Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Lele. Tampilkan semua postingan

TEKNIK PRODUKSI TELUR PADA PEMBENIHAN IKAN LELE

A. Menyeleksi Induk

Tujuan  dari  seleksi  induk  adalah  mendapatkan  induk yang sehat, tidak cacat dan memiliki pertumbuhan yang baik sehingga layak untuk dijadikan induk dan siap untuk dipijahkan.

Prosedur kerja untuk menyeleksi induk :

1. Keringkan kolam pemeliharaan induk.

dua. Tangkap   induk   jantan   maupun   betina   dari   kolam pemeliharaan secara hati - hati dengan menggunakan seser induk (berbahan halus).

Tiga. Siapkan wadah sementara buat meletakkan induk yang ditangkap misalnya tong, bak fiberglass, drum & sebagainya yg telah diisi air.

4. Letakkan induk jantan & betina ke dalam wadah yang telah disiapkan secara terpisah.

lima. Seleksi  tingkat  kematangan  gonad  induk  dengan  cara melihat urogenitalnya dan meraba bagian perut induk, dengan kondisi induk sehat, tidak cacat dan badan secara

keseluruhan mulai dari ujung ekspresi hingga ujung sirip ekor wajib mulus (nir terdapat luka) sinkron dengan persyaratan SNI.

Tabel  4.  Ciri  -  ciri  induk  ikan  lele  yang  matang  gonad sesuai SNI

No

Induk lele

1.

Jantan : urogenital berwarna merah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor

dua.

Betina  :  perut  membesar  dan  terasa  lunak  serta  bila diurut ke arah anus akan mengeluarkan telur berwarna hijau kekuningan

Ciri - karakteristik induk lele yg matang gonad merupakan sebagai berikut :

a. Bentuk tubuh : bagian kepala pipih horisontal, bagian badan bundar memanjang & bagian ekor pipih vertikal.

B. Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh nir cacat dan nir ada kelainan bentuk, indera kelamin nir stigma (rusak), tubuh nir ditempeli jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan nir berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.

c.  Induk jantan yang matang gonad :

1) Alat  kelamin  tampak  jelas,  meruncing,  berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus.

2) Jika   perut   diurut   akan   keluar   cairan   sperma berwarna keputih - putihan.

Tiga) Tulang kepala lebih pipih & ukurannya lebih mini .

4) Warna tubuh lebih gelap.

D. Induk betina yang matang gonad :

1) Alat     kelaminnya     membulat     dan     berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus, lubangnya agak membesar sebagai jalan keluarnya telur.

Dua) Bentuk perut membesar, jika diraba terasa lembek.

3) Jika perut diurut ke arah anus akan keluar telur.

4) Tulang kepala relatif cembung dan ukurannya lebih akbar.

Lima) Warna tubuh lebih terperinci, gerakannya lamban dan jinak.

6) Ambil sampel telur dengan cara memasukkan selang kanulasi < 8 cm kedalam lubang urogenital induk betina untuk mengambil sampel telur dengan cara menyedot   dengan   menggunakan   mulut   sampai sampel telur keluar.

7) Ambil 30 butir sampel telur, amati sampel telur yang diambil  sesuaikan  dengan  warna  dan  fase telur yang siap dipijahkan (lihat tabel 5).

Tabel lima. Kriteria telur induk betina lele

No

Warna

Telur

Fase

Keterangan

1.

Telur muda

Telur belia cenderung berukuran kurang seragam

dua.

Telur yg siap dipijahkan

Ukuran seragam & tidak gampang pecah

tiga.

Telur tua

Telur gampang pecah apabila disentuh

S

8) Selanjutnya, ukur diameternya menggunakan mikroskop yang  dilengkapi  mikrometer,  sesuaikan  diameter hasil pengukuran dengan kriteria diameter telur yang sesuai SNI (lihat tabel 6).

9) Timbang induk jantan & betina yg terseleksi dengan memakai timbangan.

10) Ukur panjang induk menggunakan penggaris. Cara mengukur panjang standar induk sinkron menggunakan SNI, yaitu : mengukur panjang baku dilakukan menggunakan mengukur jarak antara ujung verbal sampai dengan pangkal ekor.

Tabel 6. Kriteria induk sesuai SNI

No

Kriteria

Satuan

Jenis kelamin

Jantan

Betina

1.

Umur

bulan

8 - 12

12 ? 15

dua.

Panjang standar

cm

40 - 45

38 ? 40

tiga.

Bobot matang

pertama

g/ekor

500 - 750

400 ? 500

4.

Fekunditas

buah/kg

-

50.000 -

100.000

lima.

Diameter telur

mm

-

1,4 - 1,5

B. Memijahkan Induk Ikan Lele

Pemijahan induk ikan lele umumnya dilakukan secara alami dan semi alami. Pemijahan alami biasanya dilakukan pada jenis - jenis ikan tertentu saja yaitu ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun seperti ikan mas, tawes, gurame,  lele  dan  lain  sebagainya.  Sebaliknya  pemijahan ikan semi buatan umumnya dilakukan terhadap ikan yang dipelihara  dalam  lingkungan  yang  tidak  sesuai  dengan faktor lingkungannya di alam.

Prosedur kerja buat memijahkan induk :

1. Siapkan wadah pemijahan

a. Wadah pemijahan sesuai dengan SNI, yaitu wadah pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva bisa berupa bak, baik dengan menggunakan hapa atau tidak.

b. Mengeringkan  wadah  pemijahan  dengan  menutup saluran        pemasukan   air   dan   membuka   saluran pengeluaran air.

c. Membersihkan  kotoran  yang  ada  didasar  maupun dinding wadah dengan cara menyikat dengan sikat dan         spon      pembersih.      Bersihkan      dengan pencampuran desinfektan : kaporit 100 ppm atau diterjen 30 ppm.

d. Membilas  dengan  air  bersih  sampai  kotoran  yang menempel pada dasar dan dinding wadah hilang.

E. Membiarkan air hingga habis dan bilas menggunakan air higienis.

F. Mengeringkan kolam selama 1 hari agar terbebas dari bau kaporit atau diterjen.

dua. Isi air ke dalam wadah pemijahan dengan menggunakan air yang sudah diendapkan dalam tandon air minimal selama 24 jam.

Tahap-tahap   mengisi   air   dalam   wadah   pemijahan adalah:

a. Menutup saluran pengeluaran air.

b. Mengisi    air    dengan    cara    membuka    saluran pemasukan air atau dengan bantuan pompa air ke dalam wadah pemijahan dengan ketinggian air sesuai dengan  SNI.  Ketinggian  air  pemijahan  yang  sesuai SNI untuk ikan lele adalah 25 - 40 cm.

c. Menutup   saluran   pemasukan   air   bila   air   telah mencapai sesuai yang diiinginkan.

d. Memeriksa     saluran     pengeluaran     air     untuk memastikan tidak ada kebocoran.

tiga. Tempatkan  titik  aerasi  secara  merata  kedalam  media pemijahan.

4. Lakukan pemijahan induk yang terseleksi baik secara alami juga semi alami, caranya menjadi berikut :

a. Pemijahan alami

Memijahkan ikan secara alami dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan tanpa perlakuan perangsangan hormon. Persiapan wadah pemijahan yang telah dilakukan adalah manipulasi lingkungan.

Langkah - langkah melakukan pemijahan alami :

1) Memasukkan       kakaban       sebagai       tempat menempelnya telur    dengan    jumlah    cukup menutupi 75 % dasar kolam.

Dua) Meletakkan kakaban 5 diatas dasar kolam & diberikan pemberat berupa batu.

3) Menyusun   kakaban   berjajar   memenuhi   dan mengikuti  panjang  kolam  agar  tidak  ada  telur yang tidak menempel.

4) Memasukkan   induk   jantan   dan   betina   yang terseleksi pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam       wadah  pemijahan  dengan  padat  tebar sesuai SNI (lihat tabel 7).

5) Menutup wadah pemijahan.

6) Membiarkan proses pemijahan selama ? 24 jam.

7) Melakukan pengecekan dalam pagi harinya.

8) Selanjutnya,  memindahkan  indukan  yang  telah memijah dari kolam pemijahan ke dalam wadah pemeliharaan induk.

B. Pemijahan semi alami

Langkah - langkah pada melakukan pemijahan semi alami, yaitu :

1) Memasukkan       kakaban       sebagai       tempat menempelnya  telur    dengan    jumlah    cukup menutupi 75 % dasar kolam.

Dua) Meletakkan kakaban lima centimeter diatas dasar kolam dan diberikan pemberat berupa batu.

3) Menyusun   kakaban   berjajar   memenuhi   dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.

4) Menyiapkan     peralatan     dan     bahan     untuk pemijahan semi alami seperti : spuit, HCG (human chorionic gonadotropin), aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 %. Gunakan alat suntik yang sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.

Lima) Menimbang induk betina dengan timbangan dan tentukan takaran ovaprim.

A) Dosis hormon buatan 0,3 - 0,5 cc per 1 kg berat induk.

B) Menyedot hormon dengan spuit sebesar dosis yang diharapkan.

C) Setelah itu, menyedot aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 % menggunakan jarum yang sama sebanyak takaran hormon yg disedot tersebut.

6) Induk   yang   terseleksi   disuntik   dengan   cara sebagai berikut :

a) Menyuntik  induk  yang  akan  dipijahkan pada sore hari jam 16.00 - 17.00.

B) Mengambil induk yg akan disuntik kemudian pada bagian kepala ditutup menggunakan kain basah.

c) Melakukan penyuntikan secara hati - hati disekitar sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular) dengan memasukkan jarum suntik dengan kemiringan 30 - 45° sedalam ± 2

- 2,5 centimeter.

d) Setelah  hormon  didorong  masuk,  lalu  jarum dicabut dan     bekas     suntikan     tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.

7) Memasukkan induk jantan dan betina yang telah disuntik pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar harus sesuai dengan SNI (lihat tabel 7).

Tabel 7. Padat tebar buat pemijahan induk lele sinkron

SNI

No

Induk lele

1.

Padat tebar induk 1 kg induk betina/m² dengan perbandingan bobot  jantan : betina 1 : 2

dua.

Perbandingan jumlah jantan : betina adalah

1 : 1 - 3

8)  Menutup wadah pemijahan.

9)  Membiarkan proses pemijahan selama ± 24 jam.

10)  Melakukan pengecekan pada pagi harinya.

11)  Memasukkan kembali induk yang telah memijah ke dalam wadah pemeliharaan induk.

C. Menghitung Derajat Pembuahan (Fertilisasi Rate)

Derajat   pembuahan   (fertilisasi   rate)   adalah   derajat tingkat pembuahan telur yang telah dihasilkan. Langkah - langkah perhitungannya, sebagai berikut :

1. Ambil sampel telur hasil pemijahan secara rambang sebanyak

5 titik.

dua. Hitung jumlah telur dari sampel yang diambil.

tiga. Amati telur sampel secara visual atau secara mikroskopik satu persatu untuk mengetahui apakah telur dibuahi atau

tidak. Telur yg nir dibuahi bercirikan menggunakan warna putih susu atau sedikit keruh dan terkadang ditumbuhi jamur, sedangkan telur yg dibuahi berwarna jelas & higienis.

4. Hitung jumlah telur yang dibuahi.

SUMBER:

http//pusdik.Kkp.Go.Id

PusdikKP, 201dua. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

#Tag : Lele

TEKNIK MEMPRODUKSI INDUK IKAN LELE MATANG GONAD

Induk merupakan keliru satu faktor yg penting diperhatikan dalam melakukan aktivitas pembenihan. Kualitas induk yg dipijahkan sangat mensugesti kualitas benih yg dihasilkan. Induk yg dirawat dengan baik & memiliki syarat yang prima dapat membentuk benih yang baik pula. Untuk membentuk induk yang berkualitas wajib dilakukan beberapa perawatan yaitu : menyiapkan kolam induk, memberi pakan, mengelola kualitas air, memantau kesehatan induk ikan.

A. Menyiapkan Kolam Induk

Dalam pembuatan kolam pemeliharaan induk sebaiknya ukurannya tidak terlalu luas. Hal ini buat memudahkan pengontrolan & pengawasan dalam pemeliharaan induk. Prosedur kerja dalam menyiapkan kolam pemeliharaan induk, yaitu:

1. Keringkan dasar kolam dan perbaiki kolam dengan cara :

a. Membuka   saluran   pembuangan   air   dan   menutup saluran pemasukan air.

b. Membiarkan air dalam kolam habis. c.  Mengeringkan selama 3 - 4 hari.

d. Memeriksa   dinding   dan   dasar   kolam   agar   dapat diketahui ada tidaknya kebocoran.

e.  Menambal   dengan   cara   menimbun   menggunakan lumpur atau tanah jika terdapat kebocoran. Jika lubang kebocoran terlalu besar maka sebelumnya diisi dengan batu agar lebih kuat menahan tekanan air kemudian ditimbun dengan lumpur.

f.   Menekan   timbunan   lumpur   atau   tanah   sehingga tambalan lebih padat dan kuat.

g.  Memperbaiki pematang yang rusak terkikis air dengan cara menimbun menggunakan tanah dasar sehingga pematang lebih tebal dan kuat.

Dua. Isilah air ke dalam kolam dengan cara menutup saluran pembuangan air dan membuka saluran pemasukan air, isi sampai ketinggian 80 - 100 cm.

B. Memilih Calon Induk Ikan Lele

1.

Calon   induk   jantan   dan

betina

wajib

berdasarkan

berdasarkan

keturunan yg tidak selaras.

Dua.

Pertumbuhan rupawan.

3.

Sehat dan nir stigma.

Memilih calon induk ikan lele dengan syarat & karakteristik - ciri sebagai berikut :

4. Bentuk badan proporsional.

lima. Secara keseluruhan mulai berdasarkan ujung mulut sampai ujung ekor tidak ada luka.

6. Bagian kepala relatif lebih kecil berdasarkanpada bagian badannya.

Tabel 1. Kriteria induk sesuai SNI

No

Kriteria

Satuan

Jenis kelamin

Jantan

Betina

1.

Umur

bulan

8 - 12

12 - 15

Dua.

Panjang standar

Cm

40 - 45

38 - 40

3.

Bobot matang

pertama

g/ekor

500 - 750

400 - 500

4.

Fekunditas

butir/kg

-

50.000 -

100.000

lima.

Diameter telur

Mm

-

1,4 - 1,lima

Prosedur kerja pada memilih calon induk yg baik :

1. Keringkan   kolam   pemeliharaan   induk   dengan   cara menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran air.

Dua. Tangkap induk menggunakan serokan induk.

Tiga. Angkut induk dan tampung pada wadah penampungan.

4. Amati & pilih induk sinkron dengan kriteria calon induk yg baik.

lima. Timbang    induk    jantan    dan    betina    menggunakan timbangan, sesuaikan berat induk yang timbang dengan kriteria berat induk sesuai SNI (lihat tabel 1).

6. Ukur panjang standar memakai penggaris, sesuaikan hasil pengukuran menggunakan kriteria panjang standar berdasarkan SNI (lihat tabel 1).

7. Masukkan  induk  yang  telah  dipilih  ke  dalam  wadah

pemeliharaan induk secara terpisah.

C. Memberi Pakan

Agar  memperoleh  induk  matang  gonad  yang berkualitas, setiap hari induk wajib diberi pakan yang bergizi. Jenis pakan yang diberikan adalah pellet dengan kandungan protein sesuai SNI, yaitu :

Tabel Dua. Kandungan protein pellet yang dibutuhkan induk lele sesuai SNI

No

Jenis Induk

Kandungan Protein

(%)

Pemberian Pakan

Dosis

(% per hari)

Frekuensi

(kali/hari)

1.

Lele

> 30

3 ? 4

2 - 3

Prosedur kerja :

1.   Hitung  kebutuhan  pakan  berdasarkan  bobot  biomassa induk. Langkah-langkahnya sebagai berikut :

a. Mengambil sampel ikan yang akan dihitung bobot rata - ratanya. Sampel ikan yang diambil sesuai dengan SNI, yaitu minimal berdasarkan 30 ekor ikan sampel atau 10 % berdasarkan populasi.

b. Menimbang sampel ikan per individu. c.  Menghitung rata - rata bobot ikan.

d. Mengalikan  rata  -  rata  bobot  ikan  tersebut  dengan jumlah populasi ikan yang dipelihara.

E. Selanjutnya, mengalikannya dengan dosis pemberian pakan sesuai menggunakan SNI (lihat tabel 2 pada atas).

Dua.  Timbang jumlah kebutuhan pakan untuk sehari.

3.   Bagi  jumlah  pakan  yang  ditimbang  dengan  frekuensi pemberian pakan dalam sehari sesuai SNI (lihat tabel di atas). Misalkan frekuensi pemberian pakan 3 kali/hari berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00), siang (1Dua.00) dan sore (17.00), sedangkan kalau frekuensinya 2 kali/hari berarti pakan diberikan pada waktu pagi (07.00) dan sore (17.00).

4.   Tampung pakan yang akan diberikan ke dalam baskom plastik.

lima.   Tebarkan  pakan  sedikit  demi  sedikit  secara  merata  ke dalam  kolam  pemeliharaan  induk.  Apabila induk sudah tidak mau makan, maka pemberian pakan dihentikan dan

apabila pakan masih tersisa pakan diberikan dalam siang atau sore hari.

D. Mengelola Kualitas Air

Prosedur kerja :

1. Lakukan  pergantian  air  satu  kali  dalam  seminggu  atau apabila kualitas air sudah menurun sebanyak 50%, dengan cara membuka saluran pembuangan.

Dua. Lakukan pengukuran parameter kualitas air.

Tabel 3. Kisaran optimum parameter kualitas air sesuai SNI

No

Kisaran Optimum Parameter Kualitas Air

1.

Suhu : 25 - 30 °C

Dua.

pH : 6,5 - 8,5

3.

Oksigen terlarut : > 4 mg/l

4.

Kecerahan : 25 - 30 cm

lima.

Ammonia (NH3) : < 0,01 mg /l

a.  Pengukuran suhu (°C)

Frekuensi dan saat pengukuran suhu air dilakukan sinkron SNI yaitu menggunakan memakai thermometer pada permukaan dan dasar wadah menggunakan frekuensi 2 kali per hari dalam pagi jam 06.00 & siang jam 14.00. Prosedur pengukuran suhu :

1) Thermometer dikalibrasi terlebih dahulu.

2) Celupkan    thermometer    ke    dalam    air    kolam pemeliharaan yang     akan     diukur     suhunya. Thermometer dicelupkan sampai seluruh bagian thermometer  terendam  selama  ±  5  menit  dengan

cara  membelakangi  matahari  dan  hinberdasarkan  kontak langsung dengan tangan.

3) Angkat  thermometer  kemudian  amati  dan  baca angka yang ditunjukkan oleh skala thermometer.

4) Catat skala yg ditunjukkan, yg merupakan nilai suhu hasil pengukuran.

B. Pengukuran pH (derajat keasaman)

Frekuensi dan waktu pengukuran pH dilakukan sesuai dengan       SNI,   yaitu   dengan   menggunakan   kertas indikator            lakmus    atau    pH    meter.    Frekuensi pengukuran  dilakukan  dua  kali  per  hari  pada  jam

06.00 dan jam 14.00.

Prosedur pengukuran pH menggunakan pH meter :

1) Buka tutup pH meter.

Dua) Geser tombol yg masih ada dibagian atas pH meter & tunggu hingga angka yg ditunjukkan pH meter menampakan 0.0.

3) Celupkan  ujung  pH  meter  ke  dalam  air  kolam pemeliharaan  dan   tunggu   sampai   angka   yang terdapat pada pH meter stabil.

4) Amati & baca nomor yg ditunjukkan pH meter lalu catat.

Prosedur pengukuran pH menggunakan kertas lakmus:

1) Ambil   satu   lembar   kertas   lakmus   kemudian celupkan ke dalam air kolam budidaya.

Dua) Keringkan dengan cara mengangin-anginkan kertas lakmus sampai perubahan warna yg tertera dalam kertas lakmus tetap.

3) Cocokkan  kertas  lakmus  tersebut  dengan  warna standar  pada  pH  indikator  yang  sudah  diketahui nilai pHnya. Warna yang sesuai dengan warna yang ditunjukkan pH indikator adalah nilai pH yang diukur.

c.  Pengukuran oksigen terlarut (DO)

Pengukuran oksigen terlarut dengan menggunakan DO meter. Frekuensi pengukuran dilakukan dua kali per hari pada jam 06.00 dan jam 14.00.

Prosedur pengukuran DO :

1) Lakukan kalibrasi sebelum digunakan yaitu menggunakan menekan tombol nol dalam saat kalibrasi sensor tidak dipasang terlebih dahulu.

2) Celupkan   sensor   DO   meter   ke   dalam   media pemeliharaan.

3) Catat    angka    yang    tertera    pada    layar    yang merupakan hasil pengukuran.

D. Kecerahan

Untuk mengukur kecerahan air menggunakan secchi disk dengan satuan meter atau cm dilakukan setiap hari  pada  siang  hari  pukul  1Dua.00.  Cara pengukurannya, yaitu :

1) Masukkan sechi disk ke pada air yang akan diukur kecerahannya.

2) Turunkan  secara  perlahan  hingga  piringan  yang berwarna putih tidak tampak. Catat kedalaman air ketika pertama    kali    piringan    secchi    terlihat menghilang (nilainya H).

3) Naikkan pulang sechi disk secara perlahan ke atas.

Mencatat   kedalaman   air   ketika   pertama   kali piringan yang berwarna putih nampak (nilainya T).

4) Hitung nilai kecerahan (C) dengan rumus sebagai

berikut :

H T

C =

2

E. Memantau Kesehatan Induk Ikan

Prosedur   kerja   dalam   memantau   kesehatan   induk adalah sebagai berikut :

1. Lakukan pengamatan visual setiap hari untuk memeriksa adanya gejala penyakit yang menyerang induk ikan (kondisi ikan aktif atau berada dipermukaan air,   gerakan ikan agresif, tubuh ikan apakah terdapat penyakit).

Dua. Lakukan pencegahan penyakit pada ikan, dengan cara :

a. Membuat sistem pemasukan air yang ideal menggunakan sistem paralel.

b. Memberikan   pakan   cukup,   baik   kualitas   maupun kuantitas.

c.  Memindahkan   induk   setelah   dilakukan   pemijahan dengan cara hati - hati.

d. Menjaga   kualitas   air   dengan   melakukan   treatment probiotik secara teratur sebanyak 0,3 ppm setiap hari.

e.  Meningkatkan ketahanan tubuh induk melalui aplikasi imunostimulant  secara   teratur   seperti   vitamin   dan pemberian probiotik.

f.   Menggunakan  sistem  biosecurity  pada  area  budidaya untuk mencegah masuk dan menyebarnya patogen pada unit budidaya dengan cara membuat pagar keliling di area budidaya, memasang tempat cuci tangan dan foot bat di depan pintu masuk area budidaya, mencuci bersih peralatan kerja sebelum dan sesudah digunakan.

3. Ambil  ikan  yang  menunjukkan  gejala  terserang  penyakit dengan menggunakan serokan induk.

4. Obati ikan yang sakit memakai obat yang cocok dengan penyakit, dengan dosis sesuai SNI, yaitu obat - obatan : kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm, garam

500 - 1.000 mg/l menggunakan cara perendaman selama 24 jam dilakukan berulang - ulang sebesar tiga kali dengan selang saat sehari. Tahapan dalam pengobatan induk ikan yg terserang penyakit :

a. Menyiapkan wadah buat pengobatan berukuran 1 x 2 m. B. Mengisi air dengan tinggi 30 cm.

c. Sebelum    mengobati    ikan    sebaiknya    gunakan perlengkapan khusus seperti baju, sarung tangan dan masker.

D. Menyiapkan obat sinkron dengan penyakit ikan.

e.  Memasukkan aerasi ke dalam wadah pengobatan.

f.   Melarutkan obat ke dalam air dalam wadah pengobatan dengan dosis sesuai SNI.

G. Memasukkan induk ikan yang terserang penyakit.

lima. Karantina  induk  ikan  yang  terinfeksi  penyakit  sampai sembuh.

SUMBER:

http//pusdik.Kkp.Go.Id

PusdikKP, 201Dua. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

#Tag : Lele

MEMAHAMI TEKNIK PENEBARAN BENIH PADA PEMBESARAN IKAN LELE

A. Memilih Benih

Benih yang siap tebar merupakan benih yg ukuran tiga-lima cm dan lima-8 cm, benih ditebarkan menggunakan kepadatan per m2 bervariasi tergantung jenis biota yang akan dipelihara. Agar output berdasarkan aktivitas pembesaran memuaskan maka benih yang dipilih adalah benih yang unggul.

Ciri-karakteristik benih yang baik yaitu :

1. Mempunyai ukuran yg seragam

dua. Sehat & tidak cacat atau luka

tiga. Bergerak aktif dan lincah

Cara menguji respon benih yg sehat yaitu:

1. Alirkan  air  ke  wadah  pemeliharaan  atau  penampungan kemudian amati, benih yang sehat akan bergerak melawan arus

2. Saat pemberian pakan benih yang sehat akan responsive yaitu dengan menghampiri pakan menggunakan cepat saat pakan diberikan

tiga. Benih yg sehat akan menyebar atau menjauhi asal gangguan bila ada gangguan

Tabel 1. Kriteria Benih lele yang baik menurut SNI: 01-6484.2-

2000

Kriteria

Satuan

Pendederan

I

Pendederan

II

Pendederan

III

Pendederan

IV

Lama pemeliharaan

Hari

20

40

lima4

7lima

Panjang Total

Cm

0,7lima-1

1-3

tiga-lima

lima-8

Bobot Minimal

Gram

1

2,lima

lima

10

Keseragaman

Ukuran

%

>7lima

>7lima

>7lima

>7lima

Keseragaman

Warna

%

100

>90

>90

>90

B. Aklimatisasi

Sebelum benih ditebar ke pada kolam maka perlu dilakukan aklimatisasi terlebih dahulu. Tujuannya yaitu buat menyesuaikan suhu dalam kantong dengan suhu kolam pemeliharaan supaya benih ikan yang ditebar nir stress karena terjadi disparitas suhu yang mendadak. Proses aklimatisasi suhu adalah menjadi berikut:

1. Meletakkan kantong packing yg berisi benih ke dalam kolam tempat benih akan ditebar.

2. Biarkan  kantong  packing  mengapung  di  permukaan  air selama 10-1lima menit atau sampai kantong berembun.

Tiga. Jika kantong telah berembun itu adalah tanda bahwa suhu kantong dan suhu kolam relatif sama & tutup kantong dapat dibuka.

C.  Penebaran Benih

Penebaran benih dilakukan ketika suhu air rendah kolam masih rendah yaitu dalam pagi hari antara pukul 06.00 ? 07.00 atau pada sore hari pada atas pukul 16.00. Tujuannya supaya benih

nir stres akibat suhu tinggi. Benih yang ditebar terlalu siang bisa menjadi stres dampak kepanasan. Berikut merupakan cara benebaran benih;

1. Membuka   tutup   kantong   packing   benih   yang   sudah berembun

2. menggulung  kantong  plastik  packing  sampai  mendekati permukaan air kantong

3. Percikkan air kolam sedikit demi sedikit ke pada kantong menggunakan memakai tangan

4. Miringkan   kantong   packing   sampai   sebagian   kantong tenggelam

lima. Biarkan benih keluar dengan sendirinya. Setelah terlihat benih       berani   berenang   keluar   kantong   sendiri      itu merupakan tanda bahwa kondisi air pada kantong sudah relative sama dengan air pada kolam.

Pada awal pemeliharaan, ketinggian air dipertahankan minimal 70 cm, dan bila masa pemeliharaan telah telah mencapai dua bulan ketinggian air dinaikan, sehingga menjelang pemeliharaan empat bulan ketinggian diusahakan mencapai 1,lima m.

Khusus penebaran benih di KJA benih di tebar pada dalam hapa buat memudahkan pengontrolan dan pada biasanya mata jaring KJA berukuran akbar sehingga jika langsung dilepas maka ikan akan lolos menurut jaring.

Tabel 2. Standar penebaran ikan lele

Padat

Tebar

Satuan

P I

P II

P III

P  IV

PB 1

PB 2

Lele

ekor/m2

100

lima0

2lima

20

10-1lima

tiga-lima

Ukuran minimum

cm

0,7lima-1

1-3

tiga-lima

lima-8

10-1lima

100-1lima0

Cara mengukur  panjang  total  ikan  menurut SNI: 01-

6484.4-2000 yaitu dengan membentangkan tubuh ikan kemudian ukur ikan mulai menurut ujung verbal sampai ujung ekor menggunakan jangka sorong atau penggaris yg dinyatakan pada satua centimater atau millimeter.

SUMBER:

http//pusdik.Kkp.Go.Id

PusdikKP, 2012. Modul Teaching Factory "Pembesaran Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan & Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

#Tag : Lele

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

Budidaya lele dumbo (Clarias gariuphinus) memang agak rumit. Karena ikan ini tidak bisa memijah secara alami seperti nila dan ikan mas. Pemijahan hanya bisa dilakukan secara buatan, atau dengan istilah lain kawin suntik. Meski agak rumit, budidaya lele dumbo telah lama berhasil dikembangkan di Indonesia. Budiadaya lele dumbo dilakukan dalam beberapa tahapan.

Pematangan Gonad

Pematangan gonad lele dumbo dilakukan pada kolam tanah. Caranya, siapkan kolam berukuran 50 m2; keringkan selama dua ? 4 hari & perbaiki semua bagian kolam; isi air setinggi 50 ? 70 cm dan alirkan secara kontinyu; masukan 300 ekor induk ukuran 0,7 ? 1,0 kg; beri pakan tambahan berupa pellet spesifik lele dumbo sebesar 3 persen setiap hari. Catatan : induk jantan betina dipelihara terpisah.

Pematangan pada bak

Pematangan gonad pula sanggup dilakukan pada bak. Caranya, siapkan bak tembok ukuran panjang 6 m, lebar 4 m & tinggi 1 m; keringkan selama dua ? 4 hari; isi air setinggi 80 ? 100 cm & alirkan secara kontinyu; masukan 100 ekor induk; beri pakan tambahan (pelet) sebanyak 3 %/hari. Catatan : induk jantan & betina dipelihara terpisah.

Seleksi

Seleksi induk lele dumbo dilakukan menggunakan melihat indikasi-indikasi dalam tubuh. Tanda induk betina yg matang gonad : perut gendut; tubuh relatif kusam; gerakan lamban & lubang kelamin kemerahan. Tanda induk jantan : gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya; lubang kelamin kemerahan, relatif membengkak & berbintik putih.

Pemijahan alami

Lele dumbo bisa dipijahkan secara alami. Caranya, siapkan bak berukuran panjang dua m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama dua ? 4 hari; isi air setinggi 30 centimeter dan biarkan mengalir selama pemijahan; pasang hapa halus sesuai berukuran bak; masukan ijuk secukupnya; masukan 1 ekor induk betina yang sudah matang gonad pada siang atau sore hari; masukan juga 1 ekor induk jantan; biarkan memijah; esok harinya, tangkap ke 2 induk dan abaikan telur menetas pada loka itu.

Pemijahan protesis

Hasil pemijahan alami lele dumbo umumnya kurang memuaskan. Jumlah telur yg keluar nir poly. Agar telur bisa seluruhnya, maka dilakukan pemijahan buatan, atau dengan kawin suntik. Sistem ini relatif rumit & memerlukan keahlian khusus. Dua langkah kerja yang wajib dilakukan pada sistem ini, yaitu penyuntikan, pengambilan sperma dan pengeluaran telur.

Penyuntikan dengan ovaprim

Penyuntikan adalah kegiatan memasukan hormon perangsang ke tubuh induk betina. Hormon perangsang yang umum digunakan adalah ovaprim. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; sedot 0,3 mll ovaprim untuk setiap kilogram induk; suntikan ke dalam tubuh induk tersebut; masukan induk yang sudah disuntik ke dalam bak lain dan biarkan selama 10 jam.

Penyuntikan dengan hypopisa

Penyuntikan mampu juga dengan ekstrak kelenjar hypopisa ikan mas atau lele dumbo. Caranya, siapkan induk betina yang sudah matang gonad; siapkan 1,5 kg ikan mas berukuran 0,lima kg; pangkas ikan mas tersebut secara vertikal tepat pada belakang tutu insang; potong bagian ketua secara horizontal tepat di bawah mata; buang bagian otak; ambil kelenjar hypopisa; masukan ke pada gelas penggerus dan hancurkan; masukan 1 cc aquabides dan aduk rata hingga homogen; sedot larutan hypopisa itu; suntikan ke dalam tubuh induk betina; masukan induk yang telah disuntik ke bak lain & abaikan selam 10 jam.

Pengambilan sperma

Setengah jam sebelum pengeluaran telur, sperma wajib disiapkan. Caranya, tangkap 1 ekor induk jantan yang sudah matang kelamin; pangkas secara vertikal tepat pada belakang tutup insang; keluarkan darahnya; gunting kulit perutnya, mulai berdasarkan anus sampai belanag tutup insang; buang organ lain pada perut; ambil kantung sperma; bersihkan kantung sperma menggunakan tisu sampai kemarau; hancurkan kantung sperma menggunakan cara menggunting bagian yg paling poly; peras spermanya supaya keluar & masukan ke pada cangkir yang telah diisi 50 ml (1/2 gelas) aquabides; campurkan dan kocok hingga homogen.

Pengeluaran telur

Pengeluaran telur dilakukan sehabis 10 jam dari penyuntikan, tetapi 9 jam sebelumnya dilakukan pengecekan. Cara pengeluaran telur : siapkan tiga butir baskom plastik, sebotol Natrium chlorida (inpus), sebuah bulu ayam, kain lap dan tisu; tangkap induk menggunakan sekup net; keringkan tubuh induk menggunakan lap; kemasan induk menggunakan lap dan biarkan lubang telur terbuka; pegang bagian kepala sang satu orang dan pegang bagian ekor sang yang lainnya; pijit bagian perut ke arah lubang telur; tampung telur pada baskom plastik; campurkan larutan sperma ke dalam telur; aduk rata hingga rata menggunakan bulu ayam; masukkan Natrium chrorida & aduk rata sampai homogen; buang cairan itu supaya telur-telur higienis menurut darah; telur siap ditetaskan.

Penetasan

Penetasan telur lele dumbo dilakukan pada bak tembok. Caranya, siapkan sebuah bak tembok ukuran panjang 2 m, lebar 1 m dan tinggi 0,4 m; keringkan selama 2 ? 4 hari; isi bak tersebut menggunakan air setinggi 30 centimeter dan abaikan alirkan air selama penetasan; pasang hapa halus yang ukurannya sama dengan bak; beri pemberat supaya hapa karam (misalnya kawat behel yang diberi selang atau apa saja); tebarkan telur hingga merata ke semua bagian atas hapa; abaikan telur menetas dalam 2 ? Tiga hari.

Pendederan I

Pendederan pertama dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 500 m2; keringkan selama 4 ? 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 centimeter & tinggi 10 centimeter; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama lima hari (air nir dialirkan); tebar 50.000 ekor larva dalam pagi hari; sehabis 2 hari, beri 1 ? Dua kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sesudah berumur tiga minggu.

Pendederan II

Pendederan kedua juga dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 500 m2; keringkan 4 ? Lima hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm & tinggi 10 centimeter; ratakan tanah dasar; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 centimeter dan rendam selama lima hari (air nir dialirkan); tebar 30.000 ekor benih output pendederan I (telah diseleksi); beri dua ? 4 kg tepung pelet atau pelet yg sudah direndam setiap hari; panen benih dilakukan sehabis berumur sebulan.

Pendederan III

Pendederan ketiga dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 500 m2; keringkan 4 ? Lima hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalirnya; ratakan tanah dasarnya; tebarkan dua karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 20.000 ekor output berdasarkan pendederan II (sudah diseleksi); beri 4 - 6 kg pelet mini (khusus lele); panen benih dilakukan sebulan kemudian.

Pembesaran

Pembesaran lele dumbo dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan sebuah kolam berukuran 200 m2; perbaiki semua bagiannya; tebarkan 4 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 - 60 cm dan rendam selama lima hari; masukan 10.000 ekor benih hasil seleksi menurut pendederan III; beri pakan 3 % setiap hari, 3 kg di awal pemeliharaan & bertambah terus sesuai dengan berat ikan; alirkan air secara kontinyu; lakukan panen sehabis 2 bulan. Sebuah kolam dapat membuat ikan konsumsi berukuran 125 gr sebanyak 400 ? 500 kg.

SUMBER:

http://bdp-unhalu.Blogspot.Com

http://agusrochdianto.Wordpress.Com

http://ebookbrowsee.net

#Tag : Lele

BUDIDAYA IKAN LELE TEKNOLOGI BIOFLOK (EFISIENSI PAKAN)

SUMBER:

DUB-DJPB, 2014. Leaflet Budidaya Ikan Lele Teknologi Bioflok (Efisiensi Pakan) di download dari website Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya pada laman http://www.djpb.kkp.go.id/download/Lele%20Biofloc2.pdf

#Tag : Lele