Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tampilkan postingan dengan label Gabus. Tampilkan semua postingan

BUDIDAYA IKAN GABUS

Ikan gabus. Hampir seluruh orang tahu. Lantaran mereka sudah merasakan kelezatannya. Ikan inipun mudah sekali didapat, mampu dibeli di pasar, bahkan di warung-warung kurang lebih tempat tinggalnya. Namun apakah mereka memahami berasal-usul ikan tadi. Tentu saja nir semua orang memahami, termasuk cara budidayanya. Inilah yang akan dikupas dalam artikel ini.

Soal asal usul. Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.

Lalu soal cara budidaya ikan gabus. Ternyata ikan inipun nir susah. Tidak perlu dengan pemijahan protesis, cukup dengan pemijahan alami. Tentu saja hal ini ditimbulkan lantaran ikan gabus sudah akrab dengan perairan kita. Salah satu instansi perikanan yang telah berhasil merupakan Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Kalimantan Selatan. Artikel inipun diambil menurut galat satu leafletnya.

Namun sebelum mengupas mengenai cara budidayanya, alangkah lebih baiknya kita memahami dulu mengenai biologinya, terutama habitat, norma hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan pada rawa-rawa wilayah pedalaman, hidup pada dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan mini yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah dalam animo hujan berdasarkan Bulan Oktober hingga Desember.

Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies :Channa striata; sinonim denganOphiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish.

Beda jantan dan betina

Jantan & betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-indikasi pada tubuh. Jantan ditandai menggunakan ketua lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah & apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai menggunakan ketua membulat, rona tubuh lebih terperinci, perut mengembang dan lembek, apabila diurut keluar telur. Induk jantan & harus sudah mencapai 1 kg.

Pemijahan

Pemijahan dilakukan pada bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton berukuran panjang lima m, lebar tiga m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 ? 4 hari; masukan air setinggi 50 centimeter dan abaikan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan jua 30 ekor induk jantan; abaikan memijah; ambil telur menggunakan sekupnet halus; telur siap buat ditetaskan.

Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung pada permukaan air. Satu ekor induk betina mampu membuat telur sebesar 10.000 ? 11.000 buah.

Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.

Pemeliharaan larva

Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas sampai berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan lima ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara pada akuarium lain. Pada umur dua hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia menggunakan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur lima hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan residu pakan & mengganti dengan air baru sebesar 50 %. Penyiponan dilakukan tiga hari sekali, tergantung kualitas air.

Pendederan

Pendederan I ikan gabus dilakukan pada kolam tanah. Caranya : siapkan kolam berukuran 200 m2; keringkan selama 4 ? Lima hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 centimeter dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 - 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air dengan tinggi 40 cm dan rendam selama lima hari (air nir dialirkan); tebar 4.000 ekor larva dalam pagi hari; sesudah 2 hari, beri 1 ? Dua kg tepung pelet atau pelet yang sudah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

SUMBER:

http://bdp-unhalu.Blogspot.CoM

http://agusrochdianto.Wordpress.Com

http://ebookbrowsee.Net

#Tag : Gabus