Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

DESKRIPSI TEKNOLOGI

Tujuan dan Manfaat Penerapan Teknologi

Ikan patin pasupati merupakan ikan hasil persilangan antara betina patin siam (Pangasianodon hypopthalmus) dengan jantan patin jambal (Pangasius jambal) hasil seleksi. Ikan patin ?Pasupati? Dirilis sebagai ikan budidaya unggul dalam Agustus tahun 2006, galat satu karakteristik berdasarkan ikan ini merupakan berdaging putih (KEPMEN Kep.25/MEN/2006).

Tujuan penerapan teknologi pendederan merupakan buat menghasilkan & menyediakan pasok benih baik kualitas maupun kuantitas & tahan terhadap perubahan lingkungan budidaya dan buat mempercepat peningkatan produksi dalam industrialisasi ikan patin

DEFINISI

Pasupati (Patin Super Harapan Pertiwi) merupakan ikan patin daging putih yg disukai konsumen. Ikan pasupati merupakan hybrid patin siam (daging kuning) & patin jambal (daging putih).

RINCIAN DAN APLIKASI TEKNIS

Benih sebar ikan patin pasupati adalah output persilangan (hybrid) antara Induk Betina Patin Siam dan Induk Jantan Patin Jambal dengan rangkaian penciptaan teknologi menjadi berikut:

1. Pemeliharaan Larva/benih ikan patin Pasupati indoor (Pendederan 1)

Wadah pemeliharaan larva dapat berupa akuarium atau bak-bak fiber yang dilengkapi menggunakan aerasi buat menjaga ketersediaan oksigen terlarut. Air yang dipakai dapat dari dari air tanah atau air sungai yang sudah disaring. Penggunaan pemanas (heater) bisa dilakukan buat mempertahankan kestabilan suhu air pemeliharaan sebagai akibatnya tidak terjadi fluktuasi suhu yang tinggi. Penggunaan aerasi absolut diharapkan pada pemeliharaan larva ikan patin menjadi pensuplai oksigen terlarut dalam air. Aerasi dipasang pada setiap akuarium/bak pemeliharaan larva.

Penebaran larva wajib dilakukan secara hati-hati agar nir menimbulkan stress menggunakan cara memperhatikan kondisi air pemeliharaan. Penebaran yang optimal buat larva patin pasupati merupakan 50 ekor/liter. Pakan awal larva Patin berupa naupli artemia yg diberikan sesudah larva berumur 30 - 36 jam & diberikan selama lima hari. Nauplii Artemia diberikan setiap 2 jam pada hari pertama dan setiap 3 jam dalam hari ke 2 sampai hari kelima. Pada hari ke 5 mulai dilatih makan cacing sutera (Tubifek), Moina atau Daphnia. Pakan cacing sutera (Tubifek), Moina atau Daphnia diberikan selama 5-7 hari. Dengan frekuensi anugerah pakan setiap 3 jam sekali. Saat larva berumur 12 hari, pakan yang diberikan berupa pellet menggunakan kandungan protein kasar lebih kurang 38- 40%, ikan dalam setiap hari diberi pakan hingga kenyang (ad satiation). Frekuensi pemberian pakan minimal 5 kali per hari. Masa pemeliharaan larva selama 3 -4 minggu hingga berukuran 1 inci.

Penyiponan dilakukan setiap hari untuk membersihkan dasar wadah pemeliharaan. Pergantian air sebesar 30-50% dilakukan dalam hari ke tiga dengan air yg sinkron dengan kebutuhan hidup larva. Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu ikan dipuasakan untuk mengosongkan isi perut, sebagai akibatnya nir banyak kotoran yg dimuntahkan pada waktu pengangkutan. Lamanya pemuasaan diubahsuaikan menggunakan lamanya waktu tempuh dalam transportasi. Untuk saat tempuh 10 jam diperlukan pemuasaan minimal 24 jam. Pengangkutan benih dapat dilakukan dengan 2 cara:

a. Sistem terbuka Menggunakan drum plastik berkapasitas 200 liter. Untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut dipakai aerasi. Kapasitas angkut benih ikan patin adalah 100 g/ l air menggunakan lama ketika tempuh 10 jam, apabila lebih dari 10 jam perlu dilakukan penggantian air. Pengangkutan dengan sistem ini lebih cocok buat benih berukuran relatif akbar ( ? 1 inchi).

B. Sistem tertutup

Menggunakan kantong plastik yg diberi tambahan oksigen. Perbandingan oksigen dan air adalah dua : 1. Kapasitas angkut 50 g/l air buat ketika tempuh maksimum 10 jam. Pengangkutan dengan sistem ini lebih cocok buat benih berukuran mini (maksimum 1 inchi).

Pencegahan Penyakit

Pencegahan penyakit dapat dilakukan menggunakan cara menerapkan biosecurity yg ketat dengan menjaga kebersihan wadah pemeliharaan, menjaga stabilitas suhu supaya tetap panas antara 28 - o 31oC, pakan terbebas menurut parasit dan fungi, dan menjaga syarat air agar permanen baik yang selalu bersih dari residu pakan. Target produksi menurut aktivitas pendederan 1 sebesar 120.000 benih ekor per siklus, dimana dalam 1 tahun produksi sebanyak 960.000 ekor ( 8 siklus pemijahan).

Kaji Terap

1. Pendederan l benih patin Pasupati secara indoor Kegiatan kaji terap teknologi pendederan I sudah dilakukan secara indoor di Balai Benih Ikan (BBI) Tanjung Putus Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ogan Ilir selama 28 hari. Pemeliharaan larva/benih dilakukan pada wadah akuarium volume 400 liter dan fiberglass bulat volume 750 liter. Setelah 28 hari pemeliharaan benih dipanen dengan rata-homogen panjang baku tiga,44?0,37 centimeter, panjang total 4,13?0,48 centimeter & bobot 0,72?0,24 gr. Jumlah benih yang dipanen sebesar 400.000 ekor (tingkat kelangsungan hidup 78,84 %).

2. Pendederan II benih ikan patin Pasupati secara outdoor pada kolam Dalam aktivitas pendederan ll ikan patin pasupati, aspek persiapan kolam sebelum penebaran benih ikan merupakan hal yang wajib diperhatikan, lantaran dapat berpengaruh terhadap output yg akan diperoleh pada saat panen. Persyaratan buat kolam pendederan ll antara lain berada di daerah bebas banjir & bahan pencemar, tanah dasar stabil, asal air mencukupi, nir terkotori dan tersedia sepanjang tahun, konstruksi kolam tanah atau tembok dengan pematang yg kuat, luas kolam 200-1.000 m (sesuai kebutuhan), kedalaman air kolam 60 - 100 cm. 2 Persyaratan kualitas air kolam pemeliharaan yang diharapkan diantaranya oksigen terlarut minimal 3 mg/l, pH berkisar antara 6,5 - 8,5, suhu berkisar antara 25-31 C, ammonia aporisma 0,02 mg/l, o dan nitrit aporisma 0,01 mg/l.

Persiapan kolam dilakukan sebelum penebaran benih, diawali dengan pengeringan, pencucian predator dan kompetitor menggunakan Saponin (20-40 ppm). Pengolahan kolam dan pengapuran (50100 g/m ), penebaran pupuk berupa kotoran ayam kemarau (250-500 g/m ) atau berupa kompos dua 2 (50-100 g/m ), urea (6 g/m ), TSP (3 g/m ) dengan cara ditebarkan pada kolam. Pengisian air kolam 2 2 2 minimal kedalaman 80 cm.

Penebaran benih dilakukan pada hari ke-7 setelah pemupukan yang mana kelimpahan plankton sudah relatif tinggi. Benih ditebar pada pagi atau sore hari menggunakan padat tebar 100 ekor/m2 . Sebelum benih ditebar dilakukan aklimatisasi dengan mencampur air sedikit-sedikit, hingga suhu air dalam wadah packing menggunakan wadah pemeliharaan nisbi sama. Atau benih ikan pada kantung plastik pengangkutan dibiarkan mengapung diatas air selama lima-10 mnt, lalu mencampur air sedikit-sedikit. Benih yang akan ditebar dibiarkan keluar sendiri dari kantong plastik wadah pengangkutan .

Pakan yg diberikan berupa pakan buatan jenis tenggelam, terapung juga kombinasi keduanya. Ukuran pakan yang diberikan diubahsuaikan dengan berukuran bukaan ekspresi ikan. Misalnya; untuk pakan karam berbentuk crumbel ukuran ? 1mm. Kadar protein kasar pakan yg diberikan mulai menurut 32% - 40%, dengan teknik pemberian pakan sebagai berikut:

? 10 hari pertama anugerah pakan menggunakan kadar protein kasar 40%, jumlah pakan yang diberikan 15% per biomas ikan per hari.

? 10 hari ke 2 pemberian pakan dengan kadar protein kasar 35-38% jumlah pakan yang diberikan 12,lima% per biomas ikan per hari

? 10 hari selanjutnya hingga menggunakan ukuran ikan siap ditebar untuk dibesarkan menggunakan kadar protein kasar 32%, jumlah pakan yang diberikan 10% per biomas ikan per hari. Frekuensi pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang & sore hari)

Pada kegiatan pendederan ll, pemanenan dilakukan secara sedikit demi sedikit. Sebelum dilakukan pemanenan terlebih dahulu ikan dipuasakan buat mengosongkan isi perut. Pemanenan dilakukan dengan cara menjaring sebagian benih dengan memakai jaring ered. Setelah dipanen, benih dipisahkan berdasarkan berukuran menggunakan grader. Benih yg mempunyai ukuran benih tebar (4 ? Lima inchi) dipisahkan & siap sebagai benih tebar buat dibesarkan.

Segala hal yg menyangkut aktivitas dari mulai persiapan hingga distribusi hasil panen wajib selalu dilakukan menggunakan tertib. Hal-hal yang perlu dicatat misalnya; waktu penebaran, bobot benih yang ditebar, jumlah penebaran, jumlah pakan, saat panen, jumlah hasil panen, harga benih, harga pakan dan harga produk akhir. Informasi ini bermanfaat buat pedomam pemugaran usaha budidaya berikutnya.

Target produksi menurut aktivitas pendederan ll sebanyak 90.000 benih ekor per daur, dimana pada 1 tahun produksi sebanyak 540.000 ekor ( 6 siklus pemijahan).

Tabel 1. Keragaan pertumbuhan benih patin pasupati yang dipelihara selama 40 hari output pendederan II Kegiatan kaji terap teknologi pendederan II dilakukan secara outdoor pada BBI Tanjung Putus Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ogan Ilir

KEUNGGULAN TEKNOLOGI

Ikan patin pasupati adalah komoditas perikanan budidaya yang mempunyai potensi pasar ekspor yang bisa menjadi tulang punggung pengembangan ekonomi kerakyatan. Teknologi pendederan I secara indoor adalah teknologi pendederan yang paling efektif lantaran kapasitas produksi dapat dilakukan secara maksimal , pengawasan dan pemeliharaan bisa dilakukan secara lebih intens, & proses pemanenan lebih gampang. Teknologi pendederan II secara outdoor memiliki keunggulan diantaranya perawatan benih lebih mudah, porto produksi lebih murah, penggunaan air lebih efisien, penggunaan pakan protesis dapat dikurangi, konversi pakan cenderung lebih rendah & pertumbuhan benih bisa lebih cepat

LOKASI PENELITIAN DAN WILAYAH REKOMENDASI

Wilayah pengembangan bisnis dalam rangka penerapan teknologi pendederan ikan patin pasupati adalah lokasi yang memiliki kriteria sebagai berikut:

 Parameter kualitas air yang optimal untuk pemeliharaan antara lain: suhu 28 -30 C, o kandungan oksigen terlarut >5 ppm, pH 6,5 – 8,5, amoniak (NH3) <0,2 mg/l dan nitrit (NO2) <0,01mg/l.

? Lokasi kegiatan pendederan relatif tidak jauh menggunakan kawasan kegiatan pembesaran. Wilayah pengembangan /penerapan teknologi yg diusulkan antara lain : Sumatera Selatan (Palembang, Ogan Ilir, Banyu Asin), Jawa Timur (Tulung Agung), Kalimantan Selatan (Banjar Baru). ?

KEMUNGKINAN DAMPAK NEGATIF

Ikan patin Pasupati berukuran benih tebar (4 ? Lima inchi) mengeluarkan lendir nisbi lebih poly dalam saat pemanenan yang menjadikan gampang stres sehingga dibutuhkan penanganan yang sangat hati ? Hati & tetap dalam syarat basah.

KELAYAKAN FINANSIAL

Dengan taraf komponen dalam negeri mencapai 90% (ekonomis), berikut dilampirkan analisa usaha yg terkait aktivitas produksi benih ikan patin pasupati:

Analisa Usaha Pemeliharaan Larva/benih ikan patin Pasupati secara indoor

Analisa Usaha Pendederan II benih ikan patin Pasupati secara outdoor pada kolam

Pemeliharaan Larva/benih ikan patin Pasupati secara indoor

Fasilitas pemeliharaan benih pada bentuk bak fiber bundar & akuarium

Pendederan II benih ikan patin Pasupati secara outdoor di kolam

Kolam pemeliharaan pendederan II - Benih ukuran ? - 1 inci

Gambar Kegiatan panen & penghitungan

Gambar Benih siap tebar berukuran 4 ? 5 inchi

Sumber:

Utami R., 2013. Teknologi Pendederan Ikan Patin Pasupati. Buku Rekomendasi Teknologi Kelautan dan Perikanan 2013. Badan Penelitian & Pengembangan Kelautan & Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: