Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang berbiji satu (monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun, bunga dan buah. Jadi sangat berbeda dengan rumput laut (algae). Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang telah ditemukan. Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2 famili yaitu : Hydrocharitacea (9 marga, 35 jenis ) dan Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis). Jenis yang membentuk komunitas padang lamun tunggal, antara lain : Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae serulata, dan Thallasiadendron ciliatum. Dari beberpa jenis lamun, Thalasiadendron ciliatum mempunyai sebaran yang terbatas, sedangkan Halophila spinulosa tercatat di daerah Riau, Anyer, Baluran, Irian Jaya, Belitung dan Lombok. Begitu pula Halophila decipiens baru ditemukan di Teluk Jakarta, Teluk Moti-Moti dan Kepulaun Aru (Den Hartog, 1970; Azkab, 1999; Bengen 2001).
Lamun, adalah bagian berdasarkan beberapa ekosistem menurut wilayah pesisir dan samudera perlu dilestarikan, menaruh donasi dalam peningkatan output perikanan & dalam sektor lainya misalnya pariwisata. Oleh karenanya perlu menerima perhatian khusus seperti halnya ekosistem lainnya dalam wilayah pesisir untuk mempertahankan kelestariannya melalui pengelolaan secara terpadu. Secara eksklusif dan nir eksklusif menaruh manfaat buat menaikkan perekonomian terutama bagi penduduk di wilayah pesisir.
Habitat lamun dapat dipandang sebagai suatu komunitas, pada hal ini padang lamun merupakan suatu kerangka struktural yang bekerjasama dalam proses fisik atau kimiawi yang membangun sebuah ekosistem. Mengingat pentingnya peranan lamun bagi ekosistem di laut dan semakin besarnya tekanan gangguan baik oleh aktifitas manusia maupun akibat alami, maka perlu diupayakan usaha pelestarian lamun melalui pengelolaan yang baik dalam ekosistem padang lamun.
Padang lamun merupakan ekosistem yang tinggi produktifitas organiknya, dengan keanekaragaman biota yang cukup tinggi. Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam biota laut seperti ikan, krustasea, moluska ( Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp), Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp, Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).
Secara ekologis padang lamun memiliki peranan penting bagi ekosistem. Lamun merupakan asal pakan bagi invertebrata, tempat tinggal bagi biota perairan dan melindungi mereka dari serangan predator. Lamun jua menyokong rantai kuliner dan krusial dalam proses siklus nutrien dan menjadi pelindung pantai menurut ancaman erosi ataupun abrasi (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
Ekosistem Padang Lamun memiliki diversitas dan densitas hewan yg tinggi dikarenakan karena gerakan daun lamun dapat merangkap larva invertebrata & kuliner tersuspensi dalam kolom air. Alasan lain karena batang lamun dapat menghalangi pemangsaan hewan bentos sehingga kerapatan dan keanekaragaman hewan bentos tinggi.
Daerah Padang Lamun dengan kepadatan tinggi akan dijumpai hewan bentos yg lebih banyak jika dibandingkan menggunakan wilayah yang tidak terdapat tanaman lamunnya. Menurut Romimohtarto & Juwana (1999) ekosistem lamun mempunyai kerapatan fauna keanekaragaman sebesar 52 kali buat epifauna & sebesar 3 kali buat infauna dibandingkan dalam wilayah hamparan tanpa tanaman lamun.
Ekosistem padang lamun memiliki syarat ekologis yang sangat spesifik & berbeda menggunakan ekosistem mangrove dan terumbu karang. Ciri-karakteristik ekologis padang lamun diantaranya adalah :
- Terdapat di perairan pantai yang landai, di dataran lumpur/pasir
- Pada batas terendah daerah pasang surut dekat hutan bakau atau di dataran terumbu karang
- Mampu hidup sampai kedalaman 30 meter, di perairan tenang dan terlindung
- Sangat tergantung pada cahaya matahari yang masuk ke perairan
- Mampu melakukan proses metabolisme secara optimal jika keseluruhan tubuhnya terbenam air termasuk daur generatif
- Mampu hidup di media air asin
- Mempunyai sistem perakaran yang berkembang baik.
Gambar Ekosistem Lamun
Sumber:
Suharni & Iman. 2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Pengelolaan Ekosistem Lamun. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP.
Http://www.Kaskus.Co.Id/thread/521cc1341cd719396100000b/hot-padang-lamun-bisa-menyimpan-karbon-2-kali-lipat-lebih-poly-daripada-hutan/
https://blogs.Uajy.Ac.Id/nanda2012/2014/09/05/ekosistem-padang-lamun-threats-and-conservation/
http://www.terangi.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=141%3Apadang-lamun&catid=72%3Asains&Itemid=52&lang=id
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |