TEKNIK PRODUKSI TELUR PADA PEMBENIHAN IKAN LELE
A. Menyeleksi Induk
Tujuan dari seleksi induk adalah mendapatkan induk yang sehat, tidak cacat dan memiliki pertumbuhan yang baik sehingga layak untuk dijadikan induk dan siap untuk dipijahkan.
Prosedur kerja untuk menyeleksi induk :
1. Keringkan kolam pemeliharaan induk.
dua. Tangkap induk jantan maupun betina dari kolam pemeliharaan secara hati - hati dengan menggunakan seser induk (berbahan halus).
Tiga. Siapkan wadah sementara buat meletakkan induk yang ditangkap misalnya tong, bak fiberglass, drum & sebagainya yg telah diisi air.
4. Letakkan induk jantan & betina ke dalam wadah yang telah disiapkan secara terpisah.
lima. Seleksi tingkat kematangan gonad induk dengan cara melihat urogenitalnya dan meraba bagian perut induk, dengan kondisi induk sehat, tidak cacat dan badan secara
keseluruhan mulai dari ujung ekspresi hingga ujung sirip ekor wajib mulus (nir terdapat luka) sinkron dengan persyaratan SNI.
Tabel 4. Ciri - ciri induk ikan lele yang matang gonad sesuai SNI
No | Induk lele |
1. | Jantan : urogenital berwarna merah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor |
dua. | Betina : perut membesar dan terasa lunak serta bila diurut ke arah anus akan mengeluarkan telur berwarna hijau kekuningan |
Ciri - karakteristik induk lele yg matang gonad merupakan sebagai berikut :
a. Bentuk tubuh : bagian kepala pipih horisontal, bagian badan bundar memanjang & bagian ekor pipih vertikal.
B. Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh nir cacat dan nir ada kelainan bentuk, indera kelamin nir stigma (rusak), tubuh nir ditempeli jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan nir berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.
c. Induk jantan yang matang gonad :
1) Alat kelamin tampak jelas, meruncing, berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus.
2) Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna keputih - putihan.
Tiga) Tulang kepala lebih pipih & ukurannya lebih mini .
4) Warna tubuh lebih gelap.
D. Induk betina yang matang gonad :
1) Alat kelaminnya membulat dan berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus, lubangnya agak membesar sebagai jalan keluarnya telur.
Dua) Bentuk perut membesar, jika diraba terasa lembek.
3) Jika perut diurut ke arah anus akan keluar telur.
4) Tulang kepala relatif cembung dan ukurannya lebih akbar.
Lima) Warna tubuh lebih terperinci, gerakannya lamban dan jinak.
6) Ambil sampel telur dengan cara memasukkan selang kanulasi < 8 cm kedalam lubang urogenital induk betina untuk mengambil sampel telur dengan cara menyedot dengan menggunakan mulut sampai sampel telur keluar.
7) Ambil 30 butir sampel telur, amati sampel telur yang diambil sesuaikan dengan warna dan fase telur yang siap dipijahkan (lihat tabel 5).
Tabel lima. Kriteria telur induk betina lele
No
Warna
Telur
Fase
Keterangan
1.
Telur muda
Telur belia cenderung berukuran kurang seragam
dua.
Telur yg siap dipijahkan
Ukuran seragam & tidak gampang pecah
tiga.
Telur tua
Telur gampang pecah apabila disentuh
S
8) Selanjutnya, ukur diameternya menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer, sesuaikan diameter hasil pengukuran dengan kriteria diameter telur yang sesuai SNI (lihat tabel 6).
9) Timbang induk jantan & betina yg terseleksi dengan memakai timbangan.
10) Ukur panjang induk menggunakan penggaris. Cara mengukur panjang standar induk sinkron menggunakan SNI, yaitu : mengukur panjang baku dilakukan menggunakan mengukur jarak antara ujung verbal sampai dengan pangkal ekor.
Tabel 6. Kriteria induk sesuai SNI
No
Kriteria
Satuan
Jenis kelamin
Jantan
Betina
1.
Umur
bulan
8 - 12
12 ? 15
dua.
Panjang standar
cm
40 - 45
38 ? 40
tiga.
Bobot matang
pertama
g/ekor
500 - 750
400 ? 500
4.
Fekunditas
buah/kg
-
50.000 -
100.000
lima.
Diameter telur
mm
-
1,4 - 1,5
B. Memijahkan Induk Ikan Lele
Pemijahan induk ikan lele umumnya dilakukan secara alami dan semi alami. Pemijahan alami biasanya dilakukan pada jenis - jenis ikan tertentu saja yaitu ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun seperti ikan mas, tawes, gurame, lele dan lain sebagainya. Sebaliknya pemijahan ikan semi buatan umumnya dilakukan terhadap ikan yang dipelihara dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan faktor lingkungannya di alam.
Prosedur kerja buat memijahkan induk :
1. Siapkan wadah pemijahan
a. Wadah pemijahan sesuai dengan SNI, yaitu wadah pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva bisa berupa bak, baik dengan menggunakan hapa atau tidak.
b. Mengeringkan wadah pemijahan dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran air.
c. Membersihkan kotoran yang ada didasar maupun dinding wadah dengan cara menyikat dengan sikat dan spon pembersih. Bersihkan dengan pencampuran desinfektan : kaporit 100 ppm atau diterjen 30 ppm.
d. Membilas dengan air bersih sampai kotoran yang menempel pada dasar dan dinding wadah hilang.
E. Membiarkan air hingga habis dan bilas menggunakan air higienis.
F. Mengeringkan kolam selama 1 hari agar terbebas dari bau kaporit atau diterjen.
dua. Isi air ke dalam wadah pemijahan dengan menggunakan air yang sudah diendapkan dalam tandon air minimal selama 24 jam.
Tahap-tahap mengisi air dalam wadah pemijahan adalah:
a. Menutup saluran pengeluaran air.
b. Mengisi air dengan cara membuka saluran pemasukan air atau dengan bantuan pompa air ke dalam wadah pemijahan dengan ketinggian air sesuai dengan SNI. Ketinggian air pemijahan yang sesuai SNI untuk ikan lele adalah 25 - 40 cm.
c. Menutup saluran pemasukan air bila air telah mencapai sesuai yang diiinginkan.
d. Memeriksa saluran pengeluaran air untuk memastikan tidak ada kebocoran.
tiga. Tempatkan titik aerasi secara merata kedalam media pemijahan.
4. Lakukan pemijahan induk yang terseleksi baik secara alami juga semi alami, caranya menjadi berikut :
a. Pemijahan alami
Memijahkan ikan secara alami dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan tanpa perlakuan perangsangan hormon. Persiapan wadah pemijahan yang telah dilakukan adalah manipulasi lingkungan.
Langkah - langkah melakukan pemijahan alami :
1) Memasukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dengan jumlah cukup menutupi 75 % dasar kolam.
Dua) Meletakkan kakaban 5 diatas dasar kolam & diberikan pemberat berupa batu.
3) Menyusun kakaban berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
4) Memasukkan induk jantan dan betina yang terseleksi pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar sesuai SNI (lihat tabel 7).
5) Menutup wadah pemijahan.
6) Membiarkan proses pemijahan selama ? 24 jam.
7) Melakukan pengecekan dalam pagi harinya.
8) Selanjutnya, memindahkan indukan yang telah memijah dari kolam pemijahan ke dalam wadah pemeliharaan induk.
B. Pemijahan semi alami
Langkah - langkah pada melakukan pemijahan semi alami, yaitu :
1) Memasukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dengan jumlah cukup menutupi 75 % dasar kolam.
Dua) Meletakkan kakaban lima centimeter diatas dasar kolam dan diberikan pemberat berupa batu.
3) Menyusun kakaban berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
4) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemijahan semi alami seperti : spuit, HCG (human chorionic gonadotropin), aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 %. Gunakan alat suntik yang sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.
Lima) Menimbang induk betina dengan timbangan dan tentukan takaran ovaprim.
A) Dosis hormon buatan 0,3 - 0,5 cc per 1 kg berat induk.
B) Menyedot hormon dengan spuit sebesar dosis yang diharapkan.
C) Setelah itu, menyedot aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 % menggunakan jarum yang sama sebanyak takaran hormon yg disedot tersebut.
6) Induk yang terseleksi disuntik dengan cara sebagai berikut :
a) Menyuntik induk yang akan dipijahkan pada sore hari jam 16.00 - 17.00.
B) Mengambil induk yg akan disuntik kemudian pada bagian kepala ditutup menggunakan kain basah.
c) Melakukan penyuntikan secara hati - hati disekitar sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular) dengan memasukkan jarum suntik dengan kemiringan 30 - 45° sedalam ± 2
- 2,5 centimeter.
d) Setelah hormon didorong masuk, lalu jarum dicabut dan bekas suntikan tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.
7) Memasukkan induk jantan dan betina yang telah disuntik pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar harus sesuai dengan SNI (lihat tabel 7).
Tabel 7. Padat tebar buat pemijahan induk lele sinkron
SNI
No | Induk lele |
1. | Padat tebar induk 1 kg induk betina/m² dengan perbandingan bobot jantan : betina 1 : 2 |
dua. | Perbandingan jumlah jantan : betina adalah |
1 : 1 - 3
8) Menutup wadah pemijahan.
9) Membiarkan proses pemijahan selama ± 24 jam.
10) Melakukan pengecekan pada pagi harinya.
11) Memasukkan kembali induk yang telah memijah ke dalam wadah pemeliharaan induk.
C. Menghitung Derajat Pembuahan (Fertilisasi Rate)
Derajat pembuahan (fertilisasi rate) adalah derajat tingkat pembuahan telur yang telah dihasilkan. Langkah - langkah perhitungannya, sebagai berikut :
1. Ambil sampel telur hasil pemijahan secara rambang sebanyak
5 titik.
dua. Hitung jumlah telur dari sampel yang diambil.
tiga. Amati telur sampel secara visual atau secara mikroskopik satu persatu untuk mengetahui apakah telur dibuahi atau
tidak. Telur yg nir dibuahi bercirikan menggunakan warna putih susu atau sedikit keruh dan terkadang ditumbuhi jamur, sedangkan telur yg dibuahi berwarna jelas & higienis.
4. Hitung jumlah telur yang dibuahi.
SUMBER:
http//pusdik.Kkp.Go.Id
PusdikKP, 201dua. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
TEKNIK MEMPRODUKSI INDUK IKAN LELE MATANG GONAD
Induk merupakan keliru satu faktor yg penting diperhatikan dalam melakukan aktivitas pembenihan. Kualitas induk yg dipijahkan sangat mensugesti kualitas benih yg dihasilkan. Induk yg dirawat dengan baik & memiliki syarat yang prima dapat membentuk benih yang baik pula. Untuk membentuk induk yang berkualitas wajib dilakukan beberapa perawatan yaitu : menyiapkan kolam induk, memberi pakan, mengelola kualitas air, memantau kesehatan induk ikan.
A. Menyiapkan Kolam Induk
Dalam pembuatan kolam pemeliharaan induk sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini buat memudahkan pengontrolan & pengawasan dalam pemeliharaan induk. Prosedur kerja dalam menyiapkan kolam pemeliharaan induk, yaitu:
1. Keringkan dasar kolam dan perbaiki kolam dengan cara :
a. Membuka saluran pembuangan air dan menutup saluran pemasukan air.
b. Membiarkan air dalam kolam habis. c. Mengeringkan selama 3 - 4 hari.
d. Memeriksa dinding dan dasar kolam agar dapat diketahui ada tidaknya kebocoran.
e. Menambal dengan cara menimbun menggunakan lumpur atau tanah jika terdapat kebocoran. Jika lubang kebocoran terlalu besar maka sebelumnya diisi dengan batu agar lebih kuat menahan tekanan air kemudian ditimbun dengan lumpur.
f. Menekan timbunan lumpur atau tanah sehingga tambalan lebih padat dan kuat.
g. Memperbaiki pematang yang rusak terkikis air dengan cara menimbun menggunakan tanah dasar sehingga pematang lebih tebal dan kuat.
Dua. Isilah air ke dalam kolam dengan cara menutup saluran pembuangan air dan membuka saluran pemasukan air, isi sampai ketinggian 80 - 100 cm.
B. Memilih Calon Induk Ikan Lele
1.
Calon induk jantan dan
betina
wajib
berdasarkan
berdasarkan
keturunan yg tidak selaras.
Dua.
Pertumbuhan rupawan.
3.
Sehat dan nir stigma.
Memilih calon induk ikan lele dengan syarat & karakteristik - ciri sebagai berikut :
4. Bentuk badan proporsional.
lima. Secara keseluruhan mulai berdasarkan ujung mulut sampai ujung ekor tidak ada luka.
6. Bagian kepala relatif lebih kecil berdasarkanpada bagian badannya.
Tabel 1. Kriteria induk sesuai SNI
No
Kriteria
Satuan
Jenis kelamin
Jantan
Betina
1.
Umur
bulan
8 - 12
12 - 15
Dua.
Panjang standar
Cm
40 - 45
38 - 40
3.
Bobot matang
pertama
g/ekor
500 - 750
400 - 500
4.
Fekunditas
butir/kg
-
50.000 -
100.000
lima.
Diameter telur
Mm
-
1,4 - 1,lima
Prosedur kerja pada memilih calon induk yg baik :
1. Keringkan kolam pemeliharaan induk dengan cara menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran air.
Dua. Tangkap induk menggunakan serokan induk.
Tiga. Angkut induk dan tampung pada wadah penampungan.
4. Amati & pilih induk sinkron dengan kriteria calon induk yg baik.
lima. Timbang induk jantan dan betina menggunakan timbangan, sesuaikan berat induk yang timbang dengan kriteria berat induk sesuai SNI (lihat tabel 1).
6. Ukur panjang standar memakai penggaris, sesuaikan hasil pengukuran menggunakan kriteria panjang standar berdasarkan SNI (lihat tabel 1).
7. Masukkan induk yang telah dipilih ke dalam wadah
pemeliharaan induk secara terpisah.
C. Memberi Pakan
Agar memperoleh induk matang gonad yang berkualitas, setiap hari induk wajib diberi pakan yang bergizi. Jenis pakan yang diberikan adalah pellet dengan kandungan protein sesuai SNI, yaitu :
Tabel Dua. Kandungan protein pellet yang dibutuhkan induk lele sesuai SNI
No
Jenis Induk
Kandungan Protein
(%)
Pemberian Pakan
Dosis
(% per hari)
Frekuensi
(kali/hari)
1.
Lele
> 30
3 ? 4
2 - 3
Prosedur kerja :
1. Hitung kebutuhan pakan berdasarkan bobot biomassa induk. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Mengambil sampel ikan yang akan dihitung bobot rata - ratanya. Sampel ikan yang diambil sesuai dengan SNI, yaitu minimal berdasarkan 30 ekor ikan sampel atau 10 % berdasarkan populasi.
b. Menimbang sampel ikan per individu. c. Menghitung rata - rata bobot ikan.
d. Mengalikan rata - rata bobot ikan tersebut dengan jumlah populasi ikan yang dipelihara.
E. Selanjutnya, mengalikannya dengan dosis pemberian pakan sesuai menggunakan SNI (lihat tabel 2 pada atas).
Dua. Timbang jumlah kebutuhan pakan untuk sehari.
3. Bagi jumlah pakan yang ditimbang dengan frekuensi pemberian pakan dalam sehari sesuai SNI (lihat tabel di atas). Misalkan frekuensi pemberian pakan 3 kali/hari berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00), siang (1Dua.00) dan sore (17.00), sedangkan kalau frekuensinya 2 kali/hari berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00) dan sore (17.00).
4. Tampung pakan yang akan diberikan ke dalam baskom plastik.
lima. Tebarkan pakan sedikit demi sedikit secara merata ke dalam kolam pemeliharaan induk. Apabila induk sudah tidak mau makan, maka pemberian pakan dihentikan dan
apabila pakan masih tersisa pakan diberikan dalam siang atau sore hari.
D. Mengelola Kualitas Air
Prosedur kerja :
1. Lakukan pergantian air satu kali dalam seminggu atau apabila kualitas air sudah menurun sebanyak 50%, dengan cara membuka saluran pembuangan.
Dua. Lakukan pengukuran parameter kualitas air.
Tabel 3. Kisaran optimum parameter kualitas air sesuai SNI
No | Kisaran Optimum Parameter Kualitas Air |
1. | Suhu : 25 - 30 °C |
Dua. | pH : 6,5 - 8,5 |
3. | Oksigen terlarut : > 4 mg/l |
4. | Kecerahan : 25 - 30 cm |
lima. | Ammonia (NH3) : < 0,01 mg /l |
a. Pengukuran suhu (°C)
Frekuensi dan saat pengukuran suhu air dilakukan sinkron SNI yaitu menggunakan memakai thermometer pada permukaan dan dasar wadah menggunakan frekuensi 2 kali per hari dalam pagi jam 06.00 & siang jam 14.00. Prosedur pengukuran suhu :
1) Thermometer dikalibrasi terlebih dahulu.
2) Celupkan thermometer ke dalam air kolam pemeliharaan yang akan diukur suhunya. Thermometer dicelupkan sampai seluruh bagian thermometer terendam selama ± 5 menit dengan
cara membelakangi matahari dan hinberdasarkan kontak langsung dengan tangan.
3) Angkat thermometer kemudian amati dan baca angka yang ditunjukkan oleh skala thermometer.
4) Catat skala yg ditunjukkan, yg merupakan nilai suhu hasil pengukuran.
B. Pengukuran pH (derajat keasaman)
Frekuensi dan waktu pengukuran pH dilakukan sesuai dengan SNI, yaitu dengan menggunakan kertas indikator lakmus atau pH meter. Frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada jam
06.00 dan jam 14.00.
Prosedur pengukuran pH menggunakan pH meter :
1) Buka tutup pH meter.
Dua) Geser tombol yg masih ada dibagian atas pH meter & tunggu hingga angka yg ditunjukkan pH meter menampakan 0.0.
3) Celupkan ujung pH meter ke dalam air kolam pemeliharaan dan tunggu sampai angka yang terdapat pada pH meter stabil.
4) Amati & baca nomor yg ditunjukkan pH meter lalu catat.
Prosedur pengukuran pH menggunakan kertas lakmus:
1) Ambil satu lembar kertas lakmus kemudian celupkan ke dalam air kolam budidaya.
Dua) Keringkan dengan cara mengangin-anginkan kertas lakmus sampai perubahan warna yg tertera dalam kertas lakmus tetap.
3) Cocokkan kertas lakmus tersebut dengan warna standar pada pH indikator yang sudah diketahui nilai pHnya. Warna yang sesuai dengan warna yang ditunjukkan pH indikator adalah nilai pH yang diukur.
c. Pengukuran oksigen terlarut (DO)
Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO meter. Frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada jam 06.00 dan jam 14.00.
Prosedur pengukuran DO :
1) Lakukan kalibrasi sebelum digunakan yaitu menggunakan menekan tombol nol dalam saat kalibrasi sensor tidak dipasang terlebih dahulu.
2) Celupkan sensor DO meter ke dalam media pemeliharaan.
3) Catat angka yang tertera pada layar yang merupakan hasil pengukuran.
D. Kecerahan
Untuk mengukur kecerahan air menggunakan secchi disk dengan satuan meter atau cm dilakukan setiap hari pada siang hari pukul 1Dua.00. Cara pengukurannya, yaitu :
1) Masukkan sechi disk ke pada air yang akan diukur kecerahannya.
2) Turunkan secara perlahan hingga piringan yang berwarna putih tidak tampak. Catat kedalaman air ketika pertama kali piringan secchi terlihat menghilang (nilainya H).
3) Naikkan pulang sechi disk secara perlahan ke atas.
Mencatat kedalaman air ketika pertama kali piringan yang berwarna putih nampak (nilainya T).
4) Hitung nilai kecerahan (C) dengan rumus sebagai
berikut :
H T
C =
2
E. Memantau Kesehatan Induk Ikan
Prosedur kerja dalam memantau kesehatan induk adalah sebagai berikut :
1. Lakukan pengamatan visual setiap hari untuk memeriksa adanya gejala penyakit yang menyerang induk ikan (kondisi ikan aktif atau berada dipermukaan air, gerakan ikan agresif, tubuh ikan apakah terdapat penyakit).
Dua. Lakukan pencegahan penyakit pada ikan, dengan cara :
a. Membuat sistem pemasukan air yang ideal menggunakan sistem paralel.
b. Memberikan pakan cukup, baik kualitas maupun kuantitas.
c. Memindahkan induk setelah dilakukan pemijahan dengan cara hati - hati.
d. Menjaga kualitas air dengan melakukan treatment probiotik secara teratur sebanyak 0,3 ppm setiap hari.
e. Meningkatkan ketahanan tubuh induk melalui aplikasi imunostimulant secara teratur seperti vitamin dan pemberian probiotik.
f. Menggunakan sistem biosecurity pada area budidaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya patogen pada unit budidaya dengan cara membuat pagar keliling di area budidaya, memasang tempat cuci tangan dan foot bat di depan pintu masuk area budidaya, mencuci bersih peralatan kerja sebelum dan sesudah digunakan.
3. Ambil ikan yang menunjukkan gejala terserang penyakit dengan menggunakan serokan induk.
4. Obati ikan yang sakit memakai obat yang cocok dengan penyakit, dengan dosis sesuai SNI, yaitu obat - obatan : kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm, garam
500 - 1.000 mg/l menggunakan cara perendaman selama 24 jam dilakukan berulang - ulang sebesar tiga kali dengan selang saat sehari. Tahapan dalam pengobatan induk ikan yg terserang penyakit :
a. Menyiapkan wadah buat pengobatan berukuran 1 x 2 m. B. Mengisi air dengan tinggi 30 cm.
c. Sebelum mengobati ikan sebaiknya gunakan perlengkapan khusus seperti baju, sarung tangan dan masker.
D. Menyiapkan obat sinkron dengan penyakit ikan.
e. Memasukkan aerasi ke dalam wadah pengobatan.
f. Melarutkan obat ke dalam air dalam wadah pengobatan dengan dosis sesuai SNI.
G. Memasukkan induk ikan yang terserang penyakit.
lima. Karantina induk ikan yang terinfeksi penyakit sampai sembuh.
SUMBER:
http//pusdik.Kkp.Go.Id
PusdikKP, 201Dua. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
MEMAHAMI TEKNIK PENEBARAN BENIH PADA PEMBESARAN IKAN LELE
A. Memilih Benih
Benih yang siap tebar merupakan benih yg ukuran tiga-lima cm dan lima-8 cm, benih ditebarkan menggunakan kepadatan per m2 bervariasi tergantung jenis biota yang akan dipelihara. Agar output berdasarkan aktivitas pembesaran memuaskan maka benih yang dipilih adalah benih yang unggul.
Ciri-karakteristik benih yang baik yaitu :
1. Mempunyai ukuran yg seragam
dua. Sehat & tidak cacat atau luka
tiga. Bergerak aktif dan lincah
Cara menguji respon benih yg sehat yaitu:
1. Alirkan air ke wadah pemeliharaan atau penampungan kemudian amati, benih yang sehat akan bergerak melawan arus
2. Saat pemberian pakan benih yang sehat akan responsive yaitu dengan menghampiri pakan menggunakan cepat saat pakan diberikan
tiga. Benih yg sehat akan menyebar atau menjauhi asal gangguan bila ada gangguan
Tabel 1. Kriteria Benih lele yang baik menurut SNI: 01-6484.2-
2000
Kriteria | Satuan | Pendederan I | Pendederan II | Pendederan III | Pendederan IV |
Lama pemeliharaan |
Hari
20
40
lima4
7lima
Panjang Total
Cm
0,7lima-1
1-3
tiga-lima
lima-8
Bobot Minimal
Gram
1
2,lima
lima
10
Keseragaman
Ukuran
%
>7lima
>7lima
>7lima
>7lima
Keseragaman
Warna
%
100
>90
>90
>90
B. Aklimatisasi
Sebelum benih ditebar ke pada kolam maka perlu dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Tujuannya yaitu buat menyesuaikan suhu dalam kantong dengan suhu kolam pemeliharaan supaya benih ikan yang ditebar nir stress karena terjadi disparitas suhu yang mendadak. Proses aklimatisasi suhu adalah menjadi berikut:
1. Meletakkan kantong packing yg berisi benih ke dalam kolam tempat benih akan ditebar.
2. Biarkan kantong packing mengapung di permukaan air selama 10-1lima menit atau sampai kantong berembun.
Tiga. Jika kantong telah berembun itu adalah tanda bahwa suhu kantong dan suhu kolam relatif sama & tutup kantong dapat dibuka.
C. Penebaran Benih
Penebaran benih dilakukan ketika suhu air rendah kolam masih rendah yaitu dalam pagi hari antara pukul 06.00 ? 07.00 atau pada sore hari pada atas pukul 16.00. Tujuannya supaya benih
nir stres akibat suhu tinggi. Benih yang ditebar terlalu siang bisa menjadi stres dampak kepanasan. Berikut merupakan cara benebaran benih;
1. Membuka tutup kantong packing benih yang sudah berembun
2. menggulung kantong plastik packing sampai mendekati permukaan air kantong
3. Percikkan air kolam sedikit demi sedikit ke pada kantong menggunakan memakai tangan
4. Miringkan kantong packing sampai sebagian kantong tenggelam
lima. Biarkan benih keluar dengan sendirinya. Setelah terlihat benih berani berenang keluar kantong sendiri itu merupakan tanda bahwa kondisi air pada kantong sudah relative sama dengan air pada kolam.
Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,lima m.
Khusus penebaran benih di KJA benih di tebar pada dalam hapa buat memudahkan pengontrolan dan pada biasanya mata jaring KJA berukuran akbar sehingga jika langsung dilepas maka ikan akan lolos menurut jaring.
Tabel 2. Standar penebaran ikan lele
Padat Tebar | Satuan | P I | P II | P III | P IV | PB 1 | PB 2 |
Lele | ekor/m2 | 100 | lima0 | 2lima | 20 | 10-1lima | tiga-lima |
Ukuran minimum | cm | 0,7lima-1 | 1-3 | tiga-lima | lima-8 | 10-1lima | 100-1lima0 |
Cara mengukur panjang total ikan menurut SNI: 01-
6484.4-2000 yaitu dengan membentangkan tubuh ikan kemudian ukur ikan mulai menurut ujung verbal sampai ujung ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yg dinyatakan pada satua centimater atau millimeter.
SUMBER:
http//pusdik.Kkp.Go.Id
PusdikKP, 2012. Modul Teaching Factory "Pembesaran Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan & Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO
Budidaya lele dumbo (Clarias gariuphinus) memang agak rumit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami seperti nila dan ikan mas. Pemijahan hanya bisa dilakukan secara buatan, atau dengan istilah lain kawin suntik. Meski agak rumit, budidaya lele dumbo telah lama berhasil dikembangkan di Indonesia. Budiadaya lele dumbo dilakukan dalam beberapa tahapan.
Pematangan Gonad
Pematangan gonad lele dumbo dilakukan pada kolam tanah. Caranya, siapkan kolam berukuran 50 m2; keringkan selama dua ? 4 hari & perbaiki semua bagian kolam; isi air setinggi 50 ? 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk ukuran 0,7 ? 1,0 kg; beri pakan tambahan berupa pellet spesifik lele dumbo sebesar 3 persen setiap hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.
Pematangan pada bak
Pematangan gonad pula sanggup dilakukan pada bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m & tinggi 1 m; keringkan selama dua ? 4 hari; isi air setinggi 80 ? 100 cm & alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 %/hari. Catatan : induk jantan & betina dipelihara terpisah.
Seleksi
Seleksi induk lele dumbo dilakukan menggunakan melihat indikasi-indikasi dalam tubuh. Tanda induk betina yg matang gonad : perut gendut; tubuh relatif kusam; gerakan lamban & lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan, relatif membengkak & berbintik putih.
Pemijahan alami
Lele dumbo bisa dipijahkan secara alami. Caranya, siapkan bak berukuran panjang dua m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama dua ? 4 hari; isi air setinggi 30 centimeter dan biarkan mengalir selama pemijahan; pasang hapa halus sesuai berukuran bak; masukan ijuk secukupnya; masukan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari; masukan juga 1 ekor induk jantan; biarkan memijah; esok harinya, tangkap ke 2 induk dan abaikan telur menetas pada loka itu.
Pemijahan protesis
Hasil pemijahan alami lele dumbo umumnya kurang memuaskan. Jumlah telur yg keluar nir poly. Agar telur bisa seluruhnya, maka dilakukan pemijahan buatan, atau dengan kawin suntik. Sistem ini relatif rumit & memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang wajib dilakukan pada sistem ini, yaitu penyuntikan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.
Penyuntikan dengan ovaprim
Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mll ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan ke dalam tubuh induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.
Penyuntikan dengan hypopisa
Penyuntikan mampu juga dengan ekstrak kelenjar hypopisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 1,5 kg ikan mas berukuran 0,lima kg; pangkas ikan mas tersebut secara vertikal tepat pada belakang tutu insang; potong bagian ketua secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan ke pada gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk rata hingga homogen; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke dalam tubuh induk betina; masukan induk yang telah disuntik ke bak lain & abaikan selam 10 jam.
Pengambilan sperma
Setengah jam sebelum pengeluaran telur, sperma wajib disiapkan. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; pangkas secara vertikal tepat pada belakang tutup insang; keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai berdasarkan anus sampai belanag tutup insang; buang organ lain pada perut; ambil kantung sperma; bersihkan kantung sperma menggunakan tisu sampai kemarau; hancurkan kantung sperma menggunakan cara menggunting bagian yg paling poly; peras spermanya supaya keluar & masukan ke pada cangkir yang telah diisi 50 ml (1/2 gelas) aquabides; campurkan dan kocok hingga homogen.
Pengeluaran telur
Pengeluaran telur dilakukan sehabis 10 jam dari penyuntikan, tetapi 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan tiga butir baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk menggunakan sekup net; keringkan tubuh induk menggunakan lap; kemasan induk menggunakan lap dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala sang satu orang dan pegang bagian ekor sang yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur; tampung telur pada baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk rata hingga rata menggunakan bulu ayam; masukkan Natrium chrorida & aduk rata sampai homogen; buang cairan itu supaya telur-telur higienis menurut darah; telur siap ditetaskan.
Penetasan
Penetasan telur lele dumbo dilakukan pada bak tembok. Caranya, siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 ? 4 hari; isi bak tersebut menggunakan air setinggi 30 centimeter dan abaikan alirkan air selama penetasan; pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak; beri pemberat supaya hapa karam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja); tebarkan telur hingga merata ke semua bagian atas hapa; abaikan telur menetas dalam 2 ? Tiga hari.
Pendederan I
Pendederan pertama dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 500 m2; keringkan selama 4 ? 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 centimeter & tinggi 10 centimeter; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama lima hari (air nir dialirkan); tebar 50.000 ekor larva dalam pagi hari; sehabis 2 hari, beri 1 ? Dua kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sesudah berumur tiga minggu.
Pendederan II
Pendederan kedua juga dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 ? Lima hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm & tinggi 10 centimeter; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 centimeter dan rendam selama lima hari (air nir dialirkan); tebar 30.000 ekor benih output pendederan I (telah diseleksi); beri dua ? 4 kg tepung pelet atau pelet yg sudah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sehabis berumur sebulan.
Pendederan III
Pendederan ketiga dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 500 m2; keringkan 4 ? Lima hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan dua karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor output berdasarkan pendederan II (sudah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet mini (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.
Pembesaran
Pembesaran lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam berukuran 200 m2; perbaiki semua bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama lima hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi menurut pendederan III; beri pakan 3 % setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan & bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen sehabis 2 bulan. Sebuah kolam dapat membuat ikan konsumsi berukuran 125 gr sebanyak 400 ? 500 kg.
SUMBER:
http://bdp-unhalu.Blogspot.Com
http://agusrochdianto.Wordpress.Com
http://ebookbrowsee.netBUDIDAYA IKAN LELE TEKNOLOGI BIOFLOK (EFISIENSI PAKAN)
SUMBER:
DUB-DJPB, 2014. Leaflet Budidaya Ikan Lele Teknologi Bioflok (Efisiensi Pakan) di download dari website Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada laman http://www.djpb.kkp.go.id/download/Lele%20Biofloc2.pdf