PENGGUNAAN KARAMBA JARING APUNG
Pendederan benih kerapu umumnya dilakukan pula pada karamba yg dipasang pada dasar perairan pantai yg dangkal atau pada perairan hutan bakau. Pada umumnya benih-benih ikan kerapu mengalami dua kali masa pendederan, walaupun pada beberapa hal benih-benih yg akan dibesarkan dalam jaring apung terkadang hanya sekali saja masa pendederannya.
Ukuran karamba apung yang digunakan 2 x 1 x 0.9 m dengan dinding dari bahan jaring nilon ukuran 2 mm. Karamba diikatkan pada tonggak atau dipasang pada rakit. Kedalaman air pada karamba kurang lebih 50 cm. Padat tebar pada wadah ini sebanyak 300-500 ekor.
Pendederan ke dua dapat juga dilakukan pada karamba berukuran 2 x 4 x 2 m, dengan menggunakan jaring nilon 210D/6 berukuran mata jaring 15 mm. Pada ukuran ikan 5-8 cm berpadat tebar 300-400 ekor per wadah dengan masa pemeliharaan 3 bulan dapat dihasilkan ikan berukuran 10 cm.
Sumber air di sepanjang pantai biasanya bermutu baik sehingga tidak perlu diberikan perlakuan (treatment) khusus untuk pengelolaan air. Hal penting yang harus diperhatikan adalah jaring nilon yang dipakai harus selalu bersih setiap hari.
PENENTUAN LOKASI
Teknik pendederan pada karamba sangat ideal buat diterapkan pada perairan pantai yang dangkal dan terlindung, oleh karenanya faktor lokasi yang wajib diperhatikan dalam menentukan perairan pantai menjadi lokasi pemasangan karamba ikan adalah:
1. Pertukaran air melalui karamba harus cukup, agar kotoran dan sisa-sisa pakan dapat hanyut ke luar dari dalam karamba serta dapat dijamin konsentrasi oksigen yang larut sekurang-kurangnya 3 ppm.
2. Kadar garam antara 20-30 ppt.
3. Bebas dari pencemaran, baik pencemaran yang berasal dari limbah rumah tangga, limbah industri maupun limbah pertanian.
4. Tidak banyak predator.
5. Terlindung dari hembusan angin kuat dan hempasan gelombang besar, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan pada karamba dan peralatan lainnya.
SUMBER:
Sumantadinata K., 2003. Modul Penyiapan Bak dan Air Pendederan Kerapu Bebek. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta.
REFERENSI:
Akbar, S. 2001. Pemilihan Lokasi Budidaya Pembesaran Kerapu Macan (Ephinephelus fusacogutattus) dan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) di Karamba Jaring Apung. Balai Budidaya Laut Lampung. Lampung
Aslianti, T., Wardoyo, J.H. Hutapea, S. Ismi, K.M. Setiawati. 1998. Pemeliharaan Larva Kerapu Bebek (Cromileptes altivalis) dalam Wadah Berbeda Warna. Jurnal Penelitian Perikanan Pantai, Vol. IV, No. 3: 25-30.
SEAFDEC Agriculture Department. 2001. Pembudidayaan dan Manajemen Kesehatan Ikan Kerapu. APEC, Singapore dan SEAFDEC, Iloilo. Philiphines.
Sunyoto, P. & Mustahal. 2002. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis: Kerapu, Kakap, Beronang. Penebar Swadaya, Jakarta.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |