A. Menyeleksi Induk
Tujuan dari seleksi induk adalah mendapatkan induk yang sehat, tidak cacat dan memiliki pertumbuhan yang baik sehingga layak untuk dijadikan induk dan siap untuk dipijahkan.
Prosedur kerja untuk menyeleksi induk :
1. Keringkan kolam pemeliharaan induk.
dua. Tangkap induk jantan maupun betina dari kolam pemeliharaan secara hati - hati dengan menggunakan seser induk (berbahan halus).
Tiga. Siapkan wadah sementara buat meletakkan induk yang ditangkap misalnya tong, bak fiberglass, drum & sebagainya yg telah diisi air.
4. Letakkan induk jantan & betina ke dalam wadah yang telah disiapkan secara terpisah.
lima. Seleksi tingkat kematangan gonad induk dengan cara melihat urogenitalnya dan meraba bagian perut induk, dengan kondisi induk sehat, tidak cacat dan badan secara
keseluruhan mulai dari ujung ekspresi hingga ujung sirip ekor wajib mulus (nir terdapat luka) sinkron dengan persyaratan SNI.
Tabel 4. Ciri - ciri induk ikan lele yang matang gonad sesuai SNI
No | Induk lele |
1. | Jantan : urogenital berwarna merah dan meruncing serta panjangnya sudah melampaui pangkal sirip ekor |
dua. | Betina : perut membesar dan terasa lunak serta bila diurut ke arah anus akan mengeluarkan telur berwarna hijau kekuningan |
Ciri - karakteristik induk lele yg matang gonad merupakan sebagai berikut :
a. Bentuk tubuh : bagian kepala pipih horisontal, bagian badan bundar memanjang & bagian ekor pipih vertikal.
B. Kesehatan : anggota atau organ tubuh lengkap, tubuh nir cacat dan nir ada kelainan bentuk, indera kelamin nir stigma (rusak), tubuh nir ditempeli jasad patogen, insang bersih, tubuh tidak bengkak/memar dan nir berlumut, tutup insang normal dan tubuh berlendir.
c. Induk jantan yang matang gonad :
1) Alat kelamin tampak jelas, meruncing, berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus.
2) Jika perut diurut akan keluar cairan sperma berwarna keputih - putihan.
Tiga) Tulang kepala lebih pipih & ukurannya lebih mini .
4) Warna tubuh lebih gelap.
D. Induk betina yang matang gonad :
1) Alat kelaminnya membulat dan berwarna kemerahan terletak di dekat lubang anus, lubangnya agak membesar sebagai jalan keluarnya telur.
Dua) Bentuk perut membesar, jika diraba terasa lembek.
3) Jika perut diurut ke arah anus akan keluar telur.
4) Tulang kepala relatif cembung dan ukurannya lebih akbar.
Lima) Warna tubuh lebih terperinci, gerakannya lamban dan jinak.
6) Ambil sampel telur dengan cara memasukkan selang kanulasi < 8 cm kedalam lubang urogenital induk betina untuk mengambil sampel telur dengan cara menyedot dengan menggunakan mulut sampai sampel telur keluar.

7) Ambil 30 butir sampel telur, amati sampel telur yang diambil sesuaikan dengan warna dan fase telur yang siap dipijahkan (lihat tabel 5).
Tabel lima. Kriteria telur induk betina lele
No
Warna
Telur
Fase
Keterangan
1.
Telur muda
Telur belia cenderung berukuran kurang seragam
dua.
Telur yg siap dipijahkan
Ukuran seragam & tidak gampang pecah
tiga.
Telur tua
Telur gampang pecah apabila disentuh
S
8) Selanjutnya, ukur diameternya menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer, sesuaikan diameter hasil pengukuran dengan kriteria diameter telur yang sesuai SNI (lihat tabel 6).
9) Timbang induk jantan & betina yg terseleksi dengan memakai timbangan.
10) Ukur panjang induk menggunakan penggaris. Cara mengukur panjang standar induk sinkron menggunakan SNI, yaitu : mengukur panjang baku dilakukan menggunakan mengukur jarak antara ujung verbal sampai dengan pangkal ekor.
Tabel 6. Kriteria induk sesuai SNI
No
Kriteria
Satuan
Jenis kelamin
Jantan
Betina
1.
Umur
bulan
8 - 12
12 ? 15
dua.
Panjang standar
cm
40 - 45
38 ? 40
tiga.
Bobot matang
pertama
g/ekor
500 - 750
400 ? 500
4.
Fekunditas
buah/kg
-
50.000 -
100.000
lima.
Diameter telur
mm
-
1,4 - 1,5
B. Memijahkan Induk Ikan Lele
Pemijahan induk ikan lele umumnya dilakukan secara alami dan semi alami. Pemijahan alami biasanya dilakukan pada jenis - jenis ikan tertentu saja yaitu ikan yang mudah dipijahkan sepanjang tahun seperti ikan mas, tawes, gurame, lele dan lain sebagainya. Sebaliknya pemijahan ikan semi buatan umumnya dilakukan terhadap ikan yang dipelihara dalam lingkungan yang tidak sesuai dengan faktor lingkungannya di alam.
Prosedur kerja buat memijahkan induk :
1. Siapkan wadah pemijahan
a. Wadah pemijahan sesuai dengan SNI, yaitu wadah pemijahan, penetasan dan pemeliharaan larva bisa berupa bak, baik dengan menggunakan hapa atau tidak.
b. Mengeringkan wadah pemijahan dengan menutup saluran pemasukan air dan membuka saluran pengeluaran air.
c. Membersihkan kotoran yang ada didasar maupun dinding wadah dengan cara menyikat dengan sikat dan spon pembersih. Bersihkan dengan pencampuran desinfektan : kaporit 100 ppm atau diterjen 30 ppm.
d. Membilas dengan air bersih sampai kotoran yang menempel pada dasar dan dinding wadah hilang.
E. Membiarkan air hingga habis dan bilas menggunakan air higienis.
F. Mengeringkan kolam selama 1 hari agar terbebas dari bau kaporit atau diterjen.
dua. Isi air ke dalam wadah pemijahan dengan menggunakan air yang sudah diendapkan dalam tandon air minimal selama 24 jam.
Tahap-tahap mengisi air dalam wadah pemijahan adalah:
a. Menutup saluran pengeluaran air.
b. Mengisi air dengan cara membuka saluran pemasukan air atau dengan bantuan pompa air ke dalam wadah pemijahan dengan ketinggian air sesuai dengan SNI. Ketinggian air pemijahan yang sesuai SNI untuk ikan lele adalah 25 - 40 cm.
c. Menutup saluran pemasukan air bila air telah mencapai sesuai yang diiinginkan.
d. Memeriksa saluran pengeluaran air untuk memastikan tidak ada kebocoran.
tiga. Tempatkan titik aerasi secara merata kedalam media pemijahan.
4. Lakukan pemijahan induk yang terseleksi baik secara alami juga semi alami, caranya menjadi berikut :
a. Pemijahan alami
Memijahkan ikan secara alami dilakukan dengan cara memanipulasi lingkungan tanpa perlakuan perangsangan hormon. Persiapan wadah pemijahan yang telah dilakukan adalah manipulasi lingkungan.
Langkah - langkah melakukan pemijahan alami :
1) Memasukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dengan jumlah cukup menutupi 75 % dasar kolam.
Dua) Meletakkan kakaban 5 diatas dasar kolam & diberikan pemberat berupa batu.
3) Menyusun kakaban berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
4) Memasukkan induk jantan dan betina yang terseleksi pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar sesuai SNI (lihat tabel 7).
5) Menutup wadah pemijahan.
6) Membiarkan proses pemijahan selama ? 24 jam.
7) Melakukan pengecekan dalam pagi harinya.
8) Selanjutnya, memindahkan indukan yang telah memijah dari kolam pemijahan ke dalam wadah pemeliharaan induk.
B. Pemijahan semi alami
Langkah - langkah pada melakukan pemijahan semi alami, yaitu :
1) Memasukkan kakaban sebagai tempat menempelnya telur dengan jumlah cukup menutupi 75 % dasar kolam.
Dua) Meletakkan kakaban lima centimeter diatas dasar kolam dan diberikan pemberat berupa batu.
3) Menyusun kakaban berjajar memenuhi dan mengikuti panjang kolam agar tidak ada telur yang tidak menempel.
4) Menyiapkan peralatan dan bahan untuk pemijahan semi alami seperti : spuit, HCG (human chorionic gonadotropin), aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 %. Gunakan alat suntik yang sudah dibersihkan/dicuci dengan air panas atau gunakan alat yang baru.
Lima) Menimbang induk betina dengan timbangan dan tentukan takaran ovaprim.
A) Dosis hormon buatan 0,3 - 0,5 cc per 1 kg berat induk.
B) Menyedot hormon dengan spuit sebesar dosis yang diharapkan.
C) Setelah itu, menyedot aquades atau larutan garam fisiologis 0,7 % menggunakan jarum yang sama sebanyak takaran hormon yg disedot tersebut.
6) Induk yang terseleksi disuntik dengan cara sebagai berikut :
a) Menyuntik induk yang akan dipijahkan pada sore hari jam 16.00 - 17.00.
B) Mengambil induk yg akan disuntik kemudian pada bagian kepala ditutup menggunakan kain basah.
c) Melakukan penyuntikan secara hati - hati disekitar sirip punggung kedalam daging induk (intramuscular) dengan memasukkan jarum suntik dengan kemiringan 30 - 45° sedalam ± 2
- 2,5 centimeter.
d) Setelah hormon didorong masuk, lalu jarum dicabut dan bekas suntikan tersebut ditekan/ditutup dengan jari beberapa saat agar hormon tidak keluar.
7) Memasukkan induk jantan dan betina yang telah disuntik pada sore hari pukul 1lima.00 - 17.00 ke dalam wadah pemijahan dengan padat tebar harus sesuai dengan SNI (lihat tabel 7).
Tabel 7. Padat tebar buat pemijahan induk lele sinkron
SNI
No | Induk lele |
1. | Padat tebar induk 1 kg induk betina/m² dengan perbandingan bobot jantan : betina 1 : 2 |
dua. | Perbandingan jumlah jantan : betina adalah |
1 : 1 - 3
8) Menutup wadah pemijahan.
9) Membiarkan proses pemijahan selama ± 24 jam.
10) Melakukan pengecekan pada pagi harinya.
11) Memasukkan kembali induk yang telah memijah ke dalam wadah pemeliharaan induk.
C. Menghitung Derajat Pembuahan (Fertilisasi Rate)
Derajat pembuahan (fertilisasi rate) adalah derajat tingkat pembuahan telur yang telah dihasilkan. Langkah - langkah perhitungannya, sebagai berikut :
1. Ambil sampel telur hasil pemijahan secara rambang sebanyak
5 titik.
dua. Hitung jumlah telur dari sampel yang diambil.
tiga. Amati telur sampel secara visual atau secara mikroskopik satu persatu untuk mengetahui apakah telur dibuahi atau
tidak. Telur yg nir dibuahi bercirikan menggunakan warna putih susu atau sedikit keruh dan terkadang ditumbuhi jamur, sedangkan telur yg dibuahi berwarna jelas & higienis.
4. Hitung jumlah telur yang dibuahi.
SUMBER:
http//pusdik.Kkp.Go.Id
PusdikKP, 201dua. Modul Teaching Factory "Pembenihan Ikan Air Tawar". Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan, Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan, Jakarta.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |
