1.1. Rumpon untuk Menangkap Nener
Ikan bandeng adalah jenis ikan yang dapat hidup di dua perairan yang berbeda kadar garamnya, yaitu perairan laut dan perairan payau. Saat akan memijah bandeng pergi ke perairan laut yang memiliki kadar garam tinggi, dan saat ikan akan beranjak dewasa bandeng akan berpindah ke air payau, diawali dari bandeng masih berbentuk burayak (nener). Burayak akan beruaya mencari air yang berkadar rendah dengan menelusuri tempat-tempat terlindung pada tepian pantai, atau sungai.
Dewasa ini bandeng dapat dibudidayakan di tambak air payau. Namun benihnya ditangkap dari alam dengan menggunakan rumpon. Rumpon paling sederhana yang terbuat dari jalinan daun pisang kering ini dipasang memotong alur ruaya nener dengan tujuan memberikan perlindungan buatan.
1.2.
Ikan-ikan yg Tertarik pada Rumpon
Rumpon memikat berbagai jenis ikan pada berbagai kedalaman bedasarkan musim sepanjang tahun. Ikan-ikan tuna berukuran kecil biasanya mengelompok di dekat permukaan. Tuna yang lebih besar seperti Madidihang (Yellowfin tuna), tuna mata besar (bigeye tuna) dan albakora (Albacore) umumnya mengelompok didekat rumpon pada kedalaman 50 meter hingga 300 meter, terkadang juga berada di dekat permukaan khususnya pada malam hari. Ikan lainnya seperti lemadang (rainbow runner), marlin, cucut, layaran juga biasanya tertarik rumpon.
Gambar 1 Ikan pelagis yang tertarik pada rumpon
Situs FAD terbaik tambat adalah daerah datar yg luas dengan kemiringan sedikit atau tidak terdapat. Daerah yg luas adalah penting karena, forreasons dijelaskan pada bagian 2C, path sebenarnya jangkar dari keturunan selama penyebaran relatif unpredict-mampu. Akibatnya jangkar mungkin berakhir beberapa ratus meter menurut loka pendaratan dimaksudkan. Flatareas sempit, lereng tajam, dan drop-off curam, semua menaikkan potensi jangkar berakhir pada kedalaman yang keliru. Thiscould menyebabkan kerusakan tambat atau stres dan kegagalan premature
Sumber: Santoso. 2011. Modul Penyuluhan Kelautan dan Perikanan: Seluk Beluk Rumpon dan Pemasangannya. Jakarta, Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan BPSDMKP. |
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |