Ikan Neon Tetra merupakan ikan hias air tawar yang berasal berdasarkan wilayah Amazon, dekat perbatasan Peru. Di alam aslinya ikan ini bersifat omnivora. Warna tubuhnya sangat indah & bercahaya menggunakan punggung hijau lembut, strip biru jelas di sepanjang tubuh, perutnya putih & antara pangkal ekor ke atas berwarna merah menyala serta sirip transparan. Ikan ini berukuran kecil, dengan panjang aporisma tiga centimeter, dan hidup berkelompok.
Tahapan kegiatan pada budidaya ikan hias meliputi pemeliharaan induk, pemijahan induk, pemeliharaan larva hingga berukuran pasar, dan panen dan pengangkutan. Ikan Neon Tetra dapat dipelihara dan dipijahkan pada pada akuarium. Pemeliharaan induk ikan Neon Tetra dilakukan terpisah antara induk jantan & induk betina. Hal ini dilakukan buat menghindari pemijahan secara liar, sebagai akibatnya buat pemeliharaan induk dipersiapkan dua set akuarium. Satu set akuarium buat pemeliharaan induk betina & set yg lain untuk induk jantan.
Memilih induk adalah termin krusial dan turut memilih keberhasilan pemijahan ikan neon tetra. Induk jantan & betina ikan neon tetra memiliki karakteristik-ciri yg tidak selaras. Ikan Neon Tetra mempunyai karakteristik khas berupa warna biru menyala dalam tubuhnya mulai dari ujung lisan hingga ke pangkal ekor. Neon Tetra jantan mempunyai warna biru menyala lurus mendatar dan tubuh yang lebih ramping, sedangkan betinanya mempunyai rona biru menyala nir lurus (bengkok) & perut besar . Ukuran induk Neon Tetra bisa mencapai tiga cm & sudah mulai sanggup dipijahkan dalam ukuran dua,5 cm pada ketika berumur 6-7 bulan. Ada beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan pada menentukan induk yang akan dipelihara yang meliputi gerakan, kesehatan, warna, bentuk tubuh, garis neon biru, panjang tubuh, berat & umur ikan seperti tercantum pada tabel 1.
Ikan yg sehat adalah ikan yg gerakan, konduite & morfologi yg normal sinkron dengan biologi ikan itu sendiri. Induk jantan beranjak lebih lincah dibandingkan dengan induk betina. Tabel dibawah ini menampilkan ciri-karakteristik induk ikan neon tetra jantan & betina dalam hal gerakan, warna, kesehatan, bentuk tubuh berikut garis neon biru, berat dan panjang homogen-homogen, & umur induk.

Induk-induk ikan neon tetra perlu dipelihara terlebih dulu agar mencapai matang gonad atau apabila sudah memijah memerlukan saat buat pemulihan dan pematangan gonad balik . Induk yang sebelumnya telah dipilih dan dipisahkan berdasarkan kelamin & kesehatannya kemudian dipelihara secara terpisah antara jantan & betina pada akuarium yang tidak sama. Pemeliharaan induk secara terpisah ini perlu dilakukan paling tidak 2 minggu sebelum ikan dipijahkan sehingga induk benar-benar matang gonad & bisa memijah.
PENYIAPAN AKUARIUM PEMELIHARAAN
Wadah yg digunakan untuk pemeliharaan induk ikan neon tetra merupakan akuarium ukuran (p x l x t) 100 x 50 x 35 cm. Sebelum digunakan akuarium wajib dibersihkan terlebih dahulu. Membersihkan akuarium ini bertujuan buat membunuh kuman-kuman yang berpotensi menjadi agen penyakit ikan yang akan dipelihara & menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu dalam pemeliharaan ikan.
Akuarium dibersihkan dengan cara menyikat seluruh dinding menggunakan sikat dan sabun hingga bersih lalu dibilas dengan air bersih 2-3 kali, kemudian dilap menggunakan kain atau spons kemarau. Akuarium yang sudah higienis dapat segera dipakai buat pemeliharaan ikan, tetapi apabila tidak akan segera dipakai akuarium bersih tersebut disimpan di rak dalam keadaan tengkurap.
Media pemeliharaan ikan Neon Tetra adalah air tawar. Air yg baik buat pemeliharaan ikan tersebut adalah air sumur atau air permukaan yg telah diendapkan selama 3 ? 5 hari di pada tandon. Air yang sudah diendapkan selama itu selanjutnya diklaim menggunakan air tendon lama . Akuarium diisi dengan air tandon lama dengan tinggi 25 cm sehingga volume media pemeliharaan sebesar 125 liter pada tiap akuarium.
Pengisian air ke pada akuarium bisa memakai gayung atau selang. Akuarium yang telah berisi air siap dipakai buat memelihara induk sesudah diberi aerasi. Pemasangan aerasi dilakukan menggunakan memasukkan selang berdiameter 0.Lima centimeter yg telah diberi batu aerasi, lalu selang dihubungkan dengan instalasi udara yg tersedia.
Nomor : 20 Tahun 2014 |
Selang aerasi umumnya diberi pengatur udara supaya gelembung udara yg keluar bisa disesuaikan menggunakan kebutuhan.
PENEBARAN INDUK
Selama masa pemeliharaan, induk ikan neon tetra jantan dan betina dipelihara dalam akuarium terpisah buat menghindari terjadinya pemijahan liar. Masing-masing induk ditebar menggunakan kepadatan 200 ekor per akuarium. Penebaran ikan dimulai dengan melakukan aklimatisasi kemudian melepas ikan ke wadah pemeliharaan induk.
Wadah penampungan ikan yang digunakan buat menentukan & memisahkan jantan dan betina (Lihat KB 1) mempunyai kualitas air yang berbeda menggunakan media pemeliharaan yang telah disiapkan, oleh karena itu diharapkan aklimatisasi. Aklimatisasi ini dimaksudkan untuk menyesuaikan ikan dengan kondisi media pemeliharaan, terutama suhu air. Cara aklimatisasi merupakan dengan mengapungkan kantung induk pada permukaan media pemeliharaan induk selama lima mnt atau sampai suhu air dalam kantung ikan sama menggunakan suhu media pemeliharaan. Kemudian kantung ikan dimiringkan supaya ikan bisa lepas sendiri ke media pemeliharaan.
PEMBERIAN PAKAN
Ikan akan tumbuh & berkembang biak bila mendapatkan pakan yg relatif jumlah & nutrisinya, oleh karena itu ikan yang dipelihara harus diberi makan yg sinkron. Selama pemeliharaan induk pakan yg diberikan harus sesuai jumlah & kandungan nutrisinya dengan kebutuhan ikan. Pakan yg diberikan pada induk ikan neon tetra merupakan pakan hidup. Pakan tersebut bisa berupa kutu air (Daphnia sp. Atau Moina sp.), cacing sutra (Oligochaeta) dan cu merah atau jentik nyamuk (larva Chironomus sp). Pakan diberikan secara ad libitum (hingga kenyang) menggunakan frekuensi dua kali sehari yaitu pada pagi & sore hari. Sebelum diberikan pakan hidup tadi wajib dicuci menggunakan menggunakan air higienis agar kotoran/lumpur juga bibit penyakit hilang sehingga pakan bisa diberikan pada keadaan higienis.
PENGELOLAAN AIR
Selama pemeliharaan ikan, media pemeliharaan akan mengalami penurunan kualitas dampak menumpuknya sisa-residu pakan dan feses (kotoran) ikan. Kualitas air dapat dipertahankan menggunakan cara penyiponan residu pakan & feses ikan yang mengendap pada dasar akuarium setiap hari yg diikuti dengan pergantian air. Metode penyiponan adalah pengambilan kotoran & air dengan memanfaatkan gravitasi bumi dan indera berupa selang plastik. Untuk memfungsikan sistim sipon, tambahkan satu ujung selang ke air dalam wadah yg akan disipon menggunakan lisan selang tertutup jari dan ujung lainnya dijatuhkan ke tempat yang lebih rendah berdasarkan kedudukan wadah. Air akan mengalir begitu tutup selang dibuka menarik kotoran yg terdekat. Untuk memudahkan pencucian kotoran yg melekat pada dasar wadah ujung selang diberi sikat mini .
Pergantian air dilakukan buat mengembalikan volume air wadah yang berkurang dampak penyiponan & menambahkan air baru yg lebih bersih sehingga kualitas air balik menjadi layak bagi ikan. Pergantan air dilakukan sebesar 30% & 50% volume media secara bergantian setiap hari. Jika hari ini dilakukan pergantian air sebanyak 30% maka esok harinya pergantian air sebanyak 50% dan seterusnya. Setiap pergantian sebesar 50% volume air bisa dimasukkan garam sebesar 98,5 gram (segenggam tangan orang dewasa) yg bertujuan buat mencegah terjadinya penyakit dalam ikan yang dipelihara. Air yg dibubuhi ke dalam wadah pemeliharaan adalah air tandon usang. Untuk menjaga ketersediaan oksigen pada air maka pemberian aerasi harus dilakukan secara terus-menerus.
PENCEGAHAN HAMA DAN PENYAKIT
Selama pemeliharaan tak jarang induk terserang sang penyakit. Penyakit tadi bisa dibawa sang ikan itu sendiri, melalui air atau melalui pakan. Untuk mencegah terjadinya penyakit dapat dilakukan dengan cara monitoring atau pemeriksaan secara rutin terhadap ikan yg dipelihara setiap hari. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pemeriksaan kesehatan ikan adalah: (1) mengamati bagian ekor buat melihat ada tidaknya tanda-tanda berupa bintik putih, (2) mengamati rona tubuh buat melihat terdapat tidaknya perubahan warna, (tiga) mengamati terdapat atau nir adanya kelainan gerakan renang ikan (4) mengamati respons ikan terhadap pemberian pakan.
Penyakit yg biasa menyerang induk Neon Tetra adalah bintik putih (white spot), buluk (velvet disease) & jadur. Penyakit bintik putih menyerang permukaan tubuh ikan (eksternal) yaitu dalam bagian kulit/sisik dan sirip.
Penyakit ini ditandai dengan munculnya bintik-bintik putih dalam bagian yang terserang. Penyakit buluk menyerang permukaan tubuh yaitu pada bagian kulit/sisik & sirip yg ditandai menggunakan kurang cerahnya rona tubuh ikan. Penyakit jadur ditandai dengan menonjolnya bagian rahang & lisan ikan.
Obat-obatan yang dipakai merupakan garam, pura (Furazolidon), & blitz icht (atau Raid All buat Ich). Untuk penyakit bintik putih diatasi menggunakan memakai 6 tetes blitz icht, buat pencegahan diberi 4 tetes saja. Untuk penyakit buluk diatasi dengan garam 98.5 gram & dua.Lima gr pura yg ditambahkan ke dalam media pemeliharaan induk.
Penyakit jadur diatasi dengan bubuk kapsul Thiamphenikol sebanyak 1 kapsul. Dalam pengobatan penyakit, air dalam akuarium dikurangi sebanyak 50% volume air, dan ikan dipuasakan selama 3 hari. Bila ikan masih sakit beri makan dalam jumlah sedikit saja.SUMBER:
Sudrajat A. Oman, 2003. Modul Pemeliharaan Induk Ikan Tetra. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Ahmad Fadly, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Pi) di Tejar Akuarium Sawangan Depok.
Aloa Yudha Satia, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Hi) pada Sawangan Depok.
Indri Sri Anggraeni, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra (Paracheisodon innesi) di CV. Citra Mina FF Sawangan Bogor.
Jumriati, 2003. Pembenihan Ikan Neon Tetra pada Sawangan Depok.
Lesmana, D. S, dan I. Dermawan. 2001. Budidaya Ikan Hias Air Tawar Populer. Penebar Swadaya.
Lukman Nur Hakim. 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra Merah (Paracheisodon innesi) di CV Citra Mina FF. Sawangan Depok.
Sabtunah, 2002. Pembenihan Ikan Neon Tetra di CV Citra Mina FF Sawangan Depok.
Wahyuni, S., dan A. Fauzi. 2000. Ikan Hias Air tawar : Red Phantom Tetra. Penebar Swadaya.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |
