Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Pemijahan adalah proses pertemuan antara ikan jantan dan betina buat melakukan pembuahan telur sang spermatozoa yang terjadi diluar tubuh atau secara eksternal. Menyatakan bahwa pemijahan adalah galat satu faktor penentu keberhasilan ikan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup spesiesnya. Hal-hal yang perlu dilakukan dalam proses pembenihan antara lain, pengadaan induk yg mencakup karantina dan perawatan induk. Hal itu bertujuan buat memilih induk yg berkualitas baik. Biasanya induk-induk yg asal dari alam mempunyai kualitas yg kurang baik sehingga perlu dilakukan karantina & perawatan buat menaikkan kualitas induk.

Pemijahan ikan patin umumnya dilakukan dengan teknik kawin suntik karena induk patin sulit terangsang buat memijah apabila dengan perlakuan secara alami. Teknik pemijahan induksi (induce breeding) dengan menyuntikkan larutan hipofisa dicampur menggunakan ovaprim. Biasanya, teknik ini diikuti menggunakan teknik pengurutan (stripping) agar telur tidak berceceran & mampu ditetaskan di pada akuarium.

Pemijahan ikan Patin siam (Pangasius hypopthalamus) dilakukan menggunakan cara pemijahan buatan yaitu menggunakan menyuntikan hormon perangsang yg dari dari kelenjar hipofisa LH-RH-A atau hCG atau hormon sintetis menggunakan brand dagang ovaprim. Penyuntikkan dilakukan dengan tujuan buat merangsang pemijahan yang sudah matang gonad, ikan patin sulit dipijahkan secara alami lantaran keadaan lingkungan yang nir sesuai.

TEKNIK PEMIJAHAN IKAN PATIN

Pemijahan ikan patin mengalami kesulitan dalam animo kering karena ikan patin mempunyai norma memijah dalam trend penghujan. Untuk mengatasi hal tadi maka dilakukan penyuntikan menggunakan memakai hormon yg tidak sama. Penyuntikan dengan memakai hormon bertujuan buat merangsang perkembangan gonad dan ovulasi secara lebih cepat dalam animo kering. Hormon yg biasa digunakan adalah hCG dari penyuntikan pada induk betina, hCG dipakai dalam penyuntikan pertama dengan dosis 500 IU/kg

Penyuntikan induk ikan patin. [sumber]

Penyuntikan ke 2 menggunakan menggunakan ovaprim 0,6 ml/kg. Penyuntikan induk jantan cukup menggunakan ovaprim dengan satu kali penyuntikan memakai takaran 0,2 mililiter/kg.

Keesokan harinya ikan patin siap buat dipijahkan atau dilakukan fertilisasi menggunakan cara pencampuran sperma menggunakan telur. Alat - indera yg dibutuhkan berupa peralatan pemijahan (baskom plastik), kain lap, tisu rol.

Sebelum dilakukan striping pada induk betina, terlebih dahulu dilakukan pengambilan sperma dari induk jantan dengan cara melakukan pemijatan dari perut ke bawah. Usahakan sperma tidak terkena air dengan terlebih dahulu dilakukan pengeringan dengan menggunakan tisu.
Striping sperma induk jantan. [sumber]

Sedangkan induk betina distriping buat mendapatkan telur lalu telur yg dihasilkan dimasukkan kedalam mangkok plastik. Setelah itu telur yg didapat ditambah menggunakan sperma dan encerkan menggunakan memakai larutan fisiologis (NaCl). Tujuan berdasarkan pengenceran ini adalah buat mempertahankan daya hidup spermatozoa dalam waktu yang relatif lama .

Striping telur induk betina. [sumber]

Telur dan sperma harus diletakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Selanjutnya telur dan sperma segera dibawa ke tempat penetasan, dan diaduk dengan menggunakan bulu ayam kemudian menggoyang - goyangkan wadah secara perlahan kemudian dicuci dengan air sebanyak dua kali, banyak dan lamanya pencucian dilakukan tergantung dari kondisi telur tersebut, semakin lengket telur maka semakin banyak dan lama pencucian. Kemudian telur ditebarkan pada bak fiber berukuran 4 x 2 x 0,5 m3 yang dilengkapi hapa didalamnya dengan ukuran 2 x 1 x 0,3 m3 secara merata agar tidak terjadi penumpukan telur.
Pencampuran sel telur dan sperma ikan patin. [sumber]

TEKNIK PENETASAN TELUR IKAN PATIN

Fertilisasi Merupakan proses masuknya spermatozoa ke dalam telur ikan melalui lubang mikrofil yang terdapat pada chorion dan selanjutnya akan terjadi perubahan pada telur dalam proses pembuahan. Telur ikan dan sperma mempunyai zat kimia yang terbentuk dalam proses pembuahan. Zat tersebut adalah gamone. Gamone yang dikeluarkan sel telur disebut gynamone 1 dan gynamone 11. Setelah telur dibuahi sampai dengan menetas maka akan terjadi proses embriologi (masa pengeraman).
Akuarium sebagai salahsatu media penetasan telur ikan patin. [sumber]

Lama penetasan telur ikan sehabis ditebar didalam bak fiber yg di lengkapi hapa yaitu selama 35 - 40 jam selesainya pembuahan. Pada keesokan paginya dihitung jumlah telur yg terbuahi buat menerima nilai menurut Fertility Rate (% FR). Pada sore harinya dilakukan penghitungan terhadap telur-telur yang telah menetas buat mengetahui daya tetas telur (% HR). Selanjutnya itu dilakukan pemeliharaan larva.

TEKNIK PERAWATAN LARVA IKAN PATIN

Pemeliharaan larva pasca penetasan telur dilakukan pada hapa penetasan telur yang dialiri air & dilengkapi menggunakan aerasi yg nir terlalu kencang agar larva tidak teraduk. Pemeliharaan larva pada happa dilakukan selama 1 hari tanpa diberi pakan, karena larva pada saat itu masih memanfaatkan kuning telur yang terdapat dalam tubuh larva itu sendiri.

Larva ikan patin mulai membutuhkan makan menurut luar selesainya cadangan makanannya yang berupa yolk suck sudah habis. Pada fase ini larva ikan patin bersifat kanibal. Larva yang berumur 2 hari diberi pakan berupa artemia hingga berumur 7 hari lalu dilanjutkan dengan hadiah cacing sutera sampai berumur 14 hari. Pada perkembangan larva membutuhkan lingkungan yg kaya oksigen. Fluktuasi suhu yg akbar perlu dihindari selama stadia larva buat mencegah terjadinya tertekan. Perubahan suhu yg besar dapat mematikan larva.

Secara morfologi, benih telah memiliki kelengkapan organ tubuh meskipun dalam ukuran yang sangat kecil dan berwarna agak putih. Setelah larva berumur 3 hari selanjutnya benih ditebar pada bak pemeliharaan. Benih yang ditebar dalam kondisi sehat, hal ini dapat diketahui dari gerakannya yang lincah dan bersifat agresif  terhadap makanan.
Benih ikan patin. [sumber]

Telur yang telah dibuahi akan menetas sebagai larva sesudah 35-40 jam. Larva dipelihara 1 hari pada hapa penetasan & tidak perlu diberi pakan tambahan, karena kuning telur dalam larva baru akan habis dalam ketika larva berumur 1 hari. Setelah berumur 2 hari, selanjutnya larva dipindahkan ke dalam bak fiber yg ukuran lebih akbar, & dilakukan penyiphonan secara rutin, hal ini bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa pakan dan kotoran buat mencegah hama dan penyakit yang akan ada.

Semoga Bermanfaat...

Sumber : Modul Pembenihan Ikan Patin. BPPP Tegal

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: