Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) terus perkuat pengembangan kawasan ekonomi berbasis perikanan budidaya. Kamis (19/05), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) balik menggelar Rapat Koordinasi Minapolitan yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, Bupati Garut, Rudi Gunawan, Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Barat, Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Dinas Perikanan Kabupaten Garut, Tim Pokja Minapolitan, pembudidaya ikan, & lain-lain.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, menyampaikan, ?Kawasan Minapolitan perikanan budidaya adalah keliru satu pengembangan daerah yg konsisten sampai ketika ini. Dari tempat minapolitan ada pengembangan daerah yang bersinergi. Kedepan kawasanan minapolitan perikanan budidaya akan menjadi sentra-pusat pengembangan perikanan berbasis tempat.?
Kawasan minapolitan perikanan budidaya menjadi bukti adanya kemandirian wilayah tersebut buat membuatkan perekonomiannya. Contoh Kawasan minapolitan perikanan budidaya yg mandiri merupakan kabupaten Bogor, jelas Slamet.
Kawasan Minapolitan perikanan budidaya jua harus mempunyai prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, berkualitas & akselerasi, tambah Slamet.
Ditjen PB jua sudah melakukan integrasi lintas sektor dengan Ditjen Ciptakarya dan Sumberdaya Air, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat, Ditjen Ketenaga Listrikan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Deputi Bidang Pengendalian tanah dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Bank Indonesia dan lain-lain.
Peran UPT pula nir kalah pentingnya. Ditjen PB terus mendorong peran UPT pada melakukan perekayasaan teknologi budidaya yg inovatif, aplikatif, efektif, dan efisien buat mendorong peningkatan produksi. Selain itu, training dan pendampingan terus dilakukan secara intensif terhadap pelaku primer guna mengklaim keberlanjutan bisnis budidaya, tambah Slamet.
Ditegaskan Slamet, tak kalah pentingnya jua kiprah pemerintah wilayah. Khususnya pada menetapkan regulasi penataan zonasi atau rapikan ruang perairan. Hal ini dalam upaya menghindari konflik kepentingan pada pemanfaatan ruang perairan.
Beberapa dukungan kebijakan juga diberikan sang Ditjen PB pada mendukung kawasan minapolitan. Diantaranya merupakan Gerakan Penggunaan Induk Unggul (GAUL). GAUL merupakan galat satu revolusi perbenihan dalam mendukung ketersediaan benih unggul yang diperlukan oleh rakyat.
Selain itu, Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) jua digulirkan oleh Ditjen PB. Selain menjadi terobosan pada penyediaan pakan, pula buat meningkatkan pendapatan pembudidaya, khususnya pembudidaya ikan air tawar. ?Kita akan dorong grup pakan ikan berdikari (POKARI) yg terpisah berdasarkan kelompok pembudidaya, buat menghasilkan pakan berkualitas sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), pada jumlah yang cukup, buat memenuhi kebutuhan gerombolan pembudidaya pada wilayahnya, secara kontinyu,? Papar Slamet.
Sesuai Keputusan Menteri Kelautan & Perikanan Nomor 39 Tahun 2011 dan Keputusan Dirjen PB Nomor 111A Tahun 2015, kabupaten Garut ditetapkan menjadi keliru satu kawasan Minapolitan. Ditetapkannya Garut menjadi galat satu kawasan Minapolitan bukan tanpa alasan. Garut merupakan salah satu kabupaten pada provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi perikanan budidaya yang cukup besar . Komoditas yg dikembangkan adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang bernilai ekonomi tinggi. Terbukti dalam tahun 2014, produksi ikan mas di Garut mencapai 26 ribu ton lebih.
Garut memang masih terhitung baru. Akan namun, saya konfiden kedepan Garut akan masuk tempat minapolitan dengan kategori A menggunakan potensi yg terdapat, ujar Slamet.
Kawasan minapolitan dengan kategori A, berarti telah bisa memenuhi 3 kriteria utama yaitu persyaratan administrasi, terjalinnya koordinasi pada wilayah & bisnis budidaya perikanan budidaya berkembang di tempat tadi.
Disela rapat koordinasi, Ditjen PB pula menaruh bantuan benih sebanyak 10 ribu ekor lele & 10 ribu ekor nila, kepada pembudidaya ikan di Garut, dalam rangka acara 100 juta benih. Kelompok penerima donasi benih tersebut merupakan kelopok mekar asih kecamatan sukawening & grup barokah kecamatan tarogong kaler, pada kunjungan Slamet di kecamatan tarogong kaler (19/05).
Ditambahkan oleh Slamet, Sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, tiga pilar penting, Kedaulatan, Keberlanjutan & Kesejahteraan menjadi satu langkah dasar untuk melakukan pembangunan kelautan dan perikanan, begitu jua dengan perikanan budidaya.
“Diharapkan dengan adanya koordinasi serta integrasi dari hulu sampai hilir dari beberapa program pemerintah, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kelautan dan perikanan khususnya pembudidaya ikan, sehingga dapat menuju Masyarakat Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan” pungkas Slamet.Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/395/KKP-PERKUAT-KAWASAN-EKONOMI-PERIKANAN-BUDIDAYA-MELALUI-MINAPOLITAN/?category_id=9
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |
