MB (methylen blue) menggunakan takaran 0,2 ppm yang berfungsi buat mencegah tumbuhnya cendawan.

Telur akan menetas setelah 24 jam pada suhu 26-27oC. Larva yang baru menetas memiliki ciri-ciri berwarna bening, berenang tidak beraturan, dan berukuran sekitar 5 mm. Larva dipanen dengan cara menuangkan seluruh air berikut larva dari wadah pemijahan ke baskom sebagai tempat penampungan. Larva ini siap ditebarkan ke wadah pemeliharaan selanjutnya dengan menggunakan serok halus.

SUMBER:

Sudrajat A. Oman, 2003.  Modul Pemijahan Induk Ikan Neon Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi) di Tejar Akuarium Sawangan Depok.

Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Hi) pada Sawangan Depok.

Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Paracheisodon innesi) di CV. Citra Mina FF Sawangan Bogor.

Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada Sawangan Depok.

Lesmana, D. S, dan I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.

Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra Merah (Paracheisodon innesi) di CV Citra Mina FF. Sawangan Depok.

Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra di CV Citra Mina FF Sawangan Depok.

Wahyuni, S., dan A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar : Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.

#Tag : Neon Tetra

PEMIJAHAN INDUK IKAN NEON TETRA

Keberhasilan pemijahan ikan neon tetra diindikasikan oleh banyaknya telur yg didapatkan dengan kualitas yang baik. Pemijahan ikan neon tetra berlangsung secara alami. Pada syarat tadi keberhasilan pemijahan lebih poly ditentukan sang teknik manipulasi lingkungan. Oleh karena itu, buat membentuk telur yg baik, selain penanganan calon induk harus dilakukan menggunakan hati-hati & hadiah pakan yg tepat, juga penanganan kualitas air harus dilakukan dengan baik.

PENYIAPAN WADAH

Wadah yg diperlukan buat pemijahan berupa akuarium yang berukuran 15x15x15 centimeter atau 25x15x15 centimeter. Akuarium terbuat berdasarkan kaca menggunakan ketebalan lima mm. Akuarium ini selanjutnya pula digunakan menjadi wadah buat penetasan telur dan pemeliharaan larva. Sebelum digunakan akuarium wajib dibersihkan.

Akuarium yg ukuran lebih mini diisi dengan air tandon lama setinggi 7 centimeter sehingga volume air dalam wadah sebesar 15 liter. Akuarium yg berukuran lebih akbar diisi air tandon lama menggunakan ketinggian 4 ? 5 cm. Maksud pengisian air sebatas 7 centimeter atau 4-5 cm ini adalah buat memberikan tekanan agar induk tidak memakan telur yang telah dikeluarkannya karena ikan neon tetra termasuk ikan charasin yg nir merawat telurnya (non parental care). Wadah yg sudah diisi dibiarkan sehari semalam agar air lebih stabil, sebagai akibatnya pengisian air dilakukan sehari sebelum penebaran induk dilakukan.

PENEBARAN INDUK

Pemijahan ikan Neon Tetra dilakukan secara alami, yaitu induk betina mengeluarkan telur yang diikuti dengan induk jantan yg mengeluarkan sperma di dalam akuarium pemijahan yang telah disiapkan sebelumnya.

Ikan yg sudah diseleksi dimasukkan ke pada akuarium pemijahan buat dipijahkan secara berpasangan dalam ketika sore hari. Perbandingan jumlah induk jantan dan betina adalah 1:1 atau dua:1.

Induk yang dimasukkan terlebih dahulu adalah induk jantan, selang satu jam kemudian dimasukkan induk betina. Apabila menggunakan rasio jantan betina 1:1 dipakai akuarium ukuran 15x15x15 cm, sedangkan untuk rasio      2:1 digunakan akuarium ukuran 25x15x15 cm. Perbandingan dimana jantan lebih banyak dimaksudkan untuk memperbesar derajat pembuahan telur.

PEMIJAHAN

Ikan neon tetra memijah pada malam hari dalam keadaan gelap yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam. Untuk menyesuaikan dengan habitat asal maka akuarium pemijahan ditutup dengan plastic  warna hitam sampai keadaan benar-benar gelap. Penutupan dengan plastik warna hitam ini dapat dilakukan juga pada rak pemijahan dengan prinsip sama yaitu terciptanya suasana gelap. Sedikit cahaya saja yang berhasil menembus masuk ke dalam akuarium bisa dipastikan bahwa ikan tetra tidak akan memijah. Selama pemijahan berlangsung induk tidak diberi makan agar proses pemijahan dan telur yang dihasilkan tidak terganggu oleh sisa-sisa pakan.

SUMBER:

Sudrajat A. Oman, 2003.  Modul Pemijahan Induk Ikan Neon Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.

REFERENSI:

Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi) pada Tejar Akuarium Sawangan Depok.

Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Hi) di Sawangan Depok.

Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Paracheisodon innesi) di CV. Citra Mina FF Sawangan Bogor.

Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada Sawangan Depok.

Lesmana, D. S, & I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.

Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra Merah (Paracheisodon innesi) di CV Citra Mina FF. Sawangan Depok.

Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra di CV Citra Mina FF Sawangan Depok.

Wahyuni, S., dan A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar : Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.

#Tag : Neon Tetra