Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Cara Pemijahan Budidaya Ikan Gurame  (Osphronemus gouramy). Gurame adalah jenis ikan konsumsi bergizi tinggi yang termasuk jenis ikan air tawar dengan daya tahan tubuh yang tinggi. Gurame atau Osphronemus gouramy memiliki bentuk badan pipih lebar, bagian punggung berwarna merahsawo dan bagian perut berwarnakekuningkuningan/ keperak-perakan. Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici.

Guramme bisa tumbuh baik dengan ketinggian 20-400 m dpl. Gurame mudah dibudidayakan tetapi did dataran tinggi lebih kurang 800 m dpl ikan gurame cenderung lambat pertumbuhannya.

Parameter Ikan Gurame

Suhu      Oksigen                pH          Jumlah Telur

25-30     >4           6-8          2000-10.000

Pemilihan Induk Gurame

Induk mencapai umur > 3 - 7 tahun. Berbeda dengan induk ikan tambakan, Jumlah telur induk ikan gurame tergantung dari berat indukan betina semakin besar indukan betina semakin banyak jumlah telur yang tersimpan, perut akan membulat dan relatif penjang dengan warna badan terang. Sisik-sisiknya usahakan tidak cacat/hilang dan masih dalam keadaan tersusun rapi.

Induk betina yang relatif umur dan matang kelamin ditandai dengan perutnya akan membesar ke belakang atau di dekat lubang dubur. Pada lubang anus akan nampak putih kemerah-merahan. Dan bila kita coba buat meraba perutnya akan teras lembek.

Ciri-Ciri indukan Gurame

1) Induk betina

Ikan betina mempunyai dasar sirip dada yang gelap atau berwarna kehitaman, rona dagu ikan betina keputih-putihan atau sedikit coklat, bila diletakkan di lantai maka ikan betina tidak menerangkan reaksi apa-apa.

2) Induk jantan

Ikan jantan mempunyai dasar sirip berwarna terperinci atau keputih-putihan, mempunyai dagu yg berwarna kuning, lebih tebal daripada betina & menjulur. Induk jantan apabila diletakkan dalam lantai atau tanah akan menerangkan reaksinya dengan cara mengangkat pangkal sirip ekornya ke atas.

Klasifikasi ikan gurame adalah menjadi berikut:

Klas : Pisces

Sub Kelas : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

Species : Osphronemus goramy (Lacepede)

Syarat Lokasi Budidaya Ikan Gurame

Tanah yang baik buat kolam pemeliharaan merupakan jenis tanah liat/lempung, nir berporos dan cukup mengandung humus. Jenis tanah tadi dapat menunda massa air yg besar & nir bocor sebagai akibatnya dapat dibentuk pematang/dinding kolam.

Kemiringan tanah yg baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3-5% buat memudahkan pengairan kolam secara gravitasi.

Ikan gurame bisa tumbuh normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian 50-400 m dpl.

Kualitas air buat pemeliharaan ikan gurame wajib higienis dan dasar kolam tidak berlumpur, nir terlalu keruh & nir ternoda bahan-bahan kimia beracun, & minyak/limbah pabrik.

Kolam menggunakan kedalaman 70-100 cm & sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan gurame. Untuk pemeliharaan secara tradisional dalam kolam khusus, debit air yang diperkenankan adalah 3 liter/detik, sedangkan buat pemeliharaan secara polikultur, debit air yg ideal adalah antara 6-12 liter/dtk.

Keasaman air (pH) yang baik merupakan antara 6,lima-8.

Suhu air yang baik berkisar antara 25-28 derajat C.

Penyiapan Sarana & Peralatan Ikan Gurame

Jenis kolam yang generik digunakan dalam budidaya ikan gurame antara lain:

a) Kolam penyimpanan induk

Kolam ini berfungsi buat menyimpan induk pada mempersiapkan kematangan telur & memelihara kesehatan induk, kolam berupa kolam tanah yg luasnya sekitar 10 meter persegi, kedalamam minimal 50 centimeter & kepadatan kolam induk 20 ekor betina & 10 ekor jantan.

B) Kolam pemijahan

Kolam berupa kolam tanah yang luasnya 200/300 meter persegi dan kepadatan kolam induk 1 ekor memerlukan 2-10 meter persegi (tergantung menurut sistim pemijahan). Adapun syarat kolam pemijahan

adalah suhu air berkisar antara 24-28 derajat C; kedalaman air 75-100 cm; dasar kolam sebaiknya berpasir. Tempatkan sarana penempel telur berupa injuk atau ranting-ranting.

C) Kolam pemeliharaan benih/kolam pendederan

Luas kolam tidak lebih berdasarkan 50-100 meter persegi. Kedalaman air kolam antara 30-50 centimeter. Kepadatan usahakan lima-50 ekor/meter persegi. Lama pemeliharaan di pada kolam pendederan/ipukan antara 3-4 minggu, pada waktu benih ikan berukuran 3-lima centimeter.

D) Kolam pembesaran

Kolam pembesaran berfungsi sebagai tempat untuk memelihara & membesarkan benih selepas berdasarkan kolam pendederan. Adakalanya dalam pemeliharaan ini dibutuhkan beberapa kolam jaring 1,25?1,lima centimeter. Jumlah penebaran bibit sebaiknya nir lebih berdasarkan 10 ekor/meter persegi.

E) Kolam/loka pemberokan

Merupakan tempat pembersihan ikan sebelum dipasarkan

Adapun cara pembuatan kolam merupakan sebagai berikut:

Ukurlah tanah 10 x 10 m (100 m2).

Buatlah pematangnya dengan ukuran; permukaan lebarnya 0,lima m, bagian bawahnya 1 m & tingginya 1 m.

Pasanglah pipa/bambu besar buat pemasukan & pengeluaran air. Aturlah tinggi rendahnya, agar mudah memasukkan & mengeluarkan air.

Cangkullah tanah dasar kolam induk agar gembur, kemudian diratakan lagi. Tanah akan jadi lembut setelah diairi, sebagai akibatnya lobang-lobang tanah akan tertutup, dan air nir keluar dampak bocor dari pori-pori itu. Dasar kolam dibuat miring ke arah pintu keluar air.

Buatlah saluran ditengah-tengah kolam induk, memanjang dari pintu masuk air ke pintu keluar. Lebar saluran itu 0,lima m & dalamnya 15 centimeter.

Keringkanlah kolam induk menggunakan 2 karung pupuk kandang yang disebarkan merata, kemudian air dimasukkan. Biarkan selama 1 minggu, supaya pupuk hancur & meresap ke tanah dan membentuk lumut, serta menguji supaya kolam tidask bocor. Tinggi air 0,75-1 m.

Peralatan Ikan Gurame

Alat-alat yang biasa digunakan pada bisnis pembenihan ikan gurame antara lain merupakan:

jala,

waring (anco),

hapa (kotak berdasarkan jaring/kelambu buat menampung sementara induk juga benih),

seser,

ember-ember,

baskom banyak sekali berukuran,

timbangan skala mini (gr) dan akbar (Kg),

cangkul,

arit,

pisau serta piring secchi (secchi disc) buat mengukur kadar kekeruhan.

Sedangkan alat-alat lain yg digunakan buat memanen/menangkap ikan gurame antara lain merupakan

warring/scoopnet yg halus,

ayakan panglembangan diameter 100 centimeter,

ayakan penandean diameter 5 cm,

loka menyimpan ikan, keramba kemplung,

keramba kupyak, fish bus (buat mengangkut ikan jarak dekat),

kekaban (buat loka penempelan telur yg bersifat inheren),

hapa menurut kain tricote (buat penetasan telur secara terkontrol) atau kadang-kadang untuk penangkapan benih,

ayakan penyabetan dari alumunium/bambu,

oblok/delok (buat pengangkut benih),

sirib (buat menangkap benih berukuran 10 cm keatas),

anco/hanco (buat menangkap ikan),

lambit menurut jaring nilon (buat menangkap ikan konsumsi),

scoopnet (buat menangkap benih ikan yang berumur satu minggu keatas),

seser (gunanya= scoopnet, tetapi ukurannya lebih besar ),

jaring berbentuk segiempat (buat menangkap induk ikan atau ikan konsumsi).

Pemeliharaan Induk Ikan Gurame

Induk-induk terpilih (20-30 ekor buat kolam seluas 10 m2) disimpan dalam kolam penyimpanan induk. Beri makanan selama pada penampungan. Untuk setiap induk dengan berat antara 2-tiga kg diberi kuliner daun-daunan sebesar 1/3 kg setiap hari pada sore hari. Makanan tambahan berupa dedak halus yang diseduh air panas diberikan 2 kali seminggu dengan dosis 1/dua blekminyak tanah setiap kali anugerah.

Pembenihan Ikan Gurame

Induk yang telah matang gonad siap buat ditebarkan pada kolam pemijahan.

Kolam pemijahan merupakan kolam spesifik yg ukurannya tergantung jumlah induk yg dimiliki, berukuran minimumya 20 m2 & maksimum dapat mencapai 1000 m2 menggunakan kedalaman ideal 0,8 m - 1,5 m.

Kolam induk sebaiknya dekat menggunakan kolam pemijahan sebagai akibatnya memudahkan proses pemindahan induk ikan.

Padat tebar induk ikan gurami diusahakan 1 ekor induk ikan yg bobotnya tiga-lima kg per ekor usahakan memiliki areal buat beranjak bebas seluas 5 m2.

Penebaran induk dilakukan dengan perbandingan 1 ekor jantan yang bobotnya mencapai tiga-lima kg dan tiga ekor betina yang bobotnya minimal tiga kg.

Proses pemijahan umumnya akan berlangsung yang diawali 1 minggu pertama induk jantan sudah memulai membuat sarang, lamanya membuat sarang kurang lebih 6 hari kemudian induk betina yg sudah siap pijah memiliki naluri akan segera berpijah sesudah sarangya siap, terjadinya proses pemijahan selama 2-tiga hari, induk betina segera mengeluarkan telur-telurnya dan secara bersamaan jua induk jantan menyemprotkan sperma & terjadi proses pembuahan telur oleh sperma jantan.

Proses perkawinan akan diakhiri jika jantan telah menutup sarang, dengan ijuk atau sejenisnya. Keberhasilan proses pemijahan dapat diamati pula dengan melihat pemukaan kolam yg ada sarang guraminya terlihat keluar banyak minyak dipermukaan air & tecium bau amis.

Penetasan Telur Ikan Gurame

Pengambilan sarang yg berisi telur dilakukan secara berhati-hati dengan cara memegang sisi luar bagian paling bawah sarang dan sebaiknya sarang tidak diangkat begitu saja, tetapi menggunakan wadah berupa ember atau baskom yg berisi air dan diberi Metheline Blue menggunakan perbandingan 5 cc obat buat lima liter air.

Penetasan dapat dilakukan di pada paso atau baskom juga pada pada akuarium. Air pada pada baskom atau akuarium diberi aerasi atau supplay oksigen & setiap hari dilakukan pengambilan telur-telur yang tidak menetas atau berjamur supaya tidak menular ke telur yang sehat. Biasanya telur gurami akan menetas sesudah 36-41 jam.

Pemeliharaan Larva Ikan Gurame

Setelah telur menetas, larva bisa dipelihara pada paso atau baskom selama 8-10 hari sampai kuning telur habis.

Bila penetasan dilakukan di pada akuarium, pemindahan larva nir perlu dilakukan. Selama pemeliharaan di akuarium, penggantian air perlu dilakukan buat membersihkan air menurut minyak yg didapatkan saat penetasan. Suhu dipertahankan dalam kisaran 29-30 derajat celcius.

Pemindahan larva berdasarkan lokasi penetasan ke lokasi pembesaran / pendederan bisa dilakukan menggunakan memakai baskom atau ember.

Larva dimasukkan ke dalam ember beserta air berdasarkan loka penetasan sehingga larva nir stres. Sebaiknya pemindahan ke kolam atau loka pendederan dilakukan pada pagi atau sore hari dimana pebedaan suhu antara air media penetasan & air media pendederan atau kolam nir begitu mencolok.

Pemberian Pakan Ikan Gurame

Pakan mulai diberikan selesainya larva berumur 8-10 hari atau selesainya kuning telur habis. Pakan yang diberikan adalah pakan alami yg bisa berupa artemia, kutu air berupa daphina atau moina, cacing sutera.

Jenis pakan yang diberikan ini disesuaikan dengan bukaan verbal larva. Frekuensi hadiah sebesar 4-5 kali sehari.

Untuk larva yang dipelihara pada akuarium, pemberian pakan bisa diberikan sebesar 2 sdm buat 1000 ekor larva setiap anugerah. Ketika telah semakin akbar, kepadatan larva pada satu akuarium dapat dikurangi.

Larva yg dipelihara dalam akuarium selanjutnya dipelihara sampai menjadi benih yang siap ditebarkan ke kolam pemeliharaan benih.

Pertarunga Pembenihan Ikan Gurame

Berikut ini beberapa permasalahan yg acapkali ditemui pada usaha pembenihan ikan gurami :

1. Induk Malas Memijah

Induk gurami yang sudah matang gonad kadang-kadang tidak mau memijah. Hal ini sebagian besar diakibatkan lantaran kondisi lingkungan kolan yang nir nyaman bagi indukan atau indukan belum sahih-benar matang gonad. Cara mengatasinya merupakan menggunakan memijahkan induk yang sahih-benar sudah matang gonad & kolam pemijahan jangan terlalu padat, cukup 40 ekor/1000 m2 atau bisa juga menggunakan perbandingan tiga betina : 1 jantan buat kolam dengan ukuran 4m x 3m.

2. Jumlah Telur Sedikit

Hal ini bisa disebabkan oleh umur induk yang terlalu muda. Untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan induk jantan yang  telah berumur 4 tahun dan induk betina yang berumur 3 tahun.

Tiga. Telur Tidak Menetas

Telur yg tidak menetas bisa disebabkan oleh kualitas induk yg kurang bagus & penanganan sarang yg galat sehingga telur tewas. Hal ini bisa diatasi dengan penggunaan induk yg kualitasnya sahih-benar memenuhi syarat sebagai akibatnya telur yg didapatkan indah mutunya dan tidak mengangkat baskom atau ember begitu saja akan namun sarang diangkat beserta menggunakan air kolam pemijahan agar telur tidak terkotori dengan udara luar.

4. Tubuh Benih Berwarna Hitam

Kondisi ini disebabkan sang gangguan velvet yg mengakibatkan kulit benih sebagai berwarna gelap & berlendir. Pemicunya merupakan lantaran suhu air penetasan terlalu rendah. Hal ini bisa diatasi menggunakan pemasangan pemanas atau heater buat menjaga suhu air media penetasan tetap dalam kisaran yang sesuai.

Sumber:

http://www.Alamikan.Com/2014/05/cara-pembenihan-budidaya-ikan-gurame.Html

http://budidayanews.Blogspot.Co.Id/2011/02/cara-pemijahan-ikan-gurame.Html

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: