Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

Klasifikasi dan Toksonomi Ikan Arwana

Menurut sistematika ilmu taksonomi (identifikasi organism berdasarkan kelasnya) ternyata arwana tidak hanya digolongkan dalam satu genus. Ada empat genus yang dikenal tetapi yang lazim dan  banyak diperdagangkan hanya dua genus yaitu Scleropages dan Osteoglossum. Sementara itu arwana asia sering disebut ikan naga, ikan kayangan atau ikan siluk karena berasal dari genus Scleopages. Berikut adalah klasifikasi ikan arwana:

Filum                :    Chordata

Subfilum          :    Vertebrata

Kelas                :    Pisces

Sub Kelas        :    Teleostei

Ordo                :    Malacopterygii

Famili               :    Osteoglossidae (Bonytongues)

Genus        :    1. Arapaima           Spesies      : Arapaima gigas (giant arwana)

2. Osteoglossum    Spesies      : Osteoglossum bicirrbosum

Spesies      : Osteoglossum ferreirai

3. Scleropages       Spesies      : Scleropages formosus

Spesies :    Scleropages guntberi

Spesies      : Scleropages Leicbardti

Spesies :    Scleropages Jardini

4. Clupisudis          Spesies      : Clupisudis nilot/Heterotis Nilotic (nile arowana)

Secara morfologis (ciri-ciri fisik),badan dan kepala arwana agak padat. Tubuhnya pipih dan punggungnya datar, hampir lurus dari mulut hingga sirip punggung. Garis lateral atau gurat sisi yang terletak di samping kiri dan kanan tubuh arwana panjangnya antara 20-24 cm. bentuk mulutnya mengarah keatas dan mempunyai sepasang sungut pada bibir bawah. Ukuran mulutnya lebar dan rahangnya cukup kokoh.Giginya berjumlah 15-17.Bagian insangnya di lengkapi dengan penutup insang. Letak sirip punggungnya berdekatan dengan pangkal sirip ekor (caudal). Sirip anusnya lebih panjang dari pada sirip punggung (dorsal), hampir mencapai sirip perut (ventral).Panjang arwana arwana dewasa sangat variatif, antara 30-80 cm.

Sisiknya berukuran besar  dan permukaanya mengkilap. Bentuk sisiknya berupa cycloid atau melingkar.Warnanya sangat variatif, antara lain perak, hitam, emas, dan merah. Untuk lebih gampangnya, banyak yang memberi  nama arwana berdasarkan warna sisiknya, misalnya arwana hijau (green arowana), arwana hitam (black arowana), arwana perak (silver arowana), arwana kuning (golden arwana), dan arwana merah (red arwana). Arwana merah di bagi lagi menjadi tiga jenis, yakni merah biasa (red banjar), merah kuning (golden red) dan sangat merah (super red).

Gambar 1.Ciri-karakteristik fisik arwana

Sumber:

Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana: Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelutan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

BAGAIMANA SEHARUSNYA SIKAP SEORANG PENYULUH PERIKANAN

Sumber:

Widiarty M.K., 2016

Taryoto A.H., 2016

PusluhdayaKP, 2016

#Tag :

DASAR-DASAR PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sumber: Pusluhdaya, 2016

#Tag :

KKP PERKUAT KAWASAN EKONOMI PERIKANAN BUDIDAYA MELALUI MINAPOLITAN

Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) terus perkuat pengembangan kawasan ekonomi berbasis perikanan budidaya. Kamis (19/05), Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (Ditjen PB) balik menggelar Rapat Koordinasi Minapolitan yang dihadiri oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, Bupati Garut, Rudi Gunawan, Kepala Dinas Kelautan & Perikanan Provinsi Jawa Barat, Kepala Bappeda Kabupaten Garut, Dinas Perikanan Kabupaten Garut, Tim Pokja Minapolitan, pembudidaya ikan, & lain-lain.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (Dirjen PB), Slamet Soebjakto, menyampaikan, ?Kawasan Minapolitan perikanan budidaya adalah keliru satu pengembangan daerah yg konsisten sampai ketika ini. Dari tempat minapolitan ada pengembangan daerah yang bersinergi. Kedepan kawasanan minapolitan perikanan budidaya akan menjadi sentra-pusat pengembangan perikanan berbasis tempat.?

Kawasan minapolitan perikanan budidaya menjadi bukti adanya kemandirian wilayah tersebut buat membuatkan perekonomiannya. Contoh Kawasan minapolitan perikanan budidaya yg mandiri merupakan kabupaten Bogor, jelas Slamet.

Kawasan Minapolitan perikanan budidaya jua harus mempunyai prinsip-prinsip integrasi, efisiensi, berkualitas & akselerasi, tambah Slamet.

Ditjen PB jua sudah melakukan integrasi lintas sektor dengan Ditjen Ciptakarya dan Sumberdaya Air, Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat, Ditjen Ketenaga Listrikan, Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral, Deputi Bidang Pengendalian tanah dan Pemberdayaan Masyarakat, Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Bank Indonesia dan lain-lain.

Peran UPT pula nir kalah pentingnya. Ditjen PB terus mendorong peran UPT pada melakukan perekayasaan teknologi budidaya yg inovatif, aplikatif, efektif, dan efisien buat mendorong peningkatan produksi. Selain itu, training dan pendampingan terus dilakukan secara intensif terhadap pelaku primer guna mengklaim keberlanjutan bisnis budidaya, tambah Slamet.

Ditegaskan Slamet, tak kalah pentingnya jua kiprah pemerintah wilayah. Khususnya pada menetapkan regulasi penataan zonasi atau rapikan ruang perairan. Hal ini dalam upaya menghindari konflik kepentingan pada pemanfaatan ruang perairan.

Beberapa dukungan kebijakan juga diberikan sang Ditjen PB pada mendukung kawasan minapolitan. Diantaranya merupakan Gerakan Penggunaan Induk Unggul (GAUL). GAUL merupakan galat satu revolusi perbenihan dalam mendukung ketersediaan benih unggul yang diperlukan oleh rakyat.

Selain itu, Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) jua digulirkan oleh Ditjen PB. Selain menjadi terobosan pada penyediaan pakan, pula buat meningkatkan pendapatan pembudidaya, khususnya pembudidaya ikan air tawar. ?Kita akan dorong grup pakan ikan berdikari (POKARI) yg terpisah berdasarkan kelompok pembudidaya, buat menghasilkan pakan berkualitas sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI), pada jumlah yang cukup, buat memenuhi kebutuhan gerombolan pembudidaya pada wilayahnya, secara kontinyu,? Papar Slamet.

Sesuai Keputusan Menteri Kelautan & Perikanan Nomor 39 Tahun 2011 dan Keputusan Dirjen PB Nomor 111A Tahun 2015, kabupaten Garut ditetapkan menjadi keliru satu kawasan Minapolitan. Ditetapkannya Garut menjadi galat satu kawasan Minapolitan bukan tanpa alasan. Garut merupakan salah satu kabupaten pada provinsi Jawa Barat yang memiliki potensi perikanan budidaya yang cukup besar . Komoditas yg dikembangkan adalah komoditas unggulan perikanan budidaya yang bernilai ekonomi tinggi. Terbukti dalam tahun 2014, produksi ikan mas di Garut mencapai 26 ribu ton lebih.

Garut memang masih terhitung baru. Akan namun, saya konfiden kedepan Garut akan masuk tempat minapolitan dengan kategori A menggunakan potensi yg terdapat, ujar Slamet.

Kawasan minapolitan dengan kategori A, berarti telah bisa memenuhi 3 kriteria utama yaitu persyaratan administrasi, terjalinnya koordinasi pada wilayah & bisnis budidaya perikanan budidaya berkembang di tempat tadi.

Disela rapat koordinasi, Ditjen PB pula menaruh bantuan benih sebanyak 10 ribu ekor lele & 10 ribu ekor nila, kepada pembudidaya ikan di Garut, dalam rangka acara 100 juta benih. Kelompok penerima donasi benih tersebut merupakan kelopok mekar asih kecamatan sukawening & grup barokah kecamatan tarogong kaler, pada kunjungan Slamet di kecamatan tarogong kaler (19/05).

Ditambahkan oleh Slamet, Sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, tiga pilar penting, Kedaulatan, Keberlanjutan & Kesejahteraan menjadi satu langkah dasar untuk melakukan pembangunan kelautan dan perikanan, begitu jua dengan perikanan budidaya.

“Diharapkan dengan adanya koordinasi serta integrasi dari hulu sampai hilir dari beberapa program pemerintah, dapat meningkatkan pendapatan masyarakat kelautan dan perikanan khususnya pembudidaya ikan, sehingga dapat menuju Masyarakat Perikanan Budidaya yang Mandiri, Berdaya Saing dan Berkelanjutan” pungkas Slamet.

Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/395/KKP-PERKUAT-KAWASAN-EKONOMI-PERIKANAN-BUDIDAYA-MELALUI-MINAPOLITAN/?category_id=9

#Tag :

KKP KEMBANGKAN DONGGALA SEBAGAI KAWASAN MINAPOLITAN BUDIDAYA

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat pengembangan kawasan ekonomi yg berbasis pada perikanan budidaya terintegrasi melalui acara Minapolitan. Minapolitan merupakan konsepsi pembangunan ekonomi yg berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas & percepatan pembangunan.

“Kawasan Minapolitan perikanan budidaya telah berhasil menjadi embrio munculnya kawasan industry perikanan budidaya baru dan berkembangnya perekonomian daerah. Dan keberhasilan ini menjadi contoh daerah lain yang memiliki potensi serupa, sehingga memberikan dampak yang positif bagi daerah laiinya”, demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada Rapat Koordinasi  Minapolitan Perikanan Budidaya yang diselenggarakan di Donggala, Sulawesi Tengah.

Kabupaten Donggala merupakan galat satu Kabupaten lokasi minapolitan berbasis perikanan budidaya. ?Pada tahun 2015, kita bantu satu unit excavator buat mendukung pembangunan tempat minapolitan. Excavator ini mampu dipakai buat mencetak lahan budidaya baru, perbaikan pematang, perbaikan kolam atau tambak. Saat ini kita dorong buat pengembangan daerah minapolitan perikanan budidaya yang berbasis pada perikanan budidaya yang berkelanjutan?, tambah Slamet.

?Untuk tahun 2016, akan kita salurkan berbagai bantuan senilai Rp. Dua milyar. Bantuan ini kita harapkan akan menaikkan kesejahteraan rakyat, sinkron menggunakan tujuan awal pembangunan tempat minapolitan yaitu membangun kawasan terintegrasi berdasarkan hulu hingga hilir menggunakan berbasis dalam perikanan budidaya, sebagai akibatnya perekonomian wilayah bisa berkembang & kesejahteraan masyarakat pun semakin tinggi?, jelas Slamet.

Pemilihan Desa Lalombi, Kec. Banawa di Kab. Donggala, Sulawesi Tengan sebagai pusat minapolitan, bukan tanpa alasan. “Lokasi desa Lalombi yang sangat strategis, yaitu berada di lintas Trans Sulawesi, memiliki potensi tambak yang luas, lingkungannya masih terjaga serta inisiatif masyarakatnya yang cukup tinggi dalam melakukan usaha budidaya ikan, akan menjadikan kawasan ini sebagai pusat ekonomi baru di Donggala dengan sektor perikanan budidaya sebagai sektor utamanya," papar Slamet.

?Komoditas utama pada daerah ini seperti bandeng dan udang, dapat diperuntukkan buat mendukung ketahanan pangan dan gizi masyarakat, & selebihnya bisa dimanfaatkan buat di jual atau di ekspor apabila memungkinkan. Sedangkan komoditas rumput laut, bisa di manfaatkan buat menaikkan pendapatan warga pesisir?, kentara Slamet.

Slamet lebih lanjut mengungkapkan bahwa dalam mengelola bisnis perikanan budidaya, harus memperhatikan lingkungan, buat mendukung keberlanjutan. ?Perikanan budidaya yg berkelanjutan baik berdasarkan segi usaha juga lingkungan, absolut buat dilakukan. Hal ini akan menjamin kontinyuitas produksi & pula pendapatan rakyat. Sebagai contoh, hutan bakau yang waktu ini masih ada, wajib tetap dijaga dan dilestarikan, kalo perlu wajib di tanami lagi?, lanjut Slamet.

PEMDA DONGGALA DUKUNG KAWASAN MINAPOLITAN

Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/377/KKP-KEMBANGKAN-DONGGALA-SEBAGAI-KAWASAN-MINAPOLITAN-BUDIDAYA/?category_id=9

#Tag :

SINERGI KEMEN PU-PERA DAN KKP BANGUN KAWASAN PERIKANAN BUDIDAYA

Pembangunan infrastruktur perikanan budidaya terus pada dorong & dikembangkan. Hal ini dilakukan buat mendukung pencapaian peningkatan produksi sekaligus menaruh peningkatan kesejahteraan kepada pembudidaya & warga . Kerjasama antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dengan Kementerian Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat (Kemen PU ? PERA) buat menciptakan saluran air pada tambak & jua jalan produksi, merupakan bagian berdasarkan sinergi yang dilakukan buat meningkatkan produktivitas huma dan sekaligus berbagi perekonomian wilayah.

?Kerjasama yg telah dilakukan antara dua kementerian tersebut, kita implementasikan menggunakan melakukan kerjasama antara Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (DJSDA) & Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK)?, demikian disampaikan sang Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, pada ketika menaruh arahan dalam Forum Prasarana & Sarana Perikanan Budidaya di Surabaya.

Slamet menambahkan bahwa kerjasama dengan DJSDA dilakukan pada rehabilitasi saluran tambak. ?DJSDA melakukan rehab saluran tambak utama dan sekunder. Tahun 2015 ini, DJSDA Kemen PU-PERA mengalokasikan anggaran lebih kurang Rp. 300 milyar buat rehab tadi. Kita harapkan tahun depan akan meningkat. DJPB mendukung buat melakukan rehab dan pengembangan saluran tersier, melalui anggaran Pengelolaan Irigasi Tambak Partisipatif (PITAP)senilai Rp. 52 milyar dalam 2015. Ini diserahkan kepada 147 Kelompok Pengelola Irigasi Perikanan (POKLINA)?, tambah Slamet.

?Dengan DJCK, kita kerjasama pada pembangunan jalan produksi. Ini sangat penting, karena akan mempermudah transportasi atau pengangkutan hasil budidaya & jua akses ke tambak atau lokasi budidaya. Ke depan, kerjasama ini akan kita dorong buat lokasi budidaya perikanan air tawar. Sehingga kemudahan ini akan bisa merata ke semua kawasan budidaya?, papar Slamet.

Kerjasama ini juga akan mendorong munculnya kemandirian kawasan budidaya. “Kemandirian kawasan budidaya merupakan salah satu dari empat kemandirian yang akan kita capai. Tiga kemandirian yang lain adalah Kemandirian Sarana Produksi, Kemandirian Kelompok Pembudidaya dan Kemandirian Usaha Budidaya. Dengan Kemandirian tersebut, kita akan mampu meningkatkan daya saing produk perikanan budidaya dan menjadi pemain yang kuta di pasar regional dan global”, jelas Slamet.

Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/326/SINERGI-KEMEN-PU-PERA-DAN-KKP-BANGUN-KAWASAN-PERIKANAN-BUDIDAYA/?category_id=9

#Tag :

PROGRAM BANTUAN BENIH DAN RESTOCKING KKP, UNTUK KESEJAHTERAAN DAN KEBERLANJUTAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus berkecimpung buat merealisasikan Program Prioritas yg telah dicanangkan. Salah satunya adalah acara donasi 100 juta ekor benih pada masyarakat pembudidaya, yang telah dimulai sejak bulan Maret 2016.

?Program donasi 100 juta ekor benih pada rakyat ini dgulirkan menggunakan maksud buat menaikkan semangat para pembudidaya pada melakukan usahanya serta membantu POKDAKAN yg kesulitan buat memperoleh benih ikan. Sebagai contoh adalah donasi pada grup pembudidaya ikan (POKDAKAN) di Kabupaten Kampar, Riau. Kita berikan donasi sebanyak 2 juta ekor pada POKDAKAN yg mengalami musibah akibat banjir dalam bulan Februari,? Demikian dikatakan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto.

Benih yang dibagikan berasal berdasarkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB, & diberikan secara cuma-cuma atau gratis. ?Bantuan benih gratis ini diberikan, sesuai arahan Menteri Kelautan dan Perikanan, agar kegiatan pemerintah pada hal ini KKP, dapat dirasakan secara nyata sang warga , khususnya pembudidaya. Jenis benih yg diberikan, diubahsuaikan dengan permintaan dari daerah. Jadi nir secara serampangan kita berikan. Harus ada proposal pengajuan berdasarkan daerah, yang diketahui sang Dinas Kelautan & Perikanan setempat. Disinilah perlu adanya KOMUNIKASI, KOORDINASI dan KERJASAMA atau K3, misalnya yg diarahkan sang Menteri Kelautan dan Perikanan, Ibu Susi Pudjiastuti, buat menaikkan efisensi & efektifas kinerja?, kentara Slamet

Disamping donasi benih buat POKDAKAN, DJPB juga melakukan restocking di perairan generik, buat menjaga & melestarikan sumberdaya alam yg terdapat. ?Jumlah ikan buat acara restocking yg dilakukan sang DJPB-KKP dalam tahun 2016 ini sebenyak 30 juta ekor. Jenis ikan yg ditebar pula diubahsuaikan menggunakan syarat dan tempat asal asli perairan tersebut. Sehingga tidak menghambat populasi ikan lokal yg telah ada?, jelas Slamet.

“Ikan-ikan lokal menjadi prioritas untuk di restocking. Seperti Papuyu, Haruan, Udang Galah, Jelawat, Rajungan, tawes  dan ikan lokal lainnya yang telah di kuasai teknologi pembenihannya. DJPB juga mendorong UPT Daerah untuk memproduksi ikan-ikan lokal tersebut, sehingga apabila masyarakat memerlukan benihnya, dengan cepat dapat dipenuhi oleh mereka”, tambah Slamet.

Beberapa aktivitas restocking yang dilaksanakan, diantaranya merupakan pada Sungai Martapura sebanyak 100 ribu ekor, yg dilakukan DJPB beserta wakil gubernur Kalimantan Selatan, Rudy Resnawan. Rudi sangat mengapresiasi kegiatan ini lantaran akan menaikkan populasi ikan lokal di perairan generik yg ada di Kalimantan Selatan. ?Upaya restocking ini adalah galat satu upaya buat menyelamatkan & melestarikan ikan lokal yang hampir punah, seperti kelabau, papuyu, haruan, jelawat dan lainnya. Bila ini berhasil, akan mampu menaikkan kesejahteraan rakyat & bisa mempertinggi produksi ikan di Kalimantan Selatan?, kata Rudi.

Kegiatan restocking lainnya yg dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, berlangsung di Kabupaten Bogor, tepatnya pada Sungai Cibeuteung, Desa Babakan, Kec. Ciseeng, Kab. Bogor, pada lepas 10 April 2016. ?Kita melakukan restocking sebesar 20 ribu ekor ikan Nila pada Sungai Cibeuteng, disamping bantuan benih yg totalnya mencapai 510 ribu ekor dan bantuan induk 1300 ekor. Kita harapkan masyarakat bisa terus menjaga populasi ikan yg terdapat di perairan umum, menggunakan cara melepas ikan yg masih mini dan ikan yang sedang bertelur. Dengan cara ini, kelestarian populasi ikan di perairan generik bisa terjaga?, papar Slamet.

Pada lepas 14 April 2016,Dirjen Perikanan Budidaya, pula melakukan restocking kurang lebih 15 ribu ekor rajungan pada Pantai Boddia, Kab. Takalar. ?Pantai Boddia merupakan salah satu tempat asal rajungan, sehingga restocking ini kita harapkan mampu mendukung pelestarian rajungan di perairan tersebut. Rajungan ini didapatkan oleh BPBAP Takalar, yang telah berhasil menguasai teknologi pembenihannya dari tahun 2007 yang kemudian. Ini pula menjadi salah satu bukti bahwa perikanan budidaya sangat mendukung keberlanjutan, buat menuju perikanan budidaya yg Mandiri, Berdaya Saing & Berkelanjutan?, pungkas Slamet.

Sampai dengan 14 April 2016, program bantuan benih ke POKDAKAN dan restocking kurang lebih telah mencapi 22,20 persen dari target 100 juta benih pada tahun 2016. Kegiatan ini akan dilakukan di seluruh Indonesia, untuk mencapai tujuanyang diharapkan, yaitu peningkatan kesejahteran masyarakat, secara umum dan pembudidaya khususnya.

Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/383/PROGRAM-BANTUAN-BENIH-DAN-RESTOCKING-KKP-UNTUK-KESEJAHTERAAN-DAN-KEBERLANJUTAN/?category_id=10

#Tag :

KKP BERIKAN BANTUAN 2 JUTA BENIH UNTUK MUSIBAH BANJIR RIAU

Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) memberikan bantuan benih sebanyak dua juta ekor, kepada para pembudidaya di Kabupaten Kampar & Kuantan Singingi, Propinsi Riau, yg terkena musibah Banjir, beberapa ketika lalu.

?Ini adalah wujud kepedulian pemerintah pada hal ini KKP pada para pembudidaya, agar tetap bersemangat melakukan usaha budidaya. Musibah ini membawa pesan yang tersirat, agar kita wajib melindungi lingkungan di lebih kurang kita dari kerusakan. Benih yang kita bantu ini bisa dijadikan awal yg baru dalam memulai bisnis budidaya, setelah terkena musibah banjir?, demikian disampaikan Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam saat menaruh bantuan benih pada para pembudidaya di Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara, Kabupaten Kampar, Riau.

Musibah banjir yg menimpa genre Sungai Kampar di daerah Propinsi Riau, menyebabkan kerugian kurang lebih Rp. 14,4 milyar yang terdiri dari rusaknya 758 unit karamba & menenggeamkan 275 unit kolam & sebagian besar dari menurut Kabupaten Kampar & sebagian kecil pada Kabupaten Kuantan Singingi. Kabupaten Kampar adalah merupakan satu daerah minapolitan perikanan budidaya yg diandalkan dalam menghasilkan patin, nila, mas dan lele. Kawasan minapolitan pada Kab. Kampar telah berkembang menjadi kawasan industry berbasis perikanan budidaya, karena sudah terjalin kerjasama menurut hulu sampai hilir, pada menghasilkan, pengolahan & pemasaran. Masyarakat pada daerah ini telah menggantungkan hidupnya dalam usaha perikanan budidaya juga bisnis pengolahan dan pemasaran produknya. Produksi perikanan budidaya pada tahun 2015 sekitar 89 ribu ton, 70% antara lain atau 62,3 ribu ton asal dari Kab. Kampar (data ad interim).

Slamet lebih lanjut mengungkapkan bahwa selaras dengan 3 pilar pembangunan yaitu Kedaulatan, Keberlanjutan dan Kesejahteraan, kita wajib membantu para pembudidaya yang terkena musibah buat bangkit lagi. ?Kawasan minapolitan pada Kab. Kampar telah menampakan kemandirian buat berusaha dalam bidang perikanan budidaya. Perlu di dorong buat melakukan budidaya yang berkelanjutan sebagai akibatnya usaha ini dapat dilaksanakan hingga kapan pun, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Seperti halnya dengan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI) yang jua sudah dilaksanakan di Kawasan Minapolitan Kab. Kampar?, lanjut Slamet.

Bantuan benih yg diberikan ini merupakan bagian dari program prioritas berupa donasi 100 juta benih perdeo yang digulirkan oleh KKP sesuai dengan arahan Menteri Kelautan dan Perikanan. ?Benih patin, nila, lele, mas, jelawat dan baung, berasal menurut Unit Pelaksana Teknis (UPT) DJPB pada Jambi dan Sukabumi dan didukung menurut produksi UPT Daerah yang ada di daerah Prop. Riau. Bukti bahwa Komunikasi, Koordinasi dan Kerjasama atau K3 akan mampu mengatasi permasalahan yg timbul di daerah?, tambah Slamet.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Riau, Tien Mastina, menyampaikan rasa terima kasih atas pemberian bantuan benih dari KKP ini. “Pembudidaya merupakan usaha yang terdampak dan terpengaruh atas musibah banjir yang melanda beberapa waktu lalu. Banyak karamba di aliran sungai Kampar yang pecah dan juga kolam yang tergenang air, sehingga ikan yang sedang dibudidayakan hanyut atau bahkan mati. Dengan adanya bantuan dari pemerintah pusat dalam hal ini KKP, kamu sangat mengapresiasi dan akan mendukung dengan pembinaan lebih lanjut sehingga usaha budidaya di wilayah aliran sungai Kampar dapat kembali pulih”, ungkap Tien.

Sumber: http://djpb.kkp.go.id/arsip/c/380/KKP-BERIKAN-BANTUAN-2-JUTA-BENIH-UNTUK-MUSIBAH-BANJIR-RIAU/?category_id=10

#Tag :

PEMELIHARAAN IKAN ARWANA

1. Perawatan larva

Larva yang baru dipanen ditempatkan di akuarium bervolume air 100 liter. Kepadatan 10-15 ekor larva per akuarium. Pakan belum diberikan karena di kantung perut masih menempel kuning telur (yolksak) sebagai sumber nutrisi. Perhatikan kesehatan larva dan kualitas air. Itu untuk menjamin daya hidup (survival rate) hingga 75-90%. Gunakan air tanah untuk pemeliharaan larva. Saring dan endapkan lebih dahulu sebelum di gunakan. Kadar besi maksimal 0,4 ppm, suhu air 28oC, dan pH 6,5-7. Perubahan suhu dan pH secara mendadak menyebabkan kematian larva.

Pemasangan heater selama1x24 jam & lampu akuarium menjaga suhu permanen stabil. Untuk menjaga pH stabil usahakan ganti air secara teratur & kontinu tiga x sehari. Caranya, sedot air akuarium dan kotoran yang mengendap. Saat tinggi air sekitar2-3 centimeter air baru dimasukkan ke akuarium, tetapi penyedot tetap dilakukan hingga semua kotoran terbuang. Kebutuhan oksigen dipenuhi dengan memasang aerator.

Pakan baru diberikan setelah kuning telur habis dikonsumsi larva. Saat itu larva 1,5 bulan dengan panjang 7-8 cm. Jenis pakan untuk larva berupa udang atau ikan kecil ukuran 1-2 centimeter. Pakan diberikan sedikit demi sedikit hingga larva menolak makan.

Arwana siap jual jika berukuran mencapai berukuran 12 centimeter, atau dua bulan sehabis panen. Sesuai peraturan CITES arwana harus dipasangi mikrocip sebelum diperdangangkan. Ini menjadi tanda arwana output tangkaran.

2. Memilih Arwana yang baik

Secara umum, ciri-ciri arwana yg baik dapat dipandang berdasarkan gerakan, bentuk badan,ketua ekor & sisik.

a.    Gerakan. Arwana yang sehat gerakannya lincah,selalu berenang menjelajahi seluruh ruang akuarium, dan gesit menyambar makanan yang diberikan.

b.    Ciri fisik.

Beberapa ciri fisik sebagai berikut

-          Bentuk badan yang baik adalah punggung memanjang dan lurus, tidak bengkok, tidak bungkuk atau berpunuk, dan berkesan kekar. Tidak ada bagian tubuh yang cacat atau luka, dan berwarna cerah.

-          Arowana yang bagus bermulut  lebar, letaknya di atas moncong. Rahang bawah lebih panjang dan tidak putus. Pada dagunya terdapat dua buah sungut yang panjang dan tidak putus. Pasalnya sungut yang sudah putus tidak dapat tumbuh lagi sehingga menjadi cacat permanen.

-          Mata arwana yang baik adalah bulat dan besar. Tidak melotot atau menonjol keatas dan kebawah (juling), tidak buta. Insang normal, tutupnya keras dan rapat, dan tidak melengkung keluar.

-          Ekor dan sisik. Arwana yang bagus memiliki bentuk ekor lebar dan bulat seperti kipas. Hindari memilih arwana yang ekornya memiliki bintik-bintik putih. Pilih yang permukaanya mengilap dan tidak memproduksi lendir yang terlalu banyak.

-          Bentuk kepala arwana. Pilih yang tutup insangnya keras dan rapat, matanya tidak juling, rahang kokoh, mulut lebar dan sungutnya masih utuh.

-          Sisik yang prima. Tersusun rapi, tidak kasar, mengilap, dan tidak luka atau mengelupas.

-          Arwana berkualitas tinggi memiliki bentuk ekor yang lebar dan bulat mirip kipas. Pilih yang ekornya masih mulus, tidak ada bekas gigitan, dan tidak berbintik – bintik putih.

3. Mempersiapkan Akuarium dan kolam

Perlengkapan akuarium atau kolam yg memadai menjadi kondisi penting dalam mendukung cara pemeliharaan yg baik.

Akuarium & perlengkapannya

-                    Untuk arwana kecil yang berukuran sekitar 10 cm perlu disiapkan akuarium berukuran 70 x 35 x 35 cm dengan tebal kaca 5 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 20 watt dan filter air Dymen 600.

-                    Untuk arwana yang berukuran besar dapat digunakan akuarium berukuran 220 x 85 x85 cm dengan tebal dinding kaca 12-15 mm. Pasang lampu penerang dengan daya 120 watt. Lengkapi dengan filter Eheim 2034.

-                    Peralatan pokok dalam  akuarium :

a.           Aerator

Aerator atau vibrator gunanya buat memasok oksigen dalam akuarium & mengusir karbondioksida.

b.           Filter

Filter yg tak jarang dipasang buat akuarium arwana yaitu filter temple yang portable atau filter gantung yang dipasang dalam permukaan akuarium.

c.           Lampu

Lampu akuarium umumnya dipasang dalam penutup akuarium, sebagai akibatnya tersembunyi & hanya pantulannya saja yang kelihatan menerangi arwana.

d.           Thermometer

Thermometer digunakan buat mengetahui suhu air akuarium.

e.           Heater dan thermostat

Alat pemanas yang sering dipakai buat menaikan suhu air merupakan heater dan thermostat.Alat ini sangat penting, bukan saja buat menaikan suhu hingga berada dalam kisaran yang optimum, namun jua buat mencegah agar suhu senantiasa stabil.

f.            Kertas pH dan alat pengukur pH lainnya

Kertas pH diharapkan buat mengetahui keasaman berdasarkan air akuarium, lantaran arwana membutuhkan air yg sedikit asam sampai netral.Untukmenetahui cocok tidaknya keasaman air itu bisa digunakan kertas lakmus & alat pengukur pH lainya, misalnya pH tester.

g.           Alat –alat lainnya

Alat lainnya yang diharapkan pada perawatan arwana misalnya selang plastic penyifon, ember plastic buat menampung & membuang kotoran, batu apung pembersih kaca, kain lap, & lainya.

Kolam & Perlengkapanya

Kolam arowana harus memenuhi persyaratan fisik dan higienis menjadi berikut :

-          Dasar dan dinding kolam harus kedap air dan kuat menahan air.

-          Kolam harus mudah diisi air dan mudah dikeringkan dalam waktu singkat.

-          Luas kolam antara 50-1.000 m2

-          Bentuk kolam sebaiknya empat persegi panjang.

-          Dasar kolam dibuat miring, sekitar 20-30 derajat kearah saluran keluar.

-          Buat kedalaman kolam antara 1-2 meter.

-          Buat tempat pemasukan dan pengeluaran air, misalkan berupa pipa paralon yang dapat diputar.

Persyaratan fisik kolam sangat menentukan keberhasilan budidaya :

-          Buat kontruksi kolam yang memungkinkan untuk membersihkan kolam.

-          Kolam pemijahan sekaligus sebagai kolam penetasan dapat berupa kolam tanah atau kolam tembok.

-          Proses pendederan dapat dilakukan di akuarium.

4. Jenis Pakan

Aspek pakan yg perlu diperhatikan tidak hanya menyangkut jenis & jumlah pakan, namun jua tehnik pemberiannya.Makanan yang masih hidup lebih disukai arwana. Berikut ini tersaji berbagai jenis kuliner arwana :

1.    Kelelabang (Scolopedra subspinipes)

Kelelabang alias lipan merupakan kuliner yg paling digemari sang ikan arwana. Kelelebang nir menularkan penyakit sehingga lebih aman jika diberikan.

2. Katak (Rana cancrivora)

Katak yang sering diberikan kepada arwana adalah jenis katak sawah (Ranacancrivora) yang ukuran tubuhnya masih kecil alias anakan.

3.    Kadal (Mabouya multifasciata)

Yang dipakai sebagai umpan arwana merupakan kadal anakan atau yg berukuran tubuhnya masih kecil, kira-kira seukuran jari kelingking sampai jari.Jika diukur menurut ketua sampai ujung ekor, panjang antara 5-40 centimeter.

4. Jangrik (Teleogryllus testaceus)

Ada tiga jenis jangrik yang bisa dimanfaatkan untuk makanan arwana, yakni jangrik besar atau gangsir (Brachytrypesportentosus), jangrik hitam (Gryllus bimaculatus),dan jangrik coklat (Teleogryllus testaceus).

5. Ikan Hidup

Benih atau ikan berukuran kecil yang sering diberikan antara lain ikan mas (Cyprinus carpio), guppy (Poecilia reticulate), molly (Poecilia mollinesia), atau ikan sepat (Tricbogaster pectoralis)

5. Perawatan rutin

-          Pemeriksaan suhu air

Pemeriksaan suhu air dalam akuarium arwana harus dilakukan setiap hari.Jika ternyata suhu air terlalu dingin maka perlu dipasang heater.

-          Pemeriksaan pH air

Arwana umumnya menghendaki air menggunakan pH netral atau sedikit asam.Buat mengecek pH air cukup dilakukan 1 minggu sekali.Untuk mengetahui pH air akuarium secara sempurna mampu dipakai indera pH tester atau soil tester.

Table 2. Pengaruh pH Air terhadap ikan

pH

Pengaruh dalam Ikan

4-5

4-6,lima

6,lima-9

>10

Tingkat keasaman yang mematikan & tidak ada

reproduksi

Pertumbuhan ikan menjadi lambat

Baik buat pertumbuhan ikan

Tingkat basa yang mematikan

-          Mengganti air

Kotoran atau hasil ekskresi arwana tidak mengecewakan poly. Sisa buangan arwana ini perlu segera dikeluarkan karena akan membusuk yang lebih lanjut bisa menjadikan menurunkan kualitas air.

Parameter kualitas air yg disyaratkan buat budidaya arwana adalah :

·         Suhu 25 – 30 derajat C,

·         pH 6,0 – 7,0,

·         Kandungan Oksigen lebih dari 5 ppm, dan

·         Kandungan Karbondioksida kurang dari 2,5 ppm.

-          Pemeliharaan alat – alat

Peralatan pertama yg mesti kita perhatikan merupakan filter. Filter yg tertempel pada akuarium harus secara periodic dibersihkan bagian dalamnyaagar bisa berfungsi seperti semula.

Selanjutnya aerator  terkadang aerator tidak tahan lama, terutama karet klepnya. Alat lain yang tidak boleh luput adalah heater atau thermostat, jika alat ini rusak akibatnya sama dengan filter.

6. Penanggulangan Penyakit

-          Identifikasi  Penyakit

Ada dua penyebab yang membuahkan arwana menderita penyakit.Penyebab pertama dikenal dengan parasite & ke 2 non parasite.Penyakit arwana yg non parasite misalnya lantaran guncangan suhu, penurunan pH, keracunan, tidak mau makan, kekurangan oksigen, & lainnya.

-          Jenis Obat

Obat - obat arwana mampu dibedakan sebagai dua.Pertama merupakan obat - obatan baku, ialah belum dicampur menggunakan aquades atau aquabides, sedang gerombolan 2 merupakan obat ? Obatan siap gunakan.

Berbagai penyakit arwana

1.         Penyakit gigit ekor

Penyakit yg acapkali menghampiri arwana adalah penyakit gigit ekor, gejalanya menunjukan perilaku yg lain dari umumnya. Ditandai menggunakan arwana kelihatan gelisah menggunakan berenang hilir pulang kampung, beberapa hari kemudian sirip ekor akan robek-robek selaputnya sehingga mirip sisir.

2.         Tutup insang melengkung

Penyebab pertama tutup insang melengkung sanggup dikarenakan kualitas air pada akuarium kurang baik, terutama suhunya. Penyebab lain karena hadiah obat yg kelewat dosis, agresi homogen bakteri, atau karena air dalam akuarium rendah kandungan oksigennya.

3.         Mogok makan

Arwana yang mogok makan biasanya sudah sering diberi kelabang hidup. Mereka akan enggan menerima makanan lain, bila setelah seminggu arwana belum juga mau makan sebaiknya sediakan ikan hidup karena tahan hidup. Untuk menjaga agar arwana tidak juling sebaiknya dipilih ikan penghuni permukaan, yang paling tepat yaitu guppy.

4.         Penyakit Mata Juling

Penyakit ini mampu ada lantaran poly hal.Terlalu seringnya mereka memburu ikan kecil didasar atau pojok akuarium dianggap sebagai galat satu penyebab yang primer.

Mata yang melorot juga dikarenakan arwana kurang mendapatkan sinar matahariyang relatif.

5.         Dubur ikan merah dan membengkakdubur arwana yang merah dan membengkak disebabkan karena makanan yang diberikan tidak bersih. Akibatnya pencernaan terganggu sehingga arwana kesulitan mengeluarkan ekskresinya.

6.         Sisik Berdiri

Sisik berdiri & kadang terdapat sebagian yang membusuk, biasanya di sebabkan sang lingkungan yg terlalu kotor.Perggantian air secara rutin dapat menghindarkan arwana menurut penyakit ini.

7.         Tulang punggung bengkok

Penyebab pertama lantaran adanya serangan bakteri yg merasuk kedalam tubuh arwana sehingga mengakibatkan pertumbuhan punggung nir normal.

8.         Ekor patah

Ekor patah disebabkan karena akuarium yg terlalu sempit.Selain itu penyebabnya mampu karena penanganan yg kurang baik.

9.         Sungut Tumbuh Pendek

Arwana yg bersungut nir imbang ini boleh jadi lantaran ditempatkan pada akuarium yg terlalu kecil.

Ekor dan sirip yg mengerut mampu terjadi apabila air pada akuarium terlampau kotor atau karena suhunya terlalu rendah.

11.      Sungut menjorok kebawah

Arwana yang sehat adalah yang sungutnya menjorok kedepan.Namun sering arwana sungutnya lunglai, menjorok kebawah.Ini merupakan pertanda arwana berada pada lingkungan yang tidak semestinya.

Sumber:

Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana: Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :

PEMIJAHAN IKAN ARWANA

1. Persiapan induk

Calon induk berumur lima-6 tahun. Panjang tubuh 60 cm dan bobot kurang lebih 4 kg. Agar membuat anakan yg murni & berkualitas, strain ke 2 calon induk harus sama. Hindari meyatukan ikan tidak selaras strain dalam satu kolam Syarat lain, calon induk sehat & bebas penyakit.

Ikan cacat bungkuk tidak layak dijadikan induk. Sebab, perut mengerut sebagai akibatnya kualitas sel telur kurang baik & gampang mati. Yang pula dihindari sebagai induk ikan bertutup insang nir menututup paripurna, terutama dalam induk jantan. Sebab, beliau kesulitan mengerami telur didalam lisan. Cacat lain seperti sungut terputus, ekor patah, atau sisik berdiri masih layak. Sebab, nir menghipnotis kualitas telur & anakan.

Hingga ketika ini belum ada satu pun penakar yang mampu memilih jenis kelamin arwana secara seksama. Dari pengamatan bertahun-tahun, beberapa penangkar berpengalaman memberikan beberapa criteria penentuan jenis kelamin.

Arwana jantan:

-       bertubuh lebih panjang dan ramping

-       Kepala besar, mulut agak lebar,

-       dada dan sirip dada lebih panjang, serta

-       sirip punggung menyempit.

Arwana Betina:

-       tubuh lebih pendek, lebar, dan agak gemuk.

-       Kepala meruncing dengan mulut lebih kecil.

-       Dada dan sirip dada lebih pendek, dan

-       sirip punggung melebar.

Hampir tidak terdapat pedagang yang menjual induk siap pijah berumur di atas lima tahun. Kebanyakan calon penakar mendapatkan induk berdasarkan hobiis yang bosen dengan arwana dewasa. Karena langka, calon penangkar wajib menyiapkan calon induk berdasarkan ukuran kecil. Mereka mesti menunggu saat 4-5 tahun. Keuntungannya, harga lebih murah & kualitas terjamin. Pembesaran calon induk usahakan bertahap. Selain diubahsuaikan menggunakan ruang gerak dan aktivitas ikan, cara ini jua mempermudah pemeliharaan dan perawatan.

Calon induk berumur dibawah 2 tahun, atau panjang dibawah 30-35 cm dipelihara diakuarium 60 cmx 60 cm x 120 cm, atau 80 centimeter x 70 centimeter x 150 centimeter. Setiap akuarium diisi lima- 10 ekor. Yang berukuran lebih akbar di pelihara dibak fiber 2 m x 1 m x 1 m sampai berumur 5 tahun. Kepadatan sebuah bak 4 ? Lima ekor.

Pakan induk arwana berupa kodok, ikan kecil,kelabang, kecoak,& udang. Ikan segar seperti teri juga bisa diberikan. Sebelum diberikan pada arwana, kodok yg baru dibeli ditampung pada bak fiber buat dicuci bersih. Dosis pakan 1-2 kg/hari/20 induk. Satwa amfibi itu diberikan dengan cara dilempar satu per satu sampai habis tersantap. Pemberian pakan usahakan dalam sore hari pukul 16.30 supaya ikan mau naik ke bagian atas untuk menyantap pakan.

2. Pemijahan dan Penetasan

Setiap tahun arwana 2 kali memijah. Namun, jumlah telur dan masa ereksi induk mencari pasangan menggunakan cara saling berkejaran satu dengan yang lain. Pasangan berjodoh akan berenang berduaan dipinggir kolam dan memisahkan diri menurut gerombolan hingga saat berpijah. Untuk menjaga pasangannya, induk berjodoh akan melawan jika terdapat induk lain yang mendekat.

Jika masa pendekatan selesai, pasangan siap kawin. Namun, proses pemijahan tidak berlangsung begitu saja. Daya rangsang luar seperti curah hujan, suhu, pH, dan kondisi air mengalir akan mempengaruhi induk betina melepas sel telur. Arwana memijah setelah 2-3 hari hujan sehingga suhu air turun menjadi sekitar 27oC. Setelah itu tidak ada hujan selama 2-3 minggu sampai suhu air meningkat menjadi 29oC.

Begitu betina mengeluarkan telur, jantan segera menyemprotkan sperma. Proses itu berlangsung di dasar kolam selama 20-30 menit. Telur pada buahi akan diambil dan disimpan di pada verbal si jantan. Induk betina akan menjaga & melindungi jantan dari gangguan pada sekitarnya.

Proses pemijahan hingga pembuahan berlangsung tiga bulan. Sedangkan masa pengeraman di dalam mulut 40-41 hari. Selama itulah induk jantan berpuasa. Ukuran ekspresi jantan menjadi lebih akbar dan rahang bawah menggelembung. Hingga menetas larva permanen tersimpan pada lisan induk jantan. Setelah bisa berenang pada umur kurang lebih 2 minggu, larva dimuntahkan keluar berdasarkan lisan si jantan. Apabila ini dibiarkan larva yg baru menetas dapat dimakan balik oleh si induk atau pada mangsa arwana lain. Lantaran itu larva perlu pada panen paksa sebelum masa pengeraman berakhir.

3. Produktivitas

Induk yang produktif setelah berumur 4 tahun. Perbandingan jantan dan betina 1 : 1. Induk yang dipakai biasanya berasal dari alam (parent stock) atau dari anakan F I. Tanda – tanda induk yang berjodoh akan berenang berduaan dan memisahkan diri dari kelompok sampai saatnya berpijah.

Arwana bukanlah ikan yang prolific (banyak telur).Itulah sebabnya ikan ini termasuk yang dikhawatirkan punah, setiap tahun seekor induk rata – rata hanya menghasilkan anak 30 ekor.Pernah mencapai 60 ekor/induk/tahun tetapi kasus tersebut umumnya sangat jarang.

Gambar 1.Telur Arwana

Gambar 2. Anak Arwana

Untuk menghitung produktivitas induk arwana sebenarnya tidaklah sulit. Jika seekor induk betina hanya mampu menghasilkan 40 – 60 butir telur setahun, maka sejalan dengan survival rate pada setiap stadium, maka setelah 3 bulan hanya tersisa 6 – 27 ekor anakan arwana yang siap dilepas kepasaran.

Sumber:

Suharyadi, 2011. Budidaya Ikan Arwana: Modul Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.

#Tag :