Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

BADAN HUKUM YAYASAN DAN PERKUMPULAN

Sumber:

Mulyadin, 2016. Presentasi yang disampaikan oleh Narasumber kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kelembagaan (Lembaga Keuangan Mikro/Koperasi). Kegiatan diselenggarakan oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan bertempat di Hotel Salak Bogor pada tanggal 27-29 Januari 2016.

#Tag :

MANAJEMEN KOPERASI

Manajemen koperasi pada prinsipnya mengacu kepada manajemen organisasi modern. Point yang paling menentukan jalanya sebuah kelembagaan organisasi adalah ide fundamental yang mendasi berdirinya sebuah organisasi. Dibanyak perkumpulan isme menjadi roh gerakan dan begitupula dalam koperasi nila dan prinsip koperasi menjadi jiwa dan berjalanya organisasi. Point inilah yang kemudian memberikan warna yang membedakanmanajemen koperasi dengan bentuk organisasi lain.

Manajemen Organisasi Koperasi Umum

Definisi organisasi adalah sekumpulan orang yang berkumpul dalam suatu wadah yang terdiri dari pipinan dan anggota-anggotanya yang saling mengikatkan diri dalam sistem. Memiliki Visi, misi dan tujuan bersama.

manajemen koperasi

Organisasi dibangun sang struktur kompleks yg melibatkan poly parameter & aspek. Komponen utama organisasi adalah people. Faktor ini kemudian biasa dianggap sebagai SDM. Kemudian kelengkapan organiasi mencakup perangkat organisasi & pendukungnya. Faktor nonformal diluar sistem kelembagaan namun inheren dalam kegiatan organisasi seperti budaya, ikatan emosi, ratio persahabatan,kebersamaan dan solidaritas merupakan aspek-aspek yg sangat berpenaruh pada proses manajemen

Organisasi ditinjau berdasarkan aspek kematangan semua.Komponen organisasi mengalami pertumbuhan sebagai berikut:

  1. Embrionic ( Masa adaptasi)
  2. Growth ( Ditandai dengan aktivitas yang beragam)
  3. Maturation ( Masa puncak)
  4. Quantum ( Kondisi dimana ada keinginan untuk mencari tantangan
  5. baru)
  6. Decline ( penurunan / kemunduran)

Desain organisasi yg dianggap jua perencanaan struktur organisasi adalah suatu pencapaian usaha terpadu melalui penyusunan dan penatan tugas & tanggung jawab; serta genre atau arus pekerjaan, dari seluruh komponen & aktivitas dalam organisasi. Dari semiua komponen & aktivitas pada organisasi. Proses ini dijalankan sang leader dan manajer buat menyusun & menyebarkan hubungan efektif antar komponen pada organisasi buat mencapai tujuan.

Proses perencanaan ini adalah struktur organisasi yang meliputi  dimensi utama yaitu Pengelompokan tugas dan tanggung jawab, ini berkenaan dengan spesialisasi tugas, pekerjaan, pembagian dalam devisi atau departemen, termasuk didalamnya garis/instruksi dan satf/ pembantu. Dimensipengelompokan tugas, tugas-tugas yang ada dikelompokan menjadi pekerjaan. Terdapat 3 dimensi pengelompokan

  • Spesialisasi tugas pekerjan. Spesialisasi ini akan memberikan identitas pekerjaan dan membuat batasan- batasan tanggung jawab.
  • Pembagian departemen. Selanjutnya setelah spesialisasi dilakukan maka dilakukan usaha untuk mengelompokan tugas spesialis tersebut kedalam departemen atau divisi. Pembagian ini tergantung dari kebijakan organisasi sesuai analisa kebutuhan.
  • Hubungan garis/ komando dan staf/pembantu. Penentuan mekanisme kekuasan; meliputi hak wewenang, garis komando,rentang kendali dll. Penentuan mekanisme pengaruh dalam organisasi sangat penting dalam menjaga kontradiksi kekuasaan. Mekanisme ini terkait dengan bagaimana mengarahkan organisasi dengan perangkat-perangkat sistem, proses prosedur dll. Untuk melakukan upaya pengarahan itu diperlukan penggunaan kekuasaan

Desainorganisasi koperasi yang baik akan lebih memberikn peluang pencapaian tujuan organisasi.

Singkat, Mengenai Manajemen. Manajemen adalah faktor terpenting pada sebuah organisasi. Apabila dianalogikan manajemen merupakan nyawa menurut sebuah stuktur kelembagaan. Peranan inilah yang membuahkan manajemen tidak saja krusial tetapi juga sangat penting. Peformance organisasi dipengaruhi sang rancang bangun manajemen. Goal menurut menajemen adalah kesempurnaan pencapaian visi organisasi.

Seringkali manajemen berkaitan menggunakan cara mengatur,how to manage buat mencapai tujuan organisasi. Esensi mengatur disini tidak hanya menata saja, tetapi ada aspek-aspek pendukungnya.

Joseph L, menyatakan bawa manajemen adalah : " Gets things done trough other people"

Penjelasan dari defenisi diatas merupakan :

Manejemen adalah suatu proses dimana suatu grup secara kerjasama mengarahkan tindakan atau kerjanya buat mencapai tujuan beserta. Proses tersebut mencakup teknik-teknik yang dipakai buat para manajer buat mengkordinaikan kegiatan atau kegiatan orang-orang lain menuju tercapainya tujuan bersama.

Defnisi yg saat ini digunakan oleh poly kalangan adalah butir pemikiran menurut dua pakar Ilmu Manajeman Taylor dan Henry Fayol. Pemikir ? Pemikir jenius yg oleh kaum sosialis & kapitalis dalam awal abad 18 disebut menjadi bapak menjadi pendiri ilmu manajemen menyatakan sesuatu wajib disederhanakan seminimal mungkin buat pekerjaan-pekerjaan seharusnya dibagi dan diberikan suatu standar ukuran eksklusif. Konsep manajemen fayol sangat berpengaruh dalam upaya menhilmiahkan ilmu manajeman.

Konsep Manajemen Fayol di kemukakan sebagai berikut :

Plan ( Merencanakan) ; Merencanakan erat kaitanya menggunakan bagaimana melihat sumberdaya, melakukan analisis terhadap syarat factual sekaligus meramalkan syarat ? Kondisi atau perubahan dalam masa datang ? Future trenddanquot;. Dari berbagai input tersebut dibuat taktik-strategi buat mancapai tujuan organisasi.

  • Organize ( Mengorganisir): Aktivitas yang ditujukan untuk melaksanakan plan. Komponen organiz meliputi siapa yang malakukan apa, kapan dilakukan dan bagaimana pekerjaan dilakukan.
  • Coordinate ( Kordinasi) Upaya untuk menjaga kestabilan kinerja yang kandusif, efektif dan efesien.
  • Control ( Mangawasi), proses yang maliputi penilaian dan pengukuran hasil pekerjaan.

Konep Manajemen lain di kemukakan oleh George Terry :

Planning

  • Organizing
  • Actuating ( Penggerakan)
  • Controlling ( Pengawasan dan pengendalian)
  • Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis adalah pengambilan keputusan ketika ini yg akan dilakukan pada masa dating. Pengambilan keputusan ini wajib melihat Sumber daya, kondisi saat ini serta melakukan peramalan atas prakondisi & kedaan yg menghipnotis organisasi dimasa dating. Minimal ada 4 aspek krusial dalam strategic rencana yaitu masa depan dan perkiraannya, aspek lingkungan baik internal atau eksternal, sasaran kedepan dan terakhir taktik buat pencapaian target.

Organisasi secara kelembagaan wajib memiliki perngkat organisasi yangmenjadi wahana dalam pencapaian tujuan organisasi. Perangkat fundamental perencanaan strategis yg kemudian sebagai kelengkapan organisasi yang waib terdapat merupakan parameter-paramer idialisme dasar misalnya; visi, misi, goal, objektif,

Untuk mempercepatpercapaian strategic rencana diharapkan:

  • Spesific ( kekhususan)
  • Measurable ( Terukur)
  • Achieveable ( Dapat dicapai)
  • Rationable ( Rasional, dapat dipahami)
  • Timebound( Ada limit/batas waktu)

Perencanaan Organisasi Koperasi

Srategic planning dapat kita rumuskan dengan 3 pertanyaan mendasar:

1. Dimana kita waktu ini berada, dan akan kemana arahan kita?

Dua. Kemana tujuan kita, ingin pergi kemana kita.?

3. Bagaimana atau dengan apa kita pulang atau mencapai tujuan tadi?

Kemudian sebagai evaluasi kita menyapaikan pertanyaan tentang kepuasan kita

dalammencapai tujuan tadi.

Tahap-tahap perencanaan adalah sebagai berikut:

1. Analisa SWOT

Tahap selanjutnya merupakan Analisa SWOT. Perumusan SWOT ditujukan menjadi dasar pembuatan taktik. Seorang manajer organisasi harus paham benar kondisi organisasinya, liputan lebih jelasnya sekaligus bisa melakukan forecasting atau peramalan syarat kedepan. Dari fore casting ini lalu pada rumuskan asumsi-perkiraan yang relevan. Dari pemetaan syarat dan permalahan inilah lalu pada rumuskan SWOT. Proses pertama yang wajib dilakukanadalah penilaian diri, berdasarkan sini akan ditemukan "strengths" & weaknesses serta sumberdaya organisasi. Kemdian analisa kondisi eksternal, seperti kondisi pasar, social, ekonomi dan budaya akan meminculkan opportunities dan threats

dua. Menentukan sasaran

Komponen ini adalah bagian terpenting menurut penyusunan strategi. Manajemen harus mengarahkan seluruh proses pada sasaran yang telah ditentuan. Target ini dihasilkan menurut proses jajak realistis terhadap analisa SWOT yg sudah dipengaruhi sebelumnya. Satu hal yang nir boleh dilupakan, target harus diyakini oleh seluruh manajemen, bahwa organisasi sanggup mencapainya.

Strategi

Proses ini merupakan upaya penyusunan siasat buat menjawab konflik & metode pencapaian target

Dalam strategi masa depan bisa mencakup semua aspek dalam organisasi , seperi sumberdaya, Perubahan aturan dll. Strategiini kemudian dirumuskan menjadi salaj satu perangkat proses yang nantinya akan dijadikan acauan dalam menjalankan kegiatan organisasi.

Pelaksanaan & Monitoring

Didasarkan dalam perencanaan strategi yg telah dipengaruhi sebelumnya, pelaksanaan dari selurh rstrategi tadi wajib dilakukan sesuai tugas & fungsi yang ada. Perlu terdapat prosedur monitoring buat memantau proses aplikasi taktik seperti kedap-kedap rutin & prosedur pelaporan.

Manajemen wajib dapat memastikan bahwa proses telah berjalan sebagaimana mestinya. Pastikan bahwa setiap tahapan aplikasi mempunyai sasaran output.

Idealnya setiap recana strategis dilaksanakan buat jangka ketika lima tahun, tidakterpengaruh menggunakan pergantian personel atau manajemen. Perencanaan taktik wajib mempunyai kekuatan mengikat pada setiap manajemen yang berkuasa.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dinamika stuktur social bahkan organisasi tak jarang membuat perencanaan membutuhkan pemugaran & pembenaan, oleh karena itu perlu prosedur koreksi berdasarkan manjemen

Pengambilan Keputusan

Manfaat Pengambilan Keputusan.

Setiap perseteruan memerlukan solusi, & solusi merupakan buah berdasarkan proses pengambilan keputusan. Hidup itu sendiri adalah masalah ( prespektif relative) artinya kita selalu merlukan proses pengambilan keputusan. Sama halnya menggunakan kehidupan organisasi yang sangat kompleks, peranan pengambilan kepusan mempnyai arti yang nir hanya penting namun juga mendasar.

Proses pengambilan keputusan

1. Identifikasi masalah

Setiap leader damn manajer harus bisa menyimpulkan sebuah inti permaslahan, temukan hakekat pertarungan, lihat latarbelakang kenapa pertarungan itu timbul. Setiap permaslahan wajib dinyatakan dengan tegas mulai dari latar belakang dan hubungan karena-akibat yangberpengaruh terhadapnya. Kumpulkan data dan informasi tetang persoalan tersebut.

2. Pilihan Alternatif

Daridata yang telah dikumpulkan, tentukan alternative-alterntif pemecahan. Semuakemungkinan yang mungkin dilakukan disusu dari criteria yg disepakati. Ada beberapa teknik pendekatan yg sanggup dilakukan. Kita bisa melakukan pendekatan ide alternative beba disampaikan lalu kita melakukan penyempitan

tiga. Analisa Alternatif

Semua alternative di pertimbngkan dengan perimbangan resiko, kemungkinan tercapai, kesiapan organisasi, factor ekstenal serta factor-faktor lain

Mengenal Anggota koperasi

Definisi Anggota Koperasi

Siapa anggota koperasi? Ada beberapa literature yg dapat kita gunakan . Kita bahas 1 argumen paling esensial berdasarkan koperasi Indonesia yaitu

UU No. 25 TH. 1992

Undang-undang ini adalah dasar aturan koperasi yg mempunyai kedudukan yuridis sangat bertenaga. UU ini dipakai menjadi patokan sang seluruh gerakan koperasi Indonesia.

Pada Bab V pasal 17 disebutkan bahwa

Butir 1. Anggota Koperasi adalah pemilik & pelanggan

Pada Pasal 19 disebutkan

Butir 1. Keanggotaan koperasi berdasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi pada lingkup usaha koperasi.

Butir 4. Setiap anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yg sama terhadap koperasi sebagimana diatur pada anggaran dasar.

Bagaimana kewajiban anggota?

Kita menekankan keawajiban anggota kepada poin-poin krusial yg nantinya akan pada kentekstualkan menggunakan fenomena actual & klasik pada Koperasi terutama Kopma UGM.

Pasal 20 mengungkapkan bahwa kewajiban anggota adalah:

Sub Butir a. Mematuhi AD/ART dan keputusan yang disepakati pada RAT

Sub Butir b. Berpartisipasi pada aktivitas usaha yg diselenggarakan oleh koperasi.

Sub Butir c. Mengembangkan & memelihara kebersamaan dari atas azas kekeluargaan.

Mari kita kupas makna menurut pasal 17

Sebagai pemilik, anggota ikut menyerahkan modal, memilih kebijakan dan planning kerja melalui RAT, mengawasi pelaksanaanya dan menanggung resiko.

Sebagai pelanggan, anggota mengikatkan diri buat selalu memakai jasa dan terlibat dalam kegiatan ekonomi yg disediakan kopersi.

Konsep dasar koperasi merupakan buat menjadi anggota wajib memiliki motivasi ekonomi yang sama, artinya jika motif buat masuk koperasi nir sama dengan yg dijalankan koperasi maka seharusnya tidak bisa diterima menjadi anggota.

Kesimpulanya sebagai berikut

jika anggota nir meyetor simpanan harus atau pokok dalam periode tertentu

apabila anggota nir melakukan transaksi belanja di koperasi untuk memenuhi kebutuhanya

Jika calon anggota mempunyai motif buat masuk koperasi tidak sama dengan yang dijalankan koperasi maka seharusnya tidak mampu diterima sebagai anggota

Jika anggota nir melaksanakan kewajiban sebagaimana disebutkanpada Pasal 17 UU No. 25 TH. 1992

maka dia telah kehilangan haknya buat sebagi anggota karena sudah melanggar AD/ART

Manajemen Organisasi Koperasi

Mengenal Perangkat Organisasi Koperasi

Perangkat mengandung pengertian sejumlah alat atau perlengkapan yg diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam konsep koperasi pernagkat tadi minimal terdisri atas tiga hal yaitu;

- rapat Anggota

- Pengurus

- Pengawas

tiga aspek tadi merupakan satu kesatuan & nir dapat dan wajib berjalan simultan.

Jika digambarkan hubungan kerja antar perangkat merupakan sebagai berikut:

Keterangan

____ Garis komando

__ __ Garis Pengawasan

1. Rapat Anggota

RA merupakan lembaga tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota menjadi pemilik. Wewenag RA antara lain merupakan menetapkan

a. AD/ART

b. Kebijakan Umum Organisasi, Manajemen, dan usaha koperasi

c. Memilih, mengangkat, memberhantikan pengurus dan pengawas.

D. RGBPK dan RAPBK

e. Pengesahan pertanggung jawaban pengurus pengawas.

F. Amalgamasi dan pembubaran koperasi

Rapat Anggota dapat berbentuk RAT, RAK & RALB

RA dianggap sah apabila dihadiri sang lebih berdasarkan setengah jumlah anggta dan disepakati oleh lebih dari setenganh anggota yang hadir.

2. Pengurus

Pengurus koperasi merupakan pemegang kuasa RA buat mengelola koperasi.

Persyaratan calon pengurus dicantumkan dalam AD/ART.

Syarat-syarat Umum buat pengurus merupakan

a. Mempunyai perilaku mental yang baik yang bisa dicermati menurut prilaku sehari-hari.

B. Mempunyai pengetahuan tentang koperasi

c. Mempunyai waktu buat mengelola koperasi

Pengurus merupakan pimpinan kolektif yg etrdiri atas beberapa anggota pengurus. Tugas & kewajiban pengurus merupakan:

- Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT.

- Untuk melaksanakan tugas pengurus berkewajiban:

1). Mengajukan proker

dua). Mengajukan laporan keuangandan pertanggungjawaban tugas.

3). Menyelenggarakan pembukuan keuanagn & Inventaris.

4). Menyelenggarkan administrasi

lima). Menyelenggarkan RAT.

Pada prinsipnya RAT diselenggarakan dan dipimpin oleh pengurus namun pengurus dapat diserahakan pada anggota pada waktu pertanggungjawaban pengurus.

Pengurus berwenang:

d. Mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi.

E. Melakukan tindakan hukum atau upaya lain buat kepentingan anggota & kemanfaatan koperasi.

F. Memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian anggota sinkron ketentuan AD/ART.

Tanggung Jawab Pengurus

Adalah atas segala upaya yg berhubungan dengan tugas kewajiban, & wewenangnya.

Pertanggungjawaban pengurus pada Rat munkin nir diterima lantaran kelalaian atau kesengajaan yg menyebabkan kerugaian. Apabila itu terjadi pengurus secara kolektif atau perseorangan bertanggungjawab kerugian tersebut kecualai pengurus bisa mengambarkan bahwadia nir lalai dan telah berupaya buat mencegah perbuatan yg merugikan tadi.

3. Pengawas

Pengaeas seperti hanlnay pengurus dipilh oleh RA buat mengawasi aplikasi keputusan RAT

Pada prisipnya tugas pengawas nir buat mencari-cari kesalahan tetapiuntuk menjaga agar kegiatan yg dilakukan sang koperasi sinkron dengan RA.. Jika pengawas menemukan penyimpangan maka itu wajib dikonsultasikan pada pengurus untuk diambil tindakan, selanjunya hasil pengawasan dilaporkan kepada RA.

A. Pengawas Tetap.

Adalah pengawas yang dipilih pada rapat anggota.

Tugas, kewajiban dan kewenangan pengawas secara umum merupakan menjadi berikut.

- buat melaksanakan tugasnya pengawas berwenang Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan & pengelolaan organisasi.

- Dalam rangka pelaksanaan tugas pengawas wajib menciptakan laporan mengenai output kepengawasanya & merahasiakan output laporanya pada pihak ketiga.

- meneliti catatan & fisik yang terdapat dikoperasi dan mendapatkan keterangan yg dibutuhkan

Sumber: http://www.koperasi.net/2008/06/manajemen-organisasi-koperasi.html

#Tag :

INISIASI PENUMBUHAN KELOMPOK PERIKANAN SEBAGAI CIKAL BAKAL KOPERASI PERIKANAN "PEMBIAYAAN KOPERASI"

Sumber:

Suprapto, 2016. Presentasi yang disampaikan oleh Narasumber kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Kelembagaan (Lembaga Keuangan Mikro/Koperasi). Kegiatan diselenggarakan oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan bertempat di Hotel Salak Bogor pada tanggal 27-29 Januari 2016.

#Tag :

PERAN PAKAN DALAM KEBERHASILAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

PERAN PAKAN DALAM KEBERHASILAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR

Fahrur Razi

ABSTRAK

Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari laut, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan untuk memenuhi permintaan pasar. Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Beberapa hal yang ingin dijelaskan dalam artikel ini adalah kelebihan pakan alami dan pakan buatan, pemilihan pakan ikan yang tepat, teknis untuk menjaga kualitas air terhadap limbah pakan, perhitungan konversi dan efisiensi pakan, serta peran pakan dalam keberhasilan budidaya ikan.

Kata kunci: kiprah pakan ikan, pengelolaan pakan, keberhasilan budidaya ikan.

A. LATAR BELAKANG

Ikan adalah bahan pangan yg poly digemari, karena mempunyai kandungan yang kaya akan vitamin A, vitamin D, fosfor, magnesium, selenium, yodium, serta kalsium. Secara fundamental ikan mempunyai protein hewani yang sama menggunakan daging sapi, tetapi kelebihan ikan merupakan memiliki kandungan total lemak yang paling rendah dibandingkan asal protein hewani lainnya & nutrisinya sangat mudah diserap tubuh.

Besarnya kandungan gizi ikan, harga ikan yg relative murah dan semua agama menghalalkan konsumsi ikan mengakibatkan tingginya permintaan akan ikan. Kebutuhan ikan sebagai sumber protein meningkat pesat, ditengah semakin langkanya ikan tangkapan dari bahari, budidaya ikan air tawar menjadi pilihan buat memenuhi permintaan pasar.

Pakan yang baik pada ikan dalam sistem produksi  adalah hal yang penting untuk memproduksi ikan yang sehat dan berkualitas tinggi. Budidaya ikan berbasis pelet (budidaya intensif) merupakan kegiatan usaha yang efisien secara mikro tetapi inefisien secara makro, terutama apabila ditinjau dari segi dampaknya terhadap lingkungan. Pemilihan pakan yang tepat dapat meningkatkan produktivitas budidaya perikanan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan usaha. Berdasarkan beberapa keadaan dan permasalahan tersebut perlu dilakukan penulisan ilmiah mengenai “Peran Pakan dalam Keberhasilan Budidaya Ikan Air Tawar” dalam rangka turut memberikan masukan kepada pihak terkait.

B. TUJUAN PENULISAN ARTIKEL

Berdasarkan konflik dalam bagian latar belakang, tujuan penulisan artikel ini adalah:

1.   Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan pakan buatan.

2.   Menjelaskan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami.

3.   Menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pemilihan pakan ikan yang tepat.

4.   Menjelaskan teknis untuk menjaga kualitas air dalam budidaya ikan agar tidak terganggu oleh limbah pakan atau limbah lainnya.

5.   Menjelaskan alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi dan efisiensi pakan.

6.   Menjelaskan seberapa penting pakan menentukan keberhasilan budidaya ikan.

C. TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Darmanto (2000), Pakan alami merupakan makanan hayati bagi larva atau benih ikan dan udang. Beberapa jenis pakan alami yang sesuai buat benih ikan air tawar, diantaranya lnfusoria (Paramaecium sp.), Rotifera (Brachionus sp.), Kladosera (Moina sp.), dan Daphnia sp. Pakan alami tersebut memiliki kandungan gizi yg lengkap & mudah dicerna dalam usus benih ikan. Ukuran tubuhnya yg nisbi mini sangat sinkron dengan lebar bukaan ekspresi larva/benih ikan. Sifatnya yg selalu berkiprah aktif akan merangsang benih/larva ikan buat memangsanya. Pakan alami ini dapat diibaratkan "air susu ibu" bagi larva/benih ikan yang dapat menaruh gizi secara lengkap sesuai kebutuhan buat pertumbuhan dan perkembangannya.

Pelet adalah bentuk makanan buatan yg terdiri dari beberapa macam bahan yg kita ramu dan kita jadikan campuran, kemudian kita cetak sebagai akibatnya bentuknya adalah batangan mini -kecil misalnya bentuk obat nyamuk bakar. Panjangnya umumnya berkisar 1-2 cm. Jadi pelet tidak berupa tepung, nir berupa butiran, & pula tidak berupa larutan (Mudjiman, 1996). Menurut Syahputra (2009) usaha budidaya ikan saat ini semakin intensif menuntut tersedianya makanan pada jumlah yang relatif, tepat waktu, & berkesinambungan.

Ketersediaan pakan yg memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya ikan. Pakan berkualitas harus mempunyai kandungan nutrisi ikan dan mudah dicerna, sehingga bisa diserap oleh tubuh ikan (Khairuman & Amri, 2002).

Konversi dan efisiensi pakan erat hubungannya menggunakan nilai kecernaan yang menggambarkan persentase nutrien yg dapat diserap oleh saluran pencernaan tubuh ikan. Semakin besar nilai kecernaan suatu pakan maka semakin banyak nutrien pakan yang dimanfaatkan sang ikan tadi. Penyerapan nutrien oleh tubuh dipengaruhi sang aneka macam hal seperti kualitas pakan dan jumlah pakan yg dikonsumsi. Nutrien yg dimanfaatkan oleh ikan dapat mensugesti penyediaan energi protein dan non protein dalam tubuh. Semakin banyak energi yang tersedia pada tubuh akan meningkatkan kemampuan ikan buat mengganti energi tersebut dan disimpan dalam bentuk daging berupa protein dan lemak (Akbar, 2000).

D. PEMBAHASAN

Kelebihan Pakan Alami dan Pakan Buatan

Kelebihan yang dimiliki oleh pakan alami dibandingkan dengan buatan, antara lain adalah: (a) Harga pakan alami relative lebih murah jika dibandingkan pakan buatan; (b) Pakan alami umumnya mudah dicerna, nilai gizi pakan alami lebih lengkap,  sesuai dengan tubuh ikan, dan tidak menyebabkan penurunan kualitas air pada wadah budidaya ikan; dan (c) Tingkat pencemaran terhadap air kultur akan lebih rendah daripada menggunakan pakan buatan.

Sedangkan kelebihan yang dimiliki oleh pakan buatan dibandingkan dengan pakan alami, antara lain adalah: (a) Kelebihan pakan buatan adalah mengurangi kemungkinan penularan penyakit (dibandingkan dengan makanan alami). Pakan alami adalah organisme hidup yang tentunya dapat terserang oleh penyakit pada media hidupnya. Penyekit yang menyerang pakan alami dapat berpindah pada ikan yang kita budidayakan, setelah pakan alami dimakan oleh ikan; (b) Pengelolaan kualitas, kuantitas dan kuntinuitas pakan buatan jauh lebih mudah  dibandingkan pakan alami. Pakan buatan tidak memerlukan pemeliharaan, pakan buatan yang diproduksi oleh pabrik dapat dibeli ketika diperlukan sehingga pekerjaan pembudidayaan lebih ringan, waktu yang diperlukan lebih sedikit dan hemat tenaga kerja.

Pemilihan Pakan Ikan yang Tepat

Beberapa syarat-syarat yang wajib dipenuhi pada pemilihan pakan ikan yang tepat, antara lain berupa:

1.    Mutu pakan yang tinggi, dilihat dari:

-       Formula pakan ikan yang dipilih harus mencukupi kebutuhan gizi ikan yang dibudidayakan, dilihat dari kandungan nutrisi makanan yang menyangkut: protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Kandungan gizi pakan terutama protein harus sesuai dengan kebutuhan ikan.

-       Bahan formulasi pakan sesuai dengan jenis makanan dan panjangnya usus ikan yang dibudidayakan. Pemilihan jenis pakan yang sesuai dengan karakteristik jenis makanan dan panjangnya usus ikan akan meningkatkan ratio konversi makanan ikan menjadi daging ikan.

-       Tidak mengandung antibiotik dan zat racun.

-       Memperhatikan batas kadaluarsa pakan.

2.    Bentuk dan karakteristik pakan sesuai kebutuhan, dilihat dari:

-       Ukuran pakan dipilih sesuai dengan umur dan bukaan mulut ikan.

-       Memiliki  aroma yang disukai ikan yang dibudidayakan.

-       Kestabilan pakan dan ketahanan pakan dalam air sesuai dengan kebiasaan makan ikan.

3.    Secara ekonomis menguntungkan, dilihat dari:

-       Mudah diperoleh (kuntinuitas dan kemudahan transportasi).

-       Harganya relatif murah jika dibandingkan harga ikan yang dibudidayakan, dengan ratio harga pakan maksimal 70% dari harga ikan.

Teknis untuk Menjaga Kualitas Air terhadap Limbah Pakan

Beberapa langkah teknis yg bisa dilakukan buat menjaga kualitas air pada budidaya ikan (pada Karamba Jaring Apung) supaya nir terganggu sang limbah pakan atau limbah lainnya, antara lain berupa:

1.   Optimalisasi pengelolaan pakan yang ramah terhadap kualitas air

-       Porsi makan ikan diberikan sesuai dengan daya tumbuh optimum perhari (Average Daily Growth) atau porsi makan hanya diberikan 80% dari daya kenyang, sehingga masih tersedia ruang dilambung untuk produksi enzym-enzym pencernaan. Diharapkan efisiensi pakan 100% terserap sempurna.

-       Frekuensi pakan sesuai dengan metabolisme ikan 2 x sehari, metabolisme ikan berkisar 8 jam, bila waktu pemberian pakan 7 pagi dan 5 sore. Maka ada rentang waktu 2 jam untuk istirahat organ-organ pencernaan, dengan tujuan organ pencernaan tetap sehat, ikan pun sehat.

-       Pakan difermentasi menggunakan probiotik untuk menghasilkan enzim: protease, amilase, lipase dan cellulose. Sistem ini meringankan kerja dari organ pencernaan 30%, dan membantu pemotongan rantai panjang pada protein dan lemak, serta membantu menghasilkan kotoran ikan yang mudah terurai dan ramah lingkungan.

2.   Optimalisasi pengelolaan wadah budidaya ikan yang ramah terhadap kualitas air

-       Penerapan Integrated Management Total Aquaculture yang dapat dilakukan dengan melakukan pemeliharaan multispesies dalam satu wadah (misalnya jaring bertingkat) sehingga buangan pakan pada jaring pertama (misal ikan omnivora) dapat dikonsumsi lagi terlebih dahulu oleh ikan pada jaring lapis kedua (misalnya herbivora), sehingga buangan sisa pakan ke dasar dapat diminimalisir.

-       Pengaturan lokasi ataupun jumlah petakan yang dapat dipelihara dengan memperhatikan daya dukung lingkungan perairan ataupun flushing rate waduk/danau tersebut sehingga tidak terjadi over populasi ikan yang dipelihara yang dapat meningkatkan limbah pakan ke dasar.

-       Pengaturan musim tanam, pengendalian jumlah KJA dan padat tebar ikan di KJA dikurangi atau ikan budidaya diganti dengan jenis yang lebih toleran terhadap konsentrasi DO yang rendah seperti ikan patin, lele, dan betutu.

3.   Melakukan penebaran (stocking)  ikan herbivora secara lepas seperti ikan grass carp yang dapat menjaga keseimbangan ekosistem danau/waduk sehingga blooming akibat eutrofikasi dapat dicegah sedini mungkin.

4.   Meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan. Menurut Lukman (2002), pasokan oksigen dalam pengelolaan KJA adalah untuk respirasi biota, pembusukan feses ikan dan pembusukan sisa pakan ikan. Menurutnya untuk setiap gram organik (limbah budidaya ikan) diperlukan 1,42 gram oksigen. Konsentrasi oksigen yang tersedia berpengaruh secara langsung pada kehidupan akuatik khususnya respirasi aerobik, pertumbuhan dan reproduksi. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut di perairan:

-       Mengurangi bahan-bahan organik dalam air, karena jika banyak terdapat bahan organik dalam air maka kadar oksigen terlarutnya rendah.

-       Diusahakan agar air tersebut mengalir.

-       Pembersihan sampah dan limbah yang ada di perairan, baik melalui pengelolaan fisik (pembersihan), pengelolaan kimiawi (penambahan bahan-bahan pengurai), dan pengelolaan biologi (penggunaan tanaman air, pro biotic, bakteri dan mikroba) yang dapat membantu pengelolaan kualitas air.

Perhitungan konversi dan efisiensi pakan

Beberapa alasan mengapa kita perlu melakukan perhitungan konversi & efisiensi pakan adalah:

1.    Sebagai upaya dalam meningkatkan produktifitas budidaya ikan:

-       dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pakan yang kita berikan terhadap pertumbuhan ikan yang kita pelihara.

-       dapat mengetahui besaran daya dukung perairan terkait buangan sisa pakan dan kotoran ikan.

-       dapat membantu dalam penentuan pemilihan jenis pakan yang baik untuk menghasilkan ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

2.    Sebagai upaya dalam meningkatkan keuntungan usaha:

-       dapat menghitung biaya yang dikeluarkan dalam pembelian pakan selama proses pemeliharaan ikan, karena pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.

-       dapat menghindari pemborosan dalam penggunaan pakan.

-       dapat mengoptimalkan penggunaan biaya produksi dengan menggunakan pakan yang baik dan jumlah pakan sesuai kebutuhan ikan.

Pakan memilih keberhasilan budidaya ikan

Pakan merupakan faktor yg sangat menentukan keberhasilan budidaya ikan, antara lain lantaran:

1.    Ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

2.    Pakan merupakan faktor penting karena mewakili 40-75% dari biaya produksi dalam budidaya ikan.

3.    Pakan yang berkualitas baik merupakan faktor penting penentu keberhasilan budidaya ikan secara intensif seperti dalam sistem KJA. Salah satu cara untuk menekan biaya pakan sekaligus dapat meningkatkan keuntungan adalah dengan penggunaan pakan secara efisien baik dalam pemilihan jenis, jumlah, jadwal dan cara pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebiasaan ikan.

E. PENUTUP

Pengelolaan  pakan merupakan kunci keberhasilan dalam budidaya ikan air tawar, karena ketersediaan pakan yang memadai secara kualitas dan kuantitas akan berpengaruh terhadap keberhasilan pada ikan dalam sistem produksi, berupa: ikan yang sehat, tumbuh optimal dan berkualitas tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, A. D. 2002. Pengaruh Penggantian Tepung Terigu dengan Tepung Singkong terhadap Efisiensi Pakan dan Pertumbuhan Ikan Mas (Cyprinus carpio L). Skripsi. IPB. Bogor. 43 hal.

Darmanto dkk, 2000. Budidaya Pakan Alami Untuk Benih Ikan Air Tawar. Jakarta, Badan Penelitian & Pengembangan Pertanian - Instalasi Penelitian & Pengkajian Teknologi Pertanian. Pada download menurut http://defishery.Files.Wordpress.Com/2009/11/budidaya-pakan-alami-buat-benih-air-tawar.Pdf.

Effendi I., dkk. 2012. Materi Pokok Budidaya Perikanan; 1- 9; MMPI5201/3sks Cetakan ketiga Edisi 1. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Khairuman & Amri, 2002. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. PT. Agro Media Pustaka, Depok.

Lukman & Hidayat. 2002. Pembebanan dan Distribusi Organik pada Waduk Cirata. Jurnal Teknologi Lingkungan. P3TL-BPPT. Vol. 3 (2): 129 ? 135.

Mudjiman, A., 1996. Makanan Ikan. Penebar Swadaya, Jakarta.

Syahputra, A., 2009. Rancang Bangun Alat Pembuat Pakan Ikan Mas & Ikan Lele Bentuk Pelet. Skripsi. Universitas Sumatera Utara. Medan.

#Tag :

DAYA SAING PRODUK PERIKANAN MENUJU PASAR BEBAS ASEAN

DAYA SAING PRODUK PERIKANAN MENUJU PASAR BEBAS ASEAN

A. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi bisa diartikan pula menjadi proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yg diwujudkan pada bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi adalah pertanda keberhasilan pembangunan ekonomi.

Pada tahun 1960-an kondisi perekonomian Indonesia, Malaysia, Taiwan, Korea dan China nir jauh tidak sinkron, namun dalam tahun 2013 telah terdapat kesenjangan pendapatan per kapita yg tinggi antar negara tadi. Seiring menggunakan berjalannya ketika pendapatan per kapita penduduk Indonesia menduduki peringkat terendah. Berdasarkan latar belakang tadi perlu dilakukan pengkajian tentang: faktor penyebab kesenjangan pertumbuhan ekonomi antar negara, dan cara mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi Indonesia, dan upaya-upaya peningkatan daya saing produk perikanan menuju pasar bebas ASEAN.

B. PERMASALAHAN

Perseteruan yang akan dikaji pada paper ini merupakan menjadi berikut:

1.   Apa yang menjadi penyebab kesenjangan pertumbuhan antar negara?

2.   Jelaskan mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lambat dari negara ASEAN lainnya?

3.   Bagaimana cara mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi Indonesia?

4.   Bagaimana daya saing produk perikanan menuju pasar bebas ASEAN?

C. LANDASAN TEORI

Teori Pertumbukan Ekonomi Klasik

Menurut Sadono Sukirno (2005): Pandangan Adam Smith Adam Smith merupakan ahli ekonomi yang pertama kali mengemukakan kebijksanaan laissez-faire, dan merupakan ahli ekonomi yang banyak berfokus pada permasalahan pembangunan. Inti dari proses pertumbuhan ekonomi menurut Smith dibagi menjadi dua aspek utama yaitu pertumbuhan output total dan pertumbuhan penduduk.

Mengenai peranan penduduk pada pembangunan ekonomi, Smith beropini bahwa perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi. Penduduk yang bertambah akan memperluas pasar, maka akan menaikkan spesialisasi pada perekonomian tadi. Perkembangan spesialisasi & pembagian kerja akan meningkatkan kecepatan proses pembangunan ekonomi lantaran adanya spesialisasi akan menaikkan produktivitas tenaga kerja & mendorong perkembangan teknologi.

Sedangkan pandangan David Ricardo mengenai proses pertumbuhan ekonomi nir jauh tidak sama menggunakan pendapat Adam Smith yang berfokus pada laju pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan output. Selain itu Ricardo juga membicarakan adanya keterbatasan faktor produksi tanah yg bersifat tetap sebagai akibatnya akan menghambat proses pertumbuhan ekonomi. Proses pertumbuhan ekonomi menurut David Ricardo pada kitab Sadono Sukirno (2005) yaitu:

1.      Pada permulaannya jumlah penduduk rendah dan kekayaan alam masih melimpah sehingga para pengusaha memperoleh keuntungan yang tinggi. Karena pembentukan modal tergantung pada keuntungan, maka laba yang tinggi tersebut akan diikuti dengan pembentukan modal yang tinggi pula. Pada tahap ini maka akan terjadi kenaikan produksi dan peningkatan permintaan tenaga kerja.

2.      Pada tahapan kedua, karena jumlah tenaga kerja diperkerjakan bertambah, maka upah akan naik dan kenaikan upah tersebut akan mendorong pertambahan penduduk. Karena luas tanah tetap, maka makin lama tanah yang digunakan mutunya akan semakin rendah. Akibatnya, setiap tambahan hasil yang diciptakan oleh masingmasing pekerja akan semakin berkurang. Dengan semakin terbatasnya jumlah tanah yang dibutuhkan, maka harga sewa lahan akan semakin tinggi. Hal ini akan mengurangi keuntungan pengusaha yang menyebabkan pengusaha tersebut mengurangi pembentukan modal dan menurunkan permintaan tenaga kerja yang berakibat pada turunnya tingkat upah.

3.      Tahap ketiga ditandai dengan menurunnya tingkat upah dan pada akhirnya akan berada pada tingkat minimal. Pada tingkat ini, perekonomian akan mencapai stationary state. Pembentukan modal baru tidak akan terjadi lagi karena sewa tanah yang sangat tinggi menyebabkan pengusaha tidak memperoleh keuntungan.

Menurut Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik, pertumbuhan ekonomi bergantung pada faktor-faktor produksi (Sadono Sukirno, 2005). Persamaannya merupakan : Y = f(K, L, R, T)

Y = taraf pertumbuhan ekonomi

K = jumlah barang modal yang tersedia & digunakan

L = jumlah & kualitas tenaga kerja yg digunakan

R = jumlah & jenis kekayaan yg digunakan

T = tingkat teknologi yang dipakai

Pandangan Robert Malthus  dalam teorinya, Malthus mengemukakan penduduk akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi dimana pertambahan penduduk meningkat secara deret ukur sedangkan pertambahan bahan makanan meningkat secara deret hitung. Seperti halnya David Ricardo, Malthus berbeda pendapat dengan Smith yang belum menyadari hukum hasil yang semakin berkurang, perkembangan penduduk akan mendorong pembangunan ekonomi karena dapat memperluas pasar.

Sedangkan Ricardo dan Malthus, perkembangan penduduk yg berjalan menggunakan cepat akan memperbesar jumlah hingga sebagai 2 kali lipat pada satu generasi sebagai akibatnya bisa menurunkan pulang taraf pembangunan ekonomi ke taraf yg lebih rendah. Pada tingkat ini, pekerja akan mendapat upah yg sangat minim atau upah subsisten (Sadono Sukirno, 2005).

Teori Pertumbuhan Ekonomi Menurut Neoklasik

Teori ini dikembangkan oleh Robert M. Solow (1970) dan T.W Swan (1956). Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi modal, kemajuan teknologi & besarnya hasil yg saling berinteraksi. Teori ini menggunakan contoh fungsi produksi yang memungkinkan adanya subtitusi antara kapital & tenaga kerja. Hal ini memungkinkan fleksibilitas dalam rasio modal output & rasio kapital-energi kerja. Teori Solow- Swan melihat bahwa dalam poly hal mekanisme pasar bisa membentuk keseimbangan sehingga campur tangan pemerintah tidak dibutuhkan. Campur tangan pemerintah hanya sebatas dalam kebjakan fiskal & moneter (Tarigan, 2005).

Dalam hal ini, peranan teori ekonomi Neo Klasik tidak terlalu akbar pada menganalisis pembangunan wilayah karena teori ini tidak mempunyai dimensi spasial yg diinginkan. Namun,demikian, teori ini memberikan 2 konsep pokok dalam pembangunan ekonomi wilayah yaitu keseimbangan dan mobilitas faktor produksi. Artinya sistem perekonomian akan mencapai ekuilibrium alamiahnya apabila kapital bisa mengatur tanpa restriksi. Oleh karena itu, modal akan mengalir menurut wilayah yg berupah tinggi menuju ke wilayah yang berupah rendah (Arsyad, 1999).

Dalam bentuknya yg lebih formal, model pertumbuhan Neo Klasik Solow memakai fungsi agregat baku (Todaro & Stepehen C. Smith, 2006) :

Fungsi Agregat Standar

Y          = Produk Domestik Bruto

K          = stok modal fisik dan modal manusia

L          = tenaga kerja non terampil

A          = konstanta yang merefleksikan tingkatan tekonologi dasar

eµt       = melambangkan tingkat kemajuan teknologi

a       = melambangkann elastisitas output terhadap model, yaitu persentase kenaikan PDB  yang bersumber dari 1% penambahan modal fisik dan modal manusia.

Menurut teori pertumbuhan Neo Klasik Tradisional, pertumbuhan output selalu bersumber dari satu atau lebih berdasarkan tiga (3) faktor yaitu kenaikan kualitas & kuantitas tenaga kerja, penambahan modal (tabungan & investasi) & penyempurnaan teknologi (Todaro dan Stepehen C. Smith, 2006).

Teori Pertumbuhan Baru (New Growth Theory).

Teori ini menaruh kerangka teoritis buat menganalisis pertumbuhan yang bersifat endogen. Pertumbuhan ekonomi adalah hasil berdasarkan pada sistem ekonomi. Teori ini menduga bahwa pertumbuhan ekonomi lebih dipengaruhi oleh sistem produksi, bukan asal berdasarkan luar sistem. Kemajuan bidang teknologi adalah hal yang endogen, pertumbuhan adalah bagian menurut keputusan pada pendapatan jika modal yang tumbuh bukan hanya modal fisik saja tapi menyangkut modal insan.

Akumulasi modal adalah asal primer pertumbuhan ekonomi. Definisi kapital/kapital diperluas menggunakan mamasukan contoh ilmu pengetahuan & modal asal daya manusia. Perubahan teknologi bukan sesuatu yg asal berdasarkan luar contoh atau endogen tapi teknologi adalah dari proses pertumbuhan ekonomi. Dalam teori pertumbuhan endogen, peran investasi pada kapital fisik & modal insan turut menentukan pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Tabungan & investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yg berkesinambungan (Mankiw, 2003).

D. PEMBAHASAN

Faktor Penyebab Kesenjangan Pertumbuhan Antar Negara

Beberapa faktor yang menyebab kesenjangan pertumbuhan antar negara, antara lain merupakan: (1) kesenjangan kemiskinan, (dua) syarat fisik geografis Indonesia yg luas & kurang lancarnya mobilisasi barang & jasa, (tiga) jebakan fiskal, (4) kurang meratanya pembangunan, (lima) hambatan budaya, (6) geopolitik, (7) kurangnya inovasi, dan (8) jebakan demografi (perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, disparitas tingkat pendidikan & kesehatan, disparitas kondisi ketenagakerjaan). Faktor-faktor tersebut sejalan dengan pendapat Sjafrizal (2012) dan Arsyad (1999).

Menurut Sjafrizal (2012): Beberapa faktor primer yang menyebabkan terjadinya ketimpangan antar wilayah berdasarkan Sjafrizal (2012) yaitu :

1.   Perbedaan kandungan sumber daya alam. Perbedaan kandungan sumber daya alam akan mempengaruhi kegiatan produksi pada daerah bersangkutan. Daerah dengan kandungan sumber daya alam cukup tinggi akan dapat memproduksi barang-barang tertentu dengan biaya relatif murah dibandingkan dengan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih rendah. Kondisi ini mendorong pertumbuhan ekonomi daerah bersangkutan menjadi lebih cepat. Sedangkan daerah lain yang mempunyai kandungan sumber daya alam lebih kecil hanya akan dapat memproduksi barang-barang dengan biaya produksi lebih tinggi sehingga daya saingnya menjadi lemah. Kondisi tersebut menyebabkan daerah bersangkutan cenderung mempunyai pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.

2.   Perbedaan kondisi demografis. Perbedaan kondisi demografis meliputi perbedaan tingkat pertumbuhan dan struktur kependudukan, perbedaan tingkat pendidikan dan kesehatan, perbedaan kondisi ketenagakerjaan dan perbedaan dalam tingkah laku dan kebiasaan serta etos kerja yang dimiliki masyarakat daerah bersangkutan. Kondisi demografis akan berpengaruh terhadap produktivitas kerja masyarakat setempat. Daerah dengan kondisi demografis yang baik akan cenderung mempunyai produktivitas kerja yang lebih tinggi sehingga hal ini akan mendorong peningkatan investasi yang selanjutnya akan meningkatkan penyediaan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

3.   Kurang lancarnya mobilitas barang dan jasa. Mobilitas barang dan jasa meliputi kegiatan perdagangan antar daerah dan migrasi baik yang disponsori pemerintah (transmigrasi) atau migrasi spontan. Alasannya adalah apabila mobilitas kurang lancar maka kelebihan produksi suatu daerah tidak dapat di jual ke daerah lain yang membutuhkan. Akibatnya adalah ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung tinggi, sehingga daerah terbelakang sulit mendorong proses pembangunannya.

4.   Konsentrasi kegiatan ekonomi wilayah. Pertumbuhan ekonomi akan cenderung lebih cepat pada suatu daerah dimana konsentrasi kegiatan ekonominya cukup besar. Kondisi inilah yang selanjutnya akan mendorong proses pembangunan daerah melalui peningkatan penyediaan lapangan kerja dan tingkat pendapatan masyarakat.

5.   Alokasi dana pembangunan antar wilayah. Alokasi dana ini bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada sistem pemerintahan otonomi maka dana pemerintah akan lebih banyak dialokasikan ke daerah sehingga ketimpangan pembangunan antar wilayah akan cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta lebih banyak ditentukan oleh kekuatan pasar. Dimana keuntungan lokasi yang dimiliki oleh suatu daerah merupakan kekuatan yang berperan banyak dalam menark investasi swasta. Keuntungan lokasi ditentukan oleh biaya transpor baik bahan baku dan hasil produksi yang harus dikeluarkan pengusaha, perbedaan upah buruh, konsentrasi pasar, tingkat persaingan usaha dan sewa tanah. Oleh karena itu investai akan cenderung lebih banyak di daerah perkotaan dibandingkan dengan daerah pedesaan.

Menurut Adelman dan Morris (1973) dalam Arsyad (1999) mengemukakan 8 faktor yang mengakibatkan ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara-negara sedang berkembang, yaitu:

1.      Pertambahan penduduk yang tinggi yang mengakibatkan menurunnya pendapatan per kapita;

2.      Inflasi di mana pendapatan uang bertambah tetapi tidak diikuti secara proporsional dengan pertambahan produksi barang-barang;

3.      Ketidakmerataan pembangunan antar daerah;

4.      Investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive), sehingga persentase pendapatan modal dari tambahan harta lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja, sehingga pengangguran bertambah;

5.      Rendahnya mobilitas sosial;

6.      Pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan hargaharga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis;

7.      Memburuknya nilai tukar (term of trade) bagi negara-negara sedang berkembang dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidak elastisan permintaan negara-negara terhadap barang ekspor negara-negara sedang berkembang; dan

8.      Hancurnya industri-industri kerajinan rakyat seperti pertukangan, industri rumah tangga, dan lain-lain.

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dibandingkan Negara ASEAN Lainnya

Dengan menggunakan teori endogen yang disampaikan Mankiw (2003), maka dapat dirumuskan beberapa penyebab yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih lambat menurut negara ASEAN lainnya, antara lain:

1.      Masih rendahnya sistem produksi

Rendahnya system produksi antara lain ditentukan oleh: skala usaha yg masih didominasi UMKM, & kehati-hatian pihak perbankan dan lembaga keuangan buat mengeluarkan kredit bisnis.

2.      Belum optimalnya penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi

Hal ini dapat ditinjau pada: (1) belum optimalnya mekanisme intermediasi iptek yg menjembatani hubungan antara kapasitas penyedia iptek menggunakan kebutuhan pengguna; lembaga keuangan modal ventura & start-up capital yg mendukung pembiayaan penemuan-inovasi baru belum terbangun & masih lemahnya sinergi kebijakan iptek, pendidikan, dan industri yang menjadikan dalam rendahnya kontribusi iptek nasional di sektor produksi yang ditunjukkan sang rendahnya efisiensi dan produktifitas, dan minimnya kandungan teknologi pada produk industri nasional; (2) belum berkembangnya budaya iptek di kalangan warga lantaran pola pikir masyarakat belum berkembang ke arah yang lebih suka mencipta daripada sekadar menggunakan, lebih senang menciptakan daripada sekadar membeli, serta lebih suka belajar & berkreasi berdasarkan dalam sekadar memakai teknologi seadanya; (tiga) belum optimalnya peran iptek dalam mengatasi degradasi fungsi lingkungan hidup yg ditunjukkan sang masih lemahnya peran iptek dalam mengantisipasi & menanggulangi bencana alam.

3.      Masih rendahnya investor dalam negeri.

Sampai dengan tahun 2011, Kantor Pusat Informasi Pasar Modal (PIPM) mencatat pasar kapital pada Indonesia sebesar 63 % dikuasai sang investor asing, ad interim buat investor yang terdapat di pada negeri hanya mengambil andil kurang lebih 37 % atau kurang dari 1 % dari semua penduduk Indonesia.

4.      Belum optimalnya peningkatan sumber daya manusia dan penyerapan tenaga kerja

Masalah ketenagakerjaan pada pembangunan Indonesia sampai sekarang masih merupakan tantangan yg wajib dihadapi & diselesaikan, mengingat semakin meningkatnya jumlah angkatan kerja baru yg memasuki pasar kerja. Hal ini berkaitan dengan upaya penyediaan dan penciptaan lapangan kerja baru, peningkatan mutu energi kerja dan upaya proteksi energi kerja.

Cara Mengejar Ketertinggalan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia, diantaranya:

1.   Optimalisasi pengelolaan kekayaan sumber daya alam, dengan tetap memperhatikan kelestariaannya.

2.   Peningkatan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan industry dan globalisasi, karena Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke-4 di dunia.

3.   Mendorong perekonomian melalui investasi sebagai alat pembentukan modal dan peningkatan produksi. Investasi yang didorong tidak hanya di pusat tapi juga harus dapat menarik investasi ke daerah. Hal ini dimaksudkan agar percepatan pembangunan ekonomi dapat merata, tidak hanya terfokus di pusat saja.

4.   Pemerintah daerah perlu memetakan potensi daerah yang dimiliki yang bisa menjadi daya tarik investasi. Daya tarik investasi menjadi penting agar pemerintah daerah mampu menyusun strategi dan perencanaan investasi daerah yang efisien.

Daya Saing Produk Perikanan Menuju Pasar Bebas ASEAN

Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN pada era pasar bebas regional & menuju pasar bebas internasional, perlu dilakukan langkah-langkah buat mempertinggi daya saing produk perikanan, diantaranya:

1.         Pengembangan upaya-upaya dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Produk perikanan budidaya Indonesia saat ini telah menjadi salah satu produk perdagangan global yang sangat dibutuhkan dan diperhitungkan. Indonesia sebagai negara produsen perikanan budidaya terbesar di dunia setelah China.

2.         Peningkatan produksi dan daya saing produk perikanan harus diikuti dengan standar kualitas produk sekaligus peningkatan efisiensi usaha perikanan. Kualitas produk perikanan budidaya hanya dapat dijaga melalui sistem pengawasan yang efektif dan efisiensi usaha budidaya hanya dapat diperoleh melalui integrasi usaha yang dapat dilakukan melalui pembentukan kelompok budidaya yang kuat, penerapkan sertifikasi Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) maupun Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB) yang saat ini mampu menjaga kualitas produk budidaya baik benih maupun konsumsi.

3.         Penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun individual (reformasi regulasi);

4.         Peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun dunia usaha ataupun professional;

5.         Penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya;

6.         Penguatan kemitraan antara publik dan sektor swasta;

7.         Menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi

8.         Pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi unggulan;

9.         Penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha perikanan dari berbagai skala.

10.     Perbaikan dukungan infrastruktur, transportasi atau logistik, perangkat hukum, penyediaan energi, dan pengembangan industri terpadu.

E. KESIMPULAN

Banyak cara yg dapat dilakukan buat mengejar pertumbuhan ekonomi Indonesia, antara lain: (a) optimalisasi pengelolaan kekayaan asal daya alam, menggunakan tetap memperhatikan kelestariaannya; (b) peningkatan kualitas asal daya insan sinkron dengan kebutuhan industry dan globalisasi; (c) mendorong perekonomian melalui investasi sebagai indera pembentukan modal dan peningkatan produksi; dan (d) pemerintah daerah perlu memetakan potensi daerah yg dimiliki yang bisa menjadi daya tarik investasi.

Dalam menghadapi pasar bebas ASEAN pada era pasar bebas regional & menuju pasar bebas internasional, perlu dilakukan langkah-langkah buat mempertinggi daya saing produk perikanan, diantaranya: (1) pengembangan upaya-upaya dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas; (2) peningkatan produksi dan daya saing produk perikanan yang diikuti dengan standar kualitas produk sekaligus peningkatan efisiensi usaha perikanan; (3) penyesuaian, persiapan dan perbaikan regulasi baik secara kolektif maupun individual (reformasi regulasi); (4) peningkatan kualitas sumber daya manusia baik dalam birokrasi maupun dunia usaha ataupun professional; (5) penguatan posisi usaha skala menegah, kecil, dan usaha pada umumnya; (6) penguatan kemitraan antara publik dan sektor swasta; (7) penciptaan iklim usaha yang kondusif dan mengurangi ekonomi biaya tinggi; (8) pengembangan sektor-sektor prioritas yang berdampak luas dan komoditi unggulan; (9) penyediaan kelembagaan dan permodalan yang mudah diakses oleh pelaku usaha perikanan dari berbagai skala; dan (10) perbaikan dukungan infrastruktur, transportasi atau logistik, perangkat hukum, penyediaan energi, dan pengembangan industri terpadu.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Edisi Keempat. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.

Mankiw, N. Gregory. 2003. Teori Makro Ekonomi Terjemahan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sadono Sukirno, 2005. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada

Tarigan, Robinson, 2005. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Todaro, Michael P & Smith, Stephen C. 2006. Pembangunan Ekonomi, Jakarta: Erlangga.

#Tag :

PENYULUHAN PERIKANAN: SECARA BIOFISIK, SIFAT, KARAKTERISTIK, DAN BENTUK KEGIATAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SANGAT SPESIFIK

Penyuluhan perikanan adalah pendidikan non formal yg ditujukan kepada masyarakat perikanan buat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku pada bidang kelautan dan perikanan. Kegiatan penyuluhan diharapkan mendorong terwujudnya masyarakat perikanan menuju kehidupan lebih layak, berusaha yg lebih menguntungkan, dan kehidupan yg lebih sejahtera. Beberapa alasan yang mengakibatkan penyuluhan perikanan itu sangat penting, berupa: (a) amanat peraturan perundang-undangan: (b) secara biofisik, sifat, ciri, & bentuk kegiatan perikanan & kelautan sangat spesifik; dan (c) peran strategis penyuluhan perikanan pada pembangunan masyarakat perikanan yg berdikari & berdaya saing.

Secara biofisik, sifat, karakteristik, & bentuk aktivitas kelautan & perikanan sangat spesifik menggunakan ketergantungan tinggi terhadap ekspresi dominan & iklim sehingga dalam pengelolaan sumberdaya menjadi kompleks dan relatif pelik, yaitu:

1.     Kegiatan kelautan dan perikanan berisiko tinggi (risky), sehingga harus dapat menjadi layak kelola (manageable);

2.     Kegiatan kelautan dan perikanan relatif membutuhkan investasi tinggi (relatively high investment), sehingga harus menjadi layak akses (accessible); dan

3.     Kegiatan kelautan dan perikanan cenderung membutuhkan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang spesifik (specific knowledge and technology), sehingga harus adaptif dan aplikatif di tingkat pengguna (adaptable and applicable).

4.     Tingginya variabilitas dalam kegiatan kelautan dan perikanan berdampak pada tingginya keberagaman penyebaran penggunaan dan penanganan sumberdaya alam, yang berbeda dengan usaha non kelautan dan perikanan yang relatif seragam.

5.     Dalam pengelolaan aspek kelautan, maka penanganannya merupakan bagian yang integral dan tidak dapat dipisah dari aspek perikanan. Di samping itu, secara khusus pengelolaan kelautan sangat terkait dengan aturan internasional, seperti UNCLOS 82-UU No. 17/85 termasuk zona ekonomi eksklusif (ZEE), Agenda of Science for Environment and Development into the 21st Century (ASCEND 21/Agenda 21), aturan illegal, unreported, and unregulated fishing (IUU), serta Code of Conduct for Responsible Fisheries (CCRF), yang didalamnya terdapat isu-isu strategis yang berhubungan dengan kedaulatan bangsa dan negara, antara lain isu batas negara, pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan, serta pengelolaan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam pulau-pulau kecil;

6.     Secara keilmuan, eksistensi ilmu kelautan dan perikanan yang tersebar di berbagai perguruan tinggi merupakan kecabangan ilmu tersendiri, termasuk fungsi penyuluhan perikanan.

Sumber:

Razi F., dkk. 2017. Peran Penting & Transformasi Penyuluhan Perikanan. Jakarta, Pusat Penyuluhan & Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan.

#Tag :