Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Maskoki. Tampilkan semua postingan

PENGELOLAAN HAMA PENYAKIT PADA PEMELIHARAAN IKAN MASKOKI

Pakan yang rentan membawa bibit penyakit adalah bahan pakan alami atau pakan hidup, seperti cacing sutera, larva nyamuk, atau kutu air. Dapat juga berasal dan pakan olahan seperti cacing super beku (frozen blood worm). Tidak dapat dipungkiri semua jenis pakan alami tersebut diambil dan perairan yang kotor.

Pakan lain yang juga umum dikonsumsi maskoki, terutama induknya, yaitu larva nyamuk (Mosquito lurvacide) yang populer disebut cuk atau ughet-ughet (Jawa). Larva berukuran 10-25 mm ini hidup berkelompok di air tergenang ber-pH rendah antara 6-6,5. Larva nyamuk yang baru diambil tidak dapat langsung dikonsumsi maskoki karena ada juga sejenis ulat yang tidal layak dikonsumsi maskoki.

Cara membersihkan ulat tersebut dengan memasukkan larva nyamuk ke pada baskom yg telah terisi air 1/2 bagian. Kemudian, larutkan 1 tetes Tetra AquaSafe/liter air. Setelah dibiarkan 1 jam, ulat berwarna kelabu akan keluar dari wadah dan ulat berwarna hitam berkumpul pada dasar wadah. Selanjutnya, sifon dengan selang kecil ulat yg di dasar wadah dan buang ulat yang pada bagian atas air. Setelah bersih, larutkan Tetra Medica Contra Spot, Rot Stop, atau Dactylo Shower dengan takaran 1 tetes/liter air. Larva siap dikonsumsi induk maskoki selesainya dibiarkan tiga jam.

Maskoki gatal karena terjangkit cendawan berwarna putih kapas yg lazim disebut whitespot. Gejala awalnya, maskoki berenang misalnya tersentak-sentak, sirip terkulai dan tubuh dibentur-benturkan ke dinding akuarium.

Bila diperhatikan, pada bagian tubuhnya terdapat butiran kecil seperti serbuk yang semula garam. Sekitar 2-3 hari kemudian, tubuh dan sirip maskoki dipenuhi bintik putih. Penyebab penyakit ini adalah parasit Icthtiopthirius multjfihiis. Parasit golongan Ciliata ini hidup di air ber-pH rendah dan kotor. Penyebab penyakit ini terbawa ke dalam akuarium bersama pakan segar, seperti larva nyamuk atau kutu air. Sporanya melekat di tubuh larva atau mengapung di air bersama kutu air.

Ikan yg sudah sakit diobati dengan cara teteskan obat antibiotik cair, misalnya Tetra Medica Fungi Stop, Dactylo Shower, atau Blitz Icth yang mengandung tetrametil paramino trifenil atau Rid-all yang mengandung dimetil amino trifenil metanol dengan takaran 1 tetes/ liter air. Biarkan obat ini berada pada akuarium selama 2 hari. Selanjutnya, air disifon dan diganti menggunakan air yang baru. Perhatikan hasil & pengobatan selama dua hari. Jika fungi masih poly inheren, larutkan balik obat antibiotik dengan dosis yang sama. Selama pada perawatan, maskoki harus tetap diberi pakan. Akan namun, bila tidak disentuh, pakan segera diangkat agar air tidak ternoda. Jika belum parah, pada waktu 1 minggu ikan sudah sembuh berdasarkan penyakit tadi.

Melihat gejala dan kondisi fisiknya, dapat dipastikan maskoki sudah terserang penyakit velvet. Gejala awal penyakit ini mirip dengan penyakit white spot. Tahap selanjutnya, lendir di bagian tubuh terlepas, warna maskoki menjadi pudar, kesulitan bernapas, dan maskoki pun menemui kematian. Penyebab penyakit ini adalah parasit Qodiniumpillularis dan famii Dinoflageflate. Ukuran tubuhnya sangat kecil, 50-70 mikron. Hidup dan perkembangbiakkannya di air keruh. Bibit penyakit terbawa oleh cacing sutera, cacing super, larva nyamuk, atau kutu air. Maskoki yang telah sakit dapat diobati dengan cara sebagai berikut : Teteskan obat antibakterial cair seperti SuperInternal,Tetra Medica Contraspot,atauRot Stop yang mengandung formaldehyde dengan dosis 1 tetes/2 liter air.

Biarkan maskoki terendam selama 1-2 har, lalu air dikuras habis. Bila terlihat parasit masih melekat maka pengobatan dapat diulangi. Penyakit velvet ini juga bisa diberantas menggunakan Furazan Gold atan tetrasilclin yang dijual bebas pada apotek atau toko obat. Dosis Furazan Gold dan tetrasiklin yg dipakai 1 butir kapsul dilarutkan dalam air 1 sdm. Selanjutnya, tiga tetes larutan tetrasiklin tadi dicampurkan dalam 1 liter air. Furazan Gold 1 sendok teh dilarutkan dalam air 1/2 cangkir air. Selanjutnya, 2 tetes larutan yg berwarna kuning dipakai untuk 1 liter air. Biarkan maskoki terendam selama 1 jam. Kemudian, air diganti menggunakan air baru. Jika penyakit belum telanjur parah, pada waktu 2 hari maskoki telah sembuh.

Benda yang melekat di sirip atau tubuh maskoki itu adalah Argullusinclicus, kutu air parasit golongan udang renik, famili Copepoda. Tubuhnya berbentuk bulat seperti kura-kura berwarna hijau muda transparan. Kutu air parasit ini mengisap darah maskoki. Maskoki yang terserang menjadi liar dan kehilangan nafsu makan. Pada akhirnya, maskoki dapat mengalami kematian. Kutu terbawa ke dalam kolam atau akuariurn bersama larva nyamuk atau kutu air. Sering pula, kutu terbawa masuk oleh maskoki yang baru dibeli. Cara mengatasi kutu Argullus ini dengan menangkap ikannya dan membuang kutu satu per satu menggunakan pinset. Kutu yang sudab terlepas dan tubuh ikan segera dihancurkan. Ikan yang sudah dibersihkan dari kutu dimasukkan ke dalam wadah lain yang telah ditetesi Blitz Icth atau Tetra Medica Fungistop dengan dosis 1 tetes/2 liter air untuk mencegah masuknya bibit penyakit lain ke dalam wadah. Selain itu, dapat juga digunakan bubuk Abate berbahan aktif phenylene phosphorothioate 1% yang dilarutkan dalam kolam atau akuarium dengan takaran 2 bungkus Abate per 100 liter air. Dalam waktu 1 jam, kutu air yang melekat di tubuh maskoki terlepas semua dan mati karena kesulitan bernapas. Pernapasan maskoki tidak terganggu karena Abate hanya efektif membunuh insekta yang bernapas dengan trakea. Agar maskoki tidak stres, larutkan Tetra AquaSafe dengan takaran 1 tetes/5 liter air.

Dapat dipastikan insang maskoki terserang cacing golongan Trematoda yang bernama Dactylogyrus sp. Cacing ini terbawa dalam pakan segar, seperti cacing sutera, cacing suf atau jentik nyamuk yang kurang higienis. Mengobati serangan cacing Trematoda ini cukup sulit. Sering kali pada saat pengobatan, maskoki sudah menemui kematian. Pencegahan terhadap serangan cacing ini hanya dengan mennyucihamakan pakan sebelum diberikan maskoki. Pengobatan dapat dicoba dengan cara merendam maskoki yang sakit ke dalam larutan PK dosis 1/2 gram/ 5 liter air. Lakukan perendaman selama 5 menit, kemudian pindahkan maskoki ke dalam wadah yang sudah berisi air bersih.

Setelah 2 menit, masukkan kembali maskoki ke dalam larutan PK. Lakukan pengobatan ini sampai terlihat maskoki sudah dapat bernapas secara normal. Ada beberapa jenis maskoki, seperti bubble eyes dan red cap oranda, pada saat pengobatan menjadi stres berat, lendirnya terlepas, dan warnanya menjadi pudar. Untuk mengatasi kondisi tersebut, siapkan wadah berdiameter 30 cm, isi dengan air bersih 1/2 bagian dan larutkan cairan antistres, seperti Tetra AquaSafe sebanyak 20 tetes. Biarkan maskoki berada di dalam air tersebut selama menit sebelum direndam kembali ke dalam larutan PK. Akuarium tempat asal maskoki dibersihkan dan airnya diganti dengan air baru yang sudah diendapkan. Sebelum maskoki dimasukkan kembali ke dalam akuarium, larutkan Tetra Black Water untuk mengikat logam berat dan menurunkan kadar klorin dengan takaran 1 tetes / liter air. Kemudian, masukkan cairan antistres Tetra AquaSafe dosis 1 tetes/3 liter air. Sebagai perlindungan terhadap serangan penyakit, larutkan Dactylo Shower atau Rot Stop dengan takaran 1 tetes/5 liter air.

Sumber :

Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan & Perikanan BPSDMKP.

PUSTAKA:

Adijaya, S.Dian, ?Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama?, Trubus, Agustus 2003.

_____________, ?Merah Putih Corak Ranchu?, Trubus, Juli 2003

_____________, ?Strain Terbaru berdasarkan Tirai Bambu?, Trubus, Agustus 2003.

Hisomudin, dkk., ?Perseteruan Maskoki & Solusinya?, Penebar Swadaya, 2003

Suyanto, S.Rachmatun, ?Parasit Ikan & Cara Pemberantasannya? (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun, 1981).

#Tag : Maskoki

PERAWATAN BENIH IKAN MASKOKI

Mengatur padat penebaran benih berfungsi agar pertumbuhan burayak cepat besar dan tidak mudah terserang penyakit. Berdasarkan catatan (T. Kafuku & H. Ikenoue, 1983), larva yang baru menetas dipelihara dalam kolam bak semen atau bak fiber dengan padat penebaran 200-300 ekor/m2. Padat penebaran ikan yang sudah berumur satu bulan atau panjang tubuh sekitar 2 cm yaitu 100-150 ekor/m2, umur dua bulan 75-100 ekor/m2, dan umur tiga bulan atau panjang tubuh sudah sekitar 5 cm yaitu 40-60 ekor/m2.

Apabila luas kolam tidak cukup untuk menampung jumlah burayak yang ada maka sebaiknya dilakukan seleksi benih terlebih dahulu, yaitu hanya benih berkualitas saja yang dibesarkan. Burayak maskoki umur di bawah sebulan sebaiknya diberi pakan berupa jasad renik seperti Inflisoria, Rotifera, dan Chordata.

Jasad renik tersebut sangat baik untuk mempercepat pertumbuhan burayak. Organisme kecil ini diperoleh dari air tergenang yang banyak mengandung bahan organik. Ukuran tubuhnya sangat kecil dan lazim disebut kutu air. Sebenarnya ada banyak jenis kutu air tersebut, di antaranya ialah Branchionus sp., Keratela sp., Picodina sp., Daphnia sp.,dan Moinci sp. Pemberian pakan tersebut secara adlibitum (tersedia setiap saat). Burayak yang sudah berumur 1-2 bulan sudah bisa diberi pakan cacing sutera (tubfiex worm). Cacing ini banyak mengandung crude oil dan protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Sebagai pakan tambahan, burayak dapat diberi pelet halus yang mengandung vitamin dan mineral seperti White Crane CR, CR 6, Tetra Gold Medal for Quick Growth, atau Izeki Ultra L. Cacing sutera ini disediakan secara adlibthum. Cara pemberiannya ialah gumpalan cacing sutera yang sudah bersih diletakkan di dalam piring kaca, lalu dimasukkan ke dalam kolam. Agar tetap tersedia hingga malam hari, cacing sutera perlu ditambah setiap sore. Pakan berupa cacing sutera ini dapat diberikan sampai maskoki dewasa. Pakan lain yang juga dapat diberikan adalah cacing super yang sudah dibekukan.

Seleksi bertujuan untuk menghasilkan produk berkualitas baik berdasarkan bentuk tubuh, kelengkapan sirip, dan warna. Seleksi diawali sejak burayak berumur dua minggu dan berukuran tubuh mencapai 1 cm. Pengamatan selektif ditujukan pada sirip ekor. Maskoki yang tidak berekor atau ekorya tunggal seperti ekor ikan mas harus dibuang.

Pada penyeleksian ini dibutuhkan sarana pendukung berupa serokan berbahan halus ukuran 15 cm dengan kedalaman 5 cm dan baskom warna putih ukuran 30 cm. Seleksi dimulai pada pagi hari pukul 08.00. Perhatikan dengan seksama burayak yang sedang berenang bergerombol. Bila di antaranya ada yang tidak bersirip ekor maka secara perlahan ikan tersebut diserok bersama dengan beberapa ekor ikan lain dan dimasukkan ke dalam baskom. Ikan yang rusak dibuang, sedangkan ikan lain dikembalikan ke dalam kolam. Seleksi dilakukan setiap hari hingga burayak berumur satu bulan atau sudah tidak ada lagi burayak yang rusak.

Seleksi kedua dilakukan saat anak ikan sudah berumur tiga bulan. Seleksi diutamakan pada bentuk tubuh, sirip, dan wama. Untuk red oranda dan red cap oranda hasil seleksi terbagi tiga kelas, yaitu kelas A, B, dan C. Red oranda kelas A merupakan kualitas kontes. Bentuk tubuhnya bulat telur, jambul besar, berekor lebar, dan sirip punggung tegak. Sirip tidak ada yang terpelintir atau patah dan wama tubuh sampai ke pangkal ekor merah oranye cemerlang. Untuk kelas B, bentuk tubuh dan lainnya sama dengan kelas A, hanya berbeda pada jambul yang kurang besar. Sementara ikan yang tidak termasuk pada kelas A maupun kelas B digolongkan dalam kelas C. Red oranda kelas B dan kelas C dapat disatukan dalam satu kolam, sedangkan red oranda kelas A yang berkualitas kontes harus dipisahkan dalam kolam tersendiri walaupun jumlahnya hanya sedikit. Red cap oranda terbagi dalam dua kelas, yaitu kelas kontes dan kelas komersial, Ciri-ciri red cap oranda kualitas kontes antara lain bentuk tubuh bulat telur, jambul lebar berwarna merah darah, seluruh tubuh berwama putih mutiara cemerlang, sirip punggung tegak utuh, sirip ekor lebar, dan pangkal ekor berdiri. Bentuk jambul red cap oranda harus tinggi, melebar, dan warna merahnya tidak boleh ada yang keluar dan jambul.

Memilih calico oranda yang berkualitas kontes hanya dengan memperhatikan komposisi warna dan corak yang ada pada tubuhnya. Ciri lainnya mirip dengan cara memilih red oranda. Oranda red pompom terbagi atas tiga kelas. Kelas A merupakan kualitas kontes. Dalam memilih kelas A yang diperhatikan adalah bentuk pompomnya harus tinggi, sama besar, dan harus berwarna merah darah. Pompom harus berdiri tegak dan tidak terkulai. Pilih warna yang jarang seperti cokelat cemerlang pada chocolate oranda red pompom atau putih cemerlang seperti diamond oranda red pompon. Menilai bentuk tubuh sama dengan menilai bentuk tubuh pada red oranda. Antara oranda red pompom kelas A dan kelas B hanya berbedaan pada ukuran dan tegak tidaknya pompom. Sementara ikan yang tidak termasuk dalam kelas A dan B digolongkan dalam kelas C.

Menyeleksi burayak bubble eyes dan telescope eyes dapat dilakukan setelah burayak berukuran 1 cm. Seleksi pertama ditujukan untuk penyortiran burayak bertubuh bengkok tidak berekor, dan bentuk ekor seperti ikan mas. Pada umur dua bulan, mata sudah terbentuk. Untuk tipe mata balon, ukuran mata bukan merupakan tujuan utama penyeleksian. Ini disebabkan mata yang kecil atau tidak sama besar dapat diolah menjadi sama besar. Namun, bila memilih bubble eyes untuk bakalan kontes, bentuk balon harus sama besar dan warnanya tidak gelap.

Penilaian juga ditujukan pada bentuk tubuh. Bentuk tubuh bubble eyes harus panjang, punggung datar, tidak bersirip punggung, ekor panjang, dan belahan ekor harus dalam. Untuk telescope eyes, apa pun tipenya, mata mempunyai nilai sendiri. Sebagai contoh, telescope eyes tipe butterfly bertubuh bentuk bulat, sirip punggung tegak, sirip ekor membentang lebar seperti sayap kupu-kupu, kedua mata harus sama besar, tinggi tonjolan mata harus sejajar dengan kepala, dan warna mata juga harus sama dengan warna kepala.

Red tossa atau red-white tossa sudah bisa dilihat perbedaannya setelah berumur 2-3 bulan bila perkembangan warnanya sempurna. Warna hitam kehijauan pada tubuh tossa akan dominan pada umur sebelum dua bulan. Selanjutnya, pigmen pembawa warna hitam (melanopkore) secara perlahan akan digantikan oleh pembawa warna kuning (xanthophore).

Untuk mempercepat terjadinya perubahan warna menjadi merah cemerlang, anakan tossa diberi pakan yang banyak mengandung spirulina dan sent (crude fiber) seperti CR5 atau Ultra P-DX dan Biriiant F-DX yang mengandung Chitin Chitosan 3%. Untuk tossa yang membawa warna putih, warna tersebut menjadi lebih berkilau.

Dalam penyortiran anakan pearlscale yang perlu diutamakan adalah memperhatikan bentuk tubuh dan sisiknya. Bentuk tubuh harus bulat seperti bola pingpong dan sisik di tubuhnya harus tampak kasar menonjol seperti butiran buah jagung. Sementara kepalanya kecil membentuk segitiga. Sirip punggung utuh dan sirip ekor membuka lebar. Belahan pada sirip ekor harus terlihat jelas. Bila tidak menggunakan induk dari tipe crown pearlscale maka sulit dijumpai anakan yang berjambul di kepalanya. Bila salah satu induk bertipe crown pearlscale maka anakan yang dihasilkan ada yang berjambul di kepala dan ada yang tidak. Pada umur tiga bulan, jambul di kepala sudah tampak jelas dan dapat diseleksi. Membedakan warna tubuh ranchu dapat dilakukan pada umur minimal dua bulan. Pada umur satu bulan, sel pembawa warna hitam (melanophore) masih mendominasi sehingga belum dapat membedakan wama tubuh, Memasuki umur dua bulan barulah terjadi pembahan warna karena perlahan-lahan sel pembawa warna kuning (xanthophore) masuk ketubuh ranchu sehingga warna tubuh menjadi kombinasi hitam kuning. Memasuki umur tiga bulan warna hitam di tubuh ranchu semakin sedikit dan warna kuning berubah menjadi orange kemerahan. Pada umur tiga bulan ini sel pembawa warna merah (erythrophore) mulai mendominasi. Bila pada umur tiga bulan sel pembawa warna masih didominasi oleh melanophore maka dapat dipastikan bahwa ranchu akan tetap berwarna hitam.

Untuk mempertahankan agar pewarnaan tubuh tetap didominasi oleh sel pigmen melanophore, ranchu perlu diberi bahan pakan yang mengandung lemak seperti cacing sutera atau cacing super. Selain itu, ranchu perlu diletakkan di tempat yang teduh dengan suhu air maksimal 22OC. Jika panas terlalu tinggi, warna ranchu hitam Iebih cepat berubah menjadi merah. Walaupun demikian, terkadang setelah dewasa warna tersebut pun dapat berubah menjadi merah. Untuk melihat dominasi sel pewarna tubuh, perlu diperhatikan bagian perutnya. Bila perut berwarna putih kelabu maka dapat dipastikan bahwa secara perlahan-lahan wama putih tersebut akan merambat naik ke atas dan berubah menjadi kuning. Lambat laun perubahan menjadi menyeluruh dan warna kuning berkombinasi hitam akan berubah menjadi merah. Bila wama perut kuning kehitaman atau bahkan hitam pekat, dapat dipastikan bahwa warnanya tidak akan berubah.

Pada umumnya semua jenis maskoki umur satu bulan masih herwarna hitam. Maskoki yang warna tubuhnya cepat berubah menjadi merĂ h bila berwarna hitarn kehijauan. Untuk mempercepat perubahan warna, suhu udara ditingkatkan menjadi minimal 26° C. Selain itu, maskoki diberi pakan pelet yang banyak mengandung spirullina seperti Hal Feng, CR5, CR6, atan Ultra P-DX dan Brilliant F-DX yang mengandung Chitin Chitosan 3%. Bila pelet yang ada berukuran agak besar, pelet tersebut sebaiknya ditumbuk bingga halus dahulu sebelum diberikan. Sementara airnya harus diganti tiga hari sekali agar sinar matahari dapat langsung diterima tubuh. Perlu diperhatikan bahwa pemberian pakan yang mengandung banyak lemak seperti cacing sutera atau cacing super harus dihindari karena sangat berisiko, yaltu pertumbuhan fisiknya menjadi agak terlambat.

Sumber :

Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

PUSTAKA:

Adijaya, S.Dian, “Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama”, Trubus, Agustus 2003.

_____________, “Merah Putih Corak Ranchu”, Trubus, Juli 2003

_____________, “Strain Terbaru dari Tirai Bambu”, Trubus, Agustus 2003.

Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003

Suyanto, S.Rachmatun, “Parasit Ikan dan Cara Pemberantasannya” (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun, 1981).

#Tag : Maskoki

BUDIDAYA IKAN KOKI

Tak perlu dibahas ikan koki seperti apa. Hampir semua orang sudah mengenalnya, termasuk jenis-jenisnya. Karena ikan ini banyak dijual di toko-toko ikan hias dan juga penjual ikan hias di pinggiran jalan, bahkan penjual asongan. Yang perlu diketahui adalah budidayanya. Karena tidak semua orang tahu, terutama pembenihannya.

Beda jantan dan betina

Jantan dan betina ikan koki bisa dibedakan dengan melihat tanda-indikasi dalam tubuhnya. Jantan dicirikan menggunakan tubuh lebih langsing berdasarkan betina & mempunyai sirip dada yang kasar pada bagian belakangnya, menggunakan bentuk seperti gundukan pasir. Jantan yg matang kelamin akan keluar cairan berwarna putih susu, jika dipijit ke arah lubang kelamin.

Sedangkan betina bertubuh lebih gendut & mempunyai sirip dada yang halus di bagian belakangnya. Kemudian betina yg sudah bertelur dan matang gonad perutnya terasa lembek, jika diraba, tidak sama sekali dengan betina yang belum matang gonad. Induk jantan dan betina wajib sudah berumur 6 bulan.

Pematangan gonad

Pematangan gonad dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 centimeter dan tinggi 40 centimeter; keringkan selama 2 hari; isi air setinggi 20 ? 30 cm; hidupkan dua titik aerasi & biarkan hidup selama pematangan gonad; masukan 10 ekor induk; beri pakan berupa pelet mini atau cacing darah secukupnya (jika telur ingin cantik ditambah jentik nyamuk). Jantan & betina dipelihara terpisah.

Pematangan gonad bisa pula dilakukan di bak semen. Caranya, siapkan sebuah bak semen berukuran panjang 2 m, lebar 1 m & tinggi 50 centimeter; keringkan selama tiga hari; isi air dengan tinggi 20 ? 30 cm; hidupkan 4 titik aerasi; masukan 40 ? 50 ekor induk; beri pakan berupa pelet mini atau cacing darah secukupnya (bila telur ingin cantik ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan dan betina dipelihara terpisah.

Pematangan gonad mampu juga dilakukan pada bak fibreglass. Caranya, Caranya, siapkan sebuah bak fibreglass ukuran panjang 1 m, lebar 1 m dan tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air dengan tinggi 20 ? 30 cm dan biarkan mengalir selama pematangan gonad; masukan 20 ? 25 ekor induk; beri pakan berupa pelet kecil atau cacing darah secukupnya (jika telur ingin cantik ditambah dengan jentik nyamuk). Jantan & betina dipelihara terpisah.

Pemijahan

Pemijahan dilakukan di akuarium. Caranya, siapkan akuarium berukuran panjang 60 centimeter, lebar 40 centimeter dan tinggi 40 centimeter; keringkan selama 2 hari; isi air dengan tinggi 20 ? 30 cm; hidupkan dua titik aerasi dan biarkan hidup selama pemijahan; masukan sebuah indera penempel telur berupa ijuk (kakaban mini ) atau tiga rumpun eceng gondok; masukan 1 ekor induk betina; masukan dua ekor induk jantan; abaikan memijah. Pemijahan biasanya terjadi pada tengah malam hingga pagi hari.

Pemijahan mampu pula dilakukan di bak fibreglass. Caranya, siapkan sebuah fibreglass ukuran panjang 1 m, lebar 1 m & tinggi 50 cm; keringkan selama 3 hari; isi air setinggi 20 ? 30 centimeter; hidupkan 4 titik aerasi & abaikan hidup selama pemijahan; pasang hapa halus dengan berukuran yang sama menggunakan fibreglass; masukan ijuk atau 2 butir kakaban kecil; masukan lima ekor induk betina; masukan jua 10 ekor induk jantan; abaikan memijah menggunakan sendirinya. Pemijahan ini pula umumnya terjadi dalam tengah malam hingga pagi hari.

Penetasan & pendederan I

Penetasan dilakukan di akuarium pemijahan. Caranya, tangkap induk jantan yg telah memijah dan masukan balik ke loka pematangan gonad; tangkap juga induk betina yg sudah memijah dan masukan balik ke loka pematangan gonad; periksa aerasi dan biarkan hayati selama penetasan; abaikan menetas. Penetasan berlangsung selama dua ? Tiga hari. Setelah menetas, kakaban atau flora air diangkat.

Pada budidaya ikan koki, penetasan umumnya dilanjutkan menggunakan pendederan I, menggunakan perlakuan pemberian pakan. Dua hari sesudah menetas atau ketika larva mulai berenang diberi pakan berupa emulsi kuning telur yg sudah direbus (1/4 bagian) sampai umur 9 hari (kuning telur rebus yang disaring dengan kain halus). Setelah umur 10 hari diberi pakan berupa cacing rambut atau dapnia yg sudah disaring. Panen dilakukan selesainya satu bulan.

Penetasan sanggup dilakukan di bak fibreglass pemijahan. Caranya, tangkap induk jantan yang sudah memijah & masukan balik ke tempat pematangan gonad; tangkap jua induk betina yang sudah memijah dan masukan kembali ke tempat pematangan gonad; periksa aerasi & biarkan hayati selama penetasan; abaikan menetas. Penetasan berlangsung selama 2 ? 3 hari. Pada penetasan pada fibreglass juga dilanjutkan menggunakan pendederan I, dengan perlakuan yg sama.

Pendederan II

Pendederan II dilakukan pada akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 centimeter & tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air dengan tinggi 20 ? 30 centimeter; hidupkan dua titik aerasi dan abaikan hayati selama pendederan; masukan 50 ekor benih koki yg asal menurut pendederan I dan telah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yg telah disaring sinkron dengan kebutuhan; panen sehabis satu bulan; seleksi ukurannya.

Pendederan III

Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium berukuran panjang 60 cm, lebar 40 centimeter dan tinggi 40 centimeter; keringkan selama dua hari; isi air setinggi 20 ? 30 centimeter; hidupkan 2 titik aerasi dan abaikan hidup selama pendederan; masukan 30 ekor benih koki yg berasal berdasarkan pendederan II & telah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yg sudah disaring sinkron dengan kebutuhan; panen selesainya satu bulan; seleksi ukurannya.

Pembesaran

Pendederan III dilakukan di akuarium lain. Caranya, siapkan akuarium berukuran panjang 60 centimeter, lebar 40 centimeter dan tinggi 40 cm; keringkan selama dua hari; isi air setinggi 20 ? 30 cm; hidupkan dua titik aerasi & biarkan hidup selama pendederan; masukan 20 ekor benih koki yg dari menurut pendederan III dan telah diseleksi; beri pakan berupa cacing rambut atau cacing darah atau dapnia yg sudah disaring sinkron menggunakan kebutuhan; panen setelah dua bulan; seleksi ukurannya. Ikan koki hasil dari pembesaran ukuran 5 ? 7 centimeter & telah bisa dijual.

SUMBER:

http://bdp-unhalu.Blogspot.Com

http://agusrochdianto.Wordpress.Com

http://ebookbrowsee.net

#Tag : Maskoki

PEMIJAHAN IKAN MASKOKI

Untuk pemijahan maskoki sarana utama yang harus disiapkan yaitu kolam pemijahan dan substrat perekat telur. Substrat dapat berupa tanaman air yang mengapung seperti apu-apu atau eceng gondok (Eichornia sp.). Berdasarkan pengalaman,kedua jenis tanaman air ini sangat disukai induk maskoki untuk melekatkan telur karena perakarannya lebat, rimbun, dan panjang menjuntai.

Eceng gondok atau apu-apu terpilih wajib dalam syarat sehat. Untuk eceng gondok, daunnya harus kaku, kecil, dan berwarna hijau tua. Gondok dipangkal batang jangan terdapat yang pecah & batang nir tinggi. Sementara untuk apu-apu, daunnya wajib bertumpuk lebat, nir sobek, & berwama hijau muda. Sebelum dipakai, ke 2 flora air tadi wajib disucihamakan terlebih dahulu agar nir membawa bibit penyakit. Caranya ialah daun yang rusak dibuang & akar dicuci dengan air mengalir. Setelah higienis, tanaman air ini dimasukkan ke dalam wadah berukuran 30 centimeter yg sudah diisi air sebanyak tiga/4 bagian & sudah dilarutkan butiran kristal PK (permanganat kalium) 0,lima gr. Tanaman air tadi direndam selama dua jam. Setelah direndam. Tumbuhan sudah siap dipakai.

Selain kedua jenis tanaman air tersebut, substrat perekat telur pun dapat dibuat dari bahan ijuk. Substrat ini dibuat dengan cara ijuk sebanyak satu genggam diikat, lalu disisir agar batang kasarnya terlepas. Setelah membentuk seperti akar, ijuk tersebut diikat pada sepotong styrofoam, lalu dimasukkan ke dalam wadah yang sudah diisi air. Sebelumnya ke dalam air tersebut sudah dilarutkan butiran kristal PK sebanyak 0,5 gram. Selanjutnya, ijuk direndam selama 3-4 jam. Setelah itu, ijuk sudah siap digunakan.

Kondisi air yg dikehendaki maskoki buat berpijah harus memenuhi persyaratan suhu, pH, dH, dan kandungan oksigen terlarut. Untuk bisa berpijah, suhu air hams berkisar 20-25O C, kemasaman (pH) air 7-7,5, kesadahan (dH) lebih kurang 4, dan kadar kandungan oksigen terlarut di atas5 mg/l.

Ambang batas toleransi suhu air sekitar 17OC dan 27OC. Bila suhu air terlalu rendah maka maskoki akan menjadi malas bergerak dan kehilangan nafsu makan. Sebaliknya bila suhu air melebihi ambang batas toleransi, maskoki akan lebih banyak bergerak di permukaan air sehingga proses perkawinannya pun sulit terjadi. Ambang batas tolerasi kemasaman air (acidity) 6,8 dan alkalidity 8,3. Bila pH air kolam di bawah ambang batas toleransi tersebut maka maskoki akan mengalami acidosis yang ditandai dengan hilangnya nafsu makan akibat penimbunan ion hidrogen di dalam tubuh. Bila pH air tinggi atau melebihi ambang batas alkalidity maka maskoki akan mengalami alkalidosis, yaitu produksi lendir di tubuh meningkat dan maskoki tidak mau memijah.

Sementara ambang batas toleransi kesadahan air (dH) adalah 6. Bila dH air melebihi ambang batas tersebut maka maskoki akan menjadi stres dan dapat menemui kematian. Meningkatkan suhu air yang rendah dapat menggunakan heater (pemanas air). Sementara bila suhu air tinggi, tanaman air seperti eceng gondok harus diperbanyak. Daun eceng gondok dapat meredam panas sinar matahari. Selain dengan eceng gondok, penggunaan penutup dan jaring net yang dipasang di atas kolam dapat dilakukan agar sinar matahari tidak langsung menyinari air. Untuk menetralisir pH dan dH, dapat digunakan Tetra Black Water, Tetra AquaSafe, atau Izeki Super Clean dengan dosis 1 tetes/5 liter air.

Sementara buat menaikkan kandungan oksigen terlarut pada air, dapat dilakukan menggunakan mengaktifkan aerator & melarutkan Oxydan dengan t?Karan 1 gr/20 liter air. Waktu yg tepat untuk memasangkan calon induk adalah pada sore hari lebih kurang pukul 17.30?18.00. Pemasangan calon induk terdiri dan seekor induk betina dan dun ekor pejantan. Dapat jua dipasangkan dua ekor induk betina dengan tiga ekor pejantan yang berukuran tubuhnya sama. Jumlah pejantan lebih poly dan induk betina karena seekor induk betina berkualitas tidak cukup hanya dilayani oleh seekor pejantan.

Proses perkawinan terjadi kurang lebih tiga-lima hari selesainya calon induk dipasangkan. Perkawinan berlangsung pada pagi hari kurang lebih pukul 07.00?07.30. Prosesi perkawinan berlangsung dengan diawali oleh dua ekor pejantan mengikuti betina dan saling bergantian menggesek-gesekkan siripnya ke organ reproduksi betina. Betina yg terangsang akan segera mengelilingi substrat & melepaskan telurnya. Telur yang melekat pada substrat segera dibuahi oleh pejantan. Ukuran telur berkualitas lebih kurang 0,8-1,3 mm. Setiap induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 3.500-4.500 butr

Setelah terlihat telur banyak melekat pada substrat, ke 2 induk segera dikembalikan ke dalam kolam masing-masing. Kedua induk diberi pakan pelet yang mengandung vitamin dan mineral tidak dapat menetas pada suhu di bawah 12,5OC. Pada suhu 18-21OC, telur akan menetas sekitar 4-5 hari Sementara pada suhu 24-27OC, telur akan menetas 2-3 hari. Panjang larva yang baru menetas sekitar 5 mm. Di perut larva tergantung kantong telur (yolk sac) yang berfungsi sebagai persediaan makanan sebelum burayak mampu mencari makanan sendiri. Larva tersebut melekat pada substrat dinding kolam, atau dasar kolam.

Untuk menjaga agar kualitas air tidak menurun maka bagian atas kolam ditutupi dengan terpal atau tripleks. Tutup tersebut dibuka setelah dua-3 hari, kemudian & larva telah sanggup berenang mencari pakan berupa fitoplankton di kurang lebih akar tumbuhan. Seminggu lalu, larva yg sudah dianggap burayak ini bisa memangsa Infusoria, Clorodera, Daphnia, dan Hama. Burayak umur 2 minggu dapat menyantap pelet halus misalnya White Crane CR atau Izeki Ultra.

Cara lain yang lazim digunĂ¡kan untuk mengawinkan maskoki adĂ lah dengan metode stripping. Metode stripping yang umuin dilakukan adalah telur diambil dan disatukan dengan sperma jantan di dalam wadah. Namun, stripping yang dilakukan peternak di Tong Kwan Pu (Dangguan, Cina) berbeda, yaitu langsung di dalam kolam. Teknis perlakuannya adalah pada pagi hari dua orang masuk ke dalam kolam yang masing-masing membawa wadah berisi jantan dan betina. Secara bersamaan keduanya mengurut perut induk maskoki yang dihadapkan ke substrat perekat telur sampai sel telur dan sperma keluar. Setelah telur dan sperma keluar, kedua induk dikembalikan ke kolam induk.

Dengan metode stripping, tingkat keberhasilan pemijahan sangat rendah. Telur yang menetas hanya sekitar 10—15% atau sekitar 500 ekor. Namun, pemijahan dengan cara ini lebih cepat. Secara normal, sepasang induk maskoki yang sudah matang gonad akan menyelesaikan perkawinan dalam waktu 2-3 hari, sedangkan dengan metode stripping sebanyak 25 pasang dapat dikawinkan hanya dalam waktu 2 jam.

Sumber :

Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

PUSTAKA:

Adijaya, S.Dian, “Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama”, Trubus, Agustus 2003.

_____________, “Merah Putih Corak Ranchu”, Trubus, Juli 2003

_____________, “Strain Terbaru dari Tirai Bambu”, Trubus, Agustus 2003.

Hisomudin, dkk., “Permasalahan Maskoki dan Solusinya”, Penebar Swadaya, 2003

Suyanto, S.Rachmatun, “Parasit Ikan dan Cara Pemberantasannya” (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun, 1981).

#Tag : Maskoki

PEMILIHAN CALON INDUK IKAN MASKOKI

Untuk membedakan antara maskoki jantan & betina tidaklah sulit. Pada dasarnya ada 2 cara yang bisa dipilih. Pertama menggunakan melihat bentuk organ reproduksinya & ke 2 melalui tanda yg terdapat dalam siripnya. Untuk mengenali perbedaan organ reproduksinya, maskoki wajib ditangkap dan dibentuk terlentang. Bila organ reproduksinya berbentuk oval & mini , maskoki tadi berkelamin jantan. Tetapi, jika organ reproduksinya berbentuk bulat & sedikit menonjol, dapat dipastikan maskoki berjenis kelamin betina. Adapun mengenali jenis kelamin melalui siripnya menggunakan memperhatikan sirip keseimbangan pada bagian depan yg jua berfungsi sebagai sirip insang. Bila tulang siripnya akbar & dalam bagian pangkalnya ada beberapa benjolan kecil berwarna putih maka dipastikan maskoki ini berjenis kelamin jantan karena betina tidak ada pertanda tadi. Tulang sirip insang jantan lebih tebal dibandingkan dengan tulang sirip insang betina.

Untuk mendapatkan calon induk yang berkualitas dapat dengan membeli dari peternak besar yang produksinya berkualitas baik. Sekalipun harganya mahal, tetapi kualitas anak yang dihasilkan memuaskan. Bila menghendaki yang berharga sedikit lebih murah maka pilihlah calon induk yang umurnya muda. Namun, tidak dianjurkan memilih induk yang diperjualbelikan di pedagang ikan hias karena biasanya induk tersebut sudah tidak produkif lagi, kurang subur, atau telurnya sulit menetas. Penyebabnya adalah umur induk sudah melampaui batas produktivitas atau induk pernah terserang penyakit pada organ reproduksinya. Menyilangkan dua strain yang berbeda tidak dianjurkan karena anak yang dlihasilkan tidak berkualitas dan sulit untuk dipasarkan. Namun, perkawinan silang dapat saja dilakukan dalam kurun waktu yang lama untuk menghasilkan bentuk tubuh yang lebih menarik atau variasi warna yang fantastik. Contoh perkawinan silang yang menghasilkan bentuk tubuh lebih menarik yaitu crown pearlscale atau maskoki mutiara jambul. Sementara contoh perkawinan silang yang menghasilkan variasi warna menawan yaitu panda dragon eyes atau maskoki owo hitam putih.

Maskoki telah matang kelamin dalam umur 5-6 bulan, namun telur yg didapatkan berjumlah sedikit, ukuran mini , dan burayaknya berkualitas rendah. Selain itu, burayak menjadi rentan terhadap serangan penyakit & perkembangan tubuhnya lambat. Dengan demikian, umur maskoki yg ideal buat dijadikan induk adalah 1,5-3,lima tahun agar burayak yg dihasilkan cepat akbar & tahan terhadap serangan penyakit. Untuk mengetahui maskoki betina telah matang kelamin, perhatikan bentuk perut & organ reproduksinya. Jika kloakanya tampak melebar, perut membesar, & perut terasa lembek jika dipegang maka dapat dipastikan maskoki betina tersebut telah matang kelamin & siap bertelur. Sementara pertanda maskoki jantan matang kelamin bila benjolan kecil berwarna putih dalam sirip insang terlihat kentara.

Bentuk fisik calon induk yang baik wajib sempuma. Tubuh induk ideal di antaranya bundar pendek, sirip punggung lebar dan berdiri tegak, serta ekor terbelah 2 simetris sama lebar. Untuk strain yang berjambul, bentuk jambul wajib besar , tinggi, & berwarna cemerlang. Sementara buat strain bufterfly, kedua mata hams seimbang sama besar , bentangan ekor wajib lebar, dan belahan pada ekor harus simetris sama akbar. Lain halnya untuk strain ryukin, kepala wajib kecil dan membentuk segitiga. Selain itu, sirip punggung harus tegak & lebar, ekor hams panjang dengan belaban ekor simetris sama besar . Adapun buat strain ranchu, jambul yg menyerupai brokoli harus menutupi seluruh muka. Selain itu, tubuh strain ranchu harus bulat gempal, punggung bungkuk, & pangkal ekor tegak. Dengan mengetahui syarat-syarat tersebut, agaknya maskoki yg bertubuh stigma tidak baik buat dijadikan induk.

Pemeliharaan yang terpisah juga memudahkan perawatan karena pakan yang diberikan buat calon induk betina berlainan dengan calon induk jantan. Dalam pemeliharaan sepuluh ekor calon induk yang terdiri dan lima ekor calon induk betina & lima ekor calon induk jantan diperlukan 2 buah akuarium berukuran 100 cm x 70 cm x 50 centimeter. Sementara lamanya perawatan tergantung & umur calon induk itu sendiri karena calon induk yg baik berumur minimal 1,lima tahun. Namun, bila hanya menunggu sampai matang kelamin, perawatan dilakukan selama dua-3 bulan.

Pakan yang baik untuk calon induk betina berupa jentik nyamuk (Mosquito larvacide) yang sudah disucihamakan. Sebagai pakan tambahan, berikan pelet yang mengandung mineral kalsium, protein minimal 30%, fiber 2%, dan vitamin (A, D3, B1, seita E). Untuk calon induk jantan dapat diberi cacing super (blood worm) segar dan pelet yang kandungannya sama untuk betina. Pemberian pakan sebaiknya diatur 5-6 kali sehari. Pagi hari pukul 06.30 diberikan pakan segar dengan jumlah sekali makan habis agar tidak tersisa. Selanjutnya, pukul 10.00 dan pukul 13.000 diberikan pelet dengan takaran sekali makan habis. Pemberian pelet diulangi lagi pada pukul 17.00 dengan takaran yang sama. Agar kebersihan air terjaga, setiap kali pemberian pakan tersebut sebaiknya kotoran dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, pakan diberikan lagi pada pukul 20.00 berupa pakan segar dalam jumlah yang lebih banyak sebagai persediaan jika maskoki lapar di malam hari.

Sumber :

Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan & Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan & Perikanan BPSDMKP.

PUSTAKA:

Adijaya, S.Dian, ?Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama?, Trubus, Agustus 2003.

_____________, ?Merah Putih Corak Ranchu?, Trubus, Juli 2003

_____________, ?Strain Terbaru menurut Tirai Bambu?, Trubus, Agustus 2003.

Hisomudin, dkk., ?Permasalahan Maskoki & Solusinya?, Penebar Swadaya, 2003

Suyanto, S.Rachmatun, ?Parasit Ikan & Cara Pemberantasannya? (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun, 1981).

#Tag : Maskoki

PENYIAPAN WADAH DAN MEDIA BUDIDAYA IKAN MASKOKI

Wadah & volume yg dapat dipakai buat membudidayakan maskoki ada beberapa macam antara lain merupakan: bak semen, bak fiber, kolam atau akuarium. Pemilihan wadah budidaya ini sangat bergantung pada skala produksi budidaya maskoki. Wadah budidaya maskoki ini usahakan ditempatkan di ruang teduh.

Akuarium yang berbentuk bulat sangat cocok untuk memelihara maskoki yang tubuhnya bundar gempal. Akuarium bulat yang berdiameter 15 cm cocok buat memelihara maskoki yg tubuhnya ukuran kecil, kurang lebih tiga-4 centimeter sebanyak 3 ekor. Jika ukuran sedang (lima-6 centimeter), akuarium hanya diisi 2 ekor. Akuarium ini tidak cocok memelihara maskoki yang berukuran tubuh besar (6,lima?8 cm) ke atas.

Jika mau memelihara maskoki yang berukuran besar sampai jumbo, akuarium persegi empat dapat dipilih karena ukuran akuariumnya bervariasi. Akuarium yang berukuran 60 cm x 30 cm x 35 cm dapat diisi maskoki ukuran kecil sebanyak 8 ekor atau 6 ekor maskoki berukuran sedang. Bila akan memelihara maskoki berukuran besar, dapat dimasukkan 3 ekor, sedangkan maskoki berukuran extra large (10—12 cm) cukup satu ekor saja. Jika mau memeihara seekor maskoki yang berukuran jumbo (14—15 cm) harus menggunakan akuarium berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm. Selain itu, akuarium persegi empat sangat sesuai untuk memelihara maskoki yang tubuhnya berbentuk bulat panjang.

Strain maskoki yang cocok dipelihara di dalam akuarium adalah maskoki yang keindahan warna dan keunikan tubuhnya cenderung dinikmati dan sisi samping (side view) seperti red-white tossa, panda dragon eyes, chocolate oranda red pompom, red cap oranda, red-white ranchu, dan big head pearlscale combination colour.

Wadah yang cocok untuk pemeliharaan maskoki selain akuarium yaitu kolam bak semen, bak fiberglass, dan kontainer kecil yang terbuat dan plastik. Adapun ukuran dan bentuk kolam bak semen disesuaikan dengan luas tanah yang akan digunakan. Untuk pemeliharaan maskoki berukuran extra large sampai jumbo dengan jumlah 10-15 ekor dibutuhkan kolam berukuran 200 cm x 300 cm dengan kedalaman air 15 cm. Bila menggunakan baik fiberglass berukuran 100 cm x 150 cm x 40 cm, dapat untuk memelihara maskoki ukuran large sebanyak 10—12 ekor. Bila memilih kontainer kapasitas 70 liter cukup diisi tiga ekor maskoki berukuran large atau satu ekor maskoki berukuran extra large dan jumbo. Tidak ada strain maskoki yang khusus dipelihara di dalam bak/kolam. Akan tetapi, bila keindahan warna dan keunikan bentuk fisiknya terletak pada bagian atas maka bak atau kolam dapat dipilih untuk wadahnya. Strain maskoki yang keindahaimya cenderung dinikmati dan posisi atas (top view) antara lain strain ranchu (seperti red-white ranchu), strain bubble eyes, dan strain butterfly.

Sarana pendukung utama yang harus disediakan di dalam akuarium di antaranya aerator atau blower yang berfungsi sebagai pemasok oksigen ke dalam air. Selain itu, juga disediakan silkulator (aquarium liquid filter) yang berfungsi ganda sebagai penyaring kotoran dan pemasok oksigen. Sarana pendukung lain yang juga berfungsi sebagai alat pembersih kotoran yaitu selang penvifon dan serokan. Sementara sarana pendukung lain yang tidak kalah pentingnya adalah lampu UV (ultra violet biolite) yang berfungsi sebagai penerang, terutama pada malam hari. Gunakan lampu UV 10 watt untuk akuarium berukuran 60 cm x 30cm x 35 Cm dan berukuran 80 cm x 40 cm x 37 cm, serta kontainer mini berkapasitas 70 liter. Untuk bak fiberqlass 100 cm x 150 cm sebaiknya dipasang lampu 25 watt. Sementara untuk kolam berukuran 200 cm x 350 cm x 50 cm, lampu yang digunakan UV 40 watt. Patut diketahui, lampu neon memancarkan cahaya yang tidak menimbulkan panas sehingga tidak meningkatkan suhu air.

Sumber :

Nurleli, 2011. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Ikan Maskoki. Materi Penyuluhan Kelautan & Perikanan Nomor: 012/TAK/BPSDMKP/2011. Pusat Penyuluhan Kelautan & Perikanan BPSDMKP.

PUSTAKA:

Adijaya, S.Dian, ?Agar Kemolekannya Dinikmati Lebih Lama?, Trubus, Agustus 2003.

_____________, ?Merah Putih Corak Ranchu?, Trubus, Juli 2003

_____________, ?Strain Terbaru berdasarkan Tirai Bambu?, Trubus, Agustus 2003.

Hisomudin, dkk., ?Pertarunga Maskoki & Solusinya?, Penebar Swadaya, 2003

Suyanto, S.Rachmatun, ?Parasit Ikan dan Cara Pemberantasannya? (Jakarta : Pusat Penerbitan Yayasan Sosial Tani Membangun, 1981).

#Tag : Maskoki