Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

PENGENALAN STANDAR DAN SERTIFIKASI CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK (CBIB)

Sumber: Presentasi yang disampaikan oleh Eselon 1 lingkup KKP pada kegiatan Bimbingan Teknis Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan & Perikanan.

#Tag :

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA KELOMPOK PERIKANAN

Sumber:

Tim Fasilitator Pusluhdaya KP. 2016. Bahan Tayang "Penumbuhan, Penguatan dan Pengembangan Kelompok Perikanan" yg disampaikan dalam aktivitas Bimtek Peningkatan Kelas Kelompok Perikanan yg diselenggarakan sang Pusat Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat KP pada Hotel Sahid Surabaya lepas 12-14 Maret 2016.

#Tag :

TEKNOLOGI PERBENIHAN IKAN NILA BEST

Sumber:

BPPBAT Bogor. 2013. Teknologi Perbenihan Ikan Nila BEST. Bogor, Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Tawar.

#Tag :

TRANSPORTASI IKAN HIDUP

Pengangkutan ikan dalam keadaan hidup merupakan salah satu mata rantai  dalam usaha perikanan. Harga jual ikan, selain ditentukan oleh ukuran, juga ditentukan oleh kesegarannya. Oleh karena itu, kegagalan dalam pengangkutan ikan merupakan suatu kerugian. Pada prinsipnya, pengangkutan ikan hidup bertujuan untuk mempertahankan kehidupan ikan selama dalam pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengangkutan dalam jarak dekat tidak membutuhkan perlakuan yang khusus. Akan tetapi pengangkutan dalam jarak jauh dan dalam waktu lama diperlukan perlakuan-perlakuan khusus untuk mempertahankan kelangsungan hidup ikan.

Pada dasarnya, ada dua metode transportasi ikan hidup, yaitu dengan memakai air menjadi media atau sistem basah, dan media tanpa air atau sistem kering.

A.    PENGANGKUTAN SISTEM BASAH

Transportasi sistem basah (memakai air menjadi media pengangkutan) terbagi sebagai dua, yaitu :

(1). Sistem Terbuka

Pada sistem ini ikan diangkut dalam wadah terbuka atau tertutup namun secara terus menerus diberikan aerasi buat mencukupi kebutuhan oksigen selama pengangkutan. Biasanya sistem ini hanya dilakukan pada saat pengangkutan yang tidak lama . Berat ikan yg kondusif diangkut dalam sistem ini tergantung berdasarkan efisiensi sistem aerasi, lama pengangkutan, suhu air, ukuran, serta jenis spesies ikan.

(2). Sistem Tertutup

Dengan cara ini ikan diangkut dalam wadah tertutup menggunakan suplai oksigen secara terbatas yang sudah diperhitungkan sinkron kebutuhan selama pengangkutan. Wadah bisa berupa kantong plastik atau kemasan lain yg tertutup.

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan pengangkutan adalah kualitas ikan, oksigen, suhu, pH, CO2, amoniak, kepadatan dan aktivitas ikan (Berka,1986).

(1).Kualitas Ikan

Kualitas ikan yang ditransportasikan harus pada keadaan sehat & baik. Ikan yg kualitasnya rendah memiliki taraf kematian yang lebih tinggi dalam ketika pengangkutan yang lebih lama dibandingkan dengan ikan yg kondisinya sehat.

(2).Oksigen

Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan hasil metabolisme seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2 oleh ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan O2meningkatikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi stabil dan ketika kadar O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi kadar O2 yang tinggi.

(3).Suhu

Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk transportasi ikan adalah 6 – 80C untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 – 200 untuk ikan di daerah tropis.

(4).Nilai pH, CO2, dan amonia

Nilai pH air merupakan faktor kontrol yang bersifat teknik akibat kandungan CO2 dan amoniak. CO2 sebagai hasil respirasi ikan akan mengubah pH air menjadi asam selama transportasi. Nilai pH optimum selama transportasi ikan hidup adalah 7 sampai 8. Perubahan pH menyebabkan ikan menjadi stres, untuk menanggulanginya dapat digunakan larutan bufer untuk menstabilkan pH air selama transportasi ikan. Amoniak merupakan anorganik nitrogen yang berasal dari eksresi organisme perairan, permukaan, penguraian senyawa nitrogen oleh bakteri pengurai, serta limbah industri atau rumah tangga.

(5).   Kepadatan dan aktivitas ikan selama transportasi

Perbandingan antara volume ikan dan volume air selama transportasi nir boleh lebih dari 1 : tiga . Ikan-ikan lebih akbar, seperti induk ikan bisa ditrasportasi dengan perbandingan ikan dan air sebesar 1 : dua hingga 1 : tiga , tetapi buat ikan-ikan mini perbandingan ini menurun sampai 1 : 100 atau 1 : 200. Kesegaran ikan pula dipengaruhi oleh kondisi apakah ikan pada keadaan meronta-ronta & letih selama transportasi. Ketika ikan berada pada wadah selama transportasi, ikan-ikan selalu berusaha melakukan aktivitas. Selama kegiatan otot berjalan, suplai darah & oksigen nir memenuhi, sebagai akibatnya perlu disediakan oksigen yg relatif sbagai alternatif pengganti tenaga yang digunakan.

Beberapapermasalahan dalam pengangkutan sistem basah adalah selaluterbentuk buih  yang disebabkan banyaknya lendir  dan kotoran ikan yang dikeluarkan. Kematian diduga karena pada saat diangkut, walaupun sudah diberok selama satu hari, isi perut masih ada. Sehingga pada saat diangkut masih ada kotoran yang mencemari media air yang digunakan untuk transportasi. Disamping itu,bobot air cukup tinggi, yaitu 1 : 3 atau 1 : 4bagian ikan dengan air menjadi kendala tersendiri untuk dapat meningkatkan volume ikan yang diangkut.

B. Transportasi Sistem Kering (Semi Basah)

Pada transportasi sistem kemarau, media angkut yang digunkan adalah bukan air, Oleh karenanya ikan wajib dikondisikan dalam keadaan aktivitas biologis rendah sebagai akibatnya konsumsi tenaga & oksigen juga rendah. Makin rendah metabolisme ikan, terutama apabila mencapai basal, makin rendah juga aktivitas dan konsumsi oksigennya sebagai akibatnya ketahanan hidup ikan untuk diangkut diluar habitatnya makin akbar .

Penggunaan transportasi sistem kering dirasakan merupakan cara yang efektif meskipun resiko mortalitasnya cukup besar. Untuk menurunkan aktivitas biologis ikan (pemingsanan ikan) dapat dilakukan dengan menggunkansuhu rendah, menggunakanbahan metabolik atau anestetik, dan arus listrik.

Pada kemasan tanpa air, suhu diatur sedemikian rupa sehingga kecepatan metabolisme ikan berada dalam taraf metabolisme basal, lantaran dalam taraf tersebut, oksigen yg dikonsumsi ikan sangat sedikit sekedar buat mempertahankan hidup saja. Secara anatomi, dalam saat ikan pada keadaan tanpa air, tutup insangnya masih mangandung air sehingga melalui lapisan inilah oksigen masih diserap .

PEMINGSANAN IKAN

Kondisi pingsan merupakan kondisi nir sadar yg didapatkan menurut sistem saraf pusat yg mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan menurut luar & rendahnya respon mobilitas menurut rangsangan tadi. Pingsan atau mati rasa pada ikan berarti sistem saraf kurang berfungsi ..

Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui penggunaan suhu rendah, pembiusan memakai zat-zat kimia dan penyetruman memakai arus listrik.

1. Pemingsanan dengan penggunaan  suhu rendah .

Metode pemingsanan menggunakan penggunaan suhu rendah bisa dilakukan dengan dua cara yaitu

q  penurunan suhu secara langsung, dimana ikan langsung dimasukan dalam air yang bersuhu 100– 150C. Sehingga ikan akan pingsan.

qPenurunan suhu secara bertahap,dimana suhu air sebagai media ikan diturunkan secara bertahap sampai ikan pingsan.

2. Pemingsanan ikan menggunakan bahan anestasi (bahan pembius)

Bahan anestasi yg dapat digunakan buat pembiusan ikan merupakan :

No

BAHAN

DOSIS

1

MS-222

0.05 mg / l

2

Novacaine

50 mg / kg berat ikan

3

Barbitas sodium

50 mg / kg berat ikan

4

Ammobarbital sodium

85 mg / kg berat ikan

5

Methyl paraphynol (dormisol)

30 mg / l

6

Tertiary amyl alcohol

30 mg / l

7

Choral hydrate

3-3.5 g lt

8

Urethane

100 mg / l

9

Hydroksi quinaldine

1 mg / l

10

Thiouracil

10 mg / l

11

Quinaldine

0.025 mg / l

12

2-Thenoxy ethanol

30 – 40 ml / 100 lt

13

Sodium ammital

52 – 172 mg / l

Selain bahan-bahan anestasi sintetik diatas pembiusan juga dapat dilakukan dengan menggunakan zat caulerpin  dancaulerpicinyang berasal dari ekstrak rumput lautCaulerpa sp.

Pembiusan  ikan dikatakan berhasil bila memenuhi tiga kriteria, yaitu :

1       Induksi bahan pembius dalam tubuh ikan terjadi dalam waktu tiga menit atau kurang, sehingga ikan lebih mudah ditangani.

2.     Kepulihan ikan sampai gerakan renangnya kembali normal membutuhkan waktu kurang dari 10 menit.

3.  Tidak ditemukan adanya kematian ikan selama 15 menit setelah pembongkaran

Proses pembiusan ikan mencakup 3 tahap yaitu :

1.       Berpindahnya bahan pembius dari lingkungan ke dalam muara pernapasan organisme

2.       Difusi membran dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya penyerapan bahan pembius ke dalam darah.

3.       Sirkulasi darah dan difusi jaringan menyebarkan subtansi ke seluruh tubuh. Kecepatan distribusi dan penyerapan oleh sel bergantung pada persediaan darah dan kandungan lemak pada setiap jaringan sehingga bahan anestasi juga harus mudah larut dalam air dan lemak.

3. Pemingsanan Ikan menggunakan Arus Listrik

Arus listrik yang aman digunakan buat pemingsanan ikan adalah yang memiliki daya 12 volt, lantaran dalam 12 Volt ikan mengalami keadaan kelenger lebih cepat & taraf pencerahan selesainya kelenger juga cepat.

PENGEMASAN

Pada pengangkutan kering dibutuhkan media pengisi menjadi pengganti air. Menurut Wibowo (1993), yang dimaksud dengan bahan pengisi dalam pengangkutan ikan hayati adalah bahan yg dapat ditempatkan diantara ikan hidup dalam kemasan buat menunda ikan dalam posisinya. Selanjutnya disebutkan bahwa bahan pengisi mempunyai fungsi diantaranya mampu manahan ikan agar tidak bergeser dalam bungkus, menjaga lingkungan suhu rendah agar ikan tetap hayati dan memberi lingkungan udara dan kelembaban memadai buat kelangsungan hidupnya.

Media pengisi yg seringkali dipakai pada pengemasan merupakan serbuk gergaji, serutan kayu, serta kertas koran atau bahan karung goni. Namun penggunaan karung goni telah tidak dipakai karena hasilnya kurang baik. Jenis serbuk gergaji atau serutan kayu yang dipakai nir khusus, tergantung bahan yg tersedia.Dari bahan pengisi yaitu sekam padi, serbuk gergaji, & rumput bahari , menururt Wibowo (1993) ternyata sekam padi dan serbuk gergaji merupakan bahan pengisi terbaik lantaran mempunyai karakteristik, yaitu :

q  Berongga

q  Mempunyai kapasitas dingin yang memada

q  Tidak beracun, dan

q  Memberikan RH tinggi.

Media serbuk gergaji mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis media lainnya. Keunggulan tadi terutama pada suhu. Serbuk gergaji bisa mempertahankan suhu rendah lebih usang yaitu 9 jam tanpa donasi es dan tanpa beban pada dalamnya. Sedangkan rumput laut kurang efektif karena mengakibatkan lendir & bau basi selama digunakan

Sumber:

Rinto. 2012. Transportasi Ikan Hidup. Didownload menurut http://teknologipascapanen.Blogspot.Co.Id/2012/02/transportasi-ikan-hayati.Html

#Tag :

PENGARUH KUALITAS DAN KUANTITAS PAKAN TERHADAP LINGKUNGAN BUDIDAYA IKAN

Sumber:

BPPBAT Bogor. 2013. Pengaruh Kualitas dan Kuantitas Pakan Terhadap Lingkungan Budidaya Ikan. Bogor, Balai Penelitian & Pengembangan Budidaya Air Tawar.

#Tag :

AKUAPONIK: TEKNIK BUDIDAYA HEMAT LAHAN DAN AIR

Sumber:

BPPBAT Bogor. 2013. Akuaponik: Teknik Budidaya Hemat Lahan dan Air. Bogor, Balai Penelitian & Pengembangan Budidaya Air Tawar.

#Tag :