Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

KEBIJAKAN UMUM PENGAWASAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Sumber: Presentasi yang disampaikan dalam ?Rapat Koordinasi Pengawasan Itjen KKP menggunakan Inspektorat Provinsi, DKP Provinsi, dan Bappeda Provinsi se-Indonesia? Pada Bogor, 17-19 November 2015, yang dilihat & didownload pada http://www.Itjen.Kkp.Go.Id/artikel.Html

#Tag :

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2016

Sumber: Presentasi yang disampaikan pada “Rapat Koordinasi Pengawasan Itjen KKP dengan Inspektorat Provinsi, DKP Provinsi, dan Bappeda Provinsi se-Indonesia” di Bogor, 17-19 November 2015 yang dilihat dan didownload padahttp://www.itjen.kkp.go.id/artikel.html

#Tag :

UPAYA PENINGKATAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY PADA SATUAN PENDIDIKAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Untuk sebagai bangsa yg akbar & berkemampuan bersaing dalam kerangka dunia, maka diharapkan pendidikan sebagai pijakan dalam membangun nalar untuk mencerdaskan kehidupan bangsa & membuatkan insan Indonesia yang memiliki pengetahuan, budi pekerti & keterampilan. Pendidikan sebagai sangat krusial bagi bangsa Indonesia dalam segala sektor, karena pendidikan adalah bagian integral yang nir dapat dipisahkan menurut proses penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, andal & terampil sebagai akibatnya dapat lebih produktif & berdaya bersaing tinggi. Dapat dikatakan bahwa kualitas SDM adalah keliru satu faktor penentu pada mencapai keberhasilan program pembangunan.

Selanjutnya, pada menghadapi era global dengan akselerasi yg cepat maka dibutuhkan tenaga kerja yang nir hanya memiliki kemampuan bekerja dalam bidangnya,namun jua sangat krusial buat menguasai kemampuan menghadapi perubahan serta memanfaatkan perubahan itu sendiri. Sehingga, menjadi tantangan pendidikan buat bisa mengintegrasikan kedua macam komponen kompetensi tersebut secara terpadu agar mampu menyiapkan SDM utuh yg mempunyai kemampuan bekerja & berkembang dalam masa yg akan datang.

Merujuk pada hal tadi diatas, pada rangka menyiapkan SDM Kelautan & Perikanan yang mampu menghadapi situasi perubahan ketika ini, maka kebijakan Kementerian Kelautan & Perikanan (KKP) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BSDM KP) yg mempunyai Visi ?Mencetak SDM Unggul Bagi Pembangunan Kelautan & Perikanan yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan buat Kesejahteraan Masyarakat? Pada menyelenggarakan pendidikan vokasi dilihat sangat tepat buat menyedikan tenaga terampil & pakar perikanan yg kompeten & berdaya saing. Peran Sumber Daya Manusia (SDM) yg kompeten serta handal menjadi sasaran & sasaran prioritas KKP buat menopang pembangunan ekonomi nasional. Hal senada jua, menjadi perhatian khusus Pemerintah dalam pengembangan SDM berbasis kompetensi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang telah berlaku mulai tahun ini.

Arah pendidikan vokasi dengan pendekatan Teaching Factory yang diselenggarakan pada satuan pendidikan BPSDM KP adalah pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill) dan karakter (character building) dengan porsi sebesar 70% praktek dan 30% teori untuk pendidikan menengah dan 60% praktek dan 40% teori untuk pendidikan tinggi. Teaching Factory (TEFA) merupakan suatu konsep pembelajaran dalam suasana sesungguhnya, sehingga dapat menjembatani kesenjangan kompetensi antara kebutuhan industri dan pengetahuan pada satuan pendidikan. Teknologi pembelajaran yang inovatif dan praktek produktif merupakan konsep metode pendidikan yang berorientasi pada manajemen pembelajaran agar selaras dengan kebutuhan dunia industri. Serupa dengan itu, program Teaching Factory merupakan perpaduan pembelajaran yang sudah ada yaitu Competency Based Training (CBT) dengan Production Based Training (PBT), yang dalam pengertiannya bahwa suatu proses keahlian atau keterampilan (life skill) dirancang dan dilaksanakan berdasarkan prosedur dan standar bekerja yang sesungguhnya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan tuntutan pasar/konsumen.

Program pendidikan TEFA pada satuan pendidikan BPSDM KP ini, diarahkan pada upaya pembentukan dan atau output lulusan yang memiliki keterampilan, kompetensi, dan profesional di sektor kelautan dan perikanan. Sehingga para lulusan diharapkan dapat menjadi penggerak potensi kelautan dan perikanan, dan tenaga kerja yang profesional, baik sebagai pelaku utama muda modern, pelaku usaha, maupun sebagai tenaga kerja pada dunia usaha dan dunia industri (DU/DI) di sektor kelautan dan perikanan. Yang kesemuanya itu, diharapkan dapat menghasilkan impact berupa kesejahteraan pada masyarakat.

Adapun wujud nyata dari implementasi program pendidikan vokasi melalui pembelajaran TEFA yang diselanggarakan satuan pendidikan BPSDM KP, yaitu telah terlaksananya kegiatan Teaching Factory sebagaimana dimaksud. Beberapa bentuk kegiatan real Teaching Factory yang telah dilaksanakan adalah sebagai contoh; budidaya udang system busmetik (budidaya udang skala mini pada empang plastik) oleh SUPM Ladong, pengolahan BATARI (Bandeng Tanpa Duri) oleh Politeknik KP Sidoarjo, penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan oleh STP Jurluhkan Bogor, dan masih terdapat bentuk kegiatan Teaching Factory lainnya di 8 (Delapan) SUPM dan 2 (Dua) Politeknik KP pada satuan Pendidikan BPSDM KP.

Budidaya udang system busmetik SUPM Ladong telah diselenggarakan sejak tahun 2012, dan merupakan produk unggulan yang melibatkan taruna secara aktif yang turut didampingi oleh guru sebagai konsultan. Bahkan Teaching Factory SUPM Ladong ini, telah menjadi rujukan bagi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di wilayah sekitarnya. Hal ini ditunjukan dengan terjalinnya kerjasama dengan berbagai SMK untuk pemanfaatan sarana parasarana, sharring knowledge, maupun peningkatan kompetensi pendidik.

Teaching Factory pengolahan BATARI (Bandeng Tanpa Duri) merupakan produk unggulan Politeknik KP Sidoarjo yang diolah di TEFA pengolahan modern. Produk yang dihasilkan dari praktek taruna ini adalah sebagai pembelajaran Teaching Factory untuk memperoleh keterampilan yang handal dalam bidang pengolahan ikan, yang tidak terlepas dari peran serta Dosen sebagai tenaga pendidik/pendamping dalam menghasilkan BATARI berkualitas tinggi. Untuk kalangan penikmat rasa di wilayah sekitar dan lingkup satuan Pendidikan BPSDM KP, produk yang dahulunya dikenal Bandeng Tandu (Tanpa Duri) ini sudah cukup dikenal dan sudah banyak dikonsumsi. Bukan hanya dikenal saja, namun hasil praktek peserta didik ini telah berhasil masuk ke pasar retail modernserta banyak diantara Lembaga, Institusi dan Dharma Wanita yang berkunjung untuk mempelajari proses pembuatan BATARI tersebut dan bahkan melakukan program kerja sama. Di awal tahun 2015, Dharma Wanita Persatuan Provinsi Papua pun berkunjung ke Politeknik KP Sidoarjo untuk mempelajari Bandeng Tanpa Duri dan bentuk produk unggulan lainnya.

Sedangkan model pembelajaran Teaching Factory dalam penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan yang dilaksanakan oleh STP Jurluhkan Bogor, yang juga di motori oleh Pusat Penyuluhan KP bertujuan menghasilkan SDM yang handal dalam bidang Komunikasi dan Penyuluhan Perikanan untuk menunjang kegiatan pembangunan perikanan nasional. Kegiatan TEFA ini telah dilaksanakan di Kabupaten Bogor, Karawang dan Bekasi dengan mendapatkan apresiasi positif dari Pemerintah Daerah. Dalam pelaksanaannya, taruna menggunakan metode penyuluhan partisipatif dengan didampingi oleh Penyuluh Perikanan (BP3K/BP4K) serta Dinas Kelautan dan Perikanan sebagai fasilitator dengan melibatkan pelaku utama perikanan dalam setiap tahapan kegiatan.

Teaching Factory penyusunan programa penyuluhan perikanan dimaksudkan agar taruna dapat membantu melengkapi konsep Programa Penyuluhan Perikanan yang sudah ada dengan pendekatan wilayah atau komoditas, mengevaluasi kegiatan pelaksanaan penyuluhan serta mengaplikasikan cara penyusunan konsep programa penyuluhan perikanan tingkat Desa, Kecamatan sampai pada tingkat Kabupaten sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri KP Nomor. 13 tahun 2011 tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Perikanan.

Dari uraian implementatif diatas, jelas bahwa program Teaching Factory merupakan langkah positif untuk menyiapkan SDM Kelautan dan Perikanan yang kompeten dan berdaya saing tinggi serta professional dalam bidangnya. Namun terlepas dari itu, sebagai suatu proses pembelajaran maka kegiatan evaluasi sangat penting untuk dilakukan. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pembelajaran, seperti halnya hambatan-hambatan apa saja yang terdapat dalam pelaksanaan Teaching Factory dan hal-hal apasaja yang harus diperbaiki dan ditingkatkan dalam proses pelaksanaan Teaching Factory, sehingga program pendidikan yang dilaksanakan dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Olehnya itu, acara pendidikan yg bermuara dalam peningkatan kompetensi SDM ini perlu dilakukan secara sistematis, terus menerus, konsisten serta terarah melalui jalur pendidikan, pembinaan dan penyuluhan dalam bidang kelautan & perikanan. Karena esensi proses pendidikan dalam dasarnya bersumber berdasarkan rakyat & luarannya pulang ke warga , menggunakan mengacu kepada kebutuhan dan pemecahan masalah yg dihadapi oleh warga . Pendidikan bisa dikatakan efektif apabila bisa menyiapkan lulusan sesuai kepentingan rakyat, yang bukan semata-mata menghasilkan nilai dalam proses belajar mengajar.

Sumber: Sutisna D. (2015) yang dilihat dan didownload pada http://www.bpsdmkp.kkp.go.id/index.php/detail/150901-095622-upaya-peningkatan-sdm-kelautan-dan-perikanan-melalui-model-pembelajaran-teaching-factory-pada-satuan-pendidikan-kp#sthash.td9yIZXO.dpuf

#Tag :