Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Daerah rawa banjiran adalah salah satu tipe ekosistem yng produktif bagi perikanan air tawar (welcomme, 1985). Pada perairan rawa banjiran tinggi air (volume air) sangat bervariasi sepanjang tahun, karena ditentukan sang isu terkini hujan. Pada ketika ekspresi dominan kering volume air kecil hanya tinggal pada sungai primer, cekungan-cekungan tanah (lebung) dan danau. Pada saat musim penghujan air meluap menutupi bagian atas tanah bisa mencapai 3-4 meter. Keadaan ini akan menghipnotis sifat hayati & ekologi pada wilayah tersebut. Pada trend kemarauikan tinggal pada cekungan-cekungan tanah (lebung), danau & sungai utama, sedangkan dalam waktu air banjir ikan menyebar keseluruh penjuru perairan. Fungsi vegetasi pada perairan rawa pada waktu air besar menjadi loka mencari kuliner bagi ikan & sebagai loka asuhan dan menjadi tempat buat melekatkan telur bagi ikan-ikan yang sedang memijah, zenit isu terkini pemijahan umumnya terjadi pada awal musim penghujan (Utomo et al, 1992; MRG, 1994).

BIOLOGI IKAN GABUS

Morfologi

Berdasarkan Kottelat et al. (1993), Syafei,et al. (1995); ICLARM (2002), ikan gabus (gambar dibawah ini) di gerombolan ke dalam ordo Pleuronecti formes & famili Channidae memiliki ciri-ciri semua tubuh dan kepala ditutupi sisik sikloid dan stenoid. Bentuk badan hampir undar di bagian depan dan piph tegak ke arah belakang sehingga disebut ikan berkepala ular (snakedhead). Ikan ini sanggup menghirup udara dari sungai atmosfer karena memiliki organ napas tambahan pada bagian atas insangnya. Hal ini juga yg memuat ikan tersebut mampu berkecimpung dalam jarak jauh pada isu terkini kemarau buat mencari sumber air.

Distribusi

Berdasarkan FAO (2002) dan Allington (2002), ikan gabus mempunyai distribusi yg luas dari China hingga India & Srilangka, kemudian India Timur & Philipina, pula Nepal, Burma, Pakistan, Banglades, Singapura, Malaysia & & Jawa). Indonesia (Sumatera, Kalimantan).

Ukuran & Habitat

Menurut Allington (2002), di alam panjang ikan gabus bisa mencapai 1 meter dengan berukuran rata-rata mencapai antara 60-75 centimeter. Panjang larva sekitar tiga,5 mm, pasacalarva sehabis 4 minggu dengan panjang antara 10-20 mm, selesainya 6 minggu ikan mempunyai berukuran 4-5 centimeter.

Ikan gabus merupakan jenis ikan air tawar yg bisa hidup di sungai, danau, kolam, bendungan, rawa, banjiran, sawah bahkan parit & air payau (Syafei et al, 1995; Anonim, 2002). Menurut Le fish Corner (1999); Allington (2002), bahwa ikan gabus sangat toleran terhadap syarat anaerobik, karena mereka memiliki sistim pernapasan tambahan dalam bagian atas insangnya. Berdasarkan Syafei et al. (1995) yg melakukan penelitian perairan generik Jambi, ikan gabus hidup menggunakan kondisi perairan yang mempunyai : pH 6,dua-7,8 & temperatur 26,5-31,5 0C.

Penangkapan

Berdasarkan Prasetyo et al. (1993), indera tangkap yang dipergunakan oleh nelayan pada perairan umum sangat beraneka ragam, cara pengoperasiannya terdapat yang pasif & terdapat yg aktif. Ditambahkan oleh Utomo & Arifin (1991), di DAS musi, penangkapan ikan di daerah rawa atau lebak lebung kebanyakan memakai indera tangkap yang bersifat pasif, sedangkan di sungai merupakan indera tangkap yg bersifat aktif. Menurut Nasution & Rupawan (1997), indera tangkap yang tergolong pasif merupakan empang (barrier and trap), corong (Filtering device), bingkai jika (bamboo pot trap), dan rawai (hooks and line). Alat tangkap yang bersifat aktif adalah jala (cast net), jaring (gillnet) & langgian (scoop net).

Beberapa jenis alat tangkap yang biasa dipakai buat menangkap ikan gabus sang nelayan pada wilayah rawa banjiran dari Samuel et al.(1997), Nasution & Rupawan (1997) merupakan jala, penggilar kawat, bengkirai bilah, tajur, rawai & empang.

Makanan Ikan gabus adalah ikan karnivora dengan kuliner utamanya adalah udang, katak, cacing, serangga dan semua jenis ikan. Menurut Allington (2002), dalam masa larva ikan gabus memakan zooplankton & dalam berukuran fingeling, makanannya berupa seraangga, udang dan ikan mini . Sementara itu menurut Anonim (2002), dalam fase pascalarva ikan gabus memakan makanan yg mempunyai kuantitas yg lebih akbar seperti Daphnia dan Cyclops, sedangkan ikan dewasa akan memakan udang, serangga, katak, cacing dan ikan. Pada penelitian Sinaga et al. (2002) pada sungai Banjiran Jawa Tenga, diketahui kuliner ikan gabus dengan kisaran panjang total antara 5,78-13,4 cm adalah serangga air, rabat hewan air, udang & detritus. Sementara itu dari penelitian Buchar (1998) di danau Sabuah Kalimantan Tengah, kuliner ikan gabus merupakan rabat hewan air, siput air, rotifera & Rhizopoda.

Hubungan Panjang dengan Bobot

Pola pertumbuhan padaikan terdiri atas pertumbuhan isometrik, yaitu pertambahan bobot seimbang menggunakan pertambahan panjang, & pola pertumbuhan allometrik yaitu pertambahan bobot tidak seimbang dengan pertambhan panjang. Berdasarkan output penelitian Kartamihardja (1994), ikan gabus yang diperoleh sebesar 241 ekor menggunakan panjang total berkisar antara 15,dua ? 62,8 cm dan bobot berkisar antara 45 ? 1950 gram. Hubungan panjang dan bobot ikan tersebut mengikuti persamaan W=0,0213L2,743. Pola pertumbuhan ikan gabus pada waduk kedungombo bersifat allometrik (b?3).

Faktor Kondisi

Hile (1936) dalam weatherley (1972), melakukan penelitian dalam populasi ikan cisco (Leucichthys artedi) pada beberapa danau di Amerika Utara, hasilnya mengambarkan bahwa disparitas populai akan berpengaruh terhadap syarat ikan tadi. Sedangkan output penelitian Allen (1951) dalam Weatherley (1972) padaikan Trout di sungai Harokiwi menyatakan bahwa faktor kondisi ikan jua pada pengaruhi sang demam isu, yaitu pada musim panas kondisi ikan Trout lebih baik di bandingkan pada trend lain. Di tambahkan jua oleh Weathersley (1972), yg melakukan penelitian di Tasmania, bahwa kondisi ikan Tench dewasa dengan berukuran 20 ? 30 cm pula di pengaruhi proses pemijahan selain faktor musim.

Pertumbuhan

Dengan pertumbuhan ikan gabus dalam beberapa jenis perairan yang di nyatakan dalam persamaan Von Beartalanffy adalah menjadi berikut : padaa perairan waduk kedungombo jawa tengah yaitu Lt = 66,93 l-e-1,1(t-to) & pada danau Tondano Sulawesi Utara yaitu Lt = 45,7 l - -1,1(t-to) .

Pertumbuhan ikan gabus di danau Tondano lebih rendah di bandingkan pertumbuhan ikan gabus di waduk kedungombo, keadaan tersebut bisa di lihat berdasarkan nilai Loo ikan gabus di waduk kedungombo yang lebih besar yaitu 66,93 centimeter di bandingkan pada danau Tondano yaitu 47,7 centimeter (Kartamihardja, 1994 ; 2000).

Reproduksi

Ikan gabus menciptakan sarang pada lebih kurang tumbuhan air atau pingiran perairan yg dangkal. Sarang ikan gabus menciptakan busa di antara flora air pada periran yg berarus lemah (Syfei et al.,1995; Alington, 2000). Berdasarkan Anonim (2002), di Srilangka ikan gabus pada alam memijah beberapa kali pada setahun, sedangkan pada Philipina ikan gabus bisa memijah setiap bulan. Ditambahkan oleh Allington (2002), ikan gabus dapat memijah dalam umur 9 bulan menggunakan panjang total sekitar 21 centimeter. Musim pemijahan ikan gabus di Thailand antara bulan mei sampai oktober, menggunakan puncaknya pada bulan juli hingga september. Sementara itu menurut duong nhut Long et al.I (2002), yg melakukan penelitian terhadap ikan gabus pada delta Mekong, diperoleh ikan gabus yang matang kelamin lebih dahulu adalah ikan gabus betina. Berdasarkan penelitian Kartamihardja (1994), pada waduk kedungombo Jawa Tengah ikan gabus betina mulai matang kelamin pada berukuran panjang total 16,lima cm.

Umumnya telur-telur yang telah dibuahi akan menetas dalam saat 24 jam (dalam kondisi alami) sedangkan dalam syarat laboratorium atau budidaya telur akan menetas selesainya 48 jam Anonim, 2002). Umumnya induk jantan akan menjaga sarang & telur selama periode inkubasi paling usang 3 hari. Benih ikan akan bergerombol & keliru satu berdasarkan induknya akan menjaga mereka sepanjang waktu (Syafei et al, 1985; Allington, 2002).

Tingkat Kematangan Gonad

Ukuran ikan dalam saat pertama kali matang gonad tidak selalu sama (Effendie, 1979). Menurut Blay dan Egeson (1980), perbedaan ukuran ini terjadi dampak perbedaan syarat ekologis perairan.

Menurut Utomo et al, (1992); Chen (1976), dalam Sinaga et al. (2000), ikan gabus & jenis ikan rawa lainnya melakukan pemijahan pada awal atau pertengahan isu terkini hujan. Berdasarkan Kartamihardja (1994), yang melakukan penelitian di waduk Kedungombo Jawa Tengah pada peroleh indeks kematangan gonad ikan gabus betina meningkat mulai dari 1,16% dalam taraf kematangan I hingga mencapai 4,15% pada taraf kematangan V yang lalu menurun tajam pada tingkat kematangan VI, yang menunjukkan penurunan berat gonad karena terjadinya divestasi telur pada saat memijah.

Fekunditas

Fekunditas merupakan jumlah telur matang dalam ovari yg akan dimuntahkan pada ketika memijah (Hunter et al, 1992). Pertumbuhan bobot dan panjang ikan cendrung meningkat fekunditas secara linier. Sebagai ikan mas (Cyprinus carpio) menggunakan panjang 15 cm mempunyai fekunditas 13512 butir, & panjang 60 cm memiliki fekunditas 2945000 buah (Bardach et al., 1972). Menurut Kartamihardja (1994), yg melakukan penelitian biologi reproduksi populasi ikan gabus di Waduk Kedongombo Jawa Tengah, diperoleh kesimpulan bahwa ikan gabus di wilayah tadi memijah menggunakan perbandingan kelamin jantan & betina 1 : 1. Fekunditas ikan gabus yang dihitung menurut 24 individu dengan kisaran panjang total antara 18,5-50,5 centimeter, kisaran bobot antara 60-1020 g & kisaran bobot gonad antara 2,70-16,02 g berkisar antara 2585-12880 butir. Fekunditas tadi lebih besar berdasarkan homogen-homogen fekunditas ikan gabus yg terdapat di rawa-rawa Pekanbaru Riau yang berkisar antara 1190-11307 buah telur. Hal ini lantaran ukuran ikan yang diteliti di rawa-rawa Pekanbaru lebih mini yaitu antara 165-360 mm dengan bobot antara 35-375 g & bobot gonad antara 0,82-7,84 g.

Diameter Telur

Pengukuran diameter telur dalam gonad yg telah matang bermanfaat buat menganggap frekuensi pemijahan, yaitu menggunakan modus penyebarannya. Telur-telur ikan gabus yang telah dibuahi mengapung pada busa, diameter telur tadi lebih kurang 1,5 mm (Anonim, 2002). Sedangkan berdasarkan Duong Nhut Long et al., (2002) berukuran telur ikan gabus homogen-rata pada TKG IV merupakan antara 0,10-1,6 mm.

Penyiapan Sarana dan Peralatan

Dalam pembuatan kolam pemeliharaan ikan gabus sebaiknya ukurannya nir terlalu luas. Hal ini untuk memudahkan pengontrolan dan pengawasan. Bentuk dan berukuran kolam pemeliharaan bervariasi, tergantung menurut selera pemilik & lokasinya. Namun sebaiknya bagian dasar dan dinding kolam dibentuk permanen.

Pada minggu ke I samapi ke VI air harus dalam keadaan jernih, kolam bebas menurut pencemaran meupun fitoplankton. Ikan gabus dalam umur 7 ? 9 minggu kejernihan airnya harus dipertahankan. Pada minggu ke 10 air dalam batas-batas tertentu masih diperbolehkan. Kekeruhan membuktikan kadar bahan padat yang melayang dalam air (plankton). Alat buat mengukur kekeruhan air disebut secchi disk.

Prakiraan kekeruhan air dari usia ikan gabus (minggu) sesuai dengan nomor secchi : - Usia 10 ? 15 minggu, nomor secchi = 30 - 50 - Usia 16 ? 19 minggu, nomor secchi = 30 ? 40 - Usia 20 ? 24 minggu, angka secchi = 30

Penyiapan Bibit 1). Menyiapkan Bibit a. Pemilihan Induk b. Syarat induk yg baik c. Induk harus sipa buat memijah d. Perawatan induk ikan gabus e. Pemijahan Pemeliharaan & Pembesaran

1). Pemupukan

a. Sebelum dipakai, kolam terlebiha dahulu dipupuk. Pemupukan bermaksud buat menumbuhkan plankton yg sebagai pakan alami bagi benih ikan gabus.

B. Pupuk yang dipakai merupakan pupuk sangkar (kotoran ayam). Dengan dosis 500 ? 700 gram/m2. Bisa jua ditambah dengan Urea 15 gr/m2, TSP 20 gram/m2, & Amonium Nitrat 15 gr/m2. Selanjutnya dibiarkan selama 3 hari.

C. Kolam diisi balik dengan air segar. Mula-mula 30-50 centimeter dan dibiarkan selamaz 1 minggu hingga rona pada air kolam berubah sebagai agak coklat atau kehijauan yg menunjukkan jasad-jasad renik yg tumbuh sebagai kuliner alami benih ikan gabus.

D. Secara bertahap ketinggian air ditambah, sebelum benih gabus ditebar.

Dua). Pemberian Pakan

Makanan alami yang berupa zooplankton, larva, cacing-cacing dan serangga air. Makanan berupa fitoplankton adalah Gomponema spp (golongan Diatome), anabaena spp (Golongan Cyanophyta), Navicula spp (golongan Diatome). Ikan gabus jua menykai pakan busuk yang berprotein serta kotorang yg berasal berdasarkan kakus.

Makanan tambahan bisa diberikan residu-sia kuliner famili, daun kubis, tulang ikan, tulang ayam yang dihancurkan, usus ayam, & bangkai. Campuran dedak & ikan rucah (9 : 1) atau adonan bekatul, jagung, & bekicot (2 : 1 : 1).

Pakan buatan (pellet) dapat diberikan menggunakan komposisi (% berat) : tepung ikan = 27; bungkil kacang kedelai 20; tepung terigu 10,50; bungkil kacang tanah 18; tepung kacang hijau 9; tepung darah lima; dedak 9; vitamin 1; mineral 0,5. Cara pemberian pakan pellet mulai dikenalkan dalam benih ikan gabus dalam umur 6 minggu & diberikan 10 ? 15 mnt sebelum anugerah makanan yg berbentuk tepung. Pada minggu ke 7 dan seterusnya telah bisa diberikan pakan berpa pellet. Hindarhan hadiah pakan pada saat terik mentari , lantaran suhu suhu tinggi dapat mengurangi nfsu makan ikan gabus.

Jenis Penyakit Penyakit yang acapkali menyerang ikan gabus adalah parasit yg disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa. Tetapi, jenis penyakit yg dibahas dalam buku ini adalah menjadi berikut:

Tabel 1. Jenis penyakit dan penyebabnya

Tabel 2. Penyakit dan tanda-tanda agresi

Pengobatan

Penyakit yang menyerang ikan gabus dapat diobati menggunakan menggunakan bahan kimia & bahan alami. Secara rinci bisa dipandang dalam tabel berikut :

Tabel tiga. Pengobatan dengan memakai bahan kimia

Tabel 4. Pengobatan dengan bahan alami

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2002. Budidaya Ikan Air Tawar. Deputi Manegeristik Bidang Pendayagunaan & Kemasyarakatan IPTEK. Jakarta.

Djuanda, Tatang. 1981. Dunia Ikan. Armico. Bandung.

Http://m.Epetani.Deptan.Go.Id/budidaya/studi-pembuatan-konsentrat-protein-ikan-gabus-1941

http://usahasuksesmandiri.Blogspot.Com/2011/05/budidaya-ternak-ikan-gabus.Html

Sentis Y. Dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Ikan Gabus Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Siswoyo, Pujo. 2004. Tumbuhan Berkhasiat Obat. Absolut. Yogyakarta.

Skripsi output penelitian Mahasiswa IPB tahun 2003.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: