Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Tempat pembenihan ikan nila

Pemilihan indukan ikan nila

Pemeliharaan indukan

Pemijahan ikan nila

Pemeliharaan larva

Pendederan benih

Panen pembenihan ikan nila

Pembenihan ikan nila merupakan usaha budidaya yang sangat produktif. Meskipun jumlah telurnya relatif sedikit, namun frekuensi pemijahan ikan nila cukup sering. Ikan ini bisa dikawinkan setiap bulan, sampai usia produktifnya habis.

Ikan nila mudah memijah secara alami. Bahkan ikan ini gampang sekali memijah secara liar di kolam-kolam budidaya. Tidak sepertiikan mas atauikan lele yang memerlukan banyak rekayasa. Pengaturan hanya diperlukan untuk mengelola agar pemijahan berlangsung terkendali.

Dengan pengelolaan yang tepat, pembenihan ikan nila akan menjadi usaha yang menguntungkan. Pada kesempatan kali ini akan diulas apa saja yang perlu dipersiapkan untuk memulai pembenihan ikan nila.

Hal pertama yang harus disiapkan dalam pembenihan ikan nila adalah penyiapan tempat atau kolam budidaya. Terdapat empat tipe kolam yang dibutuhkan untuk pembenihan ikan nila, diantaranya:

  1. Kolam pemeliharaan indukan. Kolam ini digunakan untuk memelihara indukan jantan dan betina. Ikan jantan dan betina harus ditempatkan di kolam yang berbeda. Sehingga dibutuhkan setidaknya dua kolam pemeliharaan induk. Kolam tidak perlu terlalu luas, hnaya saja harus cukup dalam untuk ikan dewasa, sekitar 100-140 cm.
  2. Kolam pemijahan. Kolam pemijahan digunakan untuk mengawinkan induk jantan dan betina. Jenis kontruksi kolam pemijahan ikan nila sebaiknya berlantai dasar tanah. Dasar kolam dilengkapi dengan kubangan-kubangan atau kemalir.
  3. Kolam pemeliharaan larva. Kolam ini diperlukan untuk memelihara larva ikan yang baru menetas. Tipe kolam yang digunakan bisa bak semen,  kolam tanah atau hapa. Hapa merupakan jaring yang halus seperti kelambu yang dibuat mengapung di atas kolam. Persis seperti jaring apung di danau, namun ukurannya kecil. Hapa bisa diletakan di kolam pemijahan.
  4. Kolam pendederan benih. Kolam ini diperlukan untuk membesarkan benih ikan sampai ukuran 10-12 cm. Atau, sampai ikan nila kuat untuk dibesarkan di kolam budidaya pembesaran.

Calon indukan untuk pembenihan ikan nila hendaknya menggunakan galur murni yang secara genetis memiliki sifat-sifat unggul. Dewasa ini indukan nila yang beredar di masyarakat banyak yang sudah mengalami penurunan kualitas. Untuk mendapatkan indukan yang unggul, sebaiknya cari di tempat-tempat terpercaya seperti,BBPBAT atau balai-balai perikanan setempat.

Indukan nila matang gonad atau telah siap memijah, harganya relatif mahal. Untuk itu, kita bisa memelihara calon indukan sedari kecil hingga ikan siap buat dipijahkan. Adapun ciri-ciri calon indukan nila yang baik adalah menjadi berikut:

Ikan nila betina memasuki matang gonad setelah berumur 5-6 bulan. Induk betina yang akan dipijahkan setidaknya telah mencapai bobot 200-250 gram dan untuk induk jantan 250-300 gram.

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, ikan nila termasuk ikan yg jumlah telurnya sedikit. Satu induk betina seberat 200-250 gram hanya mengandung telur 500-1000 buah. Dari jumlah tadi yg menetas menjadi larva biasanya berkisar 200-400 ekor.

Masa produktivitas indukan buat pembenihan ikan nila berkisar 1,lima-dua tahun. Indukan yg sudah dibenihkan lebih berdasarkan dua tahun sebaiknya diganti dengan yang baru. Lantaran kualitas & kuantitas anakannya akan menurun. Induk ikan nila yg sudah memijah siap dipijahkan pulang sehabis tiga-6 minggu.

Induk jantan dan betina yang disiapkan untuk pembenihan ikan nila harus dipelihara di kolam terpisah. Induk betina disatukan dengan betina lainnya, begitu pula dengan induk jantan. Padat tebar untuk kolam pemeliharaan induk sekitar 3-5 ekor/m2.

Kolam pemeliharaan induk jantan & betina wajib mempunyai asal pengairan yg tidak sinkron (disusun seri). Buangan air dari kolam jantan nir masuk ke kolam betina dan kebalikannya. Hal ini buat menghindari terjadinya pemijahan liar. Misalnya, sperma jantan terbawa ke kolam betina sehingga terjadi pembuahan.

Pemberian pakan untuk calon indukan sebaiknya memiliki kadar protein tinggi, lebih dari 35%. Berbeda dengan pakan ikan nila untuk pembesaran yang hanya membutuhkan kadar protein sekitar 2%. Kandungan protein yang tinggi diperlukan agar pertumbuhan gonad maksimal. Jumlah pakan yang diperlukan untuk pemeliharaan indukan sebanyak 3% dari bobot ikan per hari.

Seperti telah diuraikan sebelumnya, ikan nila sangat mudah memijah secara alami. Pemijahan ikan nila intensif umumnya digunakan buat memproduksi benih pada jumlah akbar. Lantaran buat membentuk infrastrukturnya membutuhkan modal akbar. Kali ini kami hanya akan mengulas pemijahan ikan nila secara alami.

Dasar kolam pemijahan ikan nila sebaiknya dibuat miring sekitar 2-5%. Kemudian buat kemalir atau kubangan di dasar kolam tersebut sedalam 20-30 cm sebagai lokasi-lokasi ikan memijah.

Sebelum ikandimasukkan ke kolam pemijahan, lakukan pengolahan dasar kolam terlebih dahulu. Silahkan lihatcara persiapan kolam tanah.

Pemijahan ikan nila dilakukan secara massal. Indukan jantan dan betina ditebarkan ke kolam pemijahan secara bersama-sama. Padat tebar kolam pemijahan sebanyak 1 ekor/m2, dengan perbandingan jantan dan betina 1:3.

Selama proses pemijahan, berikan pakan misalnya pada kolam pemeliharaan induk. Pemijahan ikan nila umumnya akan berlangsung pada hari ke-7 semenjak indukan ditebar.

Pemijahan berlangsung di dasar kolam, umumnya pada kubangan atau cekungan. Apabila terjadi kecocokan, telur yg dimuntahkan induk betina akan dibuahi sang ikan jantan. Kemudian telur tersebut dierami pada mulut induk betina.

Selama proses pengeraman telur, induk ikan betina biasanya berpuasa. Maka, sebaiknya pemberian pakan dikurangi hingga tinggal setenganya. Hal ini penting untuk menekan ongkos produksi dan mencegah pembudukan sisa pakan di dasar kolam.

Proses pengeraman biasanya berlangsung sekitar satu minggu. Telur akan mentas menjadi larva ikan. Bila induk betina merasa kolam ditumbuhi pakan alami ikan, ia akan mengeluarkan larva dari mulutnya secara serempak. Oleh karena itu, dalam selama proses persiapan kolam penting untuk memupuk dasar kolam agar pakan alami ikan tumbuh.

Larva ikan yang baru menetas akan berenang ke pinggir kolam. Segera ambil dengan saringan halus & pindahkan ke loka pemeliharaan larva.

Larva ikan nila yang telah menetas, sebaiknya dibesarkan di loka khusus. Pemindahan dilakukan selesainya larva berumur 5-7 hari.

Kolam pemeliharaan larva mampu berupa kolam tembok, akuarium, kontainer plastik atau hapa. Padat tebar buat pemeliharaan larva 50-200 ekor/m2, tergantung jenis kolamnya.

Berikan pakan berprotein tinggi berbentuk tepung halus ukuran 0,dua-0,5 mm. Frekuensi pemberian pakan 4-5 kali sehari, setiap kalinya sebanyak 1 sdt pakan berbentuk tepung.

Alternatif lain, pakan larva ikan nila sanggup dibentuk menggunakan cara merebus satu butir telor ayam. Kemudian ambil kuning telurnya, kemudian lumat dan campur menggunakan 1/dua liter air. Masukkan pada botol semprotan dan berikan dalam ikan sebanyak 100 ml, setiap kali hadiah.

Lama pendederan larva berkisar 3-4 minggu, atau sampai larva ikan ukuran dua-tiga cm. Larva yg telah mencapai ukuran tersebut harus segera dipindah ke kolam pendederan selanjutnya. Karena daya tampung kolam larva sudah nir layak lagi buat ukuran ikan sebesar itu.

Pada tahap pendederan larva, pembenihan ikan nila bisa dibuat agar menghasilkan benih ikan yang kelaminnya jantan semua. Para pembudidaya pembesaran lebih memilih benih nila jantan untuk dibesarkan, atau budidaya nila secaramonosex. Karena pertumbuhan ikan jantan lebih cepat daripada ikan betina.

Tips untuk membuat benih ikan jantan semua adalah dengan memberikan hormon17 alpha methyltestosteron pada tahap pendederan larva. Campurkan hormon tersebut pada pakan ikan. Berikan pada larva hingga ikan berumur 17 hari. Cara ini akan menghasilkan benih ikan jantan lebih dari 95%.

Setelah larva dibesarkan sampai berukuran dua-3 cm, selanjutnya lakukan pendederan buat mendapatkan benih ikan yg siap dibudidayakan pada loka pembesaran. Pendederan hendaknya menggunakan kolam yg lebih luas.

Padat tebar buat pendederan benih 30-50 ekor/m2. Lama pemeliharaan benih ikan nila dalam tahap ini kurang lebih 1-1,5 bulan. Atau, kira-kira hingga ukuran benih 10-12 cm.

Pakan buat pendederan menggunakan pelet dengan kadar protein 20-30%. Jumlah pakan yang diharapkan tiga% dari bobot tubuh ikan. Frekuensi pemberiannya 2-3 kali sehari.

Tetapi tidak menutup kemungkinan berukuran benih yang dikehendaki pasar lebih akbar menurut itu. Jika demikian, lakukan tahap pendederan termin ke-2 hingga berukuran benih sinkron dengan permintaan pasar.

Selanjutnya, output pembenihan ikan nila siap buat dibesarkan di kolam budidaya pembesaran ikan nila. Silahkan lihatpanduan lengkap budidaya ikan nila.

Hal lain yg wajib diperhatikan dalam pembenihan ikan nila adalah pengendalian hama dan penyakit. Dalam hal ini upaya pencegahan lebih lebih diutamakan daripada pengobatan. Karena pengobatan ikan yang sudah sakit cukup menyita asal daya. Untuk lebih lengkapnya silahkan lihathama & penyakit ikan nila.

Pemanenan sebaiknya dilakukan dalam pagi hari atau sore hari. Pengemasan atau pengangkutan benih yg akan dijual sanggup memakai wadah tertutup atau terbuka. Untuk pengiriman jarak dekat wadah terbuka masih memungkinkan.

Tetapi apabila pengiriman membutuhkan ketika yg lama & jaraknya jauh, dianjurkan memakai wadah tertutup. Pengiriman dengan wadah tertutup memerlukan aerasi buat memperkaya kandungan oksigen air. Wadah diisi air sampai 1/3-nya saja, sisanya oksigen.

Referensi

  1. Khairuman dan Khairul Amri. 2003. Budidaya ikan nila secara intensif. Agromedia Pustaka
  2. Usni Arie. 2004. Pembenihan dan pembesaran nila gift. Penebar Swadaya
  3. Rahmat Rukmana. 1997. Ikan nila, budidaya dan prospek agribisnis. Kanisius

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: