Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Budidaya ikan air tawar terutama ikan Jelawat mengalami peningkatan produksi disemua negara lantaran ikan-ikan ini memiliki nilai jual bagi pembudidaya buat mendapatkan uang menggunakan teknik sederhana & investasi mini .

Namun ada beberapa kasus kematian pada tiap spesies yg berupa infeksi yang sebagai kendala dalam budidaya. Pengendalian penyakit ikan akan semakin krusial dibandingkan sebelumnya karena usaha budidaya akan menguntungkan apabila penyakit ikan dikendalikan

Booklet ini disusun supaya pembaca bisa mengetahui gambaran generik penyakit ikan budidaya ikan air tawar khususnya ikan Jelawat. Harapan kami, panduan ini bisa menjadi petunjuk yg bermanfaat bagi siapa yg melakukan budidaya & dan pengendalian penyakit pada budidaya ikan air tawar.

Klasifikasi Ikan Jelawat

Class : Pisces

Sub class : Tolestei

Ordo : Ostariophysi

Sub ordo : Cyprinoidea

Family : Cyprinidae

Sub Family : Cyprininae

Genus : Leptobarbus

Spesies : Leptobarbus hoevan

i Nama lain : Lemak, Klemak( Sumatra)

Manjuhan ( Kalimantan Tengah) Jelawat (Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan timur)

Bentuk Tubuh

Ikan jelawat mempunyai sisik yang akbar- akbar ini memiliki bentuk badan yang memanjang indah misalnya torpedo dan berenang sangat cepat. Reaksinya terhadap sesuatu rangsangan dari luar cekatan.

Mulutnya lebarnya terletak pada ujung moncongnya relatif ke bawah, dan dapat dijulurkan ke depan seperti bibir- bibir ikan karper. Ikan jelawat mempunyai empat kumis.

Badannya berwarna coklat kehitam - hitaman di bagian punggungnya, dan putih keperak - perakan pada bagian perutnya, sedangkan sirip- siripnya & ekornya berwarna merah. Dibandingkan ikan karper, Ikan Jelawat ini memang lebih menarik, lantaran bentuk tubuhnya yg gagah latif, & warnanya yg berseri-seri. Di waktu muda, dalam sisi badannya terdapat garis hitam yang memanjang menurut ketua ke pangkal sirip ekor, namun bila sudah tua, garis itu hilang.

Habitat & Makanannya

Sebagai ikan pada sungai, ikan jelawat hanya terkenal mendiami perairan bebas Kalimantan & Sumatra, sedangkan pulau lain nir diketemukan. Tempat- tempat yg mereka senangi adalah bagian-bagian sungai yg poly tunggul yang terbenam dalam air atau bagian- bagian lain yang dinaungi pohon akbar, terutama pohon- pohon yg buahnya bisa mereka makan jika jatuh ke air. Misalnya buah Tengkawang, bijinya poly mengandung lemak, biji karet, atau bunga- bunga di permukaan air seperti kambing menyikat rumput. Ikan jelawat tergolong ikan pemakan segala- galanya, makanan antara lain umbi singkong, daun pepaya, ampas kelapa, dan daging- daging ikan yg sudah dicincang.

Dari bentuk tubuhnya yang memanjang misalnya torpedo bisa diketahui mereka adalah perenang cepat. Ikan jelawat beruaya ke hulu dalam setiap permulaan animo kemarau (Juni - Juli) jika permukaan air mulai turun. Sebaliknya, mereka akan beruaya ke hilir dalam setiap permulaan animo hujan (Desember - Januari) jika permukaan mulai naik. Hal ini dilakukan sang ikan- ikan telah dewasa.

Tempat- tempat yg dituju waktu beruaya ke hilir ini selalu bekas - bekas daerah kering yg baru saja tergenang air. Di loka itulah terdapat makanan- makanan yg disukai. Dan mereka pun umumnya lebih gemuk daripada di waktu-saat lain diluar musim hujan.

Pada waktu-waktu jelawat beruaya inilah (umumnya berlangsung dalam malam hari) para nelayan menangkap secara besar - besaran. Memang pada saat - saat demikian ikan mudah diketahui tempatnya, karena timbulnya julur - julur di bagian atas liar.

Pematangan Gonad

? Induk dipelihara pada kolam spesifik ukuran 500-700 m2 penebaran 0,1-0,25 kg/m2

? Selama pemeliharaan, induk diberikan pakan pelet menggunakan kandungan protein 25-28%

? Pakan diberikan sebanyak 3 % menurut total berat badan menggunakan frekwensi dua-tiga per hari

? Selain pelet diberikan juga pakan berupa hijauan seperti daun singkong secukupnya

? Lama pemeliharaan induk lebih kurang 8 bulan ? Induk yg siap pijah diperoleh dengan cara seleksi Pemijahan

Pemijahan jelawat dapat dilakukan secara alami dan protesis. Dalam paket teknologi ini dilakukan pemijahan buatan. 1) Ciri induk matang gonad

? Induk jelawat betina matang gonad menggunakan ciri bentuk perut agak menggelembung ke arah anus, bila dipijit terasa lembut.

? Induk jelawat jantan matang gonad dengan ciri sirip dada terasa kasar, jika dipijit bagian testis mengeluarkan sperma. . 2) Alat:

? Jaring, hapa, serok, baskom, alat injeksi, bulu ayam, corong penetasan telur, akuarium, corong tetas artemia. Tiga) Bahan

? Induk jantan dan betina matang gonad ? Hormon Ovaprim 4) Metode:

? Pemijahan secara buatan (induced breeding): ? Induk terseleksi perlu diberok selama satu hari ? Penyuntikkan dengan hormon ovaprim takaran 0,5 mililiter/kg/induk. ? Penyuntikkan I dalam induk betina 1/tiga dari dosis dan penyuntikkan II sebesar dua/tiga dari dosis.

? Penyuntikkan pada induk jantan hanya satu kali bersamaan penyuntikkan II pada induk betina.

? 4 - 7 jam sehabis penyuntikkan II, induk telah ovulasi & bisa dilakukan stripping.

? Pembuahan telur dilakukan menggunakan mencampurkan sperma & telur di baskom plastik

? Apabila telur telah mengembang, siap buat disimpan pada wadah penetasan

Penetasan

? Penetasan telur pada wadah inkubasi berbentuk corong menggunakan diameter 60 centimeter & tinggi 50 cm. Padat tebar 400 - 500 butir telur per liter ? Selama penetasan air wajib dijaga kualitasnya (O2 4 - 8 ppm; pH 7,0 - 8,0 ; suhu 25 - 28 derajat 0C)

? Pada suhu air 25 - 28 derajat 0C telur akan menetas 18-24 jam selesainya pembuahan.

Hasil

? Fekunditas berkisar 29.000 - 44.000 butir telur/Kg induk, fertilisasi 80%, & Hatching Rate (derajat penetasan) 70%.

Pemeliharaan Larva

? Larva dipelihara eksklusif ditempat penetasan telur

? Cangkang & telur yang nir menetas dibersihkan secara penyiponan ? 1 - 2 hari selesainya menetas, telur dapat dipindahkan ke akuarium

? Hari ke tiga larva diberikan pakan Nauplii Artemia (yg baru menetas) secukupnya

? Pemberian pakan 3 kali sehari (pagi, siang ,sore)

? Hari ke 7 sesudah menetas benih ikan siap buat didederkan pada kolam.

Pendederan

? Persiapan kolam meliputi pengeringan 2 - tiga hari, perbaikan pematang, pembuatan saluran tengah (kemalir) dan pemupukan menggunakan pupuk sangkar sebesar 500 - 700 gram per m2. Kolam diisi air hingga ketinggian 80 - 100 cm. Pada saluran pemasukan dipasang saringan berupa hapa halus buat menghindari masuknya ikan liar.

? Benih ditebarkan 3 hari setelah pengisian air kolam dengan padat penebaran 100 - 150 ekor/m2.

? Benih ikan diberi pakan berupa tepung hancuran pelet dengan dosis 10 - 20% /hari yang mengandung sekitar 25% protein

? Lama pemeliharaan 2 - tiga minggu

?

Benih yang dihasilkan berukuran dua - 3 centimeter & siap buat pendederan lanjutan.

PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT

Penyakit ikan merupakan merupakan suatu keadaan fisik, morfologi, atau fungsi yg mengalami perubahan berdasarkan syarat normal karena beberapa penyebab, dan terbagi atas dua grup yaitu penyebab menurut dalam (internal) dan luar (eksternal). Penyakit ikan umumnya adalah eksternal. Penyakit internal menurut genetic, sekresi internal, imunodefisiensi, saraf & metabolik. Penyakit eksternal tergolong dua yaitu non patogen dan patogen. Non patogen dapat asal menurut lingkungan (suhu, kualitas air) dan nutrisi ( pakan yg kurang nutrisi atau bahan beracun ) sedangkan patogen yaitu penyakit virus, fungi, bakteri, & parasit. Karakteristik infeksi dalam ikan yaitu ikan adalah salah satu hewan air yang selalu bersentuhan dengan lingkungan perairan sehingga gampang terinfeksi patogen melalui air. Infeksi bakteri & parasit nir terjadi pada hewan dara melalui mediator udara, namun pada ikan tak jarang terjadi melalui air. Pada budidaya, air tidak hanya sebagai loka hayati bagi ikan, tapi jua mediator bagi patogen. Pencegahan yang wajib dilakukan yaitu melaui ikan, dan lingkungannya. Dalam manipulasi lingkungan yg harus diperhatikan :

1. Kondisi air

Air adalah media hidup ikan sehingga buat menjaga supaya ikan permanen sehat perlunya air disaring menggunakan filter. Filter tersebut menyaring air berdasarkan jenis kotoran yang masuk dan zat ? Zat yg bisa mengganggu kondisi ikan & pembawa penyakit. 2. Pakan

Dalam petumbuhan & reproduksi selama hidup ikan perlu di berikan pakan alami & protesis. Pakan buatan yg diberikan harus diperhatikan yaitu : - Bahan standar yang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan gizi ikan , - Suhu dalam saat penyimpanan haruslah sesuai menggunakan kondisi kamar sehingga tidak cepat rusak.

- Pakan yg diberikan nir kadarluarsa

- Pakan yang diberikan terbungkus & tersimpan menggunakan rapi ( tidak kontak dengan lantai ).

3. Hygienis

Untuk menjaga syarat ikan agar tidak sakit galat satunya yaitu menggunakan menjaga dan menggunakan indera?Indera & bahan selama pemeliharaan haruslah desinfektan & diusahakan dalam satu wadah budi daya haruslah memiliki alat dan bahan sendiri sebagai akibatnya jika tertular penyakit ,maka wadah lain tidak eksklusif terkena penyakit. Selain itu ikan jua harus desinfektan agar bisa menjaga kesehatan ikan supaya baik.

4. Keberadaan Ikan Liar

Ikan liar dalam wadah budidaya dapat menjadi pembawa penyakit, bertindak sebagai competitor, dan menjadi loka melekat inang (parasit, fungi, bakteri). Selain sebagai competitor, ikan liar jua dipercaya menjadi pesaing dalam pemanfaatan pakan, oksigen & ruang pada dalam wadah budidaya. Agar ikan liar tidak bisa masuk ke dalam wadah budidaya, pada saluran pemasukan air diberi filter atau saringan. Selain pemasangan saringan, juga perlu dilakukan seleksi benih sebelum benih ditebar. Lima. Vektor Pest Control (VPC) VPC adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengontrolan organisme hayati sebagai pembawa penyakit pada organisme lainnya, misalnya Argulus sp yang adalah parasit bagi ikan, andaipun demikian Argulus sp jua bisa diserang sang parasit lain. Ikan seribu juga dapat sebagai pembawa penyakit larnea sp bagi ikan-ikan peliharaan. Vektor tersebut menggangu ikan peliharaan sehingga mengakibatkan produksi ikan menurun. 6. Pengaturan Air

Pengaturan air dilakukan dalam wadah budidaya supaya air masuk dan keluar seimbang, sehingga syarat air terjaga sinkron menggunakan kebutuhan hayati ikan.

7. Tindak Karantina dan Pemusnahan

Karantina adalah salah satu bisnis pencegahan masuk dan ke luarnya ikan yang membawa penyakit dari satu wilayah ke daerah lain sehingga penularan penyakit bisa dicegah. Bila ikan yang baru tiba berdasarkan loka lain sebaiknya dipelihara terpisah terlebih dahulu (1 ? Dua hari), dan apabila ikan-ikan tersebut nir menerangkan pertanda-pertanda terjangkit penyakit barulah ditebar pada kolam bersama ikan-ikan lain.

8. Monitoring

Dalam bisnis budidaya haruslah dilakukan monitoring secara bersiklus. Monitoring ini bertujuan buat melihat tanda-tanda-gejala yang timbul dalam ikan, apakah ikan tersebut sakit atau nir. Misalnya berdasarkan perubahan tingkah laris, penurunan nafsu makan dan perubahan warna tubuh.

9. Saluran Air

Saluran air pula dapat berperan sebagai faktor pendukung pada penyebaran penyakit. Saluran air yg baik dipakai untuk merusak penyebaran penyakit adalah saluran dengan system paralel, karena jika kolam yang satu terjangkit sang penyakit, nir gampang menyebar langsung ke kolam yg lain. Saluran air secara paralel dalam setiap kolam atau wadah budidaya telah tersedia masing - masing saluran pemasukan dan pengeluaran air. Berbeda menggunakan saluran air sistem seri, lantaran air yg ada dalam satu kolam dialirkan lagi kekolam yg lain sampai seluruh kolam yang ingin diairi terpenuhi, lantaran kolam yang satu dengan kolam yg lainnya mempunyai saluran yg menyatu sehiungga penyebaran penyakit gampang terjadi.

10. Seleksi Umur & Padat Tebar

Seleksi ini dilakukan agar ikan tidak kanibal. Selain itu pula perlu diperhatikan takaran dan ketika pemberian pakan buat mencegah kanibal tadi.

Upaya buat memperhatikan ikan itu sendiri, yaitu :

1. Manipulasi Genetik

Dengan manipulasi genetik, kita dapat membentuk ikan menggunakan kualitas yang baik, misalnya pertumbuhannya cepat & tahan terhadap agresi penyakit. Manipulasi genetik adalah keliru satu cara agar benih yg didapatkan baik atau normal (nir cacat).

Dua. Imunisasi

Imunisasi diberikan pada ikan buat mempertinggi daya tahan tubuh ikan. Vaksin bisa diberikan sewaktu memijah pada ikan dan akan berlanjut pada keturunannya (imunisasi pasif).

3. Stress

Stress merupakan gejala fisiologis dalam ikan yang kurang baik sehingga aktifitas ikan menurun. Seperti nafsu makan, berenang dan metabolismenya. Gejala tertekan ditentukan oleh saraf & hormon dalam tubuhnya.

4. Kepadatan

Padat tebar dalam bisnis budidaya haruslah sinkron sebagai akibatnya kebutuhan ruang O? & makan nir kekurangan. Untuk menebar benih perlu diperhatikan ukuran benih ikan, karena berukuran eksklusif akan mempengaruhi padat tebar ikan itu sendiri.

Pengobatan penyakit ikan sangatlah nir disarankan, merupakan alternative terakhir, menggunakan pertimbangan yang akurat. Teknik pengobatan yang dilakukan diagnosa yg tepat dan cepat, Jenis & takaran efektif obat & antibiotic , biaya dan ketersediaan, waktu dedah, peluang keberhasilan dan teknik aplikasi. Teknik aplikasi dapat dilakukan dengan perendaman (diping, short bat, long bath di akuarium/kolam). Langkah sebelum pengobatan usahakan, ikan dipuasakan, pakai bahan plastic buat mencampur, cek balik perhitungan dosis dan jumlah, lakukan dalam suhu terendah, percobaan skala kecil, evaluasi hasil percobaan, pengulangan apabila dibutuhkan dan takaran (mg/l) tergantung jenis sedianya obat dan teknik hadiah.

Tabel 1. Penyakit, gejala pencegahan dan pengobatan ikan jelawat

DAFTAR PUSTAKA

http :// www.Dkp.Go.Id/content.Php?C= 550. Informasi Teknologi Budidaya Ikan Jelawat. 01/09/03

http://global-perairan.Blogspot.Com/2012/08/ikan-jelawat.Html

Maksoem,S.O,. Dkk. 2000.?Peta Geografis Penyebaran Penyakit Ikan Air Tawar?. Direktorat Jendral Dinas Perikanan & Kelautan. Jakarta.

Syofan dan Syafei L.S, 2005. Buku Seri Kesehatan Ikan ?Jelawat Sehat Produksi Meningkat?. Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian, Jurusan Penyuluhan Perikanan, Bogor.

Yuasa.K,. Dkk.2003. ? Paduan Diagnosa Penyakit Ikan Air Tawar ?.JICA. Departemen Kelautan dan Perikanan.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: