Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Saat ini telur artemia telah diproduksi secara massal oleh perusahaan pakan ikan yg tujuannya tentu buat mensuplai pakan bagi larva ikan. Telur - telur artemia dipasarkan pada wadah kaleng yg bisa bertahan sampai bertahun - tahun. Pada waktu akan dipakai baru telur artemia ditetaskan menggunakan air bahari /larutan garam sebagai akibatnya memudahkan pembudidaya ikan pada penyediaan pakan larva ikan.

Berikut tahapan sikuls hidup artemia dimulai berdasarkan telur sampai dewasa.

1. Kista / Telur

Telur artemia atau kista berbentuk bulat berlekuk pada keadaan kering & bundar penuh pada keadaan basah. Warnanya coklat yg diselubungi oleh cangkang yg tebal & kuat . Kista merupakan telur yang sudah berkembang sebagai embrio yg diselubungi sang cangkang yang tebal dan kuat. Cangkang ini berguna buat melindungi embrio terhadap efek kekeringan, benturan keras, sinar ultra violet, & mempermudah pengapungan . Kista merupakan telur yg terbungkus korion, kista dapat diartikan sebagai telur yg mengalami fase cryptobiosis (fase tidur atau istirahat).

Telur artemia pada bentuk kista berwarna coklat dengan garis tengah antara 200-300 ?M, berat antara 1,60-2,22 ?G. Apabila dimasukan kedalam air bahari, kista kemarau yang berbentuk cekung akan mengalami hidrasi sebagai berbentuk bulat penuh & mulai terjadi metabolisme embrio dalam cangkang.

Kista ini disimpan dalam kantong telur atau uterus dengan jumlah berkisar 38-45 butir kista pada satu individu betina. Perkembangan warna kista pada uterus di tubuh induknya dimulai dari warna putih, menjadi hijau belia, biru dan selanjutnya coklat tua.

Pada salinitas 90-200 ‰, Artemia dapat menghasilkan kista. Sedangkan pada salinitas < 85 ‰ Artemia akan memproduksi nauplius. Akibatnya keberhasilan pemeliharaan Artemia untuk memproduksi kista akan mencapai maksimal apabila media ada pada salinitas yang optimal.

Penampang kista artemia menunjukan dari luar ke dalam lapisan-lapisan korion, kutikula embrio dan embrio atau calon nauplius. Lapisan korion yang keras dan berwarna coklat terdiri dari lapisan epidermis, lapisan kortikal dan lapisan alveolar.
Lapisan cangkang telur/kista Artemia salina

Lapisan korion berfungsi sebagai pelindung terhadap gangguan mekanik, lapisan kutikula embrio berfungsi sebagai pelindung embrio berdasarkan goncangan mekanik dan sebagai sumber enzim tahalose yg membantu pada proses penetasan. Diantara ke 2 lapisan korion dan kutikula embrio masih ada selaput luar kutikula embrio. Setelah 15-20 jam dalam suhu 25oC kista akan menetas menjadi embrio. Artemia selama masa hidupnya yg lebih kurang 50 hari dalam kondisi super ideal sanggup menghasilkan kista sebesar 300 butir per 4 hari.

2. Pre Nauplius

Setelah 24 jam, cangkang kista akan pecah (breaking stage atau E-1) dan akan ada embrio yg dilingkupi oleh selaput penetasan. Dalam beberapa jam, embrio meninggalkan cangkang kista dan bergantung dibawah cangkang yg kosong pada keadaan masih inheren (umberella stage atau E-dua).

Perkembangan naupli Artemia salina

Di pada selaput penetasan, nauplius berkembang sempurna dan anggota badan mulai bergerak. Dalam ketika singkat, selaput penetasan pecah dan muncul nauplius yg berenang bebas.

3. Nauplius

Anderson (1967) pada Cholik & Daulay (1985) mendeskripsikan 10 stadia larva artemia :

Stadia I panjangnya antara 450-475 ?M & berwarna jingga agak coklat lantaran masih mengandung kuning telur, memiliki 3 pasang anggota badan yaitu (1) antena sensor kecil yang diklaim antena pertama, (2) antena yang berkembang sempurna yg memiliki indera gerak dan berfungsi menjadi penyaring kuliner, & (3) mandibula yg belum sempurna. Mata nauplius berwarna merah terletak pada bagian ketua diantara antena pertama. Pada stadia I artemia belum dapat merogoh kuliner karena sistem pencernaan belum berfungsi (mulut dan anus masih tertutup). Pada suhu 20oC stadia I berlangsung selama 20 jam.

Stadia II panjangnya 630 ?M & nampak lebih bening.Makanan yang berukuran partikel mini (algae, bakteria & detritus) yg ukurannya berkisar antara 1-40 ?M akan disaring oleh antena ke 2 & dicerna di dalam saluran pencernaan, Stadia ini berlangsung selama 10 jam.

Stadia III berukuran lebih kurang 725 ?M, saluran pencernaan tampak kentara, kuning telur yg dikandungnya jauh berkurang. Tiga ruas pertama dari tubuhnya semakin nyata & tiga ruas berikutnya mulai nampak menjadi bundar, telson sudah mulai nampak. Stadia ini berlangsung selama 40 jam.

Stadia IV panjangnya sekitar 800 µm. Dapat dibedakan dengan jelas, perkembangan duri yang terletak pada ujung eksopod dari antena telah sempurna. Duri ini dapat digerak-gerakan. Perkembangan lain yaitu pembentukan maksilula dan maksila.
Stadia Artemia salina [sumber]

Artemia tumbuh melalui lebih kurang 15 ganti kulit, yaitu (1) truncus dan perut memanjang, (2) anggota badan lobular yg berpasangan yang timbul pada bagian truncus & akan berkembang sebagai thorakopoda & (tiga) bagian lateral mata yg berkembang dalam kedua sisi mata nauplius.

Perubahan morfologi masih terjadi sebelum artemia sebagai dewasa. Sejak instar ke-10 perubahan-perubahan morfologi yang terpenting diantaranya hilangnya fungsi antena sebagai alat mobilitas dan perubahan bentuk menunjukan terjadinya disparitas kelamin jantan dan betina. Kaki berkembang sebagai bagian-bagian yang kegunaannya berbeda-beda, yaitu sebagai telopodit yang berfungsi sebagai saringan, endopodit buat bergerak & eksopodit buat pernapasan.

4. Dewasa

Setelah stadia X artemia menjadi dewasa. Waktunya berkisar 7- 15 hari tergantung pada keadaan lingkungan. Perubahan morfologi yang tampak setelah artemia menjadi dewasa adalah terbentuknya mata, antenula, alat pencernaan yangmemanjang dan 11 pasang thorakopoda. Perbedaan antara artemia jantan dan betina yaitu pada artemia jantan terdapat alat penangkap dan sepasang penis yang terdapat dibagian belakang tubuhnya. Pada artemia betina, antena berfungsi sebagai alat peraba. Sepasang ovari terletak memanjang pada kedua sisi saluran pencernaan di belakang thorakopoda.
Morfologi Artemia salina
Perbedaan induk jantan dan betina Artemia salina

Sumber : Paper Kultur Artemia Salina

Semoga Bermanfaat...

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: