Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Membaca judul goresan pena ini pasti anda kaget dan bertanya, bisakah ikan kakap putih dipelihara bersama (polikultur) menggunakan udang windu dalam satu petakan tambak ?. Jawabannya pasti bisa.

Seperti diketahui Kakap putih (Lates calcalifer, Bloch) biasa dikenal menggunakan nama Giant sea perch, atau seabass. Ikan ini biasa dikenal menggunakan nama lokal Pinrang bale Kanja (ikan cantik) semua orang menyukainya lantaran memilki daging yang putih halus & sedikit duri. Keunggulannya itu sebagai akibatnya termasuk ikan irit penting pada Indonesia yang memiliki pasar dan harga tinggi. Untuk pasaran lokal ikan kakap dari tambak berukuran berat 350 gr bisa dihargai Rp.30-50 ribu/ekor. Ikan kakap seberat itu umumnya seumuran dengan ikan bandeng yg dibudidaya di tambak yakni 3-4 bulan. ?Biasanya ikan kakap ikut ditangkap waktu petambak sedang panen bandeng memakai jaring,? Kata Zainuddin kepala Pokdakan Salopokko desa Waetuoe kecamatan Lanrisang, Pinrang.

Kakap putih berasal berdasarkan bahari beruaya (migrasi) masuk ke perairan pantai, muara & saluran tambak. Meski dari berdasarkan laut tetapi dapat dibudidayakan di tambak air payau (campuran air laut & air tawar) juga di kolam air tawar. Hampir seluruh tambak-tambak udang & bandeng yg terdapat pada kabupaten Pinrang ditemui ikan kakap. Ikan kakap yang ditangkap pada tambak benihnya asal menurut alam (bahari) lolos masuk ke tambak bersamaan dengan air pasang. Benih itulah yang tumbuh menjadi hama bagi udang windu yg dibudidayakan.

Dikatakan Zainuddin, ikan kakap merupakan ikan predator karena dapat memangsa ikan-ikan mini & udang secara hidup-hayati yg terdapat pada lingkungannya. Bila dikelola dengan baik polikultur kakap menggunakan udang windu akan sangat menguntungkan. Lantaran kedua komoditi ini sama-sama mempunyai prospek pasar & harga yg relatif cantik. Dari aspek teknis telah sinkron syarat lingkungan antara udang windu menggunakan ikan kakap ?Agar kakap nir memangsa udang maka kita lebih awal tebar udangnya daripada benih ikan kakapnya,? Istilah Zainuddin.

Syarat lokasi tambak, konstruksi dan parameter kualitas air untuk budidaya kakap putih nir sebagai kasus. Sebab selama ini kakap putih poly ditangkap petambak ketika panen bandeng. Demikian pula persiapan tambak misalnya halnya yg telah dilakukan pembudidaya selama ini. Dari mulai pengeringan, pengapuran, pemupukan dasar, pemasukan air, penumbuhan makanan alami sampai tebar benih. Diharapkan, setelah dilakukan pengeringan tanah tambak dengan sinar mentari dapat membunuh bakteri pembusuk, mempertinggi pH tanah, dan memudahkan dalam renovasi kolam supaya tidak licin & berlumpur. Pengapuran bertujuan buat menetralkan keasaman tanah, dilakukan menggunakan kapur Zeolit dan Dolomit. Selama budidaya, ikan memerlukan syarat keasaman yg stabil yaitu pada pH 7 - 8. Untuk mengembalikan keasaman tanah pada kondisi tersebut, dilakukan pengapuran lantaran penimbunan & pembusukan bahan organik selama budidaya sebelumnya menurunkan pH tanah. Pengapuran pula menyebabkan bakteri dan jamur pembawa penyakit mati lantaran sulit dapat hayati pada pH tadi. Pengapuran menggunakan kapur tohor, dolomit atau zeolit menggunakan dosis 1 ton /ha atau 10 kg/100 m2 .

Pemupukan berupa pupuk protesis, yaitu urea dan TSP masing-masing dengan takaran 50-700 gram/meter persegi. Urea & TSP diberikan menggunakan dicampur terlebih dahulu & ditebarkan merata di dasar tambak. Selesai pemupukan tambak diairi sedalam 10 centimeter bagian pelataran & dibiarkan 3-4 hari supaya terjadi reaksi antara aneka macam macam pupuk & kapur dengan tanah. Hari ke-5 air tambak ditambah hingga sebagai sedalam 50 centimeter. Air media yg dipakai buat pemeliharaan ikan kakap putih beserta udang windu wajib terhindar berdasarkan polutan berupa pestisida atau bahan berbahaya lainnya. Pengisian air laut dilakukan sampai ketinggian air dari 80 ? 100 centimeter dari dasar tambak.

Agar tidak sebagai hama bagi udang windu maka kita lebih awal tebar benur gelondongan udang windu sebanyak 20.000 ekor/ha. Sebulan lalu dilakukan penebaran benih ikan kakap ukuran 2 cm sebesar 1.000 ekor/ha. Memasuki umur dua bulan udang windu mulai panen selektif size 40-60 ekor/kg. Pada ketika ikan kakap umur 2 bulan sudah bisa memakan benih-benih ikan liar berdasarkan saluran masuk tambak sebagai makanan alaminya. Benih ikan liar seperti mujair paling cepat tumbuh & berkembang biak di tambak. Benih-benih mujair inilah yang menjadi incaran kakap sebagai santapannya setiap waktu. Kakap putih dapat dipanen setelah berumur tiga-4 bulan menggunakan berukuran 200-300 gr per ekor.

Sumber:

Atjo A.S, 2018. BUDIDAYA KAKAP PUTIH POLIKULTUR UDANG WINDU DI TAMBAK. Didownload dari laman http://mfcepusluh.bpsdmkp.kkp.go.id/html/index.php?id=artikel&kode=430

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: