Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

A. Menyeleksi Induk

Tujuan  dari  seleksi  induk  adalah  mendapatkan  induk yang sehat, tidak cacat dan memiliki pertumbuhan yang baik sehingga layak untuk dijadikan induk dan siap untuk dipijahkan.

Prosedur kerja untuk menyeleksi induk :

1. Keringkan kolam pemeliharaan induk.

dua. Tangkap   induk   jantan   maupun   betina   dari   kolam pemeliharaan secara hati - hati dengan menggunakan seser induk (berbahan halus).

Tiga. Siapkan wadah sementara buat meletakkan induk yang ditangkap misalnya tong, bak fiberglass, drum & sebagainya yg telah diisi air.

4. Letakkan induk jantan & betina ke dalam wadah yang telah disiapkan secara terpisah.

lima. Seleksi  tingkat  kematangan  gonad  induk  dengan  cara melihat urogenitalnya dan meraba bagian perut induk, dengan kondisi induk sehat, tidak cacat dan badan secara

keseluruhan mulai dari ujung ekspresi hingga ujung sirip ekor wajib mulus (nir terdapat luka) sinkron dengan persyaratan SNI.

Tabel  4.  Ciri  -  ciri  induk  ikan  lele  yang  matang  gonad sesuai SNI

No

Induk lele

1.

Jantan : urogenital berwarna merah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor

dua.

Betina  :  perut  membesar  dan  terasa  lunak  serta  bila diurut ke arah anus akan mengeluarkan telur berwarna hijau kekuningan

Ciri - karakteristik induk lele yg matang gonad merupakan sebagai berikut :

a. Bentuk tubuh : bagian kepala pipih horisontal, bagian badan bundar memanjang & bagian ekor pipih vertikal.

B. Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh nir cacat dan nir ada kelainan bentuk, indera kelamin nir stigma (rusak), tubuh nir ditempeli jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan nir berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.

c.  Induk jantan yang matang gonad :

1) Alat  kelamin  tampak  jelas,  meruncing,  berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus.

2) Jika   perut   diurut   akan   keluar   cairan   sperma berwarna keputih - putihan.

Tiga) Tulang kepala lebih pipih & ukurannya lebih mini .

4) Warna tubuh lebih gelap.

D. Induk betina yang matang gonad :

1) Alat     kelaminnya     membulat     dan     berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus, lubangnya agak membesar sebagai jalan keluarnya telur.

Dua) Bentuk perut membesar, jika diraba terasa lembek.

3) Jika perut diurut ke arah anus akan keluar telur.

4) Tulang kepala relatif cembung dan ukurannya lebih akbar.

Lima) Warna tubuh lebih terperinci, gerakannya lamban dan jinak.

6) Ambil sampel telur dengan cara memasukkan selang kanulasi < 8 cm kedalam lubang urogenital induk betina untuk mengambil sampel telur dengan cara menyedot   dengan   menggunakan   mulut   sampai sampel telur keluar.

7) Ambil 30 butir sampel telur, amati sampel telur yang diambil  sesuaikan  dengan  warna  dan  fase telur yang siap dipijahkan (lihat tabel 5).

Tabel lima. Kriteria telur induk betina lele

No

Warna

Telur

Fase

Keterangan

1.

Telur muda

Telur belia cenderung berukuran kurang seragam

dua.

Telur yg siap dipijahkan

Ukuran seragam & tidak gampang pecah

tiga.

Telur tua

Telur gampang pecah apabila disentuh

S

8) Selanjutnya, ukur diameternya menggunakan mikroskop yang  dilengkapi  mikrometer,  sesuaikan  diameter hasil pengukuran dengan kriteria diameter telur yang sesuai SNI (lihat tabel 6).

9) Timbang induk jantan & betina yg terseleksi dengan memakai timbangan.

10) Ukur panjang induk menggunakan penggaris. Cara mengukur panjang standar induk sinkron menggunakan SNI, yaitu : mengukur panjang baku dilakukan menggunakan mengukur jarak antara ujung verbal sampai dengan pangkal ekor.

Tabel 6. Kriteria induk sesuai SNI

No

Kriteria

Satuan

Jenis kelamin

Jantan

Betina

1.

Umur

bulan

8 - 12

12 ? 15

dua.

Panjang standar

cm

40 - 45

38 ? 40

tiga.

Bobot matang

pertama

g/ekor

500 - 750

400 ? 500

4.

Fekunditas

buah/kg

-

50.000 -

100.000

lima.

Diameter telur

mm

-

1,4 - 1,5

B. Memijahkan Induk Ikan Lele

Pemijahan induk ikan lele umumnya dilakukan secara alami dan semi alami. Pemijahan alami biasanya dilakukan pada jenis - jenis ikan tertentu saja yaitu ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun seperti ikan mas, tawes, gurame,  lele  dan  lain  sebagainya.  Sebaliknya  pemijahan ikan semi buatan umumnya dilakukan terhadap ikan yang dipelihara  dalam  lingkungan  yang  tidak  sesuai  dengan faktor lingkungannya di alam.

Prosedur kerja buat memijahkan induk :

1. Siapkan wadah pemijahan

a. Wadah pemijahan sesuai dengan SNI, yaitu wadah pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva bisa berupa bak, baik dengan menggunakan hapa atau tidak.

b. Mengeringkan  wadah  pemijahan  dengan  menutup saluran        pemasukan   air   dan   membuka   saluran pengeluaran air.

c. Membersihkan  kotoran  yang  ada  didasar  maupun dinding wadah dengan cara menyikat dengan sikat dan         spon      pembersih.      Bersihkan      dengan pencampuran desinfektan : kaporit 100 ppm atau diterjen 30 ppm.

d. Membilas  dengan  air  bersih  sampai  kotoran  yang menempel pada dasar dan dinding wadah hilang.

E. Membiarkan air hingga habis dan bilas menggunakan air higienis.

F. Mengeringkan kolam selama 1 hari agar terbebas dari bau kaporit atau diterjen.

dua. Isi air ke dalam wadah pemijahan dengan menggunakan air yang sudah diendapkan dalam tandon air minimal selama 24 jam.

Tahap-tahap   mengisi   air   dalam   wadah   pemijahan adalah:

a. Menutup saluran pengeluaran air.

b. Mengisi    air    dengan    cara    membuka    saluran pemasukan air atau dengan bantuan pompa air ke dalam wadah pemijahan dengan ketinggian air sesuai dengan  SNI.  Ketinggian  air  pemijahan  yang  sesuai SNI untuk ikan lele adalah 25 - 40 cm.

c. Menutup   saluran   pemasukan   air   bila   air   telah mencapai sesuai yang diiinginkan.

d. Memeriksa     saluran     pengeluaran     air     untuk memastikan tidak ada kebocoran.

tiga. Tempatkan  titik  aerasi  secara  merata  kedalam  media pemijahan.

4. Lakukan pemijahan induk yang terseleksi baik secara alami juga semi alami, caranya menjadi berikut :

a. Pemijahan alami

Memijahkan ikan secara alami dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan tanpa perlakuan perangsangan hormon. Persiapan wadah pemijahan yang telah dilakukan adalah manipulasi lingkungan.

Langkah - langkah melakukan pemijahan alami :

1) Memasukkan       kakaban       sebagai       tempat menempelnya telur    dengan    jumlah    cukup menutupi 75 % dasar kolam.

Dua) Meletakkan kakaban 5 diatas dasar kolam & diberikan pemberat berupa batu.

3) Menyusun   kakaban   berjajar   memenuhi   dan mengikuti  panjang  kolam  agar  tidak  ada  telur yang tidak menempel.

4) Memasukkan   induk   jantan   dan   betina   yang terseleksi pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam       wadah  pemijahan  dengan  padat  tebar sesuai SNI (lihat tabel 7).

5) Menutup wadah pemijahan.

6) Membiarkan proses pemijahan selama ? 24 jam.

7) Melakukan pengecekan dalam pagi harinya.

8) Selanjutnya,  memindahkan  indukan  yang  telah memijah dari kolam pemijahan ke dalam wadah pemeliharaan induk.

B. Pemijahan semi alami

Langkah - langkah pada melakukan pemijahan semi alami, yaitu :

1) Memasukkan       kakaban       sebagai       tempat menempelnya  telur    dengan    jumlah    cukup menutupi 75 % dasar kolam.

Dua) Meletakkan kakaban lima centimeter diatas dasar kolam dan diberikan pemberat berupa batu.

3) Menyusun   kakaban   berjajar   memenuhi   dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.

4) Menyiapkan     peralatan     dan     bahan     untuk pemijahan semi alami seperti : spuit, HCG (human chorionic gonadotropin), aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 %. Gunakan alat suntik yang sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.

Lima) Menimbang induk betina dengan timbangan dan tentukan takaran ovaprim.

A) Dosis hormon buatan 0,3 - 0,5 cc per 1 kg berat induk.

B) Menyedot hormon dengan spuit sebesar dosis yang diharapkan.

C) Setelah itu, menyedot aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 % menggunakan jarum yang sama sebanyak takaran hormon yg disedot tersebut.

6) Induk   yang   terseleksi   disuntik   dengan   cara sebagai berikut :

a) Menyuntik  induk  yang  akan  dipijahkan pada sore hari jam 16.00 - 17.00.

B) Mengambil induk yg akan disuntik kemudian pada bagian kepala ditutup menggunakan kain basah.

c) Melakukan penyuntikan secara hati - hati disekitar sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular) dengan memasukkan jarum suntik dengan kemiringan 30 - 45° sedalam ± 2

- 2,5 centimeter.

d) Setelah  hormon  didorong  masuk,  lalu  jarum dicabut dan     bekas     suntikan     tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.

7) Memasukkan induk jantan dan betina yang telah disuntik pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar harus sesuai dengan SNI (lihat tabel 7).

Tabel 7. Padat tebar buat pemijahan induk lele sinkron

SNI

No

Induk lele

1.

Padat tebar induk 1 kg induk betina/m² dengan perbandingan bobot  jantan : betina 1 : 2

dua.

Perbandingan jumlah jantan : betina adalah

1 : 1 - 3

8)  Menutup wadah pemijahan.

9)  Membiarkan proses pemijahan selama ± 24 jam.

10)  Melakukan pengecekan pada pagi harinya.

11)  Memasukkan kembali induk yang telah memijah ke dalam wadah pemeliharaan induk.

C. Menghitung Derajat Pembuahan (Fertilisasi Rate)

Derajat   pembuahan   (fertilisasi   rate)   adalah   derajat tingkat pembuahan telur yang telah dihasilkan. Langkah - langkah perhitungannya, sebagai berikut :

1. Ambil sampel telur hasil pemijahan secara rambang sebanyak

5 titik.

dua. Hitung jumlah telur dari sampel yang diambil.

tiga. Amati telur sampel secara visual atau secara mikroskopik satu persatu untuk mengetahui apakah telur dibuahi atau

tidak. Telur yg nir dibuahi bercirikan menggunakan warna putih susu atau sedikit keruh dan terkadang ditumbuhi jamur, sedangkan telur yg dibuahi berwarna jelas & higienis.

4. Hitung jumlah telur yang dibuahi.

SUMBER:

http//pusdik.Kkp.Go.Id

PusdikKP, 201dua. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: