Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

1. Alasan Melakukan Pembenihan

Benih bandeng (nener) adalah salah satu sarana produksi yg primer pada usaha budidaya bandeng pada tambak. Perkembangan Teknologi budidaya bandeng pada tambak dirasakan sangat lambat dibandingkan menggunakan bisnis budidaya udang. Faktor ketersediaan benih adalah keliru satu kendala dalam menaikkan teknologi budidaya bandeng. Selama ini produksi nener alam belum mampu buat mencukupi kebutuhan budidaya bandeng yg terus berkembang, sang karenanya peranan bisnis pembenihan bandeng dalam upaya buat mengatasi kasus kekurangan nener tersebut sebagai sangat krusial. Tanpa mengabaikan arti penting pada pelestarian alam, pengembangan daerah, penyediaan dukungan terhadap pembangunan perikanan khususnya & pembangunan nasional umumnya, kegiatan pembenihan bandeng pada hatchery harus diarahkan buat tidak sebagai penyaing bagi aktivitas penangkapan nener pada alam. Diharapkan produksi benih nener di hatchery diarahkan untuk mengimbangi selisih antara permintaan yang terus semakin tinggi dan pasok penangkapan di alam yg diduga akan menurun.

Teknologi produksi benih di hatchery telah tersedia dan dapat diterapkan baik dalam suatu Hatchery Lengkap (HL) maupun Hatchery Sepenggal (HS) seperti Hatchery Skala Rumah Tangga (HSRT). Produksi nener di  hatchery sepenggal dapat diandalkan. Karena resiko kecil, biaya rendah dan hasil memadai. Hatchery sepenggal sangat cocok dikembangkan di daerah miskin sebagai salah satu upaya penaggulangan kemiskinan bila dikaitkan dalam pola bapak angkat dengan hatchery lengkap (HL). Dilain pihak, hatchery lengkap (HL) dapat diandalkan sebagai produsen benih bandeng (nener) yang bermutu serta tepat musim,  jumlah dan harga. Usaha pembenihan bandeng di hatchery dapat mengarahkan kegiatan budidaya menjadi kegiatan yang mapan dan tidak terlalu dipengaruhi kondisi alam serta tidak memanfaatkan sumber daya secara berlebihan. Dalam siklusnya yang utuh, kegiatan budidaya bandeng yang mengandalkan benih hatchery bahkan dapat mendukung kegiatan pelestarian sumberdaya baik melalui penurunan terhadap sumber daya benih species lain yang biasa terjadi pada penangkapan nener di alam maupun melalui penebaran di perairan pantai (restocking).

Disisi lain, perkembangan hatchery bandeng pada tempat pantai dapat dijadikan titik tumbuh aktivitas ekonomi pada rangka pengembangan wilayah dan penyerapan tenaga kerja yg mengarah dalam pembangunan berwawasan lingkungan. Pada giliranya, energi yg terserap pada hatchery itu sendiri selain berlaku sebagai produsen pula berlaku sebagai konsumen bagi kebutuhan kegiatan sehari-hari yg dapat mendorong kegiatan ekonomi warga kurang lebih hatchery.

2.   PERSYARATAN LOKASI

Pemilihan loka perbenihan bandeng harus mempertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan menggunakan lokasi. Hal-hal yg perlu diperhatikan dalam persyaratan lokasi adalah menjadi berikut:

1) Status tanah dalam kaitan menggunakan peraturan wilayah dan kentara sebelum hatchery dibangun.

Dua) Mampu menjamin ketersediaan air & pengairan yg memenuhi persyaratan mutu yang ditentukan;

- Pergantian air minimal; 200 % per hari.

- Suhu air, 26,5-310C.

- PH; 6,5-8,5.

- Oksigen larut; 3,0-8,lima ppm.

- Alkalinitas 50-500ppm.

- Kecerahan 20-40 cm (cahaya matahari sampai ke dasar pelataran).

- Air terhindar berdasarkan polusi baik polusi bahan organik juga an organik.

3) Sifat-sifat perairan pantai pada kaitan dengan pasang surut dan pasang arus perlu diketahui secara rinci.

4) Faktor-faktor biologis seperti kesuburan perairan, rantai makanan, species secara umum dikuasai, eksistensi predator dan kompetitor, dan penyakit endemik harus diperhatikan lantaran mampu mengakibatkan kegagalan proses produksi.

3.   SARANA DAN PRASARANA

1) Sarana Pokok

Fasilitas utama yang dimanfaatkan secara pribadi buat kegiatan produksi merupakan bak penampungan air tawar & air bahari, laboratorium basah, bak pemeliharaa larva, bak pemeliharaan induk & inkubasi telur dan bak pakan alami.

A. Bak Penampungan Air Tawar dan Air Laut.

Bak penampungan air (reservoir) dibangun dalam ketinggian sedemikian rupa sebagai akibatnya air dapat didistribusikan secara gravitasi ke dalam bak-bak dan wahana lainnya yang memerlukan air (laut, tawar bersih). Sistim pipa pemasukkan & pembuangan air perlu dibangun pada bak pemelihara induk, pemeliharaan larva, pemeliharan pakan alami, laboratorium kering & basah serta saran lain yang memerlukan air tawar dan air bahari dan udara (aerator). Laboratorium basah sebaiknya dibangun berdekatan dengan bangunan pemeliharaan larva & banguna kultur murni plankton serta diatur menghadap ke kultur masal plankton & dilengkapi dengan sistim pemipaan air tawar, air laut & udara.

B. Bak Pemeliharaan Induk

Bak pemeliharaan induk berbentuk empat persegi panjang atau bulat menggunakan kedalaman lebih menurut 1 meter yg sudut-sudutnya dibentuk lengkung dan dapat diletakkan di luar ruangan pribadi mendapat cahaya tanpa dinding.

C. Bak Pemeliharan Telur

Bak perawatan telur terbuat dari akuarium kaca atau serat kaca dengan daya tampung lebih menurut 2.000.000 buah telur pada kepadatan 10.000 buah per liter.

D. Bak Pemeliharaan Larva

Bak pemeliharaan larva yg berfungsi jua menjadi bak penetasan telur bisa terbuat dari serat kaca juga konstruksi beton, usahakan berwarna agak gelap, berukuran (4x5x1,5) m3 dengan volume 1-10 ton berbentuk bundar atau bujur sangkar yg sudut-sudutnya dibuat lengkung dan diletakkan di dalam bangunan beratap tembus cahaya tanpa dinding balik . Untuk mengatasi penurunan suhu air dalam malam hari, bak larva diberi penutup berupa terpal plastik untuk menyangga atap plastik, dapat digunakan bentangan kayu/bambu.

e. Bak Pemeliharaan Makanan Alami, Kultur Plankton Chlorella sp dan Rotifera.

Bak kultur plankton chlorella sp disesuaikan dengan volume bak pemeliharaan larva yang terbuat dari serat kaca maupun konstruksi beton ditempatkan di luar ruangan yang dapat langsung mendapat cahaya matahari. Bak perlu ditutup dengan plastik transparan pada bagian atasnya agar cahaya juga bisa masuk ke dalam bak untuk melindungi dari pengaruh air hujan.

a)  Bak kultur chlorella

         b) Tabung loka kultur rotifera

Kedalamam bak kultur chlorella sp harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga penetrasi cahaya matahari dapat dijamin mencapai dasar tangki. Kedalaman air dalam tangki disarankan tidak melebihi 1 meter atau 0,6 m, ukuran bak kultur plankton chlorella sp adalah (20 x 25 x 0,6)m3. Bak kultur rotifera terbuat dari serat kaca maupun konstruksi beton yang ditempatkan dalam bangunan beratap tembus cahaya tanpa dinding. Perbandingan antara volume bak chlorella, rotifera dan larva sebaliknya 5:5:1.

2) Sarana Penunjang

Untuk menunjang perbenihan wahana yang diharapkan merupakan laboratorium pakan alami, ruang pompa,air blower, ruang packing, ruang genset, bengkel, tunggangan roda 2 & roda empat dan gudang (ruang pentimpanan barang-barang opersional) wajib tersedia sesuai kebutuhan dan memenuhi persyaratan & ditata buat mengklaim kemudahan dan keselamatan kerja.

a. Laboratorium pakan alami seperti laboratorium fytoplankton berguna sebagai tempat kultur murni plankton yang ditempatkan pada lokasi dekat hatchery yang memerlukan ruangan suhu rendah yakni 22~25 0C.

B.Laboratorium kering termasuk laboratorium kimia/mikrobialogi sebaiknya dibangun berdekatan menggunakan bak pemeliharaan larva berguna sebagai bangunan stok kultur dan penyimpanan plankton menggunakan suhu sekitar 22~25 0C serta pada ruangan. Untuk aktivitas yg berkaitan menggunakan pemasaran output dilengkapi dengan fasilitas ruang pengepakan yang dilengpaki menggunakan sistimpemipaan air tawar & air laut, udara serta sarana lainnya misalnya peti kedap air, kardus, bak plastik, karet & oksigen murni. Alat angkut roda 2 & empat yang berfungsi buat memperlancar pekerjaan dan pengangkutan hasil benih wajib tersedia tetap pada keadaan baik dan siap pakai. Untuk pembangkit tenaga listrik atau penyimpanan peralatan dilengkapi menggunakan fasilitas ruang genset dan bengkel, ruang pompa air & blower, ruang pendingin dan gudang.

Tiga) Sarana Pelengkap

Sarana pelengkap dalam kegiatan perbenihan terdiri dari ruang kantor, perpustakaan, alat tulis menulis, mesin ketik, komputer, ruang serbaguna, ruang makan, ruang pertemuan, loka tinggal staf & karyawan.

Sumber:

Tristian, 2011. Budidaya Ikan Bandeng (Chanos chanos): Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: