Loading Website
Diberdayakan oleh Blogger.

Panduan Dropship

Laporkan Penyalahgunaan

Kontributor

Memahami Teknik Pembuatan Garam Rakyat dengan Tehnologi Geomembran

Permasalahan yang ada pada produksi garam rakyat saat ini  adalah kurangnya kualitas dan kuantitas  terhadap kebutuhan garam nasional seirin...

Cari Blog Ini

Arsip Blog

Random Posts

Recent Posts

Recent in Sports

Header Ads

Cloud Hosting Indonesia

Mahir Website

Easy import From China

The Power Of Wanita Idaman

Featured

Seni Menjadi Pedagang Online

BATASAN

Standar ini  meliputi definisi, istilah, persyaratan produksi serta cara pengukuran dan pemeriksaan. Produksi induk ikan mas strain sinyonya kelas induk pokok adalah suatu rangkaian kegiatan pra produksi, proses produksi dan pemanenan untuk menghasilkan induk ikan mas strain sinyonya kelas induk pokok (SNI 01-6134-1999).

PERSYARATAN PRODUKSI

Pra produksi

1)   Karamba jaring apung  : a) lokasi : di waduk, danau, air tidak tercemar dan memenuhi syarat minimal baku mutu budidaya, kedalaman air ≥ 5 m dari dasar jaring pada saat surut terendah, luas areal pemasangan jaring ≤ 10 % dari luas potensial dan jumlah luas jaring  ≤ 10 % dari luas areal pemasangan jaring; b) Kolam : bebas banjir dan bebas pengaruh pencemaran,tanah dasar liat berlumpur, pH tanah > 5, sumber air tidak tercemar dan tersedia sepanjang tahun.

2)   Wadah pemeliharaan : Karamba jaring apung : a) kerangka : bahan dari kayu tahan air, bambu atau besi yang dicat anti karat, ukuran : (7 x 7) m2, bentuk : empat persegi; b) pelampung : bahan dari styrofoam/drum plastik, bentuk silindris, ukuran volume 120 liter, jumlah ≥ 8 buah/unit rakit; c) tali jangkar : bahan dari  polietilena (PE), panjang : 1,5 kali kedalaman perairan maksimal, jumlah  4 utas/unit jaring apung, diameter  ≥ 1,5 cm; d) jangkar : bahan dari besi/blok beton/ batu, bentuk jangkar, segi empat, berat  40 kilogram/buah, jumlah 4 buah/unit jaring apung; e) jaring : bahan dari polietilena /PE 210 D/18,ukuran mata jaring : 1 inci, warna hijau/hitam,ukuran jaring (7 x 7 x 3,5) m3; f) Waring : bahan dari  nilon, ukuran mata waring  1 cm, warna hijau/hitam, ukuran waring (3 x 3 x 1,5) m3.

3)   Kolam air tenang : a) konstruksi : tanah atau tembok; b) luas : ≥ 500 m2; c) kedalaman kolam : 1,0 - 1,2 m; d) kondisi kolam : dapat dikeringkan.  4)  Kolam air deras : a) konstruksi : bak permanen; b) luas : ≥ 12 m 2/ unit; c) kedalaman air : 1,0 - 1,5 m; d) pintu air : 2 (dua) buah per petak untuk pemasukan dan pengeluaran; e) debit air : ≥ 30 liter per detik per unit; f) benih : benih ikan mas strain sinyonya ukuran sangkal keturunan pertama dari induk dasar.

4)   Bahan : a)  pakan : pelet, kandungan protein 30 - 35 %, lemak 6 - 8 % (bobot kering); b) pupuk : organik (pupuk kandang); c) bahan kimia dan obat-obatan : formalin, kalium permanganat, kloramfenikol, oksitetrasiklina dan kapur.

5)   Peralatan : Lambit, pembersih jaring, pengukur kualitas air, peralatan lapangan (timbangan, hapa/waring, ember, cangkul,  alat panen).

Proses Produksi

1)   Kolam air tenang : a) kualitas air : suhu 25 - 30ºC, pH : 6,5 - 8,5, oksigen terlarut > 5 mg/liter, ammoniak (NH3) < 0,02 mg/liter, kecerahan sechi disk > 30 cm ; b) penggunaan bahan : obat-obatan dan bahan kimia : antibiotika (jika diperlukan, kloramfenikol/oksitetrasiklina dengan dosis 5 -10 mg/l), kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm dengan cara perendaman selama 24 jam ; kapur tohor : 50 g/m2 disebar di dasar kolam ; pupuk organik : kotoran ayam (dosis 500 g/m2)

2)   Kolam air deras : a) kualitas air : suhu : 25 - 30ºC,  pH : 6,5 - 8,5, oksigen terlarut > 5 mg/l, ammoniak (NH3) < 0,01 mg/l, kecerahan sechi disk > 0,30 m ; b) penggunaan bahan : obat-obatan dan bahan kimia : antibiotika (jika diperlukan, kloramfenikol/oksitetrasiklina dengan dosis 5 -10 mg/l), kalium permanganat 1 - 3 mg/l, formalin 25 ppm dengan cara perendaman selama 24 jam.

Tabel : Standar proses produksi induk ikan mas strain sinyonya pada kolam air tenang dan kolam air deras

CARA PENGUKURAN DAN PEMERIKSAAN

1)   Umur : dihitung sejak telur menetas.

2)   Kematangan gonad : a) ikan jantan dilakukan dengan mengurut perut ikan ke arah anus, yang telah matang gonad akan mengeluarkan cairan kental berwarna putih, b) ikan betina dilakukan dengan meraba bagian perut dan pengamatan bagian anus, yang telah matang gonad ditunjukkan dengan bagian perut membesar, lunak kalau diraba dan bagian anus menonjol. Pengambilan telur secara kanulasi dan pengukuran diameter telur menggunakan mikroskop yang dilengkapi mikrometer.

3)   Panjang standar : jarak antara ujung mulut sampai dengan pangkal ekor, dalam centimeter.

4)   Panjang kepala : jarak antara ujung mulut sampai dengan ujung tutup insang, dalam centimeter.

5)   Tinggi badan : garis tegak lurus dari dasar perut sampai ke punggung dengan menggunakan mistar atau jangka sorong dalam centimeter

6)   Bobot badan : menimbang berat tubuh ikan per individu menggunakan timbangan dalam gram.

7)   Kesehatan : a) pengambilan contoh dilakukan secara acak sebanyak 1 % dari populasi, dengan jumlah maksimal 10 ekor untuk pengamatan visual maupun mikroskopik;  b) pengamatan visual dilakukan untuk pemeriksaan gejala penyakit dan kesempurnaan morfologi ikan; c) pengamatan mikroskopik dilakukan untuk pemeriksaan jasad patogen (parasit, jamur, virus dan bakteri) di laboratorium .

8)   Kemurnian ikan : dilakukan dengan pengambilan contoh darah ikan untuk pengujian elektrophoresis di laboratorium yang diambil dari pembuluh darah pada pangkal ekor dengan menggunakan alat suntik.

REFERENSI

BSN, 1999. SNI 01-6135-1999  Produksi Induk Ikan Ias (Cyprinus carpio Linneaus) Strain Sinyonya Kelas Induk Pokok (parent stock). Badan Standardisasi Nasional, Jakarta.

https://www.google.co.id/search

Checking your browser before accessing

This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly.

Please allow up to 5 seconds…

DDoS protection by Cloudflare
Ray ID: